• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum PerumahanRakyat UU No 1 Tahun 1964

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum PerumahanRakyat UU No 1 Tahun 1964"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Un da n g Un da n g N o. 1 Ta h u n 1 9 6 4

Te n t a n g : Pe n e t a pa n Pe r a t u r a n Pe m e r in t a h Pe n gga n t i

Un da n g Un da n g N o. 6 Ta h u n 1 9 6 2

Te n t a n g Pok ok Pok ok Pe r u m a h a n

( Le m ba r a n N e ga r a Ta h u n 1 9 6 2 N o. 4 0 M e n j a di

Un da n g Un da n g)

Oleh : PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

Nom or : 1 TAHUN 1964 ( 1/ 1964)

Tanggal : 20 JANUARI 1964 ( JAKARTA)

Sum ber : LN 1964/ 3; TLN NO. 2611

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik I ndonesia,

Menim bang:

a. bahw a dalam t at a m asyarakat - sosialis- I ndonesia yang adil dan

m akm ur berdasarkan Pancasila, perum ahan adalah salah sat u unsur pokok bagi kesej aht eraan rakyat ;

b. bahw a di dalam negara yang sedang m em bangun m asalah perum ahan

m erupakan salah sat u fakt or yang sangat pent ing, dan m asalah t ersebut m em punyai hubungan yang erat dengan Pem bangunan Nasional Sem est a Berencana;

c. bahw a unt uk m encapai m asyarakat - sosialis- I ndonesia, perlu diusahakan pem bangunan perum ahan secara t erat ur dan berencana, sesuai dengan kebut uhan dan persyarat an perum ahan yang dit ent ukan oleh Maj elis Perm usyaw arat an Rakyat Sem ent ara;

d. bahw a Presiden at as dasar ket ent uan yang t erm akt ub dalam pasal 22

ayat 1 Undang- Undang Dasar t elah m enet apkan Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang- undang No. 6 t ahun 1962 t ent ang pokok- pokok perum ahan ( Lem baran- Negara t ahun 1962 No. 40) ;

e. bahw a Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang- undang t ersebut perlu

(2)

Mengingat :

1. Pasal 5, 20 dan 22 Undang- undang Dasar

2. Pasal 27 ayat ( 2) dan 33 Undang- undang Dasar.

3. Undang- undang No. 10. Prp. t ahun 1960 j o Keput usan Presiden No. 5

t ahun 1964.

4. Pasal 3, 7, 8 dan 9 Ket et apan Maj elis Per m usyawarat an Rakyat

Sem ent ara No. I I / MPRS/ 1960 t anggal 3 Desem ber 1960.

Dengan perset uj uan Dew an Per w akilan Rakyat Got ong Royong;

Mem ut uskan :

Menet apkan:

undang t ent ang Penet apan Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang-undang No. 6 t ahun 1962 t ent ang Pokok- pokok Perum ahan ( Lem baran-Negara t ahun 1962 No. 40) Menj adi Undang- undang, dengan perubahan-perubahan, sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB I .

Ket ent uan Um um .

Pasal 1.

( 1) Tiap- t iap w arga- negara berhak m em peroleh dan m enikm at i perum ahan yang layak, sesuai dengan norm a- norm a sosial, t eknik, keam anan, kesehat an dan kesusilaan.

(3)

Pasal 2.

Dalam m em bangun perum ahan lebih diut am akan penggunaan bahan- bahan yang t erkandung dalam bum i dan kekayaan alam I ndonesia.

BAB I I .

Tugas dan Wew enang Pem erint ah.

Pasal 3.

( 1) Pem erint ah m em berikan bim bingan, berbagai fasilit as, bant uan dan

perangsang lainnya, baik dalam pem bangunan m aupun pem biayaannya, t anpa m eninggalkan sem angat got ong royong yang hidup di dalam m asyarakat .

( 2) Pem erint ah m engadakan penelit ian dan perencanaan unt uk perbaikan

dalam pem bangunan perum ahan dengan m engut am akan usaha m em perendah biaya, m em pert inggi m ut u bangunan dan m em percepat proses pem bangunan.

