• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU | SAIDNA ZULFIQAR BIN TAHIR (VIKAR) dalil manhaj salaf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUKU | SAIDNA ZULFIQAR BIN TAHIR (VIKAR) dalil manhaj salaf"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Dzulhijjah 1428

Desember 2008

Kr itik dan Sar an yang membangun

(2)

Sangat banyak dalil-dalil dar i al Qur ’ an dan sunnah Raulallah ser ta ucapan par a sahabat yang menjelaskan akan pujian ter hadap or ang-or ang yang mengikuti jalan Salaf dan celaan ter hadap or ang yang tidak melakukan demikian atau bagi or ang yang menyelisihi jalan mer eka.

Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah

beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh

itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka

tidak tahu. (QS. Al-Baqarah: 13)

Yang dimaksud dalam ayat ini adalah par a shahabat ber dasar kan ijma’, maka

adalah dimana Allah telah menjadikan keimanan par a shahabat sebagai

timbangan, keimanan yang w ajib diikuti oleh selur uh umat. Maka keimanan seseor ang tidak benar apa bila ber beda dengan keimanan mer eka ( yang dimaksud bukan tingkat keimanannya tapi adalah sesuatau yang mer eka imani).

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin

dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka

dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang

mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah

kemenangan yang besar.

(QS. At-Taubah: 100)

Ayat ini menunjukan bahw a manhaj salaf adalah hujjah, sebab Allah telah memuji or

ang-or ang yang mengikuti salafu sholeh. Maka otomatis ang-or ang yang diikutinya ter puji dan

(3)

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah ber kata: Allah telah mer idhoi or ang-or ang yang mengikuti

or ang-or ang yang ter dahulu sampai har i qiamat, maka menunjukan bahw a mengikuti

mer eka adalah per buatan yang dir idhoi Allah sebab Allah hanya mer idhoi per kar a yang

haq dan tidak mer idhoi per kar a yang bathil (Al Fataw a 19:178)

Ber kata ibnu Al Qoyim Rohimahulloh Ta’ ala: Ayat ini menunjukan bahw asannya All ah

telah memuji or ang-or ang yang mengikuti mer eka, maka apabila mer eka ber kata satu

per kataan, lalu diikuti oleh or ang yang mengikuti sebelum dia mengetahui keshahihannya,

maka dia telah mengikuti mer eka, maka har uslah hal itu mer upakan hal yang ter puji dan

ber hak mendapatkan ker idhoan.

Apabila mengikuti mer eka adalah dikatakan taklid yang mur ni, sebagaimana taklid

kepada sebahagian pember i fatw a, maka tidak ber hak mendapatkan ker idhoan bagi yang

mengikuti mer eka kecuali or ang aw am.Sedangkan bagi seor ang ‘ Ulama Mujtahid maka

tidak boleh untuk mengikuti mer eka (mer eka tidak akan mendapat ker idhoan). (Al’ ilam

4:108)

Adapun sisi pendalilannya yang menunjukan bahw a manhaj shohabat adalah hujjah,

seandainya mengikuti mer eka tidak ada keistimew aan dar i selain mer eka, maka tidak

ber hak mendapatkan pujian dan ker idhoan bagi or ang yang mengikuti mer eka.

Sebagian or ang mengatakan bahw a mengikuti jalan ‘ ulama salaf adalah taqlid. Dan

taqlid itu ter lar ang dalam agama.

Maka untuk menjaw ab syubhat i ni kami nukilkan keter angan Syaikh Sholih Al

-Fauzan Hafidzohullohu Ta’ ala menjaw ab syubhat ini dalam kaset yang ber judul

Beliau ber kata : “ Taqlid bukanlah ter cela secar a mutlak, taqlid

dalam kebenar an ini adalah per kar a yang diper intahkan. Allah ber fir man tentang

(4)

Yusuf ‘ alaihi salam mengabar kan bahw a dia mengikuti or ang yang sebelumnya tatkala

mer eka ber ada diatas kebenar an. Dan Allah hanyalah mencela mengikuti ayah-ayah dan

nenek moyang kar ena mer eka ber ada diatas selain ilmu.

