UJI LAPANG PENINGKATAN HASIL TANAMAN PADI
MELALUI APLIKASI PEMBERIAN TINGGI GENANGAN
DAN DOSIS PUPUK ORGANIK
SKRIPSI
Oleh
GEBY SAHALA SIMAMORA 1205105030
KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
ii
UJI LAPANG PENINGKATAN HASIL TANAMAN PADI MELALUI APLIKASI PEMBERIAN TINGGI GENANGAN DAN
DOSIS PUPUK ORGANIK
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Oleh
GEBY SAHALA SIMAMORA
NIM : 1205105030
KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA PROGAM STUDI AGOEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa hasil skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan
plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Denpasar, 11 Juli 2016 Yang menyatakan,
iv ABSTRAK
Geby Sahala Simamora. NIM. 1205105030. Judul “ Uji Lapang Peningkatan Hasil Tanaman Padi Melalui Aplikasi Pemberian Tinggi Genangan dan Dosis Pupuk Organik”. Pembimbing I : Ir. I Putu Dharma, M.Si dan Pembimbing II : Ir. Gede Menaka Adnyana, MS
Padi (Oryza sativa L.) adalah bahan pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Produksi padi nasional belum mampu mencukupi kebutuhan penduduk, walaupun sudah dilakukan berbagai upaya seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan, penggunaan alat mesin pertanian, dan penggunaan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tinggi genangan dan pupuk organik terhadap hasil tanaman padi. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak kelompok dalam satu faktorial, yaitu kombinasi tinggi genangan dan dosis pupuk organik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (anova) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diuji. Jika perlakuan berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan kombinasi tinggi genangan dan pupuk organik memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (gabah kering panen/ha). Hasil gabah kering panen per hektar tertinggi diperoleh pada perlakuan AMP2, yaitu air macak-macak dan dan dosis pupuk organik 6 ton/ha sebesar 10,92 ton/ha yang nyata lebih tinggi 70,09 % dibandingkan dengan perlakuan cara petani. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan penerapan budidaya hemat air dengan dosis pupuk organik 6 ton/ha perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman padi.
v
ABSTRACT
Geby Sahala Simamora. NIM. 1205105030. Title “Field Test Results for Rice Improvement Through Increased Granting Application High Puddle and fertilizers Organic”. Supervisor I : Ir. I Putu Dharma, M.Si and Supervisor II : Ir. Gede Menaka Adnyana, MS
Rice (Oryza sativa L.) is the staple vital food of Indonesian people. National rice production has not been able to meet the needs of the population, despite many efforts such as the use of improved varieties, fertilization, the use of agricultural machinery, and the use of pesticides. This study aimed to determine the effect of water level and organic fertilizers on crop yields of rice. This experiment used randomized block design in a factorial groups, namely the combination of the water level and the dose of organic fertilizer. This research using analysis of variance (ANOVA) to determine the effect of treatment of the variables tested. If treatment significantly it will be followed by LSD test 5%. The results showed that the treatment is a combination of water level and organic fertilizers provide a very real effect on the growth and yield of rice (dry grain harvest/ha). Harvest dry grain yield per hectare obtained at the highest AMP2 treatment, namely without flooding water and organic fertilizers and 6 ton / ha at 10,92 ton / ha were significantly higher 70,09 % compared to the treatment of farmers. Based on the research results, it can be recommended the application of water-saving cultivation of organic fertilizer with a dose of 6 tons / ha needs to be done to improve rice yields.
vi
RINGKASAN
Padi (Oryza sativa L.) adalah bahan pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Produksi padi nasional belum mampu mencukupi kebutuhan penduduk, walaupun sudah dilakukan berbagai upaya seperti penggunaan varietas unggul,pemupukan, penggunaan alat mesin pertanian, dan penggunaan pestisida.
