P U T U S A N
Perkara Nomor: 03/KPPU-L/2016
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya
disebut Komisi yang memeriksa Perkara Nomor 03/KPPU-L/2016 telah
mengambil Putusan tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 terkait Tender/Lelang Jack-Up Drilling Rig Services for BD
(Nomor: PT 2140720/PT 2140720R), yang dilakukan oleh: ---
Terlapor I : Husky – CNOOC Madura Limited, yang beralamat
kantor di Indonesia Stock Exchange Building Tower 1,
18th, 24th, 25th & 28th Floor Jl. Jenderal Sudirman
Kav. 52 - Jakarta 12190, Indonesia;---
Terlapor II : PT COSL INDO yang beralamat kantor di Prudential
Tower, 21st Floor JI. Jend. Sudirman Kav. 79 - Jakarta
Selatan 12910, Indonesia;---
telah mengambil Putusan sebagai berikut: ---
Majelis Komisi: --- Setelah membaca Laporan Dugaan Pelanggaran; ---
Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Dugaan
Pelanggaran; ---
Setelah mendengar keterangan para Saksi; ---
Setelah mendengar keterangan para Ahli; ---
Setelah mendengar keterangan Terlapor; ---
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator; ---
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor; ---
TENTANG DUDUK PERKARA
1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah menerima laporan dari
masyarakat tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 terkait Tender/Lelang Jack-Up Drilling Rig
Services for BD (Nomor: PT 2140720/PT 2140720R); ---
2. Menimbang bahwa berdasarkan Hasil Klarifikasi, laporan tersebut
merupakan kompetensi absolut KPPU, telah lengkap secara
administrasi, dan telah jelas dugaan pelanggaran Pasal 22 dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999; ---
3. Menimbang bahwa berdasarkan Hasil Klarifikasi tersebut, Sekretariat
Komisi merekomendasikan untuk dilakukan penyelidikan;---
4. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan penyelidikan
terhadap Hasil Klarifikasi dan memperoleh bukti yang cukup,
kejelasan, dan kelengkapan dugaan pelanggaran yang dituangkan
dalam Laporan Hasil Penyelidikan; ---
5. Menimbang bahwa setelah dilakukan pemberkasan, Laporan Hasil
Penyelidikan tersebut dinilai layak untuk dilakukan Gelar Laporan
dan disusun dalam bentuk Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran; -
6. Menimbang bahwa dalam Gelar Laporan, Rapat Komisi menyetujui
Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut menjadi Laporan
Dugaan Pelanggaran; ---
7. Menimbang bahwa selanjutnya Ketua Komisi menerbitkan Penetapan
Komisi Nomor 15/KPPU/Pen/III/2016 tanggal 29 Maret 2016 tentang
Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 03/KPPU-L/2016 (vide
bukti A1); ---
8. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan
tersebut, Ketua Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi
melalui Keputusan Komisi Nomor 23/KPPU/Kep.3/III/2016 tanggal 29
Maret 2016 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi
pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 03/KPPU-L/2016
(vide bukti A2); ---
9. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor
03/KPPU-L/2016 menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor
22/KMK/Kep/III/2016 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan
halaman 3 dari 239
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 6
April 2016 sampai dengan tanggal 19 Mei 2016 (vide bukti A10); ---
10. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan
Pemberitahuan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Penetapan
Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan Majelis Komisi
tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat
Panggilan Sidang Majelis Komisi I (pertama) kepada para Terlapor (vide
bukti A4, A5, A6, A7, A8, A9 dan A10); ---
11. Menimbang bahwa pada tanggal 6 April 2016, Majelis Komisi
melaksanakan Sidang Majelis Komisi I dengan agenda Pembacaan dan
Penyerahan Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran oleh Investigator
kepada Terlapor yang dihadiri oleh Investigator dan Terlapor (vide
bukti B1); ---
12. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi I tanggal 6 April 2016,
Investigator menyampaikan/membacakan Laporan Dugaan
Pelanggaran yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide
bukti I.2): ---
12.1 Pihak Terlapor dalam perkara ini adalah: ---
12.1.1 Husky–CNOOC Madura Limited; ---
12.1.2 PT COSL INDO; ---
12.2 Dugaan Pelanggaran: Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999; ---
Pasal 22
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan/atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
12.3 Obyek Perkara: Tender/Lelang Jack-Up Drilling Rig Services for
BD yang diselenggarakan oleh Husky–CNOOC Madura
Limited; ---
Judul Pengadaan (Nomor)
Tender/Lelang Jack-Up Drilling Rig Services for BD (Nomor: PT 2140720/PT 2140720R)
Bidang / Subbidang Pekerjaan
Bidang Pertambangan Minyak / Gas Bumi, Pemboran Rawa dan Lepas Pantai (Kode: B.06.03)
Lingkup Perkerjaan Jasa untuk Jack-Up Drilling Rig Services for BD, untuk mendukung pengeboran dan penyelesaian operasi dari Madura BD Structure yang berlokasi di lepas pantai Selat Madura KKS Madura sekitar 65 KM sebelah timur dari Surabaya dan 16 KM Selatan Pulau Madura, Jawa Timur di Selat Madura.
Owner’s Estimated US$ 34.625.000 (tiga puluh empat juta enam ratus
12.4 Latar Belakang; ---
12.4.1 Mengenai Husky – CNOOC Madura Limited (vide, Dokumen Company Profile Husky CNOOC Madura
Limited); ---
Diawali pada tanggal 19 Mei 1982 di Alberta
dimana Husky Oil (Madura) Limited didirikan.
Setelah itu pada tanggal 20 Oktober 2006
didaftarkan kembali dan dilanjutkan di British
Virgin Islands. Kemudian pada tanggal 20 Oktober
2011, HOML berganti nama menjadi
Husky-CNOOC Madura Limited atau disingkat HMCL
dimana telah diumumkan secara resmi pada
tanggal 21 Mei 2012; ---
Dalam kegiatannya, HMCL berkantor pusat di
Gedung Bursa Efek Jakarta Tower 1, Jalan
Jenderal Sudirman Kavling 52, Jakarta. Wilayah
operasi HMCL berlokasi di Perairan Selat Madura
yang meliputi: Perairan Sumenep, Sampang,
Pasuruan dan Probolinggo; ---
Untuk mendukung kegiatan opeasional di Jawa
Timur tersebut, pada tanggal 13 Juni 2012, HCML
meresmikan Kantor Perwakilan Jawa Timur yang
bertempat di Gedung Intiland Tower Lantai 11,
Jalan Panglima Sudirman 101 – 103 Surabaya; ---
Pada tahun 2011, HCML telah melakukan kegiatan
pengeboran 5 sumur eksplorasi di Perairan
Sampang dan Sumenep yaitu MDK-1, MBJ -1,
MBG-1, MBF-1, MBI-1. Kegiatan ini dilanjutkan
pada tahun 2012 dengan melakukan kegiatan
pengeboran 5 sumur eksplorasi yaitu MAC, MDK,
MBJ, MAX dan MAQ di Perairan Sumenep,
Sampang dan Probolinggo; ---
12.4.2 Mengenai PT COSL INDO; ---
PT COSL INDO merupakan badan usaha berbentuk
perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
halaman 5 dari 239
dibuat oleh Notaris Siti Safarijah, SH di Jakarta
dengan maksud untuk melakukan kegiatan usaha
di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi di
lepas pantai (offshore drilling); --- PT COSL INDO didirikan dengan pemilik atau
pemegang saham: ---
(a) China Oilfield Services Southeast Asia (BVI)
Limited, dengan kepemilikan saham sebesar
95% (sembilan puluh lima persen); ---
(b)PT Sinarindo Prima, dengan kepemilikan saham
sebesar 5% (lima persen); ---
PT COSL INDO sendiri merupakan perusahaan
yang tergabung dalam COSL Group dimana
kelompok usaha COSL tersebut merupakan
kelompok usaha yang menyediakan berbagai jasa
yang mencakup setiap tahap eksplorasi minyak dan
gas, bahkan juga pengembangan dan produksi; ----
12.4.3 COSL Group; ---
Berdasarkan Financial Report 2014 diketahui
perusahaan-perusahaan yang merupakan anak
12.5 Dugaan Pelanggaran UU Nomor 5 Tahun 1999; ---
