• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Implementasi Manajemen Backup Data Berbasis Strategi Backup Rule 3-2-1 menggunakan NAS Synology dan Autentikasi LDAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Implementasi Manajemen Backup Data Berbasis Strategi Backup Rule 3-2-1 menggunakan NAS Synology dan Autentikasi LDAP"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

78 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933

Implementasi Manajemen Backup Data Berbasis Strategi Backup Rule 3-2-1 Menggunakan NAS Synology Dan

Autentikasi LDAP

Ilpan Rusilpan

Program Magister STMIK LIKMI Bandung: Ir. H. Juanda No. 96 Bandung Jawa Barat, telp (022) 2502121 fax (022) 2505151

e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang penerapan manajemen backup data berbasis stategi backup 3-2-1 menggunakan NAS Synology, yang autentikasi akses usernya ke server NAS menggunakan LDAP (Lightwight Direktory Access Protokol) untuk sharing data center pergrup departemen. Implementasi manajemen backup ini diterapkan di PT Leoco Indonesia dimana system backup sebelumnya masih menggunakan hardisk external 1 tera perdepartemen dan tidak ada file sharing, hal ini kurang efektip karena sering cabut colok usb hardisk dan rentan kerusakan, hardisk sering tidak terbaca dan data tidak bisa di akses. Permasalahan terjadi ketika komputer diserang virus ransomware data terencrip dan data backup di hardisk tidak bisa diambil dikarnakan hardisk tidak terbaca. Data pekerjaan tidak bisa di recovery dengan cepat dikarnakan tidak punyak backup cadangan yang lain. oleh karena itu diperlukannya manajemen backup data berbasis stategi 3-2-1, untuk mencadangkan backup data berlapis. dan sharing data center menggunakan autentiksasi LDAP, hasil dari penilitian ini dapat meminimalisir kehilangan data, karna backup data sudah disimpan sebanyak 3 salinan pada 2 jenis media penyimpanan yang berbeda dan terdapat 1 salinan offsite, pencadangan system operasi, restorasi data lebih cepat, sharing data center berjalan lancar.

Kata kunci: Backup, Synology NAS, LDAP, Ransomware

Abstract

This study concern the implementation of data backup management based on 3-2-1 backup stategy using NAS synolgy, which authenticates user access to the server using LDAP (Lightwight Directory Access Protocol) to share data centers per departmental groups. This backup management implementation is implemented at PT Leoco Indonesia where the previous backup system still uses an external 1 tera departmental hard drive and there is no file sharing, this is less effective because it often unplugs the usb hard drive and is prone to damage, the hard drive is often unreadable and data cannot be accessed. The problem that occurs when a computer is attacked by a ransomware virus is encrypted data and backup data on the hard drive cannot be retrieved because the hard drive is unreadable. Work data cannot be recovered quickly because there are no other backups. Therefore, data backup management based on a 3- 2-1 strategy is needed, to back up layered data backups. and data center sharing using LDAP authentication went smoothly. the results of this research can minimize data, because data backups have been lost 3 times on 2 different types of storage media and there is 1 off-site storage, operating backup system, sharing data center more smoothly.

Keywords: Backup, Synology NAS, LDAP, Ransomware

(2)

Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933 79

1. PENDAHULUAN

Dalam perkembangan teknologi informasi digital, data merupakan bagian penting bagi perusahaan. Data pekerjaan yang diolah oleh karyawan tersimpan di setiap komputer. Setiap perusahaan memliki banyak pengguna komputer dan data harus terjaga dengan baik. Kehilangan data pastinya akan berdampak negatif bagi fungsional perusahaan, bisnis terganggu, reputasi rusak sampai masalah finansial kemungkinan berhenti beroperasi. Karena itu backup data harus menjadi perhatian dan harus dimanage dengan benar.

Data merupakan asset perusahaan yang sangat penting sehingga perlu di jaga dan mutlak dibuatkan suatu sistem untuk bisa merawatnya. berbagai bentuk data perusahaan yang perlu di siapakan sistem pemeliharaannya diantanya adalah data-data pekerjaan karyawan, database, system operasi, serta data hasil pengolahan dari sebuah transaksi[1]

Backup adalah suatu proses menyalin data yang sama di tempat yang berbeda yang berfungsi untuk mengatisifasi kejadian seperti kehilangan atau kerusakan data yang asli. Hasil penyalinan data tersebut dikenal dengan sebutan “data backup”. Dengan kata lain, backup adalah kegiatan menyalin atau membuat file data cadangan, sehingga file data salinan atau cadangan tersebut disimpan dan dapat dipanggil kembali untuk mengganti file asli apabila terdapat kerusakan atau kehilangan yang diakibatkan oleh bencana maupun kerusakan alat dan media penyimpanan utama.[2]

Backup data bisa di simpan di media penyimpanan hardisk external, CD, DVD, Network Attache Storage ataupun cloud. Menurut Sindu Pangestu dkk, dalam penelitiannya penggunaan NAS lebih banyak digunakan dari pada penggunaan disk local, pertimbangnnya dikarnakan keamanan dan kulitas perangkat lebih bagus, selain mempunyai beberapa slot hardisk sebagai cadangan datapun tidak akan hilang apabila sistem jaringan dan sistem operasi komputer sedang error[3].

PT Leoco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing dengan produk wiringharnes, connector dan cable assembly. Memiliki sekitar kurang lebih 70 user pengguna komputer, kehilangan data penah terjadi ketika komputer terkena virus ransomware dan data backup penyimpanan hardisk external yang rusak, karena sering cabut colok usb drive untuk backup data dan tukar menukar data (sharing data) dari komputer departemen satu ke yang lainnya. dari kejadian diatas mengakibatkan pekerjaan menjadi terhambat dikarnakan data pekerjaan tidak bisa direcovery, data terencrip virus ransomware, salinan backup di hardisk external pun tidak terbaca dikarnakan disk rusak tidak terbaca oleh sistem.

Menurut Nur Syamsi Tajriyani Ransomware merupakan malware yang diciptakan untuk menghalangi korban mengakses sistem komputer miliknya dengan tujuan untuk memeras korban yang komputernya terinfeksi untuk memberikan tebusan sejumlah uang. Ransomware akan melakukan enkripsi terhadap file yang terdapat dalam suatu sistem komputer terkena.[4]

Penelitian ini disusun karena backup yang lakukan hanya 1 salinan saja menggunakan hardisk external dimana rentan kerusakan sehingga recovery file tidak dapat dilakukan.

berdasarkan masalah diatas maka dibuatkanlah suatu manajemen backup data berbasis 3-2-1 menggunakan NAS synology dan autentikasi LDAP untuk file sharing, stategi ini menyalin data berlapis dimedia penyimpanan yang berbeda. LDAP di fungsikan sebagai authentikasi domain user file sharing untuk maping group tiap departemen dan melihat hasil backup.

Penelitian ini dilatarbelakangi sebuah penelitan sebelumnya tentang network attached strorage (NAS) menggunakan synolgy disk station manager oleh sidik dan muhamad putra tentang optimalisasi data sharing center, dari hasil penelitian berfukus pada optimalisasi data center saja tidak kemanajemen backup berlapis dan backup otomatis[1].

(3)

80 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E-ISSN 2503-2933

Penilitan sebelumnya tentang autentikasi implementasi network strorage dan internet getway menggunakan openldap oleh ari sujarwo, dari hasil penelitian tidak menerapkan backup data berlapis.[5]

Penelitian manajemen backup data untuk penyelamatan data nasbah diteliti oleh Andi Rosano dan Djadjat Sudardjat, dari hasil kesimpulan ada beberapa faktor dalam proses manajemen backup data, diantanya standar prosedur dan backup otomatis namun tidak menerapakan backup data berlapis di penyimpanan yang berbeda hanya menggunakan mirroring system[6].

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini pengembangan dari penilitian sebelumnya oleh sidik dan Muhammad Putra[1]. Dan menggunakan metode NDLC (Network Development Life Cycle) yang di teliti oleh Eko haryadi dan kawan-kawan, yaitu metode yang menggambarkan seluruh proses dan tahapan dalam penembangan system yang dibangun secara berkesinambungan[7]. Metode ini NDLC ini meliputi: Analisys, Design, Simulasi, Implementation, Monitoring dan Management.

2.1 Analisis

Pada tahap analysis dilakukan pengumpulan data kebutuhan penyimpanan data storage, data utama dari system backup itu sendiri. Tahapan anilisis ini dilakukan pengecekan seluruh computer dan kapasitas hardisk yang digunakan dan wawancara kepada pengguna computer, data pekerjaan mana yang akan di backup dan sekaligus survei skema jaringan yang digunakan.

Hal ini diperlukan untuk mengetaui kebutuh manajemen backup data dengan statagi 3-2-1 beberapa tahapan meliputi:

a. Kapasitas Data Utama User Pengguna disetiap departemen

Setelah di analisa dilapangan ada dua belas departmen dan tiap departemen memiliki beberapa user pengguna komputer, Rata-rata penyimpanan data di tiap departemen pemakaian 100 Gb dan data akan terus bertambah dan maksimal penyimpanan di drive D di setting 300 Gb setiap user maka tebentuklah tabel dibawah ini:

Tabel 1. Kapasitas Data User

Departement

Diratakan 100 GB/

Drive

Maksimal Data Drive 300 GB/

Komputer

Accounting 500 GB 1500 GB

HRD 300 GB 900 GB

Purchasing 500 GB 1500 GB

PPIC 400 GB 1200 GB

Marketing 800 GB 2400 GB

IT 200 GB 600 GB

Server 400 GB 1200 GB

Produksi 800 GB 2400 GB

Maintenance 100 GB 300 GB

QA 1000 GB 3000 GB

Wirehouse 600 GB 1800 GB

Engineering 900 GB 2700 GB

Total 6500 GB 19500 GB

(4)

Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933 81

b. Hardware:

• Synology NAS Rs 820 + (Primary)

• Synology NAS Rs 819 (Secondary)

• RAM 10 GB

• Hardisk 8 Unit 10 TB c. Software

• Instalasi Disk Station Manager

• Synology Drive Client

• Synology Active Backup for Bisnis

• Synology Snapshot

2.2 Design

Pada tahapan ini dibuatkan perancangan konsep layout infrastuktur jaringan, layout manajemen sinology dan backup 3-2-1yaitu sebagai berikut:

a. Design Jaringan dan Group Domain Perdepartemen

Skema di bawah ini gambar 1 menerapkan data sharing di tiap departemen, semua pengguna komputer merupakan data utama untuk di backup, 2 penyimpanan berbeda (Komputer utama dan Synology), Hardisk Synology disetting Raid artinya Slot hardisk utama (Raid 0) mirroring ke Slot hardisk ke 2, dan synology secondary adalah backup off- site membeckup antar perangkat synology primary ke synology secondary off-site.

Gambar 1. Desain Jaringan

b. Design Manajemen Backup Synology

Dibawah ini rancangan skema backup dari synology, banyaknya fitur atau aplikasi yang disediakan dari perangkat ini, seperti Synolgy Drive Client, Active Backup ForBusiness, Hyper Backup, Snapshot Replication, Synology C2 backup dan lain-lain terlihat di gambar 2. Namun penulis akan merancang stategy backup ini menggunakan beberapa aplikasi agent saja yang tertuang di gambar 3, Synology Drive (Agent Backup otomatis untuk backup Folder), Active Backup ForBusiness (Agent backup untuk server / sytem operasi yang dibackup), Snapshot (Agent untuk backup Synology ke Synology), Hyper backup tidak digunakan dikarnakan menggunakan cloud synolgy yang di simpan digedung yang berberda lewat internet.

(5)

82 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E-ISSN 2503-2933

Gambar 2. Desain Manajemen Backup Synology [8]

Gambar 3. Desain Manajemen Backup Synology yang Akan Diterapkan [8]

c. Design Stategi Backup 3-2-1

Design ini menerapakan backup data berlapis dan satu di off-site teruang di gambar 4.

(6)

Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933 83

Gambar 4. Stategi Backup 3-2-1 [9]

2.3 Simulasi

Simulasi jaringan menggunakan simulator cisco tracer untuk pengecekan konesi didalam design jaringan, pengujian simulasi Synology cara pengujian langsung dari Synology Nas ke PC User, dan Synology Nas Ke Synology NAS

2.4 Implementasi

Pada tahapan implemestasi semua design yang sudah disumulasikan akan diterapkan di PT Leoco Indonesia dengan harapan kemanan data lebih tejaga. Tahapan ini merupakan penentuan berhasil atau tidak project yang dibangun dan akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknisnya.

2.5 Monitoring

Pada tahanpan ini apa yang sudah di implemetasikan akan diminitoring, baik dari jaringan ataupun mekasisme backup sesuai dengan tujuan awal perancangan.

2.6 Management

Manjemen backup yang sudah di terapakan perlu dipantau dan dibuatkannya suatu ceklist pemeliharaan yang bekelanjutan dan dibuatkan Standar Opresional Prosedur untuk menjaga keamanan data demi kelangsungkan operasianal perusahaan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Konfigurasi Synology Rs 820+ Primary Backup dan Rs819 Secondary Backup Konfigurasi Synology meliputi:

• Installasi System Operasi DSM

• Konfigurasi Server Name, User Dan Pasword akses Email dan IP Adrres

• Installasi Aplikasi Paket Center Synology yaitu File Station, DNS server, Active Backup for Business, Synology Directory Server, Snapshot Replication, hasil dari installasi dapat dilihat di gambar 5.

(7)

84 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E-ISSN 2503-2933

Gambar 5. Tampilan Aplikasi Synology yang di Install

3.2 Konfigurasi Nama Shared Folder Untuk Saring Data dan Nama Penyimpanan Backup

• Share Folder: Kofigurasi Nama File Penyimpanan untuk setiap departemen

• File Services: Kofigurasi Samba untuk tramisi data di user

Dimenu share folder lokasi rule penyimpanan semua file backup disemua komputer akan masuk ke file yang sudah dibuat, file service untuk mengaktifkan fitur Samba sharing folder berada di bawah menu share folder telihat di gambar 6 dibawah ini:

Gambar 6. Tampilan Konfigurasi Shared Folder

3.3 Konfigurasi LDAP Active Direktory (Domain) di NAS

Selanjutnya Setting konfigurasi autentikasi user permission masuk ke menu-control panel cari icon domain/LDPA terlampir di gambar 7, dan gambar 8 untuk tampilan semua user yang sudah di daftarkan.

• Domain/ LDAP: Konfigurasi folder dan User permission

• Tab Domain Users: security User Domain Akses folder mana saja yang boleh di akses di setiap departmen digambar 9 contoh permission folder yang diterapkan no accses, read/write, read only dan custom.

(8)

Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933 85

Gambar 7. Tampilan Setting Domain/LDAP

Gambar 8. Tampilan User Domain yang Telah Didaftarkan

Gambar 9. Tampilan Permission Folder Share Domain Control

(9)

86 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E-ISSN 2503-2933

3.4 Konfigurasi Synology Drive Client

Install Agent aplikasi drive client disemua komputer user, dan jalankan backup schedule outomatis, Backup real time by schedule di set setiap jam 11:0 s.d 13:30 WIB hasil backup berjalan dapat dilihat dari gambar 10.

Gambar 10. Tampilan Aplikasi Agent Backup Synology Drive Client

3.5 Konfigurasi Active Backup for Business

Langkah ini untuk pengamanan tehadap serangan virus ransomwae atau system operasi yang rusak. konfigurasi Active Backup for Business untuk backup keseluruhan system baik windows atau linux. Install agent Active Backup for Bussiness ditiap komputer klien dan server jalan aplikasi dan backup drive ke synology Nas Primary hasil backup dapat dilihat dari gambar 11 dibawah ini.

Gambar 11. Tampilan Hasil Backup Active Backup for Business

(10)

Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933 87

3.6 Konfigurasi Snapshot Replication ke Synology NAS RS819 Secondary

Konfigurasi ini dipergunakan untuk backup antar sesama sylonolgy NAS, install Snapshot Replication di Nas synology primary, create pilih menu remot alamat ip user dan password perangkat secondary yang mana semua data synology primary akan dibackup ke perngakat off-site yaitu synology secondary, telihat tampilan snapshot replication di gambar 12.

Gambar 12. Tampilan Backup Snapshot Replication Antar Synology Nas

3.7 Pengujian

• IP Client yang tidak 1 domain tidak bisa masuk jaringan dan tidak terdaptar user LDAP Active Directory tidak dapat masuk ke system login windows domain. Bila ada komputer luar masuk dan komputer baru bila tidak disetting dns ke ip yang ditetepkan, maka komputer tersebut ditidak dapat sharing ke dalam system group LDAP, terlihat di gambar 13 dibawah ini.

Gambar 13. Tampilan User yang Tidak Bisa Joint Domain

• Client yang terdaptar dan masuk ke domain akan masuk akses ke windows dengan user dan password yang sudah di daptarkan dan group drive Network sharing akan otomatis muncul maping drive Y dan Z sharing gambar 14. Public (Y) untuk komunikasi antar department dan Enggineering (Z) contoh setiap nama department berbeda satu sama lain dari namanya ini di fungsikan untuk melihat hasil backup otomatis disetiap departmen.

(11)

88 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E-ISSN 2503-2933

Gambar 14. Tampilan User Group Setting

• Pengujian Data Koneksi Backup Folder Client ke Synology Nas

Dari semua koneksi backup otamatis dapat dicek status koneksinya apakah komputer hidup dan agent backup bekerja, hasil ujicoba dapat dilihat gambar 15 penulis menguji 2 komputer 1 komputer IT dengan nama MIS komputer dalam keadaan nyala dan 1 komputer acounting dengan nama ACC Server komputer dalam keaadaan mati, dari hasil monitoring terlihat status Online di komputer IT dan offline di acconting artinya dalam keadaan komputer hidup maka backup otomatis bekerja dan bila offline jaringan off atau komputer mati proses backup tidak terjadi. maka harus sering memonitor untuk memastikan koneksi berjalan dengan baik.

Gambar 15. Tampilan Monitoring Koneksi Data Backup dari User ke Server

(12)

Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E- ISSN 2503-2933 89

• Restorasi Data Backup dari PC ke Synology Primary dan Synologi Secondary

Tahapan terakhir untuk menguji restorasi backup data bila terjadi kehilangan data baik komputer di install ulang, komputer terserang virus maka Salinan dari synology akan dicopy ke file komputer yang telah di install dan restorasi system operasi sebelum terkena virus dapat di lakukan, di bawah ini contoh restorasi file dari synology secondary (off-site) ke synology primary berikut recovery terlampir di gambar 16.

Gambar 16. Tampilan Recovery Data

4. KESIMPULAN

Manajemen backup data synology dengan stategi 3-2-1 telah dibangun dan telah di implementasikan dengan baik sesuai perancangan, dengan metode stategi backup 3-2-1 dan sharing data center menggunakan LDAP sudah berhasil dijalankan, maka dapat disimpulkan hasil dari penilitian ini dapat meminimalisir kehilangan data, karna backup data sudah disimpan sebanyak 3 salinan pada 2 jenis media penyimpanan yang berbeda dan terdapat 1 salinan offsite, backup data otomatis, pencadangan system operasi, restorasi data yang dibackup lebih cepat, sharing data center dan maping perdepartemen berjalan dengan lancar.

