Bab 4
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan lima variabel yaitu ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), faktor sosial (social influence), minat pemanfaatan (behavioral intention)dan perilaku penggunaan (use behavior). Masing-masing variabel diukur dengan menggunakan sejumlah indikator empirik Hasil analisis validitas dan reliabilitas dari masing-masing variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini.
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Indikator Empirik
Corrected
Saya tidak melakukan kesalahan berulang bila
Variabel Indikator Empirik
Corrected item-total correlation
CronbachAlpha
Expectancy) menggunakan teknologi informasi
Saya mengalami beberapa kesulitan dalam
Pihak pemerintah daerah mendukung/ menyarankan untuk mengadopsi teknolgi informasi
0,723
0,792 Instansi lain pengguna
teknologi informasi memotivasi saya dalam menggunaan teknologi
Secara umum, pemerintah daerah dalam SKPD ini
Saya berkeinginan untuk menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaan saya
0,339
0,661 Saya memprediksi bahwa
menggunakan teknologi
informasi akan
Variabel Indikator Empirik informasi karena takut membuat kesalahan yang saya tidak dapat memperbaiki
0,493
Teknologi informasi agak menakutkan bagi saya Saya hanya menggunakan
aplikasi standart (word) dalam pekerjaan saya
0,443
Saya sering menemukan
masalah dalam
menggunakan perangkat komputer
0,381
Saya sering menggunakan akses internet
0,365
Sumber: Output SPSS Reliability Test, 2014
Berdasarkan Tabel 4.1. tampak bahwa pada pengujian validitas, semua indikator empirik pada masing-masing variabel mempunyai nilai
corrected item-total correlation atau r hit positif dan r hit > r0,05 (0,169)
cronbachAlpha > 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel penelitian mempunyai reliabilitas yang tinggi.
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian
4.2.1. Ekspektasi kinerja (Performance Expectancy)
Variabel Ekspektasi kinerja (Performance Expectancy) mempunyai empat indikator empirik yang valid.Adapun deskripsi variabel Ekspektasi kinerja (Performance Expectancy) ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Ekspektasi kinerja (Performance Expectancy)
Indikator Empirik Total Skor
Rata-rata
Skor Kategori 1.Penggunaan teknologi informasi
membantu proses penyelesaian pekerjaan saya
2.Penggunaan teknologi informasi mempercepat penyelesaian pekerjaan saya
3.Penggunaan teknologi informasi meningkatkan efektivitas pekerjaan saya
4.Penggunaan teknologi informasi meningkatkan pengalaman dan keterampilan saya
Rata-rataSkorVariabel Ekspektasi Kinerja 4,40 Sangat Tinggi Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
adanya manfaat dari penggunaan teknologi informasi, sehingga hal tersebut membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah tampak pada indikator
empirik “Penggunaan teknologi informasi meningkatkan efektivitas
pekerjaan saya”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya mengakui adanya manfaat dari penggunaan teknologi informasi, sehingga hal tersebut menjadikan penyelesaian tugas-tugas pekerjaan mereka menjadi lebih efektif.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel ekspektasi kinerja (Performance Expectancy) sebesar 4,40 dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya mempunyai keyakinan yang sangat tinggi bahwa dengan mereka menggunakan teknologi informasi maka akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya.
4.2.2. Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy)
Variabel ekspektasi usaha (effort expectancy) mempunyai empat indikator empirik yang valid.Adapun deskripsi variabel ekspektasi usaha (effort expectancy)ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy) Indikator Empirik Total
Skor
Rata-rata Skor
Kategori 1. Saya tidak melakukan kesalahan
berulang bila menggunakan teknologi informasi
2. Saya mengalami beberapa kesulitan dalam penggunaan teknologi informasi
3. Mudah bagi saya untuk menggunakan teknologi informasi 4. Belajar menggunakan teknologi
informasi merupakan hal yang
mudah
Rata-rataSkorVariabel Ekspektasi Usaha 3,19 Cukup Tinggi Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Berdasarkan tabel 4.3.di atas, terliat bahwa keempat indikator empirik variabel ekspektasi usaha (effort expectancy) mempunyai nilai
rata-rata skor yang berada pada kategori biasa saja. Nilai rata-rata-rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Belajar menggunakan teknologi informasi merupakan hal yang mudah”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya mengakui bahwa teknologi informasi yang digunakan sesungguhnya tidak terlalu sulit untuk dipelajari, namun juga tidak terlalu mudah.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah tampak pada indikator empirik “Saya mengalami beberapa kesulitan dalam penggunaan teknologi informasi”.Hal ini berarti rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya menganggap bahwa mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam menggunakan teknologi informasi yang ada di instansinya tersebut..
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel ekspektasi usaha (effort expectancy) sebesar 3,19 dengan kategori cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya mempunyai keyakinan yang cukup tinggi bahwa adanya kemudahan menggunakan sistem yang ada akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) pegawai dalam melakukan pekerjaannya.
4.2.3. Faktor Sosial (Social Influence)
Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Faktor Sosial (Social Influence) Indikator Empirik Total Skor
Rata-rata Skor
Kategori 1. Pihak pemerintah daerah
mendukung/ menyarankan untuk mengadopsi teknolgi informasi 2. Instansi lain pengguna teknologi
informasi memotivasi saya dalam menggunaan teknologi informasi 3. Pemerintah daerah mendukung
penggunaan teknologi informasi 4. Secara umum, pemerintah daerah
dalam SKPD ini telah mendukung penggunaan teknologi informasi
Rata-rataSkorVariabel Faktor Sosial 4,15 Tinggi Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Tabel 4.4.di atas menunjukkan bahwa tiga dari empat indikator empirik variabel faktor sosial (social influence) mempunyai nilai rata-rata skor yang berada pada kategori Setuju sedangkan satu indikator empirik lainnya mempunyai nilai rata-rata skor pada kategori Sangat Setuju. Nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Pemerintah daerah mendukung penggunaan teknologi informasi”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya mengakui adanya dukungan yang diberikan oleh pihak pemerintah daerah setempat kepada instansi-instansi yang ada untuk menggunakan teknologi informasi.
4.2.4. Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)
Variabel minat pemanfaatan (behavioral intention) mempunyai empat indikator empirik yang valid.Adapun deskripsi variabel minat pemanfaatan (behavioral intention) ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) Indikator Empirik Total
Skor
Rata-rata Skor
Kategori 1. Saya berkeinginan untuk
menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaan saya
2. Saya memprediksi bahwa menggunakan teknologi informasi akan memudahkan pekerjaan saya 3. Saya ragu untuk menggunakan
teknologi informasi karena takut membuat kesalahan yang saya tidak dapat memperbaikinya
4. Teknologi informasi agak menakutkan bagi saya
Rata-rataSkorVariabel Minat Pemanfaatan 3,52 Tinggi Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
Tabel 4.5.di atas menunjukkan bahwa dua dari empat indikator empirik variabel minat pemanfaatan (behavioral intention) mempunyai nilai rata-rata skor yang berada pada kategori Setuju sedangkan dua indikator empirik lainnya mempunyai nilai rata-rata skor pada kategori Biasa Saja. Nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada indikator empirik “Saya berkeinginan untuk menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaan saya”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya memiliki minat untuk menggunakan teknologi informasi yang ada di instansinya guna menunjang kelancaran tugas-tugasnya.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah tampak pada indikator
menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya tidak menganggap teknologi informasi sebagai sesuatu yang menakutkan, oleh karena itu maka mereka tidak perlu menghindarinya.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel minat pemanfaatan (behavioral intention) sebesar 4,15 dengan kategori Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya memiliki minat yang tinggi untuk menggunakan teknologi informasi.
4.2.5. Perilaku Penggunaan (Use Behavior)
Variabel perilaku penggunaan (use behavior) mempunyai empat indikator empirik yang valid.Adapun deskripsi variabel perilaku penggunaan (use behavior) ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6. Deskripsi Variabel Perilaku Penggunaan (Use Behavior) Indikator Empirik Total
Skor
Rata-rata Skor
Kategori 1. Saya menggunakan perangkat
komputer selama jam bekerja
2. Saya hanya menggunakan aplikasi standart (word) dalam pekerjaan saya
3. Saya sering menemukan masalah dalam menggunakan perangkat komputer
4. Saya sering menggunakan akses internet
Rata-rataSkorVariabel Perilaku Penggunaan 3,62 Tinggi Sumber : Output Statistik Deskriptif, 2014
perangkat komputer selama jam bekerja”.Hal ini menunjukkan bahwa rata -rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya telah memperlihatkan perilakunya dalam memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya dengan menggunakan perangkat komputer dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Sementara itu, nilai rata-rata skor terendah tampak pada indikator empirik “Saya sering menemukan masalah dalam menggunakan perangkat komputer”.Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya telah terbiasa dalam menggunakan perangkat komputer sehingga
mereka tidak menemukan masalah yang berarti dalam penggunaannya. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel perilaku penggunaan (use behavior) sebesar 3,62 dengan kategori Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata PNS di Kab.Maluku Barat Daya memiliki perilaku yang tinggi untuk menggunakan teknologi informasi.
4.3. Hasil Analisis Regresi Berganda
4.3.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Regresi Berganda 4.3.1.1. Uji Normalitas
Penggunaan analisis regresi berganda harus memenuhi salah satu syarat yaitu bahwa dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual harus memiliki distribusi normal. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Adapun hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.7. berikut ini.
Tabel 4.7.HasilUji Normalitas 1 Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig (2-tailed)
Tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa angka Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,643 mempunyai nilai signifikan sebesar 0,802 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data residualnya adalah normal.
4.3.1.2. Uji Multikolinearitas
Identifikasi multikolinearitas diantara variabel bebas (independent
variable) dapat diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan VIF dari hasil output regresi. Hasil uji multikolinear disajikan pada Tabel 4.8.berikut ini.
Tabel 4.8.Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Performance Expectance Effort Expectance
Social Influence
0,871 0,891 0,975
1,148 1,122 1,025 Sumber: Output SPSS Uji Multikolinearitas, 2014
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa berdasar pada nilai tolerance tampak bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Berdasar pada nilai VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) < 10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya.
4.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Identifikasi heteroskedastisitas menggunakan uji park.Adapun hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 4.9.berikut ini.
Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel t hitung Sig
Performance Expectance Effort Expectance
Social Influence
0,187 1,956 -1,697
0,852 0,053 0,093 Sumber: Output SPSS Uji Heteroskedastisitas, 2014
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
4.3.2. Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan setelah semua uji asumsi klasik regresi telah memenuhi syarat.Untuk mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy) dan faktor sosial (social influence) terhadap minat pemanfaatan (behavioral intention) teknologi informasi secara parsial, maka dilakukan Uji t yang hasilnya
ditunjukkan pada Tabel 4.10.berikut.
Tabel 4.10. Hasil Uji t Model Regresi Berganda
Variabel Koef B t hitung Sig
Performance Expectance Effort Expectance
Social Influence
0,205 0,133 0,176
2,302* 2,068* 2,430*
0,024 0,041 0,017 Sumber: Output SPSS Uji Regresi Berganda, 2014
Keterangan : * = signifikan pada = 5 % t 0,05 (df = 92) = 1,662
Berdasarkan hasil analisis regresi selanjutnya dapat ditulis model persamaan regresi sebagai berikut
Y = 5,869 + 0,205X1 + 0,133X2 + 0,176X3 + e
Dimana :
Y = minat pemanfaatan (behavioral intention) teknologi informasi X1 = ekspektasi kinerja (performance expectancy)
X2 = ekspektasi usaha (effort expectancy)
X3 = faktor sosial (social influence)
(performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), faktor sosial (social influence). Sedangkan sebanyak 80,5% lainnya dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.4. Hasil Analisis Regresi Sederhana 4.4.1. Uji Asumsi Normalitas
Penggunaan analisis regresi sederhana juga mensyaratkan bahwa dalam model regresi tersebut, variabel pengganggu atau residual harus memiliki distribusi normal. Adapun hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.11. berikut ini.
Tabel 4.11.HasilUji Normalitas 2 Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig (2-tailed)
0,947 0,331 Sumber: Output SPSS Uji Normalitas, 2014
Tabel 4.11. di atas menunjukkan bahwa angka Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,947 mempunyai nilai signifikan sebesar 0,331 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data residualnya adalah normal.
4.4.2. Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Regresi Sederhana
Pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh minat pemanfaatan (behavioral intention) teknologi informasi terhadap perilaku penggunaan (use behavior) teknologi informasi, maka dilakukan Uji t yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.12.berikut.
Tabel 4.12. Hasil Uji t Model Regresi Sederhana
Variabel Koef B t hitung Sig
Behavioral Intention 0,264 2,389* 0,019
Sumber: Output SPSS Uji Regresi Sederhana, 2014 Keterangan : * = signifikan pada = 5 %
t 0,05 (df = 92) = 1,661
Berdasarkan hasil analisis regresi selanjutnya dapat ditulis model persamaan regresi sebagai berikut
Dimana :
Y = perilaku penggunaan (use behavior) teknologi informasi X = minat pemanfaatan (behavioral intention) teknologi informasi Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,057 yang berarti bahwa 5,7% pengaruh perilaku penggunaan (use behavior) teknologi informasi dapat dijelaskan oleh minat pemanfaatan (behavioral intention) teknologi informasi. Sedangkan sebanyak 94,3% lainnya dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.5. Pembahasan
4.5.1.Pengaruh Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi oleh Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten
Maluku Barat Daya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,302 > t tabel
1,662 pada selang kepercayaan 5%, atau angka signifikan 0,024< 0,05
sehingga H1 yang menyatakan bahwa ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya dapat diterima. Arah koefisien regersi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi ekspektasi kinerja maka semakin tinggi jugaminat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya.
bahwa penggunaan teknologi informasi membantu dan mempercepat proses penyelesaian tugas-tugasnya. Dengan penggunaan sistem teknologi informasi diharapkan kondinasi antar unit dalam organisasi dapat berjalan dengan cepat dan tepat sehingga kinerja individu meningkat yang selanjutnya akan berimbas kepada kinerja organisasi secara umum yang juga dapat meningkat. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lestari dan Zulaikha (2007) bahwa pengaturan dan pengelolaan sistem teknologi informasi dalam perusahaan yang unit-unit bisnisnya terintegrasi memiliki
implikasi penting bagi kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam menjalankan pekerjaan, penggunaaan sistem teknologi informasi dalam pembuatan strategi serta penggunaan sistem teknologi informasi dalam pengelolaan sumber daya manusia diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja individu dalam perusahaan. Dalam hubungannya dengan pemerintahan daerah, penggunaan sistem teknologi informasi diharapkan mampu meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah. Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari minat pemanfaatan sistem teknologi informasi dalam setting sukarela maupun wajib.
Tingginya ekspektasi kinerja pada gilirannya akanmeningkatkan minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Handayani (2007) bahwa ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem informasi.Demikian halnya temuan Jati dan Laksito (2012) yang memperlihatkan bahwa ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi
4.5.2.Pengaruh Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ekspektasi usahamempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi oleh Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,068> t tabel
1,662 pada selang kepercayaan 5%, atau angka signifikan 0,041< 0,05
sehingga H2 yang menyatakan bahwa ekspektasi usaha mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya dapat diterima. Arah koefisien regersi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi ekspektasi usahamaka semakin tinggi jugaminat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya.
Berdasarkan hasil penelitian memang terlihat bahwa rata-rata Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki ekspektasi usaha yang cukup tinggi, seperti misalnya adanya pernyataan dari pegawai bahwa teknologi informasi mudah untuk dipelajari dan dirinya tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan teknologi.Adanya kemudahan menggunakan teknologi informasi yang ada diyakini akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Kondisi tersebut tentunya akan membuat pegawai merasakan nyaman bila harus menggunakan teknologi informasi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Venkatesh dan Davis (2000) bahwa kemudahan penggunaan teknologi informasiakan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja dengan menggunakannya.
Barat Daya.Hal ini didukung pernyataanVenkatesh dan Moris (2000) bahwa ekspektasi usaha menjadi determinan minat pemanfaatan sistem teknologi informasi.Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Handayani (2007) bahwa ekspektasi usaha mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem informasi.Demikian halnya temuan Jati dan Laksito (2012) yang memperlihatkan bahwa ekspektasi usaha mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi.
4.5.3.Pengaruh Faktor Sosial (Social Influence) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi oleh Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,430> t tabel 1,662 pada
selang kepercayaan 5%, atau angka signifikan 0,017< 0,05 sehingga H3
yang menyatakan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya dapat diterima. Arah koefisien regersi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi faktor sosial maka semakin tinggi jugaminat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya.
Berdasarkan hasil penelitian memang terlihat bahwa rata-rata Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Dayamenyatakan bahwa pengaruh faktor sosial tergolong tinggi, seperti misalnya pemerintah daerah mendukung penggunaan teknologi, pegawai di instansi lainnya yang telah lebih dahulu menggunakan teknologi informasi memotivasi pegawai untuk
lainnya yang meyakinkan para pegawai untuk menggunakan teknologi informasi. Adanya peran faktor sosial ini menguatkan pernyataan Thompson etal.(1991) bahwa organisasi sangat membantu dalam pemanfaatan/penggunaan sistem teknologi informasi. Temuan penelitian ini juga mendukung pernyataan Venkantesh et al. (2003) bahwa faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam tiga cara yaitu kepatuhan, internalisasi dan identifikasi. Internalisasi dan identifikasi berhubungan dengan kepercayaan seseorang dan menyebabkan seseorang bereaksi pada
kualitas status sosial yang diciptakan.Mekanisme kepatuhan menyebabkan seseorang cenderung untuk langsung mengubah minatnya sebagai respon terhadap tekanan sosial.
Tingginya faktor sosialpada gilirannya akanmeningkatkan minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Handayani (2007) bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem informasi.Demikian halnya temuan Sarbani dkk (2012) yang memperlihatkan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi.
4.5.4.Pengaruh Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)Terhadap Perilaku Penggunaan (Use Behavior) Teknologi Informasi Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa minat pemanfaatan teknologi informasimempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku penggunaanteknologi informasi oleh Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai t hitung 2,389> t tabel 1,661 pada selang kepercayaan 5%, atau angka
perilaku penggunaanteknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya dapat diterima. Arah koefisien regersi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi minat pemanfaatan teknologi informasimaka semakin tinggi jugaperilaku penggunaanteknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya.
Berdasarkan hasil penelitian memang terlihat bahwa rata-rata Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki minat yang tinggi untuk menggunakan teknologi informasi. Minat yang tinggi tersebut
diperlihatkan dengan adanya keinginan dari para pegawai untuk menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya, serta adanya anggapan dari pegawai bahwa dengan menggunakan teknologi informasi maka pekerjaan-pekerjaannya akan menjadli lebih mudah diselesaikan. Davis et al (1989) mengemukakan bahwa adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai sistem teknologi informasi akan meningkatkan minat mereka untuk menggunakan sistem teknologi informasi. Thompson et al (1991) menyatakan bahwa keyakinan seseorang akan kegunaan sistem teknologi informasi akan meningkatkan minat mereka dan pada akhirnya individu tersebut akan menggunakan sistem teknologi informasi dalam pekerjaannya.
Tingginya minat pemanfaatan teknologipada gilirannya akanmeningkatkan perilaku penggunaan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan Jati dan Laksito (2012) bahwa minat pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi.Demikian halnya temuan Sarbani dkk (2012) yang memperlihatkan bahwa minat pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan teknologi