• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STATISTIK SEDERHANA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN | Agung | Populasi 12342 24368 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STATISTIK SEDERHANA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN | Agung | Populasi 12342 24368 1 PB"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

STATISTIK

SEDERHANA UNTUK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IGustiNgurahAgung*

Abstract

A Table construction bya tallyisdataanalysiswhichcaneasily be accomplished.At present,withanaid

of

computers,suchanalysiscanbeexecuted

morewithease.Thus, anyoneregarless

of

herorhis academicbackgrounds,

should be abletomake tables,graphsordescriptivestatistics inarelatively

shorttime.Inconstructing

of

suchtablesit isparamountthatoneshouldselect appropriatevariables(indicatorsorfactors)sothe tables maybeutilizedasinputs

for

decision makers,policymakers, andprograms.Ananalysisbasedonthese

tablesandgraphs couldbe

formulated

as adescriptive summary.

Analisis Statistik Sederhana

Analisis datadengan mene-rapkan metode deskriptif dinyatakan sebagai analisis

statistik sederhana atau yang paling sederhana. Akan tetapi, hasil analisis statistik deskriptif tersebutdapatmenjadi masukan yangsangatberhargauntuk para mengambil keputusan,

ter-gantungpadabentuk dancara

menyajikanhasilanalisistersebut. Padatahappertama,analisis data dilakukan untuk

mem-pelajariperbedaanantara fakta

yangdiobservasidenganapayang diharapkan.Padatahappertama

analisis datamerupakanaktivitas ilmiahuntukmelakukanpenilaian terhadap

nilai/skor/ukuran

variabel atau indikator yang ditinjau,terutamavariabel tak-bebasatauvariabel tujuanatau

indikatormasalah yang ditinjau.

Hasilanalisisinidapat dipakai untuk menentukan ada atau tidaknya permasalahan. Sebagai-manatelahdiketahuibahwasuatu permasalahanteijadiataumuncul apabila fakta yang diobservasi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Prof.Dr.IGustiNgurahAgung,wakil kepalaLembaga Demografi,Fakultas

(2)

IGustiNgurahAgung

Selanjutnya, hasil analisis statistikdeskriptifakanmenjadi dasar untukmembuatrangkuman deskriptif,yang didukungoleh

pendapatilmiahataukesepakatan

ilmiah(Agung,1996, 1998, dan 2000). Untuk lebih jelasnya pembahasan dalamtulisan ini

disajikan contoh-contoh yang sederhana. Dalam hal inilah rangkuman deskriptif akan menjadisangat bermanfaat untuk pengambilankeputusan.

Variabel Penting

Variabelpenting yang perlu

danhamsditinjaudalamsetiap

analisis data dapat dibedakan dalam tigakelompok variabel ataufaktor sebagaiberikut:(1)

variabeltujuan (variabelrespons atau variabel tak-bebas atau variabel akibat); (2) faktor-penyebabterkendali; (3)

faktor-penyebabtak-terkendali atau

faktor-risiko. a.Variabel Tujuan

Variabel tujuan adalah variabel yang menentukan ada

atau tidaknya permasalahan sehinggavariabel tujuan juga dinyatakan sebagaiindikator masalah.Secarastatistik,indikator

masalah harus mempunyai

ukuranobjektif ataukuantitatif,

yangselanjutnyaakandinyatakan sebagaiindikator masalah objektif.

Halinididasarkanataspemikiran agar keberhasilanataukegagalan suatu program kerja untuk menyelesaikan masalahyang ditinjau dapat dinilai secara

objektif. Contoh indikator

masalah objektif antara lain adalah (1)jumlah anak,dengan jumlah ideal(target)duaanak; (2) prevalensikontrasepsi;(3)angka partisipasi sekolah; dan (4)

jumlah/proporsi persalinanyang ditolong oleh dukun. Dipihak lain,contoh indikator masalah subjektifantara lain adalah (1)

keluarga bahagia dan sejahtera;

(2)kesenjangansosial; (3) rasa

aman;dan(4)KKN.

Berkaitan dengan program penyelesaian masalah,untuk setiap indikatormasalahsubjektif, dianjurkanuntuk menentukan

indikator-indikator objektif yang menjadi syarat perlu untuk indikatorsubjektifyangditinjau. Sebagaicontoh,syaratperluuntuk

keluargabahagiadansejahtera adalahpendapatan, pendidikan, dan kesehatan yang mempunyai ukuranobjektif.

b.Faktor-Penyebab

(3)

Analisis StatisticSederhanauntukPengambilatiKeputusan ditentukandenganmeyakinkan

bahwafaktor tersebut menjadi penyebab terjadinya masalah.

Dalambanyakhal,faktor penye¬ bab yangmurni sangat sulit di¬

tentukan karena munculnya masalah merupakan akibat beberapafaktor-penyebab,baik penyebab langsung maupun penyebab tak-langsung.Sebagai

contoh, kasusmerokok

dinyata-kan sebagai faktor-penyebab

kankerparu-paru, dan seseorang meninggal padasaatmaintenis. Sebenarnya,merokokatau status

perokok merupakanfaktorrisiko terhadap, misalnya,sakit per-napasan,jantung, dansebagainya. Dipihaklain,tidak seorang pun akansetujubahwa permainan

tenisatauolahragapada lunum-nya menjadi faktor penyebab kematian.Akan tetapi, musibah

terjadiakibatberolahragasecara berlebihansehinggajanhmgtidak dapatmendukungnya.Berkaitan dengan faktor penyebab, perlu dibedakanantarafaktor penyebab terkendalidanfaktor penyebab tak-terkendaliataufaktorrisiko.

a. FaktorPenyebab Terkendali. Faktor-penyebabterkendali didefinisikansebagai faktor-penyebabyangnilai/skoratau ukurannyadapat dikendalikan olehparapembuatkeputusan. Padadasamya,faktor penye¬

bab terkendaliseharusnya mempunyai ukuran objektif sehinggaperubahan

nilai/skor

faktor-penyebab tersebut dapatdinilaisecaraobjektif.

