• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu adalah pedang, jika tidak bisa menggunakan maka akan melukai dirimu sendiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Waktu adalah pedang, jika tidak bisa menggunakan maka akan melukai dirimu sendiri "

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh:

PUTRI LESTARI RIFA MAUTIA 2015211806

KONSENTRASI BISNIS PERBANKAN DAN KEUANGAN MIKRO PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NOBEL INDONESIA

2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

Waktu adalah pedang, jika tidak bisa menggunakan maka akan melukai dirimu sendiri

Tidak menunggu hebat untuk memulai, tapi anda harus memulainya untuk menjadi hebat

Orang yang mempunyai tujuan, mengetahui kemana ia akan

melangkah

(7)

vi untuk:

Kedua Orang Tuaku Tercinta

Bapak Khoribun dan Ibu Nursanti

Saudaraku Tercinta

Nurul Sari Rahayu S.E

Nisa Asyfi Mumtaza

Dan

Sahabat-sahabatku Tercinta

Serta Almamaterku

STIE Nobel Indonesia Makassar

(8)

vii Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. adalah ungkapan pertama yang penulis ucapkan atas terselesaikannya skripsi ini. Skripsi dengan judul

“Pengaruh Pengetahuan Konsumen dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar” ini penulis susun dalam rangka penyelesaian studi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemui banyak kendala. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Mashur Razak, S.E., M.M. selaku Ketua STIE Nobel Indonesia yang telah memberikan persetujuan untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Dr. Ahmad Firman, S.E., M.Si selaku Wakil Ketua Satu Bidang Akademik Sekaligus pembimbing yang telah membantu dan mempercepat legitimasi penelitian ini.

3. Bapak Yuswari Nur,S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen yang telah membantu mempercepat legitimasi penelitian ini.

4. Ibu Fitriani Latief, S.P., M.M. selaku Ketua P3M sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, saran dan kritikan yang membangun untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

(9)

viii

6. Bapak/Ibu Dosen yang telah begitu tulus membekali penulis dengan ilmu dan pelajaran yang sangat berharga.

7. Yang tersayang Ayahanda saya Khoribun dan Ibunda tercinta saya Nursanti serta saudara saya Nurul Sari Rahayu S.E dan Nisa Asyfi Mumtaza yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil.

8. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Keberadaan skripsi ini merupakan sebuah simbol keberhasilan tersendiri bagi penulis. Kendatipun terwujudnya dalam format yang sangat sederhana dan penuh keterbatasan, penulis tetap berharap agar hasil karya ini menjadi sebuah titipan Allah SWT yang melalui tangan penulis dapat memberikan faedah kepada kita semua.

Akhirnya tiada lain yang dapat penulis lakukan selain memohon maaf atas segala kekhilafan dan keterbatasan yang ada, sekaligus menyerahkan kepada Allah SWT semoga segala sumbangsih yang begitu tulus dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Makassar, 22 Desember 2018

(10)

ix

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Bank ... 9

2.1.1 Pengertian Bank Umum ... 9

2.1.2 Pengertian Bank Syariah ... 10

2.1.3 Fungsi Bank Syariah ... 10

2.2 Pengetahuan Konsumen ... 11

2.2.1 Arti Pengetahuan ... 11

(11)

x

2.2.5 Definisi Perilaku Konsumen ... 15

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 16

2.3 Kualitas Produk ... 23

2.3.1 Kualitas ... 23

2.3.2 Produk ... 23

2.3.3 Pengertian Kualitas Produk ... 23

2.3.4 Produk Bank Syariah ... 24

2.3.4.1 Produk Penghimpunan Dana ... 24

2.3.4.2 Prinsip Produk Bank Penghimpunan Dana ... 24

2.3.4.3 Produk Penyaluran Dana ... 28

2.3.5 Akad Pelengkap ... 28

2.3.6 Indikator Kualitas Produk ... 29

2.4 Teori Pengambilan Keputusan Nasabah Menabung ... 30

2.4.1 Keputusan Nasabah ... 30

2.4.2 Menabung ... 31

2.4.3 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan ... 31

2.4.4 Indikator Keputusan Nasabah ... 32

2.5 Penelitian Terdahulu ... 33

2.6 Kerangka Pikir ... 35

2.6.1 Hubungan Pengetahuan Konsumen Terhadap Keputusan... 36

2.6.2 Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan ... 36

2.7 Hipotesis ... 38

(12)

xi

3.2.1 Populasi ... 39

3.2.2 Sampel ... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.3.1 Jenis Data ... 41

3.3.2 Sumber Data ... 41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5 Metode Analisis Data ... 43

3.5.1 Uji Persyaratan Analisis ... 43

3.5.2 Uji Statistik ... 44

3.6 Definisi Operasional ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 48

4.1.2 Visi Bank Sulselbar Syariah ... 50

4.1.3 Misi Bank Sulselbar Syariah ... 50

4.1.4 Struktur Organisasi Bank Sulselbar Syariah ... 50

4.1.5 Produk dan Layanan Bank Sulselbar Syariah ... 52

4.1.6 Letak Kantor ... 52

4.2 Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Karakter Responden ... 53

4.2.2 Analisis Deskriptif ... 58

4.3 Uji Keterandalan Kuesioner ... 61

(13)

xii

4.3.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 64

4.3.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 65

4.3.6 Koefisien Determinasi. ... 66

4.4 Pembahasan ... 66

BAB V PENUTUP ... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(14)

xiii

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ...37 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...51

