• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Adopsi Teknologi Informasi terhadap Perilaku PNS Menggunakan Pendekatan UTAUT : Studi Kabupaten Maluku Barat Daya T2 912012036 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Adopsi Teknologi Informasi terhadap Perilaku PNS Menggunakan Pendekatan UTAUT : Studi Kabupaten Maluku Barat Daya T2 912012036 BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1Review Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008),

mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola

UKM, terutama dalam pembentukan laporan keuangan, namun perlu

diimbangi dengan berbagai bentuk pelatihan dan tambahan perangkat lunak

yang memudahkan para pengelola UKM dalam memanfaatkan teknologi

informasi dan komputer untuk menciptakan laporan keuangan yang tepat dan

cepat. Terdapat pengaruh yang sangat nyata dari variabel prediktor terhadap

tingkat penggunaan teknologi informasi. Dari variabel variabel prediktor

tersebut, variabel yang mempunyai hubungan terkuat adalah variabel

pengaruh sosial, yang kemudian diikuti oleh variabel ekspektasi kinerja dan

ekspektasi upaya. Terdapat pengaruh yang sangat nyata dari variabel

moderating/kontrol yang terdiri atas variabel jenis kelamin, usia, pengalaman

yang mempengaruhi variabel prediktor terhadap baik pada tingkat

penggunaan serta kinerja perusahaan. Variabel moderating yang tertinggi

pengaruhnya akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan

dengan variabel moderating lainnya. Tingkat penggunaan TI serta fasilitas

pendukung mempengaruhi secara sangat nyata terhadap kinerja perusahaan

secara menyeluruh.

Selain penelitian diatas, terdapat penelitian Sedana dan Wijaya.Hasil

analisis deskriptif memperlihatkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkatperformance expectancy, effort expectancy, social influence,

facilitating conditions, danuse behavioryang tergolong tinggi, sementara

(2)

pengujian dengan korelasi tergolong sedang.Hasil pengujian dengan korelasi

Spearmanmenunjukkan bahwa performance expectancy, effort expectancy,

social influence, dan facilitating conditionmasing-masing memiliki korelasi

positif dan signifikan (p-value<0.01) terhadap behavioral intention. Begitu

pula behavioral intentionmemiliki korelasi yang positif dan signifikan

denganuse behavior (p-value<0.05). Sementara facilitating conditiontidak

memiliki korelasi yang signifikan dengan usebehavior.

2.2 Model Adopsi Teknologi Informasi

Berbagai teori perilaku (behavioral theory) banyak digunakan untuk

mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh pengguna akhir (end users),

diantaranya adalah Theory of Reason Action, Theory of Planned Behaviour,

Task-Technology Fit Theory, dan Technology Acceptance Model.

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model penelitian yang

paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi. Lee, Kozar,

dan Larsen (2003) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 18 tahun terakhir

TAM merupakan model yang popular dan banyak digunakan dalam berbagai

penelitian mengenai proses adopsi teknologi informasi. Model atau teori

yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology (UTAUT), yang dikemukakan pertama kali oleh Venkantesh

(2003).

Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa model adopsi

teknologi informasi:

Theory of Reason Action

Kings dan Gribbins (2002) menyebutkan bahwa pada akhir tahun

1960-an dan awal tahun 1970-an, Fishbein and Ajzen telah mulai

mengembangkan suatu teori yang membantu para peneliti untuk memahami

(3)

memprediksi dan menjelaskan perilaku pada berbagai wilayah kajian.Teori

tersebut paling sering digunakan sebagi model teoritis dalam sistem

informasi.

Theory of Planned Behavior

TPB merupakan perluasan dari TRA, yaitu dengan penambahan

variabel perceived behavioral control-selain prilaku dan norma subyektif,

untuk menerangkan situasi dimana individu tidak memiliki pengendalian

terhadap perilaku yang diinginkannya Chau dan Hu (2001). Menurut King

(2003), penelitian mengenai adopsi teknologi sudah menggunakan TRA dan

TPB sebagai model teoritisnya, tetapi TRA lebih umum digunakan. Chau

dan Hu (2001) menggabungkan TPB dengan TAM.Variabel

pengendaliannya diukur dengan 3 indikator yaitu kemampuan, pengetahuan,

dan sumber daya yang dimiliki.