Bentuk persekongkolan yang diduga dilakukan dalam tender
ini adalah berupa kerja sama yang dilakukan oleh Husky –
CNOOC Madura Limited. dengan PT COSL INDO dan/atau
setidak-tidaknya perilaku pemberian kesempatan eksklusif
yang dilakukan oleh Husky – CNOOC Madura Limited. kepada
PT COSL INDO baik secara langsung maupun tidak langsung
agar menjadi pemenang tender. Hal tersebut didasarkan pada
fakta dan alasan sebagai berikut: ---
12.5.1 Husky–CNOOC Madura Limited Menciptakan
Hambatan; ---
Berdasarkan alat bukti diketahui bahwa sejak
proses perencanaan tender, Husky – CNOOC
Madura Limited telah melakukan perilaku memiliki
halaman 7 dari 239
(a) Penyatuan Paket Pekerjaan Drilling dengan
Cementing; ---
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
bahwa Husky – CNOOC Madura Limited telah
melakukan beberapa kali perubahan owner
estimate dimana pada awalnya telah ditetapkan sebesar US$ 50,427,500 (lima puluh juta empat
ratus dua puluh tujuh ribu lima dollar Amerika); -
Bahwa owner estimate tersebut ditetapkan
dengan memasukkan komponen “cementing unit package” dalam paket tender sehingga SKK Migas memerintahkan agar “cementing unit package” ditenderkan secara terpisah agar meningkatkan iklim persaingan dalam tender
tersebut; ---
Atas dasar fakta tersebut, maka terbukti bahwa
Husky – CNOOC Madura Limited memiliki niat awal membatasi persaingan dalam tender
tersebut, karena: ---
- Berdasarkan alat bukti diketahui bahwa
“cementing unit package” merupakan bagian
yang terpisahkan dari peralatan jack-up
drilling service dimana biasa pekerjaan
“cementing unit package” akan
dikerjasamakan dengan penyedian jasa
(pihak ketiga) sehingga penyatuan paket
pekerjaan drilling service dengan cementing
unit package sangat tidak lazim; ---
- Berdasarkan alat bukti diketahui bahwa
penyatuan paket pekerjaan drilling service
dengan cementing unit package jelas sangat menguntungkan PT COSL INDO karena
secara faktual perusahaan tersebut
merupakan kelompok usaha (COSL Group)
(b)Penetapan Persyaratan Terminasi Pekerjaan
Tidak Wajar; ---
Dalam dokumen tender, Husky–CNOOC Madura
Limited melampirkan dokumen draft contract
yang harus disepakati oleh peserta tender yang
dinyatakan sebagai pemenang; ---
Dalam draft contract tersebut diatur terkait hak
Husky–CNOOC Madura Limited terkait
pengakhiran kontrak (termination right) dengan menyatakan: ---
Berdasarkan klasula tersebut jelas
membuktikan adanya posisi superior Husky–
CNOOC Madura Limited dalam hubungan
kontrak dengan peserta yang ditetapkan sebagai
pemenang tender. Hak Husky–CNOOC Madura
Limited yang dapat memutuskan kontrak secara
sepihak dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
tersebut jelas menyulitkan eksistensi penyedia
jasa dalam kontrak tersebut; ---
Oleh karena itu, satu – satunya kondisi dan alasan rasional bahwa persyaratan tersebut
tetap wajar adalah “manakala perusahaan
penyedia jasa tersebut merupakan perusahaan
yang terafiliasi dengan penyedia jasa” dan dalam kasus ini satu – satu perusahaan yang memiliki
afiliasi dengan penyedia jasa (Husky–CNOOC
Madura Limited) hanyalah PT COSL INDO; ---
12.5.2 Husky–CNOOC Madura Limited Mengistimewakan
PT COSL INDO; ---
Mengacu pada fakta dalam proses tender maka
halaman 9 dari 239
maupun tidak langsung, Husky–CNOOC Madura
Limited telah menciptakan kondisi yang
menguntungkan PT COSL INDO sehingga dapat
menjadi pemenang tender. Hal tersebut didasarkan
pada fakta dan alasan sebagai berikut: ---
(a) Terkait Sistem Penilaian; ---
Berdasarkan alat bukti diketahui bahwa
evaluasi dokumen peserta tender dilakukan
dengan sistem gugur sehingga setiap peserta
yang tidak lulus evaluasi langsung tidak dapat
mengikuti tahapan tender selanjutnya. ---
Metode evaluasi atau penilaian ini sangat
menguntungkan PT COSL INDO karena dengan
sistem penilaian ini tingkat kelayakan aspek
teknis tidak dapat diperbandingkan secara
kompetitif seperti halnya untuk peralatan utama
seperti “Rig” dimana secara teknis tentu terdapat perbedaan kondisi dan resiko antara rig
dalam kondisi tidak beroperasi (“stacked”)
dengan rig dalam kondisi sedang beroperasi
sehingga tidak dapat dipersamakan. ---
(b)Terkait Syarat TKDN; ---
Dalam dokumen tender (Instructions to Bidders
angka 5) diuraikan ketentuan mengenai Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (Local Content Level) dengan menyebutkan pada pokoknya sebagai
berikut: ---
- Pada dasarnya Peserta Tender diharuskan
menggunakan semaksimal mungkin hasil
produksi dan kompetensi dalam negeri
dengan menyampaikan program
penggunaan produksi dan kompetensi
dalam negeri sebagai bagian dari dokumen
penawarannya; ---
- Apabila penyataan TKDN Peserta Tender
pernyataan TKDN dalam tahap pendaftaran
maka pada saat pembukaan Tender
dokumen penawaran Peserta Tender
dinyatakan gugur (didiskualifikasi); ---
- Peserta Tender harus menyatakan
komitmen dalam dokumen penawarannya
baik untuk memenuhi TKDN tertentu dalam
pelaksanaan jasa yang ditawarkan; ---
- Untuk menjamin kebenaran perhitungan
TKDN, Peserta Tender bertanggung jawab
sepenuhnya atas kebenaran isi pernyataan
nilai TKDN; ---
Terkait dengan persyaratan TKDN tersebut,
PT COSL INDO menyampaikan pernyataan dan
melampirkan perhitungannya sebagai berikut: --
KOMPONEN MATA
UANG
BIAYA
PENAWARAN TKDN
a B c d e
a Komponen Biaya Barang dan Jasa
1. Barang USD 1,423,09,60 65,50%
2. Jasa USD 18,742,876,40 32,69%
Total Komponen Biaya Barang dan Jasa
USD 20,166,386,00 35,01%
b Komponen non-Biaya USD 3,558,774,00 Total Biaya Penawaran Harga USD 23,725,160,00
Atas dasat fakta tersebut maka sangat jelas
bahwa PT COSL INDO diuntungkan dengan
ketentuan terkait dengan persyaratan TKDN
dalam tender ini. Hal tersebut didasarkan pada
fakta dan alasan sebagai berikut: ---
- Husky–CNOOC Madura Limited menetapkan
persyaratan terkait dengan TKDN kepada
peserta tender hanya sebatas komitmen
semata yaitu berupa surat pernyataan dan
rincian umum. Oleh karena itu sepanjang
peserta dapat memenuhi persyaratan formal
tersebut maka dianggap lulus persyaratan
TKDN. Hal tersebut sangat bertolakbelakang
dengan semangat yang tertuang dalam
halaman 11 dari 239
memaksimalkan hasil produksi dan
kompetensi dalam negeri; ---
- Selanjutnya apabila memperhatikan rincian
TKDN yang disampaikan oleh PT COSL
INDO maka sangat jelas terdapat
kejanggalan dalam proporsi TKDN yang
disampaikan dimana Barang sebesar 65%
(enam puluh lima koma lima puluh persen)
dan Jasa 32,69% (tiga puluh dua koma enam
puluh sembilan persen). Kejanggalan tersebut mengindikasikan strategi PT COSL
INDO yang semata – mata bertujuan
memenuhi persyaratan formal TKDN yang
ditetapkan saja karena apabila mengacu
pada sparepart yang harus disediakan
dalam proses drilling sebagaimana yang ditawarkan PT COSL INDO maka sebagian
besar diimpor sehingga pencapaian TKDN
barang sebesar 65% (enam puluh lima
persen) sangat tidak wajar (sulit dicapai)
bahkan terlebih lagi apabila mengacu pada
daftar personil yang diajukan oleh PT COSL
INDO secara keseluruhan merupakan
tenaga kerja asing sehingga selain tidak
sesuai persyaratan, hal tersebut sangat
mustahil bagi PT COSL INDO mencapai
TKDN lebih dari 35% (tiga puluh lima
persen); ---
- Atas dasar hal tersebut maka indikasi
adanya tidak memenuhinya persyaratan
TKDN PT COSL INDO secara substansi
semakin kuat dengan penawarannya yang
sangat minim yaitu 35,01% (tiga puluh lima
koma nol satu persen) sehingga terdapat
maka tentu batas minimum TKDN 35%
tidak akan terpenuhi; ---
- Fakta kemudahan yang dialami PT COSL
INDO semakin diperkuat dengan tidak
pernahnya dilakukan klarifikasi secara
mendetail dan substansial terkait dengan
batas minimum TKDN yang ditawarkan
PT COSL INDO tersebut oleh Husky–
