KORELASI KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI
SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK
(Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh: Aris Apriansya
0900036
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ARIS APRIANSYA
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI
SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Desktiptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd NIP. 196510171992031002
Pembimbing II
Nida’ul Hidayah, M.Si NIP. 197209131998022001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang…
Allah telah mengangkat derajat orang-orang iman diantara kamu sekalian dan orang orang yang mencari ilmu, dan Allah dengan apa-apa yang kalian kerjakan itu Maha Mengetahui dan Maha Waspada
(Q.S Al-Mujadalah : 11)
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu menjaga engkau dan menjaga harta.
Harta itu berkurang apabila dibelanjakan. Tetapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.
(Khalifah Ali bin Abi Thalib)
Sebuah karya tulis ini saya persembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, karena beliau saya tetap sabar dalam menjalani setiap rintangan yang ada. Kepada seluruh keluarga besar serta rekan-rekan, motivasi kalian telah membakar semangat saya. (Aris Apriansya)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada plagiat didalamnya yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademisi.
Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
“KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI
LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung)”
Pembimbing: 1. Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd. 2. Nida’ul Hidayah, M.Si.
Aris Apriansya* 2013
Skripsi ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa aspek biomekanika kemampuan cadence (frekuensi langkah) dalam lari sprint 100 meter mempunyai korelasi yang signifikan terhadap prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik.
Permasalahan pokok yang ingin penulis teliti dalam penelitian ini adalah kemampuan cadence terhadap prestasi lari sprint 100 meter. Apakah kemampuan
cadence mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi lari sprint 100 meter dan seberapa besar hubungan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah untuk mengetahui korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan variabel bebas (X) adalah kemampuan cadence dan variabel terikatnya (Y) adalah prestasi lari sprint
100 meter. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sprinter putra UKM Atletik UPI Bandung sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan cadence dan lari sprint 100 meter.
Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter sebesar 0,80. Sprinter 100 meter yang baik dimana ia memiliki kemampuan
cadence atau frekuensi langkah yang cepat disamping ia memiliki panjang langkah yang optimal.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta
salam tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, berkat izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul: “KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE
DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK (Studi Deskriptif Pada Atlit Sprint UKM Atletik UPI Bandung)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga
atletik.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Satu Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan dan Kesehatan Olahraga,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan akan penulis
terima dengan hati terbuka. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfa’at bagi penulis khususnya dan dunia olahraga atletik pada umumnya.
Wassalam.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik
ini perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd selaku Dekan atas izin dan
rekomendasinya kepada penulis untuk menyususn skripsi ini.
2. Bapak Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan
Kepelatihan atas izin dan rekomendasinya kepada penulis untuk
menyususn skripsi ini.
3. Bapak Drs. Yadi Sunaryadi. M,Pd selaku Pembimbing I Skripsi atas
segala bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Nida’ul Hidayah. M,Si selaku Pembimbing II Skripsi atas segala
bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Nina Sutresna selaku Pembimbing Akademik, yang telah
senantiasa membimbing selama membimbing perkuliahan dan telah
banyak meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan motivasi dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Staf dosen dan asisten yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti studi.
7. Karyawan FPOK UPI yang telah banyak membantu dalam urusan
administrasi dan lembaga selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Coach Rika Fardani. S,Pd yang telah memberikan motivasi dan
9. Ketua UKM Atletik UPI Bandung atas izin, bantuan, dan
kerjasamanya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan
lancar.
10.Atlit sprint UKM Atletik UPI Bandung atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
11.Ayahanda dan Ibunda tercina atas segala dorongan, bimbingan, dan do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
12.Kakakku tercinta (A Andi dan A Yudhi) atas motivasi dan dorongan serta do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
13.Rekan-rekan seangkatan Atletik UPI Bandung (Umar, Zaenu, Toton, Dede, Arman, dan Inuy) atas motivasi dan dorongan serta do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
14.Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Kepelatihan angkatan
2009 atas segala motivasi dan kerjasamanya selama penyusunan
skripsi ini.
15.Putri Qonita atas segala motivasi, do’a, dan kasih sayang yang telah
kau berikan. Semoga kita bahagia selamanya. Amin.
Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis berikan selain do’a dan harapan, semoga amal baik semua pihak mendapat balasan yang lebih baik dan berlipat
ganda dari Allah STW. Amiin....
Bandung Oktober 2013
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Atletik ... 8
B. Hakikat Lari Sprint 100 Meter ... 9
a.Teknik Start ... 12
b.Tahapan dalam lari sprint 100 meter ... 19
C. Sistem Energi Sprint 100 Meter ... 21
D. Analisis Bagian Tubuh yang terlibat Ketika Sprint ... 22
a.Tungkai ... 22
b.Lengan ... 25
c.Togok dan Kepala ... 26
D. Definisi Operasional ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 40
G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 46
B. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 48
C. Analisis Temuan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi Start, gerak start, dan gerakan mendorong ... 15
Gambar 2.2 Posisi aba-aba bersedia ... 16
Gambar 2.3 Posisi aba-aba siap ... 16
Gambar 2.4 Gerakan mendorong ... 18
Gambar 2.5 Gerakan akselerasi ... 19
Gambar 2.7 Gerakan tungkai pada saat kecepatan maksimal ... 23
Gambar 2.8 Fase menumpu ... 27
Gambar 2.9 Kecondongan Togok ... 28
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data parameter pelari sprint China dan Dunia ... 4
Tabel 2.1 Kinerja Parameter Dalam Sprint ... 11
Tabel 2.2 Perbandingan Variasi Start Jongkok ... 13
Tabel 2.3 Faktor yang mempengaruhi panjang langkah ... 30
Tabel 2.4 Faktor yang mempengaruhi frekuensi langkah ... 31
Tabel 3.1 Jadwal tes dan pengukuran ... 35
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 37
Tabel 3.3 Langkah-langkah penelitian ... 37
Tabel 4.1 Hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan baku ... 46
Tabel 4.2 Kemampuan cadence ... 47
Tabel 4.3 Prestasi lari sprint 100 meter ... 47
Tabel 4.2 Hasil penghitungan normalitas dan distribusi data ... 48
Tabel 4.3 Hasil Korelasi ... 49
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kemampuan cadence ... 56
Lampiran 2 Karakteristik subyek ... 57
Lampiran 3 Tabel Kemampuan cadence dan prestasi lari sprint 100 meter ... 58
Lampiran 4 Uji Liliefors Kemampuan cadence ... 59
Lampiran 5 Uji Liliefors Prestasi Sprint 100 Meter ... 60
Lampiran 6 Penghitungan Korelasi Tunggal ... 61
Lampiran 7 Uji signifikansi koefisien korelasi tunggal ... 62
Lampiran 8 Foto-foto penelitian ... 63
Lampiran 9 Tabel distribusi Z ... 65
Lampiran 10 Tabel distribusi t ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Atletik adalah jenis cabang olahraga yang disebut sebagai induk dari
semua cabang olahraga, hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengamati olahraga
atletik yang didalamnya terdapat kegiatan fisik yang meliputi lari, jalan, lompat,
dan lempar. Kegiatan fisik tersebut merupakan aktivitas jasmani alamiah yang
biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya. Semua aktivitas jasmani tersebut
diperlombakan dalam nomor-nomor pada cabang olahraga atletik.
Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik yang diperlombakan,jarak
dalam perlombaan lari ini pun bervariasi, salah satu yang paling dinanti dan
merupakan nomor paling bergengsi adalah sprint atau lari jarak pendek. Lari jarak
pendek mempunyai beberapa jarak perlombaan. Sidik (2009:1) mengatakan bahwa: “Nomor sprint yang merupakan lari jarak pendek meliputi lari jarak 60 meter sampai jarak 400 meter termasuk lari gawang”.
Perbedaan antara lari jarak pendek, lari menengah, dan jarak jauh terletak
pada kecepatan lari yang dilakukan oleh para pelari. Dapat kita amati pada
perlombaan lari jarak pendek, setiap atlet berusaha lari secepat-cepatnya. “Lari
jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start hingga finish
dilakukan dengan kecepatan maksimal”, (Wibowo, 2012:14).