Disadari bahwa belakangan ini kondisi sumberdaya air semakin terbatas, beberapa alasan dikemukakan diantaranya adalah perubahan perilaku iklim, terjadinya anomali iklim seperti peristiwa El Nino yaitu iklim kering yang lebih kering dari normalnya (Boer, 2003), serta perubahan kondisi wilayah tangkapan air. Di pihak lain, keberlanjutan program pembangunan, menuntut adanya dukungan persediaan sumberdaya air yang semakin meningkat, sehingga semua pihak yaitu sektor-sektor pengguna air termasuk masyarakat petani dihadapkan pada permasalahan ketersediaan sumberdaya air yang semakin terbatas. Atas dasar permasalahan demikian, maka konsep pengembangan pertanian ke depan tidak cukup lagi hanya menekankan pada peningkatan produksi, tetapi juga sekaligus menyangkut upaya pengaturan dan pemakaian air yang hemat.
Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak selalu mencukupi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal (Salikin, 2003).
vii
penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan.
Tanaman padi mampu tumbuh dan hidup dengan suhu rata-rata berkisar antara 240C sampai dengan 380C. Pengaruh suhu dalam budidaya tanaman padi harus diperhatikan karena suhu yang rendah dalam budidaya padi akan memperlambat perkecambahan benih sehingga dapat memperlambat proses pemindahan bibit ke lapangan (Rosmawati, 2008). Tanaman padi merupakan tanaman yang berumur pendek, yaitu kurang dari setahun dan berproduksi sekali. Tanaman yang telah tumbuh dan menghasilkan buah padi tidak dapat tumbuh seperti semula lagi, tetapi tanaman padi akan mati. Tanaman padi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : bagian vegetative dan generatif.
Pengaruh tinggi genangan dan pupuk organik terhadap hasil tanaman padi menunjukkan adanya pengaruh tidak nyata terhadap variabel jumlah gabah per malai per rumpun dan berpengaruh nyata terhadap variabel kadar klorofil, tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, luas daun per rumpun, jumlah anakan, berat gabah kering panen per rumpun, berat gabah kering panen dan kering oven 1000 biji, berat gabah kering panen per rumpun, berat gabah kering panen per petak, berat gabah kering panen per hektar, dan berat kering oven brangkasan.
viii
Hasil gabah kering panen (GKP) per hektar nyata dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan kombinasi tinggi genangan dan dosis pupuk organik yang diberikan dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebanyak 18,38 % – 70,09 % dibandingkan dengan perlakuan cara petani. Perlakuan tinggi genangan air 10 cm dan dosis pupuk organik 4 ton/ha dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebesar 23,67 %, Perlakuan tinggi genangan air 10 cm dan dosis pupuk organik 6 ton/ha dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebesar 18,38 %. Perlakuan air macak-macak dan dosis pupuk organik 4 ton/ha dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebesar 49,68 %, dan perlakuan air macak-macak dan dosis pupuk organik 6 ton/ha dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebesar 70,09 % dibandingkan dengan perlakuan petani. Berdasarkan hasil tersebut, hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan air macak-macak dan dosis pupuk organik 6 ton/ha.
Tingginya berat gabah kering panen (GKP) per hektar pada perlakuan AMP1 dan
AMP2 didukung oleh jumlah anakan per rumpun. Jumlah anakan yang banyak akan
Tingginya berat GKP/rumpun dari perlakuan AMP1 dam AMP2 berhubungan erat
ix
UJI LAPANG PENINGKATAN HASIL TANAMAN PADI
MELALUI APLIKASI PEMBERIAN TINGGI GENANGAN
DAN DOSIS PUPUK ORGANIK
GEBY SAHALA SIMAMORA NIM. 1205105030
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. I Putu Dharma, M.Si Ir. Gede Menaka Adnyana, MS NIP. 19561231 198303 1 021 NIP. 19600731 198601 1 001
Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP. 19640515 198803 1 001
x
UJI LAPANG PENINGKATAN HASIL TANAMAN PADI
MELALUI APLIKASI PEMBERIAN TINGGI GENANGAN
DAN DOSIS PUPUK ORGANIK
Dipersiapkan dan diajukan oleh
GEBY SAHALA SIMAMORA
NIM. 1205105030
Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji
Pada tanggal
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana
No : /UN14.1.23/DL/2016
Tanggal : 11 Juli 2016
Tim penguji Skripsi adalah:
Ketua : Ir. Ketut Kartha Dinata, MS.
