• Tidak ada hasil yang ditemukan

31 TH 2012 (KEND.TDK BERMOTOR) AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "31 TH 2012 (KEND.TDK BERMOTOR) AKHIR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KUNINGAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 31 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : a. bahwa kendaraan tidak bermotor merupakan salah satu alternatif transportasi yang nyaman, aman, ekonomis dan ramah lingkungan, maka agar tercipta ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kendaraan Tidak Bermotor;

b. bahwa guna menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pembinaan terhadap Kendaraan Tidak Bermotor, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2010 tentangKendaraan Tidak Bermotor;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b, untuk menjamin kepastian hukum Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kendaran Tidak Bermotor perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

3. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara

Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025 ;)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527 );

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 3530);

7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 tahun 1997 tentang Kendaraan Tidak Bermotor dan Penggunanya di Jalan;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 23 Tahun 2003 tentang

Ketentraman dan Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 26 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 41);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 24 Tahun 2003 tentang

Kebersihan dan Keindahan (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 26 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 42 );

(2)

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 16);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 76, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 76);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 68 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kendaraan Tidak Bermootor (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30);

15. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 7 Tahun 2005 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN

DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENDARAAN TIDAK BERMOTOR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan; 3. Bupati adalah Bupati Kuningan;

4. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan;

5. Kendaraan Tidak Bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh tenaga manusia atau hewan, diantaranya adalah becak dan delman;

6. Kendaraan Tidak Bermotor Umum adalah setiap kendaraan tidak bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran; 7. Becak adalah moda transportasi beroda tiga yang dikemudikan orang, dengan

tenaga manusia;

8. Delman adalah moda transportasi yang dioprasikan dengan tenaga kuda dan dipergunakan sebagai angkutan penumpang;

9. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ketempat lain dengan menggunakan sarana tertentu;

10. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas;

11. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas;

(3)

13. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara;

14. Fasilitas Parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada satu kurun waktu;

15. Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda-roda dari satu sumbu terhadap jalan.

BAB II

KETENTUAN UKURAN KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

Pasal 2

(1) Ukuran utama Delman tidak termasuk muatannya yang ditarik dengan 1 (satu)ekor kuda adalah:

a. Lebar maksimum 1.700 mm; b. Tinggi maksimum 2.250 mm; c. Panjang maksimum 5.250 mm.

(2) Ukuran utama kendaraan tidak bermotor jenis becak tanpa muatan adalah: a. Lebar maksimum 1.500 mm;

b. Tinggi maksimum 1.800 mm; c. Panjang maksimum 2.800 mm

d. Jarak diantara as, muka dan belakang, paling sedikit 1,3 m.

BAB III

PENERTIBAN KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

Bagian Pertama Tata Cara Pendaftaran

Pasal 3

(1) Setiap pemilik / pengusaha yang akan mendaftarkan Kendaraan Tidak Bermotor harus mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh Dinas dengan menggunakan formulir pada Lampiran I Peraturan ini.

(2) Kendaraan Tidak Bermotor dimaksud pada ayat (1) oleh petugas Dinas didaftarkan dalam buku register pendaftaran Kendaraan Tidak Bermotor. (3) Bentuk dan isi buku register pendaftaran di maksud pada ayat (2)

menggunakan format sesuai dengan formulir pada Lampiran II Peraturan ini.

Bagian Kedua Tata Cara Pengadaan

Pasal 4

(1) Setiap pemilik/ pengusaha Kendaraan Tidak Bermotor yang akan memproduksi, merakit dan atau akan mendatangkan / membawa masuk Kendaraan Tidak Bermotor ke dalam Wilayah Daerah, harus mengajukan Surat Permohonan Ijin kepada Bupati melalui Kepala Dinas.

(2) Bentuk dan isi Surat Permohonan Ijin dimaksud pada ayat (1), menggunakan formulir pada Lampiran III Peraturan ini.

Pasal 5

(1) Atas dasar surat permohonan ijin dimaksud dalam Pasal 4, Dinas harus segera memproses apakah permohonan ijin dimaksud dapat dikabulkan atau ditolak.

(4)

(3) Terhadap permohonan ijin yang ditolak, paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari, Dinas harus sudah memberikan Surat Penolakan disertai dengan alasan-alasan yang jelas dengan menggunakan formulir pada Lampiran V Peraturan ini.

BAB IV

PENGUJIAN DAN PEMERIKSANAAN

Bagian Pertama Pengujian

Pasal 6

(1) Setiap pemilik Kendaraan Tidak Bermotor yang akan memeriksakan kendaraannya untuk diuji harus mendatangi juru uji pada Dinas yang ditunjuk oleh Bupati.

(2) Penunjukan juru uji dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 7

(1) Terhadap Kendaraan Tidak Bermotor yang telah dilakukan pengujian, juru uji segera memberikan :

a. Surat Tanda Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor serta Tanda lulus uji yang harus ditempelkan pada kendaraan bagi kendaraan yang dinyatakan memenuhi persyaratan untuk dapat dioprasionalkan.

b. Surat keterangan untuk melakukan uji ulang bagi kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan untuk dioperasionalkan.

(2) Bentuk dan isi Surat Tanda Pengujian, Tanda Lulus Uji dan surat keterangan uji ulang dimaksud pada ayat (1) menggunakan formulir pada Lampiran VI Peraturan ini.

Bagian Kedua Pemeriksaan Hewan

Pasal 8

(1) Setiap hewan penarik yang akan diperiksa, oleh pemiliknya harus dibawa kepada petugas pada Dinas yang ditunjuk oleh Bupati.

(2) Penunjukan petugas dimaksud ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 9

(1) Atas dasar pemeriksaan dimaksud Pasal 8, bagi hewan yang memenuhi persyaratan kepada pemiliknya paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) hari Dinas harus sudah memberikan Surat Keterangan yang menyatakan bahwa hewan dimaksud layak untuk dipergunakan.

(2) Bentuk dan isi Surat Keterangan dimaksud pada ayat (1), menggunakan formulir pada Lampiran VII Peraturan ini.

(3) Khusus untuk hewan yang kurang sehat kepada pemiliknya paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari Dinas harus sudah memberikan surat keterangan yang menyatakan bahwa hewan tersebut untuk dapat dipergunakan harus dipulihkan dulu kesehatannya.

(4) Bentuk dan isi Surat Keterangan dimaksud pada ayat (3) menggunakan formulir pada Lampiran VII Peraturan ini.

Bagian Ketiga

Pembuatan Surat Tanda Nomor dan Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor

Paragraf 1

(5)

Pasal 10

(1) Untuk mendapatkan Surat Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (STNKTB) dan Tanda Nomor Kendaraan Tidak Bermotor (TNKTB) pemilik kendaraan mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Dinas dengan mengisi blangko permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII Peraturan ini.

(2) Terhadap permohonan dimaksud pada ayat (1), yang telah memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan oleh Dinas, paling lama dalam wakktu 3 (tiga) hari Dinas harus sudah menerbitkan STNKTB dan TNKTB.

(3) Bentuk dan isi STNKTB dan TNKTB dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum pada Lampiran IX Peraturan ini.

Pasal 11

(1) Kendaraan Tidak Bermotor umum jenis delman dan becak yang berdomisili di luar Daerah, untuk dapat memiliki STNKTB dan TNKTB harus memiliki rekomendasi dari Dinas Perhubungan Daerah domisili.

(2) Kendaraan Tidak Bermotor umum yang berdomisili di luar Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1), dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk pemilik.

Pasal 12

(1) TNKTB pada becak dipasang di bagian depan dan bagian belakang pada badan becak sisi kanan.

(2) TNKTB pada delman dipasang di bagian depan dan belakang sebelah kanan badan kereta.

Paragraf 2 Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor

Pasal 13

(1) Untuk memperoleh Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Tidak Bermotor (SIMKTB) pemohon / pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor umum harus mengajukan permohonan kepada Dinas dengan mengisi blangko permohonan sebagaimana tercantum pada lampiran X Peraturan ini. (2) Permohonan tersebut pada ayat (1), dilengkapi dengan 1 (satu) lembar foto

ukuran 2x3, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

(3) Terhadap setiap permohonan SIMKTB yang telah memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan teknis yang ditetapkan oleh Dinas, paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari Dinas harus sudah memberikan SIMKTB.

(4) Bentuk dan isi SIMKTB dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum padaLampiran XI Peraturan ini.

Bagian Keempat

Pengujian dan Pemeriksaan Lapangan

Pasal 14

(1) Apabila sesuai dengan data yang tercatat pada Dinas, terdapat Kendaraan Tidak Bermotor yang tidak melaksanakan kewajiban untuk melakukan pengujian dan atau pemeriksaan Kendaraan Tidak Bermotor termasuk hewan penariknya serta pembuatan alat kelengkapannya berupa STNKTB dan SIMKTB dapat dilakukan pengujian dan atau pemeriksaan langsung dilapangan.

(2) Pengujian dan atau pemeriksaan langsung di lapangan dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Timyang terdiri dari unsur:

(6)

b. Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan; c. BPLHD;

d. Sat Pol. PP; e. Bagian Hukum.

(3) Tugas pokok Tim dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. Melakukan pemeriksaan langsung di lapanganterhadap seluruh persyaratan alat kelengkapan opersional KTB;

b. Memberikan pelayanandi tempat oprasi bagi KTB yang belum memenuhi persyaratan dan kelengkapan surat-surat yang harus dimiliki;

c. Membuat laporan atas pelaksanaan tugas dimaksud, dituangkan dalam bentuk Berita Acara.

(4) Pembentukan Tim dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(5) Segala biaya yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan operasional Tim dimaksud pada ayat (4), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB V

PENERTIBAN ARUS LALU LINTAS KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

Bagian Pertama Prasarana KTB

Pasal 15

Dalam rangka operasional Kendaraan Tidak Bermotor Pemerintah Daerahmempersiapkan prasarana meliputi Tempat Parkir Becak dan Tambatan Kuda.