(15)

xiv

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...33

Tabel 3.1 Skor Skala Likert ...42

Tabel 4.1 Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...54

Tabel 4.2 Karakter Responden Berdasarkan Umur ...54

Tabel 4.3 Karakter Responden Berdasarkan Pekerjaan ...55

Tabel 4.4 Karakter Responden Berdasarkan Sumber Informasi ...56

Tabel 4.5 Karakter Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Nasabah ...57

Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Pengetahuan Konsumen ...58

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Kualitas Produk ...59

Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Keputusan Nasabah ...60

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas ...61

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ...62

Tabel 4.11 Hasil Analisis Linear Berganda ...62

Tabel 4.12 Hasil Uji T ...64

Tabel 4.13 Hasil Uji F ...65

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ...66

(16)

xv

Lampiran 2 Tabulasi Hasil Penelitian ...81

Lampiran 3 Frekuensi Gambaran Umum Responden ...85

Lampiran 4 Frekuensi Tanggapan Responden ...88

Lampiran 5 Uji Validitas ...94

Lampiran 6 Uji Reliabilitas ...98

Lampiran 7 Uji Regresi Berganda, Uji T, Uji F dan Koefisien Determinasi .. 102

Lampiran 8 Dokumentasi ... 104

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ... 107

(17)

1.1 Latar Belakang

Dunia perbankan dewasa ini bergerak maju ke depan dengan sangat aktif dan dinamis. Pergerakan ini didukung dengan adanya tantangan yang semakin luas dan kompleks industri tersebut, serta perkembangan teknologi perbankan yang semakin maju situasi ini mendorong industri perbankan harus cepat dan tanggap dalam menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya, terutama dalam memperoleh kepercayaan masyarakat serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan layanan perbankan yang aman, nyaman dan berkualitas.

Di Indonesia, pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi ke dalam kerangka besar kebijakan ekonomi. Seperti diketahui bahwa bank syariah merupakan salah satu perangkat dalam ekonomi syariah. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandasan Alqur’an dan Hadits Nabi SAW.

(Machmud, A. Rukmana:2010:6).

Bank sebagai salah satu lembaga pada industri keuangan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, harus memberikan pelayanan terbaiknya untuk dapat memenangkan persaingan dalam situasi yang bergerak maju dengan cepat serta semakin kompetitif. Untuk menghadapi persaingan antar lembaga perbankan yangsemakin ketat, masing-masing bank mau tidak mau harus

(18)

mempertimbangkan konsep pelayanan terbaik bagi nasabahnya, hal ini bertujuan untuk mempertahankan nasabah yang telah ada dan menjangkau nasabah baru yangpotesial. Untuk mempertahankan serta meningkatkan jumlah nasabahnya, maka bank perlu menjaga citra baik yang baik dan positif dimata masyarakat.

Untuk mempertahankan citra yang baik bank dapat membangunnya melalui peningkatan kuantitas dan kualitas produk perbankan yang dihasilkannya, maupun melalui kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, maka lembaga perbankan harus menyiapkan karyawan yang kompeten, handal, dapat dipercaya, serta mampu menangani berbagai kebutuhan nasabahnyam terutama dalam hal ini yang menjadi salah satu ujung tombak perbankan.

Arthesa dan Handiman (2009:38) Perbankan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar dari masa ke masa, akibat adanya pengaruh eksternal maupun internal. Pemerintah telah mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mengantisipasi berbagai kendala yang mungkin timbul sebagai akibat dari pertumbuhan perbankan nasional. Sejarah terus bergulir hingga saat ini dimana perbankan nasional meningkat dengan sangat pesat. Sebagian besar pertumbuhan ekonomi yang dicapai baik pada perusahaan pemerintah maupun swasta adalah karena peran bank.

Berdasarkan pasal 1 No.16 Undang-Undang Perbankan yang dimaksud dengan nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Nasabah bank dibagi menjadi 2 yaitu, Pertama Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan

(19)

nasabah yang bersangkutan. Kedua Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan ini berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Kualitas produk sangat erat kaitannya dalam keputusan nasabah untuk membuka rekening. Nasabah pasti ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Produk yang berkualitas yaitu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah sehingga akan mendorong untuk melakukan membuka rekening tersebut.

Nasabah adalah orang paling penting dalam suatu bank. Nasabah tidak tergantung pada bank, tetapi bank yang tergantung pada nasabah. Bank yang mampu merebut hati nasabah, yang akan diuntungkan dengan peningkatan dana yang diterima dari masyarakat.

Pengetahuan konsumen penting bagi pemasar karena apa yang di beli, berapa banyak yang dibeli, dimana harus membeli dan kapan membeli, akan tergantung pada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan konsumen akan memengaruhi keputusan pembelian. Semakin banyak konsumen memiliki pengetahuan maka akan semakin baik konsumen dalam mengambil keputusan (Ervandy, 2017:3).

Penelitian yang dilakukan oleh Gaffar (2014:18) mengemukakan bahwa pengetahuan konsumen tentang Bank Syariah relative rendah karena hanya mengetahui hal-hal yang umum tentang Bank Syariah. Konsumen tidak mengetahui secara spesifik tentang produk apa yang ditawarkan oleh Bank

(20)

Syariah dan manfaat apa yang dapat diterimanya jika menggunakan jasa Bank Syariah. Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Pengetahuan dari masyarakat itu sendiri mengenai serba serbi dari bank ini bisa melengkapi keseluruhan pengaruh keputusan nasabah. Keseluruhan hal tersebut tentunya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank sebagai tempatnya menabungkan sebagian dananya (Abimantra, 2013:176).

