• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VI MIS NURUL HUDA PEGUNDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VI MIS NURUL HUDA PEGUNDAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

360 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VI MIS NURUL HUDA

PEGUNDAN

Ifa Ma’rifa

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI Melalui model pembelajaran Problem Based Learning.

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Fiqih, dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah 26 siswa. Tempat penelitian pembelajaran adalah di MIS Nurul Huda Pegundan Kabupaten Pemalang. Adapun waktu penelitian pembelajaran ini dilakukan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I pada tanggal 4-11 Desember 2022, siklus II pada tanggal 12-19 Desember 2022 dan sesuai dengan jadwal kegiatan. Hasil penelitian ini adalah penerapan model problem based learning pada mata pelajaran Fiqih dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai post test siklus I siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 13 siswa (50%) dan siswa yang memperoleh nilai >70 sebanyak 13 siswa (50%) dengan rata-rata kelas 71,15%.

Sedangkan nilai post test pada siklus II siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 0 siswa (0%) dan siswa yang memperoleh nilai >70 sebanyak 26 siswa (100%), dengan rata-rata kelas 90,38%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dengan presentase ketuntasan 100%. Hal ini berdasarkan kriteria ketuntasan minimum yang telah terpenuhi yaitu 70. Dengan demikian, pada siklus II hasil belajar siswa dikatakan TUNTAS.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Fiqih, Problem Based Learning.

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara yang melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang tinggi

(2)

361 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

kualitas agar hidup sejahtera dunia dan akhirat. Menurut Ash-Shidiqiy (1996) dalam Maimunah (2019: 143) bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia, dewasa ini dinilai sangat kompleks. Beragam permasalahan tentang perbuatan manusia sudah dianggap tidak sesuai dengan aaran agama Islam. Hal ini ditandai dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari tentang fiqih. Fiqih memiliki arti yaitu ilmu yang menjelaskan berbagai hukum agama yang saling berkaitan dengan pekerjaan para “mukallaf” yang diambil dari sumber dalil yang jelas.

Menurut Depag RI (2004) dalam Mazrur Amberi (2011: 42) bahwa fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. (2) melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, dengan disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Oleh karena itu, mata pelajaran Fiqih sangat penting dalam penerapanya kehidupan sehari-hari, sehingga pendidik harus bisa membungkus pembelajaran fiqih menjadi efektif dan efesien agar siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajarinya.

Namun berdasarkan observasi awal ditemukan rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih di kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan. Dari siswa yang berjumlah 26 anak terdapat 13 anak (50%) yang mendapat nilai dibawah KKM (70), sedangkan 13 anak yang lain telah memperoleh nilai diatas KKM.

Oleh karena itu, pembelajaran yang telah dilakukan belum tuntas. Dalam hal ini pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran yang klasikal, pembelajaran yang meletakan guru sebagai pusat belajar. Selain itu, siswa kurang menangkap atau tidak memahami materi yang diterima dan menganggap pembelajaran fiqih tergolong mata pelajaran yang sulit. Sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih belum memuaskan.

Rendahnya hasil belajar tersebut, disebabkan karena beberapa kasus yaitu kasus siswa dan kasus guru. Pada kasus siswa yang terjadi adalah siswa banyak yang pasif dalam proses pembelajaran dan takut bertanya tentang materi yang belum dimengerti kepada guru. Selain itu, keberanian siswa untuk berpendapat dan menjawab soal masih kurang. Sebaliknya pada kasus guru, yang terjadi adalah guru masih menggunakan metode tradisonal atau klasikal dalam pembelajaran dan guru tidak memberi luang dalam membiasakan siswa untuk mengeksplor pengetahuan dan keberanianya dalam tanya jawab.

Peran guru sangat penting dalam memotivasi, membimbing dan mengembangkan siswa dalam kegiatan belajar. peran ini juga didukung dengan peran siswa dalam mempelajari pembelajaran, berani memecahkan masalah dan

(3)

362 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

berpendapat. Apabila kedua peran tersebut tidak bisa satu jalan, maka siswa belajar tidak secara aktif atau siswa terbiasa diam dan takut menyampaikan pendapatnya karena guru belum maksimal dalam penerapan model pembelajaran yang tepat yang melibatkan siswa secara langsung. Akibatnya, aktivitas siswa dalam belajar menghasilkan hasil yang rendah.

Oleh karena itu, penulis memilih salah satu model pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Menurut Kamdi (2007) dalam Efin Setiabudi (2020:150) bahwa Probelm Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.

