• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBANTU SISWA KURANG PERCAYA DIRI AKIBAT KEADAAN EKONOMI YANG RENDAH MELALUI TERAPI PEMBIASAAN DZIKIR : Study Kasus Siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBANTU SISWA KURANG PERCAYA DIRI AKIBAT KEADAAN EKONOMI YANG RENDAH MELALUI TERAPI PEMBIASAAN DZIKIR : Study Kasus Siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

(Study Kasus Siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)

Oleh : FARID MAHRUS

NIM : D73211079

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

(2)

(Study Kasus Siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)

Oleh:

FARID MAHRUS NIM : D73211079

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(3)
(4)
(5)
(6)

 

 

(7)

karya sederhanaku ini buat orang-orang yang aku sayangi dan kuhormati.

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Ayahanda dan ibunda yang selalu mendo’akanku tanpa henti dalam

setiap ibadah mereka.

Saudara-saudaraku yang slalu mendukungku.

Dosen-dosen dan guru-guruku yang telah mendidik dan mengajariku

tentang banyak hal.

Sahabat-sahabatku KI 2011 khususnya misbah, surya, awal, udin,

randa, darus, faruk, cici, roudhotul janaah dan kholifah, nyani

munawawar, bety yang selalu memberikan motivasi padaku,

mendengarkan keluh kesahku sehingga aku dapat melalui masa

(8)

Abstrak

Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Membantu Siswa Kurang percaya diri Akibat Keadaan Ekonomi Yang Rendah Melalui Terapi Pembiasaan Dzikir

(Study Kasus Siswa X Di Ma Bahauddin Sepanjang Sidoarjo)

Nama : Farid Mahrus

Percaya diri merupakan hal yang harus di miliki oleh semua orang khususnya bagi semua siswa. Dimana percaya diri ini akan dapat mempengaruhi peningkatan prestasi siswa. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif studi kasus, dimana data-data yang ada didapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa X merupakan siswa yang didiagnosos memiliki masalah kurang percaya diri. Sehingga berdampak pada penurunan prestasi belajarnya disekolah. Siswa X ini mempunyai gejala-gejala kurang percaya diri dimana gelajanya adalah suka menyendiri, anti social, dan sebagainya. Dan siswa ini menunjukkan gejala tersebut semenjak dia masuk kelas satu. Peneliti menggunakan terapi dzikir dalam membantu siswa X ini. Dengan terapi dzikir ini diharapkan siswa X menjadi lebih bersemangat, lebih percaya diri, dan lebih menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya.

Dapat disimpulkan bahwa layanan terapi dzikir ini sangat membantu mengentaskan maslah siswa, karena dalam praktiknya konselor dan konseli melakukan dzikir bersama-sama dan setelah zikir digunakan untuk pemberian pengarahan atau sejenis tausiyah untuh menembah pengetahuan tentang syukur dan pengetahuan agama.

(9)

COVER ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 6

G. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling ... 11

1. Pengertian Bimbingan ... 11

2. Pengertian Konseling ... 12

3. Tujuan Bimbingan Dan Konseling ... 14

(10)

b. Macam-macam ... 23

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah ... 1. Identifikasi kasus pada siswa Y dengan masalah pemarah ... 61

2. Diagnosis prognosis siswa Y dengan masalah pemarah ... 62

3. Proses pelaksanaan teknik kursi kosong pada siswa pemarah ... 67

(11)

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ...

(12)

A. Latar belakang

Percaya akan diri sendiri dalam melakukan sesuatu. Percaya diri wajib dimiliki oleh siswa agar mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya, karena dengan rasa percaya diri siswa akan lebih mudah mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya dalam mendapatkan prestasi, namun untuk mendapatkan kepercayaan diri siswa harus percaya dengan potensi yang dimiliki agar perasaan itu muncul dan membuat siswa percaya akan kemampuan yang dimilikinya dari pada harus menggantungkan diri kepada orng lain.

Dengan menanamkan rasa percaya diri kepada siswa sejak dini membuat mereka bisa lebih aktif dalam setiap pembelajaran yang diberikan disekolah, Dengan begitu siswa bisa mengaktualisasikan setiap potensi yang dimiliki. Dengan percaya diri siswa bisa membangun pribadi yang baik dan membuat pola fikir yang lebih positif.

Tidak percaya diri adalah sikap yang ada pada diri yang tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki. Jika siswa memiliki rasa tidak percaya diri maka akan mengganggu pertumbuhan psikologis siswa dan membuat siswa akan selalu berfikir negative, pasrah akan keadaan, dan selalu merasa rendah diri.

(13)

emosional keluarganya.1 Keluarga mempunyai arti yang penting buat anak, kehidupan keluarga tidak hanya memberikan jaminan makan pada anak dengan demikian hanya memperhatikan pertumbuhan fisik anak, melainkan juga memegang fungsi lain yang lebih penting bagi perkembangan mental anak.2

Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Dengan berinfaq diharapkan siswa bisa saling merasakan keadaan satu sama lain, dan menumbuhkan rasa simpati. Siswa di ajarkan berinfaq agar mereka belajar ikhlas dalam menyisihkan uang jajan dengan mengharap keridhoan dari Allah swt.

Mengeluarkan infaq untuk mereka yang membutuhkan merupakan suatu latihan bagi orang muslim agar ia bisa bersikap baik kepada mereka dan membantu mereka. Dan memunculkan tanggung jawab dalam membantu oran yang kekurangan dan memotivasinya untuk bekerja lebih giat agar dapat membantu mereka.3

Dengan sedekah pula kaum muslimin belajar untuk mencintai sesamanya dan melepaskan sikap egois, tamak, kikir dan membangga-banggakan diri.

Berinfaq tidak akan mengurangi harta seseorang melainkan akan menambah harta orang tersebut, karena berinfaq bisa menenangkan dan membersihkan jiwa.

Hubungan antara berinfaq dan tidak percaya diri (minder) terhadap siswa yang berekonomi rendah yakni dengan menggunakan terapi pembiasaan infaq. Bahwasanya dengan berinfaq jiwa seseorang akan

      

1

 Moeljono Notosodirdjo Latipun, Kesehatan Mental, (UPT. Penerbitan UMM, 2005) Hal125 

2 

Ibid, Hal204‐205 

3

(14)

merasa lebih tenang dalam menjalani kehidupan, dan dilakukan secara istiqomah. Tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu dalam melakukan sedekah, karena dengan ekonomi yang rendah tidak menjadi penghalang bagi kita untuk melakukan kebaikan terhadap sesama.

Dengan membiasakan berinfaq maka akan tumbuh dalam diri siswa rasa simpati, tanggung jawab saling membantu sesama yang membutuhkan dan percaya bahwa Allah akan mengganti kebaikan yang kita lakukan meski tidak di ganti dengan harta yang berlimpah namun terkadang Allah menggantinya dengan ketenangan pada diri kita ataupun tumbuhnya rasa percaya diri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana keadaan anak yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin sepanjang sidoarjo ?

2. Bagaimana penerapan terapi pembiasaan dzikir bagi anak yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin sepanjang sidoarjo?

(15)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi untuk mencegah terjadinya pembahasan yang terlalu luas. adalah sebagai berikut:

1. Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan meneliti tentang bagaimana Upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan dzikir di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

2. Adapaun yang menjadi obyek kepala sekolah, guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, teman dan orang tua di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keadan siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui penerapan terapi pembiasaan dzikir bagi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui upaya guru BK dalam mengatasi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah dengan terapi pembiasaan dzikir.

(16)

Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan praktis.

