• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laboratorium IPA dan Perpustakaan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Laboratorium IPA dan Perpustakaan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

55 Laboratorium IPA dan Perpustakaan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Biologi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa

Dr. Qadriyah, M.Pd

Dosen Luar Biasa Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry Banda Aceh Email. qadririma@yahoo.com

Abstrak

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan.

Kelengkapan dan ketersediaan fasilitas pendidikan di sekolah sangat berpengaruh terhadap keefektifan dan kelancaran pembelajaran di dalam kelas. Secara sederhana, manajemen perlengkapan sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Laboratorium IPA dan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan angket. Selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) fasilitas sarana dan prasarana yang digunakan di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa dalam menunjang pembelajaran biologi siswa/siswi adalah laboratorium IPA dan perpustakaan, rata-rata pemanfaatan mencapai 70%. (2) sistematika pengelolaan laboratorium IPA dan perpustakaan di ketuai oleh orang yang berbeda, dengan ketersediaan segala fasilitas maupun alat dan bahan serta struktur yang teratur sepenuhnya merupakan tanggung jawab kepala pengelola. (3) Penggunaan laboratorium IPA dan perpustakaan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran biologi siswa/siswi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa.

Kata kunci : Laboratorium IPA, Perpustakaan, dan Kualitas Pembelajaran biologi

PENDAHULUAN

Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang akan menentukan apakah sebuah proses pembelajaran bisa berjalan efektif atau justru sebaliknya. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik dibutuhkan alat dan media yang digunakan sebagai penunjang.

Sebagai contoh, proses pendidikan tidak bisa berjalan dengan efektif jika ruang kelas yang digunakan sebagai tempat belajar tidak terawat atau bahkan sudah tidak layak pakai. Oleh karena itu, pengelolaan terhadap sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan harus dilakukan secara profesional dan proporsional (Ginanjar, 2023).

Berhasil atau tidaknya suatu proses pencapaian tujuan tersebut, antara lain di pengaruhi oleh manajemen yang baik, sarana dan prasarana yang memadai, sumber daya manusia yang berkualitas dan bermutu, serta efektivitas pengajaran dan sebagainya.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 42 ayat 1 dan 2 tentang standar sarana prasarana pendidikan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang terat dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tatausaha, perpustakaan,

(2)

56 laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, kantin, tempat olahraga, tempat ibadah, tempat bermain, dan tempat lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dan menurut Bafadal (2003) sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Demikian pula dengan sekolah/madrasah Ruhul Islam Anak Bangsa, yang berlokasi di desa Gue Gajah Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Madrasah yang telah di dirikan pada tanggal 1 Juli 1997 ini merupakan salah satu sekolah unggul dengan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang telah cukup memadai, juga dengan manajemen sekolah yang cukup baik. Madrasah dengan memiliki area yang cukup luas ini memiliki fasilitas di antaranya seperti 5 ruang setiap kelasnya yang terpisah antara putera dan puteri, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, perpustakaan, kantor, lapangan bermain, dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih rinci mengenai penggunaan sarana dan prasarana dalam peningkatan kualitas pembelajaran biologi siswa siswi yang tinggal di pesantren atau asrama dengan judul “Laboratorium IPA dan Perpustakaan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa”.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Laboratorium IPA dan Perpustakaan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa.

TINJAUAN PUSTAKA Laboratorium IPA Biologi

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan.

Kelengkapan dan ketersediaan fasilitas pendidikan di sekolah sangat berpengaruh terhadap keefektifan dan kelancaran pembelajaran di dalam kelas. Secara sederhana, manajemen perlengkapan sekolah dapat didefenisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Berdasarkan definisi sederhana tersebut maka pada hakikatnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu merupakan proses pendayagunaan semua sarana dan prasarana tesebut dapat menunjang proses pembelajaran dan digunakan sesuai kebutuhan, sehingga pembelajaran di kelas dapat nerjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat terwujud. Dalam kegiatan pembelajaran sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam rangka menunjang kelancaran proses kegiantannya, sehingga pengelolaansarana dan prasarana sangat diperlukan oleh setiap instansi terutama sekolah (Darmastuti, 2014).

Laboratorium merupakan tempat praktik dan menguji suatu hal yang berkenaan dengan teori yang sedang dipelajari dan telah di dapat atau dikuasainya. Di laboratorium orang-orang dapat melakukan pengujian yang di dukung dengan alat-alat dan bahan uji.

Menurut Suryanita (2012) menyatakan “Laboratorium adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang di tunjang oleh adanya seperangkat alat- alat laboratorium serta adanya infrasrtuktur laboratorium yang lengkap”.

(3)

57 Laboratorium IPA menurut Mahiruddin (2008) adalah (1) tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen IPA atau melakukan pengujian dan analisis, (2) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran bidang IPA, (3) tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah, dan (4) ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan percobaan bidang studi IPA. Riandi (2000) mengemukakan bahwa laboratorium adalah suatu ruang atau tempat di lakukannya percobaan penelitian. Selaras dengan pendapat di atas menurut Anggraini (2013) menyatakan laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya.

Laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas. Dengan kata lain, laboratorium IPA (fisika, kimia, dan biologi) berfungsi sebagai tempat pembelajar dalam upaya meniru ahli IPA mengungkap rahasia alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru IPA, dan unsur-unsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium IPA secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA bagi siswa (Mahiruddin, 2008).

Peran Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi

Adanya kelengkapan sarana pembelajaran seperti halnya laboratorium di harapkan dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar biologi. Menurut Multazam (2013), secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.

b. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

c. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.

d. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.

e. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

Di dalam pembelajaran Sains/IPA, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan di kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari laboratorium adalah tempat display atau pameran, sebagai museum kecil, perpustakaan IPA dan tempat sumber belajar IPA (Masliana, 2012).

Penataan dan Pengelolaan Laboratorium

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan pada kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi di perlukan penempatan peralatan yang tersusun rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang di harapkan, begitu pula dengan daerah

(4)

58 kerja harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna dapat bergerak bebas, aman dan nyaman (Donny, 2014).

Desain dan Struktur Organisasi Laboratorium

Menurut Riandi (2000) sebelum membuat sebuah bangunan laboratorium, yang paling utama di tentukan adalah fungsi laboratorium tersebut dan siapa yang akan menggunakannya. Misalnya laboratorium yang akan di gunakan untuk pembelajaran biologi tentu saja berbeda dengan laboratorium penelitian. Selanjutnya Riandi juga menyatakan “Di samping bentuk, ukuran laboratorim perlu mendapatkan perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah- sekolah tidak hanya di gunakan untuk percobaan individual.

Umumnya laboratorium di gunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar.

Menurut Maisarah (2012) ada persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah, di antaranya :

a. Posisi laboratorium tidak terletak pada arah mata angin. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencemaran udara, gas dan sisa zat kimia yang kurang sedap tidak terbawa angina ke ruangan yang lain.

b. Letak laboratorium mempunyai jarak yang cukup jauh terhadap sumber air. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencemaran air di tempat itu.

c. Laboratorium sebenarnya, harus ada saluran pembuang agar tidak terjadinya pencemaran sumber air penduduk di sekitarnya.

d. Letak laboratorium mempunyai jarak cukup jauh terhadap pembuangan lain, hal ini sangat berpengaruh agar dapat memberikan ventilasi dan penerangan alam yang optimum. Jarak minimal di syaratkan kira-kira 5-7 meter dengan unit bangunan lain.

Perpustakaan Sekolah

Menurut Sutomo (2006) perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang di atur dan di susun sedemikian rupa, sehingga mudah untuk di cari dan di pergunakan apabila sewaktu- waktu di perlukan oleh pembaca. Sedangkan menurut Lasa (2007) menyatakan perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku di kumpulkan dan di susun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai. Darmono (2001) mengemukakan bahwa Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

Manajemen Perpustakaan

Misi dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan informasi da ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Menurut Jannah (2014) menyatakan, misi perpustakaan sekolah yaitu :

a. Menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan.

b. Merupakan sarana bagi murid agar terampil belajar sepanjang hayat agar mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

(5)

59 METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui efektivitas penggunaan sarana dan prasarana dalam peningkatan kualitas pembelajaran biologi dari pada siswa dan siswi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa, maka untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakanlah metode deskriptif. Hadi S (2010) menyebutkan yang di maksud dengan metode deskriptif adalah serangkaian proses dalam pengumpulan data, menginterprestasikan serta mengambil kesimpulan yang berkenaan dengan data tersebut.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa yang berlokasi di Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah ( Mata Ie) Aceh Besar. Adapun waktu penelitian pada tanggal 10 Desember 2022.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah “totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif, maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah siswa kelas XI, guru, dan pengelola sarana prasarana di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa, Gue Gajah (Mata Ie) Aceh Besar. Sampel merupakan anggota yang mewakili populasi. Bisa dikatakan juga sampel adalah anggota bagian dari populasi yang di teliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan angket.

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya di olah dengan menggunakan rumus persentase.

Rumus Persentase : P = Keterangan :

P = Persentase f = Frekuensi

N = Besarnya Sample 100% = Bilangan Konstan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa yang beralokasi di Desa Gue gajah kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, merupakan salah satu sekolah/madrasah tingkat menengah atas, yang telah di dirikan pada tanggal 1 Juli 1997. Saat ini Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa telah di kenal sebagai madrasah/pesantren unggul yang telah sangat sering memperoleh kejuaraan di berbagai bidang, baik dari segi agama maupun ilmu Sains. Madrasah dengan memiliki area yang cukup luas ini memiliki berbagai fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang sangat menunjang pembelajaran mereka, di antaranya seperti terdapat 5 ruang untuk setiap kelasnya, yang terpisah antara putera dan

(6)

60 puteri, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, perpustakaan, kantor, lapangan, asrama, dan lain sebagainya.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang di lakukan dengan cara observasi kelengkapan alat dan bahan laboratorium IPA serta perpustakaan, wawancara kepala pengelola laboratorium IPA dan juga kepala pengelola perpustakaan, guru biologi yang mengajar di kelas sampel, serta penyebaran angket kepada siswa-siswi yang menjadi sampel dari 2 kelas, dengan jumlah keseluruhan siswa-siswi yang di jadikan sampel yaitu 45 orang. Angket yang telah di bagikan kepada responden dikumpulkan kembali, guna untuk menghitung persentase hasil jawaban para responden.

Pengolahan dan Analisis Data

Setelah angket yang di perlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Tehnik pengolahan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung frekuensi dan mencari persentase dari setiap jawaban yang di berikan oleh responden dengan mentabulasikan data dari jawaban responden. Sedangkan pada hasil wawancara akan di paparkan sesuai dengan jawaban responden kepada peneliti.

Lembar Angket

Lembar angket ini di tujukan untuk siswa/siswi yang di jadikan sampel yaitu dari 2 kelas IPA, angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa/siswi memanfaatkan fasilitas pembelajaran sekolah seperti laboratorium IPA dan perpustakaan untuk meningkatkan kualitas belajar mereka, khususnya biologi.

Hasil Wawancara Pengelola Laboratorium IPA

Berdasarkan wawancara peneliti bersama kepala pengelola laboratorium IPA yaitu Nurmasyitah mengatakan bahwasanya laboratorium IPA di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa buka pada setiap harinya, dikarenakan siswa/siswi di sekolah ini khususnya kelas IPA sering melakukan pratikum (tidak hanya pratikum biologi saja, untuk pelajaran fisika dan kimia juga melakukan pratikum). Laboratorium IPA tutup hanya pada hari Jum’at, karena pada hari Jum’at Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa libur. Dan biasanya laboratorium di buka mulai dari jam 07:30 – 16:00 WIB.