b. FaktorPenyebab Tak-Terken-dali. Faktorpenyebab

tak-terkendali adalah faktor penyebabyang

nilai/skor

atau

ukurannya tidak dapat dikendalikan oleh para pembuat keputusan.Faktor

risiko juga termasuk faktor penyebabterkendali. Walau-punfaktor-penyebabinisulit

dikendalikan, sangatpenting diketahui dan disadari keberadaannyaoleh setiap pembuat keputusan.Akan tetapi,adakemungkinansuatu faktor risikodapatdikendali¬

kan secara tidak langsung. Faktor penyebab tak-ter¬ kendali,termasuk faktorrisiko, padaumumnyamempunyai

ukuran subjektif. Contoh faktor-faktor penyebabtidak

menggunakankontrasepsi dapat dibedakanantara faktor-penyebab terkendali,seperti alat kontrasepsiyang

diingjn-kan tidak tersedia, biaya pelayananyangmahal, dan fasilitaspelayananjauh; dan faktor penyebab tak-ter¬ kendali,antara lain, suami

(4)

IGustiNgurahAgung

kontrasepsi,alasanagama,dan inginanaklagi.

Analisis Deskriptif

Padadasarnya,analisis data

mcmpunyai tujuan sebagai berikut.

a) Untukmenilaiatau

meng-evaluasi,apakah datayang dipakailayakdapat dipercaya atautidak.

b) Untukmempelajariperbedaan nilaistatistik variabel-tujuan seperti prevalensi,proporsi danrata-ratadisertaidengan standar deviasinya yang dihitungberdasarkan data sampeltertentudengannilai yangdiharapkan.Dengankata

lain,menentukan ada atau

tidaknya permasalahan.

c) Untuk mempelajarihubungan

atauasosiasi antara faktor-faktor penyebab dengan

variabel tujuan.

d) Untukmempelajariperbedaan

antara kelompok individu

secara deskriptif,meliputi

nilai-nilai statistik

variabel-tujuandanasosiasi antara faktor-penyebab dengan variabel tujuan.

a.Analisis TabulasidanGrafik Padaumumnya,analisisvaria¬

beltunggalataulebih dikenal

dengananalisisunivariat dilaku-kan untuk setiap indikator masalahobjektif dan indikator-indikatorobjektifyang

merupa-kan syarat untuk indikator masalah subjektif. Selanjutnya disajikancontoh-contoh analisis statistik sederhana dalam bentuk rangkumanstatistikdeskriptifdan

grafik seperti berikut.

1. AnalisisIndikatorTujuan: Perubahan Pemakaian Alat Kontrasepsi

BerdasarkandatapanelSurvei

Aspek

KehidupanRumahTangga

Indonesia/SAKERTI

(IFLS1997& 1998) untuk PUS, ditinjau indikator PerubahanPemakaian

Alat Kontrasepsi 1997-1998 dengankategori l=tidak berubah metodekontrasepsi, 2=berubah metodekontrasepsi,3=drop-out, 4=pemakaibaru,dan5=tidak memakai.

Dalam kasus ini kita mem-perhatikan sebuah variabel berskala nominal dengan lima kategori sehingga tabel yang dibentuk akan menunjukkan distribusiperubahan pemakaian alatkontrasepsi1997-1998(dalam %),sepertidisajikandalam Tabel

1.

Perhatikanlah, bagaimana caranyamenulisjudul tabel,yang

(5)

Analisis Statistik Sederham untukPengambUan Keputusan

Tabel1

Distribusi PerubahanPemakaianAlatKontrasepsi1997-1998, untukPUS Panel berdasarkan Data SAKERT11997dan1998

Ind. Tujuan

Kategori-Y

(PerubahanPemakaian AlatKontrasepsi) Total

1 2 3 4 5

Y 42,8 5,7 9,2 9,6 32,8 100,0

distribusi variabel yang ditinjau, bukan distribusi PUS atau

kelompokorangnya.Dipihaklain,

juga perludiperhatikansecara tertulis,adakalanya,jumlahnya tidak tepat 100persen, akibat pembulatan.

Hasil dalam Tabel 1dapat disajikandalam bentukgrafikpie chart di bawah ini, dengan memakaijudul yangpersissama.

Berdasarkanhasilini,para pembuat keputusanatauseorang

analis dapat menentukanatau memutuskanpermasalahanyang akan dipelajari lebih lanjut, misalnya,masalahtidak memakai alat kontrasepsidandrop-out.

Sesuaidenganpermasalahanini, makayangharusdiketahuiadalah faktor-faktor penyebab,terutama faktor penyebab terkendali,

seorangPUStidakmemakaialat kontrasepsi dan/atauberstatus drop-out, seperti contoh analisis berikutini.

Keterangan:

A =Tidakmemakai

B= Pemakaibaru

C=Dropout

D=Gantimetode

E= Tetap memakai

2. Analisis tentang Faktor

Penyebab

Denganmemperhatikanvaria¬ beltujuan,Y,yang didefinisikan sebagai Y=1jika seorangPUS

(6)

IGustiNgurahAgung

danY=0jikalainnya,maka dapat disajikan data seperti padaTabel 2.Tabelinimenunjukkan persen-tasePUSyangtidak memakaialat

kontrasepsi (alkon) menurut alasan tidakmemakai,

berdasar-kandata SAKERTI 1997dan1998.

Tabel tersebutjugamenunjukkan persentasc PUSyang drop-out menurutalasan yang dikemuka-kannya. Tabel 2 sebenarnya menunjukkan hasil analisis dengan memperhatikan tiga indikator masalah, sebutlah

Yl=status pada tahun 1997,

Y2=statuspadatahun1998,dan

Y3=statusdrop-out. Berdasarkan tabelsemacam inidapat

ditentu-kanatau dipilihfaktor-faktor penyebabterkendali,yang akan atauharus ditindaklanjuti oleh parapengambilkeputusan.