( 3) Pem erint ah berusaha m em bangun perum ahan set ahap dem i set ahap

bagi keperluan rakyat dan negara, dengan m em perhat ikan perkem bangan kot a dan daerah.

Pasal 4.

( 1) Kebij aksanaan um um Pem erint ah dalam urusan perum ahan dij alankan

oleh Ment eri Sosial.

( 2) Dalam m enet apkan kebij aksanaannya, Ment eri Sosial dibant u oleh

sebuah badan yang dibent uk oleh Presiden, dan yang nam a, susunan, t ugas dan w ew enangnya diat ur dengan perat uran perundang-undangan.

( 3) Koordinasi pelaksanaan urusan perum ahan dapat diserahkan kepada

(4)

( 4) Dalam m elaksanakan t ugasnya it u Pem erint ah Daerah dibant u oleh Panit ia Perum ahan yang susunan anggot anya m encerm inkan kegot ong- r oyongan ant ara Pem erint ah dan rakyat .

BAB I I I .

Usaha dan Kew aj iban Masyarakat .

Pasal 5

( 1) Dengan m engindahkan pet unj uk- pet unj uk Pem erint ah, t iap t iapw arga-negara dan badan- badan sw ast a dapat bebas m em bangunperum ahan unt uk keperluannya sendiri at au usahanya.

( 2) Sesuai dengan ket ent uan- ket ent uan yang dit et apkan oleh pem erint ah perusahaan- perusahaan negara dan sw ast a diw aj ibkan m em bangun perum ahan bagi pegaw ai dan buruhnya sesuai dengan kem am puannya.

Pasal 6.

Sesuai dengan ket ent uan yang dit et apkan oleh Pem erint ah:

a. Perw akilan negara asing, badan at au w arga- negara asing dapat

m em bangun perum ahan unt uk keperluannya.

b. Perusahaan asing diw aj ibkan m em bangun perum ahan unt uk

usahanya, pegaw ai dan buruhnya.

BAB I V.

Pem akaian dan Per sew aan Perum ahan.

(5)

( 1) Pem akaian at au penggunaan perum ahan adalah sah apabila ada perset uj uan pem ilik dengan m engut am akan fungsi perum ahan bagi kesej aht eraan m asyarakat .

( 2) Hubungan sew a- m enyew a dan pedom an harga sew a diat ur m enurut

klasifikasi t em pat , j enis per um ahan dan penggunaannya sert a penggolongan m asyarakat yang m em pergunakannya dengan m engut am akan perlindungan bagi penyew a dan m em perhat ikan kepent ingan pem ilik.

BAB V.

Ket ent uan Peralihan dan Penut up.

Pasal 8.

Perat uran perundang- undangan yang m engat ur pem bangunan perum ahan dan pem biayaannya, hubungan sew a- m enyew a dan pedom an harga sew a sert a perat uran- perat uran lainnya sebagai pelaksanaan Undang- undang ini dapat m enet apkan ancam an pidana penj ara/ pidana kurungan dan at au denda.

Pasal 9.

( 1) Undang- undang No. 3 Drt t ahun 1958 ( Lem baran- Negara t ahun 1958

No. 43) dan Undang- undang No. 25 Prp t ahun 1960 ( Lem baran-Negara t ahun 1960 No. 73) sert a segala perat uran Perum ahan yang bert ent angan dengan Undang- undang ini dicabut .

( 2) Sem ua perat uran yang dapat m engham bat pem bangunan perum ahan

disesuaikan dengan Undang- undang ini.

( 3) Sem ua akibat hukum yang t im bul karena dicabut nya at au dibat alkannya perat uran- perat uran perum ahan oleh Undang- undang ini diat ur dengan Perat uran Pem erint ah, dengan m em perhat ikan keadaan khusus dalam m asa peralihan.

Pasal 10.

(6)

( 2) Undang- undang ini m ulai berlaku pada hari diundangkan dan m em punyai daya surut sam pai t anggal 3 Agust us 1962.

Agar supaya set iap orang dapat m enget ahuinya m em erint ahkan pengundangan Undang- undang ini dengan penem pat an dalam Lem baran-Negara Republik I ndonesia.

