Minggu, 21 Desember 2008, 16:30:18 WIB
Presiden Buka Munas KADIN
Pemerintah dan KADIN
Terus Mencari Solusi Akibat
Krisis Global
Presiden SBY memukul tifa untuk membuka Munas V KADIN 2008 di JCC, Jakarta, Minggu (21/12) siang. (foto: haryono/presidensby.info)
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Minggu (21/12) siang, membuka Munas V KADIN (Kamar Dagang Indonesia) 2008 di JCC, Jakarta. Pembukaan Munas ini ditandai dengan pemukulan tifa oleh Presiden SBY, didampingi Plt Kordinator Menko Perekonomian Sri Mulyani , Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Ketua Umum KADIN, MS Hidayat.
Ketua KADIN, MS Hidayat dalam laporannya mengatakan, bahwa Munas V 2008 bertema Membangun Ekonomi Daerah untuk Membangkitkan Ekonomi Nasional, diikuti 33 Kepengurusan Tingkat Provinsi serta 442 pengurus tingkat kabupaten di seluruh Indonesia, yang didalamnya tergabung para wirausahawan dari berbagai bidang usaha.
Dalam sambutannya, Presiden antara lain mengatakan, dimasa yang sulit seperti ini akibat terjadinya berbagai krisis global, sesungguhnya pemerintah dan dunia usaha dan KADIN sebagai penjurunya, terus bekerjasama membangun kemitraan, mencari solusi untuk mengatasi masalah -masalah yang dihadapi saat ini. "Saya ingin hal ini diketahui seluruh jajaran KADIN, diketahui oleh dunia usaha diseluruh tanah air," kata Presiden SBY di hadapan sekitar 1000 peserta dan peninjau Munas dari seluruh Indonesia.
Menurut Presiden, apa yang dilakukan secara nasional dibidang perekonomian masih dalam rangka memulihkan membangun kembali perekonomian kita akibat krisis tahun 1998. "Intinya recovery, reformasi dan rekontruksi, membangun untuk mendorong pertumbuhan memang belum rampung. Baru berapa tahun kita mengalami krisis ekonomi luar biasa. Dan ketika kita bekerja bersama dengan sangat serius ingin kembali membangun perekonomian kita, muncul masalah baru, tsunami dan sejumlah bencana alam yang mengharuskan pemerintah mengalihkan sebahagian sumber dayanya untuk mengatasi bencana itu. Lalu muncul krisis energi, krisis pangan, dan terakhir krisis keuangan global. Kita menghadapi semua itu. Tetapi kita bersyukur dan berterimah kasih kepada saudara semua, pada rakyat Indonesia, dalam keadaan seperti itu ekonomi kita tetap tumbuh secara positif dengan fundamental yang makin kuat," jelas SBY.
"Yang patut juga disyukuri bukan hanya pertumbuhan yang positif, tetapi dengan kebijkana kita, maka pemerataan juga makin dapat kita wujudkan. Anggaran dari APBN untuk social safety net juga besar dan makin besar. Itu capaian kita. Tentu masih ada sejumlah pekerjaan rumah kita yang belum rampung. Masih ada hambatan. Saya harus mengakui, karena itu mata rantai dari upaya yang kita lakukan untuk pulih dan bangkit kembali dari krisis masalah lalu," kata Presiden SBY. Ditambahkan,
tentu semua sudah tahu situasi dan kondisi sekarang ini, yaitu krisis keuangan global. "Untuk itu diharapkan agar kita tidak menghabiskan waktu untuk berdebat hal-hal yang tidak perlu, tetapi mari kita selesaikan bersama," tambahnya.
"Saya yakin, dengan ridho Allah, kita bisa mengatasi keadaan ini. Masa sulit krisis global akan kita lampaui. Setelah itu mari sama sama kita lihat nanti ekonomi kita akan tumbuh lebih kuat. Setiap krisis ada