Sebagai ilustrasi, Tabel 3

menunjukkan grafik persentase

PUSyang tidak memakaialat

kontrasepsi menurut faktor penyebabterkendali. Grafikini

dibuat denganmemperhatikan tigavariabel,yaitu variabel tidak

bebas seratus-nol, sebutlahY,

faktor-penyebab, dan tahun

pengamatansehinggagrafiknya dapatdinyatakansebagaigrafik berdimensitiga.

3. Analisistentang Faktor

Risiko

Berkaitan dengan faktor penyebab tak-terkendali atau faktorrisikountuk variabelstatus

pemakaianalatkontrasepsidapat diperhatikanberbagaivariabel

ataufaktorsosial-ekonomi.Tabel 4 menunjukkanpersentasePUS yang tidakpakaialatkontrasepsi

menurut daerah (kota/desa), wilayah(JawaBalidanLuar

Jawa

Bali) danjumlah anak masih hidup (JAMH). Berdasarkan statistik deskriptif ini dapat dikemukakan catatan dan kesimpulansebagaiberikut.

1) Dalam analisis ini juga diperhatikanvariabel tujuan, sebutlahY,yang didefinisikan sebagaiY=100jikaPUStidak pakaikontrasepsi,danY=0jika lainnya sehinggaTabel4akan menunjukkannilairata-rataY

(atau persentase Y=100)

menurutdaerah,wilayah,dan

JAMH.

2) BerkaitandenganprogramKB atau NKKBS,maka faktor risiko yang pentingdiperhati¬ kan adalah para PUS yang telahmempunyaianakmini¬

(7)

Analisis Statistik Sederhana untukPengambilanKeputusan

Tabel2

PersentasePUSTidakMemakaiAlatKontrasepsi dan Drop-Out

menurut Aiasannya,berdasarkan Data SAKERU1997dan1998

Perubahan Status Pemakaian

Alatkontrasepsi Alasantidak memakai kontrasepsi Tidak

memakai 1997

Tidak memakai

1998

Drop-Out 1997-98

Hamil 7,7 6,5 22,2

Inginanak 23,0 24,6 23,1

Kuranginformasi 4,1 4,8 0,9

Tidak disetujui suami 5,5 6,5 2,6

Biayamahal 3,6 2,6 4,3

Kesehatan 5.7 5,7 9,7

Efeksamping 7,9 8,6 10,3

Anjuran metis 2.2 0,7 0.0

Sulit mendapatkankontrasepsi 0,2 0,2 0,0

Agama 0,0 0,2 1,7

Responden tidak setuju 5,7 4,6 3,4

Keluargatidak setuju 0,5 1,2 0,0

Tidakpeduli 2,9 1,4 0,0

Seks tidak sering 1,4 0,7 1,7

Sulit menjadi hamil 6,0 7,7 0,9

Menopause 8,4 7,2 6,0

Tidak nyaman 0,7 1,2 1,7

Ketidakhadiransuami 2,9 2,2 2,6

Pascamelahirkan(belummenstmasi) 3,1 0,7 0,9 Pascameiahirkan (belum berhubungan seksual) 1,0 0,5 0,0

Menyusui 3,1 1,9 3,4

Lain-lain 19,6 19.1 14,5

115,2 108,8 109,9

(8)

IGustiNgurahAgung

Tabel3

PersentasePUSTidakMemakaiAlatKontrasepsimenurut Faktor Penyebab Terkendali,berdasarkan DataSAKERT11997dan 1998

20

18

16

14

12

£ 10

-Cost&wafeUty

-SideElect -Heetti -Total CCF

1997 1998

karenaPUSsemacam

inimem-punyai risiko untuk mengga-galkanprogram KB,apalagi jika merekaberusia sangat

reproduktif,misalnya,berusia

dibawah35tahun. Berkaitan

denganhal ini, untuk

me-lengkapiatau

menyempurna-kan hasil analisis, harus

diperhatikanataudibuat tabcl yang menunjukkanPUSyang

tak-KB menurut kelompok

umurdanJAMH,tetapidalam

tulisan ini belum dapat disajikan.

3)

Jika

diperhatikan wilayah

JB

danLJB, data SAKERTI 1998
(9)

Analisis Statistik Sederhana untukPengambilanKeputusan

TabeU

PersentasePUS yang Tidak Pakai Alat Kontrasepsi

menurut Daerah,Wilayah,dan Jumlah Anak Masih Hidup, berdasarkan Data SAKERT11997dan 1998

Anak Masih Hidup (AMH)

Total

0 1 2 3

% N % N % N % N % N

1997

Total 89,3 84 44,4 277 33,7 326 39,4 589 42,3 1276

JB 93,2 44 42,2 147 29,9 144 38,8 237 41,6 572

LJB 85,0 40 46,9 130 36,8 182 39,8 352 42,9 704

Kota 93,3 30 41,7 108 32,9 143 36,1 266 39,5 547

JB 89,5 19 37,1 70 32,2 59 33,8 133 38,1 281

LJB 100,0 11 50,0 38 33,3 84 38,3 133 41,0 266

Desa 87,0 54 46,2 169 34,4 183 42,1 323 44,4 729

JB 96,0 25 46,8 77 28.2 85 45,2 104 45,0 291

LJB 79,3 29 45,7 92 39,8 98 40,6 219 44,1 438

1998

Total 86,3 51 46,4 276 34,0 338 41,6 611 42,4 1276

JB 88,5 26 40,3 154 27,8 144 40,3 248 39,3 572

LJB 84,0 25 54,1 122 38,7 194 42,4 363 44,9 704

Kota 89,5 19 43,9 107 32,7 150 36,2 268 38,6 544

JB 83,3 12 36,6 71 26,7 60 32,8 134 34,7 277

LJB 100,0 7 58,3 36 36,7 90 39,6 134 42,7 267 Desa 84,4 32 47,9 169 35,1 188 45,8 343 45,2 732 JB 92,9 14 43,4 83 28,6 84 49,1 114 43,7 295

LJB 77,8 18 52,3 86 40,4 104 44,1 229 46,2 437

Note:

JB = JawaBali LJB= Luar JawaBali

N = JumlahPUSyangtidak pakai kontrasepsi+yangpakai, padakelompok tersebut

(10)

IGustiNgurahAgung

Secara statistik dengan memakai nilai statistik rasio

kecenderunganataukesamaan (OddRatio)diperolehRK = 1,26; yang mempunyai pengertianbahwarisiko PUS dengan anak minimaltiga

tidakmemakaikontrasepsidi wilayah

LJB

1,26kalirisiko

PUSdiwilayah

JB.

