--
---
-. - - _.- --- -. - -.-Pikiran Rakyat
o
Senin 12317 18 19
.Jan OPeb
o Selasa . Rabu 0 Kamis 0 Jumat
4
5
(i)
7
8
9
10
11
20
21
22
23
24
25
26
o
Mar OApr
OMe;
OJun
OJul
0 Ags
o
Sabtu0
Mlnggu12 13 14 15 16
27 28 29 30 31
OSep OOkt ONov ODes
Beasiswa HarusSerap
Lulusan SMA Terpencil
BANDUNG,
(PR).-Pemerintah sebaiknya
me-manfaatkan
"kaki tangan"
birokrasinya untuk meraih
lu-lusan sekolah menengah atas
(SMA)/sederajatdi daerah
ter-pencil dalam penyerapan
bea-siswa Bidik Misi. Hal itu
di-maksudkan
agar
beasiswa
tersebut tidak hanya terserap
oleh siswa-siswadi perkotaan.
"Perguruan tinggi kan tidak
mungkin menjangkau hingga
ke daerah-daerah.
Pemerin-tahlah yangpunya kemampuan
melalui kaki tangan
birok-rasinya," kata Ketua Lembaga
AdvokasiPendidikanKotadung, Dan Satriana di
Ban-dung, Selasa(5/1).
Seperti diberitakan
sebelum-nya, pada 2010, Menteri
Pen-didikan Nasional memberikan
beasiswaBidikMisikepada dua
puluh ribu lulusan
SMA/sede-rajat melalui seratus empat
perguruan tinggi negeri (PTN)
terpilih yaitu 82 PTNdi bawah
Depdiknas dan 22 PTN di
bawah Depag. Besamya
bea-siswa adalah Rp 10
juta/ta-hun/siswa dan diberikan
sela-ma sela-masa kuliah (sildus).
Mekanisme perekrutannya,
PTN akan menjemput bola ke
setiap sekolah untuk
meme-nuhi target kuota. Selain tidak
mampu, siswa harus berpres-tasi baik dalam kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Keberadaan PTN di kota-kota besar, menurut Dan, turut menyebabkan orientasi PTN hanya sekolah-sekolah di sekitar mereka. "Makanya perlu canl-pur tangan pemerintah," kata-nya. Selain itu, menurut dia, program beasiswa itu juga harns dibarengi dengan peningkatan akses layanan pendidikan, khu-susnya tingkat SMAjsederajat di daerah terpencil.
Menurut dia, selama ini anak di daerah terpencil maksimal hanya lulusan SD atau SMP karena transportasi menuju SMP dan SMA yang biasanya . terletak di kecanlatan relatif sulit. "Dengan pemerataan ak-ses pendidikan, nantinya bea-siswa ini juga bisa dinikmati oleh siapa pun, tidak hanya siswa di kota," ujamya.
Sementara itu, Direktur Pem-binaan Kemahasiswaan Univer-sitas Pendidikan Indonesia (UP!) Cecep Darmawan menu-turkan, untuk mencari empat ratus lulusan SMA dengan mekanisme tadi, relatif mudah. "Karena perguruan tinggi hanya sebagai fasilitator, selebihnya pihak sekolah yang terlibat," katanya. (A-t67)***
-