( QS.

Al-Baqar ah : 170 )

Mer eka dicela kar ena mer eka tidak mengetahui sesuatu apapun dan tidak

mendapatkan petunjuk maka pemahaman ayat ini menunjukkan bahw a or ang yang

mendahului kita, kalau mer eka mengetahui dan memahami Al -Qur ’ an dan As-Sunnah,

mer eka diikuti dalam hal itu.

Dan Allah ber fir man :

( QS. Al-Baqar ah :104 )

Maka ini menunjukkan bahw a or ang yang mengetahui itu diikuti, yang ter cela

hanyalah siapa yang mengikuti or ang yang tidak mengetahui. Maka taqlid bukanlah

ter cela secar a mutlak tapi ada r incian yaitu siapa yang diatas kebenar an maka ia diikuti

(5)

mengikuti par a ‘ ulama Salaf dan mencontoh mer eka ( dan ) siapa yang menyelisihi

kebenar an tidak boleh diikuti dan di taqlid. ini pemutus per selisihan dalam masalah ini.

Maka kami ber kata : tidak mungkin kita memahami Al -Qur ’ an dan As-Sunnah kecuali

dengan mengikuti manhaj Salaf. Dan tidaklah dengan mungkin seseor ang datang diakhir

dunia diakhir zaman lalu membuang manhaj Salaf dan menyangka ia mengambil Al -Kitab

dan As- Sunnah secar a langsung. Ini adalah kesesatan dan memecah belah umat dan

memutuskan hubungan (gener asi) belakangan dar i ( gener asi) Salafnya”.

Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu,

Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. (QS. Luqman: 15)

Ber kata Ibnu Al Qoyim Rohimahullohu Ta’ ala : Dan semua par a sahabat kembali

kepada Allah, maka dengan itu w ajib untuk mengikuti jalannya, per kataannya, dan

keyakinannya, yang mer upakam pokok per jalanannya.

Sedangkan dalil yang menunjukan bahw a mer eka itu kembali kepada Allah, bahw a

Allah telah menunjukan mer eka.

Allah ber fir man:

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)

kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang

(6)

Ber kata Ibnu al Qoyim Rohimahulloh Ta’ ala : Allah telah menghabar kan bahw a bar ang

siapa yang mengikuti Rasul dia menyer u kepada Allah, dan bar ang siapa yang menyer u

kepada Allah dengan hujjah yang nyata ( ilmu dan hujjah), maka w ajib untuk dikutinya,

ber dasar kan Fir man Allah ketika menghikayatkan tentang Jin:

.( QS. Al Ahqaf :31).

Kar ena yang menyer u kepada Allah dengan hujjah yang nyata maka dia ber ar ti talah

menyer u kepada hak, menyer u kepada hukum-hukum Allah, dan menyer u kapada Allah,

kar ena yang kepada Allah adalah menyer u untuk taat kepada-Nya ter hadap apa Dia

per intahkan, dan apa yang Dia lar ang. Maka par a Shahabat mer eka telah mengikuti Rasul

, oleh sebab it u maka mengikuti mer eka adalah w ajib apabila akan menyer u kepada

Allah.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,

dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran: 110)

Maka par a Shahabat adalah sebaik-baiknya umat yang ber ada dimuka bumi ini setelah

par a Rasul dan Nabi, Rasul ber sabda:

"

“…

Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah

(7)

Ber kata Ibnu Al Qoyim Rohimahulloh Ta’ ala: Allah telah mengkhabar kan bahw a or

ang-or ang yang ber pegang teguh kepada agama Allah, maka sesengguh Dia akan menunjukan

mer eka kepada kebenar an. Maka par a Shahabat adalah or ang-or ang yang ber pegang teguh

kepada Agama Allah, dan mer eka itu adalah yang mendapatkan petunjuk, maka mengikuti

mer eka adalah w ajib.

(QS. Al-Baqar ah 137)

Ber kata Ibnu Al Qoyim Rohimahulloh Ta’ ala : Ayat ini menjadikan iman Par a Sahabat

adalah sebagai Mizan (ukur an) untuk membedakan petunjuk dan kesesatan, diantar a haq

dan bathil.

Apabila or ang-or ang ahlu kitab ber iman seper ti ber imannya par a Shahabat, maka

mer eka ber ar ti telah ber ada dalam hidayah mutlak dan sempur na, dan apabila mer eka

ber paling dar i apa yang diimani par a Shahabat maka mer eka telah ter jer umus kepada

kebinasaan dana kesesatan yang sangat jauh.

Dan sebatas kesesuaian iman mer eka dengan imannya par a shahabat, maka mer eka

akan mendapatkan hidayah, dan seber apa jauhnya mer eka dar i keimanan par a shahabat

maka sejauh itu juga kebinasaan dan kesesatan mer eka.(’Ilam Muw aqiin 4: )

Maka ayat ini sebagai dalil bahw a mengikuti par a Sahabat dalam ber iman adalah

syar at untuk mendapatkan hidayah, dan ter jaganya dar i kesesatan dan per pecahan. Dan

yang dimaksud mengikuti mer eka adalah mencakup kepda Aqidah, per kataan, dan

per buatan mer eka. Dan mencar i hidayah dan iman, ser ta menjauhi kesesatan dan

per pecahan adalah kew ajiban paling agung, maka menunjukan mengikuti par a Sahabat

(8)

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan menngikuti jalan

yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah

dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk

tempat kembali.

(QS. An-Nisaa’: 115)

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: Ayat ini menunjukan bahwa orang yang mengikuti

jalan selain jalan orang-orang yang beriman dia berhak unuk mendapatkan ancaman,

sebagaimana menentang (menyelisihi) Rasulallah sesudah jelas kebenaran baginya berhak

mendapatkan ancaman. Maka dipahami bahwa semata-mata memiliki sifat ini (menyelisihi jalan

orang-orang yang beiman) dia akan mendapatkan ancaman, sebab kalau penyebutan sifat

lain(menyelisihi jalan orang-orang yang beriman)tidak masuk dalam ancaman maka tidak ada

faidahnya untuk disebutkan dalam ayat .

Dalam penjelasan ayat diatas ada tiga penafsiran;

Pertama

: Mengikuti jalannya selain jalan

orang-orang yang beriman itu semata-mata karena menentang Rasulallah yang disebutkan dalam

ayat.

Kedua

: Menentang Rasulallah adalah tercela dengan sendirinya dan mengikuti jalan selain

jalan mereka ( orang-orang yang beriman) adalah tercela dengan sendirinya

. Ketiga

: Bahkan

mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman mengakibatkan cacian, sebagaimana ayat telah

ditunjukan kepadnya. Tapi hal ini tidak menunjukan bahwa itu terpisah dari yang pertama,

bahkan menunjukan sebuah konsekwensi, artinya setiap yang mengikuti jalan selain jalan

orang-orang yang beriman berarti dia telah menetang Rasullah, demikian pula yang menentang

Rasullah dia akan mengikuti jalan selain jalan orang-orang yang beriman.Hal ini semakna

tengtang wajibnya taat kepada Allah dan Rasulallah. Maka taat kepada Allah adalah wajib

demikian pula taat kepada Rasulallah adalah wajib. Maka setiap yang maksiat kepad Allah dan

Rasulallah dia berkhak mendapat celaan. Keduanya saling berhubungan, karena siapa yang taat

(9)

Ber kata Ibnu Al Qoyim Rohimahulloh Ta’ ala : Allah telah menggabungkan antar a

menentang Rasul dengan mengikuti jalan selain jalan or ang-or ang mu’ min, sebagi sebab

untuk ter jer umus pada kesesatan dan akan dimasukkan kedalam Jahannam.

Menentang Rasul memastikan untuk mengikuti jalan selain jalan or ang-or ang yang

ber iman, sebagaimana or ang yang mengikuti jalannya or ang-or ang mu’ min memastikan

dia mengikuti Rasul. Sebab mengikuti jalan or ang-or ang mu’ min mustahil kalau tidak

mengikuti Rasul, sebagai mana mengikuti Rasul adalah mustahil untuk menyalahi

per jalanannya or ang-or ang mu’ min (par a Sahabat), didalam menafsir kan Al Qur ’ an dan

Sunnah, di dalam menghar amkan dan menghalalkan ser ta mew ajiu.bkan sesuat

Ayat ini menunjukan bahw a siapa saja yang menyalahi jalan or ang-or ang yang ber iman

(par a sahabat), maka mer eka akan dibiar kan agar leluasa dalam kesesatan dan dimasukkan

kedalam Jahannam.Sebagaimana ayat ini juga menunjukan bahw a mengikuti Rasul dan

ber jalan diatas jalan or ang-or ang yang ber iman adalah mer upaka pondasi islam, sedangkan

jalan or ang-or ang mu’ min adalah per kataannya dan per buatannya, sebagai mana

ditunjukkan oleh Fir man-Nya:

Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian

pula orang-orang yang beriman.

(QS. Al-Baqarah: 285)

Dan yang dimaksud dengan or ang-or ang mu’ min pada w aktu itu hanya par a sahabat.

Maka menunjukan bahw a mengikuti mer eka dalam memahami Syar i’ at Allah adalah

(10)

Dalam hadits ini, setelah Rasulullah menghabar kan akan adanya per selisihan dan

per pecahan umat, beliau menyebutkan sunnahnya dan sunnah par a sahabatnya, ser ta

memer intahkan untuk ber pegang teguh kepadanya. Rasulullah menggabungkan antar a

sunnahnya dan sunnah sahabatnya dengan mengatakan : ( bentuk mufr od /

tunggal ) dan beliau tidak mengatakan : ( bentuk mutsana / dua ). Hal ini

menunjukkan bahw a keduannya adalah satu kesatuan yang saling ber kaitan, ter ikat dan

tak bisa dipisahkan.Ini pula yang semakin memantapkan seor ang yang betul-betul mau

memahami sunnah Nabi bahw a keter ikatan dan keter kaitan Al -Qur ’ an dan Sunnah Nabi

dengan pemahaman par a sahabat seakan buhul ( simpul ) tali yang sangat kokoh, yang tak

akan ter ur ai.

Dan fokus dalil ter sebut ter letak pada penggabungan antar a sunnah Nabi dengan

sunnah khulafaaur Rasyidin. Kenuadian per hatikan bagaimana Rasulullah menjadikan

penutur an beliau ter sebut sebagai w asiat bagi umatnya. Hingga par a pembaca dapat dapat

mengetahui kebenar an asas-asas manhaj shalaus shalih ini. Kemudian coba per hatikan

bagaimana Rasulullah memer intahkan mer edam per selisihan dengan ber pegang teguh

kepada manhaj ini. Agar pembaca sekalian dapat mengetahui bahw a kaidah “ menur ut

pemahaman Salafus Shaleh ) “ mer upakan pelampung penyelamat dar i per pecahan. Imam

Asy-Syathibi ber kata : “Sebagaimana yang anda lihat sendir i, Rasulullah menyer takan

sunnah khulafaur Rasyidin dengan sunnah beliau. Bahw a ter masuk mengikuti sunnah

(11)

mer upakan hal yang ber seber angan dengan itu dan sama sekali bukan ter masuk sunnah.

Sebabnya, par a sahabat dalam menetapkan sebuah sunnah selalu mengikuti sunnah nabi

atau mengikuti apa yang mer eka pahami dar i sunnah Nabi secar a global maupun

ter per inci yang mungkin saja paham itu samar atas selain mer eka, bukan mer upakan

tambahan atas sunnah Nabi aw .

Demikian juga hadits Abdullah bin Amr bin ‘ Ash dan Anas bin Malik.

, setelah Rasulullah mengkhabar kan akan munculnya penyakit

per pecahan umat. Beliau menjelaskan obat dan solusinya, car a menyelamatkan dar i

kecamuk fitnah ini bagi or ang yang ingin menasehati dir inya dengan sebaik -baik jalan

dan petunjuk.

Dan folus dalil ter sebut ter letak pada penyebutan kr iter ia Fir qah Najiyah (golongan

yang selamat) dengan al-Jama’ ah. Dan tidak menyebutkan or ientasinya kepada Al -Qur ’ an

dan As-Sunnah, padahal golongan ini sama sekali tidak dapat ter lepas dar i Al -Qur ’ an dan

As-Sunnah Hikmah yang ter sembunyi dibalik itu adalah sinyalemen kepada al -Jama’ ah

yang memahami menur ut nash al-Qur ’ an dan as-Sunnah kemudian mengamalkannya

menur ut yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya, dan pada saat itu tidak ada jama’ ah

kecuali sahabat Nabi.

Oleh sebab itulah par a ulama men-shahih-kan sebuah lafal yang dir iw ayatkan dar i

(12)

Fokus dalil ter sebut ter letak pada penggabungan antar a sunnah Nabi dengan

sunnah khulafaaur Rasyidin. Kemudian per hatikan bagaimana Rasulullah menjadikan

penutur an beliau ter sebut sebagai w asiat bagi umatnya. Hingga par a pembaca dapat dapat

mengetahui kebenar an asa-asas manhaj salafus shalih ini. Kemudian coba per hatikan

bagaimana Rasulullah memer intahkan mer edam per selisihan dengan ber pegang

teguh kepada manhaj ini. Agar pembaca sekalian dapat mengetahui bahw a kaidah “

menur ut pemahaman salafus Shaleh) “ mer upakan pelampung penyelamat dar i

per pecahan. Imam Asy-Syathibi ber kata : “ Sebagaimana yang anda lihat sendir i,

Rasulullah menyer takan sunnah khulafaur Rasyidin dengan sunnah beliau. Bahw a

ter masuk mengikuti sunnah beliau adalah mengikuti sunnah mer eka. Sebaliknya, per kar a

yang diada-adakan mer upakan hal yang ber seber angan dengan itu dan sama sekali bukan

ter masuk sunnah. Sebabnya, par a sahabat dalam menetapkan sebuah sunnah selalu

mengikuti sunnah nabi atau mengikuti apa yang mer eka pahami dar i sunnah Nabi secar a

global maupun ter per inci yang mungkin saja paham itu samar atas selain mer eka, bukan

mer upakan tambahan atas sunnah Nabi .

Dar i ur aian di atas kita dapat menar ik kesimpulan ; bahw a tidak mungkin kita

memahami Al-Qur ’ an kecuali dengan sunnah, maka dia akan ter sesat, dan itu sebuah

kepastian. Kita juga tidak mungkin memahami Al -Qur ’ an dan Sunnah tanpa

pemahaman par a sahabat. Bar ang siapa yang ingin memahami Al -Qur ’ an dan Sunnah

selain pemahaman sahabat, bisa dipastikan dia akan ter jatuh dalam kehancur an.

Allah juga member i jaminan bagi siapa saja yang mengikuti Rasul, Allah telah

ber fir man tentang Rasul :

Dan sesungguhnya kamu benar -benar member i petunjuk kepada jalan yang lur us ( QS.

42:52 )

Sengaja saya baw akan nash-nash ter sebut sebagai dalil kaidah yang sedang kita

(13)

ucapan Imam Ath-Thahaw i : “ Kita har us mengikuti sunnah al -Jama’ ah dan har us

menjauhkan dir i dar i penyimpangan, per selisihan dan per pecahan.”

1. Ber kar a Ibnu Mas’ ud: Wahai segenap manusia bar ang siapa yang mengikuti jejak

diantar a kamu, maka ikutilah jejak sunnah yang sudah w afat, kar ena yang masih

hidup tidak aman dar i fit nah.Maka mer eka itu par a Shahabat Muhammad .

Mer eka adalah yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya paling sedikit

ber ulah dan ber macam-macam. Mer eka adalah kaum pilihan Allah untuk

mendampingi Nabi-Nya dan untuk menegakkan Agama-Nya. Maka kenalilah

kelebihan-kelebihan dan jasa-jasa mer eka, ikutilah akhlak dan agam mer eka,

kar ena mer eka ber ada dalam gar is hidayah yang lur us.

2. Ber kata Hudzaifah ibnu Yaman :”Wahai par a pembaca Al Qur ’ an,

(lur uslah)kamu, tempuhlah jalan or ang-or ang sebelum kamu (par a

shahabat).

3. Dar i ’Abdullah bin ’Umar bahw a Rubayyi’ khulu ( meminta cer ai dar i suaminya )

maka dia mendatangi pamannya ’Utsman, maka dia ber kata dia ber idah selama

satu kali haid, adapun Ibnu ’Umar ber fatw a baginya ber ’idah selama tiga kali haid

dan beliau ber fatw a ter us sper ti itu sehinga beliau mendengar fatw a ’Utsman, lalu

beliau ber fatw a dengan fatw a ’Usman dan ber kata beliau adalah lebih baik dan

lebih tahu dar i pada kita. ( Iibnu Abi Syaibah 4:119 no:18642)

4. Dar i ’Ubaidillah bin Abi Yazid ber kata aku mendengar ’Abdullah bin ’Abas

ber kata: apa bila beliau ditanya tentang satu masalah dan beliau mendapatkannya

dalam kitabullah maka beliau mengatakannya, apa bila tidak didapatkan dalam

kibullah dan Nabi mengakan-Nya maka beliau mengatakannya dan apa bila tidak

ter dapat dalam alkitab dan dalam ucapan Nabi dan didapatkan Abu Bakar dan

’Umar mengatakannya maka beliau mengambilnya, kalau tidak didapatkan

(14)

5. Ber kata Al Imam Ahmad ibnu Hanbal Rohimahullohu Ta’ ala: Dasar -dasar

Sunnah bagi kami adalah ber pegang teguh pada ajar an-ajar aj shahabat -sahabat

Rasul .

6. Ber kata Al Imam Al ‘ Auza’ i Rohimahullohu Ta’ ala: Ikutilah jejak Salaf meskipun

kamu ditolak or ang banyak, dan jauhilah akal pendapat or ang w alaupun mer eka

mempr omosikannya kepada kamu dengan kemasan yang indah.

7. Ber kata ibnu Qudamah Rohimahullohu Ta’ ala: Telah tetap kew ajiban untuk

mengikuti par a ‘ Ulama Salaf ber dasar kann Al Kitab dan As Sunnah dan ijm’ a.

8. Ber kata ibnu Qoyyim Rohimahullohu Ta’ ala: Sesungguhnya senantiasa par a

‘ Ulama dar i setiap zaman sepakat dalam hujjah, mer eka mengambil per kataan dan

per buatan par a sahabat dan tak satupun diantar a mer eka mengingkar i hal ini.

Kar angan-kar angan dan muhadhor oh-muhadhor oh mer eka menjadi bukti dar i itu.

Dan ber kata sebahagian ‘ Ulama Al Makiyyah : Par a ‘ ulama sepakat mengambil

apa-apa yang datang dar i par a shahabat didalam hujjah, hal ini ter kenal dar i

per iw atan-per iw atan par a ‘ ulama, kitab-kitab muhadhor oh ser ta pengambilan

dalil mer eka yang selalu ber patokan dar i per buatan dan per kataan mer eka par a

shahabat.

9. Al Imam Al ’Auza’I ber kata : Ilmu adalah apa yang dibaw a oleh par a shabat Nabi

sedangkan apa-apa datang selain dar i mer eka adalah bukan ilmu ( Jamiul ulum

w alhikam 2: 29)

10. Al Imam Abu Hanifah ber kata: Apabila datang ber ita dar i Nabi maka kami

mener imanya sepenuhnya, apa bila datang ber ita dar i par a shahabat Nabi maka

kami maemilih salah satu ucapan mer eka, dan apabila datang dar i par a Tabi’in

maka kami ikut ber pendapat.

11. Al Imam Malik bin Anas ber kata dala almuw atho: Didalamnya ter dapat Hadits

(15)

aku per pendapat dengan pendapatku dalam masalah ijtihad, dan apa-apa yang

aku dapatkan dar i par a ahlu ilmi yang ber ada dinegar a kami dan kami tidak

keluar dar i ucapan mer eka.

12. Al Imam Malik ber kata tengtang kitabnya almuw atho : Didalamnya ada hadit

-hadits Nabi, ucapan-ucapan par a shahabat, tabi’in dan pendapat -pendapat

mer eka, dan aku sungguhguh ber bicar a dengan pendapatku atas ijtihad, dan

apa-apa yang aku dapa-apatkan dar i per kataan ahlul ilmi yang ada dinegar a kami da aku

tidak per nah keluar dar i pendapat mer eka kepada yang lainnya.

13. Al Imam Syafi’i ber kata ilmu ada tingkatannya: Per tama: Alqur a’an dan sunnah

yang shohih. Kedua: Ijma yang tidak ter dapat dlam al qur aan dan sunah. Ketiga:

Per kataan salah seor ang diantar a mer eka (par a shahabat) dan tidak deketahui

ada yang menyelisihinya. Keempat: Per bedaan mer eka par a shahabat. Kelima:

Qiyas kepada salah satu tinkatan yang diatas. Dan tidak mengambil selain

alqur aan dan sunah selama keduanya ada kar ena ilmu diambil dar i yang atas. (Al

madkhol ila sunanil kubr a :110)

14. Al Imam Ahmad ber kata: Apabila dalam masalah ada hadits Nabi maka kami

tidak mengambil ucapan salah seor ang dar i par a shahabat, juga or ang-or ang yang

setelah mer eka, dan apabila dalam masalah ada per bedaan diantar a par a

shahabat maka kami memilih salah satu ucapan mer eka dan kami tidak keluar

dar i ucapan mer eka kepada ucapan yang lainnya, ser ta apabila tidak didapatkan

ucapan Nabi dan par a shahabt -Nya, maka kami memilih ucapan par a Tabi’in…( Al

musaw adah : 276)

15. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah ber kata: Bar angsiapa yang menafsir kan Al qur aan

dan hadits dengan penafsir an yang tidak dikenal dar i par a shahabat dan Tabi’in

maka dia telah mengada-adakan dusta ter hadap Allah, menyimpang dar i ayat -ayat

Allah, memalingkan kalam Allah dar i yang semestinya, dan telah membuka pintu

(16)

Allah dar i tempatnya) , Dan hal ini suatu per kar a yang telah jelas kebatilannya

dar i agama islam . ( Al Fataw a 13:243)

16. Al Imam Ibnu Al Qoyyim ber ka: Demikianlah kondisinya fir qoh-fir qoh yang bar u

dalam syar i’ah ber sama syar i’ah, setiap diantr a mer eka menta’w il syar i’ah

dengan ta’w il yang bukan ta’w il fir qoh yang lainnya, dan setiap fir qoh menyangka

bahw a yang dita’w il itulah yang dimaksud pemilik Syar i’ah, sehinga mer eka

mempor ak por andakan syar i’ah ’ dan menjauhkan dar i kondisinya yang aw al.

Demikianlah apa yang dilakukan par a imam yang empat dan par a ‘ Ulama yang lainnya

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah selesainya masa sanggah terhadap pengumuman pemenang untuk paket pekerjaan Penyusunan Pengembangan Industri Kecil dan Industri Menengah di Kabupaten Kayong

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 6/PPBJ/MEP/DISDIK/2012 tanggal 3 Oktober 2012, dengan ini kami mengumumkan pemenang..

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 6/PPBJ/PRBS/DISDIK/2012 tanggal 9 Oktober 2012, dengan ini kami mengumumkan pemenang..

The measure of efficacy used in the research on hot water treatment of mangoes against fruit flies was usually failure of any larvae emerging from treated fruits to form

Paket Pekerjaan : Jasa Konsultan Pengawasan/ Supervisi Penyiapan dan Pematangan Lahan, Jalan Poros/ Penghubung, Jalan Desa, Jembatan, Gorong-gorong, Pembangunan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/BM-16/POKJA/2016 tanggal 31 Mei 2016 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Simpang Jalan

Paket pekerjaan : Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Peningkatan Jalan dan Jembatan UPT1. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan

DM of kiwifruit before ( ) and after ( ) ripening, plotted against initial density and showing the respective re- gression lines. Orchard 1 comprises the lower 16 data points. 3),