• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior terhadap Kebutuhan Perawatan Ortodontik pada Siswa Sekolah Menengah Atas "X".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior terhadap Kebutuhan Perawatan Ortodontik pada Siswa Sekolah Menengah Atas "X"."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Salah satu faktor penting yang menentukan estetika wajah adalah posisi gigi yang teratur. Ketidakpuasan terhadap penampilan, warna, keselarasan, dan kondisi gigi secara signifikan terkait dengan keinginan tinggi untuk melakukan perawatan yang dapat meningkatkan estetika gigi yaitu perawatan ortodontik. Mayoritas kebutuhan perawatan ortodontik berkaitan dengan keinginan meningkatkan penampilan estetika gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa SMA “X”.

Subyek penelitian didapatkan dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 42 orang. Metode yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan uji Korelasi Pearson Product Moment. Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner yang sudah valid dan reliabel dan indeks kebutuhan perawatan ortodontik yaitu Aesthetic Component (IOTN) menggunakan foto intraoral.

Koefisien korelasi Pearson Product Moment sebesar 0,870 dengan tanda hubungan negatif. Hasil uji t dua pihak, thitung (-11,160) > ttabel (-2,021), dengan = 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik

(2)

ABSTRACT

One of the key factors that determine facial aesthetics is neat dental position. Dissatisfaction with appearance, color, alignment, and dental conditions are significantly associated with high desire for a treatment that can improve the aesthetics of teeth, i.e. orthodontic treatment. The majority of orthodontic treatment needs is associated with the desire to improve the aesthetic appearance of teeth. The purpose of the study is to determine the relationship between satisfaction of dental appearance of anterior teeth with orthodontic treatment needs of “X” High School Students.

Subjects for this research were obtained by purposive sampling. The total number of samples 42 person. The method used was observational analytic method with Pearson Product Moment Correlation test. Measuring instrument were valid and reliable questionnaires and orthodontic treatment need index,i.e. Aesthetic Component (IOTN) using intraoral photograph.

Pearson Product Moment Correlation Coefficient of 0,870 with a negative sign relationship. The result of the two sidetest, tarithmetic (-11,160) > ttable (-2,021), with = 5%, then H0 is rejected and H1 is accepted. The conclusion of the study is there is a significant relationship between satisfaction of dental appearance of anterior teeth with orthodontic treatment need.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ...1

1.2. Identifikasi Masalah ...3

1.3. Tujuan Penelitian ...3

1.4. Manfaat Penelitian ...4

1.4.1. Manfaat Ilmiah ...4

(4)

x

1.6. Hipotesis Penelitian ...8

1.7. Metodologi Penelitian ...9

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Estetika Wajah ...10

2.1.1. Definisi Estetika Wajah...10

2.1.2. Konsep Estetika ...10

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Estetika Wajah ...11

2.1.4. Penampilan Gigi-Gigi Anterior ...11

2.1.5. Penampilan Estetika Gingiva ...19

2.1.6. Bentuk Bibir ...20

2.2. Kepuasan ...20

2.2.1. Definisi Kepuasan ...20

2.2.2. Kepuasan Body Image ...21

2.2.3. Kategori Body Image...21

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Body Image ...22

2.2.5. Dimensi Body Image ...22

2.3. Ortodontik ...23

2.3.1. Definisi Ortodontik ...23

2.3.2. Tujuan Perawatan Ortodontik ...24

(5)

xi

2.4.2. Peer Assesment Rating (PAR) ...29

2.4.3. Index of Complexity, Outcome and Need (ICON) ...29

2.4.4. Treatment Priority Index (TPI) ...30

2.4.5. Dental Aesthetic Index (DAI)...30

2.5. Remaja...31

2.6. Hubungan Kepuasaan Penampilan Gigi-Gigi Anterior dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik ...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metodologi Penelitian ...35

3.2. Populasi dan Sampel ...35

3.3. Variabel Penelitian ...36

3.4. Definisi Operasional...36

3.5. Alat dan Bahan Penelitian ...38

3.6. Alur Penelitian ...38

3.7. Analisis Data ...39

3.8. Uji Validitas ...40

3.9. Uji Reliabilitas ...41

3.10.Aspek Etik Penelitian ...42

(6)

xii

4.1.1.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ...44

4.1.1.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...45

4.1.1.3. Gambaran Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior ...45

4.1.1.4. Kebutuhan Perawatan Ortodontik ...46

4.1.1.5. Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Kepuasan Penampilan Gigi- Gigi Anterior ...47

