• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /students/paper/skripsi/10403031

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /students/paper/skripsi/10403031"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Data dan Informasi

Pengertian informasi ialah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan

suatu kejadian dan kesatuan nyata dan merupakan bentuk baku yang harus diolah

untuk menghasilkan informasi. Sedangkan informasi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya dan bermanfaat

dalam mengambil keputusan saat ini dan mendatang1.

Hubungan antara data dengan informasi adalah seperti bahan baku sampai

menjadi bahan jadi. Data merupakan bahan baku yang diolah untuk memberikan

informasi agar informasi dapat dianggap lebih tinggi nilai aktifnya daripada data.

1. HM. Jogiyanto. Analisa dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur,

(2)

2.2. Arti dan Definisi Statistik

Dahulu statistik hanyalah merupakan kumpulan dari angka-angka mengenai

penduduk dan pendapatan suatu masyarakat serta angka-angka lain yang diperlukan

oleh pemerintah. Angka-angka yang menerangkan keadaan penduduk itu diperlukan

oleh pemerintah untuk menentukan jumlah pajak yang akan dipungut dan cara

pemungutannya, demikian juga untuk menaksir kekuatan potensiil negara yang

bersangkutan di dalam keadaan perang. Tetapi, lama-kelamaan pemerintah

mencampuri bidang-bidang yang lebih luas dari perekonomian suatu masyarakat dan

angka-angka yang diperlukan dan dikumpulkan pun bertambah banyak macamnya.

Dengan demikian macam dan jumlah angka-angka yang harus diolah bertambah

banyak dan cara-cara pengolahan baru pun ditemukan.

Dengan uraian singkat di atas, kita tidaklah akan heran melihat kenyataan

bahwa statistik sudah sejak lama menjadi bahan pelajaran yang sangat berguna bagi

orang-orang yang mempelajari ilmu-ilmu masyarakat (social sciences). Tentu hal ini

tidaklah berarti bahwa statistik hanyalah dipelajari oleh orang-orang dari ilmu sosial

saja, di dalam ilmu-ilmu lain pun pemakaian statistik itu dilakukan oleh banyak

orang.

Pada waktu belakangan ini, di negara kita sangat terasa pentingnya hasil-hasil

penelitian ilmiah, yang di zaman penjajahan sangat kurang sekali dilakukan. Dengan

bertambahnya kebutuhan akan hasil penelitian ilmiah di negara kita yang sedang

berkembang ini, makin terasa pulalah kebutuhan akan pelajaran statistik yang lebih

(3)

perekonomian negara, data dari waktu yang lampau haruslah dianalisa dan dipelajari,

di masa yang akan datang haruslah diramalkan. Di dalam kedua hal itu statistik

memegang peranan yang sangat penting. Dengan perkataan lain, baik di dalam

menilai dan menginterpretasi data dari masa yang lampau maupun di dalam mencoba

meramalkan keadaan di tahun-tahun yang akan datang. Statistik itu merupakan alat

yang sangat menolong, bahkan sering merupakan alat yang harus ada.

Tentu bukanlah di negara kita saja statistik itu semakin penting kedudukannya

dan bukanlah di negara-negara yang sedang berkembang saja. Kebutuhan akan

pengetahuan yang lebih baik mengenai statistik makin terasa di seluruh dunia, baik di

negara sosialis maupun di negara kapitalis, baik di negara yang sedang berkembang

maupun yang sudah berkembang.

Bagi kebanyakan orang, “statistik” itu merupakan seonggokan atau

sekumpulan angka-angka yang menerangkan sesuatu, baik yang sudah tersusun di

dalam daftar-daftar yang sudah teratur atau grafik-grafik maupun belum2.

2. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

(4)

Pengertian kedua ialah bahwa “statistik” itu adalah kumpulan dari cara-cara

dan aturan-aturan mengenai pengumpulan data (keterangan mengenai sesuatu),

penganalisaan dan interpretasi data yang berbentuk angka-angka3.

Pengertian ketiga yang merupakan pengertian terakhir dari urutan arti

perkataan “statistik” itu, ialah pengertian bahwa statistik itu adalah bilangan-bilangan

yang menerangkan sifat (characteristic) dari sekumpulan data (pengamatan)4.

Sedangkan metode statistik diartikan dengan prosedur-prosedur yang

digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan penafsiran data5.

3. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

Cetakan keempat, 1981, hal. 18

4. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

Cetakan keempat, 1981, hal. 18

5. Ronald, E. Walpole, Pengantar Statistika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

(5)

Setelah memberikan pengertian-pengertian statistik diatas, dapatlah diberikan

definisi yang lebih tegas bagi ilmu statistik. Definisi tersebut dapatlah disusun

sebagai berikut:

Definisi: Ilmu Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan

mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan

kesimpulan dari data berupa angka-angka6.

Sama halnya dengan definisi ilmu-ilmu lain, definisi ini tidaklah diharapkan

dapat memberi keterangan yang sempurna dan lengkap mengenai apa sebenarnya

ilmu statistik itu. Jika seseorang hendak mengetahui atau mempelajari suatu ilmu,

tidaklah cukup dia membaca sebuah definisi yang hanya terdiri dari satu kalimat saja.

2.3. Statistik Deskriptif dan Induktif

Statistik dapat dibagi atas dua bagian menurut tingkat pekerjaan yang dapat

dilakukan dengan cara-cara yang disediakan oleh setiap bagian itu. Kedua bagian dari

ilmu statistik itu ialah statistik deskriptif dan statistik induktif.

6. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

(6)

Yang dimaksud dengan statistik deskriptif ialah bagian dari statistik yang

membicarakan mengenai penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal,

pembuatan grafik-grafik, dan lain-lain yang sama sekali tidak menyangkut penarikan

kesimpulan7.

Definisi yang lain yaitu metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan

penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna8.

Dapat juga diartikan sebagai metode statistikal yang digunakan untuk

membuat tabel, grafik dan/atau rangkuman numerik dari data9.

Di samping penyusunan ke dalam daftar-daftar dan penggambaran

grafik-grafik dari data, kepada statistik deskriptif termasuk juga pengolahan yang bersifat

analisa dan interpretasi data, selama hal itu tidak menyangkut penarikan kesimpulan

yang berlaku umum atau pembuatan generalisasi

7. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

Cetakan keempat, 1981, hal. 19

8. Ronald, E. Walpole, Pengantar Statistika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

Edisi ke-3, 1992, hal. 1

9. Bambang, Suryoatmojo, Statistika dan Probabilitas, Fakultas Teknik Universitas

(7)

Statistik Induktif adalah bagian lain dari statistika yaitu semua aturan-aturan

dan cara-cara yang dapat dipakai sebagai alat di dalam mencoba menarik kesimpulan

yang berlaku umum dari data yang sudah tersusun dan diolah sebelumnya10.

Statistik Induktif mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis

sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan

mengenai keseluruhan data induknya11.

Statistik Induktif dapat diartikan pula proses penggunaan data dari sampel

untuk menarik kesimpulan tentang populasi12.

Jadi, di dalam statistik induktif itu kita akan mencoba mencari keterangan

yang berlaku umum yaitu membuat generalisasi dari data yang sedang kita hadapi

dan, biasanya sengaja dikumpulkan untuk tujuan itu. Di samping itu, statistik induktif

menyediakan juga alat-alat untuk pembuatan peramalan (prediction), penaksiran

(estimation), dan sebagainya.

10. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

Cetakan keempat, 1981, hal. 19

11. Ronald, E. Walpole, Pengantar Statistika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

Edisi ke-3, 1992, hal. 2

12. Bambang, Suryoatmojo, Statistika dan Probabilitas, Fakultas Teknik Universitas

(8)

2.4. Ukuran Penyebaran

Ukuran penyebaran (ukuran penyimpangan) dapat dibedakan menjadi 2

macam, yaitu ukuran penyebaran mutlak (absolute dispersion) dan ukuran

penyebaran relatif (relative dispersion).

Pengukuran dispersi absolut hanya dapat digunakan bagi penggambaran

dispersi nilai-nilai observasi sebuah distribusi secara definitif. Sedangkan pengukuran

dispersi relatif digunakan bila kita ingin melakukan perbandingan tingkat dispersi

antara 2 atau beberapa distribusi dan bila jumlah nilai-nilai observasi dari dua atau

beberapa distribusi ialah tidak sama.

Ukuran penyebaran mutlak (absolute dispersion) dinyatakan di dalam satuan

yang sama dengan satuan data asli (misalnya: orang, tahun, kilogram, meter, rupiah,

dan sebagainya). Sedangkan ukuran bagi penyebaran relatif (relative dispersion)

dinyatakan di dalam bilangan tanpa satuan.