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 20 Januari 1964. Pd. Presiden Republik I ndonesia,

Dr. J. LEI MENA.

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 20 Januari 1964. Wakil Sekr et aris Negara,

SANTOSO ( S.H) .

PENJELASAN ATAS UNDANG- UNDANG No.1 TAHUN 1964

TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERI NTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG No. 6 TAHUN 1962 TENTANG POKOK- POKOK PERUMAHAN ( LEMBARAN- NEGARA TAHUN 1962 No. 40) MENJADI UNDANG- UNDANG.

UMUM.

Dalam t at a m asyarakat sosialis I ndonesia yang adil dan m akm ur berdasarkan Panca Sila, perum ahan m erupakan unsur pokok daripada kesej aht eraan rakyat , di sam ping sandang dan pangan.

Unt uk m ew uj udkan kesej aht eraan yang m erat a dalam keseluruhannya it u, sesuai dengan Ket et apan Maj elis Perm usyaw arat an Rakyat Sem ent ara No. I I / MPRS/ 1960 º 385 diperlukan adanya usaha- usaha Pem erint ah dengan m engikut sert akan daya dan t enaga yang ada di dalam m asyarakat secara got ong royong.

(7)

pula yang t idak/ belum m em enuhi syarat - syarat perum ahan yang dicit a-cit akan, yait u perum ahan yang sehat , nikm at , t ahan lam a, m urah harga dan sew anya, sert a m em enuhi norm a- norm a kesusilaan.

Unt uk m engat asi kesulit an akan perum ahan t ersebut t idaklah cukup dengan m engat ur pem bagian perum ahan dan ruangan yang sudah ada, akan t et api harus m enam bah j um lah perum ahan dengan pem bangunan secara berangsur- angsur m engingat priorit as dan urgensinya.

Karena j elas bahw a m asalah pem bangunan perum ahan t idak cukup dengan pengum pulan m odal dan t enaga kerj a saj a, m aka pem ecahannya m em erlukan penelit ian dan perencanaan yang am at saksam a baik dalam bidang polit ik urbanisasi dan pem bangunan m asyarakat , polit ik penggunaan t anah, t eknologi dan pola- pola perum ahan yang sesuai dengan keadaan dan selera yang hidup dalam m asyarakat , m aupun perencanaan dalam fakt or pem biayaan dan perencanaan perkem bangan kot a/ daerah dan lain- lain sebagainya.

Akt ivit as Pem erint ah di bidang perum ahan m eliput i berbagai lapangan usaha yang luas w alaupun hasil- hasilnya m asih sangat t er bat as dan belum dapat m engim bangi keperluan, m aka oleh karena it u perlu diusahakan pengerahan funds and forces yang progressip yang ada di dalam m asyarakat dan m enyalurkannya m elalui Dana- dana Pem bangunan baik yang berbent uk bank- bank perum ahan, kooperasi- kooperasi at aupun usaha- usaha lainnya kedalam kegiat an pem bangunan perum ahan. Unt uk it u Pem erint ahpun perlu m engusahakan adanya iklim yang m enarik bagi penanam an m odal sw ast a nasional kedalam pem bangunan perum ahan ini sert a m em berikan t am bahan fasilit as, bim bingan dan bant uan lainnya disam ping usaha lain di bidang keuangan, perdagangan dan indust ri.

Disam ping kegiat an Pem erint ah dalam pem bangunan- perum ahan it u sendiri, pant as kiranya apabila kepada perusahaan- perusahaan nasional dan perusahaan- perusahaan asing diw aj ibkan pula unt uk m em bangun perum ahan bagi keperluannya sendiri m aupun m enyediakan perum ahan bagi buruh dan pegaw ainya, karena perusahaan- perusahaan it u m em punyai t anggung- j aw ab sosial t erhadap m ereka.

Dengan adanya kesem pat an yang luas bagi m odal sw ast a unt uk m ulai m em bangun perum ahan, m aka m erekapun perlu diberi kesem pat an unt uk m enent ukan penggunaannya dalam bat as- bat as fungsi perum ahan di dalam t at a- m asyarakat - sosialis I ndonesia. Maka unt uk dapat m engusahakan agar t iap- t iap w arga- negara dapat m enikm at i perum ahan yang layak, perlu adanya ket ent uan- ket ent uan m engenai hubungan sew a- m enyew a dengan harga sew a yang m em berikan perlindungan kepada penyew a dengan m em perhat ikan kepent ingan pem ilik.

(8)

PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1.

Perum ahan m em punyai art i yang pent ing dan m enent ukan bagi kehidupan seseorang dalam m em bangun dan m em perkem bangkan pribadinya, oleh karena it u set iap w arga- negara perlu diusahakan unt uk dapat m em peroleh dan m enikm at i perum ahan yang layak sesuai dengan Ket et apan Maj elis Per m usyaw ar at an Rakyat Sem ent ara No. I I / MPRS/ 1960.

Tet api usaha it u t idak akan t ercapai dengan m em uaskan, apabila rakyat sendiri t idak t urut sert a akt if m engusahakannya baik dalam m enj aga ket ert iban penggunaannya, m aupun dalam pem eliharaan kebersihan, kesehat an dan m enj aga ket ent eram an hidup di dalam lingkungannya.

Pasal 2.

Cukup j elas.

Pasal 3.

Ayat 1. Pem berian bim bingan, fasilit as, bant uan- bant uan dan j asa- j asa unt uk m em peroleh t anah, bahan- bahan bangunan dengan m udah dan sem urah- m urahnya m erupakan dorongan dan perangsang yang dapat m em perlancar Usaha- usaha pem bangunan.

Begit u pula pengat uran bagaim ana cara m engum pulkan dana dan t enaga, cara penanam an m odal sw ast a nasional kedalam kooperasi- kooperasi dan bank- bank perum ahan, sebagai usaha pengerahan dan penyaluran funds and forces yang ada di dalam m asyarakat kedalam usaha- usaha pem bangunan, it u sem ua akan m encipt akan iklim yang sangat m enarik bagi pem bangunan perum ahan.

Ayat 2. Usaha kasar unt uk m encukupi kebut uhan pokok akan

(9)

perum ahan m isalnya: pem bangunan j al j alan, j em bat an-j em bat an, indust ri bahan- bahan bangunan, air m inum dan lain-lain m aupun penelit ian dan perencanaan t eknologi yang diperlukan sesuai dengan selera yang hidup dalam m asyarakat sendir i.

Ayat 3. Kegiat an Pem erint ah t idak hanya t erbat as dalam pem berian

bim bingan, fasilit as dls., akan t et api Pem erint ahpun selalu m engusahakan bert am bahnya pem bangunan perum ahan bagi keperluan rakyat dan unt uk keperluan alat kelengkapan negara sendiri m isalnya perum ahan pegaw ai/ buruh, angkat an bersenj at a dan lain- lain baik unt uk disew akan m aupun unt uk dij ual, m eskipun hal it u dij alankan set ahap dem i set ahap sesuai dengan kem am puan keuangan negara.

Pasal 4. Urusan perum ahan harus diselenggarakan unt uk m em enuhi

keperluan hidup dan m ew uj udkan kesej aht eraan dalam pergaulan berm asyarakat , oleh karenanya urusan perum ahan t erm asuk t ugas Pem erint ah dalam bidang kesej aht eraan.

Unt uk m ewuj udkan kesej aht eraan it u diperlukan kegiat an-kegiat an, pem ikiran, perencanaan dan pelaksanaan yang m enj adi t ugas berbagai Depart em en sehingga Ment eri Sosial perlu dibant u oleh sebuah Badan yang t erdiri dari Wakil- w akil I nst ansi r esm i dan wakil- wakil or ganisasi rakyat ant ara lain m elalui Front Nasional agar penyelenggaraan urusan perum ahan ini dapat dij alankan sebaik- baiknya.

Adapun koordinasi pelaksanaan urusan perum ahan di daerah-daerah dilaksanakan oleh Pem erint ah Daerah yang dapat m encerm inkan cit a- cit a dan kepent ingan m asyarakat didaerahnya dengan m endasarkan pada pedom an dan kebij aksanaan yang dit et apkan oleh Pem erint ah Pusat . Pada w akt unya urusan ini dapat diserahkan kepada Pem erint ah Daerah dalam t ingkat an yang lebih rendah. Panit ia Perum ahan Daerah anggaut anya t erdiri dari Wakil- w akil Pem erint ah dan w akil- w akil rakyat yang dapat m em baw a kepent ingan pem ilik dan penyew a m aupun golongan m asyarakat lainnya.

Dengan dem ikian dapat diharapkan segala m asalah peram ahan dapat dipecahkan sesuai dengan kepent ingan sem ua fihak.

Pasal 5.

Bebas m em bangun perum ahan t idak berart i m engabaikan perizinan-perizinan yang diperlukan, m isalnya izin bangunan, izin pem akaian at au penggunaan t anah dan lain- lain.

(10)

buruhnya, m aka t erut am a dalam t ahun- t ahun perm ulaan ini pant as pula m ereka diw aj ibkan m em bangun perum ahan unt uk usahanya, pegaw ai dan buruhnya, baik dengan usaha sendiri m aupun m elalui dana- dana pem bangunan sepert i koperasi, bank, yayasan perum ahan dan lain- lain.

Pasal 6.

Kepada perw akilan negara asing dan sebagainya dirasa perlu diberikan kesem pat an m em bangun perum ahan unt uk m encukupi keperluannya sendiri, akan t et api perlu diat ur j angan sam pai hal it u m enim bulkan hak- hak baru sem acam hak ext errit orial at au hak im unit as yang bert ent angan dengan ket ent uan- ket ent uan hukum yang berlaku. Kepada perusahaan asing diw aj ibkan m enyediakan perum ahan yang layak bagi pegaw ai dan buruhnya t erut am a dengan m em bangun perum ahan.

Pasal 7.

Di dalam t at a m asyarakat sosialis I ndonesia, hak m ilik perseorangan t et ap diakui, nam un penggunaannya dibat asi oleh kepent ingan bersam a. Jadi hak m ilik t erm asuk j uga hak m ilik at as perum ahan m em punyai fungsi sosial, sehingga harus m engut am akan fungsi perum ahan bagi kesej aht eraan m asyarakat . Sesuai dengan sem angat pasal 5 dan 6, m aka akan t erdapat penggolongan j enis perum ahan yait u perum ahan m ilik Pem erint ah, perusahaan dan perseorangan. Oleh karena it u penent uan harga sew a perlu- m em perhat ikan penggolongan j enis perum ahan, t uj uan penggunaan, klasifikasi t em pat dan penggolongan m asyarakat m enurut kedudukan sosial penyew a yang m enggunakan perum ahan it u. Hubungan sew a m enyew a dan penent uan harga sew a karena m enyangkut kesej aht eraan rakyat banyak akan diat ur dalam Undang- undang. Selam a undang- undang t ent ang hubungan sew a m enyew a dan pedom an harga sew a it u belum ada, m aka berlakulah Per at uran Pem erint ah No. 49 t ahun 1963 ( Lem baran- Negar a t ahun 1963 No. 89) .

Pasal 8.

Cukup j elas.

Pasal 9.

(11)

Ayat 3. Dengan keluarnya Undang- undang ini, m aka diperlukan adanya perat uran t ersendiri yang m engat ur penggunaan perum ahan lam a dalam m asa peralihan.

Pasal 10.

Cukup j elas.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Selanjutnya bagi yang berkeberatan atas penetapan hasil prakualifikasi di atas, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis ditujukan kepada pejabat

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga, maka sesuai jadwal LPSE Pembuktian Kualifikasi atas Dokumen Penawaran yang saudara

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis , evaluasi harga serta evaluasi penilaian kualifikasi penawaran oleh Pokja Pengadaan Barang/Jasa Bidang Cipta Karya

(“apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis, maka pelelangan dinyatakan gagal” ), maka Pokja KLP Kota Jayapura menetapkan pelelangan untuk paket pekerjaan

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, bagi peserta yang merasa berkeberatan atas penetapan pemenang tersebut diatas, diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan