• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK: Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK: Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI

SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK

(Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh: Aris Apriansya

0900036

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ARIS APRIANSYA

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI

SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Desktiptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd NIP. 196510171992031002

Pembimbing II

Nida’ul Hidayah, M.Si NIP. 197209131998022001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

(3)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang…

Allah telah mengangkat derajat orang-orang iman diantara kamu sekalian dan orang orang yang mencari ilmu, dan Allah dengan apa-apa yang kalian kerjakan itu Maha Mengetahui dan Maha Waspada

(Q.S Al-Mujadalah : 11)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu menjaga engkau dan menjaga harta.

Harta itu berkurang apabila dibelanjakan. Tetapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.

(Khalifah Ali bin Abi Thalib)

Sebuah karya tulis ini saya persembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, karena beliau saya tetap sabar dalam menjalani setiap rintangan yang ada. Kepada seluruh keluarga besar serta rekan-rekan, motivasi kalian telah membakar semangat saya. (Aris Apriansya)

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada plagiat didalamnya yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademisi.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

“KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI

LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)”

Pembimbing: 1. Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd. 2. Nida’ul Hidayah, M.Si.

Aris Apriansya* 2013

Skripsi ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa aspek biomekanika kemampuan cadence (frekuensi langkah) dalam lari sprint 100 meter mempunyai korelasi yang signifikan terhadap prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik.

Permasalahan pokok yang ingin penulis teliti dalam penelitian ini adalah kemampuan cadence terhadap prestasi lari sprint 100 meter. Apakah kemampuan

cadence mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi lari sprint 100 meter dan seberapa besar hubungan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah untuk mengetahui korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan variabel bebas (X) adalah kemampuan cadence dan variabel terikatnya (Y) adalah prestasi lari sprint

100 meter. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sprinter putra UKM Atletik UPI Bandung sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan cadence dan lari sprint 100 meter.

Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter sebesar 0,80. Sprinter 100 meter yang baik dimana ia memiliki kemampuan

cadence atau frekuensi langkah yang cepat disamping ia memiliki panjang langkah yang optimal.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta

salam tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, berkat izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul: “KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE

DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Deskriptif Pada Atlit Sprint UKM Atletik UPI Bandung)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga

atletik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Satu Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan dan Kesehatan Olahraga,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan akan penulis

terima dengan hati terbuka. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfa’at bagi penulis khususnya dan dunia olahraga atletik pada umumnya.

Wassalam.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat dari bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik

ini perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd selaku Dekan atas izin dan

rekomendasinya kepada penulis untuk menyususn skripsi ini.

2. Bapak Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan

Kepelatihan atas izin dan rekomendasinya kepada penulis untuk

menyususn skripsi ini.

3. Bapak Drs. Yadi Sunaryadi. M,Pd selaku Pembimbing I Skripsi atas

segala bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Nida’ul Hidayah. M,Si selaku Pembimbing II Skripsi atas segala

bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Dr. Nina Sutresna selaku Pembimbing Akademik, yang telah

senantiasa membimbing selama membimbing perkuliahan dan telah

banyak meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan motivasi dan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Staf dosen dan asisten yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan

kepada penulis selama mengikuti studi.

7. Karyawan FPOK UPI yang telah banyak membantu dalam urusan

administrasi dan lembaga selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Coach Rika Fardani. S,Pd yang telah memberikan motivasi dan

(8)

9. Ketua UKM Atletik UPI Bandung atas izin, bantuan, dan

kerjasamanya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan

lancar.

10.Atlit sprint UKM Atletik UPI Bandung atas bantuan dan kerjasamanya

sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

11.Ayahanda dan Ibunda tercina atas segala dorongan, bimbingan, dan do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

12.Kakakku tercinta (A Andi dan A Yudhi) atas motivasi dan dorongan serta do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

13.Rekan-rekan seangkatan Atletik UPI Bandung (Umar, Zaenu, Toton, Dede, Arman, dan Inuy) atas motivasi dan dorongan serta do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

14.Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Kepelatihan angkatan

2009 atas segala motivasi dan kerjasamanya selama penyusunan

skripsi ini.

15.Putri Qonita atas segala motivasi, do’a, dan kasih sayang yang telah

kau berikan. Semoga kita bahagia selamanya. Amin.

Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis berikan selain do’a dan harapan, semoga amal baik semua pihak mendapat balasan yang lebih baik dan berlipat

ganda dari Allah STW. Amiin....

Bandung Oktober 2013

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Atletik ... 8

B. Hakikat Lari Sprint 100 Meter ... 9

a.Teknik Start ... 12

b.Tahapan dalam lari sprint 100 meter ... 19

C. Sistem Energi Sprint 100 Meter ... 21

D. Analisis Bagian Tubuh yang terlibat Ketika Sprint ... 22

a.Tungkai ... 22

b.Lengan ... 25

c.Togok dan Kepala ... 26

(10)

D. Definisi Operasional ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 40

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 46

B. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 48

C. Analisis Temuan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi Start, gerak start, dan gerakan mendorong ... 15

Gambar 2.2 Posisi aba-aba bersedia ... 16

Gambar 2.3 Posisi aba-aba siap ... 16

Gambar 2.4 Gerakan mendorong ... 18

Gambar 2.5 Gerakan akselerasi ... 19

Gambar 2.7 Gerakan tungkai pada saat kecepatan maksimal ... 23

Gambar 2.8 Fase menumpu ... 27

Gambar 2.9 Kecondongan Togok ... 28

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data parameter pelari sprint China dan Dunia ... 4

Tabel 2.1 Kinerja Parameter Dalam Sprint ... 11

Tabel 2.2 Perbandingan Variasi Start Jongkok ... 13

Tabel 2.3 Faktor yang mempengaruhi panjang langkah ... 30

Tabel 2.4 Faktor yang mempengaruhi frekuensi langkah ... 31

Tabel 3.1 Jadwal tes dan pengukuran ... 35

Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 37

Tabel 3.3 Langkah-langkah penelitian ... 37

Tabel 4.1 Hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan baku ... 46

Tabel 4.2 Kemampuan cadence ... 47

Tabel 4.3 Prestasi lari sprint 100 meter ... 47

Tabel 4.2 Hasil penghitungan normalitas dan distribusi data ... 48

Tabel 4.3 Hasil Korelasi ... 49

(13)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kemampuan cadence ... 56

Lampiran 2 Karakteristik subyek ... 57

Lampiran 3 Tabel Kemampuan cadence dan prestasi lari sprint 100 meter ... 58

Lampiran 4 Uji Liliefors Kemampuan cadence ... 59

Lampiran 5 Uji Liliefors Prestasi Sprint 100 Meter ... 60

Lampiran 6 Penghitungan Korelasi Tunggal ... 61

Lampiran 7 Uji signifikansi koefisien korelasi tunggal ... 62

Lampiran 8 Foto-foto penelitian ... 63

Lampiran 9 Tabel distribusi Z ... 65

Lampiran 10 Tabel distribusi t ... 66

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Atletik adalah jenis cabang olahraga yang disebut sebagai induk dari

semua cabang olahraga, hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengamati olahraga

atletik yang didalamnya terdapat kegiatan fisik yang meliputi lari, jalan, lompat,

dan lempar. Kegiatan fisik tersebut merupakan aktivitas jasmani alamiah yang

biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya. Semua aktivitas jasmani tersebut

diperlombakan dalam nomor-nomor pada cabang olahraga atletik.

Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik yang diperlombakan,jarak

dalam perlombaan lari ini pun bervariasi, salah satu yang paling dinanti dan

merupakan nomor paling bergengsi adalah sprint atau lari jarak pendek. Lari jarak

pendek mempunyai beberapa jarak perlombaan. Sidik (2009:1) mengatakan bahwa: “Nomor sprint yang merupakan lari jarak pendek meliputi lari jarak 60 meter sampai jarak 400 meter termasuk lari gawang”.

Perbedaan antara lari jarak pendek, lari menengah, dan jarak jauh terletak

pada kecepatan lari yang dilakukan oleh para pelari. Dapat kita amati pada

perlombaan lari jarak pendek, setiap atlet berusaha lari secepat-cepatnya. “Lari

jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start hingga finish

dilakukan dengan kecepatan maksimal”, (Wibowo, 2012:14).

