• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya)."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Ai Bibih Tasidah

NIM. 1008090

PROGRAM S 1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Oleh Ai Bibih Tasidah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ai Bibih Tasidah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh: Ai Bibih Tasidah

NIM. 1008090

Disetujui Oleh : Pembimbing I,

Drs. Yusuf Suryana, M.Pd NIP. 195807051986031004

Pembimbing II,

Desiani Natalina, M.Pd NIP. 19772222005012002

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(4)

AI BIBIH TASIDAH

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Drs. Yusuf Suryana, M.Pd NIP. 195807051986031004

Pembimbing II,

Desiani Natalina, M.Pd NIP. 19772222005012002

Diketahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Drs. Yusuf Suryana, M.Pd NIP. 195807051986031004

Pembimbing II,

Desiani Natalina, M.Pd NIP. 19772222005012002

Diketahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(6)

i

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP KELILING PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI (Peneltian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matemtika Dikelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi pada siswa Sekolah Dasar Kelas III SDN 2 Cilampunghilir yang masih mengalami kesulitan tentang konsep keliling persegi panjang pada pembelajaran matematika. Kesulitan tersebut terkait dengan pendekatan pembelajaran. Untuk itu penggunaan metode demonstrasi pada konsep keliling persegi panjang mempunyai prospek ke depan yang sangat positif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang pada pembelajaran matematika, sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses dan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang melalui penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran Matematika di kelas III SDN 2 Cilampunghilir Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri 2 Cilampunghilir. Dalam penelitian tersebut peneliti berkolaborasi dengan seorang guru yang berpengalaman dalam mengajar dan bertindak sebagai observer. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penggunaan alat peraga persegi panjang melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang. Pada siklus I dari jumlah siswa 22 orang, sebanyak 5 orang sudah tuntas, dengan rata-rata pemahaman siswa sebesar 22,73. Pada siklus II dari jumlah siswa 22 orang sebanyak 19 orang sudah tuntas, dengan rata-rata hasil pemahaman siswa sebesar 86,36. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi meningkatkan pemahaman siswa pada konsep keliling persegi panjang di kelas III Sekolah Dasar Negeri 2 Cilampunghilir dan dapat direkomendasikan sebagai pendekatan pembelajaran di Sekolah Dasar yang dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa.

(7)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

(8)

E. Penelitian yang relevan ... Error! Bookmark not defined. F. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. G. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi Subjek dan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Model PTK ... Error! Bookmark not defined. D. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Orientasi dan Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 2. Perencanaan Tindakan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3. Penyusunan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4. Pelaksanaan Tindakan ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional Variabel dan Definisi Konseptual .. Error! Bookmark not defined.

1. Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 2. Definisi Konseptual ... . Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Anlisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Awal belajar siswa ... Error! Bookmark not defined. Table 4.2 Hasil Observasi RPP Siklus I ... Error! Bookmark not defined. Table 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru siklus I .... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... Error! Bookmark not defined. Table 4.6 Lembar Observasi RPP Siklus II ... Error! Bookmark not defined. Table 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru siklus II . Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

(11)
(12)

69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis & Mc. Taggart (Suharsismi

(13)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaransiklus I . Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 2 Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 3 Instrumen Aktivitas Guru Kelas III Semester II Tahun Ajaran

2013/2014 Sdn 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten TasikmalayaSiklus I ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaransiklus II Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 5 Lembar Aktivias Siswasiklus 2 ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 6 Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Merancang Rencana Pelaksanaan PembelajaranSiklus II ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 7 Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaransiklus I ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 9 SK Judul Penelitian ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 10 Surat Ijin Penelitian Dari Kantor Kesbang ... Error! Bookmark not defined.

(14)
(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual, sosial, keterampilan dan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Pendidikan yang diberikan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) salah satunya adalah mata pelajaran Matematika. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006 : 21) dijelaskan bahwa :

Mata pelajaran Matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah dasar seringkali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran. Setelah guru menyampaikan materi, kemudian guru menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum mereka mengerti, seringkali siswa hanya diam dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang telah disampaikan belum dimengerti oleh siswa.