Sesuai dengan tujuan lari sprint, maka untuk menjuarai nomor lari sprint
seorang atlet lari jarak pendek membutuhkan kecepatan sebagai modal. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan Sidik (2009:1) bahwa: “…yang dibutuhkan untuk semua nomor lari sprint dan gawang adalah kecepatan (speed),
adalah perlombaan lari jarak pendek. Karena dalam lari jarak pendek, kemampuan
untuk menyelesaikan jarak secepat-cepatnya dapat mempersingkat waktu tempuh.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Harsono (1988:216) bahwa: “Kecepatan
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara
berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk
menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.
Jarak yang dapat ditempuh dengan singkat merupakan hasil kecepatan
gerak dari kontraksi otot yang kuat dan cepat. Komposisi otot pun turut
menentukan kecepatan pada kontraksi otot. Sidik (2009:1) menjelaskan komposisi
otot yang ideal serta kontribusinya dalam lari jarak pendek sebagai berikut:
Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada komposisi otot. Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat kaitannya dengan gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement). Pelari sprint yang baik secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat (FT) dari pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot lambat (slow twitch fiber/ST).
Konsep diatas menjelaskan bahwa serabut otot putih mendukung
terciptanya gerakan kecepatan maksimal yang sangat dibutuhkan oleh pelari jarak
pendek. Kontribusi komposisi serabut otot putih yang dominan pada otot
dijelaskan pula oleh IAAF (2001:19) bahwa:
Mengenai Ungkapan tersebut mempertegas sprinter itu dilahirkan atau
bakat bukan dibuat. Dengan demikian lari sprint 100 meter adalah atlet yang
memiliki proporsi kedut cepat lebih dominan.
Selain adanya faktor serabut otot, kecepatan seorang atlet lari jarak pendek
dalam menempuh jarak sangat ditentukan oleh aspek biomekanika, yaitu panjang
langkah dan jumlah langkah per detiknya. Senada dengan apa yang dikemukakan
oleh Donati (1995:51) bahwa:
Running speed is the product of stride length and stride frequency. Athletes achieve their maximum speed only by adopting a specific ratio between length and frequency of stride and any significant alternation in the length or the frequency will cause a reduction in speed.
Kecepatan lari dihasilkan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah.
Para atlet dapat mencapai kecepatan maksimum hanya dengan menggunakan
perbandingan yang tepat antara panjang langkah dan frekuensi langkahnya.
Perubahan yang signifikan dalam panjang langkah dan frekuensi langkah akan
menyebabkan penurunan kecepatan. Contoh, pelari yang mempunyai panjang
langkah 2 meter dan melakukan 3 langkah per detiknya, akan berlari dengan
kecepatan 6 meter per detik. Lari sprint 100 meter yang dicapai 9 – 10 detik
memerlukan teknik dan pengaturan unsur-unsur lari yang sempurna, kesalahan
sedikit saja akan mengurangi hasil waktu yang dicapai.
Pada awal diperlombakannya lari jarak pendek kemampuan menempuh
jarak 100 meter hanya dapat memasuki catatan waktu 10 koma sekiandetik.
Memasuki dekade 80-an muncul atlet lari sprint 100 m yang mampu menembus
catatan waktu dibawah 10 detik, dia adalah Ben Johnson dari Kanada, juara
Olimpiade Seoul 1988. Ben Johnson meraih prestasi 100 m dengan catatan waktu
9,79 detik. Sangat disayangkan prestasinya tercoreng dengan kasus doping, gelar
manusia saat tercepat saat itu jatuh ke tangan Carl Lewis dari AS dengan catatan
waktu 9.92 detik.
atlet bersaing untuk menjadi yang tercepat. Pada Olimpiade Beijing 2008 muncul
ke permukaan persaingan lari sprint 100 meter putra Usain Bolt (lahir di
Trelawny, Jamaika 21 Agustus 1986 umur 22 tahun) adalah pelari Jamaika. Bolt
yang memiliki postur tinggi berhasil finish pertama pada lari sprint 100 meter
dengan catatan waktu 9,69 detik. Keberhasilan ini disusul dengan prestasi 19,30
detik pada jarak 200 m yang mengantarkannya meraih emas di nomor tersebut.