Sedangkan menurut Wang dan Hwang (dikutip oleh Astik tarikotillah 2017:8), menyimpulkan bahwa konsumen dengan tingkat product knowledge yang tinggi akan mengevaluasi sebuah produk berdasarkan kualitasnya karena mereka percaya dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Karenanya, sangat mungkin mereka akan lebih menyadari akan nilai dari sebuah produk dan selanjutnya naik pada tahap keinginan untuk membeli. Sebaliknya, konsumen dengan tingkat product knowledge yang rendah, lebih cenderung untuk terpengaruh oleh petunjuk dari lingkungan sekitar, misalnya rayuan dari si penjual yang mungkin akan merubah bagaimana cara mereka menerima informasi dari suatu produk.

(21)

Berikut ini data jumlah nasabah di bank Sulselbar Syariah.

Tabel 1.1

Data Jumlah Nasabah Bank Sulselbar Syariah Desember 2015 – Desember 2017

Desember 2015 Desember 2016 Desember 2017

10.271 11.392 12.008

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa jumlah nasabah bank Sulselbar Syariah dari tahun ke tahun yaitu mengalami kenaikan tiap tahunnya.

Yaitu pada tahun 2015 bulan Desmber berjumlah 10.271 nasabah, tahun 2016bulan Desember 11.392 nasabah, dan pada tahun 2017 bulan Desember 12.008 nasabah.Hal itu terjadi karena kualitas produk yang telah diberikan bank kepada nasabahnya.

Dalam hal ini Bank Sulselbar Syariah menyediakan produk-produk jasa untuk melayani dan memenuhi kebutuhan transaksi jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat, dengan dukungan sistem online di seluruh jaringan kantor Bank Sulselbar Syariah dan office channeling diharapkan dapat lebih memudahkan dan mendekatkan layanan Bank Syariah kepada masyarakat.

Bank Sulselbar Syariah memiliki visi untuk menjadi Bank kebanggaan dan pilihan utama membangun Kawasan Timur Indonesia. Dan dengan banyaknya Bank-bank Syariah di Indonesia, Bank Sulselbar Syariah berupaya menjaga kualitasnya sehingga dipercaya oleh masyarakat. Bank Sulselbar Syariah juga telah banyak mendapatkan penghargaan, beberapa di antaranya yaituKinerja

(22)

Keuangan Best of The Best 2000-2014, Best Syariah 2015 Kategori Unit Usaha Syariah Terbaik Aset dibawah Rp 1 Triliun, Tokoh Sulsel 2015 Kategori Pemimpin Bank Daerah Terbaik 2015, Nominasi Top Regional banker 2016 dan Aktif Gelar Donor Darah 2017.

Dan dalam hal ini penulis memilih Bank Sulselbar Syariah sebagai objek penelitian karena apakah bank Sulselbar Syariah merealisasikan produk-produk yang ada di bank memberikan kepada nasabahnya sehingga nasabahnya memutuskan untuk memilih bank Sulselbar Syariah karena kepuasan terhadap produk bank yang telah memenuhi kebutuhan nasabahnya.

Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Konsumen dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan konsumen dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar?

2. Apakah pengetahuan konsumen dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap keputusan nasabah menabung di PT Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan secara parsial pengetahuan konsumen dan kualitas produk terhadap keputusan nasabah menabung di PT Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan secara simultan pengetahuan konsumen dan kualitas produk terhadap keputusan nasabah menabung di PT Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sesuai sifat penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan kepada Bank Sulselbar Syariah untuk memperhatikan aspek pengetahuan konsumen dan kualitas produk terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar

2. Bagi penulis

Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada jurusan manajemen STIE Nobel Indonesia Makassar.

(24)

3. Bagi akademik

Sebagai bahan acuan penelitian untuk mahasiswa yang ingin menyelesaikan studi di STIE Nobel Indonesia Makassar.

(25)

2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank Umum

(Menurut Kasmir, 2011:11). Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbnkan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tahap hidup orang banyak. Pengertian bank menurut UU-RI No. 10/1998 tentang Perbankan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan /atau bentuk betnuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Menurut Syamsu Iskandar (2008:5) mendefinisikan Bank adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi pinjaman dan menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran sedangkan menurut Abdullah (2012:1) dalam beberapa ahli menyatakan bahwa:

(26)

a. Menurut Abdullah (2012:2), “bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.”

b. Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun 1967 Pasal 1 tentang pokok pokok perbankan, “bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”.

2.1.2 Pengertian Bank Syariah

(Muhammad 2016:1) Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.

Bank syariah atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Alquran dan Hadis Nabi saw.

2.1.3 Fungsi Bank Syariah

Menurut undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 dalam pasal 4 yang terdiri dari:

a) bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

(27)

b) Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelola zakat.

c) Bank syariah dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

2.2 Pengetahuan Konsumen

2.2.1 Arti Pengetahuan

Apa yang dimaksud dengan pengetahuan konsumen? Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2015: 147) mendefinisikannya sebagai; “the amount of experience with and information about particular products or services a person has”. Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Sumarwan (2015: 147) mengartikan;

“At a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the marketplace is called consumer knowledge”. Berdasarkan dua definisi tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Adapun pengetahuan konsumen terbagi dalam tiga jenis pengetahuan: (a) Pengetahuan Produk, (b) Pengetahuan Pembelian, dan (c) Pengetahuan Pemakaian.