(16)

2

Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah diketahui. Berpikir analitis adalah kemampuan berpikir siswa untuk menguraikan, memperinci dan menganalisis informasi-informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan menggunakan akal pikiran yang logis bukan berdasarkan perasaan atau menyelasikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis dikaitkan dengan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan seseorang untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai adanya ide baru yang muncul sebagai hasil dari proses berpikir tersebut. Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan.

(17)

3

Manajemen Barbasis Sekolah (MBS), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Quantum Teaching, Life Skill, Contextual Teaching and Learning (CTL), Pakem dan masih banyak yang lainnya merupakan upaya pembelajaran yang sedang populer diterapkan guru-guru dalam upayanya meningkatkan kualitas pembelajaran. Sayangnya pembaharuan ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga tidak mampu menyelesaikan akar dari permasalahan. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Langkah-langkah inovasi pembelajaran harus memilih metode yang sesuai sehingga dapat menarik dan menantang siswa dalam pencapaian taksonomi pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III Sekolah Dasar Negeri 2 Cilampunghilir pada saat proses belajar mengajar, ditemukan kesulitan pemahanan siswa dalam konsep keliling persegi panjang, konsepnya tidak tertanam dengan baik. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep keliling persegi panjang adalah dikarenakan metode yang selama ini digunakan oleh guru-guru SD kurang relevan dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Pemahaman yaitu kemampuan untuk memahami materi atau bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materi atau bahan lain.

Penulis mencoba mencari alternatif metode pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan tersebut, dengan menggunakan metode yang menarik sebagai tuntutan profesionalisme menghadapi perkembangan dunia pendidikan, dalam sebuah tindakan nyata di lapangan yaitu metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi siswa memperhatikan dan mengamati contoh operasi hitung keliling persegi panjang yang dipertunjukkan guru sehingga siswa dapat mengetahui dan memahami keliling persegi panjang secara nyata, tiruan dan abstrak.

(18)

4

Metode demonstrasi dapat memudahkan siswa dalam menentukan atau menyimpulkan suatu konsep yang dilihat dari contoh-contoh yang diberikan oleh guru, karena berdasarkan karakteristik psikologis siswa, pembelajaran yang dilaksanakan di kelas harus memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi siswa untuk mengembangkan potensi berpikir induksi dan deduksi dalam pemecahan masalah sambil membekali keterampilan dan membangun konsep baru yang harus dikuasai. Demonstrasi diaplikasikan dengan menggunakan media yang berupa alat-alat bantu pembelajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, dan perangkat alat-alat laboratorium. Penggunaan media pada pelajaran matematika di SD sangat sesuai karena siswa harus menguasai materi yang abstrak sedangkan pola pikir anak pada usia 7 – 12 tahun berada pada tahap operasional kongkrit. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Piaget (Suwangsih, 2006:15) “anak usia SD yang berada pada usia 7 sampai 12 tahun masih berpikir pada tahap operasional kongkrit”. Siswa SD belum bisa berpikir formal. Ciri-ciri anak-anak pada tahap ini dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda kongkrit.

Metode demonstrasi yang digunakan pada materi keliling persegi panjang diperlukan penggunaan media yaitu berupa lantai bertegel, papan garis bilangan, dan garis bilangan. Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Penggunaan media tersebut dilandasi oleh pendapat Ruseffendi yang menyatakan bahwa

Pembelajaran matematika sedapat mungkin dimulai dengan benda-benda kongkrit, gambar-gambar, atau diagramnya yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan ke tahap kedua yaitu berupa modelnya dan akhirnya ke tahap simbol. (Ruseffendi, 1992 : 145).

(19)

5

Dengan menggunakan media, konsep- konsep matematika dapat disajikan dalam bentuk kongkrit, siswa lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira, karena baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar dan siswa lebih berhasil dalam belajar.