Bolt nampaknya belum puas atas pencapaiannya pada Olimpiade Beijing lalu.
Ambisinya untuk kembali memecahkan rekor dia capai pada saat Kejuaraan
Dunia di Berlin 2009, rekor sprint jarak 100 meter dia pertajam menjadi 9,58
detik. Suatu hal yang mungkin disamai oleh atlet lain atas pencapaian Bolt
tersebut.
Hasil perlombaan dari atlet sprint dunia tidak hanya berupa catatan waktu.
Tetapi ada data tentang kemampuan frekuensi langkah dan panjang langkah.
Sehingga data tersebut dapat di evaluasi untuk kemajuan atletnya. Dari data yang
diperoleh dapat kita amati bahwa frekuensi sprinter dunia dan China paling sedikit
adalah 4,4 langkah per detik. Berikut data kemampuan frekuensi langkah disertai
panjang langkah atlet sprint dunia serta data lain yang berkontribusi terhadap
prestasi lari sprint:
Tabel 1.1
Data parameter pelari cina dan pelari dunia Pada kejuaraan dunia tahun 1991 di tokyo Jepang
(Sumber: NSA. Volume Six No. 2. (1991:11) Dikutip dari Bahagia (2005:75)
Namun sayangnya prestasi sprinter Indonesia belum mampu menembus
meter di gelanggang Sea Games, catatan waktu sprinter Indonesia baru mampu
menembus 10 koma sekian detik. Beberapa sprinter Indonesia berhasil menjuarai
nomor lari sprint 100 meter pada gelanggang Sea Games. Suryo Agung Wibowo
salah satu atlet yang pernah menjuarainya, bahkan dia adalah pemegang rekor
Asia Tenggara pada nomor lari sprint 100 meter dengan catatan waktu 10,17 detik
yang dicapai pada Sea Games Laos 2009.
Sebelum pertandingan tingkat internasional, tentunya ada pertandingan
nasional sebagai ajang pembibitan atlet untuk memperkuat tim nasional. Berikut
adalah catatan waktu pada final 100 meter cabang olahraga atletik PON 2008 dan
PON 2012:
Rekor 100 meter PON : Mardi Lestari 10,17 detik (PON 1989)
Final 100 meter Cabor Atletik PON 2012 Final 100 meter Cabor Atletik PON 2008
Nama Provinsi Catatan
Waktu Nama Provinsi
Farel Oktaviandi Jawa Barat 10.64 Sukari Jawa Timur 10.82 Mohamad
Rozikin Jawa Timur 10.65 M. Fatoniah NTB 10.85
Yaspi Bobi Sumatera Barat 10.71 Taufik Rahmadi Sumatera
Barat 10.86 Fernando
Lumain Sulawesi Utara 10.74 John Herman Murai Papua 10.86 Lorenzo
Andreas
Kalimantan
Timur 10.75 Agus Sulistio Riau DQ
Sprinter Indonesia hanya mempunyai catatan waktu saja. Data tersebut
dirasa belum cukup untuk meningkatkan prestasi. Untuk itu perlu adanya tes
kemampuan cadence terhadap sprinter di Indonesia. Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara kemampuan
cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada atlet sprint Unit Kegiatan
A. Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang penulis rumuskan adalah: “Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga
atletik?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui korelasi antara kemampuan cadence
dengan prestasi lari sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik!”
C. Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini bermanfaat bagi pelatih maupun atlet sprint baik
secara teoritis maupun secara praktis.
Manfaat secara teoriti. Dari segi teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang berharga bagi para pelatih atletik, khususnya
pelatih lari sprint didalam proses identifikasi bakat atlet sprint berdasarkan pola
langkah dan rumus cadence yang penulis gunakan didalam penelitian ini.
Manfaat praktis. Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah
D. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari
setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.
Bab I menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. BAB II
menjelaskan tentang kajian teoritis dan juga memuat bahasan tentang kerangka
pemikiran serta hipotesis. BAB III menjelaskan mengenai metode penelitian
skripsi yang substansinya adalah lokasi penelitian, populasi, sampel,
langkah-langkah penelitian, desain penelitian, prosedur pengambilan data, serta prosedur
pengolahan dan analisis data. BAB IV menjelaskan tentang pengolahan, analisis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap
kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan.
Adapun jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang direncanakan pada
penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian yang akan
diteliti, sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-Variabel Penelitian
Populasi
Populasi dan sampel merupakan suatu hal yang sangat penting artinya
sebagai objek penelitian atau sebagai sumber data. Adapaun yang dimaksud
dengan populasi seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:173) yaitu: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Senada dengan pendapat tersebut, Sudjana (1994:121) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah jumlah tertentu dari manusia yang diselidiki secara nyata.” Sedangkan menurut Sugiyono (2011:117) populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat
1 Kemampuan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Dengan demikian berdasarkan penjelasan tersebut diatas bahwa populasi merupakan keseluruhan
obyek penelitian tempat diperolehnya data atau informasi yang dapat berupa
individu maupun kelompok. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
atlet atletik UKM Atletik UPI Bandung.
Sampel
Mengenai sampel penelitian, Arikunto (2010:174) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan tektik purposive sampling, yaitu menentukan
sampel dengan pertimbangan tertentu dipandang dapat memberikan data secara
maksimal. Dalam teknik ini penulis menggunakan pengetahuannya dalam
melakukan pertimbangn memilih sampel. Atlet yang akan dijadikan sampel
adalah atlet atletik nomor lari jarak pendek UKM Atletik UPI Bandung . Adapun
kriteria yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Atlet atletik nomor lari jarak pendek.
2. Atlet yang telah mengikuti pertandingan tingkat daerah maupun nasional.
3. Atlet yang aktif mengikuti program latihan.
Sampel yang ditentukan penulis diharapkan dapat memberikan data secara
maksimal. Data yang diperoleh dari pelatih UKM Atletik UPI Bandung, jumlah
atlet atletik nomor lari jarak pendek yang aktif adalah 10 orang.
B. Desain Penelitian
variabel yang terdapat dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitiannya
adalah:
1. Menetapkan populasi dan sampel.
2. Pengambilan dan pengumpulan data, melalui tes dan pengukuran.
3. Analisis data.
4. Menetapkan desain penelitian yang digunakan.
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
r
xyTabel 3.2
Desain penelitian
Keterangan :
X : kemampuan cadence
Y : prestasi lari sprint 100 meter
rxy : koefisien korelasi X dan Y
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
X
Y
Populasi
Sampel
Tes Prestasi Sprint 100 meter
Cadence
Pengolahan Data dan Analisis Data
Tabel 3.3 Langkah-langkah penelitian
C. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode
dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannyaa. Metode
penelitian membicarakan mengenai tata cara melaksanakan penelitian, sedangkan
prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian
membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan
data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur dan
teknik penelitian.
Mengenai metode penelitian, menurut Arikunto (2010:203) metode
penelitian adalah: “Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Sedangkan menurut Sugiyono (2011:6) metode penelitian adalah: “Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.” Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif, dan
eksperimen. Dari ketiga metode tersebut, yang sesuai dengan permasalahan yang
dikemukakan penulis adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan atas dasar
bahwa sifat penelitian ini yaitu melakukan satu kali tes untuk mengetahui hasil
korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 m sprinter
UKM Atletik UPI Bandung. Mengenai metode deskriptif Winarno Surakhmad
(1982:139) menjelaskan:
Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang. Senada dengan pendapat tersebut, Sudjana dan Ibrahim (Rodianto, 2012:33) menjelaskan tentang metode deskriptif yaitu: „Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa kejadian
yang terjadi pada saat sekarang.‟ Dari berbagai uraian tersebut, maka untuk
meneliti pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode deskriptif, karena
penulis langsung memperoleh data pada saat itu juga.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpamahan istilah dalam penulisan ini, maka
penulis memberikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Cadence
Mengetahui potensi sprinter dengan menghitung jumlah langkah per detik
dalam kecepatan maksimal. (Sidik, 2012)
Kemampuan cadence adalah kemampuan melakukan langkah per detik.
2. Sprint
Lari jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start
hingga finish dilakukan dengan kecepatan maksimal (Wibowo, 2012:14).
E. Instrumen Penelitian
Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukuran, sehingga dengan
menggunakan alat ini akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran.
Nurhasan (2000:1) menyebutkan, tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam
memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran
merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Adapun alat ukur yang penulis
gunakan terdiri dari 2 (dua) item tes yaitu:
1. Tes kemampuan cadence (Pola Langkah dan Rumus Cadence)
Tes untuk mengukur kemampuan frekuensi langkah atlet.
Alat ukur untuk mengukur prestasi lari sprint 100 meter dengan tes lari
sprint 100 meter.
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Hasil pengetesan yang obyektif didapat dari proses tes yang minimal
kesalahan. Maka harus dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Tujuan
dari prosedur pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan teste dalam
melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk hal tersebut, maka akan dijelaskan petunjuk-petunjuk prosedur pelaksanaan
tes sebagai berikut:
1. Tes Cadence (Pola Langkah dan Rumus Cadence)
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan frekuensi langkah atlet. Pelaksanaan Tes :
1. Start lari dengan standing start menempuh jarak 30 meter.
2. Pakai 2 pencatat waktu di meter 20 dan meter 30 (T 20m
dan T 30m).
3. Stopwatch dijalankan ketika kaki belakang sprinter lepas
dari tanah.
4. Hitung jumlah langkah sprinter antara titik 20 meter dan
titik 30 meter.
5. Ukurlah jarak X, jarak Y, dan panjang langkah.
X : jarak antara garis 20 meter dengan langkah pertama setelah jarak 20 meter
Y : jarak antara langkah terakhir dan garis 30 meter
PL : panjang langkah
T30 : waktu tempuh dalam jarak 30 meter
T20 : waktu tempuh dalam jarak 20 meter
Alat yang dibutuhkan:
1. Meteran
2. Alat Tulis
3. Stopwatch
4. Kalkulator
5. Lintasan lari gravel.
6. Kapur
2. Tes lari sprint 100 meter
Tujuan : untuk mengukur waktu tempuh lari sprint pada jarak 100 meter.
Pelaksanaan tes :
1. Tester menggunakan start jongkok pada blok start.
2. Aba-aba yang dipergunakan adalah bersedia, siap, dan
Ya.
3. Pada aba-aba Ya tester langsung berlari secepat mungkin
hingga garis finish.
Skor : Catatan waktu tempuh pada jarak 100 meter.
Untuk pengolahan data ini penulis menggunakan prosedur pengolahan
data dari buku statistika yang disusun oleh Nurhasan dan Hasanudin (2007).
Adapun langkah-langkah pengolahan data ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus :
⃐
Keterangan :
⃐ : nilai rata-rata yang dicari ∑ : jumlah skor
n : jumlah sampel
2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel
dengan menggunakan rumus :
√
⃐
Keterangan :
S : simpangan baku : Skor mentah
⃐ : Rata-rata dari skor mentah N : jumlah sampel
3. Setelah menempuh langkah-langkah tadi barulah mencari T-skor
T-skor
̅ (untuk waktu)
Keterangan :
T-skor : Skor standar yang dicari
: Skor yang diperoleh
⃐ : Nilai rata-rata
S : Simpangan baku
Rumus-rumus diatas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk
pengolahan data hasil tes untuk menyelesaikan pengolahan data agar memperoleh
nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.
4. Menguji normalitas dari setiap data
Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan “Uji Liliefors”. Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
Pengamatan Xi, X2,………Xn
dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,………Zn
dengan menggunakan rumus :
Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi)
dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif, maka dalam tabel
menentukan Fzi-nya adalah 0,5 dikurangi luas daerah distribusi Z
pada tabel. Jika nilai Z positif, maka dalam menentukan tabel
Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara
melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian
dibagi dengan banyak sampel.
Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak
dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.
Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka
tentukanlah nilai L. Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) adalah
10 dan α = 0,05, maka nilai L-nya adalah 0,242.
Kriteria untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis
adalah :
o Diterima Ho jika Lo < Lα , distribusi sampel normal.
o Ditolak Ho jika Lo > Lα , distribusi sampel tidak normal.
5. Menghitung koefisien korelasi
√
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi variabel x dan y
6. Uji Kebermaknaan Koefisien Korelasi
Uji kebermaknaan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk melihat
sejauhmana koefisien korelasi tersebut berarti menjelaskan hubungan antara
variabel-variabel itu. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu satu
variabel bebas dansatu variabel terikat. Oleh karena itu rumus yang dilakukan
dalam uji kebermaknaan koefisien korelasi-nya menggunakan uji kebermaknaan
koefisien korelasi tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tulis H0 dan H1 dalam bentuk kalimat:
o H0 = tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
variabel X dengan Y.
o H1 = terdapat hubungan yang bermakna antara variabel X
dengan Y.
Tulis H1 dan H0 alam bentuk statistik:
o H0 : r = 0
o H1 : r 0
Cari thitung dengan rumus :
√
Tetapkan taraf signifikansinya.
Tentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu: Jika –ttabel
≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. Untuk kondisi lain H0 ditolak.
Tentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus dk = n – 2. Bandingkan thitung dengan ttabel.
Buatlah kesimpulan apakah korelasi tersebut signifikan atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data, maka penulis dapat
merumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Hasil penghitungan korelasi antara kemampuan cadence dengan prestasi
lari sprint 100 meter diperoleh nilai sebesar 0,80. Artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara kemampuan cadence dengan prestasi lari sprint 100 meter. Ini
berarti seorang atlet sprint harus mempunyai kemampuan cadence atau frekuensi
langkah yang cepat.
B. Saran
Dari data hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
1.Hasil penelitian cadence memberikan sumbangan yang positif terhadap
kecepatan lari sprint pada jarak 100 meter. Dengan demikian disarankan
kepada Pembina dan Pelatih untuk memperhatikan kemampuan cadence
sebelum mengasah kecepatan atlet sprint pada tingkat yang lebih lanjut.
2.Klub atletik usia dini, Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP), Pusat
Pembinaan Latihan Mahasiswa (PPLM), Klub atletik, dan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) disarankan untuk terlebih dahulu melakukan tes
identifikasi bakat atlet sprint dengan menggunakan pola langkah dan
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.rineka Cipta.
Bahagia, Y. (2005). Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Dengan Model Latihan Panjang Langkah dan Frekuensi Langkah. Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Bird, S. (2002). Sports Performance Analysis 100m Sprint
Bompa, T. (1990) Theory And Methodology of Training. 4. Human Kinetics
Fletcer, D. (2010). Biomechanics of Sprinting
Haryadi-Permana, I. (2013). Profil Kondisi Fisik Atlet Atletik Nomor Lari Jarak Pendek Berdasarkan Hasil Tes Parameter Kondisi Fisik. Skripsi Sarjana pada program studi PKO UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hay, J.G. (1993) The Biomechanics of Sports Technique. 4th Ed. London, Prentice-Hall International (UK) Ltd.
International Amateur Athletic Federation. (2000). Sprint And Hurdles Events Textbook.
Jackson, Nell. (1968). Track and Field For Girls and Woman. Burgess Publishing Company
M,Subana.(2001) Dasar dasar penelitian ilmiah.Bandung :Pustaka Setia
Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Pelatihan Pelatih Atletik Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat. (2012). Pelatihan Atletik Nomor Sprint: Disorda
Romanov, N. (2009). Distinctive Characteristics Of Usain Bolt's Running Technique
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung.
Wibowo, R. (2012). Dampak Penerapan Latihan Lari Assisted Sprinting Dan
Latihan Lari Resisted Sprinting Pada Metode Repetisi Terhadap
Peningkatan Kemampuan Akselerasi Sprint.. Tesis Magister Pada SPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan
Young, M.(2012). Maximal Velocity Sprint Mechanic
Yusuf, U., Mulyana, B., Sunaryadi, Y. (2007). Biomekanika Olahraga. FPOK
Zafar Sidik, D. Komarudin (2009). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: