MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
PER A TU R AN M EN TER I PER H U BU N G AN
N O M O R : KM . 38 TAH U N 2010
TEN TAN G
PED O M AN PEN ETAPAN TAR IF AN G KU TAN O R AN G D EN G AN KER ETA API
a. bahw a dalam Pasal 146 ayat (2) Peraturan Pem erintah N om or 72
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api,
telah m engatur m engenai pedom an tarif angkutan orang dengan kereta api;
b. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud dalam
huruf a, perlu ditetapkan pedom an penetapan tarif angkutan orang dengan kereta api m elalui Peraturan M enteri Perhubungan;
1. U ndang-U ndang N om or 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
(Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2007 N om or 65,
Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);
2. U ndang-U ndang N om or 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2009 N om or 112, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 5038);
3. Peraturan Pem erintah N om or 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 2009 N om or 129, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 5048);
4. Peraturan Pem erintah N om or 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Kereta Api (Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2009 N om or 176, Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 5086);
5. Peraturan Presiden N om or 47 Tahun 2009 tentang Pem bentukan
6. Peraturan Presiden N om or 24 Tahun .2010 tentang Kedudukan, Tugas D an Fungsi Kem enterian N egara Serta Susunan O rganisasi, Tugas D an Fungsi Eselon I Kem enterian N egara;
7. Peraturan M enteri Perhubungan N om or KM . 43 Tahun 2005
tentang O rganisasi dan Tata Kerja D epartem en Perhubungan,
sebagaim ana telah diubah terakhir dengan Peraturan M enteri
Perhubungan N om or KM . 20 Tahun 2008;
PER ATU R AN M EN TER I PER H U BU N G AN TEN TAN G PED O M AN
PEN ETAPAN TAR IF AN G KU TAN O R AN G D EN G AN KER ETAAPI.
BAB I
KETEN TU AN U M U M
1. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri m aupun dirangkaikan dengan sarana
perkeretaapian lainnya yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api.
2. Angkutan kereta api adalah kegiatan pem indahan orang d a n / a t a u
barang dari suatu tem pat ke tem pat lain dengan m enggunakan kereta api.
3. Penyelenggara sarana perkeretaapian adalah badan usaha yang
m engusahakan sarana perkeretaapian um um .
4. Penum pang kereta api adalah orang yang diangkut dengan kereta
api.
5. Tarif angkutan penum pang dengan kereta api adalah harga jasa
pada suatu Iintas pelayanan tertentu atas pelayanan angkutan
penum pang dengan kereta api.
6. Tarif dasar adalah besaran tarif yang dinyatakan dalam nilai rupiah
per penum pang kilom eter (R plkm .pnp).
7. Tarif jarak adalah besaran tarif yang dinyatakan dalam rupiah per
8. Biaya adalah nilai uang atas kegiatan baik berupa pengeluaran m aupun bukan pengeluaran yang digunakan untuk m enghasilkan produk.
9. Tarif pelayanan tam bahan adalah besaran tarif yang dinyatakan
dalam rupiah per Iintas pelayanan (R p/pnp) yang dihitung
berdasarkan tingkat tam bahan pelayanan yang dinikm ati oleh
penum pang.
10. Jarak tem puh adalah panjang perjalanan yang ditem puh oleh
penum pang dari stasiun keberangkatan ke stasiun tujuan yang
dinyatakan dalam satuan kilom eter.
11. Faktor m uat adalah perbandingan antara jum lah penum pang
dengan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan.
BAB II
M EKAN ISM E PEN ETAPAN TAR IF
(1) Tarif angkutan orang dengan kereta api digolongkan atas tarif
kereta api berjadw al dan tidak berjadw al.
(2) Tarif angkutan orang dengan kereta api berjadw al sesuai dengan
pelayanannya terdiri atas:
a. tarif angkutan pelayanan kelas ekonom i; dan b. tarif angkutan pelayanan kelas non ekonom i.
(1) Tarif angkutan orang dengan kereta api sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 2 ditetapkan oleh penyelenggara sarana
perkeretaapian dan w ajib dilaporkan kepada D irektur Jenderal.
(2) Tarif angkutan orang dengan kereta api sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) harus dium um kan 3 (tiga) bulan sebelum
(1) Penyelenggara sarana perkeretaapian dapat m enetapkan tarif jual angkutan orang dengan kereta api lebih rendah dari tarif angkutan orang dengan kereta api sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3
dengan pertim bangan perm intaan dan penaw aran ( s u p p ly d e m a n d )
sepanjang tidak m engabaikan aspek keselam atan dan keam anan serta persaingan tidak sehat.