Prioritas

kebijakan harus diberikan kepada wilayah

LJB

diban-dingkan dengan wilayah

JB.

4)

Jika

diperhatikan perbedaan

antardaerahperkotaandan

pedesaan,ternyata persentase PUSdengananak minimaltiga

yangtak-KB dipedesaanlebih tinggidibandingkandengandi

perkotaan,baik diwilayah

LJB

maupundi

JB.

Dalamkasusini, kepadadaerahpedesaanharus

diberikan prioritas kebijakan

danprogram dibandingkan denganperkotaan,baik di

LJB

maupundi

JB.

5) BerdasarkanhasildalamTabel

4, kita dapat menyajikan beberapamacamgrafik yang jauh lebih sederhana untuk menunjukkan perbedaan

persentasePUSyangtak-pakai alatkontrasepsiantarwilayah dan/atau daerah terpilih. Sebagai ilustrasi, Tabel 5

menunjukkan"persentasePUS denganAMH MinimalTiga

yang Tak-pakaialat kontra¬

sepsimenurutwilayah dan daerah berdasarkan data SAKERTI1998".

4. Analisis tentang Faktor Risiko Tinggi

Untuksetiapindikator seratus-nol seperti yang disajikan pada Tabel5,yang merupakan modifi-kasi dari dummy variable atau

indikator satu-nol, selalu dapat disajikan ataudibentuk tabel

berdimensi tiga atau empat, denganmembatasi karakteristik respondenyangditinjau. Dalam

grafik tersebut secara khusus diperhatikan"PUSdengananak minimal tiga berdasarkan data SAKERTI1998"sehingga tabelini

dibentukhanyadenganmemakai tiga variabel, yaitu1.statusKB,2. wilayah

JB

danLJB,dan3. daerah

perkotaan/pedesaan.

Karenadukungan program siap-pakai,tabel dangrafik yang dimaksudkan dapat disajikan dengan mudah.Yang menjadi

masalah adalah dalam hal memilih variabel-variabel yang relevanuntukmendukungsetiap kebijakandanprogramyang akan dibuat. Sebagai contohterakhir,

Tabel2 menyajikanPUSyang

(11)

AnalisisStatistikSederhanauntukPengambihmKeputusan

tak-KB, berdasarkan data SAKERTI1997&1998.

Berdasarkan Tabel2, dapat disajikangrafik yang sederhana untuklebihmenonjolkan per-masalahan tertentu. Tabel 6

menunjukkan "persentase PUS denganAMH minimal tigayang tidak memakai kontrasepsi denganalasanbiaya dan

keter-sediaan menurutdaerah, ber¬

dasarkandata SAKERTI 1997& 1998".PUSdenganAMH minimal tiga dan tidakmemakaikontra¬ sepsi akanataudapatdinyatakan sebagaifaktorrisiko tinggi.

Tabel 5

PersentasePUS dengan AMHMinimal Tiga

yangTidakMemakai Alat KontrasepsimenurutWilayah danDaerah,

berdasarkan DataSAKERTI1998

50

45 40 35

30

25

20 15 10

5 0

Kota Desa Indonesia

ÿJBQLJ8 0Total

5.Analisis tentangFaktor RisikoTertinggi

Di sampingtabel-tabel yang telah dikemukakan tersebut,

dapat pula diperhatikansuatu

faktorrisikotertinggiataurisiko

sangat tinggi berkaitandengan status pemakaian kontrasepsi, yaituPUSdengan AMHminimal tiga, berusia sangatreproduktif, misalnya,berusia20-29tahundan

tidak memakaikontrasepsi.Tabel

7 berikut ini menunjukkan

persentase "PUSdengan AMH

(12)

1GustiNgurahAgung

Tabel6

PersentasePUSdengan AMH MinimalTigayang Tidak Memakai Alat Kontrasepsi denganAlasan Biayadan KetersediaanAlat Kontrasepsi menurut Daerah

berdasarkan DataSAKERT11997 dan 1998

1997 ( n = 232) 1998 ( n=254)

reproduktif (20-29 tahun) yang tak-pakai alat kontrasepsidengan

alasanhamilatauinginanak lagi"

berdasarkan data SAKERTI 1997

&1998.

Hasilanalisis inimenimbulkan

masalahkarenajumlahresponden

(PUS) yangmempunyai karak-teristik "berusia 20-29 tahun dengan jumlah AMH minimal tiga"dapatdikatakansangat kecil,

yaitu 12orang untuk

Jawa-Bali

dan8 oranguntuk Luar

Jawa-Bali.

Walaupun jumlahnya sangat kecil,kelompok PUS tersebut tetapmerupakanmasalahyang tidak kecilberkaitandengan program menekanpertumbuhan penduduk Indonesia secara

keseluruhan. Seandainya di

antaraseluruhistridiIndonesia terdapat 10 juta istri yang mempunyaikarakteristikseperti

(13)

Analisis Statistik Sederhana untukPengamMartKeputusan

Tabel7

Persentase PUSdenganAMH MinimalTiga, Berusia SangatReproduktif (20-29 Tahun)yang TidakMemakai AlatKontrasepsi denganAlasan "Hamil atau Ingin

AnakLagi"berdasarkan DataSAKERTI1997dan1998

JB(n=12)

LJB(n=8)

1997 1998

padatahun2000sebagianterbesar telah menambah jumlah anak mereka,misalnya5juta di antara-nya telah melahirkan dalam

periode 1997

2000 karena merekaberusiamudadantidak

pakaikontrasepsi.