(28)

1) Pengetahuan Produk

Sunyoto (2015:52) merupakan gabungan dari beberapa jenis informasi yang berbeda yang terdiri dari: kesadaran kategori dan merek produk dalam kategori produk, terminologi produk dan kepercayaan tentang produk secara umum dan merek.

Peter dan Olson dalam Sumarwan (2015:148) juga membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, pengetahuan tentang manfaat produk, dan pengetahuan tentang kepuasan yang di berikan produk bagi konsumen.

a. Pengetahuan Atribut Produk

Sebagian konsumen mungkin memiliki informasi yang lengkap mengenai suatu produk, sehingga mereka mampu mendeskripsikan secara terperinci berbagai atribut dari produk tersebut. Maka bagi pemasar perlu mengetahui apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.

Pengetahuan atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan di belinya (Sunyoto. 2015:53).

(29)

b. Pengetahuan Manfaat Produk

Pengetahuan manfaat produk bagi konsumen sangat penting untuk di miliki, karena konsumen sering kali berpikir mengenai manfaat yang ia rasakan jika mengonsumsi atau membeli sebuah produk, bukan mengenai atributnya. Konsumen mungkin tidak tertarik untuk mengetahui berbagai apa kandungan dari suatu produk, mereka lebih tertarik mengetahui apa manfaat produk tersebut (Sunyoto. 2015:53).

c. Pengetahuan Kepuasan Produk

Pengetahuan kepuasan yang diperoleh dari produk, akan dirasakan oleh konsumen ketika mereka telah menggunakan produk tersebut secara langsung. Perlu diketahui bahwa pemanfaatan produk dalam hal rasa, tidak dapat diwakilkan kepada pihak lain atau orang lain. Sehingga ukuran puas dan tidak puas yang valid adalah ketika konsumen memanfaatkan secara langsung atas sebuah produk, dan bukan mereka memperoleh informasi atau keterangan dari orang lain(Sunyoto. 2015:53).

2) Pengetahuan Pembelian

Sunyoto (2015:54) meliputi berbagai macam potongan yang ada di dalam ingatan konsumen mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut.

(30)

3) Pengetahuan Pemakaian

Sunyoto (2015:54) suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersedia telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk bisa memberikan manfaat maksimal dan kepuasan tinggi, maka konsumen harus dapat menggunakan atau mengonsumsi suatu produk yang benar.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olson dalam Sumarwan (2015:148) menyebutkan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda. Pengetahuan ini meliputi kelas produk (product class), bentuk produk (product form), merek (brand), dan model/fitur (model/features).

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

Adapun yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yang dapat mendorong seorang nasabah dalam memahami dan menangkap suatu informasi yang selanjutnya dapat diapresiasikan dengan tindakan, faktor tersebut di antaranya:

(31)

1) Media

Media yang secara khusus di desain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Misalkan: televisi, radio, koran, papan reklame, dan majalah (Hermawan. 2012:192).

2) Keterpaparan Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui atau dapat pula berupa transfer pengetahuan. Informasi dapat mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, database. Informasi dapat juga dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar serta diteruskan melalui komunikasi (Lupiyoadi. 2013:109).

2.2.4 Indikator Pengetahuan Konsumen

Sunyoto (2015:54) menjelaskan bahwa untuk mengevaluasi pengetahuan nasabah terdapat beberapa indikator antara lain :

1) Pengetahuan Produk 2) Pengetahuan Pembelian 3) Pengetahuan Pemakaian

2.2.5 Definisi Perilaku Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2015: 4) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut.

Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

(32)

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2009:166) menyebutkan setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor budaya, social dan pribadi.

1. Faktor Kebudayaan

Kelas budaya, subbudaya, dan social sangat memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota keluarga mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis.

2. Kultur

Kultur adalah faktor penentu paling pokok dan keinginan dan perilaku seseorang. Mahluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, presepsi, preferensi, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di

(33)

lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk produk baru yang diinginkan konsumen.

3. Subkultur

Tiap kultur mempunyai sub kultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal di suatu daerah mempunyai citarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan sub kultur tersendiri. Banyaknya sub kultur ini merupakan segmen pasar yang penting, dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan sub kultur tersebut.

4. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen yang teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.

Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.

(34)

5. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar benar memperhitungkan untuk menyusun strategi pemasaran.

6. Kelompok

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan didalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Ada yang disebut kelompok primer, dimana anggotanya berinteraksi secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada pula yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang yang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular. Contohnya adalah organisasi.

Kelompok rujukan adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan atau tatap muka atau tak langsung dalam pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh kelompok rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasikan kelompok rujukan dari pasar sasarannya. Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada

(35)

perilaku dan gaya hidup. Mereka dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan dipilih oleh seseorang.

7. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan ama, politik, ekonomi dan harga diri. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada. Sedangkan para keluarga perorekreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar perlu menentukan bagaimana interksi antara para anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka masing masing. Sehingga dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat.

8. Peran dan Status

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. Contohnya

(36)

adalah direktur memakai pakaian yang mahal dan mengendarai mobil Mercedes.