(2) Tarif jual angkutan orang dengan kereta api sebagaim ana
dim aksud pad a ayat (1) harus dium um kan.
BAB III
FO R M U LA PER H ITU N G AN TAR IF
Penetapan tarif angkutan orang dengan kereta api berjadw al didasarkan
pada perhitungan m odal, biaya operasi, biaya peraw atan dan
keuntungan.
(1) Struktur tarif angkutan orang dengan kereta api pelayanan kelas
ekonom i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a terdiri atas tarif dasar dan tarif jarak.
(2) Struktur tarif angkutan orang dengan kereta api pelayanan kelas
non ekonom i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b terdiri atas tarif dasar, tarif jarak, dan tarif pelayanan tam bahan.
(1) Tarif dasar sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 diperoleh dari
hasil perhitungan biaya pokok ditam bah keuntungan.
(2) Biaya pokok sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m erupakan
penjum lahan dari biaya m odal, biaya operasi, dan biaya
peraw atan/perbaikan.
(3) R incian kom ponen biaya sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
Tarif pelayanan tam bahan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat
(2) ditetapkan oleh penyedia jasa berdasarkan tingkat pelayanan
tam bahan yang diberikan.
Perhitungan tarif angkutan orang dengan kereta api pelayanan kelas
ekonom i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 didasarkan pada prinsip
sebagaiberikut:
a. biaya per unit ( c o s t per unit) m erupakan biaya penum pang kilom eter
yang diperoleh dari biaya total operasi kereta api dengan faktor m uat
sebesar 70% (tujuh puluh persen);
b. tarif angkutan kereta api dihitung berdasarkan biaya penuh ( f u ll
c o s t in g ) term asuk tingkat keuntungan (m argin);
c. data standar operasional dan biaya yang digunakan dalam
perhitungan biaya pokok m em perhatikan tingkat akurasi kew ajaran
dan efisiensi biaya serta dapat dipertanggungjaw abkan.
Tata cara perhitungan tarif dasar sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7
secara lengkap tercantum pada Lam piran yang tidak terpisahkan dari
Peraturan M enteri ini.
Setiap tarif angkutan orang dengan kerata api w ajib m enam bahkan iuran
w ajib sesuai dengan ketentuan di bidang dana pertanggungjaw aban
w ajib kecelakaan penum pang.
BABIV
KETEN TU AN LAIN - LAIN
(1) D alam penyelenggaraan pelayanan angkutan orang dengan kereta
(2)
Tarif jarak m inim um sebagaim ana dim aksud pada ayat (1). ditetapkan dengan m em pertim bangkan :a. ekonom is pengoperasian kereta api;
b. jarak tem puh kereta api terhadap stasiun;
c. kebutuhan pelayanan;
d. pem batasan penggunaan kereta api sesuai lintas kereta api;
e. persaingan dengan m oda transportasi lain.
(3) Tarif jarak m inim um sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian dan w ajib dilaporkan kepada D irektur Jenderal.
(4) Tarif jarak m inim um sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) harus
dium um kan 3 (tiga) bulan sebelum diberlakukan.
Penyelenggara sarana perkeretaapian dapat m em berlakukan
pem otongan tarif untuk:
a. anak dibaw ah um ur tiga tahun yang m engam bil tem pat duduk
setinggi-tingginya 75% (tujuh puluh lim a persen) dari tarif yang
berlaku;
b. anak um ur tiga sam pai lim a tahun setinggi-tingginya 50% (lim a
pU luh persen) dari tarif yang berlaku;
c. pelajar dan m ahasisw a di baw ah 25 (dua puluh lim a) tahun
setinggi-tingginya 50% (lim a puluh persen) dari tarif yang berlaku dan dibuktikan dengan kartu tanda pelajar;
d. lansia di atas 60 (en am pU luh) tahun setinggi-tingginya 75% dari
tarif yang berlaku dan dibuktikan dengan kartu tanda penduduk.
Penyelenggara sarana perkeretaapian dapat m em berlakukan tuslah
angkutan orang dengan kereta api dalam hal :
a. lebaran, natal, dan tahun baru;
b. libur nasional dan Iibur sekolah.
BABV
PEN G AW ASAN D AN SAN KSI
(1) D irektur Jenderal m elakukan pengaw asan pelaksanaan pengenaan
(2) Tata cara pengaw asan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) akan diatur dengan Peraturan D irektur Jenderal.
D alam m elakukan pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 15, D irektur Jenderal dapat m enggunakan alat bukti sebagai berikut:
a. harga jual yang tercantum di dalam tiket dan atau bukti pem bayaran
lain;
b. pem beritaan agen ( a g e n t n e w s ) ; atau
c. iklan dalam m edia cetak dan/atau elektronik.
(1) Penyelenggara sarana perkeretaapian um um yang m elakukan
pelanggaran atas ketentuan yang diatur dalam Peraturan M enteri ini dapat diberikan sanksi dalam hal :
a. m em berlakukan tarif angkutan kereta api m elam paui tarif yang
telah ditetapkan oleh M enteri;
b. pelanggaran terhadap pengurangan tingkat pelayanan pada
angkutan non ekonom i.
(2) Sanksi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) berupa :
a. m engum um kan penetapan penurunan tarif
b. pengurangan subsidi untuk angkutan kereta api pelayanan
kelas ekonom i yang m em peroleh subsidi yang besarnya
sesuai dengan kontrak perjanjian tentang subsidi.
c. teguran tertulis, pem bekuan izin operasi, dan pencabutan izin
operasi.
(3) D irektur Jenderal dapat m engenakan sanksi adm inistratif berupa :
a. teguran tertulis;
b. pem bekuan izin operasi; dan
c. pencabutan izin operasi.
(4) Pem berian sanksi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (3) akan
BABVI PEN U TU P
D isahkan di Jakarta pada tanggal 8 JU LI 2010
MENTERIPERHUBUNGAN
SALIN AN Peraturan ini disam paikan kepada :
1. Ketua Badan Pem eriksa Keuangan;
2. M enteri Koordinator Bidang Perekonom ian;
3. M enteri Keuangan;
4. M enteri N egara BU M N ;
5. Para G ubernur Propinsi di Pulau Jaw a, Lam pung, Sum sel, Sum bar dan Sum ut;
6. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, D irektur Jenderal Perkeretaapian dan Kepala
Badan Litbang di Iingkungan Kem enterian Perhubungan;
7. Para Kepala Biro dan Kepala Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal Kem enterian
Perhubungan;
8. D ireksi PT. Kereta Api Indonesia (Persero);
9. D ireksi PT. Jasa R aharja (Persero).
SALI N AN sesuai de
KEPALABI Q .
U M AR
Pe bina Tk. I (IV/b)
· LAM PI R AN PER A TU R AN M EN TER I PER H U BU N G AN
N O M O R KM . 38 TAH U N 2010
TAN G G AL 8 JU Ll2010
KO M PO N EN BIAYA D AN FO R M U LASI PER H ITU N G AN PED O M AN PEN ETAPAN TAR IF AN G KU TAN O R AN G
D EN G AN KER ETA API
A. M O D AL
1. PEN YU SU TAN ASET TETAP SAR AN A PER KER ET AAPIAN
Penyusutan rnerupakan pernbebanan biaya atas pernakaian aset sarana selarna rnasa urnur ekonornisnya.
M etode penyusutan yang digunakan adalah "m etode garis lurus", yaitu
penyusutan setiap tahun selarna urnur ekonornis sarna besar.
D im ana:
harga perolehan =
nilai sisa =
w aktu ternpuh =
urnur ekonornis =
utilisasi sarana =
hari kerja =
( h a r g a p e r o le h a n - n it a i s is a l x w a k t u t e m p u h
u m u r e k o n o m is x u t ilis a s i s a r a n a x h a r i k e r ja
nilai perolehan atau harga pasar atau harga berdasarkan nilai buku pada saat perhitungan tarif (R p);
10
%
dari harga perolehan sarana (Iokornotif, kereta,KR L, KR D ) pada akhir urnur ekonornis;
w aktu yang dibutuhkan kereta api dari stasiun asal sarnpai stasiun tujuan O arn/lintas);
taksiran rnasa penggunaan sarana secara ekonom i
m enguntungkan (tahun);
larnanya sarana KA beroperasi O arn/hari);
365 dikurangi jurnlah hari peraw atan di balai vasa dan depo
61 (enam puluh satu) hariItahun.
Bunga M odal adalah biaya yang dikeluarkan untuk rnernperoleh sarana dengan cara rnerninjarn ke bank.
( 0 , 5 x ( m a s a p in ja m a n +1) x ( b e s a r p in ja m a n x i%)x w a k t u t e m p u h
D im ana:
m asa pinjam an
=
besar pinjam an
=
i%
=
utilisasi sarana
=
hari kerja
=
w aktu tem puh
=
lam anya m engangsur pinjam an (tahun); jum lah pinjam an ke bank (R p);
tingkat bunga bank per tahun;
lam anya sarana KA beroperasi (jam /hari);
365 dikurangi jum lah hari peraw atan di balai yasa dan depo
61 (enam puluh satu) hariItahun;
w aktu yang dibutuhkan kereta api dari stasiun asal sam pai stasiun tujuan (jam /lintas).
Jika untuk m endapatkan sarana perkeretaapian dengan m enyew a, m aka
penyusutan sam a dengan nol, dan bunga m odal sam a dengan no!.
h a r g a s e w a x w a k t u t e m p u h
u t if is a s i s a r a n a x h a r i k e r ja
harga sew a utilisasi sarana hari kerja
=
jum lah biaya untuk m enyew a sarana (R p/tahun);=
lam anya sarana KA beroperasi (jam /hari);=
365 dikurangi jum lah hari peraw atan di balai yasa dan depo61 (enam puluh satu) hariItahun;
=
w aktu yang dibutuhkan kereta api dari stasiun asal sam paiD im ana :
Aw ak sarana KA
=
orang yang ditugaskan dalam keretaapi oleh penyelenggara perkeretaapian selam a perjalanan KA (m asinis, asisten
m asinis, kondektur, teknisi, s e c u r it y ,
m a n a g e r o n d u t y ) ;
=
biaya pegaw ai yang diterim a oleh aw aksarana kereta api (R p/jam .orang);
=
w aktu yang dibutuhkan kereta api daristasiun asal sam pai stasiun tujuan
O am /lintas).
b . B ia y a P e n g g u n a a n P r a s a r a n a K A , terdiri dari :
a. Penggunaan jalur kereta api (rei, terow ongan dan jem batan);
b. Stasiun (naik turun penum pang/bongkar m uat barangllangsiran term asuk
biaya pegaw ai stasiun, K3, bangunan stasiun, biaya um um stasiun, PBB, penyusutan gedung stasiun);
c. Fasilitas O perasi (sinyal, telekom unikasi dan LAA (sintelis».
c. A s u r a n s i, m eliputi :
1) sarana perkeretaapian;
2) aw ak sarana perkeretaapian dan orang yang dipekerjakan oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian di atas kereta api;
3) tanggung jaw abnya terhadap pengguna jasa;
4) kerugian yang diderita oleh pihak ketiga; dan
5) pem eriksaan dan penelitian kecelakaan.
T o t a l b ia y a a s u r a n s i p e r t a h u n
D im ana:
std 88M
=
berat rangkaian
=
harga 88M
=
jarak tem puh
=
kw
=
standar spesifik jenis sarana penggunaan 88M untuk
setiap gross Ton Km (literlTon Km ); berat rangkaian KA (Ton);
harga per liter 88M (R plliter);
panjang yang ditem puh kereta api dari stasiun asal
sam pai stasiun tujuan (Km /lintas);
koefisien toleransi yang dihitung dari m ulai sarana
dihidupkan pad a depo aw al sam pai stasiun aw al
keberangkatan, ditam bah dengan w aktu tem puh dari
stasiun tujuan/akhir sam pai ke depo penyim panan
dibandingkan dengan w aktu tem puh dari stasiun aw al
keberangkatan KAs I d stasiun akhir pem berhentian.
D im ana:
std 88M
=
sf
=
harga 88M
=
w aktu tem puh
=
kw
=
standar spesifik KVA penggunaan 88M untuk setiap
liter/jam ;
susunan rangkaian KA yang dilayani; harga per liter 88M (R p/liter);
w aktu yang ditem puh kereta api dari stasiun asal sam pai stasiun tujuan (w aktu tem puhllintas);
koefisien toleransi yang dihitung dari m ulai sarana
dihidupkan pada depo aw al sam pai stasiun aw al
keberangkatan, ditam bah dengan w aktu tem puh dari
stasiun tujuan/akhir sam pai ke de po penyim panan
dibandingkan dengan w aktu tem puh dari stasiun aw al
keberangkatan KAs I d stasiun akhir pem berhentian.
b. Listrik A liran A tas (LA A )
R um us [B.2.b]
berat rangkaian tarif listrik
=
standar penggunaan daya LAA untuk setiap gross TonKm (KW hlTon Km );
=
berat rangkaian KA (Ton);=
panjang yang ditem puh kereta api dari stasiun asal sam pai stasiun tujuan (Km llintas);=
koefisien toleransi yang dihitung dari m ulai saranadihidupkan pada depo aw al sam pai stasiun aw al
keberangkatan, ditam bah dengan w aktu tem puh dari
stasiun tujuan/akhir sam pai ke de po penyim panan
dibandingkan dengan w aktu tem puh dari stasiun aw al
keberangkatan KA s I d stasiun akhir pem berhentian.
D im ana:
std air
=
jum lah pnp
=
harga air
=
jarak tem puh
=
standar penggunaan air bersih untuk setiap penum pang
(m3/pnp Km );
jum lah penum pang dalam setiap rangkaian (pnp);
harga air per m3(R pl m3);
panjang yang ditem puh kereta api dari stasiun asal
sam pai stasiun tujuan (Km llintas).
d.
O n T r a in C le a n in g (O T C )R u m u s
[B.2.d]
=
petugas kebersihan di atas kereta api selain aw aksarana;
=
gaji upah petugas kebersihan di atas kereta api selainaw ak sarana setiap jam (R p/jam );
= w aktu yang dibutuhkan kereta api dari stasiun asal
D im ana:
std pelum as
=
harga pelum as
=
jarak tem puh
=
kw
=
standar penggunaan pelum as untuk setiap kilom eter
(liter/km );
harga per liter pelum as (R p/liter);
panjang yang ditem puh kereta api dari stasiun asal
sam pai stasiun tujuan (Km /lintas);
koefisien toleransi yang dihitung dari m ulai sarana
dihidupkan pada depo aw al sam pai stasiun aw al
keberangkatan, ditam bah dengan w aktu tem puh dari
stasiun tujuan/akhir sam pai ke depo penyim panan
dibandingkan dengan w aktu tem puh dari stasiun aw al
keberangkatan KA sId stasiun akhir pem berhentian.
D im ana:
std pelum as
=
sf
=
harga pelum as
=
w aktu tem puh
=
kw
=
standar spesifik KVA penggunaan pelum as untuk setiap liter/jam ;
susunan rangkaian KA yang dilayani; harga per liter pelum as (R p/liter);
w aktu yang ditem puh kereta api dari stasiun asal sam pai stasiun tujuan (w aktu tem puhllintas);
koefisien toleransi yang dihitung dari m ulai sarana
dihidupkan pada depo aw al sam pai stasiun aw al
keberangkatan, ditam bah dengan w aktu tem puh dari
stasiun tujuan/akhir sam pai ke de po penyim panan
TKO aw ak sarana KA m erupakan tunjangan kerja operasional antara lain prem i dasar, prem i m akan, dan prem i tem puh.
aw ak sarana KA
=
m aSlnlS, asisten m aSInIS, kondektur, teknisi kereta api,s e c u r it y dan m a n a g e r o n d u t y ,
TKO aw ak
=
a. U ntuk m asinis, asisten m asinis, tunjangan kerjaoperasional yang diterim a oleh aw ak sarana dalam satu jam (R plkm .orang);
b. U ntuk kondektur, teknisi kereta api, security dan
m a n a g e r o n d u t y , tunjangan kerja operasional yang
diterim a oleh aw ak sarana dalam satu jam
(R p/jam .orang).
jarak tem puh = jarak yang dibutuhkan kereta api dari stasiun asal sam pai
stasiun tujuan (km /lintas).
Biaya tidak langsung tetap, m erupakan biaya yang sifatnya " jo in t c o s f . U ntuk itu
dalam m enghitung biaya tidak langsung tetap m enggunakan lebih dari satu
param eter. Param eter yang akan digunakan adalah Km KA dan Pendapatan.
Kedua param eter ini m enggunakan besaran tahun lalu.
Km KA dan Pendapatan diproporsikan sesuai dengan jenis pelayanan, jika
penyelenggara sarana perkeretaapian m engusahakan lebih dari satu jenis
pelayanan m isalnya pelayanan kelas ekonom i, pelayanan kelas non-ekonom i, dan barang, m aka Km KA dan Pendapatan dibobot dan diproporsikan sesuai dengan jenis pelayanan.
G a ji I t u n ja n g a n n o n
a w a k =
gaji upah non aw ak
=
gaji upah non aw ak (1 tahun);KM KA ybs
=
Jarak tem puh KA yang bersangkutan.K M K A y b s x T K O N o n A w a k K A
K M K A t o t a l
TKO non aw ak KM KAybs KM KA total
=
TKO non aw ak (1 tahun);=
Jarak tem puh KA yang bersangkutan;=
Jarak tem puh seluruh KA dalam satu tahun.L ( p e n y u s u t a n b a n g u n a n ) x K M K A y b s
K M K A t o t a l
L ( p e m e lih a r a a n k a n t o r ) x K M K A y b s
K M K A t o t a l
L ( b ia y a ) x K M K A y b s
L K M K A t o t a l
a. Biaya penyusutan
b. Biaya pem eliharaan kantor
c. Biaya adm inistrasi kantor
d. Biaya pengem bangan SD M (m isal : pendidikan dan latihan pegaw ai)
e. Biaya penelitian dan pengem bangan (litbang)
f.
Listrik, air, dan teleponKM KAybs KM KA total
=
Jarak tem puh KA yang bersangkutanL ( P a ja k P e r u s a h a a n ) x K M K A y b s
L K M K A t o t a l
P e r iz in a n d a n s e r t if ik a s i =
L ( P e r iz in a n d a n s e r t if ik a s i) x K M K A y b s
L K M K A t o t a l
L ( B ia y a P e m a s a r a n ) x K M K A y b s
L K M K A t o t a l
L ( B ia y a L it b a n g ) x K M K A y b s
L K M K A t o t a l
B ia y a P e n g e m b a n g a n
s d m =
L ( B ia y a P e n g e m b a n g a n S D M ) x K M K A y b s
L K M K A t o t a l
c .
B IA Y A P E R A W A T A N S A R A N A1 . P E R A W A T A N S A R A N A
P e r a w a t a n s a r a n a =
( L ( ( s a r a n a ) x ( p e r a w a t a n b e r k a la x w a k t u t e m p u h )
1. PH
=
Peraw atan harian;2. P 500 jam ;
3. P 1000 jam ;
4. P 3000 jam ;
5. P 6000 jam ;
6. P 8000 jam ;
7. P 12000 jam
=
SPA=
sem i peraw atan akhir (2 tahun);8. P 24000 jam
=
PA=
peraw atan akhir (4 tahun) dan rehabilitasi ataum odifikasi.
b. Lokom otif D E, peraw atan berkala m eliputi :
1. PH
=
peraw atan harian;2. P1
=
peraw atan 1 bulanan;3. P3
=
peraw atan 3 bulanan;4. P6
=
peraw atan 6 bulanan;5. P12
=
peraw atan 12 bulanan;6. SPA
=
sem i peraw atan akhir (2 tahun);7. PA = peraw atan akhir (4 tahun) dan rehabilitasi atau m odifikasi.
1. P H
2.
P1
3. P3
4. P 6
5. P12
6. PA
=
peraw atan harian;= peraw atan 1 bulanan;
=
peraw atan 3 bulanan;=
peraw atan 6 bulanan;=
peraw atan 12 bulanan;= peraw atan akhir (2 tahun) dan rehabilitasi atau m odifikasi.
1. PH
=
peraw atan harian;2. P 300 jam ;
3. P 600 jam ;
4. P 1200 jam ;
5. P 1800 jam ;
6. P 2400 jam ;
7. P 3600 jam ;
8. P 5000 jam ( t o p o v e r h a u ~ ;
9. P 10000 jam ( m in o r h a u / ) ;
2.
S U K U C A O A N G (0 1 L U A R P E R A W A T A N O A N P E R B A IK A N S A R A N A )R u m u s
[C.2]:
C a ta ta n :
P12 = peraw atan 12 bulanan
E . T A R IF
1.
T A R IF O A S A R( ( 1 0 0 % + K e u n t u n g a n ) x B ia y a P o k o k ) x in d e k s k o n v e r s i
( L F x k a p a s it a s x ja r a k t e m p u h )
D im ana:
biaya pokok
=
keuntungan
=
LF
=
Kapasitas
=
Indeks konversi
=
2.
T A R IF J A R A Kpenjum lahan dari m odal, biaya operasi, dan biaya
peraw atan/perbaikan;
keuntungan yang diharapkan perusahaan untuk
kelangsungan usaha, m aksim um 10% ;
faktor m uat yang m erupakan proporsi jum lah penum pang dengan kapasitas angkut;
kapasitas angkutan KA yang bersangkutan;
tingkat besaran biaya pokok berdasarkan kelas pelayanan.
MENTERIPERHUBUNGAN
ttd
SALI N AN sesuai d
KEPALA B
IS S H . M M M R =
P bina Tk. I (IV /b)