Bagian Kedua Tata Cara Berlalu Lintas

Pasal 16

(1) Pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor berhak menggunakan jalur jalan yang telah ditetapkan.

(2) Pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor berkewajiban untuk menggunakan : a. Apabila tidak, disediakan jalur khusus Kendaraan Tidak Bermotor

pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor wajib menggunakan lajur paling kiri dari jalur jalan;

b. Memberikan isarat sinar atau tanda lainnya pada waktu malam hari; c. Memberikan ruang yang cukup bagi kendaraan lain untuk melewatinya,

khususnya pengemudi becak dan delman yang berjalan ber iringan; d. Menggunakan tanda pengenalan yang ditempatkan pada bagian depan

dan belakang becak dan delman khususnya pengendara becak dan delman tunarungu, diberi tulisan “TUNA RUNGU’ agar dikenal pemakai jalan lain, sehingga dapat berhati-hati;

e. Pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor dalam mengubah arah, wajib memberi isyarat dengan menggunakan tangan atau tongkat

atau alat isyarat lainnya harus jelas kelihatan oleh pemakai jalan lain yang datang dari arah depan maupun dari arah belakang pemberi isyarat.

(3) Pengemudi Kendaraan Tidak Bermotor dilarang : a. Melanggar rambu-rambu lalulintas;

(7)

BAB VI

PEMBINAAN, KOORDINASI DAN PENGAWASAN

Pasal 17

(1) Pembinaan di bidang transportasi khususnya Kendaraan Tidak Bermotor dengan tujuan untuk melestarikan moda transportasi alternatif yang ramah lingkungan guna berperan dalam kegiatan pariwisata melalui fasilitas, pemberian bimbingan dan pengawasan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan secara koordinatif dan terpadu.

BAB VII PENUTUP

Pasal 18

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di Kuningan Pada tanggal 19 April 2012

BUPATI KUNINGAN,

Cap Ttd

AANG HAMID SUGANDA Diundangkan di Kuningan

Pada tanggal 20 April 2012

SEKERTARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN,

Cap Ttd

YOSEP SETIAWAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2012 NOMOR 71

Salinan ini sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA

KABUPATEN KUNINGAN

ANDI JUHANDI, SH Pembina

(8)

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR : 31 TAHUN 2012 TANGGAL : 19 April 2012

TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BENTUK DAN UKURAN SURAT IZIN MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR (SIM KTB)

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN

Peraturan Bupati Nomor Tahun tentang

Kendaraan Tidak Bermotor di Kab. Kuningan DLM

SURAT IZIN MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

NamaPemilik Alamat Tempat&Tgl. Lahir

Pekerjaan Berlaku s/d

: : : : : :

Kuningan,

An. BUPATI KUNINGAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN KUNINGAN

Nama NIP

PEMEGANG

Ttd

Nama

Ukuran : 5,5 cm x 8,5 cm

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN

Peraturan Bupati Nomor Tahun tentang

Kendaraan Tidak Bermotor di Kab. Kuningan BCK

SURAT IZIN MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

NamaPemilik Alamat Tempat&Tgl. Lahir

Pekerjaan Berlaku s/d

: : : : : :

Kuningan,

An. BUPATI KUNINGAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN KUNINGAN

Nama NIP

PEMEGANG

Ttd

Nama

BUPATI KUNINGAN,

Cap Ttd

AANG HAMID SUGANDA

 UntukDelman : DLM

 UntukBecak : BCK

Foto 2 x 3

Foto 2 x 3

 UntukDelman: DLM

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari latar belakang dan penelitian yang telah diungkapkan diatas, pada penelitian ini penulis merancang sebuah sistem pelacakan fotovoltaik (PV) dengan

Pada proposisi 3 dinyatakan bahwa dalam jangka panjang, secara rata-rata saham IPO berada pada posisi yang jelek jika di bandingkan pada keseluruhan pasar (portfolio ) sebab: (1)

Bila dianalisis secara bersama-sama berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Fakultas

Agak menarik apabila kajian yang dilaksanakan baru-baru ini dalam bidang program pementoran kolej dan universiti mendapati bahawa keupayaan mentor berkomukasi dengan menti

“Dalam kaitan dengan Prinsip-prinsip ini, yang dimaksudkan dengan para pengungsi internal ialah orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang telah dipaksa atau terpaksa melarikan

Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan kegiatan pemerasan (squeezing) dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan merkuri dari

Hasil selisih rerata pengukuran antara sebelum dan sesudah perlakuan dikandang sapi dan kontrol terhadap tingkat konsentrasi EM4 serta dilakukan pengulangan selama 5

Sedangkan penelitian di China melakukan kemoterapi neo ajuvan pada 24 pasien kanker penis dengan metastasis ke kelenjar getah bening terfiksir, dengan hanya 15 pasien yang