xi
RIWAYAT HIDUP
Geby Sahala Simamora, lebih akrab dipanggil Geby dilahirkan di Pasar Baru pada tanggal 25 oktober 1993, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, lahir dari pasangan Sihar Simamora (Ayah) dan Restulina Siahaan (Ibu).
xii
KATA PENGANTAR
Shalom....
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan sekaligus menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan berbagai pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, serta staf yang telah memberikan kemudahan selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian.
2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana serta staf pegawai atas segala dukungan yang diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian.
3. Dr. Ir. I Wayan Diara,M.S., selaku Pembimbing Akademik (PA) atas bimbingan dan saran yang telah diberikan selama masa perkuliahan 4. Ir. I Putu Dharma,M.Si, selaku Pembimbing I yang telah mendampingi,
serta memberikan masukan dan saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Ir. Gede Menaka Adnyana, MS., selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ir. Ketut Kartha Dinata, MS., Ibu Ir. Utami, M.S., dan Bapak Ir. I Ketut Siadi, M.Si., selaku penguji atas koreksinya demi perbaikan penulisan skripsi ini.
xiii
8. Ayah tercinta Sihar Simamora dan Ibu tercinta Restulina Siahaan yang selalu memberikan dorongan, motivasi, kasih sayang dan doa untuk kesuksesan penulis.
9. Saudara-saudara penulis, Herman Simamora dan Reza Juhenri Simamora yang selalu setia mendoakan dan mendukung penulis dalam segala hal serta selalu bersedia menjadi sahabat terbaik.
10.Kepada Teman-teman se-penelitian Padi, Betania Exaudi Sinaga dan I Gusti Ngurah Djordi Juniada yang sudah membantu penulis di lapangan dan memberikan banyak arahan, dorongan, motivasi kepada penulis selama ini.
11.Kepada semua teman-teman di Fakultas Pertanian Agroekoteknologi angkatan 2012 dan teman-teman lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama ini. Selanjutnya besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi pembaca yang memerlukan informasi tentang Uji Lapang Peningkatan Hasil Tanaman padi melalui Pemberian Tinggi Genangan dan Dosisi Pupuk Organnik.
Denpasar, 11 Juli 2016
xv BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan ... 15
3.2 Bahan dan Alat Percobaan ... 15
3.3 Perlakuan dan Rancangan ... 15
3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 24
4.1.1 Tinggi tanaman ... 25
4.1.2 Jumlah anakan total per rumpun ... 26
4.1.3 Luas daun per rumpun ... 27
4.1.4 Jumlah daun per rumpun ... 27
4.1.5 Kadar klorofil ... 28
4.1.6 Jumlah gabah per malai ... 29
4.1.7 Berat gabah kering panen dan kering oven 1000 biji ... 29
4.1.8 Berat gabah kering panen per rumpun ... 31
4.1.9 Berat gabah kering oven per rumpun ... 32
4.1.10 Berat gabah kering panen per petak ... 33
4.1.11 Berat kering oven brangkasan ... 33
4.1.12 Berat gabah kering panen per hektar ... 34
4.1.13 Matriks korelasi ... 35
4.2 Pembahasan ... 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 44
5.2 Saran ... 44
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
4.1 Signifikansi Uji Lapang Peningkatan hasil Tanaman Padi
Melalui Aplikasi Pemberian tinggi genangan dan Dosis Pupuk ... 24
4.2 Pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, jumlah daun,
dan jumlah klorofil ... 25
4.3 Pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik terhadap jumlah gabah per malai, berat 1000 biji gabah kering panen,
berat 1000 biji gabah kering oven ... 31
4.4 Pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik terhadap berat GKP/rumpun, berat GKO/ rumpun, berat GKP/petak,
berat kering oven brangkasan, dan berat GKP/ha ... 35
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
3.1 Denah Percobaan di Lapangan ... 16
3.2 Denah Pengamatan tanaman sampel ... 16
4.1 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap tinggi tanaman ... 26
4.2 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap jumlah anakan ... 26
4.3 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap luas daun ... 27
4.4 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap jumlah daun ... 28
4.5 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap kadar klorofil ... 28
4.6 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap jumlah gabah/malai ... 29
4.7 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap berat gabah basah 1000 biji ... 30
4.8 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap berat kering oven 1000 biji ... 30
4.9 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap berat GKP/Rumpun ... 32
4.10 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap berat GKO per rumpun ... 32
4.11 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap berat gabah per petak ... 33
4.12 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
terhadap berat GKO brangkasan ... 34
4.13 Histogram pengaruh tinggi genangan dan dosis pupuk organik
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Data Tinggi Tanaman ... 48
2. Jumlah Anakan ... 49
3. Luas Daun ... 50
4. Jumlah Daun ... 51
5. Kadar Klorofil ... 52
6. Jumlah gabah per malai ... 53
7. Berat 1000 GKP ... 54
8. Berat 1000 GKO ... 55
9. Berat gabah kering panen per rumpun ... 56
10. Berat gabah kering oven per rumpun ... 57
11. Berat gabah per petak ... 58
12. Berat gabah per Hektar ... 59
13. Berat kering oven brangkasan ... 60
14. Contoh perhitungan statistika jumlah anakan ... 61
15. Deskripsi Varietas Padi Ciherang ... 62
16. Hasil Analisis Tanah ... 64
17. Dokumentasi ... 65
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan pangan pokok yang vital bagi
rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian
besar petani di Indonesia. Produksi padi nasional belum mampu mencukupi
kebutuhan penduduk, walaupun sudah dilakukan berbagai upaya seperti
penggunaan varietas unggul,pemupukan, penggunaan alat mesin pertanian, dan
penggunaan pestisida.
Sistem budidaya padi biasanya didahului dengan membuat persemaian,
pengolahan tanah yang bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
bajak dan cangkul hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang baik
untuk tanaman. Tahap awal yang harus diperhatikan sebelumnya adalah persiapan
lahan, umur bibit, dan tahap penanaman. Pemeliharaan tanaman padi meliputi
penyulaman, penyiangan, pengairan, pemupukan, serta pengendalian hama dan
penyakit. Disebutkan bahwa, prinsip budidaya padi system of rice intensification
(SRI) adalah dengan pengelolaan media tumbuh yang subur untuk pertumbuhan
perakaran, pemberian air yang cukup dan penanaman bibit tunggal umur muda
(Uphoff, 2007).
Disadari bahwa belakangan ini kondisi sumberdaya air semakin terbatas,
beberapa alasan dikemukakan diantaranya adalah perubahan iklim, terjadinya
anomali iklim seperti peristiwa El Nino yaitu iklim kering yang lebih kering dari
normalnya (Boer, 2003), serta perubahan kondisi wilayah tangkapan air. Di pihak
lain, keberlanjutan program pembangunan, menuntut adanya dukungan
2
sektor-sektor pengguna air termasuk masyarakat petani dihadapkan pada
permasalahan ketersediaan sumberdaya air yang semakin terbatas. Atas dasar
permasalahan demikian, maka konsep pengembangan pertanian ke depan tidak
cukup lagi hanya menekankan pada peningkatan produksi, tetapi juga sekaligus
menyangkut upaya pengaturan dan pemakaian air yang hemat.
Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan
mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah
tidak selalu mencukupi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal
(Salikin, 2003).
Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus menyebabkan peranan
pupuk kimia tersebut menjadi tidak efektif. Kurang efektifnya peranan pupuk
kimia dikarenakan tanah pertanian yang sudah jenuh oleh residu sisa bahan kimia.
Astiningrum (2005) menyatakan bahwa pemakaian pupuk kimia secara berlebihan
dapat menyebabkan residu yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen
tertinggal dalam tanah sehingga akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil
pertanian.
Menurut Sutanto (2006) pemakaian pupuk kimia yang terus menerus
menyebabkan ekosistem biologi tanah menjadi tidak seimbang, sehingga tujuan
pemupukan untuk mencukupkan unsur hara di dalam tanah tidak tercapai.
Pemakaian pupuk anorganik yang relatif tinggi dan terus-menerus dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan tanah, sehingga menurunkan
produktivitas lahan pertanian. Kondisi tersebut menimbulkan pemikiran untuk
3
Penggunaan pupuk organik mampu menjaga keseimbangan lahan dan
meningkatkan produktivitas lahan serta mengurangi dampak lingkungan tanah.
Penggunaan pupuk organik juga telah diteliti pada beberapa tanaman selain padi,
seperti pada tanaman kentang (Parman, 2007), jagung manis (Rahmi dan Juniati,
2007) dan pada tanaman bawang merah (Wahyunindyawati, 2012). Pupuk organik
merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai (dirombak) oleh
mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hadi (2005) juga
menyarankan memanfaatkan abu sekam sebagai alternatif pupuk organik sumber
kalium pada budidaya tanaman padi sawah. Pupuk organik sangat penting artinya
sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat
meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian tinggi genangan dan pupuk organik
terhadap hasil tanaman padi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian tinggi genangan dan pupuk organik terhadap hasil tanaman
padi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dasar untuk
4
2. Memberi pertimbangan untuk melakukan teknik budidaya tanaman padi
yang baru dan efisien
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ditemukan setidaknya
satu jenis kombinasi pemberian tinggi genangan dan pupuk organik yang
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan
yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman padi
pada mulanya di tempatkan di lahan yang tinggi dan berteras-teras namun pada
saat sekarang padi telah banyak diusahakan di daerah dataran rendah (Hasanah,
2007). Indonesia dalam produksi beras nasional cukup menjanjikan, akan tetapi
ketika dilihat secara umum hal tersebut belum menambah pendapatan petani. Hal
ini karena alih fungsi lahan yang semula lahan pertanian beralih fungsi menjadi
lahan nonpertanian dan disebabkan juga karena lahan garapan perkapita pada
masyarakat Indonesia yang relatif sempit (Iwan dan Sudirman, 1994). Hasil padi
meningkat maka harga beras dapat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat
serta menambahkan kesejahteraan bagi masyarakat (Herawati, 2012). Kandungan
gizi yang terdapat pada buah padi antara lain karbohidrat, protein, lemak, serat
kasar, abu, dan vitamin. Beras juga mengandung berbagai macam unsur mineral,
antara lain kalsium, magnesium, sodium, fosfor, dan lain sebagainya (Hasanah,
2007).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Tanaman padi dapat tumbuh dan hidup dengan suhu rata-rata berkisar
antara 240C sampai dengan 380C. Pengaruh suhu dalam budidaya tanaman padi
harus diperhatikan karena suhu yang rendah dalam budidaya padi akan
memperlambat perkecambahan benih sehingga dapat memperlambat proses
6
dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air
dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih, dengan distribusi selama
4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar 1500-2000 mm tahun-1 dengan
ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl .Tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan kandungan fraksi pasir,
debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan diperlukan air dalam jumlah
yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar 18-22 cm dengan pH 4-7
(Surowinoto, 1982). Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan
salah satu syarat bagi peningkatan produksi padi. Iklim dan cuaca merupakan
lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman yang sulit dimodifikasi
sehingga secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan dan kelembaban udara
merupakan parameter iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pangan khususnya.
2.3 Sistematika Tanaman Padi
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam
(Herawati, 2012) :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
7
2.4. Morfologi Tanaman Padi
Tanaman padi merupakan tanaman yang berumur pendek, yaitu kurang
dari setahun dan berproduksi sekali. Tanaman yang telah tumbuh dan
menghasilkan buah padi tidak dapat tumbuh seperti semula lagi. Tanaman padi
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
2.4.1 Bagian vegetatif
Akar tanaman padi berfungsi sebagai penyerap zat makanan dan air dari
dalam tanah, sebagai proses respirasi dan sebagai penopang tegaknya batang.
Akar padi mempunyai dua macam yaitu akar primer dan akar seminal. Akar
primer merupakan akar yang tumbuh dari kecambah biji dan akar seminal
merupakan akar yang tumbuh di dekat buku-buku (Sudirman dan Iwan, 1994).
Tanaman padi semakin bertambah umurnya semua organ tanaman akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan termasuk juga akarnya. Akar
mulai tumbuh melalui proses perkecambahan benih. Akar yang berasal dari benih
yang berkecambah berupa akar pokok. Setelah 5-6 hari akan tumbuh akar serabut
(Hasanah, 2007).
Batang tanaman padi berfungsi sama dengan batang tanaman yang lainnya
dimana batang tanaman padi ini akan menopang tanaman secara keseluruhan dan
sebagai penghubung untuk mengalirkan zat makanan ke seluruh bagian tanaman.
Tanaman padi memiliki ciri khas tersendiri yaitu batang tanaman padi memiliki
rongga dan ruas (Sudirman dan Iwan 1994). Rangkaian ruas memiliki panjang
yang berbeda-beda. Ruas batang bawah pada tanaman padi lebih pendek,
sedangkan semakin ke atas maka ruasnya akan semakin panjang. Batang pada
8
kuncup dan setelah itu akan berkembang menjadi batang baru (Hasanah, 2007).
Tanaman padi pertumbuhan batangnya merumpun, terdapat satu batang tunggal
atau batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma. Sukma 1, 3, dan 5
disebelah kanan, sukma 2, 4, dan 6 di sebelah kiri. Sukma yang timbul dari setiap
tunas disebut tunas orde pertama. Tunas tersebut tumbuhnya didahului tunas yang
tumbuh dari sukma pertama, kemudian sukma kedua disusul oleh tunas yang
tumbuh dari sukma ketiga dan seterusnya sampai tunas terakhir yaitu tunas ke
enam pada batang tunggal. Tunas yang tumbuh dari orde pertama disebut tunas
orde kedua, biasanya tunas yang timbul dari tunas orde pertama ini yang
menghasilkan tunas orde kedua yaitu tunas orde pertama yang paling bawah pada
batang utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga biasanya tidak terjadi karena
tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan di himpit oleh tunas orde pertama
dan orde kedua (Herawati, 2012).
Anakan tanaman padi akan tumbuh secara merumpun dan tumbuh didasar
batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun, yaitu anakan pertama, kedua,
ketiga, dan seterusnya (Hasanah, 2007).
Daun tanaman padi akan tumbuh dan berkembang pada buku masing-
masing satu buah dengan susunan berselang seling. Tanaman padi yang unggul
pada umumnya memiliki 14-18 helai daun pada setiap tanaman (Sudirman dan
Iwan, 1994). Daun tanaman padi mempunyai ciri khas tersendiri yaitu mempunyai
sisik dan daun telinga dengan demikian tanaman padi dibedakan menjadi tanaman
9
1. Helaian daun, terletak pada batang padi serta bentuknya memanjang seperti
pita. Ukuran panjang dan lebarnya tergantung pada varietas tanaman padi yang
ditanam.
2. Pelepah daun. merupakan bagian daun yang menyelubungi batang dan
berfungsi untuk memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak.
3. Lidah daun, terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah
daun berbeda-beda tergantung pada varietasnya. Fungsi lidah daun yaitu
mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun. Selain itu juga
lidah daun dapat mencegah infeksi penyakit sebab media air memudahkan
penyebaran penyakit (Herawati, 2012).
2.4.2 Bagian generatif
Malai adalah sekumpulan bunga padi dan keluar dari buku yang paling
atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua serta sumbu
utamanya adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung
pada varietas yang ditanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu malai pendek kurang dari 20 cm, malai sedang 20-30 cm dan malai panjang
lebih dari 30 cm, jumlah cabang berkisar 15-20 buah yang terendah 7 buah cabang
dan yang terbanyak mencapai 30 buah cabang (Hasanah, 2007).
Bunga padi merupakan bunga berkelamin dua, setiap bunga mempunyai
enam buah benang sari yang bertangkai pendek dan dua tangkai putik dengan dua
buah kepala putik. Proses pernyerbukan pada tanaman padi dimulai dengan
menempelnya serbuk sari pada kepala putik dan setelah itu maka tanaman padi
akan menghasilkan buah padi (gabah) yang terdiri dari bagian kulit yang disebut
10
merupakan bagian dari kariopsis yang terdiri dari lembaga (embrio) dan
endosperm (Sudirman dan Iwan, 1994). Buah padi adalah buah telanjang, yaitu
mempunyai perhiasan bunga dan mempunyai dua jenis kelamin dengan bakal
buah yang diatas, mempunyai benang sari 6 buah, tangkai sarinya pendek dan
tipis, tangkai sari besar dan mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai
dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dan
berwarna putih atau ungu (Herawati, 2012).
2.5. Umur Bibit
Budidaya tanaman padi perlu memperhatikan umur bibit semai. Umur
bibit semai padi dapat mempengaruhi banyak tidaknya anakan setelah padi
ditanam. Semakin tua umur bibit semai maka semakin sedikit jumlah anakan yang
produktif, namun dalam tinggi tanaman padi tidak begitu berpengaruh. Pengadaan
umur bibit semai juga dapat mempengaruhi sedikit banyaknya hasil dari tanaman
padi tersebut. Semakin lama umur bibit semai maka hasil padi tersebut akan
menurun (Atman, 2009). Umur bibit yang baik untuk tanaman padi sawah adalah
15-20 hari setelah semai, dimana umur bibit ini mampu memberikan hasil padi
yang paling tinggi dibandingkan dengan umur bibit padi yang berumur 25 hari
setelah semai. Umur bibit yang lebih dari 25 hari setelah semai tidak mampu
menghasilkan banyak anakan yang produktif sehingga hasil yang dicapai tidak
maksimal (Atman, 2009). Sementara itu menurut Hasanah (2007) bibit yang
berumur 25-40 hari setelah semai dapat segera dipindahkan dari persemaian ke
lahan yang akan ditanami padi. Syarat yang harus diperhatikan sebelum
11
berdaun 5-7 helai, batang bagian bawah besar dan kuat, pertumbuhan bibit
seragam dan bibit tidak terserang hama dan penyakit.
2.6 Kebutuhan Air dan Sistem Pengairan
Ketersediaan air yang cukup merupakan salah satu faktor utama dalam
produksi padi sawah. Sebagian besar daerah Asia, tanaman padi tumbuh kurang
optimum akibat kelebihan air atau kekurangan air karena curah hujan yang tidak
menentu. Air mempengaruhi karakter tanaman, unsur hara dan keadaan fisik tanah
(De Datta, 1981). Kebutuhan air terbanyak untuk tanaman padi adalah pada saat
penyiapan lahan sampai tanam dan memasuki fase bunting sampai pengisian bulir
(Juliardi dan Ruskandar, 2006).
Kekurangan maupun kelebihan air tidak baik untuk tanaman karena akan
mengganggu proses metabolisme dari tanaman. Jumlah air terlalu banyak
(genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi. Penggenangan yang terus
menerus disamping pemborosan dalam penggunaan air juga memberikan dampak
kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan padi. Menurut Berkelaar
(2001), air yang menggenang membuat sawah menjadi hypoxic (kekurangan
oksigen) bagi akar dan tidak ideal untuk pertumbuhan. Akar padi akan mengalami
penurunan bila sawah digenangi air, hingga mencapai ¾ total akar saat tanaman
mencapai masa berbunga. Saat itu akar akan mengalami die back (akar hidup tapi
bagian atas mati).