9. Faktor Pribadi

Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan, ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

10. Usia dan tahap Daur Hidup

Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

11. pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata rata terhadap produk mereka.

(37)

12. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indicator indicator ekonomi tersebut menunjukan daya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk mendapatkan posisi produknya.

13. Gaya Hidup

Orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.

Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen. Gaya hidup diartikan sebagai

“bagaimana orang hidup” (how one lives). Gaya hidup seseorang meliputi produk yang dibelinya, bagaimana menggunakannya dan bagaimana seseorang berfikir dan merasakan semua itu. Gaya hidup merupakan manifestasi konsep diri seseorang.

(38)

14. Kepribadian dan Konsep Diri

Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relative konstan terhadaplingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perlikau konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta mirip konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.

15. Faktor Psikologi

Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenetic maupun biologis.

Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan Psikologis tertentu seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan psikologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.

(39)

2.3 Kualitas Produk

2.3.1 Kualitas

Menurut American Society For Quality, kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang tampak atau samar. (Heizer dan Render, 2009:301).

Kualitas merupakan suatu kondisi yang dinamis, dari suatu tingkat kesempurnaan yang diharapkan dari suatu produk atau jasa dalam upaya untuk memenuhi keinginan pelanggan.

2.3.2 Produk

Produk menurut Molan dalam Kotler dan Keller, (2008: 5) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan atau kebutuhan.

Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa pengalaman, acara- acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.

2.3.3 Pengertian Kualitas Produk

Kotler dan Armstrong (2012: 283), mendefinisikan kualitas produk adalah

“the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation of repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

(40)

2.3.4 Produk Bank Syariah

(Muhammad 2016:5)Sesuai dengan fungsi dan jenis dana yang dapat dikelola oleh bank syariah tersebut diatas, selanjutnya melahirkan berbagai macam jenis produk pengumpulan dan penyaluran dana oleh bank syariah.

Sebagai gambaran ringkas tentang produk-produk bank syariah tersebut akan diurai sebagai berikut :

2.3.4.1 Produk Penghimpunan Dana

(Muhammad 2016:6) Pelayanan jasa simpanan/tabungan berupa simpanan/tabungan yang diselenggarakan adalah bentuk simpanan/tabungan yang terikat dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Berkaitan dengan itu, jenis simpanan tabungan yang dapat dikumpulkan oleh bank syariah adalah beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut.

2.3.4.2 Prinsip Produk Bank Penghimpunan Dana

Prinsip-prinsip produk bank Syariah yang diaplikasikan dalam kegiatan produk penghimpunan dana, antara lain:

1) Prinsip Wadi’ah

Prinsip wadi’ah implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana nasabah sebagai yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai peminjam . Prinsip ini dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(41)

a. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu intensif.

b. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

c. Terhadap pembukaan rekekning ini bank bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi.

d. Ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

2) Prinsip Mudharabah

Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak sebagai shahibul mal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana ini digunakan bank untuk melakukakn pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Jika terjadi kerugian maka bank bertanggung jawabn atas kerugian yang terjadi.

a. Mudharabah mutlaqah

Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan

(42)

prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.

b. Mudharabah Muqhayadah on Balance Sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (retrict investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.

c. Mudharabah Muqayadah off balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat- syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.

3) Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk-bentuk pembiayaan sebagai berikut:

a. Pembiayaan Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.

(43)

b. Pembiayaan salam (jual beli barang belum ada). Pembayaran tunai barang diserahkan tangguh. Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual. Dalam transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas harga dan waktu penyerahan.

c. Istishna, jual beli seperti akad salam namun pembayarannya dilakukan oleh bankdalam beberapa kali pembayaran. Istishna diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

4) Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun perbedaanya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya jasa. Pada akhir masa sewa, Bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah.

Karena itu dalam perbankan syari’ah dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti berpindahnya kepemilikan). Hargasewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.

5) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

a. Musyarakah, adalah kerjasama dalam suatu usaha oleh dua pihak . Ketentuan umum dalam akad musyarakah adalah sebagai berikut:

1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-sama

2. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

(44)

3. Pemilik modal dipercaya untuk menjalan proyek musyarakah tidak boleh melakukan tindakan.

b. Mudharabah, kerjasama dengan mana shahibul mal memberikan dana 100% kepada mudharib yang memiliki keahlian.

c. Mudharabah Muqayadah, pada dasarnya sama dengan persyaratan di atas. Perbedaannya adalah terletak pada adanya pembatasan penggunaan modal sesua dengan permintaan pemilik modal.

2.3.4.3 Produk Penyaluran Dana

(Muhammad 2016:14) Produk penyaluran dana di bank syari’ah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu :

a) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli.

b) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa.

c) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.’

2.3.5 Akad Pelengkap

(Muhammad 2016:12) Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. Aakad ini dioperasionalkan dengan pola sebagai berikut :

(45)

a) Al-Hiwalah (Pengalihan Utang), transaksi pengalihan utang-piutang.

Dalam praktek perbankan fasilitas hiwalayah lazimnya digunakan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

b) Rahn (Gadai), untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi criteria : (a) milik nasabah sendiri; (b) jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar; (c) dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

c) al-Qardh, pinjaman kebaikan. Al-qardh digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecildan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.

d) Wakalah, nasabah member kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti : transfer, dsb.

e) Kafalah, bank garansi digunakan untuk menjamin pembyaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dan untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank dapat ganti biaya atau jasa yang diberikan.