Sementara itu dari segi fasilitas yang tersedia didalam ruang laboratorium IPA menurut Nurmasyitah yang tersedia seperti alat dan bahan yang memadai, sehingga siswa/siswi dapat melakukan pratikum dengan maksimal dan tidak mengharuskan mereka yang menyiapkannya, walaupun ada yang harus mereka siapkan hanya seperti tumbuhan yang akan mereka teliti atau amati. Untuk ketersediaan rak/lemari yang berguna untuk meletakkan alat dan bahan pratikum ada 7 unit lemari, yang terdiri dari lemari kayu dan lemari besi, dan 3 unit lemari khusus alat dan bahan pratikum biologi. Selain itu ada cukup banyak alat dan bahan pratikum yang tersedia, beberapa di antaranya untuk alat seperti mikroskop, gelas ukur, cawan petri, model tubuh manusia, dan lain-lain, sedangkan untuk bahan ada amilum, glukosa, asam benzoat, dan banyak lainnya. Secara umum keseluruhan dari pada alat dan bahan yang tersedia dalam keadaan baik atau layak pakai.

Mengenai pergantian atau pengadaan alat dan bahan pratikum biasanya kepala pengelola yaitu Nurmasyitah yang bertanggung jawab untuk membuat laporan pengadaan alat dan

(7)

61 bahan yang telah habis atau rusak, tetapi biasanya, pengadaan rutin di akukan khusus untuk bahan yang habis pakai, karena untuk alat pada umumnya seperti mikroskop tidak perlu ada pergantian kecuali rusak.

Laboratorium IPA di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa memiliki luas ruang ± 9 m x 12 m, sehingga cukup menampung kapasitas siswa/siswi yang melakukan pratikum, dan mereka dapat melakukan pratikum dengan cukup nyaman. Sedangkan dari segi manfaat menurut Nurmasyitah menyatakan bahwa laboratorium IPA sangat besar manfaatnya, seperti pada pelajaran biologi pratikum sangat penting dilakukan karena siswa/siswi dapat langsung membuktikan dengan jalan mengamati hal yang telah mereka pelajari di kelas, dan pratikum juga lebih memotivasi mereka untuk belajar dan memahami biologi.

Hasil Wawancara Pengelola Perpustakaan

Wawancara yang telah dilakukan dengan kepala pengelola perpustakaan Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa yaitu Anizar menyatakan bahwa perpustakaan buka pada setiap harinya, yang dimulai pada pukul 07:30 – 14:00 WIB, kecuali pada hari Jum’at dikarenakan di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa khusus pada hari Jum’at mereka libur layaknya hari minggu seperti sekolah pada umunya. Siswa/siswi sangat antusias dalam mengunjungi perpustakaan, sehingga perpustakaan tidak pernah terlihat sepi, mereka datang untuk membaca atau hanya sekedar meminjam buku, dan ada juga yang datang untuk mencari referensi di web.

Fasilitas yang tersedia di perpustakaan ini cukup bervariasi seperti komputer dengan koneksi internet, dan selain meja dan kursi juga ada ambal, itu semua disediakan tujuannya agar siswa/siswi dapat membaca dengan nyaman. Siswa/siswi membaca buku yang bervariasi setiap harinya, tidak hanya buku biologi saja, terkadang mereka juga membaca kitab di perpustakaan. Sedangkan untuk jumlah rak buku pada perpustakaan ini ada 10 unit, dan 2 unitnya khusus untuk buku paket biologi. Jumlah buku biologi yang tersedia di perpustakaan ini ada cukup banyak, ± ada 700 unit untuk kelas 1-3, yang terdiri dari buku KTSP dan juga kurikulum 2013. Selain dari buku-buku paket yang tersedia, juga tersedia buku-buku referensi yang berhungan dengan biologi seperti kamus, reskopedi, akan tetapi untuk buku-buku referensi ini tidak diperbolehkan untuk dipinjam, dikarenakan jumlahnya yang terbatas. Dan selain itu, menurut Anizar ada juga buku-buku edisi terbaru jumlahnya ± 84 unit.

Menurut Anizar , perpustakaan juga memiliki manfaat dalam membantu siswa/siswi untuk meningkatkan/menunjang kualitas belajar biologi mereka, karena perpustakaan sangat penting guna siswa/siswi mencari referensi, baik dari buku maupun internet.