Sesuai dengan tujuan lari sprint, maka untuk menjuarai nomor lari sprint

seorang atlet lari jarak pendek membutuhkan kecepatan sebagai modal. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan Sidik (2009:1) bahwa: “…yang dibutuhkan untuk semua nomor lari sprint dan gawang adalah kecepatan (speed),

(15)

adalah perlombaan lari jarak pendek. Karena dalam lari jarak pendek, kemampuan

untuk menyelesaikan jarak secepat-cepatnya dapat mempersingkat waktu tempuh.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Harsono (1988:216) bahwa: “Kecepatan

adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara

berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk

menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.

Jarak yang dapat ditempuh dengan singkat merupakan hasil kecepatan

gerak dari kontraksi otot yang kuat dan cepat. Komposisi otot pun turut

menentukan kecepatan pada kontraksi otot. Sidik (2009:1) menjelaskan komposisi

otot yang ideal serta kontribusinya dalam lari jarak pendek sebagai berikut:

Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada komposisi otot. Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat kaitannya dengan gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement). Pelari sprint yang baik secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat (FT) dari pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot lambat (slow twitch fiber/ST).

Konsep diatas menjelaskan bahwa serabut otot putih mendukung

terciptanya gerakan kecepatan maksimal yang sangat dibutuhkan oleh pelari jarak

pendek. Kontribusi komposisi serabut otot putih yang dominan pada otot

dijelaskan pula oleh IAAF (2001:19) bahwa:

(16)

Mengenai Ungkapan tersebut mempertegas sprinter itu dilahirkan atau

bakat bukan dibuat. Dengan demikian lari sprint 100 meter adalah atlet yang

memiliki proporsi kedut cepat lebih dominan.

Selain adanya faktor serabut otot, kecepatan seorang atlet lari jarak pendek

dalam menempuh jarak sangat ditentukan oleh aspek biomekanika, yaitu panjang

langkah dan jumlah langkah per detiknya. Senada dengan apa yang dikemukakan

oleh Donati (1995:51) bahwa:

Running speed is the product of stride length and stride frequency. Athletes achieve their maximum speed only by adopting a specific ratio between length and frequency of stride and any significant alternation in the length or the frequency will cause a reduction in speed.

Kecepatan lari dihasilkan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah.

Para atlet dapat mencapai kecepatan maksimum hanya dengan menggunakan

perbandingan yang tepat antara panjang langkah dan frekuensi langkahnya.

Perubahan yang signifikan dalam panjang langkah dan frekuensi langkah akan

menyebabkan penurunan kecepatan. Contoh, pelari yang mempunyai panjang

langkah 2 meter dan melakukan 3 langkah per detiknya, akan berlari dengan

kecepatan 6 meter per detik. Lari sprint 100 meter yang dicapai 9 – 10 detik

memerlukan teknik dan pengaturan unsur-unsur lari yang sempurna, kesalahan

sedikit saja akan mengurangi hasil waktu yang dicapai.

Pada awal diperlombakannya lari jarak pendek kemampuan menempuh

jarak 100 meter hanya dapat memasuki catatan waktu 10 koma sekiandetik.

Memasuki dekade 80-an muncul atlet lari sprint 100 m yang mampu menembus

catatan waktu dibawah 10 detik, dia adalah Ben Johnson dari Kanada, juara

Olimpiade Seoul 1988. Ben Johnson meraih prestasi 100 m dengan catatan waktu

9,79 detik. Sangat disayangkan prestasinya tercoreng dengan kasus doping, gelar

manusia saat tercepat saat itu jatuh ke tangan Carl Lewis dari AS dengan catatan

waktu 9.92 detik.

(17)

atlet bersaing untuk menjadi yang tercepat. Pada Olimpiade Beijing 2008 muncul

ke permukaan persaingan lari sprint 100 meter putra Usain Bolt (lahir di

Trelawny, Jamaika 21 Agustus 1986 umur 22 tahun) adalah pelari Jamaika. Bolt

yang memiliki postur tinggi berhasil finish pertama pada lari sprint 100 meter

dengan catatan waktu 9,69 detik. Keberhasilan ini disusul dengan prestasi 19,30

detik pada jarak 200 m yang mengantarkannya meraih emas di nomor tersebut.

Bolt nampaknya belum puas atas pencapaiannya pada Olimpiade Beijing lalu.

Ambisinya untuk kembali memecahkan rekor dia capai pada saat Kejuaraan

Dunia di Berlin 2009, rekor sprint jarak 100 meter dia pertajam menjadi 9,58

detik. Suatu hal yang mungkin disamai oleh atlet lain atas pencapaian Bolt

tersebut.

Hasil perlombaan dari atlet sprint dunia tidak hanya berupa catatan waktu.

Tetapi ada data tentang kemampuan frekuensi langkah dan panjang langkah.

Sehingga data tersebut dapat di evaluasi untuk kemajuan atletnya. Dari data yang

diperoleh dapat kita amati bahwa frekuensi sprinter dunia dan China paling sedikit

adalah 4,4 langkah per detik. Berikut data kemampuan frekuensi langkah disertai

panjang langkah atlet sprint dunia serta data lain yang berkontribusi terhadap

prestasi lari sprint:

Tabel 1.1

Data parameter pelari cina dan pelari dunia Pada kejuaraan dunia tahun 1991 di tokyo Jepang

(Sumber: NSA. Volume Six No. 2. (1991:11) Dikutip dari Bahagia (2005:75)

Namun sayangnya prestasi sprinter Indonesia belum mampu menembus

(18)

meter di gelanggang Sea Games, catatan waktu sprinter Indonesia baru mampu

menembus 10 koma sekian detik. Beberapa sprinter Indonesia berhasil menjuarai

nomor lari sprint 100 meter pada gelanggang Sea Games. Suryo Agung Wibowo

salah satu atlet yang pernah menjuarainya, bahkan dia adalah pemegang rekor

Asia Tenggara pada nomor lari sprint 100 meter dengan catatan waktu 10,17 detik

yang dicapai pada Sea Games Laos 2009.

Sebelum pertandingan tingkat internasional, tentunya ada pertandingan

nasional sebagai ajang pembibitan atlet untuk memperkuat tim nasional. Berikut

adalah catatan waktu pada final 100 meter cabang olahraga atletik PON 2008 dan

PON 2012:

Rekor 100 meter PON : Mardi Lestari 10,17 detik (PON 1989)

Final 100 meter Cabor Atletik PON 2012 Final 100 meter Cabor Atletik PON 2008

Nama Provinsi Catatan

Waktu Nama Provinsi

Farel Oktaviandi Jawa Barat 10.64 Sukari Jawa Timur 10.82 Mohamad

Rozikin Jawa Timur 10.65 M. Fatoniah NTB 10.85

Yaspi Bobi Sumatera Barat 10.71 Taufik Rahmadi Sumatera

Barat 10.86 Fernando

Lumain Sulawesi Utara 10.74 John Herman Murai Papua 10.86 Lorenzo

Andreas

Kalimantan

Timur 10.75 Agus Sulistio Riau DQ

Sprinter Indonesia hanya mempunyai catatan waktu saja. Data tersebut

dirasa belum cukup untuk meningkatkan prestasi. Untuk itu perlu adanya tes

kemampuan cadence terhadap sprinter di Indonesia. Berdasarkan latar belakang

diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara kemampuan

cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada atlet sprint Unit Kegiatan

(19)

A. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang penulis rumuskan adalah: “Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga

atletik?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui korelasi antara kemampuan cadence

dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik!”

C. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini bermanfaat bagi pelatih maupun atlet sprint baik

secara teoritis maupun secara praktis.

Manfaat secara teoriti. Dari segi teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan yang berharga bagi para pelatih atletik, khususnya

pelatih lari sprint didalam proses identifikasi bakat atlet sprint berdasarkan pola

langkah dan rumus cadence yang penulis gunakan didalam penelitian ini.

Manfaat praktis. Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah

(20)

D. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.

Bab I menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. BAB II

menjelaskan tentang kajian teoritis dan juga memuat bahasan tentang kerangka

pemikiran serta hipotesis. BAB III menjelaskan mengenai metode penelitian

skripsi yang substansinya adalah lokasi penelitian, populasi, sampel,

langkah-langkah penelitian, desain penelitian, prosedur pengambilan data, serta prosedur

pengolahan dan analisis data. BAB IV menjelaskan tentang pengolahan, analisis

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

 Lokasi dan Waktu Penelitian

Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap

kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan.

Adapun jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang direncanakan pada

penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian yang akan

diteliti, sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-Variabel Penelitian

 Populasi

Populasi dan sampel merupakan suatu hal yang sangat penting artinya

sebagai objek penelitian atau sebagai sumber data. Adapaun yang dimaksud

dengan populasi seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:173) yaitu: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Senada dengan pendapat tersebut, Sudjana (1994:121) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah jumlah tertentu dari manusia yang diselidiki secara nyata.” Sedangkan menurut Sugiyono (2011:117) populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

1 Kemampuan

(22)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Dengan demikian berdasarkan penjelasan tersebut diatas bahwa populasi merupakan keseluruhan

obyek penelitian tempat diperolehnya data atau informasi yang dapat berupa

individu maupun kelompok. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

atlet atletik UKM Atletik UPI Bandung.

 Sampel

Mengenai sampel penelitian, Arikunto (2010:174) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan tektik purposive sampling, yaitu menentukan

sampel dengan pertimbangan tertentu dipandang dapat memberikan data secara

maksimal. Dalam teknik ini penulis menggunakan pengetahuannya dalam

melakukan pertimbangn memilih sampel. Atlet yang akan dijadikan sampel

adalah atlet atletik nomor lari jarak pendek UKM Atletik UPI Bandung . Adapun

kriteria yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Atlet atletik nomor lari jarak pendek.

2. Atlet yang telah mengikuti pertandingan tingkat daerah maupun nasional.

3. Atlet yang aktif mengikuti program latihan.

Sampel yang ditentukan penulis diharapkan dapat memberikan data secara

maksimal. Data yang diperoleh dari pelatih UKM Atletik UPI Bandung, jumlah

atlet atletik nomor lari jarak pendek yang aktif adalah 10 orang.

B. Desain Penelitian

(23)

variabel yang terdapat dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitiannya

adalah:

1. Menetapkan populasi dan sampel.

2. Pengambilan dan pengumpulan data, melalui tes dan pengukuran.

3. Analisis data.

4. Menetapkan desain penelitian yang digunakan.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

r

xy

Tabel 3.2

Desain penelitian

Keterangan :

X : kemampuan cadence

Y : prestasi lari sprint 100 meter

rxy : koefisien korelasi X dan Y

Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

X

Y

Populasi

Sampel

Tes Prestasi Sprint 100 meter

Cadence

Pengolahan Data dan Analisis Data

(24)

Tabel 3.3 Langkah-langkah penelitian

C. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannyaa. Metode

penelitian membicarakan mengenai tata cara melaksanakan penelitian, sedangkan

prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian

membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan

data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur dan

teknik penelitian.

Mengenai metode penelitian, menurut Arikunto (2010:203) metode

penelitian adalah: “Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Sedangkan menurut Sugiyono (2011:6) metode penelitian adalah: “Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.” Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif, dan

eksperimen. Dari ketiga metode tersebut, yang sesuai dengan permasalahan yang

dikemukakan penulis adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan atas dasar

bahwa sifat penelitian ini yaitu melakukan satu kali tes untuk mengetahui hasil

korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 m sprinter

UKM Atletik UPI Bandung. Mengenai metode deskriptif Winarno Surakhmad

(1982:139) menjelaskan:

(25)

Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang. Senada dengan pendapat tersebut, Sudjana dan Ibrahim (Rodianto, 2012:33) menjelaskan tentang metode deskriptif yaitu: „Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa kejadian

yang terjadi pada saat sekarang.‟ Dari berbagai uraian tersebut, maka untuk

meneliti pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode deskriptif, karena

penulis langsung memperoleh data pada saat itu juga.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpamahan istilah dalam penulisan ini, maka

penulis memberikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Cadence

Mengetahui potensi sprinter dengan menghitung jumlah langkah per detik

dalam kecepatan maksimal. (Sidik, 2012)

Kemampuan cadence adalah kemampuan melakukan langkah per detik.

2. Sprint

Lari jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start

hingga finish dilakukan dengan kecepatan maksimal (Wibowo, 2012:14).

E. Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukuran, sehingga dengan

menggunakan alat ini akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran.

Nurhasan (2000:1) menyebutkan, tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam

memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran

merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Adapun alat ukur yang penulis

gunakan terdiri dari 2 (dua) item tes yaitu:

1. Tes kemampuan cadence (Pola Langkah dan Rumus Cadence)

Tes untuk mengukur kemampuan frekuensi langkah atlet.

(26)

Alat ukur untuk mengukur prestasi lari sprint 100 meter dengan tes lari

sprint 100 meter.

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Hasil pengetesan yang obyektif didapat dari proses tes yang minimal

kesalahan. Maka harus dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Tujuan

dari prosedur pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan teste dalam

melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk hal tersebut, maka akan dijelaskan petunjuk-petunjuk prosedur pelaksanaan

tes sebagai berikut:

1. Tes Cadence (Pola Langkah dan Rumus Cadence)

 Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan frekuensi langkah atlet.  Pelaksanaan Tes :

1. Start lari dengan standing start menempuh jarak 30 meter.

2. Pakai 2 pencatat waktu di meter 20 dan meter 30 (T 20m

dan T 30m).

3. Stopwatch dijalankan ketika kaki belakang sprinter lepas

dari tanah.

4. Hitung jumlah langkah sprinter antara titik 20 meter dan

titik 30 meter.

5. Ukurlah jarak X, jarak Y, dan panjang langkah.

(27)

X : jarak antara garis 20 meter dengan langkah pertama setelah jarak 20 meter

Y : jarak antara langkah terakhir dan garis 30 meter

PL : panjang langkah

T30 : waktu tempuh dalam jarak 30 meter

T20 : waktu tempuh dalam jarak 20 meter

 Alat yang dibutuhkan:

1. Meteran

2. Alat Tulis

3. Stopwatch

4. Kalkulator

5. Lintasan lari gravel.

6. Kapur

2. Tes lari sprint 100 meter

 Tujuan : untuk mengukur waktu tempuh lari sprint pada jarak 100 meter.

 Pelaksanaan tes :

1. Tester menggunakan start jongkok pada blok start.

2. Aba-aba yang dipergunakan adalah bersedia, siap, dan

Ya.

3. Pada aba-aba Ya tester langsung berlari secepat mungkin

hingga garis finish.

Skor : Catatan waktu tempuh pada jarak 100 meter.

(28)

Untuk pengolahan data ini penulis menggunakan prosedur pengolahan

data dari buku statistika yang disusun oleh Nurhasan dan Hasanudin (2007).

Adapun langkah-langkah pengolahan data ditempuh dengan prosedur sebagai

berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus :

Keterangan :

⃐ : nilai rata-rata yang dicari ∑ : jumlah skor

n : jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel

dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

S : simpangan baku : Skor mentah

⃐ : Rata-rata dari skor mentah N : jumlah sampel

3. Setelah menempuh langkah-langkah tadi barulah mencari T-skor

(29)

T-skor

̅ (untuk waktu)

Keterangan :

T-skor : Skor standar yang dicari

: Skor yang diperoleh

⃐ : Nilai rata-rata

S : Simpangan baku

Rumus-rumus diatas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk

pengolahan data hasil tes untuk menyelesaikan pengolahan data agar memperoleh

nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas dari setiap data

Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan “Uji Liliefors”. Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

 Pengamatan Xi, X2,………Xn

dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,………Zn

dengan menggunakan rumus :

 Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi)

dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif, maka dalam tabel

menentukan Fzi-nya adalah 0,5 dikurangi luas daerah distribusi Z

pada tabel. Jika nilai Z positif, maka dalam menentukan tabel

(30)

 Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara

melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian

dibagi dengan banyak sampel.

 Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.  Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak

dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

 Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka

tentukanlah nilai L. Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) adalah

10 dan α = 0,05, maka nilai L-nya adalah 0,242.

 Kriteria untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis

adalah :

o Diterima Ho jika Lo < Lα , distribusi sampel normal.

o Ditolak Ho jika Lo > Lα , distribusi sampel tidak normal.

5. Menghitung koefisien korelasi

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi variabel x dan y

(31)

6. Uji Kebermaknaan Koefisien Korelasi

Uji kebermaknaan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk melihat

sejauhmana koefisien korelasi tersebut berarti menjelaskan hubungan antara

variabel-variabel itu. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu satu

variabel bebas dansatu variabel terikat. Oleh karena itu rumus yang dilakukan

dalam uji kebermaknaan koefisien korelasi-nya menggunakan uji kebermaknaan

koefisien korelasi tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Tulis H0 dan H1 dalam bentuk kalimat:

o H0 = tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

variabel X dengan Y.

o H1 = terdapat hubungan yang bermakna antara variabel X

dengan Y.

 Tulis H1 dan H0 alam bentuk statistik:

o H0 : r = 0

o H1 : r 0

 Cari thitung dengan rumus :

 Tetapkan taraf signifikansinya.

 Tentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu: Jika –ttabel

≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. Untuk kondisi lain H0 ditolak.

 Tentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus dk = n – 2.  Bandingkan thitung dengan ttabel.

 Buatlah kesimpulan apakah korelasi tersebut signifikan atau

(32)
(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data, maka penulis dapat

merumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Hasil penghitungan korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi

lari sprint 100 meter diperoleh nilai sebesar 0,80. Artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter. Ini

berarti seorang atlet sprint harus mempunyai kemampuan cadence atau frekuensi

langkah yang cepat.

B. Saran

Dari data hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1.Hasil penelitian cadence memberikan sumbangan yang positif terhadap

kecepatan lari sprint pada jarak 100 meter. Dengan demikian disarankan

kepada Pembina dan Pelatih untuk memperhatikan kemampuan cadence

sebelum mengasah kecepatan atlet sprint pada tingkat yang lebih lanjut.

2.Klub atletik usia dini, Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP), Pusat

Pembinaan Latihan Mahasiswa (PPLM), Klub atletik, dan Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) disarankan untuk terlebih dahulu melakukan tes

identifikasi bakat atlet sprint dengan menggunakan pola langkah dan

(34)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.rineka Cipta.

Bahagia, Y. (2005). Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Dengan Model Latihan Panjang Langkah dan Frekuensi Langkah. Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Bird, S. (2002). Sports Performance Analysis 100m Sprint

Bompa, T. (1990) Theory And Methodology of Training. 4. Human Kinetics

Fletcer, D. (2010). Biomechanics of Sprinting

Haryadi-Permana, I. (2013). Profil Kondisi Fisik Atlet Atletik Nomor Lari Jarak Pendek Berdasarkan Hasil Tes Parameter Kondisi Fisik. Skripsi Sarjana pada program studi PKO UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hay, J.G. (1993) The Biomechanics of Sports Technique. 4th Ed. London, Prentice-Hall International (UK) Ltd.

International Amateur Athletic Federation. (2000). Sprint And Hurdles Events Textbook.

Jackson, Nell. (1968). Track and Field For Girls and Woman. Burgess Publishing Company

M,Subana.(2001) Dasar dasar penelitian ilmiah.Bandung :Pustaka Setia

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Pelatihan Pelatih Atletik Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat. (2012). Pelatihan Atletik Nomor Sprint: Disorda

Romanov, N. (2009). Distinctive Characteristics Of Usain Bolt's Running Technique

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

(35)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung.

Wibowo, R. (2012). Dampak Penerapan Latihan Lari Assisted Sprinting Dan

Latihan Lari Resisted Sprinting Pada Metode Repetisi Terhadap

Peningkatan Kemampuan Akselerasi Sprint.. Tesis Magister Pada SPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan

Young, M.(2012). Maximal Velocity Sprint Mechanic

Yusuf, U., Mulyana, B., Sunaryadi, Y. (2007). Biomekanika Olahraga. FPOK

Zafar Sidik, D. Komarudin (2009). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung:

Gambar

Gambar 2.1 Posisi Start, gerak start, dan gerakan mendorong .....................................
Tabel 1.1   Data parameter pelari cina dan pelari dunia
Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Desain penelitian

Referensi

Dokumen terkait

tersebut terjadi karena pada umumnya wajib pajak yang menjadi responden telah memiliki pengetahuan yang tinggi dibidang perpajakan, keadaan tersebut menunjukan

Ketersediaan lengas tanah berkontribusi lebih besar dibanding genotipe pada keragaman sifat fisik polong: kekerasan kulit polong, jumlah polong berisi biji bernas

Subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan untuk tercapainya suatu sasaran dan sistem tidak terlepas dari komponen-komponen pendukung

RUN DOWN BERITA APA KABAR JOGJA RBTVA. Tanggal : 21

- Kelebihan yaitu efisien, sedikit pembakaran, bebas polusi, tidak berisik, dan mudah dibawa. - Tidak perlu diisi ulang, karena gas hidrogen dan oksigen

Berdasarkan beberapa konsep men- genai perbedaan harapan yang disebabkan oleh perbedaan peran pria dan wanita yang dibedakan satu sama lain didasari pada pen- dapat Brannon

Berdasarkan uraian pada bab II maka sasaran utama yang ingin diwujudkan oleh Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Penduduk Miskin Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa