• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KARIES PADA ANAK SDN 4 SEI BESAR TAHUN 2015

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN KARIES PADA ANAK SDN 4 SEI BESAR TAHUN 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

119 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA

DENGAN KARIES PADA ANAK SDN 4 SEI BESAR TAHUN 2015 Fahrurazi dan Ridha Hayati

Fakultas Kesehatan Massyarakat, Universitas Islam Kalimantan Email:

ABSTRAK

Hasil studi Surkesnas Balitbangkes Depkes RI 2002 menyimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dikeluhkan adalah penyakit karies gigi. Dari Hasil SKRT tahun 2001 disebutkan pula bahwa prevalensi karies gigi aktif pada umur 10 tahun ke atas sebesar 52% dan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur hingga mencapai 63% pada golongan umur 45-54 tahun, Khusus pada kelompok umur anak usia sekolah dasar sebesar 66,8%-69,9%. Terdapat 76,2 persen anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang. Orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies gigi pada anak. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan orang tua dengan karies pada anak SDN 4 Sei Besar tahun 2015.

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah subjek penelitian 100 orang tua dan 100 anak, instrument penelitian adalah kuesiner pengetahuan dan tingkat pendidikan yang ditujukan kepada orang tua dan lembar observasi kesgilut untuk status karies pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan tingkat pendidikan berhubungan dengan karies pada anak, disarankan pada orang tua agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang pemeliharaan gigi dan bagi puskesmas, sekolah dan instansi yang terkait agar bisa bekerja sama memberikan penyuluhan dan asuhan kesehatan bagi anak sekolah dan masyarakat.

ABSTRACT

The study results Surkesnas Balitbangkes Depkes RI in 2002 concluded that oral health problems that most complaints are dental caries disease. From the results of the 2001 Household Health Survey mentioned that the prevalence of dental caries active at the age of 10 years and over 52% and will continue to increase with age until it reaches 63% in the age group 45-54. Lodging in the age group of primary school age children 66.8% -69.9%. There are 76.2 percent of Indonesian children in the age group of 12 years (approximately 8 out of 10 children) have cavities. Parents also have a considerable role in preventing the accumulation of plaque and dental caries in children. The purpose of this study to know the correlation between knowledge and educational level of parents with caries in children SDN 4 Sei Besar 2015.

This study used cross sectional design with a number of research subjects 100 parents and 100 children, research instrument was questionnaires of knowledge and level of education, addressed to parents and observation oral health sheet for the status of caries in children.

The results showed that the knowledge and education levels associated with caries in children, it is recommended to parents to improve their knowledge about the maintenance of teeth and the health centers, schools and relevant agencies to work together to provide education and health care for school children and the community.

PENDAHULUAN

(2)

120 Karies gigi memiliki etiologi dari tiga faktor yaitu Host (gigi dan saliva),mikroorganisme (plak) dan substrat (diet karbohidrat). Selain faktor yang ada dalam mulut yang berhubungan langsung dengan karies, terdapat faktor-faktor eksternal yaitu perilaku yang berhubungan dengan cara menjaga kesehatan gigi (Tarigan, 1991).

Menurut Bahar (2000) bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah perilaku. Perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Perilaku yang didasari pengetahuan yang benar akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi yang benar akan sangat berpengaruh terhadap kejadian karies (Warni, 2009).

Populasi anak sekolah umur 6-12 tahun mencapai 40%-50% dari komunitas umum, oleh karena itu peran orang tua sangat penting dalam kesehatan gigi anak, mengingat pada anak-anak banyak sekali didapatkan gigi berlubang atau karies gigi, orang tua diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies gigi pada anak ( Sandy, 2011)

Hasil studi Surkesnas Balitbangkes Depkes RI (2002) dalam Warni (2009) menyimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dikeluhkan adalah penyakit karies gigi. Dari Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 disebutkan pula bahwa prevalensi karies gigi aktif pada umur 10 tahun ke atas sebesar 52%

dan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur hingga mencapai 63% pada golongan umur 45-54 tahun, Khusus pada kelompok umur anak usia sekolah dasar sebesar 66,8%-69,9% (Depkes RI, 2004). Rahardjo (2007) dalam Kawuryan (2008) juga membuktikan dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 bahwa terdapat 76,2 persen anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang (Kawuryan, 2008).

Permasalahan penyakit gigi dan mulut di Provinsi Kalimantan Selatan cukup tinggi di Indonesia , yaitu 18,7 %, indeks gigi dari 29,2% penduduk Kal-sel hanya 21,2%

yang mendapat perawatan gigi. Padahal gigi berlubang yang tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan kelainan pada organ tubuh lainseperti jantung. Gigi dan gusi bisa menjadi gerbang masuknya bakteri dan kuman yang bisa memperparah penyakit sistemik, seperti strok dan jantung.Karena itulah perawatan gigi secara benar dan teratur perlu dilakukan untuk

(3)

121 mencegah masuknya berbagai kuman. Perihal ancaman penyakit gigi tersebut diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru yang menderita karies gigi sudah sebesar 37,5%.

Berdasarkan data yang diperoleh di dapatkan 77 siswa sd kelas dari kelas II sampai dengan kelas III di SD Sungai Besar 9 Wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Kota Banjarbaru pada bulan Mei ada 26 anak yang tidak menderita karies gigi dan 51 anak yang menderita karies gigi. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka tim pengusul tertarik untuk mengetahui “ Hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan orang tua dengan karies gigi pada murid kelas V dan VI di SDN Sungai Besar 9 Tahun 2015 ’’.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan orang tua dengan karies gigi pada murid kelas V dan VI di SDN Sungai Besar 9 Tahun 2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, artinya pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap variabel yang diteliti (pengetahuan, tingkat pendidikan, karies gigi ). Dengan populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas V dan VI di SDN Sungai Besar 9 Tahun 2015 yang berjumlah sebanyak 100 orang. Instrumen umtuk mengetahui pengetahuan dan tingkat pendidikan orang tua adalah kuesioner yang di modifikasi dari Vadya nanda Wardhani, 2013 dan Instrumen untuk mengetahui karies gigi murid adalah diagnostik set (kaca mulut, sonde, kapas dan alkohol). Analisis data menggunakan uji statistic chi square (x) dengan derajat kepercayaan 95% ( α = 0.05 ).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden yang berjumlah 200 orang, dimana kondisi gigi (karies) pada 100 anak SD dan pengetahuan serta tingkat pendidikan orang tua pada 100 orang tua, didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Analisa Univariat

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan variable karies pada anak, pengetahuan dan tingkat pendidikan orang tua di SDN 4 Sei Besar Banjarbaru tahun 2015

(4)

122

Variabel Kategori Frekuensi Persentase

Kondisi gigi Tidak ada karies 35 35 %

Ada karies 65 65 %

Pengetahuan

Baik 33 33 %

Cukup 30 30 %

Kurang 37 37 %

Pendidikan

Pendidikan Dasar 17 17 %

Pendidikan Menengah 51 51 %

Pendidikan Tinggi 32 32 %

b. Hasil Analisis Bivariat dengan Chi Square

1. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Karies Gigi Anak Kelas V dan VI di SDN 4 Sungai Besar

Tabel .2, Tabulasi Silang Pengetahuan orang tua Dengan Karies Gigi anak SDN 4 Sungai Besar Tahun 2015

Pengetahuan

Karies Tidak

Ada Karies

% Ada

Karies

% Jumlah %

Baik 30 30 % 3 3 % 33 33 %

Cukup 7 7%

30 30 % 37 37%

Kurang 1 1 %

29 29 % 30 30 %

Jumlah 38 38 % 62 62 % 100 100 %

ρ = 0,000 < α 0,005

Analisis dari hasil tabulasi silang antara pengetahuan orang tua dengan penyakit karies gigi, setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,000 dimana hasil pengujian adalah menggunakan Pearson Chi Square, karena tabel berjumlah 3 x 2. Pada hasil analisis pvalue = 0,000 dengan tingkat kemaknaan 5 % sehingga p< 0,05, berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penyakit karies gigi.

b. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Karies Gigi Anak Kelas V dan VI di SDN 4 Sungai Besar

Tabel .3. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan Karies Gigi Murid SDN 4 Sungai Besar Banjarbaru Tahun 2015

(5)

123 No Tingkat

Pendidikan

Keadaan Gigi

Jumlah Karies rendah Karies

Tinggi

n % n % n %

1 2 3

Tinggi Menengah

Dasar

13 20 2

13 19 2

2 28 35

2 28 35

15 15 48 48 37 37

Jumlah 38 35,5 69 64,5 100 100

ρ = 0,000 < α 0,005

Analisis dari hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan penyakit karies gigi, setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,000 dimana hasil pengujian adalah menggunakan Pearson Chi Square, karena tabel berjumlah 3 x 2. Pada hasil analisis pvalue = 0,000 dengan tingkat kemaknaan 5 % sehingga p< 0,05, berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan penyakit karies gigi.

Pembahasan

1. Pembahasan Univariat a). Karies Gigi

Hasil penelitian sebagian besar dari kebanyakan anak SDN 4 sei besar kelas V dan VI memiliki karies gigi, Gigi yang banyak mengalami karies adalah gigi geraham besar pertama bagian bawah sebelah kiri dan kanan. Karena gigi ini adalah gigi yang termasuk awal pergantianyaitu usia 6 dan 7 tahun. Permukaan gigi geraham besar pertama ini memiliki cekungan (Pit dan Fissure) yang cukup dalan dan sempit dan gigi ini dipakai untuk mengunyah serta menghaluskan makanan sehingga bila tidak digosok dan dibersihkan maka sisa makanan mudah menempel di atas permukaan gigi tersebut.

b). Pengetahuan

Hasil penelitian mengenai pengetahuan orangtua melalui kuesioner menunjukkan hasil yang hamper sama antara pengetahuan orang tua yang baik, cukup dan kurang.

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan, orangtua murid lebih banyak mengetahui tentang makanan yang baik dan tidak baik untuk kesehatan gigi. Makanan yang baik misalnya buah- buahan yang banyak mengandung air seperti semangka, apel, melon, dll. Sedangkan makanan yang tidak baik seperti makanan yang manis-manis yaitu cokelat, biscuit, es krim dan permen. Namun, masih cukup banyak orang tua yang belum tahu gerakan tepat untuk menyikat gigi. Semakin baik pengetahuan ibu semakin kecil terjadinya karies gigi pada anak.

Sedangkan semakin kurang pengetahuan ibu semakin besar terjadinya karies gigi pada anak.

c). Tingkat Pendidikan

(6)

124 Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendidikan yang mumpuni yaitu pendidikan menengah, ini pun terbukti karena setiap orang memiliki pekerjaan di bidang swasta baik laki laki maupun wanita. Disamping itu tersedianya sekolah lanjutan dan tempat tinggal di wilayah perkotaan juga memberikan peluang orang tua untuk memperoleh pendidikan menengah.

2. Pembahasan Bivariat

a) Hubungan Pengetahuan Orangtua Dengan Karies Gigi Anak Kelas V dan VI di SDN 4 Sungai Besar

Orang tua dengan pengetahuan baik hampir semua anak mereka tidak ada karies ( hanya 3 nak dengan karies. Orang tua dengan pengetahuan dalam kategori kurang sebagian besar memiliki anak dengan karies. Hal ini menujukkan bahwa semakin baik pengetahuan orang tua tentang karies maka semakin sedikit karies yang dimiliki oleh anak. Sebaliknya orang tua yang kurang pengetahuan tentang karies memiliki kemungkinan besar anak mereka menderita karies gigi. Hal ini didukung analisa secara statistic dengan nilai p (p Value) yang diperoleh yaitu 0,000 sehingga membuktikan hipotesa bahwa pengetahuan orang tua berhubungan dengan karies pada anak.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahaya (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi pada anak TK Aisiyah Kateguhanan Sawit Boyolali dengan nilai p value=0,000, p<0,05.

Pengetahuan individu dalam memelihara kesehatan sangat besar hubungannya terhadap kesehatan, kebiasaan serta perilaku yang bersifat positif akan menunjang atau memperbaiki derajat kesehatan seseorang. Pengetahuan yang kurang disertai kebiasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan akan menjadikan status kesehatan seseorang tidak baik (Depkes RI,. 1990).

Pengetahuan dalam memelihara dan menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat berperan dalam mempengaruhi keadaan sehat dirinya. Oleh karena itu individu harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terarah dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut terutama menyikat gigi dengan waktu dan cara yang benar setiap hari dan tahu bagaimana cara melaksanakannya (Depkes RI, 1994).

Tentu tidak akan semudah itu mendapatkan upaya agar gigi seseorang bebas dari keadaan karies gigi, tetapi dengan upaya yang serius dan benar dalam hal penanaman disiplin didalam keluarga serta meningkatkan pengetahuan tentang memelihara kesehatan gigi dan

(7)

125 mulut yang benar terutama dalam membersihkan gigi serta memberikan contoh dan teladan yang baik, akan memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi (Pratiwi, N,L., 2000).

b) Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua Dengan Karies Gigi Anak Kelas V dan VI di SDN 4 Sungai besar

Sebagian besar anak dari orang tua dengan pendidikan tinggi tidak mempunyai karies, Hal itu karena semakin tinggi pendidikan orangtua semakin mudah orang tua menerima informasi tentang karies gigi, baik itu penyebab ataupun perawatan yang harus dilakukan pada gigi anak. Sehingga karies gigi pada anak pun jarang terjadi.