Dampak kondisi jenuh air dapat diketahui dengan melihat akar tanaman
yang lebih pendek dari tanaman yang tumbuh dengan kondisi air kapasitas lapang,
batang tanaman yang tumbuh di kondisi jenuh juga lebih pendek daripada batang
12
akar tanaman awalnya tergenang air sehingga akarnya tidak dapat menancap ke
dalam tanah dengan baik sehingga menghambat suplai unsur hara yang digunakan
untuk proses pertumbuhan tanaman.
Cara SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi memperhatikan
kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran
dibandingkan dengan teknik budidaya secara tradisional. Pengelolaan lingkungan
tanam pada SRI ditampilkan pula dengan pengairan yang hemat, yakni dengan
sistem pengairan yang intermitten atau sistem pengairan berselang. Irigasi
intermittent dengan menjaga air tetap macak-macak bahkan terkadang kering
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air (Shastry et al., 2000). Sistem
pengairan berselang sistem SRI ini, pemakaian air dapat dihemat hingga 50 %.
Pengairan secara efektif dan efisien, dengan metode pengairan berselang
(intermittent) untuk menciptakan kondisi basah dan kering secara bergantian.
Pengairan berselang akan meningkatlkan suplai oksigen ke dalam tanah ketika
petakan dalam kondisi kering sehingga penyerapan oksigen oleh tanaman
maksimal.
2.7 Pupuk Organik
Bahan organik biasanya dapat berasal dari pupuk kompos. Kompos kaya
nutrisi yang bermanfaat untuk tanah dengan berbagai cara, termasuk sebagai
kondisioner tanah dan untuk menambahkan humus atau asam humat sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi. Tanaman dapat tumbuh dengan
baik dan memberikan hasil yang tinggi memerlukan unsur hara atau makanan
yang cukup. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman adalah nitrogen (N),
13
mengakibatkan menurunya kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Unsur hara N, P
dan K didalam tanah tidak cukup tersedia dan terus berkurang karena diambil
untuk pertumbuhan tanaman dan terangkut pada waktu panen tercuci, menguap,
dan erosi.
Pemupukan yang ideal adalah unsur yang ditambahkan melengkapi unsur
yang tersedia dalam tanah hingga jumlah nitrogen, fosfor, dan kalium yang
tersedia untuk tanaman menjadi tepat. Bahan organik merupakan akumulasi
seresah hasil dekomposisi mikroorganisme. Laju dekomposisi dipengaruhi oleh
komposisi bahan organik, pH tanah dan aktivitas mikroorganisme. Semakin besar
komposisi bahan organik tanah maka laju dekomposisi semakin cepat. Tinggi
rendahnya kandungan bahan organik tergantung dari sumber bahan organiknya
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada sifat fisik tanah (warna), kapasitas
pertukaran kation, dan juga kemampuan tanah untuk mengikat dan menahan air.
Pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
Pupuk organik hasil dekomposisi jerami jagung secara nyata meningkatkan hasil
panen padi dibandingkan dengan kontrol atau tanpa pupuk organik. Dapat
dijelaskan bahwa pupuk organik membantu pertumbuhan tanaman padi karena
pupuk organik memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Peran bahan
organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya adalah merangsang granulasi,
memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran
bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas
mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu.
Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan
14
organik memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah.
Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air
sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman
meningkat. Kadar air yang optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme
adalah sekitar kapasitas lapang . Penambahan bahan organik di tanah pasir akan
meningkatkan kadar air pada kapasitas lapang, akibat dari meningkatnya pori
yang berukuran menengah (meso) dan menurunnya pori makro, sehingga daya
menahan air meningkat, dan berdampak pada peningkatan ketersediaan air untuk