2.3.6 Indikator Kualitas Produk

Menurut Tjiptono (2008:25) terdapat delapan indikator kualitas produk, yaitu sebagai berikut :

(46)

1) Kinerja (Performance)

Karakteristik pokok dari produk inti.

2) Cirri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3) Kehandalan (Rehability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4) Kemampuan Pelayanan (Serviceability)

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

5) Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality)

Yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.4 Teori Pengambilan Keputusan Nasabah Menabung

2.4.1 Keputusan Nasabah

Schiffman dan Kanuk (2008:516) keputusan nasabah untuk membeli atau tidak suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi kebanyakan lembaga keuangan. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Jadi, para pemasar sangat tertarik dengan pengambilan keputusan nasabah. Keputusan untuk tidak membeli jugamerupakan alternatif.

(47)

2.4.2 Menabung

Muhamad (2014:155) menabung merupakan kegiatan mengamankan dana agar dana tidak mengalami pengurangan jumlah pokok. Didalam menabung, pemilik dana tidak akan mengalami kerugian. Namun, jika dana yang dimiliki ditabungkan di bank maka akan bertambah, minimal akan mendapatkan bonus (jika di syariah dilakukan dengan akad wadi’ah). Jadi dalam menabung risiko relatif kecil, atau bahkan dapat dilakukan tidak berisiko, karena pokok akan kembali kepada pemilik.

2.4.3 Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Keller (2009:184) untuk sampai kepda keputusan pembelian akan melewati 5 tahap yaitu:

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2009:184)

1. Pengenalan Masalah. Merupakan tahap dimana pembeli mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal seperti lapar dan haus yang bila mencapai titik tertentu akan menjadi sebuah dorongan dan rangsangan ekternal.

2. Pencarian informasi. Setelah tergerak oleh stimuli, konsumen berusaha mencari informasi lebih banyak tentang hal yang dikenalinya sebagai kebutuhannya. Konsumen memperoleh informasi dari sumber pribadi Pengenalan

Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian

(48)

(keluarga, teman, tetangga, dan kenalan), komersial (iklan, tenaga penjual, perantara, kemasan), dan eksperimental (penanganan pemeriksaan dan penggunaan produk).

3. Evaluasi Alternatif. Merupakan tahapan dimana konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Pada tahap ini konsumen menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih berdasarkan besarnya kesesuaian antara manfaat yang diinginkan dengan yang bisa diberikan oleh pilihan produk yang tersedia.

4. Keputusan Pembelian. Merupakan tahapan dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian atau pertukaran antara uang atau janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu benda.

5. Perilaku Pasca Pembelian. Merupakan tahapan dimana konsumen akan mengalami dua kemungkinan yaitu kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pilihan yang diambilnya.

2.4.4 Indikator Keputusan Nasabah

Kotler dan Keller (2009:184) menjelaskan bahwa untuk mengevaluasi pengetahuan nasabah terdapat beberapa indikator antara lain :

1) Pengenalan Masalah 2) Pencarian Informasi 3) Evaluasi Alternatif 4) Keputusan Pembelian 5) Perilaku Pasca Pembelian

(49)

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Nama Tahun Judul Hasil Penelitian

Reski Amaliah

2017 Pengaruh

Kepercayaan (Trust) dan Pengetahuan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih Bank Syariah Pada PT. Bank Muamalat Cabang Makassar

1. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial (uji T), hasil penelitian membuktikan bahwa masing-masing variabel independen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen karena memiliki thitung

yang lebih besar dari ttabel dan memiliki tingkat signifikan (probabilitas) lebih kecil dari 0,05.

2. Berdasar basil penelitian secara simultan (uji F), hasil penelitian

membuktikan bahwa variabel

independenyaitu

kepercayaan (X1) dan pengetahuan (X2) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank syariah.

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan (X2) lebih dominan mempengaruhi variabel pengambilan keputusan nasabah dalam memilih bank Muamalat (Y) disbanding variabel kepercayaan (X1)

(50)

Ellyza Wahyu Wulandari

2015 Pengaruh strategi Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Nasabah Dalam menggunakan Produk Pembiayaan Mudharabah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Bangun Drajat Warga Yogyakarta

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat bahwa strategi promosi dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah

pada produk

pembiayaan

mudharabah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga Yogyakarta.

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat nasabah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat nasabah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga Yogyakarta.

Ayu Nurtika Dewi

2014 Analisis Faktor-

Faktor yang

mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk menabung (Studi kasus pada PD BPR BKK Kendal Cabang Patean)

Kualitas produk tabungan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat menabung.

Erlan Ervandy 2017 Pengaruh Pengetahuan

Konsumen Dan

Promosi Terhadap Minat Nasabah

1. Berdasarkan hasil Uji Analisis Regresi Berganda menunjukkan bahwa Pengetahuan Konsumen berpengaruh

(51)

Menabung Di Bank Muamalat Cabang Makassar

terhadap minat menabung pada Bank Muamalat Cabang Makassar.

2. Berdasarkan hasil penelitian dan Uji Statistik menunjukkan

bahwa promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung pada

Bank Muamalat

Cabang Makassar.

2.6 Kerangka Pikir

Secara ringkas kerangka pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah menabung (sebagai variabel dependen) yang di pengaruhi oleh pengetahuan konsumen dan kualitas produk (sebagai variabel independen)

Pengetahuan konsumen dan kualitas produk sangat penting bagi nasabah dalam mengambil keputusan/menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar, karena pengetahuan terhadap keputusan nasabah menabung, serta begitupun juga dengan kualitas produk yang ada di Bank Sulselbar sangat mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung.

(52)

2.6.1 Hubungan Pengetahuan Konsumen Terhadap Keputusan Nasabah

Amaliah (2017:33) pengetahuan tentang perbankan syariah merupakan sesuatu yang dapat mendorong masyarakat mengambil keputusan dalam memilih perbankan syariah. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang produk bank syariah dan sistem operasionalnya. Dilihat dari organisasinya maupun sistem operasionalnya bank syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional lainnya.

Wahyuni (2016:45) pengetahuan konsumen sangatlah penting bagi bank syariah karena pengetahuan konsumen tersebut dapat mempengaruhi nasabah dalam menentukan keputusan/pilihan dimana mereka akan membeli produk/jasa bank syariah.

2.6.2 Hubungan kualitas Produk Terhadap Keputusan Nasabah

Sangadji dan Sopiah (2013:189) hal ini terjadi dengan adanya kemudahan fasilitas untuk dapat menyampaikan keluhan, sehingga peningkatan kualitas produk menjadi lebih penting. Dengan demikian faktor kualitas produk menjadi penting posisinya dalam hal mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan produk yang bersangkutan.

(53)

Secara ringkas kerangka pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar

Pengetahuan Konsumen (X1) Kualitas Produk (X2)

Keputusan Nasabah Menabung (Y) Indikator:

 Pengetahuan Produk

 Pengetahuan Pembelian

 Pengetahuan Pemakaian

Indikator:

 Kinerja

 Ciri-ciri atau Keistimewahan Tambahan

 Kehandalan

 Kemampuan Pelayanan

 Kualitas yang Dipersepsikan

Indikator:

 Pengenalan Masalah

 Pencarian Informasi

 Evaluasi Alternatif

 Keputusan Pembelian

 Perilaku Pasca Pembelian

(54)

2.7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga bahwa pengetahuan konsumen dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

2. Diduga bahwa pengetahuan konsumen dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

(55)

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar di Jalan Dr. Sam Ratulangi, No. 16, sedangkan waktu pelaksanaannya pada bulan Desember 2018 sampai dengan Januari 2019.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

“Populasi menurut Sugiyono (2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah nasabah yang terdaftar pada Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar yang berjumlah 11.224 nasabah

3.2.2 Sampel

“Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2012:115) dalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Melihat jumlah populasi penelitian yang besar, penarikan sampel menggunakan exident sampling dengan penentuan smpel berdasarkan rumus slovin dikutip oleh Husein Umar (2008:85) sebagai berikut:

(56)

= N 1 + N(e)

Di mana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = nilai kritis (10% = 0,1)

1 = konstanta

Jadi besar sampel:

= 11.224

1 + (11.224)(0,10)

= 11.224

1 + (11.224)(0,01)

= 11.224 1 + (112,24)

= 11.224

113,24= 99,12

Karena n = 99,12 sehingga dibulatkan menjadi, n = 100

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.

(57)

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data berupa angka yang dihitung untuk menghasilkan penafsiran yang kuat.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu data primer dan data sekunder antara lain adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti, Umar (2014:42).

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram, Umar (2014:42).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperkuat data yang diperoleh maka perlu adanya proses pengumpulan data, hal-hal yang penulis lakukan yaitu :

(58)

1. Angket (Kuesioner)

Teknik angket (Kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pernyataan/pertanyaan dapat bersifat terbuka jjika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan instrument yang berupa lembar daftar pertanyaan tadi dapat berupa angket (kuesioner), checklist ataupun skala, Umar (2014:49).

Berikut ini merupakan skor Sakal Likert untuk analisis kuantitatif dalam penelitian yaitu :

Tabel 3.1 Skor Skala Likert

Pernyataan Positif

Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

2. Dokumentasi

Menurut Martono (2014:87) bahwa mengumpulkan dokumen atau metode dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

(59)

3. Observasi

Aktivitas pengamatan yang dilakukan secara langsung ke objek penelitian yang berkaitan dengan pengetahuan konsumen dan kualitas produk terhadap minat nasabah untuk memilih menabung di Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Uji Persyaratan Analisis

1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan, Umar (2014:166), pengujian ini memiliki tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, pengujiannya dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan secara manual atau dukungan komputer, misalnya melalui bantuan paket computer SPSS. Dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut :

1) Jika r hitung > r tabel (pada taraf signifikan 5%) maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

2) Jika r hitung r < tabel (pada taraf signifikan 5%), maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

(60)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Misal, seseorang yang telah mengisi kuesioner pertama hilang. Isian kuesioner dan kedua haruslah sama atau dianggap sama, Umar (2014:168). Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran berulang, akan mendapatkan hasil yang sama. Kriteria pengujian instrument dikatakan handal apabila r hitung > tabel pada taraf disignifikan 5%.