4.1.1.6. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior ...48

4.1.1.7. Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik ...49

4.1.1.8. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik...50

4.1.3.9. Tabulasi Silang Antara Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik ...51

4.1.2. Analisis Bivariat ...52

4.1.2.1. Hubungan Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik ...52

4.2. Pembahasan ...54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ...59

(7)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ...60

LAMPIRAN ...70

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Kebutuhan IOTN ... 28

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior ... 41

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ... 42

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.3 Gambaran Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior ... 45

Tabel 4.4 Gambaran Kebutuhan Perawatan Ortodontik ... 46

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Usia dan Kepuasan Penampilan Gigi- Gigi Anterior ... 47

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Kepuasan Penampialn Gigi-Gigi Anterior ... 48

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Usia Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik... 49

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Jenis Kelamin Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik... 50

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior Dengan Kebutuhan Perawatan Ortodontik ... 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 8

Gambar 2.1 Wajah Estetik... 11

Gambar 2.2 Warna Gigi ... 12

Gambar 2.3 Gigi Berjejal ... 13

Gambar 2.4 Gigi Diastema ... 14

Gambar 2.5 Gigi Rahang Atas Protrusi ... 15

Gambar 2.6 Gigitan Bersilang Anterior ... 15

Gambar 2.7 Gigitan Terbuka Anterior ... 16

Gambar 2.8 Gigitan Dalam Anterior ... 16

Gambar 2.9 Gigitan Anterior Edge-to-edge ... 17

Gambar 2.10 Bentuk Mahkota Insisivus Rahang Atas... 17

Gambar 2.11 Mahkota Gigi Insisivus Rahang Atas Peg-Shaped ... 18

Gambar 2.12 Makrodonsia Gigi Insisivus Sentral Rahang Atas ... 18

Gambar 2.13 Gingiva Normal ... 20

Gambar 2.14 Bentuk Bibir Normal ... 20

Gambar 2.15 Panduan Aesthetic Component ... 27

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 44

Diagram 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Diagram 4.3 Gambaran Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior ... 46

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik ... 70

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ... 71

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 72

Lampiran 4 Kuisioner Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior... 73

Lampiran 5 Kisi-Kisi Kuisioner Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior .... 76

Lampiran 6 Angket Penelitian dan Kesediaan menjadi Partisipan ... 77

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Kuisioner Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior... 78

Lampiran 8 Persentase Skor Jawaban Responden Terhadap Item-Item Pertanyaan Pada Variabel Kepuasan Penampilan Gigi-Gigi Anterior ... 79

Lampiran 9 Foto Intraoral dan Penilaian Aesthetic Component ... 80

(12)

DAFTAR GRAFIK

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Estetika wajah adalah suatu konsep yang berhubungan dengan kecantikan atau wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan modern. Faktor-faktor estetika wajah sulit untuk dievaluasi dan pada umumnya ditentukan secara subjektif. Salah satu faktor penting yang menentukan estetika wajah adalah posisi gigi yang teratur.1 Senyum yang estetik pun tergantung pada warna, ukuran, bentuk, dan posisi gigi, posisi bibir atas, visibilitas gigi dan jumlah tampilan gingiva. Semua komponen harus bertindak bersama-sama untuk menciptakan sebuah harmonis dan simetris yang akan menghasilkan efek estetik.2 Tingkat kepuasan pada penampilan dapat membuat kualitas hidup dan kondisi psikososial lebih baik dengan perawatan gigi yang meningkatkan estetika pada gigi-gigi.3 Ketidakpuasan terhadap penampilan gigi, warna, keselarasan, dan kondisi secara signifikan terkait dengan keinginan tinggi untuk melakukan perawatan yang dapat meningkatkan estetika gigi-gigi. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 56,6% responden melakukan perawatan ortodontik dengan tujuan untuk meningkatkan estetika gigi.4

(14)

2

mempengaruhi interaksi sosial, keadaan psikologis, rasa percaya diri, serta ketidakpuasan akan penampilan.6,7

Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang yang

tidak normal sehingga didapatkan fungsi dan estetika gigi yang baik maupun wajah yang menyenangkan dan dengan hasil ini akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang.8 Tingkat kepercayaan diri sangat berpengaruh pada penampilan fisik.9

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umunya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.10 Penampilan fisik, terutama penampilan wajah merupakan hal yang paling penting bagi remaja.11 Penampilan fisik, terutama dentofasial muncul sebagai pusat pencarian jati diri mereka.12 Beberapa remaja lain menjadi rendah diri karena penampilan yang kurang menarik atau kurang sempurnanya fungsi bicara karena maloklusi.13 Mayoritas permintaan kebutuhan perawatan ortodontik berkaitan dengan keinginan meningkatkan penampilan dan tingkat pergaulan mereka.9

(15)

3

Dari uraian di atas mengenai penampilan gigi-gigi anterior dan kebutuhan

perawatan ortodontik, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada kelompok remaja dengan rentan usia 15 sampai 18 tahun, maka penelitian dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Atas “X” Bandung, dimana sebagian siswa mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dengan kebutuhan primer yang telah terpenuhi sehingga diharapkan hasil penelitian menjadi pertimbangan untuk memperbaiki keadaan gigi-gigi dan untuk memenuhi kebutuhan estetik yang merupakan kebutuhan sekunder.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan antara kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Atas “X” Bandung?

1.3Tujuan

(16)

4

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis maupun ilmiah.

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Memberikan gambaran kepuasan penampilan gigi-gigi anterior pada siswa Sekolah Menengah Atas “X” Bandung.

2. Memberi informasi pada klinisi mengenai kebutuhan perawatan ortodontik

pada siswa SMA “X” Bandung.

1.4.2 Manfaat Ilmiah

1. Sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang 2. Menunjang perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya dalam bidang

ortodontik.

3. Menunjang dental health education tentang perawatan ortodontik di masyarakat.

4. Menunjang penyuluhan tentang perawatan ortodontik di masyarakat.

1.5Kerangka Pemikiran

(17)

5

bicara dan juga mudah disadari keberadaannya karena terdapat pada bagian depan

mulut.15 Kebanyakan seseorang yang mencari perawatan ortodontik mungkin karena lebih peduli terhadap gigi-gigi pada daerah anterior mereka daripada daerah posteriornya.16 Keinginan untuk melakukan perawatan oleh individu yang tidak puas dengan penampilan gigi-gigi mereka menjadi dasar perawatan ortodontik yang mereka inginkan. Kesadaran pasien terhadap penampilan gigi-gigi mereka dan kepuasan mereka terhadap hasil perawatan merupakan hal yang penting dalam merencanakan perawatan ortodontik.17

Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak harmonisnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spasial atau anomali abnormal dalam posisi gigi.18 Penyebab maloklusi yang spesifik sulit dipastikan, karena sebagian besar merupakan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Terdapat dua kemungkinan bagaimana peran faktor genetik dalam menyebabkan maloklusi. Pertama, adanya ketidakseimbangan antara ukuran gigi-gigi dan ukuran rahang yang dapat menghasilkan gigi berjejal dan gigi bercelah. Kedua, adanya ketidakseimbangan antara ukuran dan bentuk rahang atas dan bawah.19 Menurut Bishara, faktor lingkungan yang berperan dalam menimbulkan maloklusi diantaranya kebiasaan buruk, penyakit obstruksi hidung kronik, makanan, fungsi yang terganggu, postur jaringan lunak, karies, penyakit periodontal, gangguan perkembangan, dan trauma.11

(18)

6

2. Masalah dengan fungsi oral, termasuk masalah dalam pergerakan rahang (inkoordinasi otot atau rasa nyeri), temporomandibular joint dysfunction (TMD), masalah mastikasi, penelanan, dan berbicara.

3. Risiko lebih tinggi terhadap trauma, penyakit periodontal, dan karies.

Besarnya pemahaman masyarakat mengenai pengaruh maloklusi terhadap fisik, sosial, memberi kesadaran mengenai konsekuensi maloklusi terhadap kehidupan seseorang. Selain itu, sejak efek fisik, sosial, dan psikososial merupakan alasan utama mengapa seseorang ingin menjalani perawatan ortodontik.20

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa ini merupakan tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas, perubahan kognitif, dan sosial.21 Body image bagi remaja merupakan suatu hal penting, karena pada masa remaja seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis.22 Body image adalah derajat kepuasan individu terhadap dirinya secara fisik yang mencakup ukuran, bentuk dan penampilan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi body image adalah faktor sosial, faktor psikis dan faktor biologis.23 Remaja masa kini sering dijumpai mengalami maloklusi tetapi tidak melakukan perawatan, mungkin mereka tidak merasa mangalami maloklusi atau tidak tahu bahwa dirinya membutuhkan perawatan ortodontik.13

(19)

7

Index (HLD), Swedish Medical Board Index (SMBI), Dental Aesthetic Index

(DAI), Index of Complexity Outcome and Need (ICON), dan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN).24 Salah satu indeks yang sering dan mudah digunakan adalah Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). Indeks ini dirancang untuk memenuhi syarat suatu indeks yang ideal dan menentukan kebutuhan perawatan berdasarkan ciri-ciri maloklusi dan juga dari segi estetis. 25

Index of Orthodontic Treatment Need memiliki dua bagian yaitu Aesthetic

Component (AC) dan Dental Health Component (DHC). Dental Health

Component digunakan untuk menilai beberapa maloklusi dengan menggunakan

alat ukur missing teeth, overjet, crossbite, displacement of the teeth, overbite.26,27 Aesthetic Component dari IOTN dapat mewakili keadaan estetika dental

seseorang sebelum dilakukan perawatan ortodontik.19 Dalam kedokteran gigi, estetika bertujuan untuk menciptakan keindahan dan daya tarik guna untuk meningkatkan harga diri pasien, dan membuatnya merasa puas terhadap bagian penting dari tubuh mereka, sehingga merasa ekspresif serta dihargai secara sosial.28

Daya pikat wajah dan senyum berhubungan erat satu sama lain. Dalam

(20)

8

upaya harus dilakukan untuk menggambarkan dan memahami persepsi mereka. Pemahaman seperti itu akan memungkinkan pemenuhan kebutuhan perawatan yang lebih baik dari ekspektasi pengobatan.30

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian, terdapat hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi

anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa SMA “X”.

Susunan Gigi-Gigi Anterior yang tidak rapi

Penampilan dan Estetika Gigi-Gigi Anterior dan

Wajah

Maloklusi

- Diskriminasi Sosial

- Masalah Kesehatan Fungsi Oral - Risiko terhadap Trauma

Ketidakpuasaan terhadap Penampilan Gigi-Gigi Anterior

dan Wajah

Kebutuhan Perawatan Ortodontik

(21)

9

1.7Metodologi Penelitian

Jenis penelitian menggunakan metode observasional analitik untuk mengkaji hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Atas “X” Bandung. Pengambilan data menggunakan kuisioner yang sudah sah dan terpercaya dan pengambilan foto intraoral dengan cheek retractor.

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan

kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa SMA “X” Bandung, maka peneliti

dapat menarik kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik (Aesthetic Component) dengan hubungan yang sangat kuat dan tanda hubungan negatif.

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut pada populasi dengan tingkat ekonomi yang berbeda sehingga dapat mengetahui hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada tingkat ekonomi yang lebih rendah atau lebih tinggi.

2. Dilakukan penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar sehingga

dapat mengetahui hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada suatu daerah.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

1. Flores Mir C, Major PW. Self-Perceived Orthodontics Treatment Need Evaluated Through 3 Scales in a University Population. J Orthod. 2004; 31: 329-334.

2. Tin-Oo MM, Norkhafizah Saddki, Nurhidayati Hasan. Factors Influencing Patient Satisfaction with Dental Appearance and Treatments They Desire to Improve Aesthetics. BMC Oral Health.2011; 11(1):6-13.

3. Al-Zarea BK. Satisfaction with Appearance and The Desired Treatment to Improve Aesthetics. Int J Dent. 2013; 1-7.

4. Khan M, Fida M. Assessment of Psychosocial Impact of Dental Aesthetics. J Coll Physicians Surg Pak. 2008; 18(9):559-64.

5. Jornung J, Fardal O. Perception of Patient’s Smile. J American Dental Association. 2007; 138(12): 1544-53.

6. Marques LS, Ramos-Jorge M, Paiva SM, Pordeus IA. Malocclusion Aesthetic Impact and Quality of Life Among Brazilian School Children. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2006; 129: 424-427.

7. De Paula Junior DF, Santos NC, da Silva ET, Nunes MF, Leles CR. Psychosocial Impact of Dental Esthetics on Quality of Life in Adolescent.

Angle Orthod. 2009;79:1188-1193

(24)

61

9. Aikins EA, DaCosta OO, Onyeaso OO, Isiekwe MC. Self-Perception of Malocclusion Among Nigerian Adolescents Using the Aesthetic Component of the IOTN. The Open Dentistry Journal. 2012; 6:61-66. 10. Papalia DE, Old SW, Feldman RD. Human Development (Psikologi

Perkembangan). Jakarta: Kencana; 2008.

11. Bishara SE. Textbook of Orthodontics. Philadelphia; WB Saunders Company; 2001.

12. Larsson BW, Bergstrӧm K. Adolescents’ Perception of The Quality of Orthodontic Treatment. Scand J Caring Sci. 2005; 19: 95-101. Available from

URL:http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.14716712.2005.00325.x /abstract

13. Foster TD. Buku Ajar Ortodonsia (Edisi Ketiga). Yuwono L, Translator. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 1999; 29-166.

14. Indraswari Ratnany, Agusni T, Sylvia Mieke MAR. Besarnya Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodonti pada Populasi Jawa (Orthodontic treatment need in Javanese). Orthodontic Dental Journal; Januari – Juni 2010;1:26-29.

(25)

62

16. Dahong X, et al. Effect of Incisor Position on the Self-Perceived Psychosocial Impacts of Malocclusion Among Chinese Young Adults. Angle Orthod. 2012; 83(4):417-22.

17. Hamamci N, Basaran G, Uysal E. Dental Aesthetic Index Scores and Perception of Personal Dental Appearance Among Turkish University Students. Eur J Orthod. 2009; 31(2):168-73.

18. Harty FJ. Kamus Kedokteran gigi. Alih bahasa: Narlan S. Jakarta: EGC. 1995; p.189.

19. Proffit WR. Contemporary Orthodontics. 4thed. St.Louis: Mosby Elsevier; 2007

20. Hägg, McGrath C, Zhang M. The Impact of Malocclusion and its Treatment on Quality of Life. International Journal of Pediatric Dentistry.

2006; 16: 381-387. Available from URL :

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-263X.2006.00768.x/full 21. Tarwoto, et al. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta,

Salemba Medika; 2010; hal.66.

22. Sarafino, Edward P. Health Psychology: Biopsychosocial Mechanism. 5th edition. USA: John Wiley & Sons, Inc:1998.

23. Jones DC. Social Comparison and Body Image: Attractiveness Comparison to Models and Peers among Adolescent Girls and Boys. Sex Roles: Academic Research Library; 2002.

(26)

63

online]; 2011 [cited 2013 July 12]; Available from: URL:

http:www.intechopen.com/books/principles-in-contemporary-orthodontics/an-overview-of-selected-orthodontic-treatment-need-indices. 25. Sita SV. Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan OFI

pada Santriwati Pondok Pesantrend Al-Qodiri dan Pondok Pesantren An-Nuriyah. 2011;1-3.

26. Anonimous. British Orthodontic Society. What is IOTN?. [serial online]. 2013 [cited 2013 Mar4]; Available from: URL: http://www.bos.org.uk/orthodonticsandyou/orthodonticsandthenhs/whatisi

otn.

27. Hagg U, McGrath C, Zhang M. Quality of Life and Orthodontic Treatment Need Related to Occlusal Indices. Dental Bulletin [serial online]; 2007 [cited 2013 Mar 25]; Available from: URL: http://www.fmshk.org/ database/articles/03db02.pdf.

28. Silva GC, Castilhos ED, Masotti AS, Rodrigues-Junior SA. Dental Esthetic Self-Perception of Brazilian Dental Students. RSBO; 2012.

29. Der Geld PV, Oostorveld P, Heck GV, Jagtman AMK. Smile Attractiveness (Self-Perception and Influence on Personality). Angle Orthod. 2007; 77(5):759-65.

30. Flores-Mir C, et al. Laypersons‟ Perceptions of the Esthetics of Visible Anterior Occlusion. J Canada Dent Assoc. 2005; 71(11):849-53.

(27)

64

32. Kiekens RMA, Maltha JC, Kuijpers-Jagtman AM. Measuring System for Facial Aesthetics in Caucasian Adolescents: Reproducibility and Validity. Eur J Orthod. 2005; 133(2): 7579–584.

33. Claudino D, Traebert J. Malocclusion, Dental Aesthetic Self-Perception and Quality of Life in a 18 to 21 Year-Old Population: a Cross Section Study. BMC Oral Health.2013; 13(1):1-6.

34. Reis SAB, Abrao J, Claro CA. Evaluation of the Determinants of Facial Profile Aesthetics. Dental Press J Orthod. 2011; 16(1):57-67.

35. Graber LW, Vanarsdall R, Vig KWL. Orthodontics: Current Principal and Techniques. 5th edition. Philadelphia. Mosby Elsevier; 2012.

36. Bellot-Arcis C, Montiel-Company JM, Manzanera-Pastor D, Almerich-Silla JM. Orthodontic Treatment Need in a Spanish Young Adult Population. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2012; 17(4):638-43.

37. Moyers RE. Handbook of Orthodontics. 4thed. London: Year Book Medical Publishers; 1998.

38. Graver et al. Dentofacial Orthopedics With Functional Appliance. 2nded.

St.Louis. Mosby; 1997.

39. Naini FB. Facial Aesthetics Concepts & Clinical Diagnosis. John Wiley & Sons: 2011.

40. Regezi. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations. 5th ed. Saunders: 2008

(28)

65

42. Tjiptono F. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi: 2007. 43. Thompson dkk. Exacting Beauty Theory, Assesment, and Treatment of

Body Image Disturbance. Washington DC; American Pyschology Association; 1998.

44. Santrock, JW. Adolescence: Remaja. Jakarta. Erlangga. 2007.

45. Halil Nur. Pengaruh Body Image Terhadap Self Confidence Remaja di SMU Mujahidin Surabaya. Program Studi Psikologi: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya: 2007.

46. Jones DC. Body Image Among Adolescent Girls and Boys: A Longitudinal Study. Journal of Developmental Psychology; 2004; Vol. 40, No. 5, 823-835

47. Cash TF, Pruzinisky T. Body Image : A Handbook of Theory, Research, and Clinical Practice. Journal Of Psychology; 2002.

48. Sulandjari H. Buku Ajar Ortodonsia I KGO I. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta; 2008.

49. Brook PH, Shaw WC. The Development of an Index of Orthodontic

Treatment Priority. European Journal of Orthodontic [serial online]. 1989. [cited 5 Maret 2011]; 11:309-20. Available from URL: http://ejo.oxfordjournals.org/content/11/3/309.

50. Hedayati Z, Fattahi HR. The Use of Index of Orthodontic Treatment Need. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2001; 237-239.

(29)

66

52. Tung AW, Kiyak HA. Physchological Influences on The Timing of Orthodontic Treatment. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 1998; 113: 29-39.

53. Burden DC, Fine CM, Burnside G. Modified IOTN: an Orthodontic Treatment Index for Use in Oral Health Surveys. Community Dent Oral Epidemiology. 2001; 29: 220-225.

54. Zahid S et al. Orthodontic Treatment Need in 13-30 Years Patients by Using the Index of Orthodontic Treatment Need. Pakistal Oral and Dent J. 2010; 30(1); 108-114.

55. Al Khatib MN, Bedi R, Foster C, Jopanputra P, Allan S. Ethnic Variation in Orthodontic Treatment Need in London School Children. BMC Oral Health. 2005; 5: 8-14.

56. Hunt O et al. The Aesthetic Component of The Index of Orthodontic Treatment Need Validated Against Lay Opinion. Eur J Orthod. 2002; 24: 53-59.

57. Albakarati SF. Self Perception of Malocclusion of Saudi Patients Using

The Aesthetic Component of The IOTN Index. Pakistan Oral Dent J. 2001; 27: 45-52.

58. De Oliveira CM, Sheiham A. Orthodontic Treatment and its Impact on Oral Health-Related Quality of Life in Brazilian Adolesence. J Orthod 2004; 31: 20-27.