CNOOC Madura Limited; ---
(c) Terkait Penawaran Harga PT COSL INDO; ---
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
bahwa dalam keikutsertaan dalam tender ini
PT COSL INDO mengajukan penawaran sebesar
US$ 0 (nol dollar Amerika) untuk item: mobilisasi, demobilisasi serta lodging and meals
sebagaimana berikut: ---
Total Days
Unit Rates ($) Sub Total
A B (AxB)
I EXPLORATION AND APPRAISAL WELLS
the Operating Rate) ***
48 $71,840 $3,448,320
TOTAL VALUE FOR ONE (1) UNIT JACK UP RIG (US$) $23,725,160
Notes:
Developments Wells Operating Total Days minus Moving nd testing including cementing unit but excluding meals
Moving Rig Three (3) Days per well Completion
Installation
Twelve (12) Days per well
*) The sequence of well will be defined by COMPANY
halaman 13 dari 239 towing vessel as stated in Exhibit C
** *)
COMPANY estimated days is only for Hypothetical Total Cotract. It may vary depent on well condition and number of wells
COMPANY gives no guarantee for total usage of estimated drilling days
COMPANY commitment days of Drilling Rig is Min 200 days. Testimated Drilling period is 275 days
Demobilization fee will be pais when CONTRACTOR’s rig move out from HCML’s operation
area end of Contract period
- Hal tersebut sangat jelas menunjukkan
adanya upaya PT COSL INDO untuk
menggunakan segala cara untuk
memenangkan segala cara walaupun dapat
dikategorikan sebagai perilaku yang tidak
lazim karena sangat mustahil dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak
membutuhkan biaya (US$ 0) untuk
pekerjaan mobilisasi, demobilisasi serta
lodging and meals padahal secara umum item tersebut membutuhkan biaya sekitar
US$ 2,500,000 (dua juta lima ratus ribu
dollar Amerika); --- - Oleh karena itu maka tindakan PT COSL
INDO yang mencantumkan penawaran US$
0 (nol dollar Amerika) atau free of charge
jelas merupakan tindakan yang dapat
dikategorikan sebagai banting harga
penawaran. Bukti ketidaklaziman semakin
diperkuat manakala tindakan banting harga
tersebut tidak disikapi oleh Husky–CNOOC
Madura Limited secara serius dan hanya
dilakukan klarifikasi seadanya sesuai
prosedur biasa; ---
- Atas fakta tersebut maka hanya satu alasan
rasional yang melandasi perilaku PT COSL
INDO dan Husky–CNOOC Madura Limited
adalah bahwa adanya afiliasi diantara
perusahaan tersebut dimana CNOOC yang
merupakan operator untuk BD Field (Selat
terkonsolidasi dengan COSL Group sehingga
besar kecilnya pengeluaran COSL Group
memiliki korelasi dengan kinerja keuangan
CNOOC; ---
(d)Terkait Personil Inti; ---
Berdasarkan Dokumen Tender yang diterbitkan
oleh Husky–CNOOC Madura Limited
dipersyaratkan mengenai personil yaitu sebagai
berikut: ---
EXHIBIT - “A2”
CONTRACTOR PERSONNEL
ite
m Position No. Req’d
No. on MODU
Day rate USD
1 MODU Manager 1 As req. $
2 Assistant Rig Manager 1 As req. $
3 Offshore Installation
Manager (1) 2 1 $
4 Toolpusher 2 1 $
5 Drilling Engineer (2) 2 1 $
6 Driller 4 2 $
7 Assistant Driller 4 2 $
8 Derrickman 4 2 $
9 Floorman 12 6 $
10 Chief Electrician 2 1 $
11 Chief Mechanic 2 1 $
12 Mechanic 4 2 $
13 Motorman 4 2 $
14 Electrician 4 2 $
15 Medic 2 1 $
16 Radio Operator 4 2 $
17 Welder 2 1 $
18 Crane Operator (3) 4 2 $
19 Roustabout 16 8 $
20 Storeman 2 1 $
21 Caterers (4) As req. 15 max $
22 Safety Officer 4 2 $
Persyaratan terkait personil tersebut juga
dipertegas pada saat Pre-Bid Meeting pada
tanggal 16 April 2015, dengan menyatakan: ---
………..
Tecnical Evaluation Criteria (Mandatory):
Bidders shall submit Original Company’s Statement
Letter of Local Content Level (Technical) which has been signed by authorized person.
Bidders shall submit and meet all equipment criteria
halaman 15 dari 239
Bidders shall submit list of personnel and their CV for this project fulfilling the requirements as stipulated in
Exhibit “A2.1”.
Bidders shall submit Confirmation letter of delivery equipment for 6 months from contract award (while perfoming modification required for BD).
………
Atas persyaratan tersebut, PT COSL INDO
melampirkan personil dalam dokumen
penawarannya sebagai berikut: ---
NO NAME POSITION NATIONALITY
(AGE)
1 Sateesh Balakrishnan MODU Manager
(Rig Manager)
Assistant Rig Manager American (58)
5 Harminder Pal Singh Snr Toolpusher
(Toolpushr Night)
Indian (32)
14 1
6 Rajesh Mahadev Sarage Snr Toolpusher (Toolpushr Night)
Indian (40)
23 3
7 Sheldon Steve Dennis Rodrigues
8 Callan John Castledine Toolpusher
(Toolpusher Day)
Australian (40)
14 6
9 Abdul Gafoor Abdul Hameed Inamdar
Driller Indian
(31)
12 1
10 David Clinton Driller British
(40)
14 3 months
11 Harpreet Singh Driller Indian
(28)
9 1
12 Shahid Mehmood Driller Pakistani
(36)
12 2
13 Ilja Petinov Chief Mechanic Lithuanian
(37)
12 3
14 David Ross Doanldson Chief Mechanic Australian
(52)
19 6
15 Shyju Sasidharan Chief Electrician Indian
(37)
16 3
16 Francis Leo O'Connell Chief Electrician Australian (46)
13 1
Selain itu, PT COSL INDO juga menyampaikan
alternative crew sebagai berikut: ---
NO. NAME POSITION NATIONALITY
(AGE)
OIM (Rig Superintendent) Chinese (33) 11 years 11 years
4 Li Yue OIM (Rig Superintendent) Chinese (32) 8 years 6 months
5 Liu Qiang Snr Toolpusher (Toolpushr Night)
6 Qing Jun Snr Toolpusher (Toolpushr Night)
Chinese (33) 12 years 3 years
7 Gu Shaohui Toolpusher (Toolpusher Day)
Chinese (30) 10 years 10 years
8 Zhao Fucheng Toolpusher (Toolpusher Day)
PT COSL INDO menyampaikan tabel pendukung
terkait kualifikasi personil yang pada pokoknya
antara lain menyatakan sebagai berikut: ---
NO. POSITION HUSKY (MADURA) QUALIFICATION BIDDER
QUALIFICATION 1 DRILLIING
ENGINEER
Should have at least five (5) years of driller experience onsite Rig Jack Up. Shall possess valid certificates for H2S, MIGAS/IWCF Driller level, Survival at Sea, Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools
National Staff position who have experience in operating the Jack Up Drilling Rig man related experience onsite Rig Jack Up. Shall possess valid certificates for MIGAS/IWCF Supervisor level, Survival at Sea, Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools
National Staff position who have experience in operating the Jack Up Drilling Rig
3 CRANE OPERATOR Shall have at least two (2) years experience as an offshore rig crane operator related with onsite Rig Jack Up experience. Shall possess valid MIGAS Operator Certificate for pedestal type Crane, Shall also possess valid Certificates for Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, H2S and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools National Staff position who have experience in operating the Jack Up Drilling Rig
Berdasarkan alat bukti tersebut jelas dapat
halaman 17 dari 239
INDO tidak menyampaikan seluruh personil
yang dipersyaratkan sebagaimana ditetapkan
dalam persyaratan teknis; ---
Fakta tersebut jelas sangat membuktikan
adanya perlakuan istimewa Husky–CNOOC
Madura Limited kepada PT COSL INDO yang
seharusnya nyata – nyata tidak lulus secara
teknis; ---
(e) Terkait Penilaian Rig (vide, Dokumen Closing
Report COSL SEEKER – Rig Acceptance
Inspection) ---
Berdasarkan alat bukti diketahui bahwa
Husky-CNOOC Madura Limited melakukan inspeksi rig
yang ditawarkan PT COSL INDO di Singapore
pada tanggal 22 Juni 2015, tanggal 24 Agustus
2015 serta 4 – 11 Oktober 2015; ---
Selanjutnya Husky–CNOOC Madura Limited
menyatakan: ---
This rig acceptance inspection is to inspect and ensure that all recommendations and findings of both parties including HCML, Stuart Wright and Core-IRM are properly closed. Also to fill out the requirement of Oil and Gas Industry Standard of the People’s Republic of China SY/T 10025-2009 using Pre-operation Inspection for Offshore Drilling Unit checklist.