Berkaitan dengan jumlah

kasusyang diobservasisangat sedikit diantaraseluruhsampel, dapat dikemukakan catatan bahwa setiap penelitiantentang

peristiwayanglangkaatausangat

langka,termasuk PUSberusia 20-29tahun yang telahmempunyai anak minimaltigadantidakpakai alatkontrasepsi, kematianibu,

dankematianmenurutpenyakit,

akan membutuhkan sampel denganukuranyangsangatbesar agardapatmengobservasi kasus yangcukup banyak.

PengembanganIndikator

Tunggal dan Indeks Komposit Contoh tersebut jelas me-nunjukkan pentingnya

memper-hatikansuatuindikator tujuan

atauindikator masalah,yang dalamanalisis penerapan model

statistik disebutvariabeltak-bebas

dalam menyajikan setiap tabel

dan grafik. Indikator tujuan

(14)

IGustiNgurahAgung

dikembangkansesuaidengan minatdanbidangmasing-masing peneliti. Indikator masalah yang palingsederhana adalahindikator satu-nolatauindikatorseratus-nol

nntukmenyajikannilaipersentase

sepertiyangdikemukakandalam

contohsebelumnya.

Sejak tahun 1994, LDFEUI

(Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia)

bekerjasamadenganinstansilain,

seperti BPS, Kantor Menteri

Negara Kependudukan dan

MenkoKesra,telah mengembang-kanberbagai indikator tunggal kuantitatif berkaitan dengan berbagaimasalahkependudukan, seperti kualitashidup,kualitas

SDM, kemiskinan,kesejahteraan keluarga,kesetaraandankeadilan

jender, dansebagainya pada tingkat propinsi. Kemudian

diperluas dengan indikator tunggalpada tingkat kabupaten,

danakhirnya dalam tahun 2000

diperhatikan indikator pada tingkat lokasi permukiman berdasarkan studi kasus di

KalimantanTimur. Padasaatini, LDFEUIsedangmengembangkan indikatorkesetaraandankeadilan jender. Dalam bagianberikut

disajikan ilustrasipembentukan indekskesetaraan dan keadilan jender (1KK)) berdasarkan

pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

Selanjutnya, berdasarkan kelompok indikator tunggal terpilihdapat dikembangkan indeks komposit dengan me-nerapkan analisis faktor. Pada

tahun 1994,beberapa indeks

komposit dikembangkan dengan menerapkananalisisfaktor,antara

lain,IndeksAgung-1 (IA-1) dan

Indeks Agung-2 (IA-2), yang dinyatakansebagai substitusi

IndeksMutuHidup(Physical Quality

ofLife

Index/PQU).Dalam haliniindikatortunggal yang ditinjau haruslahsederhana,dapat

diukur, dan dapat diobservasi sampai pada tingkat wilayah terkecil,dan mudahdipahami oleh orangkebanyakan.Kelom¬ pokindikator tunggaltersebut

harus dipilihsedemikian rupa sehingga dapat diduga atau dihipotesiskan dandisepakati

secara ilmiahdapatmengukur suatukonsep atauvariabel laten

(latentvariable)yang tidak dapat diukur/diobservasi secara

langsung, seperti kesejahteraan keluarga,kesenjangansosial, dan

(15)

Analisis Statistik Sederham untukPengambilanKeputusan

Indikator kompositini juga dapatditinjausebagaiindikator masalah untuk menentukan wilayahataukelompok

masyara-katmanayanglebih menderita akibat permasalahan yang ditinjau. Kemudian, dapat ditentukansecaraobjektifwilayah

ataukelompokmasyarakat yang

harus mendapat prioritas programdankebijakan.

Indeks Kesetaraan dan

Keadilan

Jender

(IKKJ)

Tabel8menunjukkan "distri-busi (persentase) pendidikan penduduk berusia10 tahunke atas menurutpendidikantertinggi yangditamatkan,tipedaerah,dan

jenis kelamin". Berdasarkan

persentase inidapat dihitung persentase kumulatif dan nilai

IKKJ

(Indeks Kesetaraan dan

KeadilanJender) yang disajikan dalam kolom terakhir.

IKKJ

dihitungdengan menerapkan

ramussebagai berikut.

IKK

={Ppr/(100-Ppr)}/{Plk/

(100

-PJ}

di mana

Ppr

menyatakan persen¬ tasekumulatifperempuan,danPÿ untuklaki-laki sampaidengan pendidikantertinggik=2, 3, 4,5,

6,7,dan8,dimanauntukk=ldan k=9hanya dipakaipersentase

tiap-tiap kategori, bukanlah

persentasekumulatif.

IKKJ

ini dihitung dengan menerapkansuatustatistikyang disebutrasiokesamaan(oddratio)

ataurasiokecenderungan, yang

sangatmudahdihitungsecara manual.Sebagai ilustrasi indeks

inidihitungsebagai berikut. 1) Untuk kategori k=l(tidak/

belum pernah sekolah) di

perkotaan

IKKJ

=3,10 ={7,54/

(100-7,54)}/{2,56/(100-2,56)}.

Nilai ini mempunyai

pengertian:

"Khusus untuk daerah perkotaan,risikoperempuan berusia10tahunkeatastidak sekolah3,10kali risiko

laki-laki".

2) Khususdi pedesaan,

IKKJ

= 1,51= {83,25/(100-83,25)}/ {76,65/(100-76,65)} untuk k=3, akan menyatakan: "di

pedesaan,risikopenduduk perempuan yang berusia10

tahun keatasberpendidikan palingtinggitamatSD/MI1,51

kalirisiko laki-laki".

3)

IKKJ

=0,55 ={2,37/(100-2,37)}/ {4,23/(100-4,23)}untukk=9di

perkotaanakanmenyatakan:

"Di perkotaan, peluang (kemungkinan) penduduk perempuanyangberusia10

(16)

IGustiNgurahAgung

Tabel8

Beberapa Statistik Penduduk10TahunkeAtas

menurutPendidikan TertinggiyangDitamatkan,Tipe Daerah,dan JenisKelamin,Susenas1999

Perkotaan IKKJ

k Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan Persen

Persen

Kumulatif <k

L P L P P/L

1 Beium pemah sekolah(*) 2,56 7,54 3,10

2 Tidak/belumtamatSD 16,57 18,35 19,13 25,89 1,48

3 SD/MI 25,65 28,15 44,78 54,04 1,45

4 SLTP/MTs 19,71 19,01 64,49 73,05 1,49

5 SMUUmum 20,50 16,08 84,99 89,13 1,45

6 SMUKejuruan 7,84 5,85 92,83 94,98 1,46

7 Dipi.lAI 0,76 0,95 93,59 95,93 1,61

8 Akademi/Dipl.lll 2,16 1,70 95,75 97,63 1,83

9 Universitas(*) 4,23 2,37 0,55

(*)IKKJdihitungkhususberdasarkan"persen"

Pedesaan IKKJ

k PendidikanTertinggi

yang Ditamatkan Persen

Persen

Kumulatif <k

L P L P P/L

1 Belum pemahsekoiah(*) 8,23 17,59 2,38

2 Tidak/belumtamatSD 30,75 30,85 38,98 48,44 1,47

3 SD/MI 37,67 34,81 76,65 83,25 1,51

4 SLTP/MTs 12,81 10,09 89,46 93,34 1,65

5 SMUUmum 6,14 3,96 95,60 97,30 1,66

6 SMUKejuruan 3,01 1,87 98,61 99,17 1,68 7 Dipl.l/ll 0,39 0,33 99,00 99,50 2,01

8 Akademi/Dipl.lll 0,36 0,21 99,36 99,71 2,21

(17)

Analisis StatistikSederhanauntukPengambilanKeputusan

Perkotaan+Pedesaan IKKJ k Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan Persen

Persen

Kumulatif <k

L P L P P/L

1 Belum pemahsekolah(*) 5,97 13,53 2.46

2 Tidak/beiumtamatSD 25,10 25,81 31,07 39,34 1,44 3 SD/MI 32,88 32,12 63,95 71,46 1,41

4 SLTP/MTs 15,56 13,69 79,51 85,15 1,48

5 SMU Umum 11,87 8,85 91,38 94,00 1,48

6 SMUKejuruan 4,94 3,48 96,32 97,48 1,48 7 Dipl.l/ll 0,54 0,58 96,86 98,06 1,64 8 Akademi/Dipl.lll 1,08 0,81 97,94 98,87 1,84

9 Universitas (*) 2,07 1,14 0,55

(*)IKKJdihitung khusus berdasarkan "persen"

menyelesaikanPT (universi-tas) 0,55kalirisiko laki-laki". Perhatikanlahistilah"risiko' akandipakai jika status yang ditinjau bersifat negatif (seperti tingkatpendidikan yangrendah, sakit, ataugagal) dan istilah "peluang"dipakaijikastatusyang

ditinjau bersifat positif (seperti tingkatpendidikan tinggi,sehat,

atauberhasil/sukses).

Ketiga ilustrasiinidanhasil

dalam Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan perempuanlebihrendahdaripada

laki-laki, baik di perkotaan maupundipedesaan.Selanjutnya,

Tabel 9 menunjukkan grafik indekskesetaraanatau kesenjang-an jender (IKKJ-Pendidikan)

menurut tipe daerah. Indeks semacaminidenganmudahdapat dihitung menurut wilayah (propinsi,kabupaten,kecamatan,

atau wilayah permukiman penduduk)berdasarkanberbagai indikatorlain,disampingtingkat pendidikan,misalnya,indikator kesehatandan aktivitas ekonomi. Selanjutnya, besarnya indeks yangdiperolehdapat dipakai untuk menentukan, secara

(18)

IGustiNgurahAgung

program pemberdayaan pe-rempuan. Grafik berikut ini menunjukkan

IKKJ-Pendidikan

menuruttipe daerahberdasarkan hasildalamTabel8.Secarakhusus grafikinimenunjukkannilaiatau grafik di atas

JKKJ=1

untuk tingkat pendidikan

akademi/

diplomaIIIkebawah, dannilai atautiga titik di bawah

JKKJ=1

untuk tingkat pendidikan

PT/

universitasmenuruttipe daerah

(kota,desa, dankota+desa).

Subjektivitas SuatuKeputusan Rangkumanstatistikdeskriptif sangat bermanfaat sebagai masukan bagi pengambil keputusan. Akan tetapi, setiap keputusanselalutergantungpada subjektivitas para penentuatau para penguasa. Suatu keputusan

dapat merupakan suatu

keputusandemokratis sampai dengankeputusanotoriter atau

diktator.

2 4 6 8

PandkflanTeifnggi

10 Tabel 9

IKKJ

-

Pÿnridikan

berdasarkan DataSusenas1999

35

(19)

-Secarastatistika,analisisdata yang dilakukan untuk men-dukung suatu keputusan

sepatutnyaberkaitaneratdengan pendapatataukesepakatanilmiah (experts'judgment). Tukey (1962,

dalamGifi, 1990: 23) mengemu-kakansekurang-kurangnyatiga bentuk pendapat ilmiahyang pada umumnya dipakai untuk mendukungsetiapsuatukeputus¬

an atau kebijakandanprogram. Tukey mengemukakancatatan

sebagaiberikut.

1) Pendapatilmiah berdasarkan pengetahuandanpengalaman tentangbidang-bidangkhusus yang berkaitandenganpokok permasalahanyangditinjau. 2) Pendapatilmiahberdasarkan

pengetahuandanpengalaman tentang penerapan metode

analisis data dalamberbagai bidang.

3) Pendapatilmiahberdasarkan hasil-hasil yang abstrak

tentang sifat-sifat metode analisis tertentu, apakah diperolehberdasarkan pem-buktianmatematisatausecara

empirisberdasarkansampel. Keputusan danPeluang

Padaumumnya setiap ke¬

putusan yang diambil

mem-punyaitujuan untuk menyelesai-kansuatupermasalahantertentu.

Olehkarenaitu,setiap keputusan dengansendirinyaakanberkaitan dengan suatu kebijakanatau

programtertentu.

Jika

kitaberbicara tentang

kebijakan dan program, para pembuat kebijakanseharusnya juga menyajikanbeberapa alter-natif yangakandipilihdengan menerapkansuatuanalisis yang disebut risiko-manfaat(

cost-benefit

analysis).Selanjutnya,harusjuga memperhitungkan "peluang" keberhasilanataukegagalan tiap-tiapkebijakan/programaltematif. Akhirnya, dengan dukungan kesepakatan ilmiah, dapat diharapkanakandiperolehsuatu keputusanyang

"

terbaik". Turbin

&Meredith(1991)mengemukakan tigabentukkeputusan(decision) berdasarkanteoriprobabilitas seperti dibawahini.

(1)Keputusandengankepastian Dalamkeadaanataukasus

seperti inisetiap keputusan yang diambil telah dapat diduga apayangpasti akan terjadi. Sebagai contoh, seorangibu yang melakukan operasi sterilisasi pasti tidak akanhamil.

(2)Keputusandenganrisiko Dalamkasusiniprobabilitas

(20)

IGustiNgurahAgung

kecildaripadasatu.Berkaitan dengan peluanginikitaperlu membedakanantarapeluang objektif dan peluang subjektif. Peluangobjektif besarnya dapat dihitungberdasarkan

teoriprobabilitas,dipihaklain

peluang subjektif dengan besarantertentu ditentukan atasdasar subjektivitasdari para pengambilkeputusan

dan/atau

yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.

Sebagaicontoh,denganmeng-gulingkansebuah dadu (yang tidak cacat) maka peluang munculnya sebuah angka dapatdihitungsecara matema-tis,dengan hasil=

1/6.

Di

pihaklainkeberhasilansuatu programpadaumumnyatidak dapat dihitungsecara

matema-tis sehingga harusditerima

pemakaianpeluang subjektif.

Berkaitandengan peluang subjektif, makasecarateoretis

pendapatataukesepakatan ilmiahseharusnyamenjadi faktor penentu.Akantetapi, dalam praktek keputusan dapat ditentukan oleh ber-bagaifaktorlain,sepertisuara terbanyak (keputusan

demo-kratis)dankekuasaan(kepu¬ tusandiktator

-

individuatau

kelompokindividu).

(3)Keputusantanpakepastian Dalamkasus sepertiini,

pem-buatkeputusan(decisionmaker) menyadari akibat atau

dampak tiap-tiap alternatif keputusanyang akandiambil,

tetapi dia(mereka)tidakdapat memperkirakandengan

me-yakinkantentangbesarnya tiap-tiap peluang yang mungkinterjadisebagaiakibat ataudampak keputusanter¬ sebut. Dalam kehidupan sehari-hari, keputusan sema-cam inikerapkalitidakdapat dihindari.

Risikodan Manfaat

Secaraumumdapat dikemu-kakanbahwasetiapkebijakandan programakanberkaitandengan biaya dan manfaatnya. Oleh karenaitu,biaya(cost),demikian juga manfaat,suatukebijakan/ program tidak selalu dapat dinyatakandalambentuk uang, makadipakaiistilah

ristko-manfaat

I

(Schmid, 1993: 55). Sebagai

j

contoh,marilahdipikirkanrisiko

dan manfaat bagi bangsa

j

(21)

penggantianduamenteriterakhir, dan sebagainya.

Selanjutnya,jika membahas risikodanmanfaatsuatuaktivitas pembangunan, akan timbul

pertanyaan siapa saja yang memperolehmanfaat (dampak positif) darisuatukebijakanatau program; dan siapa yang menanggung risiko (dampak negatif) darikebijakantersebut. Sebagai contoh,penggusuran yangterjadiakibatpembangunan jalandanjembatandiDKI

Jakarta.

Sesuaidengan keterangandi atas, juga dapat dinyatakan bahwa analisis biaya-manfaat merupakan bagian(komponen) ataupendukung yangsangat penting dari setiapkeputusan

atausetiappenilaiankebijakan/ program.Pernyataanini didasar-kanataspemikiranyangsangat

sederhana yaitu dalam setiap analisisdata perlu dikemukakan manfaatanalisis datatersebut,di sampingbiayanya.

Walaupun metode analisis statistiktelahbaku,hasil analisis

stabstik tetap mempunyai risiko salahatautidakrasional,antara

lain, karena faktor-faktor di bawahini.

1) Kesalahandata.Kesalahan datadapat bersumber pada, pertama,petugas,terutama petugaspengumpulandata.

Beberapa

kasusmenunjukkan bahwa ada petugas pengum-puldatamelakukancara-cara yangtidakterpuji,antaralain, mengisi kuesioner sendiri

tanpa mengunjungirespon¬

dedKedua,objekatau respon-denpenelitian.Ketiga,definisi operasional konsep atau

variabelyangdiobservasiatau

diukur.

