• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDAPATAN, KONSUMSI DAN BAGI HASIL TERHADAP TABUNGAN NASABAH KSPPS BMT UGT SIDOGIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BULAK SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDAPATAN, KONSUMSI DAN BAGI HASIL TERHADAP TABUNGAN NASABAH KSPPS BMT UGT SIDOGIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BULAK SURABAYA."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN, KONSUMSI DAN BAGI HASIL

TERHADAP TABUNGAN NASABAH

KSPPS BMT UGT SIDOGIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU BULAK SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

FADHOL MUHAMMAD LUTHFI ALWI

NIM: C94212141

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

PENGARUH PENDAPATAN, KONSUMSI DAN BAGI HASIL

TERHADAP TABUNGAN NASABAH

KSPPS BMT UGT SIDOGIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU BULAK SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh:

FADHOL MUHAMMAD LUTHFI ALWI

NIM: C94212141

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul Pengaruh Pendapatan, Konsumsi, Bagi Hasil Terhadap Tabungan Nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya ini merupakan penelitian Kuantitatif Asosiatif, yakni penelitian yang berbentuk angka yang untuk menguji suatu hipotesis serta menganalisis dan meramalkan nilai pengaruh dari variabel bebas kepada variabel terikat dengan fokus pembahasan terkait keterpengaruhan variabel pendapatan, konsumsi dan bagi hasil terhadap tabungan nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya.

Metodelogi penelitian yang digunakan analisis linier berganda. Data penelitian ini dihimpun melalui kuisioner dengan pihak terkait, Penelitian ini dihimpun melalui purposive sampling dengan memilih responden sesuai ketentuan untuk menjadi responden terkait penelitian, dalam penentuan sampel menggunakan rumus slovin dengan nilai kritis 10% dengan jumlah sampel 100 responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, meliputi pengaruh pendapatan,konsumi,bagi hasil terhadap tabungan nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya. Hasil uji regresi linier berganda Y = 0,045 -0,010X1 + 0,033X2 + 0,959X3 yang berarti ketika pendapatan naik tabungan turun, konsumi naik tabungan naik dan bagi hasil naik maka tabungan akan naik.

Uji simultan menunjukan bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000 yang berarti semua variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dan untuk uji parsial variabel pendapatan menjukan nilai 0,910, konsumsi 0,549 dan bagi hasil 0,000 hal ini menunjukan bahwa variabel pendapatan dan konsumsi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, dan variabel bagi hasil mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

Hasil penelitian yang diperoleh adalah bagi hasil yang di tawarkan tinggi maka tabungan akan tinggi, pelaksanaan kegiatan menabung tidak terpengaruh oleh pendapatan dalam uji linier berganda hal ini di karenakan berapapun pendapatan yang didapatkan oleh nasabah uang yang ditabungkan tetap tidak berubah namun konsumsi tetap tinggi dan tabungan digunakan juga untuk konsumsi maupun modal usaha sehingga tabungan turun dan juga bagi hasilpun akan turun, Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penulis dapat memberikan saran bahwa pihak BMT Menyelenggarakan seminar-seminar dan mensosialisasikan produk tabungan maupun pembiayaan .Menyempurnakan produk beserta fasilitas serta administrasi dalam pembiayaan dan tabungan

(7)

ABSTRACT

Thesis entitled “Influence of Income, Consumption, and Profit Sharing Against

Customer Saving KSPPS of BMT UGT Sidogiri Bulak Surabaya Branch Office” This is a

Quantitative Associative research, namely research with numbers form to test a hypothesis and analyzing and predicting the influence value of the independent variables to the dependent variable with the focus of discussion related with the influence between variable income, consumption and profit sharing against Cutomer Saving KSPPS of BMT UGT Sidogiri Bulak Surabaya Branch Office.

The research methodology used multiple linear analysis. The research data was collected through a questionnaire with the parties involved, this research was collected through purposive sampling to select respondents based on the provisions to be respondent related with the research, in the determination of sampling using slovin formula with 10% critical value with a total sample of 100 respondents. The data obtained in this research, including the influence of income, consumption, profit sharing Against Customer Saving KSPPS of BMT UGT Sidogiri, Bulak Surabaya Branch Office. The results of multiple regression analysis of Y = 0,045 + 0,033X2 + 0,959X3 -0,010X1 which means when the income rise savings fall, consumption rise savings rise and profit sharing rise then the savings will go up.

Simultaneous test shows that the significance value of 0.000 which means that all independent variables have an influence on the dependent variable. And for partial test income variable shows value 0.910, 0.549 consumption and profit sharing 0,000, this shows that the variable income and consumption has no significant Influence on the dependent variable and the outcome variable has a significant Influence on the dependent variable The results obtained are the profit sharing is higher, then the savings will be high, the implementation of savings activities is not affected by income in the test multiple linear it is in because any income earned by the customer, the saved money remain unchanged, but consumption remains high and the savings used also for consumption and business capital so that the savings go down and also for profit sharing going dow. In line with the above results, the writer can give suggestion that the BMT Holding seminars and socializing. Make more perfect savings products and financing products and also facilities as well as in finance and administration savings

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ...i

PERNYATAAN KEASLIAN ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PENGESAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TRANSLITERASI ...xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penulisan ... 10

E. Manfaat Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13

1. Pendapatan ... 13

2. Konsumsi ... 16

3. Bagi Hasil ... 23

4. Tabungan ... 27

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Konseptual ... 35

D. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian ... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

(9)

E. Devinisi Oprasional ... 41

F.Uji Validitas dan Realibitas ... 41

G. Data dan Sumber Data... 42

H. Teknik Pengambilan Data ... 45

I. Teknik Analisis Data ... 47

J. Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Diskripsi Kondisi Objek Penelitian ... 52

1. Lokasi Penelitian ... 52

2. Sejarah Berdirinya BMT ... 53

3. Perhitungan Bagi Hasil ... 55

B. Penyajian dan Analisis Data ... 55

1. Diskripsi Responden ... 56

2. Analisis Data ... 59

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

1. Uji Linier Berganda ... 70

2. Uji Simultan ... 73

3. Uji Parsial ... 73

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

(10)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Perbandingan Bunga dan Bagi Hasil ... 26

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1 Indikator Variabel ... 43

Tabel 4.1 Perhitungan Nisbah Bagi Hasil ... 56

Tabel 4.2 Pendapatan Nasbah. ... 57

Tabel 4.3 Konsumsi Nasabah ... 58

Tabel 4.4 Bagi Hasil Nasabah ... 59

Tabel 4.5 Tabungan Nasabah ... 59

Tabel 4.6 Normalitas ... 61

Tabel 4.7 Normalitas Pendapatan ... 62

Tabel 4.8 Normalitas Konsumsi ... 62

Tabel 4.9 Normalitas Bagi Hasil ... 63

Tabel 4.10 Normalitas Tabungan ... 63

Tabel 4.11 Multikolinieritas ... 64

Tabel 4.12 Heteroskedasitas... 65

Tabel 4.13 Linier Berganda... 66

Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi ... 67

Tabel 4.15 Uji F ... 68

(11)

