ABSTRAK
Tingkat sosial ekonomi orang tua memberikan pengaruh yang signifikan terhadap indeks karies anak. Peranan tingkat sosial ekonomi orang tua ditinjau dari segi pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat sosial ekonomi orang tuadengan indeks karies anak dengan menilai indeks karies anak sekolah di Sekolah Dasar A. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 96 responden anak dan orang tua. Untuk mengetahui tingkat pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan orang tua, digunakan data sekunder dari pihak sekolah.
Analisis deskriptif menunjukkan bahwa pada tingkat sosial ekonomi orang tua yang rendah rerata indeks karies anak sangat tinggi (8,5), pada tingkat sosial ekonomi orang tua menengah rerata indeks karies anak tinggi (5,3), sedangkan sebaliknya pada tingkat sosial ekonomi orang tua yang tinggi rerata indeks karies anak rendah (2,1).
Analisis statistik dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan derajat kemaknaan α=0,05 dan T tabel=-1,99 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan indeks karies anak (T hitung < -1,99).
Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan indeks karies anak, dan didapatkan persamaan regresi linier sederhana yaitu Y= 15,102 -0,848X.
ABSTRACT
Parental socioeconomic status significantly influenced children’s caries index. Role of parental socioeconomic status can be evaluated from parents’ occupation, education, and income. The aim of this study was to investigate the correlation between parental socioeconomic status and children’s caries index in Sekolah Dasar A.
The method used in this study is correlation analysis method with cross sectional study. Simple random sampling resulting 96 children and parents took sample. Data collection of parents’ occupation, education, and income was using the secondary data from school.
Descriptive analysis showed that children with low parental socioeconomic status has very high caries index (8.5), middle parental socioeconomic status has high caries index (5.3), while children with high parental socioeconomic status showed low caries index (2.1).
Statistical analysis performed using the Pearson Product Moment correlation test at a α=0.05 significance level and T table=-1.99, showed significant relationship between parents’ socioeconomic status with children’s caries index (T count < -1.99).
The conclusions are there’s a significant correlation between parents’ socioeconomic status and children’s caries index and the simple linear regression equation is Y= 15,102 -0,848X.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
LEMBAR PERSETUJUAN………... ii
SURAT PERNYATAAN……… iii
ABSTRAK………... iv
ABSTRACT... v
PRAKATA………... vi
DAFTAR ISI……… ix
DAFTAR TABEL……… xiii
DAFTAR GAMBAR………... xv
DAFTAR DIAGRAM………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………... xvii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1. Latar Belakang Penelitian………..….. 1
1.2. Identifikasi Masalah………...……….. 4
1.3. Tujuan Penelitian………...……….. 4
1.4. Manfaat Penelitian….……….. 4
1.4.1. Manfaat Praktis……….. 4
1.4.2. Manfaat Akademis………. 4
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….. 5
1.6. Metodologi Penelitian………...…………... 7
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 8
2.1. Tingkat Sosial Ekonomi……….. 8
2.1.1. Pekerjaan……… 12
2.1.2. Pendidikan………. 13
2.1.3. Pendapatan………. 16
2.2. Karies Gigi………... 19
2.2.1. Definisi Karies Gigi………... 19
2.2.2. Insidensi Karies Gigi……….. 19
2.2.3. Klasifikasi Karies Gigi………... 20
2.2.4. Etiologi Karies Gigi………... 27
2.2.4.1. Faktor Etiologi Utama………... 27
2.2.4.2. Faktor Risiko Karies……….. 30
2.2.5. Patogenesis Karies Gigi………. 33
2.2.5.1. Gangguan Homeostasis Mikroba………….. 34
2.2.5.2. Gangguan Homeostasis Mineral……… 35
2.3. Pengukuran Indeks Karies……… 37
2.3.1. Indeks DMF-T……… 38