This is to ensure that the COSL Seeker has met the minimum requirement for HPHT well
There are several deficiencies that already closed and several still open. This is CDPL responsibility to rectify all open deficiencies prior the rig mobilized to HCML Location or prior to well section requirement
Atas dasar hal tersebut maka sangat jelas
terbukti bahwa kondisi rig yang ditawarkan oleh
PT COSL INDO tidak benar – benar dalam
keadaan siap pakai karena dalam kondisi
stacked rig di Singapore; ---
Kondisi rig di Singapore yang ditawarkan
PT COSL INDO tersebut lagi lagi tidak menjadi
dalam melakukan evaluasi teknis bahkan
berdasarkan evaluasi tim teknis dinyatakan rig
yang ditawarkan PT COSL INDO hanya
memenuhi persyaratan minimum sehingga
memiliki potensi terjadinya permasalahan/
kendala teknis dalam pelaksanaannya; ---
Selanjutnya apabila direlevansikan dengan keterkaitan
hubungan perusahaan antara COSL Group dengan CNOOC
maka perilaku istimewa yang diperoleh PT COSL INDO dalam
tender ini sangat rasional atau masuk akal; ---
Secara faktual COSL Group merupakan kelompok pelaku
usaha yang terafiliasi dengan CNOOC Group sebagaimana
halaman 19 dari 239
13. Menimbang bahwa pada tanggal 13 Maret 2016, Majelis Komisi
melaksanakan Sidang Majelis Komisi II dengan agenda penyerahan
tanggapan para Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran yang
dihadiri oleh Investigator, Terlapor I dan Terlapor II (vide bukti B2); ----
14. Menimbang bahwa terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran maka
Terlapor I menyatakan menolak seluruh dalil dugaan pelanggaran
yang disampaikan oleh KPPU di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran
tertanggal 6 April 2016, kecuali terhadap hal-hal yang dengan tegas
diakui dan dinyatakan secara tertulis oleh Terlapor I dan
menyampaikan tanggapan yang pada pokoknya sebagai berikut (vide
bukti T1-2); ---
14.1 Mengenai Dugaan Husky-CNOOC Madura Limited
Menciptakan Hambatan ; ---
14.1.1 Terkait Penyatuan Paket Pekerjaan Drilling Dengan
Cementing ; ---
(a) Bahwa Terlapor I membantah dan menolak dalil
KPPU di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran
yang menyatakan bahwa Terlapor I mempunyai
niat awal untuk membatasi persaingan dalam
Tender Jack-Up Drilling Rig Service melalui penyatuan pekerjaan drilling service dengan
cementing unit package yang menurut KPPU sangat tidak lazim; ---
(b)Bahwa Terlapor I pada awalnya ingin
menyatukan paket pekerjaan drilling services
dengan cementing unit dengan maksud dan
tujuan agar kegiatan drilling dengan cementing
dapat berjalan beriringan dan saling
mendukung pada saat yang bersamaan.
Pertimbangan teknis penyatuan paket pekerjaan
drilling service dengan cementing unit didasarkan pada hal-hal sebagai berikut; ---
(c) Efisiensi biaya (mobilisasi- demobilisasi,
instalasi, testing-commissioning, uninstall time,
(d)Operasional (koordinasi dan supervisi lebih
mudah). ---
(e) Bahwa Terlapor I mempertimbangkan
penyatuan paket pekerjaan drilling services
dengan cementing unit tidak akan membatasi persaingan antar Calon Peserta Tender karena
Calon Peserta Tender diperbolehkan untuk
membentuk konsorsium; ---
(f) Bahwa penyatuan paket pekerjaan drilling
service dengan cementing unit bukanlah suatu hal yang sangat tidak lazim, mengingat
penyemenan sumur (well cementing) adalah
suatu jasa yang berhubungan langsung dengan
kegiatan pengeboran (drilling) yang berdasarkan PTK 007 klausul 5.42 dikategorikan sebagai
Pendukung Pengeboran; ---
(g) Bahwa di dalam PTK 007 tidak ada satupun
klausul yang melarang untuk menyatukan paket
pekerjaan drilling service dengan cementing unit,
artinya KKKS diberikan kebebasan untuk
menyatukan maupun memisahkan paket
pekerjaan drilling service dengan cementing unit
sesuai kebutuhan dan menurut penilaian
masing-masing KKKS dan hal tersebut telah
Terlapor I konsultasikan dengan SKK Migas
dimana Terlapor I mengikuti arahan SKK Migas
untuk memisahkan paket drilling service dengan
cementing unit; (vide: Risalah Rapat SKK Migas –
Husky-CNOOC Madura Limited tanggal 12 September 2014) ; --- (h)Bahwa akibat pemisahan cementing unit dengan
drilling service maka konsekuensi logisnya
adalah HPS/OE yang semula sebesar
USD 50,427,500.00 disesuaikan menjadi
USD 49,502,800.00; ---
halaman 21 dari 239
cementing unit bukanlah suatu hal yang sangat tidak lazim. Tidak ada satupun klausul di dalam PTK 007 yang melarang untuk menyatukan paket pekerjaan
drilling services dengan cementing unit. Penyesuaian HPS/OE karena pemisahan cementing unit dan drilling services adalah suatu konsekuensi logis.
14.1.2 Terkait Penetapan Persyaratan Terminasi Pekerjaan
Tidak Wajar ; ---
(a) Bahwa klausula pengakhiran kontrak
(termination right) dalam bagian 23.2 draft Kontrak yang memberikan Terlapor I hak untuk
dapat memutuskan kontrak secara sepihak
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari setelah
pemberitahuan sama sekali tidak membuktikan
adanya posisi Superior Terlapor I dalam
hubungan kontrak dengan peserta yang
ditetapkan sebagai pemenang tender maupun
untuk menyulitkan eksistensi penyedia jasa
dalam kontrak tersebut, melainkan ditujukan
untuk mencegah kerugian yang lebih besar dan
berlarut-larut atas terjadinya keadaan-keadaan
kritis dan berdampak besar sebagaimana
dimaksud dalam klausula 23.2.2., 23.2.3.,
23.2.4 draft Kontrak; (vide: Draft kontrak
Jack-Up Drilling Rig Service For BD); --- (b)Bahwa di dalam draft Kontrak, hak Terlapor I
untuk dapat memutuskan kontrak secara
sepihak dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
sebagaimana dimaksud klausul 23.2 draft
Kontrak merupakan “Hak Pengakhiran Lainnya” yang akan berlaku jika: ---
23.2.2. Sesuai dengan Pasal 24.4. “Jika periode Keadaan Kahar berlangsung untuk lebih dari 30 (tiga puluh) hari, salah satu Pihak dapat mengakhiri Kontrak dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada
Pihak lainnya….”.
ini disebabkan oleh suatu pelanggaran Kontrak, Pasal 23.1 akan berlaku); atau
23.2.4. Jika terdapat kerusakan besar, kegagalan besar atau kerugian yang signifikan pada suatu bagian dari Unit Pengeboran pada Lokasi Pekerjaan, atau suatu Material yang digunakan sehubungan dengan Unit Pengeboran, yang merupakan Material yang penting bagi operasi PERUSAHAAN pada Lokasi Pekerjaan (dengan ketentuan bahwa jika hal-hal ini disebabkan oleh suatu pelanggaran Kontrak, Pasal 23.1 akan berlaku.
(c) Bahwa pengakhiran setiap saat dengan
pemberitahuan tertulis 3 (tiga) hari sebelumnya
kepada Kontraktor atas terjadinya
keadaan-keadaan sebagaimana disebutkan pada poin 2.2.
di atas sama sekali tidak melanggar ketentuan
di dalam PTK 007 dan hal tersebut adalah
sangat wajar mengingat keadaan-keadaan
tersebut bersifat kritis dan berdampak besar
bagi aktivitas pengeboran yang dilakukan,
karena pada dasarnya Jack-Up Drilling Service adalah “jiwa” dari aktivitas pengeboran itu sendiri, sehingga jika Jack-Up Drilling Rig Service
mengalami keadaan-keadaan kritis tersebut
maka keseluruhan aktivitas pengeboran akan
terganggu bahkan terhenti, dan semakin lama
terganggu atau terhentinya aktivitas pengeboran
maka akan semakin besar kerugian yang harus
ditanggung oleh KKKS yang pada akhirnya akan
dibebankan kepada negara sebagai kerugian
negara berdasarkan prinsip “cost recovery”; ---
halaman 23 dari 239
(d)Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah Terlapor I
kemukakan dalam poin 1) dan 2) di atas
nyatalah bahwa Terlapor I tidak pernah
menciptakan hambatan untuk memenangkan
salah satu Peserta Tender dalam Tender Jack-Up
Drilling Rig Service For BD, dan dengan demikian kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Komisi
Perkara No. 03/KPPU-L/2016 untuk dapat
menyatakan bahwa dugaan Husky-CNOOC
Madura Limited menciptakan hambatan tidak
terbukti; ---
Dalil KPPU di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran yang menduga Terlapor I menciptakan hambatan adalah tidak terbukti dan semua persyaratan dalam
Tender Jack-Up Drilling Service For BD telah dikomunikasikan, dievaluasi dan disetujui oleh SKK Migas selaku institusi yang berwenang
14.2 Mengenai Dugaan Husky-CNOOC Madura Limited
Mengistimewakan Terlapor II; ---
14.2.1 Sistem Penilaian; ---
(a) Bahwa dalil KPPU di dalam Laporan Dugaan
Pelanggaran yang mengatakan bahwa metode
evaluasi atau penilaian berdasarkan Sistem
Gugur sangat menguntungkan Terlapor II
adalah tidak berdasar dan terlalu dipaksakan,
apalagi dengan mengatakan bahwa dengan
metode evaluasi ini tingkat kelayakan aspek
teknis tidak dapat diperbandingkan secara
kompetitif; ---
(b)Bahwa penggunaan Sistem Gugur sebagai
metode evaluasi administrasi dan teknis dalam
Tender Jack-Up Drilling Rig Service For BD Nomor PT2140720/PT2140720R oleh Terlapor I telah
sesuai dengan rencana Tender yang
disampaikan kepada SKK Migas dan SKK Migas
telah menyetujui penggunaan metode evaluasi
Sistem Gugur dalam Tender Jack-Up Drilling Rig
Nomor: SRT-1701/SKKD0000 /2014/S7 tanggal 31 Oktober 2014); --- (c) Bahwa dalam metode evaluasi Sistem Gugur,
Panitia Tender akan meneliti kelengkapan syarat
administrasi dan teknis di dalam penawaran
yang diajukan oleh Peserta Tender. Penawaran
yang tidak memenuhi syarat/tidak lulus
administrasi atau teknis akan dinyatakan Gugur
dan tidak diikutsertakan dalam proses
selanjutnya; ---
(d)Bahwa terkait dengan dalil KPPU dalam Laporan
Dugaan Pelanggaran yang mengatakan terdapat
perbedaan kondisi dan resiko antara rig dalam
kondisi tidak beroperasi (“stacked”) dengan rig
dalam kondisi sedang beroperasi (“running”)
sehingga tidak dapat dipersamakan, akan
Terlapor I tanggapi di dalam bagian “5) Terkait Penilaian Rig” (vide: HCML General Rig Inspection Report tertanggal 22 Juni 2015: RIG COSl Seeker – BMC 375 Jack-Up, dan HCML General Rig Inspection Report tertanggal 26 Juni 2015); ---
Penggunaan Sistem Gugur sebagai metode evaluasi administrasi dan teknis dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Service For BD oleh Terlapor I telah sesuai dengan rencana tender yang telah dievaluasi dan disetujui oleh SKK Migas.
14.2.2 Terkait Syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) ; ---
(a) Bahwa dalil KPPU di dalam Laporan Dugaan
Pelanggaran yang menyatakan ketentuan terkait
dengan persyaratan TKDN Tender Jack-Up
Drilling Rig Service For BD yang dibuat oleh Terlapor I ditujukan untuk menguntungkan
salah satu Peserta Tender Jack-Up Drilling Rig
halaman 25 dari 239
(b)Bahwa di dalam PTK 007 klausul 4.3. juga telah
diatur secara jelas pernyataan TKDN pada
dokumen penawaran teknis adalah berupa surat
pernyataan kesanggupan memenuhi batas
minimal TKDN yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Tender yang ditandatangani oleh
pimpinan tertinggi perusahaan atau yang
dikuasakan sesuai kewenangannya
menggunakan format surat kesanggupan TDKN
sebagaimana lampiran SC-12C, dan bukan
dengan cara yang lain. Ketentuan inilah yang
dipatuhi oleh Terlapor I, sehingga jelaslah
bahwa dalil KPPU di dalam Laporan Dugaan
Pelanggaran yang menyatakan Terlapor I
menetapkan persyaratan terkait dengan TKDN
kepada peserta tender hanya sebatas komitmen
semata yaitu berupa surat pernyataan dan
rincian umum sehingga KPPU menganggap
ketentuan tersebut bertolak belakang dengan
semangat yang tertuang dalam Instruction to
Bidders untuk memaksimalkan hasil produksi dan kompetensi dalam negeri adalah pernyataan
yang tidak benar dan bertentangan dengan
aturan PTK 007; (vide: Lampiran SC-12B); ---
(c) Bahwa menyambung penjelasan dalam poin 2.3.
di atas, di dalam PTK 007 tidak ada perintah
maupun kewajiban bagi Terlapor I untuk
melakukan klarifikasi secara mendetail dan
substansial terkait dengan batas minimum
TKDN yang ditawarkan oleh Peserta Tender,
karena hal tersebut merupakan komitmen
kesanggupan yang harus dipenuhi oleh Peserta
Tender sebagaimana diatur dalam PTK 007
klausul 5.6.5. dan pencapaiannya akan terlihat
secara keseluruhan pada akhir masa kontrak
administrasi dan/atau finansial dalam hal
Peserta Tender tidak memenuhi
kewajiban-kewajiban antara lain memenuhi komitmen
pencapaian nilai TKDN yang dinyatakan dalam
kontrak sebagaimana ditentukan dalam PTK
007; (vide: Jack-Up Drilling Rig Service For BD; ---
(d)Bahwa dalil KPPU yang menyatakan adanya
kejanggalan dalam proporsi TKDN yang
disampaikan oleh Terlapor II dimana Barang
sebesar 65% (enam puluh lima persen) dan Jasa
32,69% (tiga puluh dua koma enam puluh
sembilan persen) yang mengindikasikan strategi
Terlapor II yang semata-mata bertujuan
memenuhi persyaratan formal TKDN yang
ditetapkan saja, karena apabila mengacu pada
spare part yang harus disediakan dalam proses
drilling sebagaimana yang ditawarkan Terlapor II
maka sebagian besar diimpor sehingga
pencapaian TKDN barang sebesar 65% (enam
puluh lima persen) sangat tidak wajar (sulit
dicapai) bahkan terlebih lagi apabila mengacu
pada daftar personil yang diajukan oleh Terlapor
II secara keseluruhan merupakan tenaga kerja
asing sehingga selain tidak sesuai persyaratan,
hal tersebut sangat mustahil bagi Terlapor II
mencapai TKDN lebih dari 35% (tiga puluh lima
persen); ---
(e) Bahwa Dalil KPPU tersebut di atas adalah suatu
asumsi prematur dan penarikan kesimpulan
yang tidak matang karena capaian nilai TKDN
secara keseluruhan baru dapat dilihat pada
akhir kontrak setelah diverifikasi oleh lembaga
surveyor independen yang kompeten di
bidangnya; ---
(f) Bahwa berdasarkan hal tersebut, Terlapor I
halaman 27 dari 239
digunakan oleh KPPU dalam menyatakan bahwa
sangat mustahil bagi Terlapor II mencapai TKDN
lebih dari 35% (tiga puluh lima persen) dan
meminta agar KPPU menunjukkan hasil
pengukuran final atas capaian Nilai TKDN yang
telah diverifikasi oleh lembaga surveyor
independen yang kompeten di bidangnya yang
isinya menyatakan bahwa Terlapor II gagal
mencapai TKDN lebih dari 35% (tiga puluh lima
persen) di dalam Sidang Majelis Komisi dalam
perkara a quo; ---
Dalam PTK 007 klausul 5.2.2.1. telah diatur secara jelas persyaratan batasan minimal TKDN yang harus dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa adalah 35% (tiga puluh lima persen), pernyataan TKDN pada dokumen penawaran teknis adalah berupa surat pernyataan kesanggupan (komitmen) memenuhi batas minimal TKDN yang dipersyaratkan dalam Dokumen Tender dan di dalam PTK 007 tidak ada perintah maupun kewajiban bagi Terlapor I untuk melakukan klarifikasi secara mendetail dan substansial terkait dengan batas minimum TKDN.
Berdasarkan kontrak, Terlapor I akan menerapkan sanksi administrasi dan/atau finansial dalam hal nilai TKDN yang dinyatakan dalam kontrak tidak tercapai.
14.2.3 Terkait Penawaran Harga Terlapor ; ---
(a) Bahwa di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran,
KPPU menyatakan bahwa penawaran Terlapor II
sebesar US$ 0 (nol dollar Amerika) untuk item: mobilisasi, demobilisasi serta lodging and meals
menunjukkan adanya upaya Terlapor II untuk
menggunakan segala cara untuk memenangkan
segala cara walaupun dapat dikategorikan
sebagai perilaku yang tidak lazim karena sangat
mustahil dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut
tidak membutuhkan biaya (US$ 0) padahal
secara umum item tersebut membutuhkan biaya
sekitar US$ 2,500,000 (dua juta lima ratus ribu
dollar Amerika); (vide: Exhibit “B” Schedule Of
(b)Bahwa di dalam PTK 007 klausul 3.2.5.3.2.
telah diatur secara jelas mengenai ketentuan
untuk Kontrak berdasarkan harga satuan harus
dilengkapi dengan daftar rincian jumlah
(volume/quantity) dan harga satuan (unit price)
dengan ketentuan apabila tidak akan
membebankan biaya (gratis), maka harus diisi
dengan angka “0” (nol); ---
Bahwa penawaran dengan angka “0” (nol) tidak dilarang dan telah sesuai dengan PTK 007 klausul 3.2.5.3.2.
14.2.4 Terkait Personil Inti ; ---
(a) Bahwa KPPU di dalam Laporan Dugaan
Pelanggaran telah mengalami kesesatan fakta
(“error in factie”) mengenai “Contractor Personnel”
yang dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up
Drilling Rig Service For BD dengan menganggap bahwa personil kontraktor yang dipersyaratkan
di dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Service For
BD tersebut adalah yang tercantum di dalam
EXHIBIT –“A2”, sebagai berikut:; ---
item Position No. Req’d No. on MODU
Day rate USD
1 MODU Manager 1 As req. $
2 Assistant Rig Manager 1 As req. $
3 Offshore Installation Manager (1) 2 1 $
4 Toolpusher 2 1 $
5 Drilling Engineer (2) 2 1 $
6 Driller 4 2 $
7 Assistant Driller 4 2 $
8 Derrickman 4 2 $
9 Floorman 12 6 $
10 Chief Electrician 2 1 $
11 Chief Mechanic 2 1 $
12 Mechanic 4 2 $
13 Motorman 4 2 $
14 Electrician 4 2 $
15 Medic 2 1 $
16 Radio Operator 4 2 $
17 Welder 2 1 $
18 Crane Operator (3) 4 2 $
19 Roustabout 16 8 $
20 Storeman 2 1 $
21 Caterers (4) As req. 15 max $
halaman 29 dari 239
(b)Bahwa padahal faktanya, persyaratan terkait
personil tersebut telah dipertegas pada saat
Pre-Bid Meeting pada tanggal 16 April 2015, sebagai
berikut: (vide: Minutes of Meeting Pre Bid Meeting
Bid PT2140720 tanggal 16 April 2015); ---
Technical Evaluation Criteria (Mandatory):
"Bidders shall submit list of personnel and their CV for this project fulfilling the requirements as stipulated in
Exhibit “A2.1”. Dan bukan A.2.
(c) Bahwa adapun “Contractor Personnel” yang
dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up Drilling
Rig Service For BD berdasarkan Exhibit A2.1
adalah sebagai berikut: ---
EXHIBIT A2.1 QUALIFICATION OF RIG PERSONNEL
No POSITION HUSKY OIL (MADURA) QUALIFICATION responsibility for personnel , rig equipment and offshore operations. MODU Manager shall have not less than fifteen (15) years related work experience and shall be responsible to COMPANY
as CONTRACTOR’s Jakarta operations and shall assist MODU Manager as
Manager’s direction and
manipulation of Life Boat and raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools
COMPANY preference is national Staff who have experience in operating the Jack Up Drilling Rig operating in Indonesia. 4. SNR
TOOLPUSHER
Shall be familiar with offshore operation and have DIRECT responsibility for management of personnel, rig equipment and offshore operation and shall have not less than fifteen (15) years related work experience. Shall possess valid certificates for H2S, MIGAS/IWCF Supervisor level, Survival at Sea, Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools.
National Staff position who have experience in possess valid certificates for MIGAS/IWCF Supervisor level, Survival at Sea, manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools.
National Staff position who have experience in
halaman 31 dari 239
National Staff position who have experience in related experience onsite Rig Jack up. Shall possess valid certificates for MIGAS/IWCF Supervisor level, Survival at Sea, Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools.
National Staff position who have experience in (10) years experience(s) offshore of Mechanical/Electrical related experience onsite/onboard MODU. Shall possess valid Jomeyman Certificates in chosen g=field, Shall also possess certificates for certificates Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, H2S and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools.
COMPANY preference is national Staff who have experience in operating the Jack Up Drilling Rig operating in Indonesia. 9. CRANE
OPERATOR
Should have at least two (2) years experience as an offshore rig crane operator related with onsite Rig Jack Up experience. Shall possess valid MIGAS Operator Certificates for pedestal type Crane, Shall also possess Certificates for Manipulation of Life Boat and Raft, Ship Fire Fighting, Offshore First Aid, H2S and Survival in Water for Helicopter Disaster from approved schools.
Indonesia.
(d)Bahwa berdasarkan kesesatan fakta tersebut
KPPU telah membuat analisa dan dugaan yang
nyata-nyata salah mengenai “Contractor
Personnel” yang dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Services dengan menganggap bahwa personil kontraktor yang
dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up Drilling
Rig Services adalah sesuai Exhibit – “A2”,
padahal seharusnya adalah berdasarkan Exhibit
– “A2.1”, dan persyaratan tersebut telah
dipenuhi oleh Peserta Tender. (vide: Exhibit – “A2” Contractor Personnel; Exhibit A2.1 Qualification Of Rig Personnel); ; ---
(e) Bahwa karena Laporan Dugaan Pelanggaran
terkait Personil Inti didasarkan pada kesesatan
fakta dan dasar analisa yang nyata-nyata salah,
maka Terlapor I mohon kepada Majelis Komisi
Perkara No. 03/KPPU-L/2016 yang terhormat
untuk mengesampingkan dugaan tersebut; ---
KPPU telah membuat analisa dan dugaan yang nyata-nyata salah mengenai “Contractor Personnel” yang
dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Services dengan menganggap bahwa personil kontraktor yang dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Services adalah sesuai Exhibit – “A2”,
padahal seharusnya adalah berdasarkan Exhibit – “A2.1”.
14.2.5 Terkait Penilaian Rig; ---
(a) Bahwa di dalam Laporan Dugaan Pelanggaran,
KPPU menyampaikan bahwa kondisi Rig yang
ditawarkan oleh Terlapor II tidak benar-benar
dalam keadaan siap pakai karena dalam kondisi
Stacked Rig di Singapore dan Rig yang
ditawarkan Terlapor II hanya memenuhi
persyaratan minimum sehingga memiliki potensi
terjadinya permasalahan/kendala teknis dalam
pelaksanaannya; ---
(b)Bahwa Tender Jack-Up Drilling Rig Service For BD
halaman 33 dari 239
ditawarkan dalam proses Tender adalah Rig
yang sedang Running maupun Stacked, hal ini bertujuan untuk membuka persaingan yang
lebih luas bagi pemilik Rig, agar baik yang Rig
nya saat ini sedang digunakan (running)
maupun sedang tidak digunakan (stacked) dapat ikut serta dalam Tender Jack-Up Drilling Rig
Services yang diadakan oleh Telapor I selama Rig tersebut memenuhi spesifikasi teknis yang
tercantum di dalam dokumen penawaran. (vide:
Minutes of Meeting Pre Bid Meeting Bid PT2140720 tanggal 16 April 2015; Instruction To Bidders (“ITB”); --- (c) Bahwa berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi
yang dilakukan oleh Terlapor I pada tanggal 22
Juni 2015 terhadap Rig Terlapor II pada saat
stacked terbukti bahwa “Rig was in a very
presentable, well kept, clean and organized condition with extensively spare part inventory”,
ditambah lagi dengan tidak adanya
permasalahan/kendala teknis ketika Rig
dioperasikan saat ini. Dengan demikian jelas
bahwa dalil KPPU yang menilai bahwa Rig yang
sedang running mempunyai kondisi yang lebih baik dari Rig yang sedang stacked jelas tidak berdasar; ---
Berdasarkan penilaian dan evaluasi terhadap stacked Rig tersebut terbukti bahwa Rig siap digunakan, terawat, bersih dan dalam kondisi teratur dengan persediaan suku cadang yang memadai.
14.2.6 Terkait Afiliasi dan Laporan Keuangan
Terkonsolidasi ; ---
(a) Bahwa Terlapor I membantah dan menolak
dengan tegas dalil KPPU dalam Laporan Dugaan
Pelanggarannya yang selalu mengait-kaitkan
dugaan bahwa Terlapor I menciptakan
hambatan dan mengistimewakan Terlapor II
(b)Bahwa berdasarkan Memorandum & Article of
Association of Husky-CNOOC Madura Limited (Formerly Husky Oil Madura Limited) terlihat jelas bahwa Terlapor I adalah satu entitas bisnis
asing yang didirikan dan ditetapkan
berdasarkan International Business Companies
Act, Cap. 291, berkedudukan di Tortola, British
Virgin Island yang sejak awal berdiri sendiri,
independen dan mempunyai laporan keuangan
yang terpisah dari entitas bisnis manapun,
sehingga Terlapor I sama sekali tidak terafiliasi
dengan Terlapor II, sehingga jelas dugaan KPPU
bahwa Terlapor I menciptakan hambatan dan
mengistimewakan Terlapor II dengan asumsi
adanya affiliasi dan konsolidasi laporan
keuangan antara Terlapor I dengan Group COSL
jelas tidak terbukti; (vide: Memorandum & Article
of Association of Husky-CNOOC Madura Limited (Formerly Husky Oil Madura Limited; ---
Terlapor I adalah satu entitas bisnis asing yang didirikan dan ditetapkan berdasarkan International Business Companies Act, Cap. 291, berkedudukan di Tortola, British Virgin Island yang sejak awal berdiri sendiri, independen dan mempunyai laporan keuangan yang terpisah dari entitas bisnis manapun, dan sama sekali tidak terafiliasi dengan Terlapor II.
14.3 Kesimpulan; ---
14.3.1 Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah Terlapor I
uraikan di atas, terbukti bahwa Terlapor I dalam
melakukan setiap proses Tender Jack-Up Drilling
Rig Services telah mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku, dan tidak terbukti
melakukan hal-hal sebagaimana diduga oleh KPPU,
karena; ---
14.3.2 Bahwa penyatuan paket pekerjaan drilling services
dengan cementing unit bukanlah suatu hal yang sangat tidak lazim. Tidak ada satupun klausul di
dalam PTK 007 yang melarang untuk menyatukan
halaman 35 dari 239
unit. Penyesuaian HPS/OE karena pemisahan
cementing unit dan drilling services adalah suatu konsekuensi logis; ---
14.3.3 Bahwa persyaratan terminasi 3 (tiga) hari sama
sekali tidak membuktikan adanya posisi Superior
Terlapor I maupun menyulitkan eksistensi penyedia
jasa dalam kontrak tersebut, melainkan ditujukan
untuk mencegah kerugian yang lebih besar dan
berlarut-larut atas terjadinya keadaan-keadaan
kritis dan berdampak besar untuk menghindari
kerugian yang lebih besar. Dan hal ini telah
dikomunikasikan, dievaluasi dan disetujui oleh
SKK Migas; ---
14.3.4 Bahwa penggunaan Sistem Gugur sebagai metode
evaluasi administrasi dan teknis dalam Tender
Jack-Up Drilling Rig Services oleh Terlapor I telah sesuai dengan rencana tender yang telah dievaluasi
dan disetujui oleh SKK Migas; ---
14.3.5 Bahwa persyaratan batasan minimal TKDN yang
harus dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa
berdasarkan PTK 007 adalah 35% (tiga puluh lima
persen), pernyataan TKDN pada dokumen
penawaran teknis adalah berupa komitmen dan di
dalam PTK 007 tidak ada perintah maupun
kewajiban bagi Terlapor I untuk melakukan
klarifikasi secara mendetail dan substansial terkait
dengan batas minimum TKDN ; ---
14.3.6 Bahwa biaya US$ 0 (free of charge) atas kegiatan mobilisasi, demobilisasi serta lodging and meals
yang ditawarkan oleh Terlapor II tidak dilarang
berdasarkan PTK 007. Disamping itu berdasarkan
kontrak, Terlapor I akan menerapkan sanksi
administrasi dan/atau finansial dalam hal Peserta
Tender tidak memenuhi kewajiban-kewajiban
TKDN yang dinyatakan dalam kontrak
sebagaimana ditentukan dalam PTK 007; ---
14.3.7 Bahwa analisa dan dasar dugaan KPPU mengenai
“Contractor Personnel” yang dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Service For BD
dengan menganggap bahwa personil kontraktor
yang dipersyaratkan di dalam Tender Jack-Up
Drilling Rig Service BD adalah sesuai Exhibit – “A2” adalah tidak tepat, karena seharusnya adalah
berdasarkan Exhibit – “A2.1; ---
14.3.8 Bahwa stacked Rig Terlapor II dalam evaluasi
teknis terbukti siap digunakan, terawat, bersih dan
dalam kondisi teratur dengan persediaan suku
cadang yang memadai; ---
14.3.9 Bahwa Terlapor I adalah satu entitas bisnis asing
yang didirikan dan ditetapkan berdasarkan
International Business Companies Act, Cap. 291,
berkedudukan di Tortola, British Virgin Island yang
sejak awal berdiri sendiri, independen dan
mempunyai laporan keuangan yang terpisah dari
entitas bisnis manapun, dan sama sekali tidak
terafiliasi dengan Terlapor II; ---
14.3.10 Bahwa Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
jelaslah bahwa apa yang menjadi dugaan KPPU
tentang terjadinya persekongkolan yang dilakukan
oleh Terlapor I dan Terlapor II dalam Tender
Jack-Up Drilling Rig Service For BD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang-Undang No. 5
Tahun 1999 menurut Terlapor I, adalah tidak
berdasar dan tidak dapat dibuktikan; ---
14.4 Permohonan ; ---
14.4.1 Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang telah Terlapor
I sampaikan di atas, maka dapatlah kiranya Yang
Mulia Majelis Komisi Perkara No. 03/KPPU-L/2016,
berkenan untuk mengeluarkan Penetapan bahwa
halaman 37 dari 239
terhadap Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun
1999 dalam Tender Jack-Up Drilling Rig Service For
BD serta menghentikan proses persidangan Majelis Komisi pada tahap Pemeriksaan Pendahuluan; ---
14.4.2 Demikian Tanggapan atas Laporan Dugaan
Pelanggaran ini Terlapor I sampaikan, atas
perhatian dan kebijaksanaan Yang Mulia Majelis
Komisi Perkara No. 03/KPPU-L/2016, kami
ucapkan banyak terima kasih; ---
15. Menimbang bahwa terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran, Terlapor II
menyampaikan tanggapan yang pada pokoknya sebagai berikut (vide
bukti TII.3); ---
15.1 Mengenai LDP tidak tegas memposisikan tuduhan terhadap
Terlapor II; ---
15.1.1 Bahwa tuduhan investigator yang tertuang dalam
Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) tertanggal 5
April 2016 kepada TERLAPOR II tidak terang dan
cenderung bercampur baur dengan tuduhan
terhadap Terlapor I. Padahal jika merujuk pada
prinsip dan prosedur penegakan hukum, dalam
suatu tuntutan hukum setidaknya terdapat 3 (tiga)
hal yang harus terangkai dengan jelas dan nyata,
yaitu: (1) rangkaian antara pihak; (2) uraian
mengenai perbuatan atau peranan pihak yang
dituntut; dan (3) tuntutannya; ---
15.1.2 Bahwa tuduhan yang disampaikan tidak jelas
bahkan cenderung tercampur mengenai dimanakah
peranan Terlapor II dan dimanakah peranan
Terlapor I dalam dugaan yang dituduhkan
Investigator, bahkan dengan sistematika LDP yang
disampaikan kepada TERLAPOR II, amat kasat
mata terlihat Investigator seolah-olah ingin pula
menjadikan seluruh tuduhan terhadap Terlapor I,
juga merupakan tuduhan terhadap Terlapor II.
Padahal kedudukan Terlapor II adalah adalah
15.1.3 Bahwa Terlapor II tidak mengetahui oleh karenanya
tidak dapat menjelaskan seluruh hal terkait dengan
subtansi LDP yang disampaikan tersebut. Hal-hal
yang tidak diketahui tersebut meliputi: ---
(a) Penyatuan paket pekerjaan Drilling dengan
Cementing; ---
(b)Penetapan persyaratan terminasi pekerjaan; ---
(c) Penetapan sistem penilaian; ---
(d)Penentuan pemenang tender; ---
(e) Hal-hal lain yang tersirat dan tercampur dalam
tuduhan kepada Terlapor II; ---
15.1.4 Bahwa demi melaksanakan dan ketaatan terhadap
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dan Hukum
yang berlaku di Indonesia, meskipun dengan LDP
yang seharusnya dapat dibuat lebih baik
sebagaimana kapasitas dan kemampuan
investigator, TERLAPOR II tetap berusaha untuk
menyampaikan Tanggapan sebaik mungkin guna
membantu KPPU RI menjalankan tugas dan
fungsinya, khususnya mencari kebenaran bukan
kesalahan; ---
15.1.5 Bahwa dengan ini akan disampaikan pokok-pokok
yang dapat dijelaskan diketahui oleh Terlapor II; ---
15.2 Mengenai COSL Group Terafiliasi dengan CNOOC Group; ---
15.2.1 Bahwa Investigator dalam LDP berkesimpulan telah
terdapat indikasi adanya tender kolutif dikuatkan
dengan hubungan afiliasi COSL Group dengan
CNOOC (vide bukti LDP hal 70); ---
15.2.2 Bahwa tuduhan afiliasi sebagaimana tersebut di
atas, telah didipertimbangkankan di dalam
Putusan KPPU Nomor 31/KPPU-I/2007 yang mana
pada saat itu TERLAPOR II duduk sebagai salah
satu terlapor dalam perkara tersebut. Struktur
bisnis tersebut diatas sampai dengan hari ini masih
sama (belum berubah). Dalam putusan yang
halaman 39 dari 239
Pasal 19 dan 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 tersebut.
Tersirat dan tersurat dengan tegas bahwa afiliasi
CNOOC Group dan COSL Group dibenarkan
menurut hukum yang berlaku; ---
15.2.3 Bahwa independensi CNOOC Group dan COSL
Group dipertimbangkankan oleh KPPU dalam
Putusan Nomor 31/KPPU-I/2007, mengingat
CNOOC adalah Regulatory Body, bukan
Perusahaan sebagaimana konsep afiliasi pada
umumnya. Adapun penggunaan kata Corporation
pada nama perusahaan untuk menegaskan status
CNOOC sebagai badan hukum, berbeda dengan
perusahaan yang menggunakan terminology
“Company”. CNOOC jika dipadankan dengan
kondisi Indonesia adalah seperti BP MIGAS
sebelum berganti menjadi SKK MIGAS, tetapi
khusus untuk kegiatan Off Shore; ---
15.2.4 Bahwa pertimbangan KPPU dalam putusan Nomor:
31/KPPU-I/2007 sangat cukup untuk menjelaskan
hubungan afiliasi antara COSL Group dan CNOOC
Group, yang bukan merupakan afiliasi perusahaan
sebagaimana hubungan afiliasi dalam bisnis yang
memungkinkan adanya perlakuan istimewa antar
sesama anggota afiliasi. Sehingga tuduhan telah
TERLAPOR II di dalam proses tender yang
diselenggarakan oleh TERLAPOR I merupakan
tuduhan yang kurang tepat; ---
15.3 Mengenai persyaratan TKDN; ---
15.3.1 Bahwa investigator dalam LDP yang disampaikan
berkesimpulan TERLAPOR II sangat mustahil
mencapai TKDN lebih dari 35% yang
dipersyaratkan, selain itu Investigator juga
berkesimpulan bahwa penawaran TKDN 35,01%
akan sulit tercapai jika satu saja komponen yang
berubah besarannya maka batas minimum TKDN
35% tidak akan terpenuhi (vide bukti LDP Hal. 53);
15.3.2 Bahwa Terlapor II perlu sampaikan pada
kesempatan ini, mengenai TKDN Terlapor II dalam
hal ini telah memenuhi ketentuan PTK Nomor 007
Tahun 2015 (revisi ketiga) yang mengatur syarat
minimum TKDN yaittu 35% (Lampiran 2); ---
15.3.3 Bahwa yang perlu Terlapor II jelaskan adalah
pemenuhan TKDN dalam tender khusunya
Tender/Lelang Jack-Up Drilling Rig Sevices for BD dalam bentuk komitmen. Sehubungan dengan
bentuk dan sifatnya berupa komitmen, maka
penilaian atas ketidaksanggupan ataupun
“kemustahilan” pemenuhan di kemudian hari adalah prematur; ---
15.3.4 Bahwa bagi Terlapor II pengalaman membuktikan
selama ini, tidak pernah Terlapor II dalam
mengerjakan proyek tidak memenuhi batas
minimum TKDN yang dikomitmenkan dalam
tender, hal ini dibuktikan dengan didapatkannya
sertifikat pemenuhan TKDN dari instansi yang
kredibel dan kompeten dalam melakukan kegiatan
audit (monitoring); ---
15.3.5 Bahwa pemenuhan TKDN minimum dari
persyaratan bukan hanya dilakukan oleh Terlapor