Daftar Gambar

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu fungsi pengumpulan dana, fungsi penyaluran dana, dan pelayanan jasa. Sementara dalam rangka untuk mendorong peningkatan tabungan masyarakat, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pada 27 Oktober 1998 yang menyangkut pembenahan dibidang keuangan, moneter dan perbankan yang berisi mengenai rincian untuk mendirikan bank dan membuka kredit umum, bagi Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Dampak dari kebijaksanaan 27 Oktober 1998 telah menyebabkan perbankan semakin gencar dalam usaha menghimpun dana dari masyarakat, sehingga banyak bank-bank yang berlomba menciptakan produk-produk baru guna menarik minat masyarakat untuk menabung.

(13)

2

dewasa ini.1 Dengan menghindari riba maka pihak bank syariah akan menawarkan sebuah sistem bagi hasil atau yang biasa dikenal dengan istilah

Profit Sharing. Menurut Kamus ekonomi Profit Sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba2. Dalam setiap transaksi keuangan yang berupa penyimpanan maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga.

Keunikan karakteristik perbankan syariah juga mengindikasikan berbagai hal termasuk minat masyarakat yang berbeda terhadap bank syariah, prilaku masyarakat yang berbeda dalam menabung dan riba yang diharamkan dalam syariat Islam sebagai pemicu perbedaan karakteristik antara bank syariah dan bank konvensional.

Bank syariah dibangun atas konsep-konsep Islam tentang kebahagiaan manusia (fallah) dan kehidupan yang baik (hayyatan toyyiban) yang menekankan aspek persaudaraan, keadilan sosial ekonomi dan pemenuhan kebutuhan spiritual umat manusia.3 Bank syariah menekankan kemsaslahatan yang lebih unggul daripada bank konvensional namun minat dan harapan masyarakat belum sesuai terhadap kinerja perbankan syariah.

Sebagian ulama menghimbau kepada seluruh umat Islam supaya beralih pada perbankan syariah. Dengan alasan, karena transaksi melalui konvensional dinilai bermasalah, tidak saja karena menjadikan uang sebagai komoditi. Tetapi juga karena ajaran agama Islam mengajarkan supaya tidak memilih riba. Didalam Islam uang dipandang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi. Perbankan bisa

1

Ismail Nawawi, Perbankan Syariah. (Jakarta, Viva Press, 2012), 27

2

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta, UII press, 2004) 120

3

(14)

3

dikatakan hanya melayani masyarakat berpenghasilan menengah keatas saja, sehingga perlu adanya LKNB (Lembaga Keuangan Non Bank). Sehingga dapat mengayomi dan melayani sektor mikro ekonomi yang mayoritas berpenghasilan menengah kebawah, dengan harapan terciptanya kesimbangan ekonomi makro dan makro di Indonesia . Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) selama sepuluh tahun ini tercatat paling menonjol dalam dinamika keuangan syariah di Indonesia. Berbagai LKMS tersebut lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). 4

BMT adalah sebuah angin segar pelaku kalangan ekonomi mikro dengan Lembaga keuangan ini dapat mencakup kebutuhan masyarakat kalangan menegah Kebawah yang berprofesi Mulai dari pedagang sayur, penarik becak, pedagang asongan, pedagang kelontongan, penjahit rumahan, pengrajin kecil, tukang batu, petani, peternak, sampai dengan kontraktor dan usaha jasa yang relatif moderen. Dengan menargetkan kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah Pertumbuhan, kelembagaan dan jumlah anggota membawa perkembangan yang pesat dalam kinerja keuangannya. Nasabah yang bisa dihimpun bertambah banyak, pembiayaan yang bisa dilakukan naik drastis, dan pada akhirnya aset tumbuh berlipat hanya dalam beberapa tahun. Salah satunya adalah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya yang berhasil meningkatkan modal usahanya pada tahun 2012 memiliki modal hanya Rp

4

(15)

4

120.000.000,00 saja namun pada tahun 2014 dana yang di peroleh dari pusat menjadi Rp 350.000.000,00 dan dana yang dikelola saat ini mencapai Rp 3 Milyar dengan nasabah aktif 1.049 nasabah. Pihak BMT dipercaya oleh masyarakat yang kebanyakan berpenghasilan rendah dan menengah bawah untuk menyimpan dananya. 5 hal ini ini menunjukan minat masyarakat untuk menanbung yang tinggi adapun yang mempengaruhi minat menabung salah satunya adalah pendapatan masyarakat.

Pada hakikatnya ketika pendapatan sesorang itu tinggi maka tingkat konsumsi juga mengalami peningkatan beserta saving yang dilakukan orang tersebut hal itu juga berlaku sebaliknya jika pendapatan rendah maka tingkat konsumsi dan saving yang dilakukan akan rendah, hal yang harus diperhatikan pihak BMT untuk upaya peningkatan tingkat likuiditas keuangan dengan memperhatikan tingkat tabungan dan tingkat pembiayaan yang dikelola oleh pihak BMT.

Pendapatan dari setiap individu berbeda tidak seperti sistem ekonomi sosialis yang mempunyai penyetaraan upah yang sama rata dikarenakan Indonesia menganut ekonomi kapitalis sehingga membuat adanya perbedaan pendapatan masyarakat mengalami pasang surut. Tabungan masyarakat, pada dasarnya adalah bagian dari pendapatan yang diterima masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi atau dengan kata lain tabungan masyarakat merupakan selisih antara pendapatan masyarakat dikurangi dengan konsumsi masyarakat. Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi minat masyarakat

(16)

5

untuk menabung. Turunya pendapatan sebagian anggota masyarkat akan menurunya daya beli masyarakat.6 Dengan adanya penurunan pendapatan maka minat masyarkat cenderung menurun.