Analisis yang dilakukan dengan uji statistik uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,000 dimana hasil pengujian adalah menggunakan Pearson Chi Square, menghasilkanpvalue = 0,000 yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan penyakit karies gigi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, individu atau kelompok masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Jenjang Pendidikan yang termasuk jenjang pendidikan sekarang terdiri dari Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.

KESIMPULAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada anak SDN 4 Sei Besar dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar anak memiliki karies. Anak dari orang tua dengan pengetahuan yang baik dan tingkat pendidikan yang tinggi tidak memiliki karies.

2. Pengetahuanorangtua berhubungan dengan karies gigi pada anak dan tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan karies pada anak.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

(8)

126 1. Pengetahuan orangtua dalam memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mulut harus dapat ditingkatkan lagi dan diantisipasi oleh para petugas kesehatan di Puskesmas Sungai Besar Kota Banjarbaru, dalam hal ini lebih menekan pada penyuluhan di masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut.

2. Perlu dilakukan kegiatan yang berkesinambungan dengan kerjasama antara pihak dinas pendidikan, dinas kesehatan, sekolah, perawat gigi, tokoh masyarakat dalam melaksanakan upaya pelayanan asuhan pada usia sekolah yang rentan melalui kegiatan di Asuhan Keperawatan di Sekolah Dasar, dalam hubungannya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat terutama pada anak sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, O, 2006, Perlindungan Khusus, SPRG Denpasar Azwar, Azrul, 1996, Perilaku Kesehatan, Jakarta

Azwar, Saifudin, 2009 Sikap manusia teori dan pengukurannya, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Bahar., 2000, Karies Gigi Pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi, EGC, Jakarta.

Be Kien Nio, 2007, Preventive Dentistry, Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, Bandung Depkes, RI.,1994, Protap Upaya Peningkatan dan Pencegahan Dalam Bidang Kesehatan

Gigi dan Mulut Pada Anak Sekolah Dasar: Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta

________, 1994, Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada pelita V, Ditjen Yan Medik, Jakarta.

________, 1995, Modul Penyuluhan Kesehatan Gigi Mulut di Rumah SakitBagi Petugas Penyuluhan, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta.

________, 1996, Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Balita dan Anak Prasekolah Secara Terpadu di Rumah Sakit Umum dan Puskesmas: Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta

________, 1997., Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada pelita VI, Ditjen Yan Medik, Jakarta.

________ , 2000, Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Houwink, B., Backer, O., Crielaers, dkk, 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, UGM, Yogyakarta.

Kawuryan U., 2008. Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi Anak SDN Kleco II Kelas V dan VI Kecamatan Laweyan Surakarta. Indonesia: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kidd, E A M, Joyston, S dan Bechal.,1992, Dasar-dasar Karies, Penyakit dan penanggulangannya, EGC, Jakarta.

Nawawi, S., 2002, Kedokteran Gigi Pencegahan Bidang Studi Periodontologi, Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Notoatmodjo., S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

(9)

127 ---.,S., 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta

---.,S., 2005, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta ---.,S., 2010, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta Priyono, B, 1998, Pengantar Epidemiologi Kesehatan Gigi, UGM, Yogyakarta Santoso, I, Modul : Mengolah dan Analisis Data Statistik, Banjarmasin, 2013.

Sugiyono. 2006 Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R &D, Bandung : Alfabeta

Santoso, 1999, Additives Pada Jajanan Makanan Kantin, Majalah Triwulan Diknakes, No 13, Bina Diknakes, Jakarta.

Sudrajat, 2009. Metode Dan Tehnik Pembelajaran, www.wijayalabs.wordpress.com Tarigan ,R, 1995, Kesehatan Gigi dan Mulut, EGC, Jakarta.

Warni L. 2009, Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan mulut terhadap status karies gigi di wilayah kecamatan Delitua kabupaten Deli Serdang tahun 2009. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Anak usia dini adalah masa terbaik bagi guru dan orang tua untuk menanamkan dasar-dasar pendidikan nilai-nilai agamaa dan akhlak anak, Peran orang tua sangat

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap pengetahuan mengenai apendisitis akut pada anak Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan yaitu tidak terdapat