Social Cognitive Theory

Compeau dan Higgins (1999) sudah menggunakan model yang

didasarkan pada teori kognitif yang dikembangkan oleh Badura untuk

menguji pengaruh computer self-efficacy, ekspektasi hasil, minat atau

perhatian, serta kecemasan terhadap penggunaan komputer.Dalam teori ini

self-efficacy merupakan antecedent terhadap penggunaan

teknologi.Tanggapan emosional seperti perhatian dan kecemasan

dipengaruhi oleh self-efficacy.

Task-Technology Fit Theory

Inti dari model ini adalah konstruk yang disebut kecocokan tugas

dengan teknologi atau Task-Technology Fit (TTF), yaitu kesesuaian antara

kemampuan teknologi dengan tuntutan pekerjaan, atau kemampuan

teknologi untuk mendukung pekerjaan (Dishaw, Strong, dan Bandy, 2002.

Beberapa penelitian yang menggunakan teori atau kontruk tersebut, sebagai

(4)

Thompson, Higgins, dan Howell (1991) dengan model utilisasi personnel

computer (PC), serta Venkantesh dan Davis (2000) dan Klopping dan

McKinney (2004) yang menggunakan varibel kesesuaian tersebut sebagai

variabel eksternal terhadap TAM.

Technology Acceptance Model

TAM, yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis pada

tahun 1986, adalah adaptasi dari TRA yang dibuat khusus untuk pemodelan

penerimaan pengguna terhadap system informasi. Menurut Davis (1989),

tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran

pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna.

TAM menganggap bahwa 2 keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat

(perceived usefulness, disingkat PU) dan persepsi kemudahan

penggunaan(perceived easy of use, disingkat PEOU), adalah pengaruh utama

untuk perilaku penerimaan komputer.

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology

UTAUT Model, yang dikemukan oleh Venkatesh etall (2003),

merupakan model yang disusun berdasarkan teori-teori dasar mengenai

perilaku pengguna teknologi dan model penerimaan teknologi yaitu TRA,

TAM, TPB, motivational model, Model Pemanfaatan Personal Computer,

teori difusi inovasi, dan SCT. Model ini terdiri dari 4 variabel sebagai

determinant terhadap tujuan dan penggunaan teknologi informasi yaitu

ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh social, dan kondisi

pendukung; serta 4 variabel sebagai moderator antara determinant dengan

tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu jenis kelamin, usia,

(5)

2.3 Sistem Informasi Organisasi

Kadir (2003) menyatakan bahwa sistem informasi mencakup

sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur

kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan

untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan. Sementara itu Hall (2001)

mendifinisikan sistem informasi sebagai suatu rangkaian prosedur formal

dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan distribusikan

kepada pemakai.

Menurut Handayani (2007) bahwa setiap organisasi harus

menyesuaikan sistem dengan kebutuhan pemakai sehingga tujuan

penggunaan sistem informasi yang spesifik dapat berbeda-beda dari satu

perusahaan dengan perusahaan lain. Terdapat tiga tujuan utama yang umum

bagi semua sistem (Hall, 2001) yaitu: untuk mendukung fungsi

kepengurusan (stewardship) manajemen, untuk mendukung pengambilan

keputusan manajemen, dan mendukung kegiatan perusahaan hari demi hari.

Menurut Hall (2001), informasi yang dihasilkan oleh sistem

informasi dapat digunakan dalam pengambilan keputusan apabila informasi

tersebut berkualitas artinya informasi tersebut harus memenuhi empat hal

yaitu: relevan (relevance), akurasi (accuracy), tepat waktu (timeliness),

lengkap (complete).