Dalam perekonomian mikro khusunya nasabah KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah) BMT UGT (Unit Gabungan Terpadu) Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak tabungan memiliki sedikitnya dua peran utama bagi rumah tangga. Sebagai salah satu sarana penyimpanan dana untuk masa depan dan pembiyaan untuk mengatasi ketidakpastian pendapatan hal ini dikarenakan mayoritas dari nasabah bermatapencaharian pada sektor perdagangan yang tidak menentu pendapatan yang didapatkan setiap harinya

Pada saat perekonomian global mengalami goncangan yang menyebabkan penurunan pendapatan karena penurunan minat beli masyarakat atas produk yang ditawarkan, dampaknya tidak hanya jangka pendek tetapi juga dapat menyebabkan kegagalan fatal yang sifatnya permanen. Misalnya, pendapatan rumah tangga yang menurun menyebabkan ketiadaan biaya sekolah sehingga akhirnya menyebabkan anak-anak dalam rumah tangga tersebut putus sekolah, sehingga hal ini menunjukan sikap dan anggapan Berapapun pendapatan mereka, tabungan akan (diusahakan) selalu ada. Dengan kata lain, menabung adalah suatu keharusan. Disisi lain, teori ekonomi makro menyatakan bahwa tabungan adalah sisa pendapatan yang tidak dibelanjakan.

Konsumsi dan tabungan memang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam Islam, terdapat batasan-batasan konsumsi, salah satunya adalah

6

(17)

6

pelanggaran isrof atau berlebih-lebihan. Perilaku isrof diharamkan meskipun komoditi yang dibelanjakan adalah halal. Namun demikian, Islam membolehkan seorang muslim untuk menikmati karunia kehidupan, selama itu masih dalam batas kewajaran. Sesuai dengan al-Qur‟an surat Al A‟raf : 31:7

 mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Wilayah kerja nasabah KSPPS BMT UGT Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya mempengaruhi intensitas tingkat tabungan nasabah untuk melakukan kegiatan menabung karena lingkungan kerja, rekan kerja maupun pesaing bisnis mempeharuhi gaya hidup suatu individu yang bercampur menjadi satu merupakan suatu rangsangan sosial, seperti aksi lain dalam budaya, sub budaya, kelas sosial, kelompok acuan, dan keluarga yang mempengaruhi individu.8

Lingkungan kerja nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya gaya hidup bisa dikatakan glamor, beberapa nasabah mempunyai motivasi menabung untuk mendapatkan barang mewah yang diinginkan dan tidak bisa terbeli pada saat ini, sehingga mereka menabung untuk mendapatkan barang yang inginkan seperti cincin, kalung maupun gelang emas. hal ini di karenakan individu dalam lingkungan kerja dikatakan berhasil dalam

7 Al-Qur‟an, Al- Qur‟an Ku, (Jakarta, Lautan Lestari , 2006), 154 8

(18)

7

bekerja jika mengenakan logam mulia. Setiap individu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya melalui aktifitas konsumsi pada tingkat kepuasan yang maksimal menggunakan tingkat pendapatannya sebagai keterbatasan penghasilan .9

Pelaku ekonomi tidak hanya menjalani kehidupan secara apadanya, namun harus direncanakan dengan baik, terarah dan memiliki tujuan yang jelas. Sehingga harus merencakan kehidupan satu, dua atau tiga tahun yang akan datang dengan cara berhemat. Berhemat bukanlah dikarenakan ingin menumpuk kekayaan sehingga melahirkan sifat kikir, individualistis melainkan karena tidak selamanya waktu itu berjalan lurus, ada up ada down, sehingga berhemat mengestimasikan apa yang terjadi dimasa yang akan datang10.

Tingkat konsumsi dan simpanan setiap individu berbeda beda karena ketika pendapatan yang tinggi maka akan menimbulkan dampak konsumsi yang tinggi dan juga tingkat tabungan yang tinggi pula begitu sebaliknya jika pendapatan rendah maka tingkat konsumsi dan tabungan akan rendah. Dalam proses menabung atau tabungan masyarakat yang berada pada wilayah kerja KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya akan mendapatkan keuntungan berupa bunga pada konsep perbankan konvensional . Dalam konsep perbankan Islam bunga bank adalah haram, karena mengandung riba. Tetapi karena berdirinya perbankan konvensional lebih dahulu dibandingkan dengan perbankan syariah mindset masyarakat mendapatkanya bunga telah

9 Sumar‟in,

Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 86.

10

(19)

8

tertanam. Tidak hanya pada kalangan non muslim saja bunga bank ini juga terpatri dalam pikiran masyarkat muslim yang jelas-jelas bunga bank haram.

Mayoritas nasabah yang akan menabung selalu bertanya prosentasi bunga yang didapatkan apabila menabung pada bank tersebut. Untuk bank syariah akan menggunakan sitem bagi hasil dengan akad kerjasama atau syirkah sesuai pada buku Kompilasi Hukum Ekonomi syariah bab VI pasal 136 “ kerjasama dilakukan antara pihak pemilik modal atau lebih untuk melakukan usaha bersama dengan jumlah modal yang tidak sama, masing-masing pihak berpartisipasi dalam perusahaan, dan keuntungan atau kerugian di bagi sama atau atas dasar proporsi modal”11

Menurut Fatwa DSN-MUI, 2003 pada sistem oprasional BMT pemilik modal menanamkan uang di BMT tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil sesuai akad, dan ketentuan yang disepakati antara nasabah dan pihak BMT12. Pendapatan bagi hasil ini sesuai dengan pendapatan hasil yang di terima oleh pihak BMT apabila keuntungan dari penyaluran pembiayaan banyak maka bagi hasil yang diberikan kepada pemilik modal atau yang menabung pada BMT tersebut juga banyak sesuai proporsi yang telah disepakati bersama.

Nasabah yang berorientasi pada bunga maka mungkin akan memperhitungkan bagi hasil yang diterima dari pihak BMT dan bunga di tawarkan bank konvensional. Jika hasil yang diperoleh lebih banyak maka akan

11

Penyusun Kompilasi Hukum Ekonomi Islam, Penyususun Kompilasi Hukum Ekonomi Islam ((KHES),2004), 39

12

(20)

9

memilihnya sebagai lembaga penyimpaan dana yang dia miliki, tetapi untuk masyarakat yang berorientasi pada syariah mungkin tidak akan mempertimbangkan hal tersebut karena lebih memperhatikan aspek syariahnya.