Probelm Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fiqih melalui Problem Based Learning pada siswa kelas VI di MIS Nurul Huda Pegundan Kab. Pemalang Tahun Pelajaran 2022/2023. Dengan demikian, penulis juga ingin menerapkan dan membuktikan bahwa Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa berfikir kritis dan memudahkan dalam pemahaman materi serta pemecahan masalah. Menurut penulis bahwa Problem Based Learning (PBL) sangat efektif jika diterapkan dalam pembelajaran. Karena merupakan model pembelajaran yang menarik karena mendorong siswa berfikir kritis dan efektif dalam pemahaman materi pelajaran. Sehingga, hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu Penelitian Tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus yang didasarkan pada silabus pengajaran. Tiap siklus direncanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan berkaitan dengan topik yang akan diajarkan.

Adapun waktu penelitian dilaksankan dalam dua siklus yaitu siklus I pada tanggal 4-11 Desember 2022, siklus II pada tanggal 12-19 Desember 2022 dan sesuai dengan jadwal kegiatan. Sedangkan subyek penelitian ini adalah siswa

(4)

363 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil pengamatan melalui lembar observasi dari aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil pengembangan kognitif siswa dan lembar kerja siswa. Penilaian aktivitas guru dapat dipresentasekan dengan rumus :

Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut : 0 – 20% = kurang baik

21% - 40% = cukup baik

41% - 60% = sedang

61% - 80% = baik

81% - 100% = sangat baik

Adapun penilaian aktivitas siswa menggunakan rumus berikut:

Kriteria penilaian aktivitas siswa sebagai berikut : 0 – 20% = kurang baik

21% - 40% = cukup baik

41% - 60% = sedang

61% - 80% = baik

81% - 100% = sangat baik

Penilaian soal tes siswa dilakukan dengan membandingkan skor nilai tiap Hasil aktivitas guru = Jumlah skor X 100%

Aktivitas Siswa = Jumlah Skor X 100%

Jumlah aspek observasi

(5)

364 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

siklus dengan KKM yang ditentukan yaitu 70. Oleh karena itu, ketuntasan siswa dalam belajar apabila nilai perolehan siswa lebih dari sama dengan 70. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : P = persentase F = frekuensi N = jumlah siswa

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas VI p a d a materi minuman halal dan haram dan binatang yang halal dan haram, dengan jumlah siswa 26 orang. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dengan satu kali pertemuan, sedangkan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan.

Pada siklus I dan siklus II tahapan-tahapan telah dilaksanakan dengan baik sehingga memberikan dampak dan perbaikan positif pada diri siswa. Siswa menjadi lebih aktif, nilai siswa menjadi meningkat serta siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas, Dengan demikian penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan. Peningkatan hasil belajar disajikan dalam tabel berikut:

No Kriteria Siklus I Siklus II

1 Rata-rata kelas 71,15% 90,38%

2 Peserta didik tuntas belajar 50% 100%

3 Peserta didik belum tuntas belajar 50% 0%

Dengan demikian, penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih Pada MIS Nurul Huda Pegundan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar dari post test siklus I, dan post test siklus II.

Pada post test siklus I siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 13 siswa (50%) dan siswa yang memperoleh nilai >70 sebanyak 13 siswa (50%) dengan rata-rata kelas 71,15%. Sedangkan nilai post test pada siklus II siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 0 siswa (0%) dan siswa yang memperoleh nilai

>70 sebanyak 26 siswa (100%), dengan rata-rata kelas 90,38%. Pada siklus II P= 𝐹

𝑁x 100%

(6)

365 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

hasil belajar siswa meningkat dengan presentase ketuntasan 100%. Hal ini berdasarkan kriteria ketuntasan minimum yang telah terpenuhi yaitu 70. Dengan demikian peneliti bisa mengakhiri penelitian, karena hasil belajar siswa sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan hasil post test siklus II siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu juga memberikan perbaikan positif dalam diri siswa. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih, misalnya siswa yang semula pasif dalam belajar menjadi lebih aktif serta siswa lebih percaya diri dalam mengerjakan soal. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning siklus I pada aktivitas guru dapat dikategorikan sangat baik karena mendapat skor 84, sehingga presentase yang didapat adalah 84%. Kemudian pada siklus II, berdasarkan hasil pengamatan observer bahwa kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilakukan belum efektif dan kurang maksimal, hal ini dengan adaya tahapan yang belum dilaksanakan guru secara maksimal. Meskipun demikian, data observasi pada tabel secara keseluruhan menunjukan bahwa proses kegiatan belajar mengajar berlangsung secara lancar, antusias dan kodusif.

Aktivitas guru pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan skor 96% dimana pada siklus sebelumnya memiliki skor 84%. Hal ini menunjukan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaraan tergolong sangat baik. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada penelitian ini, maka disimpulkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan dan perbaikan pada kegiatan pembelajaran dalam setiap siklusnya. Hal ini dibuktikan pada lembar observasi guru yang telah menunjukan peningkatan. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pula pada grafik sebagai berikut :

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SIKLUS I SIKLUS II

SIKLUS I SIKLUS II

PRESENTASE AKTIFITAS GURU 84% 96%

PRESENTASE AKTIFITAS GURU

(7)

366 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan hasil perolehan aktivitas guru.