5. SARAN

Untuk Penelitian yang mendatang perlu dikembangkan lagi perhitungan penggunaa bandwith internet pada saat backup Synology NAS ke offsite atau lokasi remote. Manajemen backup harus dilakukan untuk meminimalisai resiko-resiko yang akan terjadi yang berdapak pada sebuah organisasi. Menurut Dr. Antonius Alijoyo dalam bukunya Manjemen Resiko Organisai menggunakan ISO 31000, resiko seperti kehilangan data itu dapat di ukur menggunakan kerangka ISO 31000 sebagai parameter seberapa besar berdampak pada organisasi atau perusahaan [10].

(13)

90 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 78-90 E-ISSN 2503-2933

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan keluarga terutama istri yang selalu mendukung serta kepada pihak PT Leoco Indonesia yang mempasilitasi penulisan jurnal dan implementasi Manajemen Backup yang diberikan terhadap penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Putra, “Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan Synology Disk Station Manager (DSM 5.2) Untuk Optimalisasi Data Sharing Center”, [Online].

Available: http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jtk

[2] B. A. Setiawan, N. H. Sutanto, G. F. Rahman, E. Utami, and M. S. Mustafa,

“Pengamanan Backup dan Restore Basis Data Dengan Penambahan Enkripsi Advanced Encryption Standard (Studi Kasus: Analisis Jabatan Bagian Organisasi Kabupaten Balangan),” J. Sist. Komput. dan Inform., Vol. 2, No. 3, p. 277, May 2021, doi:

10.30865/json.v2i3.2940.

[3] S. Pangestu and I. R. Widiasari, “Perancangan Cloud Storage Menggunakan Freenas Melalui Jalur Tunneling,” J. Tek. Inform. dan Sist. Inf., Vol. 9, No. 2, 2022.

[4] N. S. Tajriyani, “Pertanggungjawaban Pidana Tindak Pidana Pemerasan Dengan Modus Operandi Penyebaran Ransomware Cryptolocker,” Jurist-Diction, Vol. 4, No. 2, p. 685, 2021, doi: 10.20473/jd.v4i2.25785.

[5] A. Sujarwo and S. Kom, “Implementasi Network Storage dan Internet Gateway Menggunakan Autentikasi OPENLDAP,” 2010. [Online]. Available: http://www.mlp.de

[6] A. Rosano and D. Sudaradjat, “Manajemen Backup Data Untuk Penyelamatan Data Nasabah pada Sistem Informasi Perbankan (Studi Kasus: PT Bank XYZ),” REMIK (Riset dan E-Jurnal Manaj. Inform. Komputer), Vol. 4, No. 2, p. 1, Apr. 2020, doi:

10.33395/remik.v4i2.10507.

[7] E. Haryadi, dan Robi, S. Nusa Mandiri Jakarta, and K. Kunci---VMware, “Implementasi Sistem Backup Data Perusahaan Sebagai Bagian dari Disaster Recovery Plan Implementation of Corporate Data Backup Systems As Part of a Disaster Recovery Plan,” 2019.

[8] Synology MIS, 2022, [Indonesia] Backup Webinar (21 Juni 2022), https://synologypm.clickmeeting.com/backup_id, diakses tanggal 21 juni 2022.

[9] Aaron Raj, 2022, Backup Your Data or Face The Consequences, https://techwireasia.com/2022/03/backup-your-data-or-face-the-consequences/ diakses Tanggal 20 Juli 2022.

[10] Dr Antonius Alijoyo, 2021, Manajemen Resiko Organisasi Manggunakan ISO 31000, PT Grasindo, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait