• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Realisasi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Sebagai Alat Terapi Pereda Rasa Sakit Berbasis Mikrokontroler.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan dan Realisasi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Sebagai Alat Terapi Pereda Rasa Sakit Berbasis Mikrokontroler."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN REALISASI

TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS)

SEBAGAI ALAT TERAPI PEREDA RASA SAKIT

BERBASIS MIKROKONTROLER

Suma Imelda Gunawan (0822075)

Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha e-mail : sumaimeldagunawan16@ymail.com

ABSTRAK

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan perangkat penstimulasi saraf yang digunakan untuk meredakan nyeri. TENS hanya memiliki beberapa efek samping dibandingkan dengan terapi obat, seperti alergi dan iritasi kulit. TENS menghasilkan arus berorde miliampere ke permukaan tubuh melalui dua buah elektroda.

TENS yang dirancang terdiri dari mikrokontroler ATMEGA16 sebagai generator pulsa, baterai sebagai catu daya, IC DC/DC Converter sebagai penghasil tegangan DC tinggi, transistor dan trafo sebagai switching penghasil pulsa bertegangan tinggi, serta antarmuka berupa keypad dan LCD.

Keluaran TENS adalah pulsa bifasik asimetris dan terdiri dari tiga macam pola, yaitu pola kontinu hi, kontinu lo, dan pola burst dengan durasi 40-400μs dan frekuensi 2-200Hz serta tegangan maksimum 50Vpp dan arus maksimum 100mApp

pada beban resistif 500Ω. TENS hasil rancangan memenuhi syarat keamanan sebagai pereda nyeri dengan arus keluaran rata-rata maksimum adalah 1,6mA. Dari 60 responden pengguna TENS selama 20 menit, 51 responden (85%) merasakan nyeri berkurang di bawah 50% dan 9 responden (15%) merasakan nyeri berkurang di atas 50%.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

DESIGN AND REALIZATION OF

TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS)

AS A MICROCONTROLLER-BASED THERAPEUTIC PAIN RELIEVER

Suma Imelda Gunawan (0822075)

Department of Electrical Engineering Maranatha Christian University E-mail:sumaimeldagunawan16@ymail.com

ABSTRACT

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) is a nerve stimulation device for therapeutic purposes, mainly as a pain reliever. There are only few side effects when compared with drug therapy, as skin allergic and irritation. The device is connected to the skin using a pair of electrodes and transmits electrical current in order of milliamperes transcutaneously.

TENS device consists of an ATMEGA16 microcontroller as pulse generator, IC DC/DC Converter to produce a high voltage, transistor and transformer that work as switching voltage, interfaces (keypad and LCD), and a battery.

Its output is biphasic asymmetrical pulse and provides three kind of pulse pattern (Kontinu Hi, Kontinu Lo, and Burst) with the duration adjustable from 40-400μs and the rate adjustable from 2-200Hz. Its maximum output voltage is 50Vpp

so the maximum output current is 100mApp with 500Ω resistive load. The device

conforms to the safety requirement as pain reliever device with maximum average current at 1.6mA. Refer to 60 respondents TENS users for 20 minutes therapy, 51 respondents have less than 50% pain relief and 9 respondents have more than 50% pain relief.

(3)