Pembelajaran matematika harus ditempatkan sesuai dengan karakteristiknya yang meliputi berpikir sistematis, logis, kritis, dan abstrak. Penanaman konsep matematika diperlukan pembelajaran yang berorientasi kepada pemberian pengalaman dan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada siswa.

Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menciptakan suasana komunitas edukatif dengan siswa, baik secara kognitif, efektif dan psikomotor. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran untuk memfasilitasi siswa aktif menggali pengetahuan sendiri dengan cara mengalami langsung dan mencapai hasil yang diharapkan. Menurut pendapat Roestiyah, N.K (2006 , hlm. 84), bahwa “guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan”. Guru dalam proses belajar mengajar di kelas harus memilih strategi pembelajaran yang benar-benar tepat, strategi yang dapat mengaktifkan siswa, karena dengan strategi yang tepat mengajar akan dikatakan bermakna dan siswa akan mengalami perubahan perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. (Suparman, 1997:157)

Dalam pembelajaran keliling persegi panjang, guru mengajar bertolak pada prosedur pembelajaran yang tertera pada kurikulum yang berlaku. Guru membuat langkah-langkah pembelajaran secara umum, sama seperti langkah-langkah pembelajaran matematika atau pembelajaran yang lainnya. Perencanaan pembelajaran di buat sebagai garis besar pelaksanaan mengajar yang sifatnya umum.

(20)

6

karena tidak melalui tahapan atau langkah, adapun tahapan tahapan tentang pemahaman pada konsep keliling adalah sebagai berikut : 1. Meneliti dan membaca soal, 2. Mengidentifikasi angka dan gambar, 3. Mengidentifikasi alat peraga, 4. Mengidentifikasi rumus keliling persegi panjang, 5. Memasukan angka ke dalam rumus, 6. Mengoperasikan, 7. Menuliskan hasil menghitung keliling persegi panjang hasilnya belum optimal, 8. Mengoreksi dan mencocokan jawab dengan standar kunci jawaban. Namun masih banyak siswa yang belum mamahami tentang konsep keliling persegi panjang.

Kesulitan siswa tersebut diantaranya karena beberapa faktor yaitu:

1) Metode yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran yaitu metode tugas dan latihan, penggunaan ke dua metode ini anggap paling efisien, karena mempermudah dalam penyelasaian materi pembelajar, tetapi kenyataannya hasil pembelajaran siswa dalam menyelesaikan keliling persegi panjang maksimal belum.

2) Kurangnya pemahaman siswa tentang Konsep keliling persegi panjang. 3) Bahan ajar yang disampaikan guru belum jelas.

Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Berkaitan dengan hal tersebut Sujana N. (2004, hlm. 81) menyatakan bahwa “metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.”

Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa, maka dicari solusi alternatife dalam pembelajaran kemudian metode demonstrasi peneliti anggap sebagai salah satu cara untuk mengatasinya.

Melalui metode demonstrsi diharapkan akan mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, siswa mampu memahami konsep secara langsung sehingga tidak menggunakan nalar berpikirnya saja, melainkan melihat atau melakukan secara langsung materi yang sedang dipelajarinya, sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

(21)

7

Menggunakan Metode Demonstrasi” Peneltian Tindakan Kelas pada pembelajaran matemtika dikelas III SDN 2 Cilampunghilir.

B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi dalam mengidentifikasi masalah ditemukan sebagian besar siswa kurang antusias dalam pembelajaran matematika tentang konsep keliling persegi panjang. Adapun identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah dilakukan pada pembelajaran matematika tentang konsep keliling persegi panjang sebagai berikut:

a. Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran belum sesuai dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi keliling persegi panjang di kelas III SDN 2 Cilampunghilir.

b. Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan siswa terhadap konsep keliling bangun datar persegi panjang belum optimal karena tidak sesuai dengan delapan tahapan kinerja siswa.

c. Hasil belajar siswa tentang konsep keliling bangun datar persegi panjang di kelas III SDN 2 Cilampunghilir masih rendah.

d. Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran belum sesuai dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi keliling persegi panjang di kelas III SDN 2 Cilampunghilir.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah utama adalah apakah penggunaan strategi pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang konsep keliling persegi panjang di kelas III SDN 2 Cilampunghilir. Agar penelitian terarah maka rumusan masalah adalah: a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang di kelas III SDN 2 Cilampunghilir ?