BAB III METODE PENELITIAN……… 41
3.1. Metode Penelitian………. 41
3.1.1. Jenis Penelitian………... 41
3.2. Subjek Penelitian……….. 41
3.2.1. Populasi……….. 41
3.2.2. Sampel……… 41
3.3. Variabel Penelitian………... 42
3.4. Definisi Operasional………. 42
3.5. Alat dan Bahan Penelitian……… 47
3.6. Prosedur Penelitian………... 48
3.6.1. Cara Penelitian………... 48
3.6.2. Alur Penelitian……… 49
3.7. Pengolahan Data………... 49
3.8. Metode Analisis……… 49
3.8.1. Analisis Deskriptif……….. 50
3.8.2. Analisis Statistik………. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 51
4.1. Hasil Penelitian……… 51
4.1.1. Analisis Deskriptif………. 51
4.1.1.1. Identitas Responden……….. 51
4.1.1.1.1. Distribusi Responden Anak Menurut Usia……. 51
4.1.1.2. Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua……….. 52
4.1.1.2.1. Distribusi Tingkat Pekerjaan Orang Tua……… 52
4.1.1.2.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Orang Tua…….. 53
4.1.1.2.3. Distribusi Tingkat Pendapatan Orang Tua……. 53
4.1.1.2.4. Distribusi Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua.. 54
4.1.1.3. Indeks Karies Anak………... 54
4.1.1.3.1. Distribusi Indeks Karies Anak………... 54
4.1.1.3.2. Indeks Karies Anak Menurut Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua………... 55
4.1.2. Analisis Statistik………. 61
4.1.2.1. Uji Normalitas………... 61
4.1.2.2. Analisis Korelasi………... 62
4.1.2.3. Analisis Regresi……… 64
4.2. Pembahasan……….. 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 71 5.1. Simpulan……….... 71
5.2. Saran………... 71
DAFTAR PUSTAKA……….. 73
LAMPIRAN………. 78
DAFTAR TABEL
No. Tabel Teks Halaman
Tabel 3.1 Interval Skor Kategori Pekerjaan...……… 43
Tabel 3.2 Interval Skor Kategori Pendidikan………. 44
Tabel 3.3 Interval Skor Kategori Pendapatan……….……... 45
Tabel 3.4 Interval Skor Kategori Sosial Ekonomi………. 45
Tabel 4.1 Distribusi Tingkat Pekerjaan Orang Tua……..………. 53
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Orang Tua………..…... 53
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pendapatan Orang Tua………. 54
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua……….. 54
Tabel 4.5 Rerata Indeks Karies Anak Menurut Tingkat Pekerjaan Orang Tua……….. 55
Tabel 4.6 Rerata Indeks Karies Anak Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua ……….. 56
Tabel 4.7 Rerata Indeks Karies Anak Menurut Tingkat Pendapatan Orang Tua………... 56
Tabel 4.8 Rerata Indeks Karies Anak Menurut Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua……….. 57
Tabel 4.9 Kategori Pekerjaan Orang Tua dengan Indeks Karies Anak di Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung……….. 57
Tabel 4.10 Kategori Pendidikan Orang Tua dengan Indeks Karies Anak di Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung………. 58
Tabel 4.12 Kategori Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Indeks Karies Anak di Sekolah Dasar Percobaan Negeri
Sabang Bandung………. 60 Tabel 4.13 Uji Normalitas Sebaran Variabel Bebas dan Variabel
Terikat ………...……… 61 Tabel 4.14 Hasil Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Antara Variabel Dependen dengan Variabel
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Teks Halaman
Gambar 2.1 Karies Email..……….. 20
Gambar 2.2 Karies Dentin……….. 21
Gambar 2.3 Karies Pulpa…………...………. 21
Gambar 2.4 Karies Akar………..……….….. 22
Gambar 2.5 Karies Pit dan Fisur pada Gigi Posterior…………. 23
Gambar 2.6 Karies Smooth Surface……… 24
Gambar 2.7 Karies Servikal dan Proksimal...………. 24
Gambar 2.8 Karies Akut………..………... 25
Gambar 2.9 Karies Kronis……….. 26
Gambar 2.10 Karies Arrested……… 27
Gambar 2.11 Ilustrasi Sistemik Faktor Etiologi Proses Karies……….. 32
DAFTAR DIAGRAM
No. Diagram Teks Halaman
Diagram 1.1 Kerangka Konsep………..………... 6 Diagram 2.1 Faktor Risiko Karies Menurut WHO……… 33 Diagram 3.1 Alur Penelitian…………...………... 49 Diagram 4.1 Distribusi Responden Anak Menurut Usia………... 52 Diagram 4.2 Distribusi Responden Anak Menurut Jenis
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Teks Halaman
Lampiran 1 Profil Sekolah………. 78
Lampiran 2 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian………… 80
Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian……….. 81
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian……… 82
Lampiran 5 Lembar Informed Consent……….. 83
Lampiran 6 Lembar Pemeriksaan……….. 84
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian……….. 85
Lampiran 8 Hasil Uji Statistik dengan Bantuan Perangkat Lunak SPSS 19……… 86
Lampiran 9 Data Hasil Pemeriksaan Gigi Anak dan Sosial Ekonomi Orang Tua……… 88
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karies gigi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang serius pada
banyak negara berkembang maupun negara maju dan masih sering terjadi pada
anak.1 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, didapat bahwa prevalensi
nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007
adalah 43,4% dan 67,2% masyarakat memiliki pengalaman karies (memiliki nilai
DMFT>0), serta 20,6%-21,6% anak usia 6-12 tahun di Indonesia memiliki
masalah pada gigi dan mulut.2 Hal tersebut menggambarkan bahwa masih
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi sehingga
perilaku kesehatan gigi masih kurang, serta ketidaktahuan dan mahalnya biaya
dokter gigi menyebabkan lebih tingginya pelayanan kuratif dibandingkan dengan
preventif.3,4
Karies gigi adalah penyakit gigi yang etiologinya bersifat multifaktorial.
Etiologi utama karies gigi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
faktor-faktor yaitu gigi, bakteri, saliva, diet, waktu dan faktor-faktor predisposisi yang dapat
mempengaruhi etiologi utama karies, yaitu tingkat sosial ekonomi, sikap,
perilaku, pendidikan, dan pendapatan individu.4
Tingkat sosial ekonomi individu dapat mempengaruhi derajat pengetahuan,
2
berhubungan dengan status sosial ekonomi keluarga, pengetahuan mengenai
pencegahan karies, gaya hidup, dan tingkat pendidikan ibu.6
Tingkat sosial ekonomi merupakan faktor yang secara tidak langsung
mempengaruhi standar kebersihan mulut dan perilaku terhadap perawatan gigi.7
Anak dan remaja dengan tingkat sosial ekonomi rendah memiliki lesi karies dua
kali lebih banyak dibandingkan dengan anak dengan tingkat sosial ekonomi
tinggi, dan lesi tersebut lebih sering tidak terawat.8 Berdasarkan penelitian di
Filipina dan Brazil, didapat lebih dari 90% anak usia 6-12 tahun memiliki karies
gigi.9 Usia 6 tahun merupakan usia awal periode mixed dentition dan selama
periode tersebut gigi-gigi permanen baru erupsi sehingga merupakan masa yang
rentan terhadap karies.8
Usia sekolah (school aged children) yaitu usia anak antara 6-12 tahun. Anak
usia sekolah atau usia 6-12 tahun, memiliki setidaknya satu gigi permanen dengan
karies atau dengan restorasi.8 Pada anak usia sekolah merupakan periode tumbuh
kembang dinamik karena terjadi perubahan fisik, mental, emosional, dan sosial,
selain itu anak usia sekolah mudah diakses, dan bersifat responsif.10
Perkembangan motorik halus dan kasar pada anak usia sekolah semakin
meningkat, oleh karena itu anak lebih dapat diajarkan cara memelihara kesehatan
gigi dan mulut secara rinci, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab
akan kebersihan dirinya sendiri. Dalam hal ini orang tua memegang peranan di
dalam menerapkan disiplin dalam melaksanakan tanggung jawab terhadap
kesehatan gigi.8
3
menggambarkan indeks karies gigi adalah dengan menghitung jumlah karies gigi
yaitu dengan skor def-t dan DMF-T. Skor def-t digunakan untuk menghitung
indeks karies pada gigi sulung dan skor DMF-T digunakan untuk mengetahui
indeks karies pada gigi permanen.11
Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang adalah salah satu sekolah dasar di
Bandung yang berdiri sejak tahun 1949, berlokasi di Jalan Sabang no. 2 Bandung.
Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung memiliki title percobaan
karena merupakan salah satu sekolah dasar yang dicanangkan oleh Kementrian
Pendidikan guna menguji coba program-program dari Dinas Pendidikan sebelum
diterapkan di berbagai sekolah.
Sejak tahun 2009, sekolah ini telah melaksanakan program sekolah gratis,
yaitu penghapusan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dengan hanya
menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah. Oleh
karena itu kondisi lingkungan dan infrastruktur seperti ruang perpustakaan, ruang
UKS, lab komputer, termasuk ruang UKGS menjadi terbengkalai. Menurut data
siswa Sekolah Dasar Negeri Sabang Bandung, keadaan ekonomi siswa cukup
bervariasi dengan domisili siswa yang tersebar di Kota Bandung.
Berdasarkan yang sudah diuraikan di atas, peneliti bermaksud melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat sosial ekonomi orang tua
dengan indeks karies anak sekolah dasar dengan melakukan penelitian pada lokasi
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat dibuat
identifikasi masalah berupa:
1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi orang tua dengan
indeks karies anak Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan indeks karies
anak di Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung yang dapat dilihat dari
skor def-t dan DMF-T.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1.Manfaat Praktis
Mendapatkan gambaran tentang hubungan tingkat sosial ekonomi orang tua
dengan indeks karies anak yang dapat dilihat dari skor def-t dan DMF-T sehingga
dapat dilakukan penyuluhan dan tindakan pencegahan karies di waktu yang akan
datang.
1.4.2.Manfaat Akademis
1. Sebagai data awal untuk dilakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan
5
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Tingkat sosial ekonomi merupakan faktor ekonomik dan sosiologik yang
disatukan menjadi pengukuran total dari sebuah pengalaman kerja individu dan
posisi ekonomik individu atau keluarga dalam hubungannya dengan orang lain.
Tingkat sosial ekonomi dinilai berdasarkan income (pendapatan), education
(pendidikan), dan occupation (pekerjaan)12. Konsep ketidaksetaraan dalam
kesehatan mulut dapat didefinisikan sebagai perbedaan dalam prevalensi atau
insidensi masalah kesehatan mulut antara individu atau masyarakat dari tingkat
sosial ekonomi tinggi dan rendah.13 Sejak dekade terakhir, terdapat peningkatan
perbedaan status kesehatan mulut antara individu dengan tingkat sosial ekonomi
tinggi dan individu dengan tingkat sosial ekonomi rendah.14 Karies gigi biasanya
banyak terdapat pada anak usia sekolah dengan tingkat sosial ekonomi rendah.15
Karies gigi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi pada anak
dan merupakan penyakit multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan
biologik (morfologi dan komposisi gigi, bakteri kariogenik, dan paparan fluoride),
gaya hidup dan faktor kebiasaan (kebiasaan kebersihan mulut dan diet), dan
tingkat sosial ekonomi.16
Tingkat sosial ekonomi sangat berhubungan dengan kesehatan seseorang,
termasuk dalam kesehatan gigi.17 Dalam kesehatan gigi, faktor yang dapat
dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi seseorang yaitu akses terhadap pelayanan
kesehatan gi gi, frekuensi kunjungan ke dokter gigi, sikap dan perilaku terhadap
6
tingkat sosial ekonomi orang tua juga dapat mempengaruhi asupan nutrisi anak,
dimana kurangnya nutrisi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan dan
erupsi gigi. Jika asupan nutrisi seperti kalsium kurang, dapat menyebabkan
kalsifikasi gigi yang tidak sempurna sehingga meningkatkan kerentanan terhadap
karies gigi.19,20
Indeks yang digunakan untuk menghitung prevalensi karies dalam suatu
individu atau populasi adalah indeks def-t (def-teeth) untuk gigi sulung dan
DMF-T (DMF-DMF-Teeth) untuk gigi permanen. Indeks DMF-DMF-T berdasarkan pada kenyataan
bahwa jaringan keras gigi tidak dapat diperbaiki secara sendirinya, karies gigi
yang sudah terbentuk akan meninggalkan lesi pada gigi. Gigi yang terkena karies
akan tetap terdapat karies kecuali jika dirawat gigi tersebut dapat diekstraksi atau
direstorasi. Indeks DMF-T merupakan indeks yang ireversibel, artinya dapat
mengukur pengalaman karies total seumur hidup baik pada individu maupun
populasi.21
Diagram 1.1. Kerangka Konsep Tingkat sosial ekonomi:
• pekerjaan • pendidikan • pendapatan
Indeks karies pada anak usia sekolah:
7
1.5.1. Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orang tua
dengan indeks karies pada anak Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang
Bandung.