1. Secara teoritis

a. Dengan mengetahui tentang upaya guru BK dalam mengatasi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melaui terapi

pembiasaan zikir di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan teoritis khususnya dalam masalah penerapan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi siswa yang kurang percaya diri.

b. Dapat menambah kepustakaan sebagai bantuan dan studi banding bagi mahasiswa dimasa mendatang.

2. Secara praktis

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi

masyarakat khususnya wali kelas dan guru pembimbing sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru pembimbing untuk anak didiknya.

(17)

meningkatkan upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang minder akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan infaq di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo.

 

F. Definisi Operasional

a. Bimbingan dan Konseling

Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu.4

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri daam menyelesaikan masalah yang di hadapinya.5

Bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counseling) oleh beberapa ahli psikologi dan pendidikan, diberikan beberapa perumusan sesuai dengan aspek yang mereka tekankan. Menurut A.J. Jones : Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada

      

4 

Dr. Achmad Juntika Nurihsan M.Pd, Bimbingan & Konseling, (PT. refika aditama,2006) Hal7 

5

(18)

orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan.6

Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of Education” 1995, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social.7

Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025/O/1995 mengemukakan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbigan social, bimbingan belajar, dan bimbngan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.8

Kurikulum 1975 mengartikan bimbingan sebagai : suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam

(19)

rangka perkembanganya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.9

Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat dan lingkungan yang akan dimasukinya kelak.

b. Definisi Minder

Minder adalah salah satu gangguan sikologis yang terjadi pada diri seseorang yang diakibatkan kurangnya rasa percaya terhadap diri sendiri yang diakibatkan oleh asumsi-asumsi internal.

Ciri-ciri orang yang minder:

1. Menganggap dirinya tidak mampu 2. Cenderung menyalahkan diri sendiri 3. Sering menyendiri

      

9 

(20)

4. Maladaktif 5. dll

salah satu factor yang menjadi penyebab minder yang di alami seseorang yang menjadi pengamatan peneliti adalah keadaan ekonomi keluarga yang rendah.

Ciri-ciri orang yang minder di akibatkan ekonomi keluarga yang rendah adalah :

1. cenderung kurang menyukai orang-orang yang kaya 2. cenderung berteman dengan yang sederajat

3. cenderung enggan untuk unjuk gigi C. definisi dzikir

Dzikir berakar dari kata dzakara, menurut Amin Syukur bermakna ingat/mengingat, mengambil pelajaran, memperhatikan, mengenang, mengenal, atau mengerti. Kata dzikir dalam sudut pandang Al-Quran maupun menurut para sufi memiliki kesamaan tujuan, yaitu agar setiap manusia jangan sampai lupa kepada tuhannya.

G. Sistematika Pembahasan

(21)

Pada BAB I berisi tentang Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang dari permasalahan yang diteliti dan dalam hal ini peneliti akan menjelaskan mengenai alasan diangkatnya judul penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi

Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen”. Selain itu dalam BAB I juga berisi tentang: Rumusan Masalah, Fokus penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian apabila dikaji dari segi teoritik dan praktis.

Pada BAB II berisi tentang kajian teoritis mengenai judul dari penelitian ini yaitu ”Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen”. Dalam bab ini akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu kajian tentang: Pendekatan Psikoanalisi, Anxiety (kecemasan), Penyesuaian Interpersonal dan Tahap Adolesen.

Sedangkan BAB III berisi tentang metodologi Peneletian yaitu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yang meliputi: jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.

(22)
(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Bimbingan

Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk

membantu mengoptimalkan individu.1

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka

dapat membantu dirinya sendiri daam menyelesaikan masalah yang

di hadapinya.2

Bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counseling) oleh beberapa

ahli psikologi dan pendidikan, diberikan beberapa perumusan

sesuai dengan aspek yang mereka tekankan. Menurut A.J. Jones :

Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada

orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan

permasalahan.3

Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of Education” 1995,

bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui

usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan

(24)

kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan social.4

Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025/O/1995

mengemukakan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah

pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan

maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara

optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbigan social,

bimbingan belajar, dan bimbngan karier, melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang

berlaku.5

Kurikulum 1975 mengartikan bimbingan sebagai : suatu proses

bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan

memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan

kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam

rangka perkembanganya yang optimal, sehingga mereka dapat

memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak serta bersikap

sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,

dan masyarakat.6

(25)

Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan

pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan

secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya,

lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup

mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai

dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan

keluarga, masyarakat dan lingkungan yang akan dimasukinya

kelak.

b. Pengertian Konseling

Konseling merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling

juga merupakan salah satu teknik dalam bimbingan. Konseling

merupakan inti dalam bimbingan ada yang menyatakan bahwa

konseling merupakan “ jantung” bimbingan. Sebagai aktifitas inti atau

jantungnya bimbingan, praktik bimbingan dapat dianggap belum ada

jika tidak dilakukan konseling.

Secara terminologis konseling juga didefinisikan sangat beragam oleh

pakar bimbingan dan konseling. Arti dalam konseling setidaknya dapat

dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam tataran praktik , di

mana konseling merupakan :

a. proses prtemuan tatap muka atau hubungan atau relasi timbal balik

(26)

b. Selama proses pertemuan atau hubungan timbal baik tersebut

terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut wawancara konseling.

Dapat dapat disimpulkan bahwasannya konseling merupakan

situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien yang

berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkannya

bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan maslahnya

berdasarkan penentuan sendiri.7

c. Tujuan Bimbingan dan konseling

Secara lebih rinci tujuan bimbingan dan konseling adalah agar klien :

1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya

2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilkinya kearah

tingkat perkembangan yang optimal.

3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

4. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang

objektif tentang dirinya.

5. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya

sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan

dalam hidupnya.

6. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

      

7

(27)

7. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.

Dalam islam, sosok individu yang ingin dicapai seperti

disebutkan 23dalam tujuan bimbingan dan konseling di atas identic

dengan individu yang “kaffah” atau “insan kamil”. Individu yang

kaffah atau insan kamil merupkan sosok individu atau pribadi yang

sehat baik rohani (mental atau psikis) dan jasmaninya (fisiknya).

Dengan perkataan, lain sehat fisik dan psikisnya individu atau

pribadi yang kaffah atau insan kamil juga merupakan sosok

individu yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu, amal, serta

zikir sesuai dengan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari.8

d. Fungsi bimbingan dan konseling

Pelayanan bimbigan dan konseling khususnya di sekolah dan

madarasah memiliki beberapa fungsi yaitu

1. Pencegahan (prefentif)

Fungsi ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan

untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga

mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat

perkembangannya.

2. Pemahaman

      

8

(28)

Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan

dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa

beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien itu

sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya.

3. Pengentasan

Diharapkan siswa dapat memecahkan masalah yang dialaminya.

4. Pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik

(positif) yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan

pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah di capai

selama ini.

5. Penyaluran

Fungsi penyaluran dalam pelayanan bimbingan dan konseling ini

berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan,

selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kearah kegiatan atau

program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang

optimal.

6. Penyesuaian

Melalui fungsi penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling

(29)

sebanyak enam kategori. Kadang-kadang status status ekonomi

rendah digambarkan sebagai berpendapatan rendah, kelas pekerja,

atau kerah biru; kadang-kadang kategori menengah digambarkan

sebagai berpendapatan menengah, manajerial, atau kerah putih.

Contoh pekerjaan berstatus sosioekonomi rendah adalah pekerja

pabrik, buruh manual, penerima dana kesejahteraan, dan pekerja

pemeliharaan. Contoh pekerjaan berstatus sosioekonomi menengah

mencakup pekerja trampil, manajer, dan professional (dokter,

pengacara, guru, akuntan, dan lain-lain).

Keluarga, lingkungan, dan sekolah anak-anak memiliki

karakteristik sosioekonomi. Beberapa anak memiliki orang tua

yang memiliki banyak uang dan memiliki pekerjaan prestisius.

Anak-anak ini tinggal di rumah dan lingkungan yang menarik serta

bersekolah di sekolah yang muridnya kebanyakan berlatar

belakang SES menengah dan atas. Anak- anak lain memiliki orang

tua yang tidak memiliki banyak uang dan memiliki pekerjaan yang

kurang prestisius. Anak-anak ini tidak tinggal di rumah dan

lingkungan yang menarik, dan mereka bersekolah di sekolah yang

muridnya kebanyakan berlatar belakang SES rendah.

Seperti orang tua mereka, anak-anak dengan latar belakng SES

rendah beresiko tinggi mengalami kesehatan mental (McLoyd,

(30)

rendah, konflik sebaya, dan kenakalan remaja lebih banyak terjadi

di antara anak-anak yang hidup di keluarga SES rendah di banding

di anak-anak yang lebih beruntung secara ekonomi (Gibbs &

Huang, 1989).

Tentu saja, anak-anak dengan latar belakang SES rendah bervariasi

dalam fungsi psikologis dan intelektual. Sebagai contoh, sebagian

anak-anak dengan latar belakang SES rendah belajar dengan baik

di sekolah; beberapa anak lebih baik di banding banyak siswa dari

SES menengah. Satu studi terbaru menemukan bahwa ketika orang

tua yang berpenghasilan rendah memiliki cita-cita pendidikan yang

tinggi, hal itu berhubungan dengan hasil pendidikan yang lebih

positif pada anak (Schoon, Parsons, & Sacker, 2004). Ketika

anak-anak dengan latar belakang SES rendah berprestasi baik di sekolah,

tidak aneh menemukan orang tua yang melakukan pengorbanan

istimewa untuk memberikan kondisi kehidupan dan dukungan

yang berkontribusi pada kesuksesan sekolah. 9

salah satu factor yang menjadi penyebab minder yang di alami

seseorang yang menjadi pengamatan peneliti adalah keadaan

ekonomi keluarga yang rendah.

Ciri-ciri orang yang minder di akibatkan ekonomi keluarga yang

rendah adalah :

      

99

(31)

1. cenderung kurang menyukai orang-orang yang kaya

2. cenderung berteman dengan yang sederajat

3. cenderung enggan untuk unjuk gigi

B. Dzikir 1. Definisi

Dzikir berasal dari kalimat ،ركذ ،ركذي اركذ yang artinya mengingat

sesuatu atau menyebut setelah lupa atau berdoa kepada Allah. Dzikir juga

bermakna mengingat sesuatu atau menghafalkan sesuatu. Juga dapat

dimaksudkan dengan sesuatu yang disebut dengan lidah atau suatu yang

baik.10

“Adz-Dzikr, kadangkala yang dimaksudkan adalah satu keadaan yang

terjadi pada diri seseorang yang dengannya ia bisa tenang dan merasa puas

untuk menghapal suatu pengetahuan. Istilah dzikir sama halnya dengan

menghapal, hanya saja bedanya dalam menghapal mengandung makna

menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Dan

terkadang dzikir bermakna mendatangkan sesuatu, baik berupa perkataan

maupun perbuatan. Oleh karenanya, dzikir bisa berarti mengingat dari

      

10

(32)

kelupaan, dan dzikir (mengingat) itu tidak hanya disebabkan karena lupa,

tapi justru karena ingat maka berdzikir”11

Menurut Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy,

“Berdzikir adalah suatu amalan yang disyari’atkan dan sangat dituntut di

dalam Islam. Ia dapat dilakukan dengan hati atau lidah. Afdhalnya dengan

kedua-duanya sekaligus”.

Dzikir juga bermakna solat, membaca al-Qur’an, bertasbih, berdoa,

bersyukur, dan taat.

Dzikir menurut syari’at ialah setiap ucapan yang dilakukan bagi tujuan

memuji dan berdoa. Yaitu lafaz yang digunakan untuk beribadah kepada

Allah, berkaitan dengan pengangungan terhadap-Nya dengan menyebut

nama-nama atau sifat-sifat-Nya, memuliakan dan mentauhidkan-Nya,

bersyukur dan mengangungkan Zat-Nya, membaca kitab-Nya, dan berdoa

kepada-Nya.

Menurut Imam Al-Qurthubi, asal usul makna dzikir adalah adanya

kesadaran bathin dan keinsyafan qalbu terhadap sesuatu yang menjadi

objek kesadaran.

      

11 

Ar-Raghiib Al-Asfahaaniy, Al-Mufradaat

(33)

Sedangkan menurut Sa’id Ibn Jubair bahwa hakekat dari dzikir adalah

Ketaatan seorang hamba kepada Allah , sehinga barang siapa yang taat

kepada Allah, maka ia telah berdzikir, begitupun sebaliknya.

Sebagaimana pula dikatakan al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’iy di dalam

kitabnya al-Adzkar,

“Ketahuilah bahawa sesungguhnya dzikir tidak hanya tasbih, tahlil, dan

takbir, bahkan dzikir ialah setiap amalan ketaatan yang dilakukan kerana

Allah”.

Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’iy:

“Dan yang dimaksud dengan dzikir adalah mengucapkan dan

memperbanyak segala bentuk lafadh yang di dalamnya berisi tentang

kabar gembira, seperti kalimat : subhaanallaahi, walhamdulillah, wa laa

ilaaha illallaah, wallaahu akbar; dan yang semisalnya, doa untuk kebaikan

dunia dan akhirat.

Dan termasuk juga dzikir kepada Allah adalah segala bentuk aktifitas amal

shalih yang hukumnya wajib ataupun sunnah, seperti membaca Al-Qur’an,

membaca Hadiits, belajar ilmu agama, dan melakukan shalat-shalat

sunnah”

(34)

“Contohnya adalah berbagai macam jenis dzikir seperti tasbiih, takbiir,

tahmiid, tahliil, istighfaar, bershalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa

sallam; begitu pula membaca Al-Qur’an, berjalan menuju masjid, duduk di

dalamnya untuk menunggu shalat ditegakkan, dan mendengarkan bacaan

Al-Qur’an”.

2. Macam-macam dzikir

a. Dzikir dengan hati

Seperti engkau mengingat-ngingat nikmatNya, memikirkan

penciptaanNya yang sempurna, menyadari akan kehadiranNya yang

menyaksikan segala perbuatan kita, menyadari akan ilmuNya Yang

Maha Mengetahui apa isi hati kita, menyadari akan PenglihatanNya

yang Maha Melihat apa yang kita perbuat, menyadari akan

PendengaranNya yang Maha Mendengar ucapan lisan kita,

bertawakkal kepadaNya, dst. ini semua dzikir hati.

b. Dzikir dengan lisan

“Pertama: Menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah dan

menggunakkannya untuk memuji dan menyanjungNya.

Seperti dengan ucapan “Subhanallah”, “Alhamdulilaah”, “Laa ilaaha

(35)

Kedua: Menyebut perbuatan Allah yang berkaitan dengan nama dan

sifatNya.