(22)

8

c. Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN 2 Cilampunghilir?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data secara akurat tentang penggunaan strategi pemecahan masalah dalam meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal tentang konsep keliling persegi panjang di kelas III SDN 2 Cilampunghilir adalah:

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang efektif mengenai pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN 2 Cilampunghilir. b. Meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif tentang

pemahaman siswa untuk meningkatkan konsep keliling persegi panjang menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN 2 Cilampunghilir.

c. Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN 2 Cilampunghilir. D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan ilmu dalam pendidikan khususnya membantu siswa dalam menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar sehingga pencapaian hasil belajar yang optimal dapat tercapai. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Menumbuhkan dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang bermutu di kelas.

b. Bagi sekolah

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan positif bagi sekolah, khususnya dalam meningkatkan kinerja guru di kelas. 2) Meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran yang berlangsung di

(23)

9

c. Bagi guru

Hasil dari penelitian dapat memberikan kontribusi mengenai keterampilan mengajar dalam meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan calon pendidik d. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mengenai tugas kependidikan seorang guru.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Pertama adalah bab satu merupakan pendahuluan. Bab ini memaparkan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, yang dibagi menjadi tiga yaitu tentang identifikasi masalah dan rumusan masalah. Paparan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian yang dilakukan, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II merupakan kajian pustaka, dan kerangka pemikiran. Bab ini memaparkan tentang pembahasan teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

Bab III ini merupakan metode penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian kemudian dipaparkan pula tentang lokasi penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, metode penelitian, Model PTK, Prosedur, Definisi Operasional Variabel dan Definisi Konseptual, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan analisis data dipaparkan secara teknis ketika melakukan penelitian.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini dipaparkan tentang data hasil penelitian pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian, serta pembahasan dan analisis temuan dilapangan. Hasil penelitian akan dianalisis pada bab ini, Kemudian diinterpretasikan dan dirumuskan kesimpulan dari bahan bahan temuan peneliti.

(24)

10

(25)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Subjek dan Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan pada pembelajaran matematika di kelas III Sekolah Dasar Negeri 2 Cilampunghilir untuk materi pemahaman keliling persegi panjang pada konsep keliling persegi panjang. Jumlah siswa sebagai subyek penelitian adalah 22. orang. Terdiri dari 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun alasan pemilihan lokasi atas dasar SD tersebut tempat penulis mengajar, yang sudah tentu penulis memahami karakter siswa dan keadaan siswa yang perlu peningkatan pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kelas III SDN 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah siswa terdiri dari 22 siswa, 10 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan. Ditambah satu orang guru kelas III guru mitra sebagai observer untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan apabila hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya belum mencapai target yang diharapkan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini di mulai dengan memilih masalah yang akan diteliti. Yakni peneliti sebelumya melakukan pengamatan awal untuk mendapatkan permasalahan. Kemudian dilakukan studi pendahuluan, sebagai informasi awal terkait permalasahan yang akan diteliti. Apakah sudah ada peneliti sebelumnya melakukan penelitian terhadap masalah yang akan di telititi saat ini, atau para peneliti sebelumnya masih mempermasalahkan terkait masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Setelah dilakukan studi pendahuluan, peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab dengan melakukan penelitian. Setelah didapatkan rumusan masalah yang pasti, peneliti memilih pendekatan yang sesuai untuk membedah permasalahan yang ada di lapangan.

(26)

24

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Penelitian merupakan salah satu penunjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju. Ada tiga syarat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu:

1. Sistematis, artinya dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 2. Berencana, artinya dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan

sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

3. Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Model Penelitian Tindakan Kelas yang penulis pilih adalah model Kemmis & Taggart. Model ini penulis anggap cukup sederhana, mudah dipahami dan tidak terlalu rumit pelaksanaannya. Pelaksanaan penelitian dengan model Kemmis & Taggart memungkinkan satu siklus tindakan berisi satu kali pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan tindakan menjadi satu kesatuan.