DAFTAR ISI

II.1.2 Opiate-Mediated Control Theory………...6

II.2 TENS………...…..….6

II.2.1 TENS Konvensional………..…………...9

II.2.2 AL-TENS (Accupunture Like-TENS)……..……..10

II.2.3 Intense TENS………..10

II.3 Impedansi Kulit Manusia………...11

II.4 Elektroda………12

II.4.1 Sistem Elektroda………..12

II.5 Standard Keamanan TENS.………...………13

II.6 Mikrokontroler ATMEGA16….………14

II.6.1 Pemrograman Mikrokontroler AVR...………...18

(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha

BAB III PERANCANGAN SISTEM………21

III.8 Perancangan Perangkat Lunak TENS……….….32

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA ... 38

IV.1 Data Hasil Percobaan………...38

IV.1.1 Percobaan Mengamati Parameter Pulsa Keluaran...38

IV.1.2 Percobaan terhadap Responden Penderita Nyeri. 51

IV.2 Analisa Percobaan………54

IV.2.1 Analisa Tegangan Keluaran………54

IV.2.2 Analisa Pembacaan Nilai Durasi dan Frekuensi Pulsa ………57

IV.2.3 Analisa Muatan Maksimum dan Arus Maksimum……….58

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Pulsa TENS ... 6

Gambar 2.2 Kurva Amplituda Pulsa terhadap Durasi Pulsa Stimulasi ... 7

Gambar 2.3 Pola Pulsa TENS ... 9

Gambar 2.4 Kerja Arus TENS Konvensional ... 9

Gambar 2.5 Kerja Arus AL-TENS ... 10

Gambar 2.6 Kerja Arus Intense TENS ... 11

Gambar 2.7 Konsep Impedansi Kulit Ketika Ditempelkan Elektroda ... 11

Gambar 2.8 Arsitektur Mikrokontroler AVR RISC ... 14

Gambar 2.9 Konfigurasi Pinout ATMEGA16 PDIP ... 16

Gambar 2.10 Peta Memori ATMEGA16 ... 17

Gambar 2.11 Alur Konversi File *.c Menjadi File*.hex ... 18

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Rancangan ... 21

Gambar 3.2 Pola Kontinu Frekuensi Tinggi (Kontinu Hi) ... 22

Gambar 3.3 Pola Kontinu Frekuensi Rendah (Kontinu Lo) ... 23

Gambar 3.4 Pola Burst ... 23

Gambar 3.5 Diagram Alir Generator Pulsa TENS ... 24

Gambar 3.6 (a) Subroutine Pola Kontinu Hi ... 25

Gambar 3.6 (b) Subroutine Pola Kontinu Lo ... 25

Gambar 3.6 (c) Subroutine Pola Burst ... 25

Gambar 3.7 Rangkaian Regulator Tegangan 5V ... 26

Gambar 3.8 Rangkaian Boost Converter Tegangan Keluaran 23V ... 27

Gambar 3.9 Rangkaian Penaik Tegangan Pulsa ... 28

Gambar 3.10 LCD Tipe JHD162A ... 29

Gambar 3.11 Konfigurasi Port LCD Dipasangkan dengan Port C Mikrokontroler ... 30

Gambar 3.12 Keypad 4x4 ... 30

Gambar 3.13 Diagram Keypad 4x4 ... 30

Gambar 3.14 Elektroda Gel yang Dipasangkan pada Busa ... 32

Gambar 3.15 Konfigurasi Chip dan Clock yang Digunakan... 33

Gambar 3.16 Konfigurasi Port B sebagai Port Keluaran Pulsa... 33

Gambar 3.17 Konfigurasi Port C sebagai Port LCD ... 34

Gambar 3.18 Konfigurasi Port D sebagai Port Keypad ... 34

Gambar 3.19 Konfigurasi Timer ... 35

Gambar 3.20 Bentuk Pulsa Keluaran Mikrokontroler Mode A ... 36

Gambar 3.21 Bentuk Pulsa Keluaran Mikrokontroler Mode B ... 36

(6)

vi

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.1 Pola Kontinu Hi pada Durasi 40µs ... 40

Gambar 4.2 Pola Kontinu Hi pada Durasi 200µs... 41

Gambar 4.3 Pola Kontinu Hi pada Durasi 400µs... 41

Gambar 4.4 Pola Kontinu Hi pada Frekuensi 200Hz ... 42

Gambar 4.5 Pola Kontinu Hi pada Frekuensi 100Hz ... 42

Gambar 4.6 Pola Kontinu Hi pada Frekuensi 20Hz …….……….……..43

Gambar 4.7 Pola Kontinu Lo pada Durasi 40µs ... 44

Gambar 4.8 Pola Kontinu Lo pada Durasi 200µs ... 44

Gambar 4.9 Pola Kontinu Lo pada Durasi 400µs ………...45

Gambar 4.10 Pola Kontinu Lo pada Frekuensi 10Hz ... 45

Gambar 4.11 Pola Kontinu Lo pada Frekuensi 5Hz ... 46

Gambar 4.12 Pola Kontinu Lo pada Frekuensi 2Hz ……….46

Gambar 4.13 Pola Burst pada Durasi 40µs ... 47

Gambar 4.14 Pola Burst pada Durasi 200µs ... 48

Gambar 4.15 Pola Burst pada Durasi 400µs ………...48

Gambar 4.16 Pola Burst dengan Frekuensi antar Burst 2Hz ... 49

Gambar 4.17 Pola Burst dengan Frekuensi Pulsa dalam Burst 100Hz ... 49

Gambar 4.18 Durasi Fasa Positif pada Tegangan 50% Amplituda Fasa ... 50

Gambar 4.19 Grafik Tegangan Keluaran terhadap Tegangan Catu Daya Trafo Pada Durasi 40µs dengan Beban 500Ω, 1kΩ, 2kΩ, dan 10kΩ ... 55