Dari beberapa definisi tersebut di atas, kesimpulan yang dapat

diambil bahwa sistem informasi merupakan sarana untuk menyediakan

informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan organisasi dan

menambah pengetahuan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian bagi para

pemakai infomasi.

Setiap organisasi berusaha untuk mendapatkan informasi yang

berharga guna menyediakan nilai untuk pelanggan mereka (Romney dan

(6)

secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu: Inbound

Logistics yang terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi

bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk

dan jasa yang dijualnya. Kemudian yang kedua adalah operasi yang

merupakan aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau

produk yang sudah jadi. Selanjutnya yang ketiga adalah Outbound Logistics

(aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke

para pelanggan). Keempat adalah pemasaran dan penjualan mengarah pada

aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan

untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Terakhir adalah

pelayanan memberikan dukungan layanan purna jual kepada para pelanggan.

Kebutuhan akan informasi yang relevan dan tepat waktu tidak dapat

dipungkiri guna bersaing dalam dunia bisnis yang semakin intens

menggunakan teknologi informasi yang lebih canggih. Para Eksekutif

semakin menuntut adanya sistem informasi yang cepat, akurat, dan relevan.

Maharsi (2000) menyatakan bahwa perkembangan sistem informasi

bukan hanya menguntungkan bagi perusahaan namun dapat menimbulkan

beberapa masalah bagi pihak manajemen. Masalah yang dimaksudkan adalah

memerlukan biaya besar, dapat menimbulkan penolakan terhadap perubahan,

menuntut keahlian karyawan, dan efisiensi jumlah tenaga kerja yang

berdampak pada tingkat serapan tenaga kerja relatif berkurang.

Berdasarkan pemaparan di atas, tentunya pihak manajemen harus

menganilisis seberapa besar manfaat akan diperoleh dan biaya yang harus

(7)

2.4 Pemodelan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology

(UTAUT) merupakan teori yang berpengaruh dan banyak diadopsi untuk

melakukan penelitian penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap

suatu teknologi informasi. UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh, et

al. (2003) menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori

penerimaan teknologi terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan teori

terkemuka yang disatukan di dalam UTAUT adalah Theory of Reasoned

Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model

(MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Combined TAM and TPB

(C-TAM-TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory

(IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT).

UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang

lain dalam menjelaskan hingga 70 persen varian pengguna (Venkatesh, et al.,

2003).

(8)

2.5 Perilaku Organisasi

Menurut Nimran (1996), perilaku organisasi adalah suatu istilah yang

agak umum yang menunjuk pada sikap dan perilaku individu dan kelompok

dalam organisasi, yang berkenan dengan studi yang sistematis tentang sikap

dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antarpribadi dalam

konteks organisasi.

Selain itu, menurut Gitosudarmo dkk (1997) perilaku organisasi

merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari interaksi manusia dalam

organisasi yang meliputi studi yang sistematis tentang perilaku, struktur dan

proses didalam organisasi.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, perilaku organisasi

merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur

terhadap perilaku manusia didalam organisasi dengan tujuan menerapkan

pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan efektifitas organisasi.

2.6 Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)

Ekspektasi kinerja (performance expectancy) didefinisikan sebagai

tingkat dimana seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan

sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Konsep ini

menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang berkaitan dengan

perceived usefulness, motivasi ekstrinsik, job fit, keuntungan relatif (relative

advantage) (Venkatesh, et al., 2003). Minat pemanfaatan teknologi informasi

(behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat

pemakai menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa

(9)

Dengan melihat kegunaan, motivasi, dan keuntungan yang dihasilkan

dari penggunaan teknologi informasi, maka timbul minat pemanfaatan akan

teknologi informasi oleh pengguna untuk meningkatkan kinerja mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H1: Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya.

2.6.2 Pengaruh Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)

Ekspektasi usaha (effort expectancy) merupakan tingkat kemudahan

penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu)

individu dalam melakukan pekerjaannya. Variabel tersebut diformulasikan

berdasarkan 3 konstruk pada model atau teori sebelumnya yaitu persepsi

kemudahaan penggunaan (perceived easy of use-PEOU) dari model TAM,

kompleksitas dari model of PC utilization (MPCU), dan kemudahan

penggunaan dari teori difusi inovasi (IDT) (Venkatesh, et al., 2003).

Kemudahan penggunaan teknologi informasi akan menimbulkan perasaan

minat dalam diri seseorang bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan

karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja dengan

menggunakannya (Venkatesh dan Davis 2000).

(10)

2.6.3 Pengaruh Faktor Sosial (Social Influence) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention)

Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu

menganggap bahwa orang lain menyakinkan dirinya bahwa dia harus

menggunakan sistem baru. Faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan

rekan kerja, atasan, dan organisasi. Menurut Triandis (1980) dalam Tjhai

(2003) faktor sosial memiliki hubungan positif dengan pemanfaatan

teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan

meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi jika mendapat dukungan

dari individu lainnya.

Sesuai teori Venkatesh, et al. (2003) yang menyatakan hubungan

signifikan positif faktor sosial terhadap minat pemanfaatan teknologi

informasi dan bukti empiris yang mendukung lainnya, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3: Faktor sosial mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Maluku Barat Daya.

2.6.4 Pengaruh Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) Terhadap Perilaku Penggunaan (Use Behavior)

Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior)

didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam

menggunakan teknologi informasi. Triandis (1980) mengemukakan bahwa

perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan atau minat seseorang

(intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,

perasaan (affect), dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived

consequences). Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung

(11)

penggunaan sistem adalah indikator dari penilaian kinerja terhadap

pemanfaatan dan penerimaan sebuah teknologi informasi. Sebuah teknologi

informasi itu baik atau buruk sangat tergantung pada apa yang dirasakan oleh

pengguna setelah menggunakan teknologi informasi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

(12)

Performance Expetancy

2.7 Model Penelitian

Menurut Ghauri (Supramono dan Utami, 2004) model adalah

representasi penyederhanaan dari hubungan antar variabel. Selain itu, model

dari penelitian ini juga diambil dari fenomena yang terjadi pada Kabupaten

Maluku Barat Daya. Model penelitian yang dapat dikembangkan

berdasarkan rumusan hipotesis terlihat dalam gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.2 Model Penelitian Effort

Expetance

Social Influence

Use Behavior Behavior

Gambar

Gambar 2.1 Model UTAUT (Venkatesh, et al., 2003)
Gambar 2.2 Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sekalipun demikian, hasil vaksinasi di lapang sampai pada akhir 5 bulan penelitian menunjukkan bahwa ayam yang divaksin dengan vaksin akff maupun inaktif Balitvet (MG88016)

Sehingga tingkat kerusakan masih dalam batas pengawasan yang distandarkan dan masih bisa ditolerir sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan sepatu

uereSfluy unqel ereln n;n&gt;;8uag ualednqe; qerae6 lepelarlas eseg€ueleg ueepetuod el1ued rur uetuap e{eu, '0}02 unqel ?S JoruoN uaplsaJd uern}erad eped ueuropadlaq uep

Pada penelitian ini, energi dari matahari tidak hanya digunakan untuk memanaskan air laut yang ada didalam wadah atau disebut sebagai rumah evaporator , namun

Jika dari dalam kantong diambil lagi satu kelereng, berapa peluang yang terambil adalah kelereng berwarna kuning. Dua buah dilempar undi secara

Pada pertemuan 1 ini untuk hasil belajar anak pada pengembangan bahasa anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) ada 14 orang 73,68% dan yang tidak berkembang

temperamental lemah dan terlibat delinkuensi, serta kondisi kehidupan keluarga yang penuh stres akibat masalah ekonomi.Dampak kekerasan yang dirasakan subyek

Basis data ( database ) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan untuk mengakses. atau