1.6. Metodologi Penelitian
Rancangan penelitian : cross sectional
Jenis penelitian : analitik
Teknik pengumpulan data : observasional dan survei
Instrumen pokok penelitian : alat dasar dan data sekolah (data sekunder)
Populasi :1271 anak Sekolah Dasar Percobaan Negeri
Sabang Bandung
Sampel : 96 anak Sekolah Dasar Percobaan Negeri
Sabang Bandung (simple random sampling)
Analisis data : uji korelasi Pearson Product Moment
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di lingkungan Sekolah Dasar Percobaan Negeri
Sabang Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan November 2012-April
2013.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian mengenai hubungan tingkat sosial ekonomi orang tua
dengan indeks karies anak di Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sosial ekonomi orang tua
terhadap indeks karies anak di Sekolah Dasar Percobaan Negeri Sabang Bandung.
5.2. Saran
1. Distribusi indeks karies anak pada Sekolah Dasar Percobaan Negeri
Sabang Bandung masih bervariasi, dengan jumlah persentase antara
kategori indeks karies yang tidak jauh berbeda, dapat dilakukan
peningkatan peran Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan
mengaktifkan kembali UKGS dalam memberikan penyuluhan mengenai
kesehatan gigi kepada siswa maupun orang tua serta memberikan
perawatan gigi dasar bagi seluruh siswa Sekolah Dasar Percobaan Negeri
Sabang Bandung terutama bagi siswa dengan tingkat sosial ekonomi yang
rendah.
2. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa indeks karies di Sekolah
72
penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi indeks karies.
DAFTAR PUSTAKA
1. A Nithila, D Bourgeois, DE Barmes, H Murtomaa. WHO Global Oral Data Bank, 1986- 96: an overview of oral health surveys at 12 years of age. Bulletin of World Health Organization [serial online] 1998 [cited 2012 Sep 09]; 76: 237-44.
2. Depkes. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Tidak Dipublikasikan. 2007. Available from: URL: http://www.ppid.depkes.go.id
3. A Iliescu, M Gafar. Cariology in odontoterapy restoration. Editura Me- dicala. Bucuresti [serial online] 2002 [cited 2012 Sep 08].
4. O Fejerskov, K Edwina. Dental Caries: The Disease and its Clinical Management 2nd ed. Blackwell Munksgaard. 2008. p: 1-6;164-85; 338
5. RW Evans, ECM Lo, BW Darvell. Determinants of variation in dental caries experience in primary teeth of Hong Kong children 6-8 years. Commun Dent Oral Epidemiol [serial online] 1993 [cited 2012 Sep 09]; 21:1-3.
6. G De Reu, J Vanobbergen, LC Martens. The influence of social indices on
oral health and oral health behavior in a group of Flemish socially deprived adolescents. Community Dental Health [serial online] 2008 [cited 2012 Aug 10]; 25: 33-37.
7. A Hjern, M Grindefjord, H Sundberg, M Rosén: Social inequality in oral health and use of dental care in Sweden. Community Dent Oral Epidemiol [serial online] 2001 [cited 2012 Jul 20]; 29: 167-74.
8. McDonald RE, Avery DR, Dean JE. Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed. Mosby Elsevier. p: 208-9
9. Bagramian RA, Franklin Garcia-Godoy, RV Anthony.The Global Increase in Dental Caries. A Pending Public Health Crisis. Am J Dent [serial online] 2009 [cited 2012 Aug 08]; 22: 3-8.
10. Suvarna.Nutritional status, level of intelligence and participation in extracurricular activities of school children. 2007. p:1-2
11. Chandra.Textbook of Community Dentistry.Jaypee Brothers Publishers. 2002
74
13. D Locker, J Ford. Using area-based measures of socioeconomic status in dental health services research. J Public Health Dent [serial online] 1996 [cited 2012 Aug 09]; 56:69-75.
14. US Department of Health and Human Services. Oral Health in America: A Report of the Surgeon General. Rockville, MD: US Department of Health and Human Services, National Institute of Dental and Craniofacial Research, National Institutes of Health [serial online] 2000 [cited 2012 Aug 10]
15. WM Thomson, R Poulton, BJ Milne, A Caspi, JR Broughton, KM Ayers. Socioeconomic inequalities in oral health in childhood and adulthood in a birth cohort. Community Dent Oral Epidemiol [serial online] 2004 [cited 2012 Aug 10]; 32(5): 345-53.
16. RH Selwitz, AI Ismail, NB Pitts. Dental caries. Lancet [serial online] 2007 [cited 2012 Aug 08]; 369:51–59.
17. G Juan, S Jimmy, W Nairn. Social Class and Oral Health: A Comparison between the 1988 and 1998 Adult Oral Health Surveys. King’s College London [serial online] 1999 [cited 2012 Dec 12].
18. PE Petersen. Sociobehavioral Risk Factors in Dental Caries-International Perspectives. Community Dent Oral Epidemiol [serial online] 2005 [cited 2013 Jan 5] 33: 274-9.
19. JO Alvarez. Nutrition, tooth development, and dental caries. Am J Clin Nutr [serial online] 1995 [cited 2012 Aug 09]; 61:410S–416S.
20. Carole A. Palmer.Diet and Nutrition in Oral Health 2nd ed.Pearson.2007. p: 89-95.
21. Hiremath. Textbook of Preventive and Community Dentistry. Elsevier. India. 2006. p:161-3; 192-6.
22. HM Noor Arifin, Drs. Ilmu Sosial Dasar. CV Pustaka Setia. 1999. p:166-7
23. MM Soelaeman. Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial. PT Refika Aditama. 2001. p: 216-9.
24. Kirby M. Sociology in Perspective. Heinemann. 2000. p: 99-105.
75
26. T Teodora, I Danila. Socioeconomic Status and Oral Health. Journal Of Preventive Medicine [serial online] 2005 [cited 2012 Dec 09] 13(1-2): 116-121.
27. S van den Branden, R Leroy, D Declerck. Effects of Time and Socio-economic Status on the Determinants of Oral Health-related Behaviours of Parents of School Children. European Journal of Oral Science [serial online] 2012 [cited 2013 Jan 05] 120(2): 153-60.
28. TI Wigen, JW Nina. Parental influences on dental caries development in preschool children. An overview with emphasis on recent Norwegian research. Norsk Epidemiologi [serial online] 2012 [cited 2013 Jan 05] 22 (1): 13-19.
29. KJ Sami. Factors Associated with Dental Attendance and Tooth brushing among adolescents in Amara City. Journal of Missan Researches [serial online] 2010 [cited 2013 Jan 20] (13)55.
30. NR Ani. Influence of Occupation on Women’s Attitude Towards Oral Health. Academic Research International [serial online] 2012 [cited 2013 Jan 5].
31. BL Edelstein. Disparities in Oral Health and Access to Care: Findings of
National Surveys. Ambulatory Pediatrics [serial online] 2002 [cited 2013 Jan 03] 141-147.
32. B Sakeenabi, S Hiremath. Dental Caries Experience, tooth surface
distribution and associated factors in 6 and 13 year old school children from Davangere, India. J Clin Exp Dent [serial online] 2012 [cited 2013 Feb 12] 4(4); e210-6.
33. Depkes. Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Tidak Dipublikasikan. 2008. Available from: URL:
http://www.docstoc.com/docs/41957243/Kuesioner-Susenas-Kor-2008
34. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012.
35. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visimedia. 2005.
36. Peraturan Pemerintah No. 28. Tidak dipublikasikan. 1990.
37. AS Deaton. Policy Implications of the Gradient of Health and Wealth. Health Affairs 21(2) [serial online] 2002 [cited 13 Jan 03] pp. 13-30.
76
39. LG Do, AJ Spencer, GD Slade, DH Ha. Trend of Income-Related Inequality of Child Oral Health in Australia. J Dent Res [serial online] 2010 [cited 2012 Dec 20] 89(9): 959-964.
40. BL Edelstein. Disparities in Oral Health and Access to Care: Findings of
National Surveys. Ambulatory Pediatrics [serial online] 2002 [cited 2013 Jan 03] 141-147.
41. P Weinstein, R Harrison, T Benton. Motivating Parents to Prevent Caries in Their Young Children: One Year Findings. J Am Dent Assoc [serial online] 2004 [cited 2013 Jan 13] 135(6): 731-8.
42. T Marsyahrul. Pajak Penghasilan, Potongan, dan Pungutan. Grasindo. 2002. p:13-6.
43. Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP.
44. W Henny, JL Thung, MS Widjajanti. Kelas Menengah Indonesia. Puslitbang Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2000. p: 15-9
45. Muthu, Sivakumar. Pediatric Dentistry: Principles and Practice. Elsevier. 2009. p: 148.
46. Rajesndran. Shafers Oral Pathology 6th ed. Elsevier India. 2009. p: 410.
47. AS Bin Ghouth, AM Al Haddad, HS Hassan. Distribution of Dental Caries among Primary School Children in Al Mukalla Area, Yemen. Journal of Dentistry Tehran [serial online] 2006 [cited 2013 Jan 06]; Vol. 3 No.4.
48. Depkes. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Tidak Dipublikasikan. 2004. Available from: URL:
http://www.depkes.go.id/downloads/buletin%.pdf
49. VK Srivastava. Modern Pediatric Dentistry. JP Medical Ltd. 2011. p: 143-6.
50. S Albert. Pathology of the Hard Dental Tissues. John Wiley and Sons. 2012.
p:132.
51. R Arathi. Principles and Practice of Pedodontics. Jaypee Brothers Publishers. 2008. p: 174-7.
77
54. PA Marco, PG Karen, VG Cesar. The relation between family socioeconomic trajectories from childhood to adolescence and dental caries and associated oral behaviours. J Epidemiol Community Health [serial online] 2005 [cited 2013 Jan 13]; 61:141-145.
55. Macinko JA, Shi L, Starfield B. Wage inequality, the health system, and infant mortality in wealthy industrialized countries,1970-1996. Soc Sci Med [serial online] 2004[cited 2013 Jan 02]; 58:279-92.
56. Petersen PE. The World Oral Health Report 2003: continuous improvement
of oral health in the 21st century – the approach of the WHO Global Oral Health Programme. Community Dent Oral Epidemiol [serial online] 2003[cited 2013 Jan 15];31(Suppl 1):3–24.
57. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989.
58. Bradley HR. Socioeconomic Status and Child Development. Annu Rev Psychol [serial online] 2002 [cited 2013 Jan 25] 53:371-99.
59. SM Suzely, JM Ronald, SF Franklin. Oral hygiene practices,
parents’education level and dental caries pattern in 0-6 years old children.
Braz J Oral Sci [serial online] 2005 [cited 2013 Jan 25] 4(14).
60. SA Fisher Owens et al.Influences on Children’s Oral Health: a Conceptual Model. Pediatrics [serial online] 2006 [cited 2013 Feb 6]; 10.1542/peds.
61. JM Armfield. Socioeconomic inequalities in child oral health: a comparison