2.5. Ukuran Penyebaran Mutlak (Absolute Dispersion)

Harga rata-rata adalah merupakan suatu bilangan atau suatu nilai sekitar mana

nilai-nilai yang lain tersebar13.

13. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

(9)

Dikatakan juga bahwa harga rata-rata dapat dipakai mewakili sekumpulan

data atau memberikan keterangan mengenai sekumpulan data. Akan tetapi keterangan

yang diberikannya mengenai kumpulan data yang diwakilinya adalah sangat kabur,

dan sering tidak banyak artinya. Kekaburan keterangan demikian itu bukanlah oleh

karena adanya bermacam-macam harga rata-rata saja, akan tetapi, walaupun kita

hanya memperhatikan satu macam harga rata-rata saja, keterangan itu masih tetap

tidak lengkap.

Sebagai contoh, marilah kita misalkan sekumpulan bilangan yang harga

rata-rata hitungnya (arithmetic mean) sama dengan 50. Misalkan pula lebih lanjut bahwa

di dalam kumpulan itu terdapat lima buah bilangan. Apakah yang dapat kita katakan

mengenai kelima bilangan itu? yang dapat kita katakan hanyalah bahwa beberapa dari

bilangan itu lebih besar dan beberapa lebih kecil dari 50 dan jumlah dari

selisih-selisih bilangan itu dengan 50 akan sama dengan nol. Hanya inilah yang dapat kita

katakan, tidak lebih tidak kurang.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa harga rata-rata, baik berupa harga rata-rata

hitung, median, maupun berupa modus atau harga rata-rata lainnya, tidaklah

merupakan “wakil” yang sempurna dari sekumpulan data. Harga rata-rata itu, berdiri

sendiri, hanya dapat memberi gambaran yang kabur dan sepintas lalu saja dari

sekumpulan data. Untuk memperjelas keterangan tersebut, maka kepada keterangan

yang diberikan oleh harga rata-rata itu- biasanya kita memakai harga rata-rata hitung-

(10)

yang dapat dipakai untuk penyebaran itu antara lain adalah range, simpangan rata-rata

(average deviation atau mean deviation) dan simpangan standar (standard deviation).

Range merupakan suatu bilangan hasil selisih antara nilai yang tertinggi dan

nilai yang terendah di dalam sekumpulan data14. Pemakaian keterangan yang diberikan oleh range sebagai tambahan bagi keterangan yang telah diberikan oleh

harga rata-rata mengenai sekumpulan data, dapat memberi gambaran yang lebih

terang mengenai kumpulan data itu.

Pemakaian range sebagai ukuran penyebaran tidak memasukkan ke dalam

pertimbangan nilai-nilai yang lain di dalam sekumpulan data, selain dari kedua nilai

ekstrimnya. Inilah kelemahan utama daripada pemakaian range itu sebagai ukuran

penyebaran. Untuk melepaskan diri dari persoalan ini, kita dapat memakai ukuran

yang lain, ukuran yang memperhatikan setiap nilai di dalam kumpulan data yang

bersangkutan. Ukuran-ukuran yang demikian adalah simpangan rata-rata (average

deviation atau mean deviation) dan simpangan standar (standard deviation).

14. Dr. Amudi Pasaribu, M.Sc., Ph.D, Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia,

(11)

Jadi, jelaslah bahwa untuk menerangkan sekumpulan data, yang telah tersusun

di dalam sebuah pencaran frekuensi ataupun belum kita paling sedikit memerlukan

keterangan mengenai harga rata-rata (yang biasanya harga rata-rata hitung) dan

keterangan mengenai penyebaran data itu. Gabungan dari 2 macam keterangan ini

pun sering tidak cukup memberi keterangan yang memberi gambaran yang jelas

mengenai kumpulan data itu.

2.6. Simpangan Rata-rata dari Data Tak Tersusun

Dengan memisalkan bahwa x1, x2, ………., xn sebagai nilai-nilai di dalam

kumpulan data dan X sebagai harga rata-rata hitung dari kumpulan data itu, maka

simpangan-simpangan antara nilai-nilai itu dengan harga rata-rata hitungnya adalah:

( x1 - x ), ( x2 - x ), ………( xn - x )

dan harga-harga mutlaknya adalah:

x1 - x , x2 - x , ……… xn - x

penjumlahan dari harga-harga mutlak simpangan-simpangan itu menghasilkan:

x1 - x + x2 - x + …………..+ xn - x = ∑ xi - x

maka rumus-definisi dari simpangan rata-rata itu dapat dituliskan sebagai

(menyatakan simpangan rata-rata dengan SR):

n

SR = ( 1/n ) ∑ xi - x

(12)

Pemakaian harga mutlak disini adalah sangat penting, karena kalau harga

mutlak itu tidak dipakai, maka jumlah dari simpangan-simpangan itu akan sama

dengan nol. Akan tetapi, dengan mengambil harga rata-rata hitung dari jumlah harga

mutlak daripada simpangan-simpangan itu, pada umumnya, nilai nol tidak terdapat.

Jika nilai itu sama dengan nol, maka hal itu hanyalah kebetulan saja.

Sebagai contoh, marilah kita memperlihatkan deretan bilangan yang berikut;

70, 65, 45, 40, 30

dengan mudah dapat ditentukan bahwa harga rata-rata hitungnya adalah sama dengan

50. Jika dari setiap bilangan yang terdapat di dalam deretan ini kita mengurangkan

50, maka kita akan memperoleh simpangan-simpangan antara nilai-nilai itu dengan

harga rata-rata hitung, yaitu:

20, 15, -5, -10, -20

Setiap bilangan di dalam deretan yang terakhir ini merupakan simpangan

antara nilai di dalam kumpulan data dengan harga rata-rata hitung dari kumpulan data

itu. Kalau kita tidak memperhatikan tanda dari simpangan-simpangan itu- atau lebih

tepat lagi, kalau kita mengambil harga mutlak dari simpangan-simpangan tersebut-

maka kita akan memperoleh deretan:

20, 15, 5, 10, 20

yang semuanya berjumlah 70. Jadi harga mutlak dari simpangan-simpangan antara

data asli dengan harga rata-rata hitungnya, berjumlah 70. Maka, simpangan rata-rata

(13)

dari harga rata-rata hitung dari simpangan-simpangan antara data asli dengan harga

rata-rata hitung kumpulan data itu.

2.7. Simpangan Standar dari Data Tak Tersusun

Di dalam perhitungan simpangan rata-rata, kita mengambil harga mutlak dari

setiap simpangan. Kemudian, harga mutlak itu kita jumlahkan seluruhnya lalu dibagi

dengan n. Pengambilan harga mutlak simpangan-simpangan itu bertujuan

menghindarkan terdapatnya nilai yang sama dengan nol sebagai jumlahnya. Di dalam

ilmu pasti, kita mengenal juga sebuah cara lain untuk menghilangkan tanda, yaitu

dengan memangkatduakan bilangan yang positif maupun negatif kita selalu mendapat

bilangan positif sebagai hasilnya. Sehubungan dengan ukuran penyebaran, kita dapat

juga memakai cara itu. Sebagai pengganti penarikan tanda harga mutlak dari

simpangan-simpangan, kita memakai pangkatduanya. Dengan demikian

( xi - x )2

kita memperoleh nilai-nilai untuk setiap pengamatan (nilai) yang terdapat di dalam

kumpulan data yang bersangkutan. Pangkat-dua dari simpangan-simpangan itu

kemudian dijumlahkan seluruhnya dan dibagi dengan n. Nilai yang diperoleh itu

dinamakan variance dari kumpulan data tersebut.

Jadi, di dalam bentuk rumus, dapat kita tuliskan:

n

Variance = ( 1/n ) ∑ (xi - x )2

(14)

dimana n menunjukkan banyaknya pengamatan yang termasuk di dalam kumpulan

data itu.

Variance ini dapat dianggap sebagai ukuran daripada penyebaran atau lebih

tepat, ukuran penyimpangan antara nilai-nilai dengan harga rata-rata hitungnya. Akan

tetapi, di dalam definisi di atas tadi, variance itu adalah harga rata-rata hitung dari

pangkat-dua simpangan-simpangan antara nilai-nilai pengamatan dengan harga

rata-rata hitung dari kumpulan data itu. Jadi dapat kita katakan bahwa variance itu

bukanlah ukuran dari simpangan, melainkan ukuran dari pangkat-dua simpangan.

Benar, kalau simpangan-simpangan itu besar, pangkat-duanya pun besar dan jika

simpangan-simpangan itu kecil, pangkat-duanya pun kecil juga. Tetapi, walaupun

demikian, pangkat-dua adalah pangkat-dua, dan bukanlah ukuran dari pangkat-dua

simpangan yang kita inginkan.

Untuk mengembalikan variance itu kepada ukuran simpangan- jadi bukan

ukuran pangkat-dua simpangan,- kita dapat menarik akar-pangkat-dua ( √ ) daripada

variance itu. Nilai yang diperoleh dengan menarik akar-pangkat-dua dari variance

dinamakan simpangan standar atau standard deviation.

Biasanya orang memakai tanda S2 untuk menyatakan variance secara singkat. Oleh karena hubungan yang ada antara variance dengan standard deviation seperti

baru saja kita uraikan, maka standard deviation itu dinyatakan orang dengan S.

Dengan demikian, dari rumus variance di atas, dapatlah kita menyusun rumus untuk

(15)

n

S = ( 1/n ) ∑ ( xi - x )2

i = 1

Kalau kumpulan data itu hanya merupakan sampel, jadi bukan population,

maka biasanya kita memakai tanda x dan S untuk harga rata-rata hitung dan

standard deviation. Kalau data kita meliputi seluruh population, maka harga rata-rata

hitung dan standard deviation itu kita nyatakan dengan memakai μ dan σ,

masing-masing.

Sebenarnya, standard deviation itu boleh saja dianggap sebagai ukuran

simpangan antara nilai-nilai data dengan sembarang harga rata-rata, jadi tidaklah

harus merupakan simpangan antara nilai-nilai data dengan harga rata-rata hitung saja.

Jadi x di dalam rumus di atas dapat kita ganti dengan median, modus, atau harga

rata-rata lainnya. Kalau harga rata-rata sembarang itu kita nyatakan dengan R, maka

standard deviation itu dapat kita definisikan sebagai:

S = n

( 1/n ) ∑ (xi - R )2 i = 1

Marilah kita mengambil sebuah contoh yang sederhana untuk menunjukkan

perhitungan dari standard deviation dari data yang tak tersusun (ungrouped data).

Misalkan kita mengumpulkan angka-angka yang menunjukkan umur dari 10

orang mahasiswa di tingkat pertama suatu fakultas. Dari bilangan-bilangan yang

(16)

deviation. Misalkan bahwa mereka berumur, berturut-turut 18,0 tahun, 18,5 tahun,

19,0 tahun, 19,5 tahun, 19,5 tahun, 21,0 tahun, 21,0 tahun, 24,0 tahun, 25,5 tahun,

dan 29,0 tahun. Jumlah umur mereka adalah sama dengan 215,0 tahun. Maka harga

rata-rata hitung umur mereka adalah 21,5 tahun.

(17)

Dengan mudah dapat kita hitung simpangan antara umur setiap mahasiswa

dengan umur rata-rata tadi. Perhitungan ini dilakukan di dalam kolom kedua dari

tabel 2.1. Pada kolom ketiga kita telah memasukkan pangkat-dua dari

simpangan-simpangan itu. Dengan memakai rumus dari standard deviation di atas, kita peroleh:

Jadi sepuluh orang mahasiswa itu mempunyai umur rata-rata sama dengan 21,5 tahun

dengan standard deviation sama dengan 3,38 tahun.

(18)

Gambar

Tabel 2.1. contoh perhitungan standard deviation

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitihan ini tidak sama dengan penelitihan Hamzah dkk (2012) yang mendapatkan hasil bahwa pengeluaran sektor pendidkan berpengaruh negatif dan signifikan

In the event that the loop architecture facilitates data link layer competition between multiple players, each data link layer service provider could either choose to

Sebaliknya, berbeda dengan model pertumbuhan premi bruto, pada model pertumbuhan jumlah polis ditemukan bahwa variabel pertumbuhan jumlah agen berpengaruh secara

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Ulang File Dokumen Penawaran (Dokumen Penawaran Harga, Administrasi Dan Teknis) Serta Dokumen Kualifikasi nomor : 13U.12/PBJ/DTRP/X/2012 tanggal

Dalam masyarakat konsumsi pandangan bahwa barang (komoditi) tidak lebih dari sekedar kebutuhan yang memiliki nilai tukar dan nilai guna kini pelan-pelan mulai

NAMA/ALAMAT/NPWP PERUSAHAAN HASIL EVALUASI ADMINISTRASI HASIL EVALUASI TEKNIS HASIL EVALUASI HARGA HASIL PENAWARAN

SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Since the operation of these two companies, disputes over gold mining site become enormous, involving all groups in the region including the local government, local people,