Keberhasilan tersebut karena guru ketelatelan dan semangat guru dalam kegiatan belajar mengajar serta guru telah melaksanakan point tiap sintaknya secara lengkap.

Penilaian aktivitas siswa pada siklus I telah menunjukkan rata-rata keterlaksanaan langkah-lagkah model problem based learning dengan kategori baik sebesar 66,25%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan menerapkan model problem based learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang memunculkan tahap mengembangkan dan menyajikan laporan serta tahap mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau selalu mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatu konsep dari suatu permasalahan.

Peningkatan siklus II pula ditunjukkan dengan data observasi siswa yang menunjukkan terlaksananya langkah-langkah problem based learning diantaranya yaitu orientasi siswa pada masalah, pengorganisasikan siswa untuk belajar, penyelidikan kelompok, pengembangkan dan penyajikan laporan, dan pengevaluasi proses pemecahan masalah. Sehingga dihasilkan rata-rata keterlaksanaan langkah-langkah problem based learning dari siklus I dan siklus II yaitu dari kategori baik (66,25%) menjadi sangat baik (86,25%).

Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Perbandingan aktivitas siswa dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dikarenakan guru dapat memberikan motivasi kepada

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

SIKLUS I SIKLUS II

SIKLUS I SIKLUS II

PRESENTASE AKTIFITAS SISWA 66.25% 86.25%

PRESENTASE AKTIFITAS SISWA

(8)

367 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

siswa dalam pembelajaran dengan model Problem Base Learning.

Dengan demikian, hipotesis awal dari penelitian tindakan kelas ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan, dapat diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakuakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Model pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran Fiqih dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MIS Nurul Huda Pegundan.

Peningkatan tersebut terlihat dari nilai post test siklus I siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 13 siswa (50%) dan siswa yang memperoleh nilai >70 sebanyak 13 siswa (50%) dengan rata-rata kelas 71,15%. Sedangkan nilai post test pada siklus II siswa yang memperoleh nilai <70 sebanyak 0 siswa (0%) dan siswa yang memperoleh nilai >70 sebanyak 26 siswa (100%), dengan rata-rata kelas 90,38%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dengan presentase ketuntasan 100%. Hal ini berdasarkan kriteria ketuntasan minimum yang telah terpenuhi yaitu 70. Model problem based learning membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Sehingga dengan melihat keberhasilan penerapan model problem based learning, guru merasa tertantang untuk lebih inovatif dan kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dkk, Lif Khoiru. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT.

Prestasi Pustaka.

Amberi, Mazrur. 2011. Pembelajaran Fiqih Di Madrasah (Mencari Model di Tengah Perbedaan). Jurnal Tarbiyatuna Pendidikan Agama Islam Vol 1 No.1 (Desember).

Hotimah, Husnul. 2020. Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi Vol. VIII.

Maimunah. 2019. Pembelajaran Fiqih Sebagai Mata Kuliah Wajib Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Genelogi PAI Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.

6 No.02 (Juli-Desember).

(9)

368 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslih, Agus. 2022. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Materi Ketentuan Haji Pada Siswa Kelas X MA Tholabuddin Masin Warungasem Batang. Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Vol. 2 (Juli).

Novelni, Delsi dan Elfia Sukma. 2021. Analisis Langkah-Langkah Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli. Journal of Basic Education Studies Vol. 4 No. 1 (Januari-Juli).

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008. 2009. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Baasa Arab di Madrasah. Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Setiabudi, Efin. 2020. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fiqih di Kelas V MI Sabilun Najah Penataran 02. Salmiya: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam Vol. 1, No.1 (Maret).

Shihab, M. Quraisy. 1994. Membumikan Alqur’an. Bandung: Mizan.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjono, Anas. 2005. Pengantas Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujana. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tyas, Retnaning. 2017. Kesulitan Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika. Tecnoscienza Vol. 2, No. 1 (Oktober).

Referensi

Dokumen terkait

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Tan- pa adanya direksi dan komisaris, suatu PT tidak dapat men- jalankan fungsinya sebagai sebuah institusi atau badan yang melakukan aktivitas usaha untuk mencari keuntungan

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan

Sebagai remaja yang berwawasan, jelaskan usaha-usaha yang anda lakukan untuk memastikan impian tersebut menjadi kenyataan.. Menabung amat penting untuk menjamin kehidupan pada

Aplikasi Buku Kenangan Elektronik ini dapat menjawab masalah tersebut.Dengan aplikasi ini data â data tentang teman â teman dan kenalan, khususnya data teman â teman 3 KC 39

[r]

[r]

Indonesian Fish Cultivation Territory, catch and/ or breed fish using chemical substances, biological substances, explosives, tools and/or means and/or structures, which