Hasil Wawancara Guru Biologi

Hasil dari wawancara guru biologi yang mengajar pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yaitu Novi dan Nasran menyatakan bahwa mereka bersama siswa/siswi pernah melakukan pembelajaran dan pengamatan diruang laboratorium IPA, pengamatan yang telah mereka lakukan atau pelajari bersama siswa/siswi seperti melihat sel pada tumbuhan, jaringan pada tumbuhan seperti epidermis dan modifikasinya pada daun durian, osmosis, dan lain- lain. Dan biasanya mereka melakukan pengamatan sesuai dengan apa yang mereka ajarkan dikelas, dan biasanya pengamatan itu sendiri dilakukan setelah teori yang akan diamati telah tuntas di pelajari di kelas.

(8)

62 Berdasarkan apa yang dilihat oleh Novi dan Nasran beranggapan bahwa para siswa/siswi sangat antusias, mereka lebih senang bila diajak untuk belajar melakukan pratikum diruang laboratorium, karena mereka bisa melihat gambaran yang nyata dari gambaran yang telah diberikan guru dikelas. Biasanya, sebelum mereka melakukan pratikum, guru memberikan arahan seperti siswa/siswi harus menyiapkan bahan yang diperlukan, jika ada siswa/siswi yang tidak membawa apa yang telah ditugaskan maka mereka tidak boleh masuk untuk melakukan patikum. Sejauh ini selama melakukan pratikum, siswa/siswi dapat melakukan pengamatan dengan baik, dalam artian mereka dapat mencapai tujuan dari pada hasil pengamatannya.

Selain dari pada pratikum, tugas seorang guru adalah menghimbau agar siswa/siswi terus belajar dan tidak hanya berharap pelajaran di kelas, menurut Novi dan Nasran sebagai guru mereka juga menghimbau para peserta didiknya agar lebih banyak membaca, dan terkadang disiasati dengan memberikan mereka tugas yang mengharuskan mereka mencari referensi sehingga mereka tidak hanya belajar dari buku paket yang mereka miliki saja.

Menurut Novi dan Nasran perpustakaan dan laboratorium sangat bermanfaat dan membantu dalam proses pembelajaran khususnya biologi, karena perpustakaan merupakan sumber referensi utama di sekolah, sedangkan laboratorium membantu anak dalam hal praktek langsung, serta perpustakaan dan laboratorium IPA turut berperan dalam meningkatkan kualitas belajar siswa/siswi, dikarenakan perpustakaan yang merupakan sumber ilmu dan laboratorium yang membantu siswa/siswi untuk dapat lebih mengerti dan memahami, dalam artian mereka tidak hanya menduga-duga/menghayal, karena teori disertai praktek akan lebih membantu anak baik dalam mengingat apa yang telah dipelajarinya.

Hasil Observasi Laboratorium IPA dan Perpustakaan

Hasil observasi laboratorium IPA dan perpustakaan menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas cukup memadai. Ruang laboratorium IPA merupakan ruangan khusus dengan dilengkapi segala alat dan bahan penunjang proses penelitian dengan memiliki aturan-aturan yang telah ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suryanita (2012) bahwa laboratorium merupakan suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat- alat laboratorium serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap.

Laboratorium IPA merupakan salah satu prasarana pendidikan yang tersedia di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran biologi. Luas ruang laboratorium IPA di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa ± 9 m x 12 m, yang didalamnya terdapat 32 unit kursi untuk siswa/siswi, 9 meja pratikum, 1 meja guru dengan 2 kursi, dan segala perlengkapan laboratorium lainnya, serta yang paling utama adalah alat dan bahan pratikum seperti mikroskop dan lain-lain.

Demikian pula dengan perpustakaan, perpustakaan merupakan suatu ruangan dengan ketersediaan buku-buku didalamnya, yang merupakan sumber referensi utama pada sebuah sekolah. Sesuai dengan pendapat Darmono (2001) yang menyatakan bahwa perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan disekolah.

Perpustakaan di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa yang memiliki luas ± 9 m x 13 m, dengan fasilitas yang tersedia didalamnya seperti meja baca sebanyak 16 unit

(9)

63 dan 2 unit meja berukuran besar. Serta 28 unit kursi bagi siswa/siswi, di perpustakaan juga tersedia 2 buah ambal agar siswa/siswi dapat membaca dengan nyaman, serta dilengkapi pula dengan adanya 7 unit komputer dengan koneksi internet agar lebih memudahkan siswa/siswi mencari referensi. Selain itu, yang paling utama adalah ketersediaan berbagai jenis buku yang cukup memadai, rak buku yang tersedia ada 10 dan 2 di antaranya khusus rak buku biologi, dengan jumlah buku yang berhubungan dengan biologi sendiri mencapai 985 eksemplar.

Hasil Nilai Biologi

Berdasarkan hasil penelitian di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan laboratorium IPA dan perpustakaan sangat membantu dan meningkat kualitas pembelajaran biologi siswa/siswi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan nilai biologi siswa/siswi yang memanfaatkan fasiltas penunjang pembelajaran, yaitu laboratorium IPA dan perpustakaan.

Penilaian yang dilakukan ada dua kategori, yaitu nilai siswa/siswi yang hanya melakukan pembelajaran dikelas, dan nilai siswa yang memanfaatkan laboratorium IPA dan perpustakaan. Pada pemanfaatan laboratorium IPA dan perpustakaan terjadi peningkatan nilai yang signifikan bila dibandingkan pembelajaran yang hanya dilakukan dikelas.

Namun demikian, peningkatan nilai siswa/siswi lebih tinggi pada pembelajaran yang memanfaatkan laboratorium IPA, hal tersebut diakibatkan siswa/siswi dapat lebih memahami, dikarenakan selain teori yang telah dapatkan dari guru, siswa/siswi mempraktekkan langsung dan melihat gambaran nyata, sehingga membantu daya ingat siswa/siswi lebih tajam.

Pembahasan

Tercapainya suatu pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut Sobiroh (2006) menyatakan secara umum ada dua faktor yang sangat mempengaruhi belajar siswa, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor yang datang dari dalam diri siswa merupakan kemampuan yang dimilikinya. Kemudian faktor yang berasal dari luar diri siswa ada banyak hal, diantaranya seperti pengaruh lingkungan.

Keberadaan laboratorium IPA dan perpustakaan sekolah sangat penting adanya dan juga merupakan salah satu penunjang kualitas pembelajaran, dikarenakan didalam pembelajaran sains laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan di kelas (Riandi, 2000). Sedangkan perpustakaan sering pula dianggap sebagai jantungnya sebuah sekolah, hal tersebut dikarenakan peranan perpustakaan dalam menunjang pembelajaran sangat penting, karena perpustakaan merupakan satu unit kerja yang menyediakan sumber-sumber informasi sebagai bahan kegiatan proses belajar mengajar (Komariah, 2009).

Hasil angket menunjukkan bahwa siswa/siswi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa, mereka sangat memanfaat laboratorium IPA dan juga perpustakaan yang ada di sekolah mereka dengan cukup baik, dan baik ruang laboratorium IPA yang disatukan dengan pelajaran IPA yang lainnya seperti kimia dan fisika, maupun perpustakaan yang memiliki ruang tersendiri.

Sesuai dengan hasil angket, berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola laboratorium IPA, pengelola perpustakaan, dan guru biologi di Madrasah Aliyah Ruhul

(10)

64 Islam Anak Bangsa menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan dalam menunjang pembelajaran biologi adalah laboratorium IPA dan perpustakaan. Dan kedua prasarana ini sangat dimanfaatkan oleh guru beserta siswa/siswi dalam proses pembelajaran mereka.

Selain dari pada itu, ketersediaan dari pada segala fasilitas diruang laboratorium IPA dan perpustakaan juga sangat penting, agar siswa/siswi lebih nyaman dan mendapatkan pendidikan yang maksimal. Kelengkapan alat dan bahan pratikum yang tersedia diruang laboratorium, membantu dari pada kelancaran proses pengamatan siswa/siswi yang dilakukan di laboratorium, sehingga segala tujuan pembelajaran tercapai.

Begitu pula dengan segala kelengkapan fasilitas di perpustakaan, baik dari segi buku yang memadai jumlahnya dan fasilitas yang membuat siswa/siswi merasa nyaman untuk membaca, belajar, ataupun membuat tugas.

Selanjutnya, hasil belajar siswa/siswi khususnya pada pelajaran biologi, menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan adanya pemanfaatan dari pada penggunaan laboratorium IPA dan perpustakaan dalam menunjang pembelajaran biologi.

Dan dari penilaian yang telah dilakukan oleh guru menyatakan mereka sangat senang, karena siswa/siswi lebih cepat mengerti dan memahami yang telah mereka pelajari dengan memperoleh nilai yang cukup memuaskan.

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu sarana dan prasarana yang digunakan di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa dalam menunjang pembelajaran biologi siswa/siswi adalah laboratorium IPA dan perpustakaan, rata-rata pemanfaatan mencapai 70%. Sistematika pengelolaan laboratorium IPA dan perpustakaan di ketuai oleh orang yang berbeda, dengan ketersediaan segala fasilitas maupun alat dan bahan serta dengan struktur yang teratur sepenuhnya merupakan tanggung jawab kepala pengelola.

Penggunaan laboratorium IPA dan perpustakaan sangat membantu dan meningkatkan kualitas pembelajaran biologi siswa/siswi di Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Multazam. 2013. Fungsi dan Manfaat laboratorium Sebagai Sumber Belajar.

Aprilianingtyas Angraini. 2013. Pengelolaan Laboratorium Biologi Untuk

Menunjang Kinerja Pengguna Dan Pengelola Laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Wonogiri (Skripsi). Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan. Aplikasinya. Jakarta:

Bumi Aksara.

Darmono, 2001, Manajemen Dan Tata Perpustakaan Sekolah. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Darmastuti, H. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik Komputer dan Informatika Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, 3(3), 9–20.

Donny , 2014. Pengelolaan Laboratorium : Kupang

Ginanjar, M. H., Rahman, R., & Jundullah, M. (2023). Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Di Sma Al-Minhaj Bogor. Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 6(01), 103-118.

(11)

65 Hadi. 2010. Metode Pendidikan. Yogyakarta : PT Aksara.

Lasa. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Pinus.

Mahiruddin. 2008. Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelola Terhadap

Efektivitas Manajemen Laboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe : Konawe.

Maisarah, 2012. pengelolaan laboratorium biologi di SMP negeri 1 kota cot glie aceh besar (Skripsi). Banda Aceh : USM.

Masliana. 2012. Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas 2 SMA Negeri 1 Kecamatan Jaya Kabupaten Jaya (Skripsi).

Banda Aceh : Universitas Serambi Mekkah.

Riandi. 2000. Jurnal. Pengelolaan Laboratorium.

Sutomo NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. : Jakarta : Sagung Seto. Wahyuni Suryanita. 2012. Fungsi Dan Manfaat Laboratorium Sebagai Sumber

Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, ketika bepergian melintasi zona waktu, jam tubuh mulai tidak mengalami sinkronisasi dengan waktu kota atau negara tujuan seperti pada skenario 3 ini

Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk

Bila SRPM didesain dengan 25% distribusi beban lateral, maka pada desain kapasitas, profil yang dihasilkan menjadi lebih besar sehingga sistem ganda ini tidak efisien, karena

mengembangkan dan menyajikan hasil karya membantu siswa menyusun laporan penyelesaian, dan mengevaluasi proses penyelesaian membantu siswa teliti memeriksa

Oleh karena itu, diperlukan kemauan yang sungguh-sungguh dari pelaku LGBT agar dapat sembuh dan kembali normal, dan (d) Bencana alam semakin hari semakin banyak terjadi dan

4.6.3 Mesyuarat dimaklumkan bahawa pihak pengelola akan menyediakan pasukan bantu mula dan akan memaklumkan kepada hospital berhampiran tentang perlawanan yang akan

pembelajaran. Pada tahap produksi ini, perencanaan dalam desain dibuat ke dalam bentuk yang lebih nyata. Pembuatan ini berdasarkan flowchart view, struktur navigasi, atau diagram