2) Pemakaiandatasampeluntuk membuatgeneralisasi.Agung

(1992dan2000) telahmem¬

bahas pengertian sampel representatif danberbagai permasalahan berkaitan dengan generalisasi dan pengujianhipotesis berdasar-kan datasampel. Selanjutnya, Agung (2000) menyajikan ilustrasi beberapa ruang sampel danmengambil ke-simpulan bahwa sampel merupakanhimpunan

indivi-du yang kebetulan terpilih dengan jumlah yangsangat

kecil dan bagaimana cara

memilih sampel. Sebagai

(22)

IGustiNgurahAgung

bahwaistilahsampel represen-tatif masih dipakai dan dipahamisecara salah atau kurangtepat.Sebagaiilustrasi

yang sederhana, cobalah diperhatikansepuluhteman dckat sebagai populasi. Andaikanakanmemilihlima

orang(atau50%)diantaranya, apakahbenar bahwa kelima orang yang kebetulan terpilih tersebutdapat mewakiliatau

menggambarkansecara tepat

darisepuluhtemandekatyang ditinjaudalamberbagaiaspek. 3) Kesimpulansalahberdasarkan nilaistatistik yang benar. Denganasumsi data yang dipakai benar dan dapat dipercaya,maka semua nilai

statistik yang dihihmgatau diturunkandari data tersebut mempunyaikebenaranmutlak hanyauntukkelompok indivi-du di dalamsampel terpilih (Agung,1992).Akan tetapi

nilai statistik yang benar, secara statistik, tersebut adakalanya tidak dapat dipakai untuk membuat kesimpulan.Sebagaicontoh,

nilairata-rata

kadarpencemar-ansungaiyang dihitungber¬ dasarkan10kalipengukuran, misalnya pada siang dan malamhari,menunjukkan bahwa kadar pencemaran

berada di bawah ambang batas. Kemudian, diambil kesimpulanbahwa sungai

tersebuttidaktercemar.Dalam kasus inidapat teijadi setiap malam kadar pencemaran melampaui ambang batas. Contohlainnya,berdasarkan

rata-ratanilaistatistiksiswadi kelasAdanByangsama besar-nya diambil kesimpulan bahwakualitassiswadikedua kelas tersebutsama.

4) Lebihmengutamakannilai statistikdibandingkandengan substansi. Disini, kasusyang akan dikemukakan adalah mengambilkesimpulanbahwa dua variabel berasosiasiatau berkorelasididasarkanatas

besarnyakoefisienasosiasi

ataukoefisien korelasikedua

variabel tersebut. Kadang-kadang dilengkapi dengan hasilpengujian yang me¬

nunjukkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yangsignifikan,dan

telah dihitung dengan me-makaikomputer.Agung(1994

(23)

Analisis Statistik SederhanauntukPengambOanKeputusan Referencsi

Agung, I.GustiNgurah.1986. Analisis Regresi Ganda untuk

DataKependudukan. Bagian1, Edisi ke-2.Yogyakarta:Pusat

Penelitian Kependudukan

UniversitasGadjahMada.

-

.

1987.Analisis Regresi Ganda untuk Data Kependudukan.Bagian2,Edisi ke-2. Yogyakarta: Pusat PenelitianKependudukan, UniversitasGadjahMada.

-

.

1992. Metode

Penelitian Sosial. Bagian1.

Jakarta:

Gramedia Utama.

-

.

1994. Faktor

Interaksi: Pengertian secara Substansidan Statistika.

Jakarta:

LDFEUI

-

.

1996."Statistika: Analisis HubunganKausal

berdasarkanDataKategorik".

MaterikuliahS2Kependuduk¬

an dan Ketenagakerjaan (Naskahbelumditerbitkan).

-

.

1998. Metode

Penelitian Sosial. Bagian2.

Jakarta:

Gramedia Utama.

(Belumterit)

-

.

2000. "Statistika: Analisis Data Kategorik".

MaterikuliahS2Kependuduk¬ andanKetenagakerjaandan

S2/S3

FEUI (Naskahbelum

diterbitkan).

Agung,I.GustiNgurah,N.Haidy

A.Pasaydan Sugiharso.1994. Analisis Produksi Terapan.

Jakarta:

Lembaga Penerbit

FEUI.

Agung, dkk. 2000. Studi Karakteristik SosialEkonomi

Rumah Tangga Masyarakat Kalimantan Timur (Dampak

Krisis Moneter terhadap KehidupanKeluarga) di Kota Samarinda dan Balikpapan.

Jakarta:

KerjasamaLDFEUI danBappedaTk IPropinsi KalimantanTimur.

Andreasen, Alan R. 1988.Cheap

But GoodMarketingResearch.

NewYork:Irwin

/Professional

Publishing,BurrRidge,Illinois.

Gifi, Albert. 1990. Nonlinear MultivariateAnalysis. New

York:

John

Wiley&Sans. Godwin, R. Kenneth. 1975.

Comparative PolicyAnalysis. Lexington, Massachusets: LexingtonBooks,D.C.Health

andCompany.

(24)

IGustiNgurahAgung

Naumann,EarlandKathleenGieL

1995. Costumer

Satisfaction

Measurement andManagement. Cincinnati,Ohio:Thomson

ExecutivePress.

Rutman,Leonard.1977."Planning anevaluationresearch", in

Leonard Rutman (ed.), Evaluation Research Method

.

London:Sag? Publication.

Schmid, A.Allan.1993.Analisis

Rktya

Manfaat.

Jakarta:

Fakultas

Ekonomi Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa nilai PSNR yang dihasilkan cukup tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyisipan pesan tidak merusak kualitas dari citra

Merupakan analisa faktor eksternal dan internal perusahaan, dimana analisa ini akan dijadikan informasi bagi manajer untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan

Jika dalam penelitian tersebut selain fokus meneliti sistem produksi secara Islam pada faktor- faktor produksi, distribusi dan manajemen keuangan maka dalam penelitian ini

Tujuan kompetisi dan pemberian penghargaan kepada Tenaga Administrasi Akademik berprestasi adalah memberikan pengakuan secara nyata terhadap komitmen, pemikiran yang

Perlindungan Pernafasan : Gunakan perlindungan pernafasan melainkan jika pengalihan udara setempat yang mencukupi disediakan atau penilaian pendedahan menunjukkan bahawa

Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis sistem jaringan dengan menggunakan teknologi Per-Packet load balancing untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, kemudian menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media

Metode Forward Selection berbasis Naive Bayes terbukti akurat dalam klasifikasi status kelulusan mahasiswa dari dataset yang bersifat class imbalance dengan dimensi