Hal ini dikarenakan kegiatan observasi dan tindakan merupakan dua buah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Kegiatan observasi dilakukan langsung berbarengan dengan tindakan.

C. Model PTK

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan agar kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dapat meningkat. Sebagaimana dikemukakan oleh Hermawan, at al (2007 , hlm. 79).

(27)

25

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan MC. Taggart (Ruswandi, at al. 2007 , hlm. 127) :

Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan kegiatan ini dilakukan dalam satu kesatuan waktu secara bersamaan.

Pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengajak rekan kerja yaitu guru kelas III di SD Negeri 2 Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya untuk menentukan tujuan, prosedur, perencanaan secara sistematis dan logis melalui dari tahap perencanaan, pelaksanaan observasi, refleksi sampai pada tahap perolehan hasil dan pengambilan keputusan atau kesimpulan.

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis & Mc. Taggart (Suharsismi 2010, hlm. 16)

Perbaikan Rencana Pelaksanaan tindakan Siklus I

PERENCANAAN

Refleksi Siklus

Siklus 1

Observasi dan evaluasi pembelajaran

Dilanjutkan Siklus Berikutnya Refleksi Siklus

Perbaikan Rencana

Siklus 2 Pelaksanaan tindakan Siklus III

(28)

26

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan, apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, bila PTKnya tidak dilakukan sendiri oleh guru menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditunjukkan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dari siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua maka guru dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan–kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan, banyaknya siklus tergantung dari kepuasan sendiri, namun ada saran ,sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.

(29)

27

Prosedur penelitia tersebut terdiri atas: 1) Tahap perencanaan,

2) Tahap pelaksanaan,

3) Tahap observasi/ pengumpulan data dan 4) Tahap refleksi

Masing- masing tahap peneliti berkolaborasi dengan guru dan siswa melaksanakan serangkaian kegiatan perbaikan pembelajaran. Dimana kegiatan Kegiatan diawali dengan:

1) Merumuskan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan baik, 2) Melaksanakan proses pembelajaran,

3) Melaksanakan observasi dan pengumpulan data serta 4) Melaksanakan refleksi.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini penulis merencanakan tindakan sesuai kebutuhan sampai kemampuan siswa meningkat. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. untuk dapat meningkatan pemahaman siswa tentang konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi. Hasil yang diperoleh dijadikan sebagai refleksi awal. Untuk lebih jelasnya, maka prosedur penelitiannya sebagai berikut:

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Kegiatan orientasi dan identifikasi masalah ditempuh dengan cara mengkaji:

a. Program pembelajaran matematika kelas III SDN 2 Cilampunghilir b. Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

matematika pada kosep keliling persegi panjang

c. Kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika pada konsep keliling persegi panjang

(30)

28

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Adapun Prosedur penelitian yang direncanakan adalah dalam dua siklus, dimana tiap siklus dilaksanakan berdasarkan atas perencanaan yang telah disusun. Untuk memahami dan mengetahui sejauh mana metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam memahami konsep Keliling Persegi Panjang dengan Menggunakan Metode Demonstrasi, maka terlebih dulu dilakukan tes awal dengan tujuan untuk mengungkap konsepsi awal siswa kelas III SDN 2 Cilampunghilir, tentang konsep keliling persegi panjang. Ruang lingkup tes ini mencakup konsep :

1) Pemahaman konsep keliling persegi panjang.

2) memahami cara menghitung keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi.

3) Menggambarkan persegi panjang dengan panjang dan keliling tertentu. Menggambarkan persegi panjang dengan panjang dan keliling tetrtentu. Selain dari itu tes awal ditujukan untuk menetapkan tindakan yang tepat dalam rangka mengoptimalkan metode demonstrasi dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada konsep keliling persegi panjang

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

a. Perencanaan Siklus Tindakan

Dalam Penyusunan rencana tindakan penelitian kelas terbagi dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan menyangkut:

1) Rencana pembelajaran pada konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi

2) Proses pelaksanaan pembelajaran dan dilanjutkan dengan proses evaluasi pembelajaran mengenai konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan metode demonstrasi.

b. Penetapan Skenario Pembelajaran

(31)

29

c. Penyediaan peralatan

Penyedian peralatan dalam mlakukan pembelajaran, yang disediakan untuk pelaksanaan pembelajaran matematika pada konsep keliling persegi panjang berupa buku sumber dan pembelajaran

3. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang dibuat penulis dalam penelitian ini ialah:

a. Lembar penilaian dan analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

b. Lembar observasi untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran. c. Lembar Kerja Siswa (LKS), untuk membantu dan menuntun siswa

dalam memahami konsep keliling persegi panjang.

d. Lembar penilaian kinerja siswa pada proses pembelajaran untuk menganalisis siswa selama proses pembelajaran

e. Catatan Lapangan (field note) untuk mencatat hal- hal penting selama proses pembelajaran berlansung yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini.

f. Lembar Evaluasi (tes akhir) digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep keliling persegi panjang.

4. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada konsep keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi, selain melakukan pembelajaran penulis juga mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi untuk pelaksanaan tindakan berikutnya, khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.

(32)

30

tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan rekomendasi hasil penelitian rencana tindakan selanjutnya.

E. Definisi Operasional Variabel dan Definisi Konseptual 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan kondisi kondisi atau karakteristik karakteristik oleh peneliti di kontrol atau di observasi. Agar variabel tersebut dapat terukur variabel variabel tersebut didefinisikan dalam bentuk rumusan yang lebih operasional.”Variabel penelitian dalam PTK terdiri dari variabel input dan variabel output “(Tim Pelatih PGSM ,1995 , hlm. 65).Variabel variabel tersebut dirumuskan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1) Variabel input

a. Kondisi awal kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran.

b. Kondisi awal kemampuan guru dalam menggunakan metode demonstrasi.

c. Kondisi awal siswa dalam penguasaan konsep keliling bangun datar persegi panjang.

2) Variabel Proses

Variabel proses dalam penelitian ini adalah tindakan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi termasuk tindakan–tindakan khusus yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal keliling bangun datar persegi panjang.

3) Variabel Output

a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami nilai panjang dan lebar dalam konsep keliling persegi panjang.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode demonstrasi.

2. Definisi Konseptual.

(33)

31

a. Meningkatkan pemahaman

Menurut Nana Sudjana (1992, hlm. 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain :

(1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip.

(2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.

(3) Tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.

Meningkatkan hasil belajar siswa merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar agar hasil belajar yang diperoleh minimal bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Meningkatkannya pemahaman siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi (tes).

b. Keliling persegi panjang

Persegi panjang adalah segi empat yang mempunyai dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku. Sedangkan keliling daerah persegi panjang berarti semua bagian yang berada pada persegi panjang.

c. Metode Demonstrasi

Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang atau demonstrator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu tentang suatu proses (J.J. Hasibuan, hlm. 2006). Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, cara mencangkok, cara okulasi, dan sebagainya.

(34)

32

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar observasi proses pembelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar penilaian kinerja siswa pada proses pembelajaran, catatan lapangan (field note) dan lembar evaluasi (tes akhir). Berikut adalah instrument – instrument yang digunakan dalam penelitian ini; 1. Lembar Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen digunakan untuk menganlisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, apakah telah sesuai dengan aspek-aspek yang telah ditentukan, dari itu peneliti mencantumkan penskoran pada masing- masing aspek sebagai bahan refleksi siklus selanjutnya.

2. Lembar Observasi Proses Pembelajaran

Lembar observasi adalah Lembar dari proses pembelajaran yang digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran. Dalam lembar ini selain mencantumkan penskoran peneliti juga menyediakan kolom catatan untuk diisi oleh observer agar mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai bahan refleksi siklus selanjutnya. 3. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa yang telah dirancang peneliti bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami konsep keliling persegi panjang melalui keliling persegi panjang yang telah dirancang dengan delapan tahapan, mulai dari pengenalan keliling sampai dengan cara menyelesaikan keliling persegi panjang.

4. Lembar Penilaian Kinerja Siswa pada Proses Pembelajaran

(35)

33

(1) Minat atau Inisiatif Beraktivitas,

(2) Ikut terlibat aktif melaksanakan kegiatan,

(3) Keterampilan mendemonstrasikan dalam pembelajaran mengenai pemahaman materi konsep keliling persegi panjang.

(4) Kemampuan dalam menyelesaikan LKS. dengan benar. 5. Catatan Lapangan (field note)

Catatan lapangan sangatlah diperlukan kguna mencatatan semua aktivitas dalam proses pembelajaran, yang dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung dan setelah selesai proses pembelajaran.

6. Lembar Evaluasi (tes akhir)

Lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes tertulis yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik observasi dan teknik tes digunakan peneliti guna memeproleh dan mengumpulkan data, yang mencakup tentang rencana pembelajaran, proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika pada konsep keliling persegi panjang dan hal lain yang berkaitan dengan siswa, guru, serta instrumen yang digunakan. Adapun pemaparan mengenai teknik tersebut adalah :

1. Teknik observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran siklus satu dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya lembar observasi dapat dilihat pada lampiran.

(36)

34

3. Teknik tes

Teknik tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang yang dimaksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. teknik yang digunakan adalah tes untuk mengetahui data hasil belajar mata pelajaran Matematika yaitu tes evaluasi. Pelaksanaan Tes ini dilakukan pada kegiatan pembelajaran.

H. Teknik Anlisis Data

Data yang diperoleh dikelompokan dan diseleksi dan diambil data-data yang berkaitan dengan pembelajaran matematika pada konsep keliling persegi panjang. Kemudian Data yang telah diseleksi, dimana hasil pengelompokan tersebut mencakup jenis data yang berkaitan dengan penelitian yang mencakup jenis data perencanaan dan data pembelajaran .

(37)

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Rencana pembelajaran yang dibuat pada pembelajaran konsep keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi telah sesuai dengan tuntutan pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: (1) mencantumkan Standar Kompetensi, (2) mencantumkan Kompetensi Dasar, (3) merumuskan Indikator, (4) menentukan tujuan pembelajaran, (5) mencantumkan materi pokok. (6) menentukan metode yang akan digunakan, (7) langkah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan awal, inti dan akhir beserta alokasi waktu yang diperlukan pada tiap-tiap tahap pembelajarandengan 8 tahapan, (8) menentukan sarana dan sumber belajar yang akan digunakan, (9) menentukan prosedur penilaian yang akan dilakukan, (10) menyusun soal evaluasi beserta kunci jawaban dan (11) mencantumkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang hendak dicapai. Hasil analisis terhadap rencana pembelajaran konsep keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi yang dibuat pada penelitian ini mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukan oleh peningkatan nilai yang signifikan pada tindakan setiap siklusnya.

Pelaksanaan pembelajaran konsep keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi dapat memotivasi siswa unuk mengikuti pembelajaran dengan semangat sehingga siswa bersikap positif terhadap materi yang dipelajari. Hal tersebut disebabkan karena guru menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran yang menarik serta langkah-langkah pembelajaran berpusat pada siswa. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran konsep keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi mengalami peningkatan, hal tersebut ditunjukan dengan meningkatnya perolehan nilai pada setiap siklusnya.

(38)

65

Pemahaman siswa pada pembelajaran konsep keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi menunjukan peningkatan, hal terbsebut ditunjukan dengan meningkatnya pemahaman siswa siswa pada setiap siklusnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran konsep keliling persegi panjang.

B. Saran

Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran konsep keliling persegi panjang dengan delapan tahapan cara pembelajarannya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara optimal. Dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran, berikut ini saran-saran yang dapat penulis sampaikan:

1. Bagi Guru

Guru diharapkan mampu dalam menyusun Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran yang yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, membuat alat evaluasi yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, menggunakan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, contohnya strategi dengan menggunakan metode demonstrasi dalam konsep keliling persegi panjang melalui delapan tahapan. Dalam pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya agar guru dalam menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih terarah

Guru terus meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, khususnya dalam pembelajaran konsep keliling persegi panjang dengan menggunakan media-media yang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Selain itu guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan diri serta menambah wawasan dan pengetahuan baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal. 2. Bagi Kepala Sekolah

(39)

66

pembelajaran bisa dicapai secara baik dan juga kemampuan siswa dalam pembelajaran meningkat Kepala Sekolah hendaknya memotivasi, memberikan perhatian, memberikan contoh dan memberikan kesempatan serta peluang yang seluas-luasnya kepada guru dalam hal peningkatan kemampuan diri agar kualitas pendidikan dan pembelajaran disekolahnya lebih baik.

3. Bagi Pengawas

Pengawas hendaknya memberikan pembinaan kepada guru secara rutin dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun hasilnya.

4. Bagi penulis

(40)

67

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

B. Harahap, ST. Negoro. (2003). Ensiklopedia Matematika. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar Kelas IV. Tasikmalaya: Kelompok Kerja Pengawas TK/SD Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya

Darhim, dkk. ( 1991) Pendidikan Matematika II. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. UPI. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Deking. (2007). Untuk apa belajar Matematika. Sumber :

http://deking.wordpress.com/2007/03/06/untuk-apa-belajar-matematika/(diakases tanggal 12 April 2012/ 12:35 wib)

Edukasinet “pengertian dan Sifat-sifat Bangun Segi Empat” http://genius.smpn.mgl.sch.id/file.php/1/animasi/matematika/Pengertian. html. (diakases tanggal 13 April 2012/ 08:35 wib)

Fajariyah, Nur. (2008). Cerdas berhitung matematika 3 : untuk SD/MI kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Herman Hudojo. (1988) Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Rineka Cipta.

Kartono, Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Penerbit Maju.

NanoSupriono (2010) : Definisi Matematika

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/2013650-definisi-matematika/ (diakases tanggal 12 April 2012/ 12:35 wib) Natsir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Bandung : Ghalia Indonesia.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

(41)

68

Surya Dharma. (2008). Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2010). Model Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI press.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil prediksi jumlah hasil tangkapan (CPUE) bahwa pada bulan April daerah potensil penangkapan ikan cakalang berada di bagian utara Teluk Bone, yaitu dari

Temuan khusus dalam penelitian ini (1) menekankan pada praktik menulis bukan pada teori menulis melalui (a) menulis jurnal; (b) menulis berita pagi; (c) menulis laporan

Pada sektor pebankan di Surabaya mengenai jumlah tabungan masyarakat pada bank-bank BPR terhadap sektor perbankan itu sebagai faktor pendukung untuk suatu perbandingan, dalam

Pada kondisi MARR minimal (Tabel 11 dan Gambar 2), terlihat bahwa utility yang direncanakan pada AAIJ adalah sebesar 61,74% mengalami kenaikan setelah direalisasikan menjadi

Hasil penelitian mengenai hubungan antara hardiness dengan kecenderungan post power syndrome lansia pensiunan PNS anggota PWRI Kecamatan Gajah Mungkur, Semarang memiliki

Penelitian ini fokus pada pengurangan COD dan amonium lindi TPA Ngronggo Salatiga dengan menggunakan sistem sinambung kultur alga dan berlangsung secara simultan

Evaluasi program melalui e- learning dalam penelitian ini adalah evaluasi program suatu pembelajaran ( course ) melalui e-learning berbasis Moodle yaitu dalam portal

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Suparmi, T 2014, ‘Perilaku Remaja Urban Terhadap Pop Culture: Studi Dekriptif Perilaku Keranjingan Remaja Urban di Surabaya..