Pada penelitian Sukmaryo dengan judul : Pengaruh Pendapatan, Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menabung Di Bank (Survey Pada Nasabah Bni Syariah Cabang Cirebon). variabel pendapatan mendapatkan nilai 33,60% dari 77 responden dari 344 populasi dengan metode analisis uji regresi berpengaruh signifikan dalam minat menabung.13

P. Yudhi Kristy dalam penelitianya yang berjudul :Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Tabungan Elit dan Non Elit Dikota Makasar dengan 100 responden melakukan anilis regresi variabel konsumsi mempengaruhi tingkat tabungan elit dan non elit dikota Makasar.14

Berdasarkan pra penelitian yang telah dilakukan terhadap nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabya maka dapat disebutkan tiga faktor dominan yang memengaruhi Tingkat Tabungan , yaitu Pendapatan, Konsumsi dan Bagi hasil

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan, Konsumsi Dan Bagi Hasil Terhadap Tabungan Nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya”

13

Sukmaryo, Skripsi Pengaruh Pendapatan, Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menabung Di Bank (Survey Pada Nasabah Bni Syariah Cabang Cirebon), IAIN Syekh Nurjati 2014

14

(21)

10

B. Batasan Masalah

Bertolak dari latar belakang dapat digali dan dievaluasi sebagai bahan peningkatan tabungan nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya dengan , untuk membatasi ruang lingkup pembahasan maka penulis membatasi pembahasan meliputi pengaruh pendapatan, konsumsi dan bagi hasil terhadap tabungan nasabah dan agar penelitian ini memiliki tujuan yang jelas

C. Rumusan Masalah

Dari masalah yang telah diuraikan penulis mencoba merumuskan masalah pengaruh pendapatan, konsumsi dan bagi hasil terhadap tabungan nasabah adalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh pendapatan, konsumsi dan bagi hasil secara simultan terhadap tabungan nasabah pada KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya?

2. Adakah pengaruh pendapatan, konsumsi dan bagi hasil secara parsial terhadap tabungan nasabah pada KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya?

D. Tujuan Penulisan

(22)

11

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan, konsumsi dan bagi hasil secara parsial terhadap tabungan nasabah pada KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

E. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara ilmiah maupun secara praktisi, adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

a. Dari Pengembangan ilmu pengetahuan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memperkaya khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh pendapatan masyarakat terhadap tabungan nasabah pada BMT, terkhusus di KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

b. Kegunaan teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau dasar teoritis oleh peneliti berikutnya dalam melakukan pembahasan mengenai masalah yang sejenis dan untuk memperkaya khasanah ilmiah.

2. Bagi KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak

Surabaya

(23)

12

b. Kegunaan Praktis. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi para pengelola dan karyawan Koprasi Simpan Pinjam dan Pembiyaan Syariah (KSPPS) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Unit Usaha Terpadu (UGT) Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Sebagai bahan pertimbangan antara teori yang dipelajari dengan praktik yang sebenarnya terjadi di lapangan untuk kemudian dapat dijadikan sebagai input untuk mengaplikasikannya pada keadaan yang sesungguhnya.

b. Untuk dijadikan sebagai acuan atau bahan tambahan bagi pihak yang membutuhkan dalam membuat penulisan yang relevan.

(24)

Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan1. Dalam al-Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 292

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

b. Macam-Macam Pendapatan

Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, pendapatan dapat digolongkan menjadi:

1

Djojohadikusumo Sumitro, Sejarah Pemikiran Ekonomi. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1990,) 27

(25)

14

1) Pendapatan berupa uang, adalah semua penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima sebagai balas jasa atau kontra prestasi.

2) Pendapatan berupa barang, adalah semua pendapatan yang sifatnya reguler dan diterimakan dalam bentuk barang.

3) Lain-lain penerimaan uang dan barang. Penerimaan ini misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang hasil undian, warisan, penagihan piutang dan lain-lain.3

c. Pembagian Pendapatan

1) Pendapatan pokok, yaitu pendapatan yang tiap bulan diharapkan diterima, pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan utama yang bersifat rutin.

2) Pendapatan sampingan, yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan di luar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang mempunyai pendapatan sampingan.

3) Pendapatan lain-lain, yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain, baik bentuk barang maupun bentuk uang, pendapatan bukan dari usaha.4

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh tiap-tiap

3

Hartono Widodo, PAS (Pedoman Akuntansi Syari’ah), (Panduan Praktis Operasional BMT,Bandung, Mizan, 2000), 64

4

(26)

15

individu dari bekerja atau berusaha yang dapat berupa uang, barang dan lain-lain penerimaan.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut :5

1) Kesempatan kerja yang tersedia

Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut. 2) Kecakapan dan keahlian

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.

3) Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.

4) Keuletan bekerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi

5

(27)

16

kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.

5) Banyak sedikitnya modal yang digunakan. Besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang akan diperoleh.

6) Modal atau Capital dalam pengertian ekonomi umum mencakup benda-benda seperti tanah, gedung-gedung, mesin-mesin, alat perkakas, dan barang produktif lainnya untuk suatu kegiatan usaha. Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha, modal.

2. Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan suatu bentuk perilaku ekonomi yang asasi dalam kehidupan manusia. Dalam ilmu ekonomi secara umum, konsumsi adalah perilaku seseorang untuk menggunakan dan memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam teori ekonomi konvensional hal terpenting dalam konsumsi adalah bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan untuk membelanjakan atas produk atau jasa dan menjelaskan keputusan alokasi tersebut dalam menentukan permintaan yang diinginkan.

(28)

17

kepuasan yang sama). Setiap individu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya melalui aktifitas konsumsi pada tingkat kepuasan yang maksimal menggunakan tingkat pendapatannya (income) sebagai keterbatasan penghasilan (budget constraint)6.

b. Konsumsi Intertemporal Konvensional

Terori prilaku konsumen yang dikembangkan di barat sering dikenal dengan rasionalisme ekonomi dan utilitarianisme. Rasional ekonomi menggambarkan manusia sebagai sosok yang sangat perhitungan dalam setiap aktivitas ekonominya, dimana kategori kesuksesan dihitung dengan besaran materi yang berhasil dikumpulkan, sehingga berdasarkan dengan teori ini, kepusasan adalah tujuan utama dari seorang konsumen. Manusia di anggap sebagai sosok homo economicus yaitu sosok manusia yang di stimulus dalam aktivitasnya dengan materi7. Dalam kegiatan konsumsi konvensional dikenal dengan adanya konsumsi Intertemporal yaitu konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu yaitu masa sekarang( periode pertama) dan akan datang (kedua)8. Dalam ekonomi konvensional, pendapatan adalah suatu penjumlahan konsumsi dan tabungan yang secara matematis dinotasikan:9

Y= C+S

6Sumar‟in,

Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 86.

7

M. Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, Teori Mikroekonomi, (Jakarta, Kencana Pranada Media Group, 2010), 133

8

Adiwarman A.karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta, IIT-Jakarta, 2002), 65

9

(29)

18

Y= Pendapatan C= Konsumsi S=Tabungan

Misalkan pendapatan, konsumsi, dan tabungan pada periode pertama adalah Y1, C1, S1 dan pendapatan konsumsi dan tabungan pada periode

kedua adalah Y2, C2, S2 maka persamaan di atas dapat ditulis secara

matematis sebagai berikut

Pendapatan pada periode pertama adalah: Y1 = C1 + S1

Pendapatan pada periode kedua adalah: Y2 = C2 + S2

Apabila konsumsi pada periode pertama lebih kecil dari pada pendapatan, maka tabungan dan konsumsi pada periode kedua akan lebih besar.

Y1 = C1 + S1 dan C1 < Y1

Y2 = C2 + S2

= (C2 + S1) + S2

(30)

19

C2

C1

Gambar2.1 grafik konsumsi intertemporal yang menjelaskan hubungan konsumsi sekarang dengan konsumsi masa depan

Dalam keadaan terjadinya selisih pendapatan dan jumlah uang yang di belanjakan untuk di konsumsi, Prilaku konsumen dapat dibagi menjadi 3 yaitu

1) Lender ketika jumlah konsumsi lebih kecil daripada pendapatan C < Y

2) Borrower ketika jumlah konsumsi lebih besar daripada pendapatan C > Y

3) Polonius point ketika jumlah konsumsi sama dengan jumlah pendapatan C = Y

(31)

20

c. Konsumsi Intertemporal Islam

Manusia diberi kebebasan dalam melakukan kegiatan konsumsi sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam ajaran Islam. Dalam Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah dan cara mendekatkan diri kepada pencipta-Nya, namun juga kegiatan perekonomian. Perbedaan antara ilmu ekonomi modern dengan ilmu ekonomi Islam dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan setiap orang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-mata dari pola konsumsi10.

Dalam konsep islam konsumsi intertemporal dimaknai bawasanya pendapatan yang dimiliki tidak hanya dimiliki tidak hanya di belanjakan untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif namun ada pendapatan yang di belanjakkan untuk perjuangan di jalan Alloh atau lebih di kenal dengan infak, sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut:11

Y= (C + Infak) + S

Namun untuk mempermudah dalam melakukan analisis grafis maka persamaan dia tas di sederhanakan menjadi:

Y= (C + Infak) + S Y= FS + S

10

Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek (Dasar-dasar Ekonomi Islam), (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1993), 44.

11

(32)

21

Dimana FS (final spending) adalah konsumsi yang dibelanjakan untuk keperluan konsumtif ditambah dengan pembelanjaan untuk infak, sehengga final spending pembelanjaan ahir seorang konsumen muslim

Menurut Monzer Kahf, teori konsumsi dalam Islam yakni konsumsi agregat merupakan salah satu variabel kunci dalam ilmu ekonomi konvensional. Konsumsi agregat terdiri dari konsumsi barang kebutuhan dasar serta konsumsi barang mewah. Barang-barang kebutuhan dasar (termasuk untuk keperluan hidup dan kenyamanan) dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa yang mampu memenuhi suatu kebutuhan atau mengurangi kesulitan hidup sehingga memberikan perbedaan yang riil dalam kehidupan konsumen. Barang-barang mewah sendiri dapat didefinisikan sebagai semua barang dan jasa yang diinginkan baik untuk kebanggaan diri maupun untuk sesuatu yang sebenarnya tidak memberikan perubahan berarti bagi kehidupan konsumen12.

Semua kegiatan, tindakan serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut sebelum membeli merupakan perilaku konsumsi. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi yakni tentang gaya hidup. Gaya hidup ditunjukkan oleh perilaku tertentu sekelompok orang atau masyarakat yang menganut nilai-nilai dan tata hidup yang hampir sama. Konsumen dari dalam inner directed merupakan gaya hidup konsumen yang membeli suatu produk

12

(33)

22

untuk memenuhi keinginan dari dalam dirinya untuk memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang13.

Islam melihat pada dasarnya perilaku konsumsi dibangun atas dua hal, yaitu kebutuhan (hajat) dan kegunaan atau kepuasan (manfaat). dalam perspektif ekonomi Islam, dua unsur ini mempunyai kaitan yang sangat erat (interdependensi) dengan konsumsi. Ketika konsumsi dalam Islam diartikan sebagai penggunaan terhadap komoditas yang baik dan jauh dari sesuatu yang diharamkan, maka sudah barang tentu motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas juga harus sesuai dengan prinsip ekonomi Islam14.

Islam melihat aktivitas ekonomi adalah salah satu cara untuk menciptakan maslahah menuju falah (kebahagiaan dunia dan akhirat). Motif berkonsumsi dalam Islam pada dasarnya adalah maslahah15.

Dalam alokasi anggaran konsumsi seseorang akan mempengaruhi keputusannya dalam menabung. Seseorang akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan beragam motif, diantaranya: untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian yang akan datang, untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi di masa akan datang, untuk mengakumulasikan kekayaanya.

13

N. Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta, (Salemba Empat, 2012), 462.

14 Sumar‟in,

Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 85.

15

(34)

23

3. Bagi Hasil

a. Pengertian Bagi Hasil

Bagi bank konvensional selain modal, sumberdana lainya cenderung bertujuan untuk menahan uang. hal ini susai dangan pendekatan yang dilakukan keynes yang mengemukakan bahwa orang yang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan: transaksi, cadangann, jaga-jaga, dan investasi16. Oleh karena itu produk produk penghimpun danapun disesuikan dengan tiga fungsi tersebut yaitu giro, tabungan dan deposito.dalam melakukan penghimpunan dana beberapa pihak bank syariah tidak menyediakan produk tabungan sama sekali17. Dalam hal ini mekanisme bank konvensional menggunakan instrumen bunga, maka lain lagi dengan bank syariah yang menggunakan instrumen bagi hasilnya. Dan ini menjadi karakteristik bank syariah dengan sistem bagi hasil yang di terapkan.

bagi hasil merupakan faktor terpenting dalam menentukan bagi hasil di Bank Syariah. Sebab aspek merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Untuk menentukan bagi hasil, perlu diperhatikan aspek-aspek diantaranya: data usaha, kemampuan angsuran, hasil usaha yang dijalankan, pembiayaan dan distribusi pembagian hasi18.

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagiaan laba. Secara definisi

16

Muhammad ridwan,Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta, UII press, 2004), 120.

17 M.Syafi‟i Antonio,

Bankan syariah dari teori ke praktik, (Jakarta,Gema Insani,2001), 146.

18

(35)

24

profit sharingdiartikan “ distribusi beberapa bagian dari laba para pegawai

dari suatu perusahaan “. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.

Dalam mekanisme keuangan syariah model bagi hasil ini berhubungan dengan usaha pengumpulan dana (funding) maupun pelemparan dana/pembiayaan (financing). Terutama yang berkaitan dengan produk penyertaan atau kerja sama usaha. Di dalam pengembangan produknya, dikenal dengan istilah Shohibul maal dan mudhorib. Shohibul maal

merupakan pemilik dana yang mempercayakan dananya pada lembaga keuangan syariah (Bank dan BMT) untuk dikelola Sesuai perjanjian. Sedangkan mudhorib merupakan kelompok orang atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan modal usaha atau investasi.19

Mekanisme lembaga kuangan syariah pada pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk penyertaan atau bentuk bisnis koorporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebutkan tadi harus melakukan transparasi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang menjalankan proyek.

19

(36)

25

Keuntungan yang bagi hasil harus dibagi secara proporsional antara shohibul mal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, dapat disimpulkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shohibul mal

dengan mudharib sesuai dengan proposi yang disepakati sebelumnya. Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dilakukan dengan transparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk megetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercaya. Pada tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang terkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antara pihak dapat saling mengingatkan20.

b. Konsep Bagi Hasil

Konsep bagi hasil yang diberlakukan di bank syariah sangat berbeda dengan konsep bunga yang diterapkan pada bank konvensional. Sehingga untuk memperjelas perbedaanya dibawah ini akan disajikan tabel perbedaan bunga dan bagi hasil untuk mempermudah dalam memahami konsep tersebut21.

20

ibid

21

(37)

26

Tabel 2.1 Perbandingan Bunga Dan Bagi Hasil

BUNGA BAGI HASIL

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad. Di depan kreditur sudah terbebani biaya tetap

Penentuan bagi hasil di hitung pada ahir periode. Pada waktu akad akan disepakati tingkat nya/proporsi bagi hasil

Besarnya bunga dihitung dari perkalianya dengan modal yang di pinjam atau di simpan

Besarnya bagi hasil dihitung dari perkalian dengan pendapatan/laba pada setiap periode pembukuaan Pembayaran bunga selalu tetap,

tanpa terpengaruh dengan usaha yang dibiayai, baik usahanya untung rugi

Pembayaran bagi hasil dapat naik dapat turun.tergantung usaha yang dibiayai adakalanya untung adakalanya merugi

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat, meskipun usaha yang dibiayai meningkat, debitur tetap membayar bunga meskipun usaha yang di biayai merugi bahkan bangkrut

Jumlah pembayaran bagi hasil akan meningkat dengan meningkatnya hasil usaha, juga akan turun bahkan tidak memberi bagi hasil karena ushanya merugi/bankrut

Ekstansi bunga diragukan oleh semua agma samawi

Tidak ada satupun agama samawi yang mengecam sistem bagi hasil.

Pada dasarnya perhitungan dari haasil usaha,hanya dilakukan oleh

mudhorib karena sesuai dengan prinsip mudhorobah, mudhorib diberi kekuasaan penuh dalam pengelolaan dana tanpa adanya campur tangan

shohibul mal (pemilik dana), sehingga yang mengetahui besaran hasil usaha tersebut adalah mudhorib. Dalam akad mudhorobah yang dilakukan pemodal (shohibul mall) dengan lembaga keuangan sebagai mudhorib - penghimpunan dana yang dilakukan lembaga keuangan syariah – perhitungan distribusi hasil usaha dilakukan oleh lembaga keuangan syariah22.

22

(38)

27

c. Pembagian Bagi Hasil

Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah.dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan Fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip

wadiah dan mudhorobah23.

Dalam bank syariah konsep bagi hasil diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 15/DSN-MUI/IX/2000 Tentang prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syariah :

1) Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil ( net revnue sharing ) maupun bagi untung ( proft sharing ) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)nya

2) Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah),saat ini, pembagian hasil usaha pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (net revnue sharing).

3) Penetapan pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.24

1. Tabungan

a. Pengertian Tabungan

Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998Tabungan adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

23

Karim Adiwarman, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2009), 297.

24

(39)

28

telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.25

Menabung berasal dari kata tabung yang tempat menyimpan uang, menabung menyimpan uang dan tabungan simpanan uang26. Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam al-qur‟an terdapat ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik27.

Dalam al-Qur‟an Surat Al-Hasyr ayat 1828



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

b. Motivasi Menabung

Motivasi sebagai aspek kejiwaan bukan hanya mewarnai perilaku seseorang untuk melakukan aktifitas yang menyebabkan seseorang merasa tertarik kepada

25

diakses senin 16-11-2015 Pukul 19:52

26

Seno Subro, Seri Bahasa Indonesia, (CV Aneka Ilmu)

27 Muhammad Syafi‟I Antonio,

Bank syariah dari tori ke praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 153.

(40)

29

sesuatu. Sedangkan nasabah merupakan konsumen-konsumen sebagai penyedia dana dalam proses transaksi barang ataupun jasa. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Motivasi,(dari bahasa inggris:motif), 1.alasan (yang menutupi); 2. Daya gerak.29

Tindakan yang dilakukan inilah yang disebut dengan perilaku. Dengan

demikian perilaku merupakan „Motivasi‟ yang sudah direalisasikan dalam

bentuk tingkah laku yang tampak. Dalam teori tindakan beralasan diuraikan dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif yang dihubungkan. Dalam kegiaatan sehari-hari, motivasi dapat diartikan suatu yang mendorong seseorang untuk berprilaku tertentu, motivasi membuat seseorang memulai melaksanakan dan mempertahankan kegiatan tertentu. Pemahaman mengenai motivasi bukanlah hal yang mudah. Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan tidak tampak dari luar. Motivasi akan kelihatan atau akan

Motivasi berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu dan kontrol perilaku komponen ini berinteraksi dan menjadi motivasi yang menentukan apakah perilaku yang bersangkutan akan melakukan kegiatan menabung. Sikap terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu tentang kemudahan dan kesulitan untuk masa yang akan datang terhadap keputusan yang di ambil.

29

(41)

30

Mengatur alokasi anggaran konsumsi seseorang akan mempengaruhi motivasinya dalam menabung dan investasi. Seseorang akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan beragam motif, diantaranya: untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian yang akan datang, untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi dimasa yang akan datang, untuk mengakumulasikan kekayaanya. Demikian pula, seseoarang akan mengalokasikan sebagian dari anggarannya untuk investasi, yaitu menanamkannya pada sektor produktif. Dengan investasi, seseorang mengorbankan konsumsinya sekarang dengan harapan akan mendapatkan hasil yang akan datang.

Pada umumnya motivasi utama seseorang menitipkan dana mereka ke bank adalah untuk keamanan dana mereka dan nantinya bisa diambil sewaktu-waktu,biasanya itu berupa tabungan. Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan prinsip

wadi’ah dan/atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.30Di samping giro, produk perbankan lainya yang termasuk produk penghimpun dana ( funding) adalah tabungan.

KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya mempunyai target pasar berupa elemen mikro ekonomi tujuan utamanya untuk

30

(42)

31

mengembangkan sektor mikro, setoran awal dalam membuka tabungan pada BMT adalah Rp 10.000,00 dan administrasi Rp.5.000,00 hal ini dirasa mudah dijangkau nasabah untuk melakukan kegiatan menabung pada KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya.

c. Proses Pengambilan Keputusan

Schiffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seseorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. 31

Dalam memutuskan seorang konsumen membeli sesuatu ada tahap-tahap yang akan terjadi hal ini juga terjadi pada konsumen yang akan melakukan kegiatan menabung. Menurut setiadi proses yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku sesudah pembelian, keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut ini32 :

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan

31

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor, Gia Indonesia, 2011), 356.

32

Setiadi,Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran , (Jakarta, Prenada Media,2005), 16-17.

Evaluasi Alternatif Pencarian

Informasi Pengenalan

Masalah

Pasca Pembelian Keputusan

(43)

32

Sumber : Setiadi “Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk

strategi dan penelitian pemasaran”, Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :33

1) Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan yang diinginkanya.

2) Pencarian Informasi

Pencarian informasi itu dapat terjadi secara internal dan eksternal maupun keduanya. Pencarian informasi internal adalah proses mengingat kembali informasi yang tersimpan didalam ingatan. Informasi yang tersimpan ini sebagian besar adalah berupa pengalaman sebelumnya atau suatu produk.

3) Evaluasi Alternatif

Adanya beberapa proses evaluasi konsumen yang bersifat kognitif, yaitu permasalahan memendang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk utama bedasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berbeda pada ciri-ciri masing-masing kepercayaan merek menimbulkan citra merek.

33

(44)

33

4) Keputusan Pembelian

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perengkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk mereka paling disukai.

5) Prilaku Pasca Pembelian

Etika membeli sutu produk, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari suatu pembelian tersebut, mungkin konsumen puas atau tidak puas. Kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa dekat antara harapan konsumen atau produk dengan daya guna yang dirasakan akibat mengkonsumsi produk tersebut. jika daya guna tersebut berlaku dibawah harapan konumen, maka konsumen merasa dikecewakan dan juga sebaliknya, jika kenyataan melebihi harapan maka bisa dipastikan bahwa konsumen sudah pasti akan merasa puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.

B. Penelitian Terdahulu yang Relavan

(45)
(46)

Kerangka pemikiran mengenai hubungan antar variabel-variabel yang telah dijelaskan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

= Pengaruh Secara Parsial = Pengaruh Secara Simultan Pendapatan (X1)

Bagi Hasil (X3)

(47)

36

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti di bawah dan kata thesa yang berarti kebenaran.34 Apabila penelitiaanya telah mendalami permasalahan penelitianya dengan seksama serta menetapkan anggaran dasar, maka membuat teori sementara yang kebenaranya masih perlu diuji (di bawah kebenaran) inilah hipotesa35

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin besar benar dan mungkin besar salah, akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta membenarkanya. Jadi hipotesis adalah kesimpulan yang belum final, maksudnya harus dibuktikan kebenaranya.36 Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini diduga :

H1 : Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan pendapatan, konsumsi dan bagi hasil terhadap tabungan nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

H2 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pendapatan, konsumsi dan bagi hasil terhadap tabungan nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya.

34

Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), 82.

35

Ibid, . 83.

36

(48)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif, dimana jenis kuantitatif merupakan penelitian yang berbentuk angka untuk menguji suatu hipotesis. Menurut Sugiono Pendekatan kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.1

Penelitian ini mengunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau pun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.2

B. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan di lakukan mulai tanggal 1 November 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 pada nasabah KSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya dengan melakukan survei pada nasabah dan juga pada laporan jumlah tabungan beserta laporan nasabah baru dan perkembangan aset yang dimiliki

1

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung, Pusat Bahasa Depdiknas,2003), 11.

2

(49)

38

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian kuantitatif merupakan istilah yang sangat lazim dipakai. Populasi diartikan sebagai jumlah kumpulan unit yang akan diteliti karateristik atau cirinya.

Populasi adalah bagian-bagian dari keseluruhan, sedangkan sampel adalah bagian atau wakil populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah nasabah yang menabung dan terdaftar dalam Lembaga Keuangan non bank KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya berikut 1049 pada tanggal 23-11-2015

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi.4

3. Metode Penarikan Sample

Teknik pengambilan sample menggunakan puposive sampling merupakan teknik nonprobability sampling yang memilih orang orang yang terseleksi oleh peneliti berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka cpta ed rev.IV, cet.IX), 89.

4

(50)

39

erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya,5

Dalam penenlitian ini, penentuan ukuran sampel dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :

N

n =

1 + N . ( e )2

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan 10% sebagai nilai kritis

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka diperoleh besarnya sampel sebagai berikut :

1049 n =

1 + 1049 ( 0,1)2 1049

n =

11.49 n = 91.29 n = 100

Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak 100 nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

D. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto membatasi variabel sebagai “obyek penelitian” atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.6. sedangkan menurut Suryadi

5

(51)

40

Surya Brata, variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian.7 Dalam penelitan ini penulis menggunakan 2 variabel yaitu variabel pertama sebagai variabel yang memengaruhi di sebut juga dengan variabel bebas suatu independent variabel (X) variabel ini berperan memberikan pengaruh. Sedangkan variabel yang kedua di sebut dengan variable tak bebas atau dependent varibel (Y) merupakan variable yang di pengaruhi.8

Dalam variabel ini di uraikan dengan beberapa indikator sebagai berikut: 1. Variabel bebas (X) yaitu yang mempengaruh tabungan nasabah KSSPS

BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak a. Pendapatan nasabah

b. Konsumsi nasabah

c. Bagi hasil yang di terima nasabah

2. Variabel terikat (Y) yaitu tabungan nasabah KSSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang akan diteliti yaitu tiga variabel bebas “Faktor-faktor yang mempengaruhi”. Yang terdiri dari variabel pendapatan (X1) , konsumsi (X2), Bagi Hasil (X3). dan satu variabel terikat atau tidak bebas

yaitu “Tingkat Tabungan (Y)”, dimana Tabungan Nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya untuk menabung sebagai variabel yang di uji dengan menggunkan variabel bebas sebagai skala pengukuran.

6

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka cpta ed rev.IV, cet.IX), 99.

7

Sumardi Surya Brata, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1983), 73.

8

(52)

41

E. Defisi Operasional

Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasional kontrak supaya dapat di ukur. Dalam penelitian ini operasional variabel penelitian sebagai berikut:

1. Pendapatan

Jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diperoleh nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan pendapatan lainnya selama satu hari, minggu, bulan atau pertahun sesuai dengan periode kerja yang dia lakukan.(Rp/bulan)

2. Konsumsi

Konsumsi adalah jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga responden nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya, terdiri dari Kebutuhan Sehari-hari di periode yang sedang berlangsung dan yang akan datang dengan di tambah infak, zakat dan sedekah yang dilakukan nasabah (Rp/bulan).

3. Bagi hasil

(53)

42

4. Tabungan

Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang diterima nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak surabaya secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi tetapi disimpan atau ditabung dalam bentuk tabungan umum ataupun dalam bentuk tabungan berjangka yang ditempatkan pada KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya yang di ukur dengan jumlah tabungan yang dimiliki oleh nasabah

Tabel 3.1 Indikator Variabel

F. Uji Validasi dan Uji Relibialitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keabsahan suatu instrument. Instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat.9

Untuk menguji kevaliditan suatu data maka dilakukan uji validitas terhadap butir-butir kuesioner. Tinggi rendah validitas suatu angket

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 144-145.

Variabel Indikator

Tabungan (Y) 1. Besarnya jumlah tabungan nasabah KSPPS BMT UGT

Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya.

Pendapatan (X1) 1. Jumlah pendapatan yang diperoleh nasabah KSPPS BMT UGT

Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

Konsumsi (X2) 1. Jumlah konsumsi yang dikeluarkan nasabah KSPPS BMT UGT

Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya

(54)

43

atau kuesioner dihitung dengan menggunakan metode Pearson’s Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total. Pada penelitian ini peneliti tidak memakai uji validitas dikarenakan objek penelitian menggunakan data angka pasti sehingga objek yang diambil dari penelitian sudah tentu valid dan tidak terkait dengan objek presepsi manusia maupun prilaku manusia yang wajib menggunakan uji validitas.

2. Uji Relibialitas

Relibialitas adalah stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran berulang dari waktu ke waktu penulis menggunakan metode Reliabilitas Antar Penilai (Inter-rater atau Inter-observer Reliability) Reliabilitas antar penilai adalah ukuran reliabilitas berdasarkan konsistensi penilaian dua responden berbeda terhadap suatu konstruk, karena belum tentu pengamat manusia menafsirkan jawaban dengan cara yang sama. Pada penelitian ini peneliti tidak memakai uji reabilitas dikarenakan objek penelitian menggunakan data angka pasti sehingga objek yang diambil dari penelitian sudah tentu valid.

G. Data dan Sumber Data

(55)

44

kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dengan membaca literatur, dan buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari eksternal.

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian,10 dalam penelitian ini meliputi:

a. Pendapatan responden

b. Konsumsi responden

c. Pengaruh bagi hasil terhadap responden

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.11 Data tersebut diperoleh dari daftar nasabah yang melakukan simpanan di KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya dan data pendukung lainnya yang dianggap dapat mendukung penelitian ini.

10

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi , (Bandung: Alfabeta,2005), 129.

11

(56)

45

H. Teknis Pengambilan Data

Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknis pengambilan data, yaitu;

1. Kuisioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya untuk mengetahui tanggapan maupun jawaban yang berkaitan dengan penelitian ini secara objektif, daftar pertanyaan ini disebut juga angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang di distribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti.12 Untuk variable (X) Pendapatan dan Konsumsi

a. Rp 500.000.00 – Rp 1.500.000,00 Sangat Rendah (1) b. Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 Rendah (2) c. Rp 2.500.000,00 – Rp 3.500.000,00 Sedang (3) d. Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000,00 Tinggi (4)

e. > Rp 5.000.000,00 Sangat Tinggi (5)13

Penilaian Untuk Variabel (X) Bagi Hasil

a. < Rp 4.500,00 Sangat Rendah (1)

b. Rp 4.500,00 – Rp 7.500,00 Rendah (2)

c. Rp 7.500,00 – Rp 10.000,00 Sedang (3)

d. Rp 10.500,00 – Rp 15.000,00 Tinggi (4)

e. >Rp 15.000,00 Sangat Tinggi (5)14

12

Nasution, Metode Research, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 128.

13

Muhammad Sholeh, Wawancara, Ruang KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya, 8 November 2015

14

(57)

46

Penelian Untuk Variabel (Y) Tabungan

a. RP 500.000,00 - 1.500.000,00 Sangat Rendah (1) b. Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 Rendah (2) c. Rp 2.500.000,00 – Rp 3.500.000,00 Sedang (3) d. Rp 3.500.000,00 – Rp 5.000.000,00 Tinggi (4)

e. >Rp 5.000.000,00 Sangat Tinggi (5)15

Pertanyaan ini merupakan bentuk indikator dari kedua variabel atau lebih bebas yakni variabel pendapatan (X1), konsumsi (X2), dan bagi hasil (X3) . Sedangkan untuk indikator variabel terikat yaitu tabungan nasabah KSSPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak (Y). Angket ini diharapkan mampu untuk memperoleh hasil tanggapan antara pendapatan, konsumsi dan bagi hasil dengan adanya pengaruh atau tidak pada tabungan nasabah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan responden dengan menyiapkan serangkaian daftar pertanyaan (kuesioner) mendetail dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya dan proses interview tersebut harus mengikuti urutan dan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan secara ketat, sehingga didapatkan responden yang dapat mewakili karakteristik tabungan nasbah KSPPS BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Bulak Surabaya.

15

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ...................................................................
Tabel 2.1 Perbandingan Bunga Dan Bagi Hasil
Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan
Tabel 2.2 Penelian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada juga cara dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh pihak BMT UGT Sidogiri cabang Demak Surabaya terhadap nasabah yang macet pembayaran adalah menghubungi melalui

Sedangkan peranan BMT-UGT Sidogiri Cabang Kediri dalam meningkatkan kesejahteraan usaha mikro di Pasar Bence adalah BMT-UGT Sidogiri meminjamkan modal tanpa adanya

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akad bai’ al wafa’ menurut BMT UGT Sidogiri Cabang Malang Kota adalah akad gabungan bai’ dan rahn yang diterapkan pada produk

Program Mobile printer adalah merupakan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh BMT-UGT Sidogiri dan merupakan kali pertama yang tidak.. dimiliki oleh BMT lainnya.Inilah

Chemistry antara nasabah dengan pihak BMT UGT Sidogiri merupakan salah satu faktor pendorong komitmen nasabah dalam pengembalian dana pembiayaan, dari 100 responden 20

Menurut tinjauan Hukum Islam akad yang digunakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT-UGT Sidogiri Cabang Sepanjang adalah batal karena tidak terpenuhinya rukun

19 Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan secara langsung dilapangan (Field Research) dengan mencari data-data dari pihak BMT UGT Sidogiri

Kegiatan yang dilakukan BMT Sidogiri Cabang Pembantu Wuluhan tidak luput dari beberapa persoalan dan resiko dalam memberikan pembiayaan kepada usaha kecil dan