3.5.2 Uji Statistik

1. Analisis Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2014:275), bahwa analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Persamaan regresi untuk dua predikator adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Pengambilan Keputusan

(61)

a = Nilai Konstan

b1 – b2 = Koefisien regresi

X1 = Kepercayaan (trust)

X2 = Pengetahuan

e = Standar error

2. Uji T (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen. Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Hipotesis akan diuji dengan taraf nyata a = 5%

a) Dengan menggunakan t hitung dan tabel

 Jika t hitung > tabel maka Ho ditolak

 Jika t hitung < tabel maka Ho diterima b) Dengan menggunakan angka signifikansi

 Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

 Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima 3. Uji F (Uji Simultan/Uji Serempak)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel X terhadap Y secara bersama-sama. Uji F bertujuan untuk mengetahui

(62)

besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesis akan diuji dengan taraf nyata a = 5%

a. Kriteria Pengujian

 Jika F hitung > tabel maka Ho ditolak

 Jika F hitung ≤ tabel maka Ho diterima b. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitasnya

 Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

 Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima 4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi dinyatakan dalam presentase dan dapat dilihat pada R Square.

3.6 Definisi Operasional

1. Pengetahan Konsumen (X1)

Merupakan keingintahuan konsumen terhadap produk dan jasa yang dimana berhubungan dengan keinginan konsumen yang mengenai berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk dan juga informasi tentang produk atau jasa yang diinginkan konsumen.

(63)

2. Kualitas Produk (X2)

Merupakan pertimbangan penting yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah yang memberikan manfaat dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh nasabah.

3. Keputusan Nasabah (Y)

Keputusan nasabah adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang yang mempunyai pengalaman mengenai produk yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai produk yang sedang mereka pertimbangkan untuk membeli suatu produk dan jasa guna memenuhi kebutuhannya.

(64)

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.

002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Dalam rangka

(65)

perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar.

Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.

Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular resolution dan Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT.

Bank Sulselbar.

Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang

(66)

Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/32/KEP. GBI/2011 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Disingkat PT. Bank Sulsel Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Disingkat PT.

Bank Sulselbar.

Sejarah Bank Sulselbar (BSSB) Syariah. Bank Sulselbar Syariah berdiripada 23 April 2007 di awali dengan pembukaan Unit Usaha Syariah (UUS). Sementara Bank Sulselbar Syariah Kantor Cabang Makassar berdiri pada tanggal 28 Desember 2010.

4.1.2 Visi Bank Sulselbar Syariah

Menjadi Bank Kebanggaan dan Pilihan Utama Membangun Kawasan Timur Indonesia

4.1.3 Misi Bank Sulselbar Syariah

 Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas dan terpercaya

 Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil

 Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholde 4.1.4 Struktur Organisasi Bank Sulselbar Syariah

Struktur organisasi perusahaan dibuat agar karyawan dapat melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik dan bertanggung jawab. Adapun struktur organisasi Bank Sulselbar Syariah sebagai berikut:

(67)

Gambar 4.1

PEMIMPIN CABANG

PEMIMPIN SEKSI

PEMIMPIN SEKSI

PEMIMPIN SEKSI

ACCOUNT OFFICER

ASISTEN OPERASIONAL

ASISTEN ADMINISTRASI

ANALIS KREDIT

TELLER

CUSTOMER SERVICE

ASISTEN OPERASIONAL

DRIVER

PRAMUBHAKTI

SECURITY

KOORDINATOR KK RANGKAP CS

TELLER

SECURITY

KANTOR KAS UMI

(68)

4.1.5 Produk dan Layanan Bank Sulselbar Syariah

1. Pendanaan Unit Usaha Syariah (UUS) - Giro Wadiah

- Giro Mudharabah - Tabungan Syariah - Tabungan Hatam - Tabungan Simpel iB - Deposito Mudharabah

2. Pembiayaan Unit Usaha Syariah(UUS) - Graha Berkah iB

- Oto Berkah iB

- Modal Kerja Berkah iB - Gadai Emas Berkah iB 3. Jasa Unit Usaha Syariah(UUS)

- SKNBI ( Sistem Kriling Nasional Bank Indonesia) - BI-RTGS (Real Time Gross Settlement)

- Pembayaran Listrik - Surat Keterangan Bank

4.1.6 Letak Kantor

Adapun alamat kantor Bank Sulselbar Syariah dan nomor telepon area Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga gerakan menampilkan gagasan kemurnian hidup Kristiani karena frustasi dengan keadaan hidup keagamaan masyarakat.. menginginkan sebuah perubahan berdasarkan assesmen yang

Menurut Yamit (2011:123) proses produksi pada hakekatnya adalah proses pengubahan (transformasi) dari bahan atau komponen (input) menjadi produk lain yang mempunyai

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengatasi yang dihadapi oleh salah satu Kelompok Wanita Wirausaha Keset Perca di Desa Sidoluhur, Kecamatan

Hasil wawancara dengan Ibu Hidayatur Rohmah (ahli waris H.. didapat sebelumnya telah diwakafkan untuk kepentingan mushola. Dalam pembagian tanah tersebut karena dirasa

Secar umum, komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah subkomponen undercarriage bulldozer D375A, track sheo yang berfungsi sebagi penumpu langsung beban

RINCIAN JUMLAH PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK DAN SUARA CALON. NOMOR/NAMA PARTAI DAN CALON

Kedua jenis perhitungan harga sewa dan sewa-beli ini akan dibandingkan dengan harga sewa maupun sewa-beli yang berlaku di rumah susun. Adapun tahapan selanjutnya yang dilakukan

Apabila Sekolah tidak dapat mengirimkan peserta mohon segera menghubungi kami supaya kami dapat segera mencari pengganti.. Ki Ageng