Misalnya dengan mngatakan: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar

seluruh suara makhlukNya dan Maha Melihat gerak-gerik mereka”

Ketiga: Menyebut perintah dan laranganNya (berdakwah)

Misalnya dengan mengatakan: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa

ta’ala memerintahkan begini” atau mengatakan “Sesungguhnya Allah

melarang begini”

Keempat: Menyebut karunia dan kebaikanNya

(– tambahan dari abu zuhriy: misalnya dengan mengatakan: “Segala

puji bagi Allah, yang telah memberikanku nikmat hidup, nikmat sehat,

nikmat Islam, nikmat Iman dan nikmat berada diatas sunnah nabiNya

yang mulia…” –)

Dzikir bisa dilakukan dengan hati atau lisan. Dzikir yang paling bagus

ialah dzikir yang dilakukan dengan hati dan lisan secara bersamaan.

Namun dzikir hati lebih baik daripada dzikir lisan.12

c. Dzikir dengan penggabungan hati dan lisan

      

12 

Syaikh Ahmad Farid, Al-Bahrur Ra'iq Fiz Zuhdi war Raqaa-iq (edisi Indonesia), hlm. 144

(36)

yaitu penggabungan keduanya, disaat engkau berdzikir dengan

lisanmu, diwaktu itu pula engkau menghadirkan hatimu. dan inilah

sebaik-baiknya dzikir.

d. Dzikir dengan anggota badan

yaitu seperti engkau shalat, haji, jihad dsb.

e. Dzikir dengan hati, lisan dan anggota badan

semua ini terkumpul dalam shalat. maka dari itu Allah berfirman:

“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya

mengingat Allah (dalam shalat) adalah lebih besar (keutamaannya).

Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”13

Berkata Syaikhul Islam

“Penafsiran yang benar (tentang ayat ini), shalat memiliki DUA

TUJUAN UTAMA, yang satu lebih besar dari yang lain.

Sesungguhnya Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan

mungkar. tapi Dzikrullah (mengin14gat Allah) yang terkandung

      

13 

QS‐Al-Ankaboot: 45 

(37)

didalam shalat itu LEBIH BESAR NILAI dan MANFAATnya

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,

yaitu sebuah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif yaitu berupa lisan atau

kata tertulis dari subjek penelitian atau informan yang telah diamati dan memiliki

karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli menurut situasi dam

kondisi yang tidak dapat di manipulasi serta menggunakan cara yang sistematis dan

dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. yang dimaksud dengan jenis penelitian

kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu

dengan mendeskripsikan kenyataan secara nyata, dideskripsikan melalui kata-kata

berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisa data yang relevan diperoleh dari

situasi yang alamiah.1 Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin

mengeksplor fenomena-fenomena yang yang bersifat deskriptif.

Alasan penulis menggunakan deskriptif kualitatif dalam judul penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa, perilaku atau suatu

keadaan tertentu secara rinci dan mendalam tentang upaya konseling sekolah dalam

membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi zikir

1

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2011), hal.25.

(39)

(studi kasus siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo). Maka peneliti akan

menggambarkan dan memaparkan data yang telah diperoleh dari MA Bahauddin

Sepanjang Sidoarjo khususnya siswa X yang berkaitan dengan upaya konseling

sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui

terapi zikir (studi kasus siswa X di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo).

2. Informan Penelitian

Informan penelitian yaitu sumber dari mana data diperoleh, penentuan

informan pada penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan

dengan meyesuaikan pada tujuan tertentu. 2 Yang menjadi Informan dalam penelitian

ini adalah:

a. Kepala sekolah, orang yang bertanggung jawab langsung tentang

program bimbingan konseling yang ada di MA Bahauddin Sepanjang

Sidoarjo.

b. Konselor sekolah yaitu orang yang secara langsung melaksanakan

layanan konseling.

c. Wali kelas VIII Ips yaitu orang yang mengetahui keseharian siswa

kelas VIII Ips, sehingga dapat memberikan penjelasan tentang tingkah

laku siswa di dalam kelas ketika peneliti mewawancarai.

2

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2011), hal.50.

(40)

d. Siswa kelas VIII Ips di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo Tahun

Ajaran 2014-2015 yaitu individu yang mengetahui tentang kebiasaan

siswa X baik di kelas maupun di luar kelas.

3. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan, karena

peneliti sendiri merupakan alat (instrumen) pengumpul data yang utama. Karena

dengan terjun langsung di lapangan, maka peneliti dapat melihat secara langsung

fenomena di lapangan. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana

pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya peneliti sendiri yang

menjadi pelapor hasil penelitiannya.3

Kehadiran penulis dalam penetilian ini sebagai peneliti terhadap objek atau

informan. Adapun peran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat

terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Secara umum, kehadiran

penulis di lapangan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

a) Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal tempat penelitian.

b) Pengumpulan data, dalam bagian ini penulis secara khusus menyimpulkan

data.

c) Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang diperoleh di lapangan

dengan kenyataan yang ada.

3

Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.121.

(41)

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo bertempat di

Jalan Ngelom, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

5. Sumber Data

Data ialah sekumpulan fakta tentang suatu fenomena, baik berupa

angka-angka (bilangan) ataupun berupa kategori, seperti: senang, tidak senang, baik, buruk,

berhasil, gagal, tinggi, rendah, yang dapat diolah menjadi informasi. Yang dimaksud

sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.4 Menurut

Lofland sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moeloeng, menyatakan bahwa

sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.5

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Data

tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kepada Kepala Sekolah,

alumni, dan masyarakat. Adapun sumber data dalam hal ini adalah:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh langsung dari informan. Data yang

diperoleh dari sumber data primer adalah data tentang upaya konseling

sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat ekonomi

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

h.129. 5

Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.157.

(42)

rendah melalui terapi zikir (studi kasus siswa X di MA Bahauddin

Sepanjang Sidoarjo). Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data

utama yaitu Kepala Sekolah, konselor sekolah, wali kelas, dan siswa

kelas VIII Ips. Sumber data primer dalam penelitian ini juga berupa

identitas nama, catatan peneliti ketika melakukan observasi (catatan

lapangan), maupun berupa catatan hasil wawancara dengan kepala

sekolah, konselor sekolah, wali kelas, dan siswa kelas VIII Ips.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ini dapat diperoleh dari buku, arsip, serta

dokumentasi. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang

didalamnya berfungsi melengkapi dan menunjang tentang judul skripsi

ini.

6. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkenaan

dengan proses pelaksanaan penelitian. Menurut Moloeng tahap penelitian tersebut

meliputi antara lain tahap pra penelitian, tahap penelitian, dan tahap pasca penelitian.

a. Pra-Penelitian

Pra-penelitian (perencanaan) yaitu tahap sebelum berada di

lapangan, pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain: mencari

(43)

yang kemudian merumuskan permasalahan, menyusun sebuah konsep ide

pokok penelitian, berkonsultasi dengan kepala sekolah, menyusun

proposal penelitian yang lengkap, ujian proposal, perbaikan hasil

konsultasi, serta menyiapkan surat izin penelitian dan menyiapkan

instrument pengumpulan data.

b. Penelitian

Penelitian adalah tahap yang sesungguhnya, selama berada di

lapangan. Observasi langsung ke MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo

dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data tentang

siswa X, yakni:

1) Kepala Sekolah

2) Konselor Sekolah

3) Wali Kelas

4) Siswa Kelas VIII Ips

5) Observasi dan pengambilan data langsung di lapangan

Kemudian mengidentifikasi data. Data yang telah terkumpul dari

hari observasi, wawancara, dokumentasi, serta angket diidentifikasi agar

memudahkan dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan,

berkonsultasi dengan pihak berwenang dalam penelitian, mengumpulkan

data atau informasi dengan fokus penelitian, berkonsultasi dengan dosen

pembimbing, merevisi dan menganalisis data.

(44)

Tahap ini dilakukan kegiatan antara lain, menyusun konsep

laporan penelitian, berkonsultasi dengan dosen pembimbing,

perampungan laporan penelitian, perbaikan hasil konsultasi, pengurusan

kelengkapan persyaratan ujian akhir dan melakukan revisi seperlunya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertahapan penelitian ini

adalah bentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada tahap pra

penelitian, tahap penelitian, tahap pasca penelitian. Namun walaupun

demikian sifat dari kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan

tidaklah bersifat statis, melainkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang

ada.

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembahasan penelitian ini,

peneliti menggunakan beberapa metode atau teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data

yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun

kelapangan dan terlibat seluruh panca indra, dalam hal ini peneliti

(45)

untuk mengetahui keberadaan objek. Situasi, dan konteks dalam upaya

mengumpulkan data penelitian. 6

Dalam penelitian ini peneliti terjun secara langsung di sekolah

untuk mengetahui data tentang siswa X. Selain itu peneliti juga

menganalisa pada kenyataan didalamnya terdapat peran konselor sekolah

apa tidak. Peneliti juga mencatat secara langsung keadaan atau peristiwa

yang ada di sekolah dan berkomunikasi dengan beberapa siswa dan

untuk mendalami apakah ada peran konselor sekolah dalam upaya

konselor sekolah dalam membantu siswa kurang percaya diri akibat

ekonomi rendah melalui terapi zikir.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi secara mendalam yang digali dari sumber data

langsung atau informan melalui percakapan atau Tanya jawab.

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin

mengeksplorasi informasi secara Holistic (asli atau murni) dan jelas dari

informan.7

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai kepala sekolah, guru

mata pelajaran, wali kelas, konselor sekolah dan siswa .

6

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2011), hal.105.

7

Ibid., hal,13.

(46)

Dalam hal ini peneliti memakai wawancara tertutup untuk siswa

X, yakni informan tidak mengetahui tujuan dan maksud diwawancarai

oleh peneliti. Peneliti juga menggunakan wawancara terbuka untuk

informan kepala sekolah, Guru mata pelajaran, konselor sekolah, wali

kelas dan teman siswa.

Peneliti mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui hal

umum tentang upaya konselor sekolah dalam membantu siswa kurang

percaya diri akibat ekonomi rendah. Peneliti juga menggali informasi

melalui wawancara kepada alumni apakah mereka terserap pada dunia

usaha dan dunia industri. Begitupun bentuk wawancara untuk masyarakat

tentang peran nnya di sekolah SMK Ma’arif NU Prambon.

c. Catatan Lapangan

Dalam penelitian kualitatif, catatan lapangan adalah merupakan

catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi data. Menulis catatan

lapangan bertujuan untuk mencatat segala sesuatu dengan rinci.8 Dan

peneliti memakai teknik catatan lapangan untuk membantu proses

pengumpulan data. Berupa catatan mengenai keadaan yang sebenarnya di

lapangan ketika melakukan observasi maupun wawancara.

d. Dokumentasi

8

Ibid,. h,176.

(47)

Dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, notulen, surat kabar, dan lain sebagainya.9

Kemudian peneliti memakai metode dokumentasi untuk mengumpulkan

data mengenai segala hal tentang informan, yaitu anecdotal record,

program BK.

8. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, penulis menganalisis (mengolah) data dan untuk

menganalisanya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Miles dan

Huberman menjelaskan bahwa analisis data deskriptif dalam penelitian kualitatif

dilakukan dengan tiga cara yaitu: reduksi data, display data dan mengambil

kesimpulan.10

a. Reduksi data, dalam tahap ini peneliti memproses penyederhanaan data,

memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian, dan data

yang tidak sesuai dengan fokus dibuang, sehingga dengan mudah dapat

dianalisis.

b. Display data atau penyajian data, peneliti memulai memproses

pengorganisasian data, sehingga mudah untuk dianalisis dan disimpulkan.

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.236.

10

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2011), h.100-101.

(48)

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, peneliti menarik kesimpulan pada

waktu pengumpulan data selama dalam proses maupun setelah

dilapangan.

9. Keabsahan Penelitian

Peningkatan keabsahan hasil penelitian, peneliti dapat melakukan cek dan

ricek serta crosceck pada prosedur penelitian yang sudah ditempuh, serta telaah

terhadap subtansi penelitian. Keabsahan suatu penelitian kualitatif tergantung pada

kepercayaan akan kredibilitas, transferebilitas, dependablitas, dan conformabilitas.

a. Kredibilitas, Keabsahan atas hasil penelitian dilakukan melalui:

a) Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di

lapangan.

b) Pengamatan secara terus menerus.

c) Trianggulasi (pengecekan data dari beberapa sumber), baik metode

dan sumber untuk mengecek kebenaran data dengan

membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain.

d) Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan dan

kritik dalam proses penelitian.

e) Menggunakan bahan referensi untuk menigkatkan nilai kepercayaan

akan kebenaran data yang diperoleh dalam bentuk rekaman atau

(49)

f) Memberchek, yaitu pengecekan tehadap hasil-hasil peneliti guna

perbaikan untuk kemungkinan terjadinya kesalahan dalam

memberikan data yang dibutuhkan peneliti.

b. Transferebilitas, bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat

diaplikasikan oleh pemakai penelitian, penelitian ini memperoleh tingkat

yang tinggi agar para pembaca laporan memeroleh gambaran dan

pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.

c. Dependablitas dan Conformabilitas, yaitu dengan audit trail berupa

komunikasi dengan pembimbing dan dengan pakar lain dalam bidangnya

guna membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

penelitian berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan. 11

11

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta, 2011), h.100-101.

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profi Sekolah

1. Nama Madrasah : MA Bahauddin Taman

2. No Statistik Madrasah : 131235150014 3. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi A 4. Alamat Lengkap Madrasah : Ngelom I/123 Taman

Desa / Kecamatan : Taman

Kab/Kota : Sidoarjo

Propinsi : Jawa Timur

No.Telp : 031.7873296

5. NPWP : 31.367.789.0-603.000

6. Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Muhammad Nuh

7. No. Tlp/HP : 031.70308194

8. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Bahauddin

9. Alamat Yayasan : Ngelom I/123 Taman

10. No Tip Yayasan : 031.7873296

(51)

a. Status tanah : milik Yayasan b. Luas tanah : ...492. ...m2

13. Status Bangunan : Yayasan

14. Luas Bangunan : ...392... m2 15. Data siswa dalam tiga tahun terakhir :

(52)
(53)

No Jenis Prasarana

17. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

NO Keterangan Jumlah

(54)

STRUKTUR

 

ORGANISASI

 

SEKOLAH

 

   

YAYASAN

 

KEPALA

 

KEPALA TATA  USAHA

KOMITE

 

SEKOLAH

 

WAKIL

 

KEPALA

(KARTOSUWIRYO, S.Pd) 

WAKA. 

KURIKULUM 

WAKA.  KESISWAAN 

WAKA. 

SANPRAS 

WAKA. 

HUMAS 

DEWAN GURU 

(55)

VISI MISI DAN TUJUAN MADRASAH

VISI : Visi dari penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan di Madrasah Aliyah Bahauddin adalah : “Terwujudnya insan bernalar bening, trampil dan berbudipekerti yang luhur berdasarkan iman dan taqwa yang dijiwai ajaran Islam Ahlussunnah wal

Jamaah” Indikator dari visi tersebut antara lain :

a) memiliki kemampuan bernalar dengan sistematis dan logis b)memiliki ketrampilan hidup yang cukup

c) memiliki kedisiplinan dan budi pekerti yang baik d)memiliki sikap dan perilaku keagamaan yang baik e) memiliki kepedulian sosial yang tinggi

MISI : Untuk mencapai visi madrasah, misi dari penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran di Madrasah Aliyah Bahauddin terurai sebagai berikut :

a) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan yang berkualitas baik secara keilmuan, maupun secara moral, dan sosial

b)Mengembangkan sumberdaya insani yang unggul di bidang iptek dan imtaq melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

(56)

d)Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah sehingga dapat ditumbuhkan pribadi yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah

e) Meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah dengan berbasis IPTEK, IMTAQ.

f) Meningkatkan pencapaian prestasi akademik dan presatasi non akademik. g)Menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM)

h)Meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta pengetahuan siswa khususnya di bidang iptek agar siswa mampu melanjutkanpendidikan pada jenjang perguruan tinggi yang berkualitas.

i) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan sosial budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai dengan nilai-nilai Islam.

(57)

Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Pola tindakan terhadap siswa bermasalah di sekolah adalah apabila seorang siswa melanggar tata tertib dapat ditindak oleh kepala sekolah. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan.

Sementara itu guru BK berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini guru pembimbing bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan informasi dari sejumlah narasumber setelah wali kelas merekomendasikannya.

B. Penyajian Data 1. Keadaan Siswa

a. Data identitas Siswa

Nama : Siswa X

Jenis kelamin : Perempuan

Sekolah : MA BAHAUDDIN SEPANJANG

Kelas : XII

Tmpt/tgl lahir : Sda, 10 September 1995

Umur : 18 tahun

(58)

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Kedung Boto Taman Rt 15 Rw 03

Hobi : Menulis

Ke Sekolah Naik : Mikrolet b. Latar Belakang Keluarga

Nama ayah : Achmad Sujak

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Bengkel Penghasilan sebulan : 300.000

Alamat : Kedung Boto Taman Rt 15 Rw 03 Tingkat Pendidikan: Sekolah Tingkat Menengah (STM)

Nama Ibu : Wiyati

Umur : 44 Tahun

Penghasilan perbulan: -

Alamat : Kedung Boto Taman Rt 15 Rw 03 Tingkatan Pendidikan: Sekolah Dasar (SD)

Jumlah Saudara Kandung: 3

Laki-laki : 1

Perempuan : 2

Anak Ke : Satu

(59)

Tinggi Badan : 150 Cm Berat Badan : 40 Kg

Warna Kulit : Sawo Matang d. Keadaan Kesehatan

Keadaan Mata : Sehat Keadaan Telinga : Sehat Penyakit Yang Diderita: - e. Keadaan Sekolah

Nama Sekolah SD : SD Ketegan 1 Masuk Tahun : 2003

Lulus Tahun : 2008

Nama Sekolah SMP: Bahauddin Sepanjang Sidoarjo Masuk Tahun : 2008

Lulus Tahun : 2010 f. Gambaran Masalah

Konseli adalah anak pertama dari pasangan suami istri yang ada di desa tanggulangin. Dia dikenal sebagai anak yang ramah dan baik dalam kehidupan social di desanya dan sempat dikenal aktif oleh guru-gurunya di sekolah hingga akhirnya konseli mengalami masalah yang kurang begitu jelas dan membuat konseli berubah drastis.

(60)

dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil prestasi konseli diketahui juga sangat menurun drastis.

2. Tahap-tahap terapi dzikir dalam menyelesaikan masalah

a. Tahap pertama

Membentuk hubungan yang akrab dengan konseli agar memudahkan dalam proses konseling, membentuk pola pertemuan terapeutik agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien. Pola yang diciptakan berbeda untuk setiap klien karena masing-masing mempunyai keunikan sebagai individu, serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan. Adapun percakapan antara penulis atau konselor adalah sebagai berikut:

Pertemuan I

Konselor : Assalamu’alaikum,,, (jabat tangan)

Konseli : Wa’alaikumussalam…. (wajah senyum) ada apa pak? Konselor : Ndak ada apa-apa cuma pengen ngobro-ngobrol saja Konseli : Oh ya pak dengan senang hati

(61)

Konseli : sudah pak kemarin kan bapak ketemu saya di kantin. Dan bapak kan sudah pernah ngisi kelas saya sekali.

Konselor :Iya, menurutmu saya orangnya bagaimana?

Konseli : Asyik kok pak, bisa memahami kita yang sudah remaja

Konselor : Ngomong-ngomong sekarang waktunya apa? Konseli : Jam kosong pak

Konselor : Kebetulan dong kita bisa ngobrol lama

Konseli : Boleh sih pak tapi masalahnya saya kurang mood hari ini

Konselor : Kenapa?

Konseli : Tau ah pak saya bingung hehehe Konselor : Ehm,, begitu ya.

Sekarang kamu mau apa? Tetap disini sama saya apa mau kemana

(62)

Konseli : Iya pak terima kasih, assalamu’alaikum Konselor : Wa’alaikumussalam..1

Pertemuan II

Konselor : Hay,,, (melambaikan tangan)

Konseli :Hay juga pak (wajah murung dengan sedikit senyum yang dipaksa)

Konselor : Kelihatannya punya masalah kok wajahnya ditekuk Konseli : Nggak kok pak biasa j saya cuma kurang istirahat Konselor : Ikut saya yuk

Konseli : Kemana pak?

Konselor : Ke kantin ya kita makan sama-sama

Konseli : Nanti ya pak pas istirahat pertama, saya juga pengen curhat sama bapak

Konselor : Okey, dengan senang hati nanti saya tunggu Konseli : Okey pak, terima kasih

      

1

(63)

Konselor : Sama-sama2

Setelah melewati tahap 1 konseli mulai menunjukkan keakraban dengan konselor, tidak berhenti sampai itu saja. Hubungan konselor dengan konseli berlanjut melalui telfon dan sms. Konseli sudah bisa menganggap konselor sebagai teman bahkan sahabat yang dirasa bisa mengerti dengan keadaannya. b. Tahap kedua

Melaksanakan pengawasan (control) yaitu konselor berusaha meyakinkan atau memaksa klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien. Pada tahap ini hubungan telah terjalin baik akan mempermudah klien untuk berhadapan dengan tantangan dan eksperimentasi melalui perilaku baru dan perspektif baru yang dialami klien. Menimbulkan motivasi pada klien, dalam hal ini klien diberi kesempatan untuk menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya. Adapun hasil percakapan antara konselor atau penulis dengan konseli adalah sebagai berikut:

Pertemuan ketiga       

2

(64)

Konseli : Assalamu’alaikum pak,,,

Konselor : Wa’alaikumussalam,,, iya silahkan masuk

Konseli : Saya mau curhat pak, saya bingung, saya nggak tau harus gimana (sedikit emosi)

Konselor : Tenang… (mengelus pundak), minum dulu agar tenang. Ada apa?

Konseli : Begini pak, saya itu selalu jengkel kalau teman2 saya menghina diri saya karena saya anak dari orang yang gak punya, dan saya merasa malu kenapa saya dilahirkan dari orang yang g punya, ga seperti teman2 yang lain.

Konselor : Ehm,,begitu. Klo boleh saya tau gimana teman2 m mengejek?

Konseli : Iya pak, teman-teman saya saya dibilang miskin dan gak gaul mengukuti jaman gitu pak.

Konselor : Klo boleh tau sejak kapan temanmu mengejek seperti itu?

(65)

Konselor : Saya bisa memahami apa yang kamu rasakan, kamu jangan minder, kamu tidak sendiri, disini ada saya yang insa alloh selalu siap membantu dan selalu ada membantu kamu serta yang paling penting Alloh selalu ada dan melindungi kamu dimanapun.

Konseli : Ya pak saya faham, tapi saya harus gimana nih saya tidak tahan dengan ini semua, teman-teman tidak ada yang suka dengan saya, semua orang menjauhi saya, nilai pelajaran turun, saya bosan di sekolah.

Konselor : Begitu ya,,, sekarang bapak sudah faham Konseli : Iya pak.3

c. Tahap ketiga

Dalam tahap ketiga ini konseli didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada pertemuan-pertemuan terapi saat ini, bukan menceritakan pengalaman masa lalu atau harapan-harapan masa datang. Konseli diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi disini, saat ini. Adapun hasil wawancara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut:

      

3

(66)

Lanjutan pertemuan ketiga

Konselor : Kamu ingin jadi lebih percaya diri? Konseli : Iya pak, sangat ingin sekali

Konselor : Baiklah, saya akan bantu kamu untuk menyelesaikannya dengan dzikir, kamu mau kan?

Konseli : iya pak, gimana?

Konselor : Jadi begini, bapak akan menjelaskan mengenai dzikir terlebih dahulu, tapi sampean janji harus mendengarkan ngge? (sambil bercanda)

(67)

Konseli : owww, gitu ya pak, trus gimana saya mengawalinya pak?

Konselor : mudah saja, mari kita awali dengan ingat pada Allah SWT. Setiap kita jalan, duduk, belajar kita usahakan ingat dan menyebut nama Allah.

Konseli : Engge pak, apa ada dzikir khusus pak? Konselor : ada yakni dzikir yang ada pada istighosah. Konseli : jadi saya harus istighosah pak?

Konselor : tidak harus(dengan senyum), gimana kalau kita awali dzikir kita dengan bacaan subhanallah, walhamdulillah, wala ilaa hailallahh, walla huakbar. Jadi subhanallah kita menyebut kesucian Allah, bahwa Allah itu dzat yang Maha Suci, Walhamdulillah bahwa segala pujian kita tujukan kepada Allah yang senantiasa memberikan semua kenikmatan kepada kita. Wala ilaa haillallah bahwa kita menyebut tiada tuhan yang patut kita sembah, kita mintai pertolongan kecuali Allah, Wallah huakbar dan bahwa hanya Allah lah yang Maha besar dan Maha Agung.

Konseli : itu dibaca kapan saja pak?

(68)

bagaimana kalau kita awali dzikir bersama dengan bapak saat sholat dhuha dan sholat dhuhur di sekolah. Nanti sampean dzikir sendiri setelah sholat juga di rumah. Gimana?

Konseli : boleh pak! Di mulai kapan pak dzikir bersamannya? Konselor : enaknya kapan?

Konseli : besok ya pak? Tapi saya sambil curhat-curhat boleh pak?

Konselor : oh tentu saja boleh donk (sambil senyum). Jadi mulai besok kita sholat jamaah dan dzikir bersama ngge? Konseli : engge pak..(sambil senyum)

Ya sudah pak saya mau ke kelas dulu ya pak? Konselor : engge silahkan.

Konseli : sampai jumpa besok pak, assalamualaikum.. Konselor : waalaikumsalam.

d. Tahap empat

(69)

potensinya, selalu menyadari dirinya, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perbuatannya, perasaan-perasaannya,pikiran-pikirannya. Ia tidak lagi menunjukkan gejala-gejala pengingkaran dirinya. Adapun hasil wawancara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut:

Pertemuan keenam

Konselor : Bagaimana keadaanmu sekarang? Konseli : Alhamdulillah pak sedikit lebih tenang,

Konselor : Ya, Alhamdulillah sekarang kamu tau kan bahwa semua yang ada di dunia ini hanya milik Allah. Dan tidak sepantasnya manusia merasa minder atau kurang bersyukur terhadap pemberian Allah.

Konseli : Ya pak saya akui saya kurang percaya diri terhadap apa yang di berikan Allah kepada saya

Konselor : Mulai saat ini kamu harus berjanji pada saya bahwa kamu tidak akan malu terhadap apa yang kamu miliki baik keluarga, harta dan yang lain yang di titipkan Allah pada kita.

Konseli : Ya pak, saya akan coba melakukan hal itu

(70)

seperti ini terus, kamu harus merubah kepribadianmu yang mider menjadi lebih percaya diri.

Konseli : Ya pak tapi bagaimana jika mereka mentertawakan saya atau menghindari saya karena saya dari keluarga yang kurang mampu?

Konselor : Mungkin hanya awal saja, lama-kelamaan insya Alloh mereka bisa akrab. Lakukan pendekatan secara terus-menerus pada mereka, jangan gengsi ataupun malu untuk mencoba mendekati.

Konseli : terima kasih ya pak atas bantuannya, do’akan saya pak agar bisa melakukan ini semua.

Konselor : Pasti, saya akan selalu mendo’akan, jangan lupa setelah sholat berdo’a dan berzikir minta pada Alloh karena semua ini adalah pertolongan dari Alloh.

Konseli : Ya pak semua nasihat dari bapak akan saya lakukan, permisi pak. Assalamu’alaikum

Konselor : Wa’alaikumussalam. Semangat ya jangan menyerah! Konseli : Okey pak, (sambil berjabat tangan)4

      

4

(71)

e. Tahap lima

Pada fase ini klien siap untuk memulai hidupnya secara mandiri tanpa supervise dari konselor. Pada tahapan ini konselor dan klien merayakan hal-hal yang berhasil dicapai serta menerima hal-hal yang tidak tercapai secara baik, merayakan apa yang telah dicapai, menerima apa yang belum tercapai. Adapaun hasil wawancara antara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut:

Pertemuan ketujuh

Konselor : Bagaimana, sudah siapkah membuka lembaran baru? Dari apa yang telah saya sampaikan beberapa waktu lalu?

Konseli : Siap pak, meskipun sedikit malu tapi saya akan melakukan. Saya ingin menjadi orang ceria seperti dulu, saya ingin menunjukkan pada semua orang bahwa saya tidak minder lagi dan bisa lebih percaya diri tidak seperti yang dibilang orang-orang.

Konselor : Bagus, saya suka perkataanmu.

Konseli : Ya pak terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan bapak untuk saya

Konselor : Ya sama-sama

(72)

Konselor : Pasti lah, pokoknya yang penting kamu harus bisa menerima keadaanmu, yang lalu biarlah berlalu, lanjutkan kehidupanmu yang sangat cerah yang menunggumu. Kejar cita-citamu jangan pernah ungkit-ungkit masa lalumu, jangan pernah menyesal tentang apa yang belum kamu dapatkan. Percaya sama saya. Konseli : Okey pak, terima kasih banyak. (dengan muka yang

berseri-seri) 5

3. Teknik Terapi Zikir

a. Identifikasi masalah

Pengertian dari kata identifikasi diatas adalah pengelompokan permasalahan yang dihadapi oleh siswa “X” yang muncul berfokus pada ketidak percayaan diri yang berdampak pada perubahan tingkah laku, sifat anak dan munculnya kebiasaan buruk pada siswa X baik di rumah maupun di sekolah.

Berikut hasil pengelompokan yang dikumpulkan penulis:

1) Perubahan tingkah laku seperti: suka menyendiri, mal adaktif, suka melamun.

2) Perubahan sifat sepert: malas belajar, kurang konsentrasi, kurang menghiraukan pelajaran.

      

5

(73)

3) Munculnya kebiasaan buruk seperti: tidak menghiraukan nasihat. Sering termenung sendiri, selalu menghindar dari teman-teman.

b. Diagnosis

Diagnosis adalah langkah menemukan masalah atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa, yaitu meliputi proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan, dan kelemahan siswa. Dalam proses penafsiran data dalam kaitannya dengan perkiraan penyebab masalah penulis menentukan penyebab masalah yang paling mendekatai kebenaran atau menghubungkan sebab akibat yang paling logis dan rasional. Berikut ini adalah hasil wawancara konselor dengan beberapa informan:

Wawancara konselor dengan salah satu teman X

Teman X : Assalamu’alaikum

(74)

Konselor : Kamu kenal X kan?

Teman X : Ya saya kenal pak saya kan agak dekat rumahnya apalagi SMP satu kelas sama saya, kenapa pak?

Konselor : Menurutmu dia bagaimana

Teman X : Baik pak, tapi sejak MA kelas 1 dia berubah Konselor : Berubah kenapa? Apanya yang berubah?

Teman X : Dia suka menyendiri, bertingkah tidak jelas jika berkumpul dengan teman-teman

Konselor : Kamu pernah melihat dia bertingkah aneh?

Teman X : Pernah pak pas pulang bareng naik mikrolet nunggu lama dia malah melamun sendirian di depan gerbang Konselor : Kamu tau kenapa dia seperti itu?

Teman X : Nggak tau pak, dulu dia nggak gitu kok. Anaknya baik dan selalu ceria

Konselor : Oh,,,, begitu. Kalau di kelas bagaimana?

(75)

Konselor : Maksudmu dia nggak punya teman?

Teman X : Punya sih pak tapi dia itu nggak terlalu suka kumpul, paling klo pas lagi mood dia betah klo kumpul-kumpul sama teman-teman.

Konselor : Ya sudah terima kasih banyak ya atas informasinya. Teman X : Ya pak sama-sama, saya kembali ke kelas dulu ya pak.

Assalamu’alaikum Konselor : Wa’alaikumussalam,,,6

Wawancara konselor dengan wali kelas X

Konselor : Assalamu’alaikum

Wali kelas : Wa’alaikumsalam, ada apa mas? Konselor : Ibu wali kelasnya X kan?

Wali kelas : Iya mas betul, ada apa ya?

Konselor : Saya mau tanya-tanya tentang X bu Wali kelas : Oh ya mas boleh, silahkan

Konselor : Bagaimana sih bu keseharian X?

      

6

(76)

Wali kelas : Dia itu gimana ya mas ya saya juga bingung Konselor : Maksudnya? Kok bingung?

Wali kelas : Yang saya lihat itu klo di kelas diam begitupun waktu ada penjelasan dari guru dia sering melamun sendiri dan tidak focus pada penjelasan guru.

Konselor : Ehm,,, begitu

Wali kelas : Dia juga sering menyendiri daripada bergaul dengan teman-teman sekelasnya.

Konselor : Ibu tau kenapa X begitu? Wali kelas : Saya juga nggak tau mas

Konselor : Bagaimana dengan nilai-nilainya bu?

Wali kelas : Nilainya juga banyak yang di bawa rata-rata

Konselor : Apa sudah ada perlakuan khusus dari sekolah ya semacam konseling di ruang BK

Wali kelas : Wah klo itu sih belum pernah mas soalnya guru BK banyak pasien yang lebih berat daripada masalah X Konselor : oh begitu ya bu, terima kasih banyak ya bu atas

(77)

Wali kelas : Ya mas sama-sama7 c. Prognosis

Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan apakan masalah yang dialami peserta didik masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan mengintepretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses pengambilan keputusan pada tahap ini seyogjanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang dihadapi siswa untuk diminta bekerjasama guna membantu menangani kasus yang dihadapi siswa.8

Berdasarkan data-data diatas yang telah diperoleh penulis maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Siswa X mengalami permasalahan dalam hal mentalnya yakni kurang percaya diri.

2) Akibat dari tidak percaya diri tersebut berdampak pada hubungan sosialnya, prestasi akademisnya.

      

7

  Dokumentasi pribadi, wawancara konselor dengan wali kelas Y pada tanggal 3 Juni 2013

 

8

(78)

3) Masalah ini termasuk berat dan jika tidak segera dibantu maka akan berdampak negatif pada konseli baik dari hubungan sosialnya, akademisnya, prestasinya, dll.

4) Peneliti akan memperkirakan masalah ini dapat dibantu dengan konseling individu.

5) Lama proses konseling adalah kurang lebih 1 bulan dengan beberapa kali proses konseling atu tatap muka berdasarkan kesepakatan konselor dengan konseli.

6) Adapun yang bertugas sebagai terapis adalah penulis sendiri 7) Sedangkan pihak-pihak lain yang ikut terlibat dalam

pemberian data-data penting adalah guru BK, guru kelas, guru bidang studi.

d. Pemberian bantuan/ Treatment

(79)

direktif, non direktif, maupun eklektif yang mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut.

Suatu masalah akan dapat terselesaikan apabila kita mengetahui akar atau awal dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu dalam kasus siswa X seperti diatas langkah-langkah dalam proses treatment (pemberian bantuan) kasus tersebut penulis melaksanakan konseling individual dengan menggunakan terapi zikir dengan alasan terapi ini sangat cocok sekali digunakan dalam masalah ini karena terapi ini sangat memberikan efek ketenangan dalm diri siswa, namun tergantung kemampuan dan keikhlasan siswa tersebut dalam melakukan terapi dzikir tersebut.

Setelah melihat kenyataan yang terjadi pada siswa X sebagaimana tertera diatas maka diperlukan bantuan sebagai berikut:

 Konselor meminta konseli untuk duduk bersilah dan mengucapkan kalimat-kalimat zikir yang mengagunggkan Allah Swt.

 Konselor meminta konseli untuk mengungkapkan semua perasaa-perasaan yang dialami konseli

Gambar

Tabel I hasil perbandingan pada sesi pertama
Tabel II hasil perbandingan pada sesi kedua
Table III hasil perbandingan pada sesi ketiga
Tabel IV hasil perbandingan pada sesi keempat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan Wujud Benda Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V-B MIN 1 Kota Surabaya”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Telah berhasil dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada

Berkaitan dengan sejarah, para biarawan Ordo Karmel Tak Berkasut juga akan mengenang kembali masa lampau, yaitu perjalanan hidup Ordo Karmel Tak Berkasut, yang didahului dengan

C ollecting the lyric of Christina Perri’ song entitle human song became data of idiom.. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran dan

Sistem/aturan kerja buruh bongkar muat di Pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas ini adapun sistem/aturannya itu ialah yang terdiri dari atas 7 kelompok kerja yaitu

Klenteng adalah tempat ibadah umat Tri Dharma di Indonesia. Hok Tek Bio Salatiga yang merupakan klenteng terbesar di Salatiga, selama ini hanya mempunyai katalog sebagai

Untuk ibu bersalin yang mengalami hipertensi, ternyata 15 ibu bersalin (19,2%) memiliki bayi yang tidak asfiksia, hal ini dikarenakan penanganan efektif pada saat