(30)

67

(IOTN) in Assesing Orthodontic Treatment Need and Concern. J Orthod. 2004; 31: 312-328.

60. Ackerman M. Evidence-Based Orthodontics for The 21st Century. J Am Dent Assoc. 2004;135: 162-167.

61. Singh G. Textbook of Orthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers: 2007.

62. Ugur Tulin SC, Ata Aksoy, Asli Telli. An Epidemiological Survey Using The Treatment Priority Index. Europen Journal of Orthodontics. [serial online] 1998 [cite 20 Nov 2011]; 20: 189-93. Available from URL: http://ejo.oxfordjournals.org/content/20/2/189.full.pdf.

63. Steinberg L. Adolescence. 3rd ed. New York: McGraw-Hill,Inc. 1993.

64. Sulaeman D. Psikologi Remaja Dimensi-Dimensi Perkembangan. Bandung: Penerbit Mandar Maju; 1995.

65. Hurlock EB. Adolescent Development. 5th ed. New York: Mcgraw-Hill Book Co; 1980

66. Oktavia D. Hubungan Maloklusi dengan Kualitas Hidup pada Remaja di Kota Medan. Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara: 2009.

(31)

68

68. Marques LS, Isabela AP, Maria LR. Aesthetic Impact of Malocclusion in The Daily Living of Brazilian Adolescent. Journal of Orthodontics 2009;36:152-159

69. Yunia R. Dampak Berbagai Karakteristik Oklusi Gigi Anterior Terhadap Status Psikososial Remaja Awal. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia: 2012.

70. Shaw WC, et al. Dental and Social Effects of Malocclusion and Effectiveness of Orthodontic Treatment: A Review. Community Dent Oral Epidemiol 1980;8:36-45

71. Peres KG, Barros AJD, et al. Does Malocclusion Influence the Adolescent’s Satisfaction with Appearance? A cross-sectional study nested in a Brazilian birth cohort. Community Dent Oral Epidemiol 2008;36:137-143

72. Klages U, Aladar B, Yvette Guld, Andrej Zentner. Dental Esthetics, Orthodontic Treatment, and Oral-Health Attitudes in Young Adults. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2005;128:442-9

73. Bernabe E, de Oliviera CM, Sheiham A. Condition –Specific Sociodental Impacts Attributed to Different Anterior Occlusal Traits in Brazilian Adolescents. Eur J Oral Sci 2007;115:473-478.

(32)

69

75. Pakpahan EL, Hoesin F, Krisnawati. Kebutuhan Perawatan Ortodonti Remaja SLTP Usia 12-13 Tahun di Jakarta Selatan. Jurnal Kedokteran Gigi. 2005;17(2):41-9.

76. Sumanti V. Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Orang Tua dalam Perawatan Kesehatan Gigi Anak di Puskesmas Tegalalang. Gianyar: Public Health Preventive Medicine Archive. Vol 1. No 1:2013

77. McDonald RE, David R. Avery, editor. Dentistry for the Child and Adolescent. Missouri: Mosby: 2004.

Gambar

Grafik 4.1 Uji t dua pihak ..............................................................................
Gambar 1.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

tidak sesuai dengan yang diperjanjikan atau kesalahan yang dilakukan oleh pelaku usaha. Dengan kata lain, pelaku usaha ingkar janji atau melakukan perbuatan melawan hukum.

Salah satu cara yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Julok dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengadakan rapat dengan

Penelitian ini hanya menganalisis karakteristik asal daerah, pendidikan formal, pendidikan non formal, bidang keahlian dan persepsi tingkat penguasaan materi terhadap

Desain penelitian di atas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang didapatkan dari latihan konsentrasi terhadap hasil tembakan tiga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan praktikum berbasis kasus case based learning dengan ketepatan pengisian partograf oleh mahasiswa DIII kebidanan

The main purpose of the study was to find out whether the students whom taught using word search puzzle gain better scores than the students whom taught

Media perlakuan MET 6% menghasilkan kadar klorofil yang tinggi, karena unsur-unsur pembentuk klorofil tersedia dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan pada MET

Yuliani Prasetyaningrum, M.Si Psikologi 70 Sri Lestari, S.Psi, M.Si, Dr Prof.. Nanik Prihartanti, M.Si