Gambar 4.20 Grafik Tegangan Keluaran terhadap Tegangan Catu Daya Trafo Pada Durasi 400µs dengan Beban 500Ω, 1kΩ, 2kΩ, dan 10kΩ ... 55

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deskripsi Mode TENS ... 8

Tabel 2.2 Deskripsi Pin ATMEGA16 ... 16

Tabel 2.3 Waktu Maksimal Timer ATMEGA16 Dengan Osilator Kristal 16MHz ... 19

Tabel 3.1 Spesifikasi Rancangan TENS ... 23

Tabel 3.2 Deskripsi Fungsi untuk 16 Pin LCD ... 29

Tabel 3.3 Pembacaan Nilai Penekanan Tombol Keypad ... 31

Tabel 4.1 Tegangan Keluaran TENS terhadap Tegangan Catu Daya Trafo ... 39

Tabel 4.2 Pembacaan Parameter dari Tiga Sampel Pulsa Pola Kontinu Hi ... 40

Tabel 4.3 Pembacaan Parameter dari Tiga Sampel Pulsa Pola Kontinu Lo... 43

Tabel 4.4 Pembacaan Parameter dari Tiga Sampel Pulsa Pola Burst ... 47

Tabel 4.5 Peredaan Nyeri dengan Pola Kontinu Hi ... 51

Tabel 4.6 Peredaan Nyeri dengan Pola Kontinu Lo ... 52

Tabel 4.7 Peredaan Nyeri dengan Pola Burst ... 53

Tabel 4.8 Arus Puncak Keluaran pada Durasi 40µs ………...56

(8)
(9)

BAB I: PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Teknologi terus berkembang dan perkembangannya mempengaruhi bidang pengetahuan yang lain, salah satunya adalah bidang medis. Di dalam dunia medis, penyembuhan pasien dilakukan dalam dua cara, yaitu pemberian obat kimia dan terapi. Penyembuhan secara terapi dengan peralatan elektronik disebut elektroterapi. Pada elektroterapi, berbagai peralatan elektronika telah digunakan sebagai alat bantu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit/ nyeri. Salah satu produk elektroterapi yang dianjurkan paramedis di beberapa negara maju dan negara berkembang adalah TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation).

TENS merupakan perangkat elektronik berarus rendah yang digunakan untuk merangsang saraf tubuh. Arus TENS dialirkan ke tubuh pasien melalui dua buah elektroda yang ditempelkan pada kulit pasien. Tujuannya adalah untuk meredakan nyeri. TENS digunakan selama dua dekade terakhir karena karakteristik non-invasif, tidak menimbulkan overdosis, dan efektivitas penyembuhannya terhadap berbagai penyakit, seperti nyeri kronis, nyeri akut, serta nyeri pasca operasi. Selain itu, keuntungan dari penggunaan TENS adalah karena efek samping yang kecil sehingga tergolong aman.

I.2. Identifikasi Masalah

(10)

BAB I: PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha

2

I.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah:

1. merancang perangkat TENS sebagai alat terapi pereda rasa sakit yang praktis dan aman

2. menghasilkan keluaran sinyal pulsa sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan ketentuan medis yang berlaku.

I.4. Batasan Masalah

Perancangan TENS pada tugas akhir ini dibatasi oleh kriteria berikut: 1. TENS berbasis mikrokontroler ATMEGA16 dan diprogram dengan bahasa C 2. Sinyal keluaran TENS pada beban 500Ω dibatasi dengan ketentuan sebagai

berikut:

 Amplituda tegangan maksimum: 50Vpp

Range frekuensi pulsa: 2-200Hz Range lebar pulsa: 40-400µs

Batasan arus peak maksimum: 100mApp.

I.5. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah

 dalam perancangan alat, digunakan metode studi pustaka

 dalam perealisasian alat, digunakan metode uji coba.

I.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

(11)

BAB I: PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan tentang cara mengontrol rasa sakit agar dapat rasa sakit menjadi berkurang dengan TENS serta timer mikrokontroler ATMEGA16.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini dijelaskan mengenai diagram blok, dan diagram alir sistem TENS, serta perancangan perangkat keras dan perangkat lunak TENS. BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang data pengamatan dan analisa data. Data pengamatan diambil dari tiga percobaan, yaitu: percobaan mengamati parameter pulsa dan percobaan berupa efek peredaan nyeri oleh TENS kepada responden yang mengalami rasa sakit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

Universitas Kristen Maranatha

61

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisa data adalah sebagai berikut:

1. TENS berhasil dirancang memenuhi syarat keamanan alat pereda rasa sakit berdasarkan dokumen penuntun yang dikeluarkan oleh U.S.

Department of Health and Human Services bagian Food and Drug Administration.

2. TENS berhasil dirancang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, yaitu pulsa bifasik asimetris terdiri dari mode Kontinu Hi, Kontinu Lo, dan

Burst dengan durasi 40-400μs dan frekuensi 2-200Hz serta tegangan keluaran maksimum 50Vpp dan arus keluaran maksimum 100Vpp.

3. Setelah menggunakan TENS hasil rancangan, dari 60 responden yang menderita nyeri, sebanyak 51 responden, yaitu 85% merasakan nyeri berkurang di bawah 50%, dan sebanyak 9 responden, yaitu 15% menyatakan bahwa nyeri berkurang di atas 50%.

V.2. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16 Menggunakan Bahasa C. Bandung: Informatika.

[2] Holdcroft, Anita, dan Sian Jaggar. 2005. Core Topics in Pain. Cambridge: Cambridge University Press.

[3] Jones, Iain, Mark I. Johnson. 2009. Transcutaneous Electrical Nerve

Stimulation. Continuing Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain,

IX(4):130-135.

[4] Low, John, dan Ann Reed. 1990. Electrotherapy Explained Principles and

Practice. London: Butterworth Heinemann.

[5] Krames, Elliot S., P. Hunter Peckham, dan Ali R. Rezai. 2009.

Neuromodulation. Elsevier.

[6] http://www.atmel.com/images/doc8154.pdf

[7] http://www.egochina.net.cn/eBay/Download/JHD162A.pdf [8]

http://www.electrotherapy.org/assets/Downloads/Current%20Concepts%20in% 20Electrical%20Stimulation%20may%202010.pdf

[9]

(14)

Universitas Kristen Maranatha

63

[10]

http://www.implox.com/content/product%20resources/resource_documents/phy siotherapy/Elecotrtherapy_LM_Frequency_implox.pdf

[11] http://www.intusoft.com/onsemipdfs/an920-d.pdf [12]

http://www.marucchi.it/ZRLC_AIO_WEB/ZRLC_AIO_file/MC34063Amotoro la.pdf

[13]

http://www.st.com/st-web-ui/static/active/en/resource/technical/document/datasheet/CD00000444.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan kemampuan ini kemudian memunculkan permasalahan dalam prosess pembelajaran seperti ketidak sesuaian antara materi yang di ajarkan dengan materi yang di ujikan

Terlihat bahwa rata-rata per- sentase pencapaian indikator kemam- puan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas yang mengikuti pembelajaran Pembelajaran Berbasis

Seperti yang terkandung dalam pasal pertama perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Papua Nugini, yaitu kedua negara sepakat untuk melakukan ekstradisi kepada pihak

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut: (1) Kontribusi kemampuan bergerak terhadap keterampilan

Dengan inspirasi dari penelitian tersebut, aplikasi yang dikembangkan akan dibuat untuk bisa menerapkan mencari teman berdasarkan lokasi terdekat dengan

Sitem pengorganisasian pada gugus depan pramuka Universitas Riau ditinjau dari sub fokus fungsi pengorganisasian setelah dilakukan penelitian dan diuraikan melalui

Si Kata Kunci: Konsep Diri, Kecemasan, Narapidana, Remaja Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan

Chaer (2009: 50) mengatakan bahwa dalam praktik berbahasa banyak kata yang digunakan secara metaforis. Artinya kata itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya