• Tidak ada hasil yang ditemukan

berbagi kebahagiaan di hari lebaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "berbagi kebahagiaan di hari lebaran"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Amil Zakat Nasional

Pemberi Beasiswa Yatim Terbanyak 2011 Certificate No: 10071

ISO 9001:2008

Majalah Donatur Yatim Mandiri Juni 2017 / Ramadhan - Syawal 1438 H

146.452

Donatur:

Berbagi Kebahagiaan

di Hari Lebaran

Cristian Gonzales,

Pesepakbola Nasional

yang Peduli Yatim Duafa

Hukum Puasa

Tanpa Sahur

Tips Mengatasi

(2)
(3)

1

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau

menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau

mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan

menghilangkan barokah rezeki tersebut.

Jan-ganlah menghalangi anugerah Allah untukmu.

Jika tidak, maka Allah akan menahan

anuger-ah dan kemuranuger-ahan untukmu.”

Mata Hati

(4)

BANK INFAK SHODAKOH ZAKAT WAKAF KEMANUSIAAN

Mandiri 1400003117703 1420010313327 1420010313350

BCA 0101 358 363 0883 996 647 088 399 6621

BRI 009601001 968305 0096010001969301

Muamalat 701 0054 803 70 100 548 04

BNI Syariah 010 835 1174 02 114 97 003

Syariah Mandiri 700 1201 454 700 1241 782

Permata Syariah 0290 1445 144

BNI 2244 900 000

LAZNAS YATIM MANDIRI

SK. Menteri Agama No. 185/2016

VISI

Menjadi Lembaga Terpercaya dalam Membangun Kemandirian Yatim

MISI

1. Membangun nilai-nilai kemandirian yatim dhuafa 2. Meningkatkan pertisipasi masyarakat dan dukungan

sumberdaya untuk kemandirian yatim dan dhuafa 3. Meningkatkan Capacity Building Organisasi

Pembina GM Regional Oice I GM Regional Oice II Penasehat

Penasehat Hukum

H. Nur Hidayat, S.Pd, M.M Prof. Dr. Moh. Nasih. Ak Moch. Hasyim Ir. Bimo Wahyu Wardoyo Drs. H. Abdul Rokib Yusuf Zain, S.Pd, MM Drs. Sumarno H. Mutroin, SE Zaini Faisol

Prof. Dr. H. Imam Bawani, MA Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA Drs. Agustianto, MA

KH. Abdurahman Navis, Lc., MHI Drs. Sumarno Ir. H. Jamil Azzaini, MM Dr. Muhammad Naik H. Mahfud, SH

HEAD OFFICE

Graha Yatim Mandiri

JL. Raya Jambangan 135 - 137 Surabaya 60232 Telp. (031) 8283488 (Hunting) Fax. (031)

8291757

Website: www.yatimmandiri.org Email: info@yatimmandiri.org

REDAKSI MAJALAH YATIM MANDIRI

Dewan Redaksi: Sumarno, Zaini, Mutroin Pemimpin Umum: Zaini Faisol

Wakil Pemimpin Umum: Kindy M. U

Pemimpin Redaksi: Bambang Prianggodo

Reporter : M. Irsyad dan Grace

Layout : Hilya F. dan Fahreza Putra P.

Fotografer : M. Irsyad, Sirkulasi : Bam

Diterbitkan oleh : LAZNAS Yatim Mandiri

Alamat Redaksi : Graha Yatim Mandiri, Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya telp. (031) 8283488, fax. (031) 8291757

Email : redaksi.yatimmandiri@gmail.com

ISSN : 1410-542X

Para Donatur yang budiman, bila anda ingin memberikan masukan atau usulan terhadap Majalah Yatim Mandiri, silahkan kirimkan melalui:

email : redaksi.yatimmandiri@gmail.com SMS Center : 0856 4844 3000

Saksikan liputan berita dan tausiyah di Yatim

Mandiri TV Channel dengan subscribe di:

BALIKPAPAN Jl. Pattimura RT104 No.38 B, Batu Ampar, Balikpapan, Telp. (0542) 860 609, 081 25344932. BANDUNG Jl. Rusa No.12 Buah Batu Bandung, Telp (022) 7309138, 0877 8164 3543, BANTEN Jl. Ayip Usman No.11 Cikepuh Kebaharan Serang Banten, Telp. (0254) 219375, 0812 8744 8444. BATAM Perumahan Kurnia Djaya Alam Parkit 01, No. 02 Batam Center - Batam, Telp. (0778) 7413 149, 0813 7260 1112. BEKASI Perumahan Pondok Ungu Permai Blok KK 3 No. 16 Kaliabang Tengah, Bekasi Utara. 0851 0805 6400. BLITAR Jl. Bali No. 264 Blitar, Telp. (0342) 8171727, 0851 0376 1333. BOGOR Jl. Sempur Kaler No. 02 Bogor Tengah - Kota Bogor, Telp (0251) 8409054, 0813 3177 1830. BOJONEGORO Jl. Panglima Polim Gg. Mangga 2 Sumbang Bojonegoro, Telp. (0353) 5254809, 0857 3336 4999. DENPASAR Jl. Gunung cemara 7K Perumnas Monang Maning, Denpasar - Bali, Telp. 081 333 241 248. DEPOK Jl. Margonda No. 23B, Pancoran Mas Kota Depok, Telp. (021) 7777785, 0821 40742135, 0852 407 421 35.

GRESIK Ruko Multi Sarana Plaza Blok B-11 Jl. Gubernur Suryo Gresik, Telp. (031) 399 0727, 0853 4774 2008, Fax. (031) 399 0727. JAKARTA Jl. Utan Kayu Raya No. 64 Matraman Jakarta Timur, Telp. (021) 29821197, 081 316 313 700. JAKARTA BARAT Jl. C No. 41 Kebon Jeruk Jakarta Barat, Telp. 087 77 35 333 56, (021) 2567 2565. JAKARTA SELATAN Jl. Gedung Hijau Raya SV.07 No. 74 Pondok Indah Jakarta Selatan, Telp 0812 8016 5001, 081 613 307 01. JEMBER Pandora Square Jl. Mastrip No. 8 Ruko 8 E, Jember, Telp. 0817 9393 412, 0851 0264 0333. JOMBANG Perum Widya Graha Permai 14B RT 31/RW 06 Jl. Pattimura Gang III Jombang, Telp. (0321) 865879, 0851 0015 0808.

KEDIRI Jl. Dr. Saharjo No. 119 Campurejo Mojoroto Kediri, Telp. (0354) 3782141, 0812 3389 7975.

Najwan Halim

Sebuah lembaga yang sangat luar biasa. Dengan pedulinya kepada anak yatim bangsa. Semoga dengan adanya lembaga ini tidak ada lagi anak yatim yang terlantar di negara kita. Maju terus.

Mira

Ikhlas bersedekah tuk mereka membuat kita tenang dan tentram, dan merasa bangga melihat mereka berhasil untuk masa depan aminn...

Meriana

Yatim Mandiri. Membangun Sinergi Meraih Kemenangan

Rukminingsih Nancy

(5)

3

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

KUDUS Jl. Ganesha 2 No. 4 Purwosari Kudus 59316, Telp. (0291) 2912735, 0851 0275 4279. KEPANJEN Jl. Panglima Sudirman 209 A Kepanjen, Telp. (0341) 392199, 081 3329 006 39. LAMPUNG Jl. ZA Pagar Alam No. 11, Rajabasa Nunyai, Rajabasa, Bandar Lampung - Lampung, Telp. (0721) 5613878, 0852 7566 9977.

LAMONGAN Jl. Nangka No.3 Perum Deket Permai, Lamongan, Telp. (0322) 324025, 0821 3993 9427. LUMAJANG JL. Suwandak No. 42, Lumajang, Telp. (0334) 890300, 081 2491 424 53. MADIUN Jl. MT Haryono No. 105 Madiun, Telp. (0351) 2811317, 082 229 359 992. MAKASSAR JL. Andi Tonro No.11 Kec. Tamalate, Kota Makassar, Telp. 0813 3000 3450, 0853 9561 5116. MALANG Jl. Titan 2 BB.12 Purwantoro-Blimbing, Kota Malang, Telp. (0341) 4371011, 0857 4567 8974.

MAROS Jl. Ibrahim (HM kasim DM) NO. 19 Turikale, MAROS, Telp. (0411) 371635, 0823 4343 0681. MOJOKERTO Perum Kranggan Permai C-14 Jl. Pahlawan, Mojokerto, Telp. (0321) 322964, 3869898, 0851 0786 9898. PALEMBANG Jl. R. Sukamto Lorong Pancasila No.73, Telp. (0711) 362598, 0852 6734 8612.

PASURUAN Perum Pondok Sejati Indah blok 8 No. 11b Pasuruan, Telp. (0343) 4742 017, 0888 0550 8832, 0852 3499 3585. PEKALONGAN Jalan Bina Griya blok B-IV No. 191 Medono, Pekalongan, Telp (0285) 421082, 0853 2927 7285, 0822 4440 1333. PONOROGO Jl. Urip Sumoharjo gang I No. 20 Mangkujayan Ponorogo 63413, Telp (0352) 488223, 0812 5951 5665. PROBOLINGGO Jl. Mawar No.50 Kota Probolinggo, Telp. (0335) 894623, 085 1036 44 849.

PURWOKERTO Jl. Patriot No. 073 RT/RW 03/03 Kel. Karangpucung Kec. Purwokerto Selatan, Telp 0281-639042, 0851 0092 6664. SEMARANG Jl. Nangka Timur No. 35 Semarang, Telp. (024) 8416166, 0812 2715 3899, 0857 5154 3068. SIDOARJO Perum Taman Tiara Regency Blok A No. 2 Sidoarjo, Telp. (031) 9970 2587, 0851 0049 0045 Fax. (031) 8921021. SOLO Jl. Nakula no 38 Protojayan, Serengan, Surakarta, Telp. (0271) 656218, 0851 0301 2224. SRAGEN Jl. Raya Sukowati No. 514 Sragen Wetan, Sragen, Telp. 0823 0013 4410, 0857 2597 3921, 0877 3307 4777. SURABAYA Jl. Bendul Merisi Selatan I/2A Surabaya, Telp. (031) 8494100, 0813 3503 3503. TANGERANG Jl. Cibodas Raya No. 7 Perumnas 1 Karawaci Baru Tangerang, Telp. (021) 2917 0263, 0851 0168 4004. TUBAN Jl. Soekarno - Hatta No. 29 Tuban, Telp. (0356) 327118, 0813 3388 3360. TULUNGAGUNG. Pahlawan III No. 5A, Kedungwaru Tulungagung, Telp. (0355) 332 306, 0851 0577 0187.

YOGYAKARTA Jl. Jazuli Karangkajen MG III/892. RT/RW 043/011 Yogyakarta, Telp. (0274) 2871601, 0822 4359 0007. GRAHA YATIM MANDIRI Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya, Telp. (031) 8283488, Fax. (031) 8291757. MEC Jl. Jambangan No. 70 Surabaya, Telp. (031) 8299970, 0857 4888 8170, Fax : 031-8297654. KAMPUS STAI AN NAJAH INDONESIA MANDIRI Jl. Raya Sarirogo No. 1 Sidoarjo, Telp. (031) 99700528, 082 333 2727 04. ICMBS Jl. Raya Sarirogo No. 1 Sidoarjo. Telp. (031) 8076436, 0822 3224 7576, 0857 0491 9337.

DAFTAR ISI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, serta shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.

Nilai hari lebaran dalam pandangan Islam bukanlah semata-mata rutinitas tahunan biasa. Lebaran menjadi sangat berarti, karena ia sejatinya berkaitan dengan ibadah-ibadah penting di dalam Islam. Hari lebaran dirayakan setelah kaum muslimin menunaikan ibadah shaum selama satu bulan penuh, rukun Islam keempat.

Berbahagia karena keutamaan dan karunia Allah adalah perintah Allah SWT dalam Al-Quran, “Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Bukti lain bahwa hari raya lebaran adalah hari kebahagiaan kaum muslimin adalah, pada setiap hari lebaran itu

disyariatkan amal ibadah yang mengandung nilai sosial, disamping nilai ketaatan dan ketundukan kepada Allah sebagai tujuan utamanya.

Tujuannya adalah, agar secara merata seluruh kaum muslimin dapat merasakan kebahagiaan, termasuk orang-orang yang tidak berkecukupan. Pada hari lebaran disyariatkan zakat fithri, mengeluarkan harta dalam bentuk makanan kepada fakir miskin dengan ukuran yang telah ditentukan.

Rasulullah SAW bersabda, “Zakat fithri (berfungsi) untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan buruk, dan untuk memberi makan kepada fakir miskin.” (HR. Abu Dawud)

Itulah tema bahasan utama pada rubrik Bekal Hidup Majalah Yatim Mandiri Edisi Juni 2017. Serta kami juga menyajikan tema bahasan menarik di rubrik-rubrik lainnya. Semoga di edisi kali ini semakin informatif, menarik dan dapat menambah wawasan bagi para donatur. Aamiin.

Tak lupa, segenap Redaksi Majalah Yatim Mandiri mengucapkan Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438H.

(6)

Bekal Hidup

N

ilai hari lebaran dalam pandangan Islam bukanlah semata-mata rutinitas tahunan biasa. Lebaran menjadi sangat berarti, karena ia sejatinya berkaitan dengan ibadah-iba-dah penting di dalam Islam. Hari lebaran dirayakan setelah kaum muslimin menunaikan ibadah shaum selama satu bulan penuh, rukun Islam keempat.

Ibnul A’rabi, sebagaimana dalam Al Lisan, berkata, “Hari ‘ied Disebut ‘ied karena ia senantiasa kembali setiap tahun dengan kebahagian yang baru.” (Syarh Umdah al Fiqh, hal. 309)

Oleh karena itu, hari lebaran seharusnya dimaknai oleh kaum muslimin sebagai bentuk suka cita karena keutamaan dan karunia Allah, sublimasi dari keba-hagiaan karena taat dan ibadah, rasa syukur yang seutuhnya karena takwa dan amal shaleh.

Berbahagia karena keutamaan dan karunia Allah adalah perintah Allah SWT dalam Al-Quran, “Katakan-lah: “Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rah-matNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Kebahagiaan

Dari Nabi SAW, bahwa ketika beliau datang ke kota Madinah, penduduknya biasa merayakan dua hari raya yang mereka isi dengan bermain pada masa jahiliyyah. Beliau pun bersabda, “Sesungguhnya Allah

Berbagi Kebahagiaan

di Hari Lebaran

telah mengganti untuk kalian dua hari yang lebih baik dari dua hari raya itu; idul ithri dan idul adha.” (HR. Ahmad)

Dalam kitab al Badru al Tamam dikatakan, “Pada hadis tersebut terdapat isyarat yang menunjukkan di-anjurkannya berbahagia, menampakkan kesemanga-tan pada dua hari raya.” (Syarh Umdah al Fiqh, 1/ 409)

Di zaman Rasulullah SAW, dua orang budak wanita bernyanyi menyenandungkan syair-syair hari Bu`ats pada hari raya `ied. Abu Bakar pun marah dan mengingkari perbuatan dua budak wanita tersebut. Rasulullah SAW pun bersabda, “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum itu memiliki hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita.” (HR. Bukhari)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika para pemu-da bermain di masjid papemu-da hari raya, Rasulullah SAW bersabda, “Agar orang-orang Yahudi mengetahui bah-wa dalam agama kita juga ada bah-waktu bersenang-sen-ang, sesungguhnya aku diutus dengan agama yang hanif.” (HR. Ahmad)

Berbagi Kepada Sesama

Bukti lain bahwa hari raya lebaran adalah hari kebahagiaan kaum muslimin adalah, pada setiap hari lebaran itu disyariatkan amal ibadah yang mengand-ung nilai sosial, disamping nilai ketaatan dan ketun-dukan kepada Allah sebagai tujuan utamanya.

(7)

5

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Bekal Hidup

kaum muslimin dapat merasakan kebahagiaan, termasuk orang-orang yang tidak

berkecuk-upan. Pada hari lebaran disyariatkan zakat ithri,

mengeluarkan harta dalam bentuk makanan kepada fakir miskin dengan ukuran yang telah ditentukan.

Rasulullah SAW bersabda, “Zakat ithri (ber-fungsi) untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan buruk, dan untuk memberi makan kepada fakir miskin.” (HR. Abu Dawud)

Walaupun pada hari lebaran dianjurkan untuk menampakkan kebahagiaan dan berse-nang-senang, bukan berarti kemudian kaum muslimin bebas melakukan perbuatan apa saja. Bersenang-senang dan mengungkapkan keba-hagiaan pada hari lebaran tetap harus berada pada koridor yang dibenarkan, bukan dengan

perbuatan dan aktiitas maksiat.

Bermaksiat pada hari lebaran sama dengan menodai nilai hari raya itu sendiri. Karena se-bagaimana yang telah lalu, bahwa kebahagiaan hari raya adalah kebahagiaan karena taat dan ibadah, karena besarnya karunia Allah atas kita dengan diberikannya kita kemampuan untuk menunaikan perintahNya. Wallahu a’lam.(*)

Katakanlah: “Dengan

kur-nia Allah dan rahmatNya,

hendaklah dengan itu

mereka bergembira.

kur-nia Allah dan rahmatNya

itu adalah lebih baik dari

apa yang mereka

kumpul-kan.

(QS. Yunus: 58)

(8)

D

alam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyalla-hu ‘anradhiyalla-huma, ia berkata, “Nabi SAW adalah orang yang paling gemar memberi. Seman-gat beliau dalam memberi lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramad-han. Jibril mengajarkan Al-Quran kala itu. Dan Rasul SAW adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari)

Jadi maksud hadis tersebut adalah Rasulullah SAW rajin memberi sedekah pada orang lain ketika bulan Ramadhan. Rasulullah SAW lebih bersemangat lagi dalam memberi di bulan Ramadhan daripada bu-lan-bulan lainya.

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari berlipat gandanya semangat Rasul SAW di bulan Ra-madhan daripada bulan lainnya, yakni hal itu menun-jukkan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu yang mulia dan pahala berlipat ganda pada bulan tersebut. Rajin berderma pada bulan Ramadhan berarti mem-bantu orang yang berpuasa, orang yang melakukan shalat malam dan orang yang berdzikir supaya mereka mudah dalam beramal. Orang yang membantu di sini akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka yang beramal. “Siapa memberi makan orang yang berpua-sa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpua-sa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi)

Di bulan Ramadhan, Allah juga memberikan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, lebih-lebih lagi di malam Lailatul Qadar.

Menggabungkan antara puasa dan sedekah adalah sebab seseorang dimudahkan masuk surga. Dari ‘Ali,

Semangat Bersedekah

di Bulan Ramadhan

Bekal Hidup

ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesung-guhnya di surga ada kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya.” Lantas orang Arab Badui ketika mendengar hal itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk siapa keistime-waan-keistimewaan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Itu disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang yang butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia terlelap tidur” (HR. Tirmidzi)

Menggabungkan antara sedekah dan puasa adalah sebab kemudahan meraih ampunan dari dosa dan se-lamat dari siksa neraka. Lebih-lebih jika kedua amalan tersebut ditambah dengan amalan shalat malam. Disebutkan bahwa puasa adalah tameng (pelindung) dari siksa neraka. “Puasa adalah pelindung dari neraka seperti tameng salah seorang dari kalian ketika ingin berlindung dari pembunuhan.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam puasa pasti ada cacat dan kekurangan, sedekah itulah yang menutupi kekurangan tersebut. Oleh karenanya di akhir Ramadhan, kaum muslimin

di-syari’atkan menunaikan zakat ithri. Tujuannya adalah

mensucikan orang yang berpuasa. Disebutkan dalam hadits, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat ithri untuk mensu-cikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan dari kata-kata kotor, juga untuk memberi makan kepada orang miskin.” (HR. Abu Daud).

Disyari’atkan banyak berderma ketika puasa seperti saat memberi makan buka puasa adalah supaya orang kaya dapat merasakan orang yang biasa menderita lapar sehingga mereka pun dapat membantu orang yang sedang kelaparan. Wallahu a’lam.(*)

(9)

7

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Bekal Hidup

K

aum muslimin yang dirahmati Allah, sebentar lagi bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan ini akan segera berakhir, dan akan segera datang hari raya yang dinanti-nanti kaum muslimin yaitu Idul Fithri.

Banyak di antara kaum muslimin yang hidup di perantauan kembali ke kampungnya untuk merayakan lebaran bersama sanak keluarganya. Nah, agar mudik kita berbarokah, berikut ini beberapa tips yang dapat kita lakukan dan semoga bermanfaat.

Persiapan Sebelum Mudik

Seseorang yang hendak mudik atau melakukan perjalanan jauh bukan hanya mempersiapkan ba-rang-barang dan bekal untuk perjalanan. Persiapan lain yang hendaknya dilakukan di antaranya:

1. Melakukan shalat istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allah mengenai waktu safar, kendaraan yang digunakan, teman perjalanan dan arah jalan.

2. Bertaubat kepada Allah dari berbagai kemaksiatan karena kita tidak mengetahui apa yang terjadi ketika di perjalanan nanti.

3. Menyelesaikan berbagai persengketaan seperti utang-piutang, nafkah yag wajib, dan wasiat kepa-da ahli waris.

4. Mencari teman perjalanan karena dapat menimbul-kan bahaya jika berjalan sendiri (HR. Bukhari) 5. Mencari teman perjalanan yang saleh yang dapat

menjaga agama dan menegurnya jika berbuat salah.

6. Dianjurkan untuk melakukan perjalanan jauh pada hari kamis sebagaimana kebiasaan Nabi SAW (HR. Bukhari, Abu Daud), juga pada pagi hari karena

Allah memberkahi umat ini di waktu paginya (HR. Abu Daud, Tirmidzi), dan boleh juga pada awal malam karena pada waktu itu bumi dilipat artinya didekatkan jaraknya (HR. Abu Daud).

7. Berpamitan dengan orang yang ditinggalkan sambil berdoa kepada mereka: “Astawdi’ullaha diinaka, wa amanataka, wa khowatiima ‘amalika (Aku menitip-kan agamamu, amanahmu, dan perbuatan terakhir-mu kepada Allah).” (HR. Ahmad, Tirmidzi)

Ketika Dalam Perjalanan

Hendaknya ketika dalam perjalanan membaca doa, sebagaiman doa yang diajarkan oleh suri tauladan kita sebagai berikut:

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Subhanal-ladzi sakhkhoro lana hadza wa maa kunna lahu muqri-nin. Wa inna ila robbina lamunqolibuun. Allahumma inni nas’aluka i safarina hadzal birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alaina safarona hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shohibu is safar, wal kholifatu il ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsa’is safar wa kaabatil manzhori wa su’il mun-qolabi il maali wal ahli.”

Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Mahasuci Allah yang menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kem-bali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada keluarga dan harta.”

Dan ketika kembali dari perjalanan jauh ucapkanlah doa: Ayibuna taa’ibuna ‘abiduna lirobbina hamidun. Artinya, “Kami kembali, kami selamat, bertaubat, tetap beribadah dan tetap memuji Rabb kami.” (HR. Muslim). (*)

Mudik

(10)

Hikmah

P

ada hari yang itri, berbahagia menja

-di suatu kebutuhan bahkan mendekati keharusan. Di hari pertama, orang Islam malah bisa berdosa jika berpuasa. Rasulullah per-nah membelikan baju baru anak kecil yang murung karena berpakaian lusuh, ayahnya Syahid dan Ibunya menikah lagi tidak perduli. Seorang sahabat Umar yang terkenal keras pernah terisak-isak melihat anak kecil berpakaian lusuh, karena takut ia tidak bahagia sebagaimana teman-temanya. Maka, sangat indah jika bisa berbagi di hari yang Fitri.

Siapapun yang mampu mengeluarkan hartanya, maka ia bisa dikategorikan orang yang menang. Ungkapan kemenangan dalam bahasa arab adalah ‘fauz’, sang pemenang adalah ‘Faiz’. Dalam Al-Quran, kata menang ini ternyata berlaku untuk dua orang; penghuni surga (ashhabu Jannah Humul Faiziun) (QS. al-Hasysr: 20) dan orang yang dijauhkan dari nera-ka (Faman Zuhziha Anin Nar….Faqad Faza) (QS. Ali Imran: 185).

Kebalikannya, orang yang kalah adalah ahli nera-ka. Lantas, apa yang mereka katakan di sana? “Wahai Tuhanku, seandainya ajal ku ditunda sebentar saja, aku ingin bersedekah..” (QS. Al-Munaiqun: 10).

Ternyata, orang yang kalah itu ingin menjadi pemenang dengan memperbanyak bersedekah. Harapan ini muncul karena kedahsayatan infak baru tampak. Maka, lafadz “Minal Ai`dzin wal Faizin” yang bermakna doa semoga kita menjadi bagian orang yang kembali suci dan kelompok pemenang bisa terealisasi jika kita terus bersedekah.

Berbagi di hari raya memang mempunyai keis-timewaan tersendiri, khususnya pada malam takbir

Oleh: Moh. Isom Mudin

atau saat menjelang Shalat Ied. Kesimpulan ini tentu

tidak berlebihan. Dalam hukum ikih, perintah Allah

hanya ditujukan kepada laki-laki dan perempuan yang sudah pada waktunya, hal ini biasa disebut “khithab taklif” yang ditandai dengan ‘Akil Baligh’. Lain halnya dengan Zakat Fitrah, bayi yang baru lahir setelah terbenamnya matahari malam syawaal wajib dikelurkan zakatnya.

Begitu juga dari aspek kapan dikeluarkanya zakat

wajib tersebut. Secara hitam putih ikih, seseorang

memang boleh mengeluarkan infak wajib itu semen-jak Ramadhan. Anehnya, walau dalam bulan

Ramadhan pahala sedekah berlipat-lipat, keutamaan-nya lebih besar jika zakat tersebut dikeluarkan saat malam Takbir hingga khatib naik ke atas mimbar. Nah, Dua kilo setengah adalah batas minimal yang wajib dikeluarkan. Bagi yang haus memperoleh gelar sang pemenang; “al-Faizun”, jumlah ini tidaklah seberapa.

Idul Fitri juga menjadi momentum untuk men-capai derajat “Muhsin”; pangkat tertinggi setelah muslim dan mukmin. Jika manusia sanggup berbuat baik dengan orang yang berbaik kepada dirinya, maka orang tersebut biasa disebut “adil”. Namun, jika ada yang sanggup bersenyum ria dan bertutur sapa dengan orang yang berbuat jahat kepadanya, maka dia disebut “Ihsan”. Pelakunya adalah muhsin.

Ada tiga kriteria ‘muhsin’ dalam Al-Quran yang termaktub dalam tradisi “halal bil halal” ala Indonesia. Tiga hal itu adalah berinfak di kala lapang atau sulit, mampu menahan amarah, memaafkan orang yang bersalah. Dalam tradisi “halal bil halal” orang miskin pun berlomba untuk sedekah. Semua orang berwajah ceria tanpa amarah, bersalam-salaman dan me-maafkan. Bahkan, saudara selain Islam pun terbawa dan ikut-ikutan. Semua terbungkus dalam tradisi.

Maka, Berbahagia di hari yang itri adalah keindahan

dalam Islam dan seluruh alam.

Namun hanya satu makhluk yang sangat susah. Susah karena semua bahagia menjadi pemenang. Marah kerena melihat dosa terampuni dan kebaikan yang membajiri. Murka karena banyak yang berse-dekah. Dia adalah Iblis.(*)

Berbagi

di Hari Fitri

Wahai Tuhanku, seandainya ajal

ku ditunda sebentar saja, aku

ingin bersedekah..

(QS. Al-Munaiqun: 10).

(11)

9

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Oase

F

irman Allah SWT, “Fabiayyi alaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan.” (“Dan nikmat Tuhanmu yang manakah kamu berdua ( jin dan manusia) dustakan?”)

Inilah salah satu pertanyaan besar yang harus kita sama-sama menjawabnya. Nikmat dalam diri atau

nik-matul itri, atau diluar diri yaitu niknik-matul ‘aradhi patut

untuk disyukuri dan disebarkan agar ia akan tumbuh dan berkembang. Ketika ayat ini diturunkan, Nabi berkata, “Saya mendengar Jin lebih baik jawabannya daripada kamu, Mereka bertanya, ”Bagaimana jawaban Jin ya Rasul?” Rasul berkata, “Jawaban Jin adalah, ”laa bisyai-in min ni’ami rabbina nukadzdzibu” (Tiada sesuatupun dari nikmat-nikmatMu, wahai Tuhan kami, yang kami dustakan (ingkari)).” Maka manusia pun berkata kepada Allah seperti itu. Demikian keterangan Imam Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas.

Setiap datang bulan Ramadhan, sambutan gegap gempita terasa hangat disetiap tempat, setiap umat ingin mendapat yang terbaik di bulan ini. Rezeki yang halal dan berkah, kesehatan dan usia yang berkah, pa-hala berlipat, dosa keguguran bagai daun-daun kering yang jatuh dari pohon. Alangkah nikmatnya suasana puasa di bulan Ramadhan sampai datangnya Idul Fitri, semua ingin terbaik yang diperoleh maupun yang diberikan. (QS. ad-Dhuha: 11)

Menikmati suasana Idul Fitri hari ini, rasa gembi-ra dan bahagia adalah merupakan hasil perjuangan melaksanakan tugas suci di bulan Ramadhan. Yang bobot kegembiraan dan kebahagiaan tergantung pada kemenangan yang diperoleh. Yang diukur dari wujud kepatuhan dan ketaatan kita kepada Allah yang berkaitan erat dengan kualitas puasa di siang hari dan ibadah dzikir di malam hari.

Alangkah nikmatnya suasana kehidupan yang dialami manusia di dunia setiap datangnya hari raya. Semua serempak menjadi dermawan membagi harta dan senyumnya, setiap orang berlomba dalam mem-beri maaf tanpa diminta, yang nampak dan terasa ada-lah tidak ada dendam yang tersisa, semuanya pupus dan terhapus, luluh dan tuntas.

Model kehidupan seperti inilah sesungguhnya merupakan kebutuhan yang paling mendesak pada abad ini, sebuah kehidupan yang dilandasi oleh cinta dan pengorbanan, dihiasi oleh saling pengertian yang dipadati oleh rasa kasih sayang yang tulus dan penuh ikhlas. Senyum yang manis, sapaan yang mesra penuh harapan, tatapan mata yang tulus dan bersahabat dari setiap jiwa yang lahir tanpa paksaan dan ancaman.

Persis seperti itulah kehidupan yang ditawarkan oleh Islam kepada dunia yang memang sangat mem-butuhkannya. Kehidupan yang tidak dihiasi dengan rasa curiga dan buruk sangka, kehidupan yang tidak didasari oleh rasa dendam dan permusuhan, ke-hidupan yang tidak diwarnai oleh rasa saling sengketa dan perselisihan yang berkepanjangan tanpa hen-ti-hentinya. Model kehidupan masyarakat Islam seperti inilah sesungguhnya menjadi cita-cita dan dambaan kerinduan perjuangan umat Islam selama ini. (QS. Yunus: 25-26)

Itulah sebabnya jauh-jauh hari kita diminta oleh Allah SWT untuk melakukan tiga hal penting paling mendasar untuk mewujudkan kepedulian sosial

den-gan irmanNya, “Sebab itu, terhadap anak yatim

jan-ganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardi-knya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh-Dhuha: 9-11)

Kalau ketiga hal ini tidak dilaksanakan akan terjadi keresahan, yang suatu ketika akan muncul ke per-mukaan sebagai ledakan yang mengagetkan semua pihak. Perintah Allah tersebut adalah untuk meredakan keresahan yang menjadi ancaman bagi keamanan dan kestabilan masyarakat, umat bangsa, dan negara.

Berbagi dengan anak yatim, orang fakir, dan orang miskin adalah suatu yang sangat membahagiakan di momen Idul Fitri, menyambut hangat seruan kaum dhuafa adalah sesuatu yang mulia di momen seperti itu. Maka pemberdayaan umat perlu adanya distribusi nikmat Tuhan, agar nikmat itu tidak berada ditangan orang kaya saja. Wallau a’lam.(*)

Oleh:

Drs. Usman Daud, M. A.

Konsultan Hukum Islam dan Keluarga

Mewujudkan Kepedulian Sosial

di Hari Yang Suci

(12)

Cristian Gonzales

Pesepakbola Nasional

Yang Peduli Yatim Dhuafa

P

esepakbola nasional asal klub Arema Indonesia ini adalah sosok yang peduli terhadap anak-anak yatim dhuafa. Nama lengkapnya Cristian Gérard Alfaro Gonzáles, atau dikenal dengan Christian Gonzales. Ia sudah sejak tahun 2003 menjadi seorang muallaf. Ada cerita tersendiri tentang striker yang berjuluk El Loco ini ketika mendapat hidayah dari Allah SWT. Bersama sang istri Eva Nurida, Gonzales menceritakan kisahnya.

Pertama kali berkarir pemain bola di Indonesia, Gonzales bergabung di klub PSM Makassar. Saat berkostum PSM Makassar inilah, ia mulai

mengungkapkan keinginannya untuk tahu lebih dalam tentang Islam. Menurutnya, ia mulai tertarik saat mendengar suara adzan Subuh. Hampir setiap hari ia terbangun saat mendengar panggilan Allah tersebut, mesti tidak mengikuti shalat.

Hatinya pun mulai bergetar ketika melihat istrinya berwudhu dan memakai mukena untuk beribadah kepada Allah. “Saya lihat istri saya bersih dan suci setelah berwudhu dan memakai mukena putih,” ujar pria kelahiran Montevideo, Uruguay, 30 Agustus 1976.

Mengetahui keinginan suaminya, Eva Nurida lantas menceritakan tentang Islam. Lalu, pada Oktober 2003, Gonzales ditemani sang istri datang ke Masjid Al Akbar Surabaya untuk masuk agama Islam. “Alhamdulillah dengan bimbingan ustad Mustafa, Christian Gonzales jadi muallaf dan diberi nama Islam Mustafa Habibie,” cerita Eva Nurida.

Dan saat pindah ke klub Persik Kediri, pemain bola yang pernah memperkuat timnas Indonesia pada 2010 ini, kembali mengucap dua kalimat Syahadat di sebuah

masjid di Kediri, dan diberi sertiikat. Dari sinilah

Gonzales mulai mendalami Islam bersama guru-guru spiritualnya.

Ujian Dan Berkah Sebagai seorang muslim, bapak empat anak ini tak luput dari ujian Allah. Saat baru pertama memeluk Islam, Gonzales diuji ketaaatannya. Mulai dari terkena skors, tidak digaji selama 5 bulan, dan adiknya yang berada di Uruguay meninggal akibat ditembak orang tak dikenal. “Alhamdulillah, ia tabah dengan ujian tersebut. dia memilih untuk

lebih mendekat diri kepada Allah dan mengikuti aktivitas keagamaan,” lanjut Eva.

Berkat ketabahan dan doa, pasangan suami istri mulai menemui titik terang. Karier sepak bolanya pun naik. Ia mencetak banyak gol dan menjadi top skor sepanjang 5 tahun beruntun dan pernah di anggap sebagai pemain termahal di liga Indonesia.

Puncaknya, saat kembali memperkuat klub Arema Indonesia tahun 2012, Gonzales sukses mengantarkan klubnya menjuarai Piala Presiden 2017 dengan mengalahkan klub Borneo FC, (12/3). Bahkan diajang tersebut, ia juga meraih penghargaan sebagai top skor. “Saya sangat bersyukur bisa membawa Arema Indonesia menjadi juara di Piala Presiden 2017,” katanya.

Peduli Yatim

Selain sebagai pesepakbola handal, Gonzales adalah seorang yang peduli terhadap anak-anak yatim dhuafa. Hal ini ia buktikan dengan turut serta memberikan dukungan dalam acara penyaluran beasiswa yatim Program Bestari Yatim Mandiri, pada Sabtu (1/4) lalu, bertempat di Stadion Gajayana, Malang.

Dalam acara yang diadakan oleh Yatim

Mandiri Kepanjen dan Oicial Arema Indonesia

ini, Gonzales hadir bersama istri dan 2 anaknya. Bahkan, ia juga turut berbaur dan memberikan motivasi, serta hadiah kostum bola kepada anak-anak yatim dhuafa. ”Gonzales sangat mencintai anak-anak yatim, seperti yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW,” pungkas Eva Nurida.(*)

(13)

11

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Naik Kelas

Muhammad Danis Adrianto

Anak Sanggar Genius Sooko Ponorogo

Anak Desa Juga Bisa

Berprestasi

N

aik turun pegunungan dan medan yang terjal merupakan jalan yang harus dilalui untuk bisa mencapai ke Sanggar Genius Sooko, sekitar 30 km dari pusat kota Ponorogo. Namun, hal ini bukanlah sebuah halangan bagi anak-anak yatim untuk bisa belajar bersama. Jauhnya jarak dan terjalnya medan malah menambah semangat mereka untuk bisa sukses meraih cita-citanya.

Seperti Muhammad Danis Adrianto, adalah salah satu anak yatim Sanggar Genius Sooko binaan Yatim Mandiri. Anak dengan pipi tembem ini sangat antusias belajar di Sanggar Genius. Padahal rumahnya berjarak 15 km dari Sanggar Genius Sooko. Bersama adik perempuannya yang bernama Aisyiyah Audre Anastasya, setiap pukul 14.30 WIB, mereka berangkat untuk belajar bersama di Sanggar Genius Sooko.

Danis mulai belajar di Sanggar Genius saat masih duduk di kelas 5 SD. Ia terlihat percaya diri tapi sedikit malu-malu. Sedangkan Aisyah, sudah sejak kelas 1 SD belajar bersama di Sanggar Genius. Awalnya ia pemalu, takut, tidak betah belajar bersama di sanggar tersebut. Maunya ingin cepat-cepat pulang kerumah. Namun seiring berjalannya waktu, Aisyah mulai akrab dan bisa berbaur dangan yang lain. Bahkan kini ia sangat rajin belajar di Sanggar Genius.

Biasanya, mereka berangkat ke ke Sanggar Genius dengan diantar oleh budhenya. Terkadang jika tak ada yang mengantar, mereka harus rela tak bisa belajar bersama. Disamping jarak yang jauh, medan yang terjal cukup menguras tenaga bila ditempuh dengan berjalan kaki ataupun bersepeda. Kerap mereka berdua mengadu kepada guru di Sanggar Genius, karena merasa jengkel tidak bisa hadir.

Berkat semangat dan ketekunannya belajar di Sanggar Genius, prestasinya mulai terlihat meningkat. Dari hasil mengerjakan soal-soal yang diberikan, mereka mempunyai kemampuan yang bagus. Terlebih kemampuan sang kakak, Danis. Ia sangat pandai dibidang matematika. Tapi terkadang dirinya tidak bisa mengalahkan rasa malasnya. Dan berkat bimbingan guru di Sanggar Genius, Danis pun mulai bisa mengikis rasa malasnya tersebut.

Bahkan ia sempat mengukir prestasi. Yakni terpilih

untuk mewakili

meraih Juara II dalam Olimpiade Matematika tersebut.

Saat tahu kabar dirinya menang, bocah kelahiran Ponorogo, 7 Mei 2004 ini, sempat tak percaya. Bahkan, anak laki-laki dari Endang Puji Astuti dan Pujianto, lebih tak percaya lagi, kalau ia berhak mewakili Yatim Mandiri Ponorogo diajang Olimpiade Genius Nasional di Jakarta. “Saya masih ingat pengalaman di Jakarta. Bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah. Bersaing bersama untuk mengukir prestasi,” jawab Danis saat ditanya tentang Olimpiade Genius Nasional lalu.

Meskipun dia gagal meraih juara pertama, tapi itulah prestasi Danis yang telah terukir. Semangat Danis untuk tetap terus meraih prestasi juga tak pernah padam. Setibanya dari Olimpiade Nasional, ia semakin giat belajar matematika. Dan hasilnya, nilai-nilai ulangan matematikanya disekolah mengalami peningkatan menjadi lebih baik.

(14)

Catatan

Oleh: Zaini Faisol

Direktur Operasional Yatim Mandiri

Keberkahan Ramadhan

S

ungguh merupakan kenikmatan yang luar biasa, karena kita berada di bulan Ramadhan 1438 H. Bulan yang penuh dengan keberkahan, ampunan, rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Dan di bulan ini pula, Allah SWT mewajibkan kepada seluruh orang yang beriman, untuk melaksanakan ibadah puasa, dengan tujuan untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Pada bulan Ramadhan ini juga Allah SWT menurunkan Al-Quran yang menjadi petunjuk bagi umat manusia, dan terutama bagi orang-orang yang bertakwa. Yakni, orang-orang senantiasa menginginkan hidupnya dapat meraih kebahagiaan dan kesuksesan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ...” (QS. Al-Baqarah: 185).

Di bulan ini pula, pintu neraka ditutup, pintu surga dibuka, dan setan-setan diikat sehingga sulit untuk menggoda orang yang berpuasa. Keberkahan dan keistimewaan lainnya, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Itulah malam Lailatuil Qadar. Dengan berbagai

keistimewan dan keberkahan tersebut, maka beruntunglah orang-orang yang dengan tulus ikhlas memanfaatkannya untuk memperbanyak ibadah kepada Allah.

Sebaliknya, barangsiapa yang terhalang mendapatkan kebaikan di bulan ini, maka sungguh merugilah ia (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah). Bulan Ramadhan, menjadi bulan latihan untuk mengendalikan diri dari ucapan, hawa nafsu, dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya.

Dengan demikian, seluruh waktunya hanya dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan memaksimalkan waktunya untuk memberikan manfaat bagi sesama umat manusia.

Oleh karena itu, marilah kita sambut bulan Ramadhan ini, dengan penuh suka cita dan kegembiraan untuk meraih keberkahan dan keutamaan dari Allah SWT. Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga keberkahan akan terlimpah dan tercurah pada kita semuanya. Wallahu a’lam bi ash-shawab.(*)

“Hai orang-orang yang

beriman, diwajibkan atas

kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang

sebelum kamu agar kamu

bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183)

...

(15)

13

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Move On

S

aat ini, di tempat kerja, setidaknya ada tiga generasi dominan yang masih aktif bekerja. Generasi Baby Boomers yang lahir sebelum tahun 1965. Ada juga Gen X yang lahir antara tahun 1965-1979, dan Gen Y atau sering disebut Millennials, mereka adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1980-2000.

Masing-masing generasi punya keunikan, kelebihan dan ciri khas yang menonjol dan bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan “generation tension” yang bisa merusak kinerja tim.

Untuk itu, seorang pemimpin wajib paham ten-tang keunikan dan ciri khas dominan yang melekat pada masing-masing generasi.

Baby Boomers adalah orang yang loyal dan birokratik. Mereka sangat senang apabila apresi-asi diberikan atau dilakukan secara terbuka oleh

Memimpin

Lintas Generasi

pimpinan.

Gen X adalah mereka yang sangat adaptif dan saat bekerja mereka fokus pada hasil. Bahasa gaul yang sering muncul dari mulut mereka “terserah loe caranya, mau jungkir balik kek, mau kepala di bawah dan kaki di atas, gue kagak peduli, yang penting target loe tercapai.”

Gen X ini sangat senang apabila diberi kebebasan. Misalnya, bisa bebas ngambil raport atau nganter/ jemput anak ke sekolah saat jam kantor.

Sementara Gen Y, mereka sangat tertarik dengan

kepedulian, kebermanfaatan dan leksiblelitas. Maka

jangan heran apabila ada Gen Y yang berpindah kerja dari perusahaan yang bergaji besar ke perusahaan kecil tetapi memperjuangkan sesuatu, tidak hanya sekedar untung rugi. Anak-anak Millennials ini sangat mengaharapkan pemimpinnya menjadi mentor bu-kan mandor.

Pahami ciri khas masing-masing generasi dan penuhi harapan mereka, setelah itu, berdayakan mereka dalam satu tim yang saling melengkapi. In-gat, tugas pemimpin bukanlah menyenangkan semua orang yang dipimpinnya tetapi memberdayakan mereka.

Sungguh sangat elok apabila seorang pemimpin mampu memberdayakan orang-orang yang dip-impinnya dengan cara yang menyenangkan. Salah satu cara yang menyenangkan, kembangkan mereka sesuai ciri khas dan harapan mereka.(*)

Ingat, tugas pemimpin

bukan-lah menyenangkan semua orang

yang dipimpinnya tetapi

mem-berdayakan mereka.

(16)

Tausiyah

Oleh:

Ustad Muhammad Ariin Ilham

...

...

Tangan

Berbagi

T

amu agung nan mulia itu sudah benar-benar mengunjungi kita, Ramadhan Kariim. Bulan yang secara literal betul-betul menjadi bulan pembeda dengan bulan lain. Bulan yang memiliki kekhasan tersendiri.

Beberapa pembeda Ramadhan dengan bulan

(17)

15

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Tausiyah

Ramadhan juga bulan yang jika mengerjakan perbuatan-perbuatan baik di dalamnya seperti puasa dan salat tarawih, akan menghapuskan dosa-dosa (kecil) yang telah lalu (HR. Bukhari).

Selain itu, Ramadhan juga bulan yang dibuka pintu surga, dibuka pinta rahmat, ditutup pintu neraka, dan setan dibelenggu (HR. Muslim), bulan yang amalan sunah akan diganjar pahala layaknya amalan wajib (HR. Muslim), bulan yang berlipat pahala menjadi 70 kali bagi amalan wajib (HR. Muslim).

Semangat Berbagi

Di antara yang sangat khas dengan Ramadhan adalah semangat berbagi yang mencolok. Semangat menjadikan tangan berbagi. Dari berbagai generasi. Seperti dalam rekam sejarah seorang sahabat bernama Abdullah Ibnu Umar RA.

Beliau memiliki kebiasaan berbuka puasa bersama anak yatim dan orang miskin. Bahkan terkadang putra tercinta sahabat mulia, Umar bin Khatab RA ini tidak berbuka, meski sudah Maghrib ketika keluarganya belum menghadirkan para fakir miskin di rumahnya.

Datuk dari Khalifah terkemuka Dinasti Umayyah, Umar bin Abdul Aziz ini termasuk pengusaha kaya, hartanya halal berlimpah, karena beliau seorang pedagang sukses yang amanah.

Beliau juga mendapat gaji dari Baitul Mal Negara. Namun saat Ramadhan, semua itu tidak beliau simpan sendiri, akan tetapi beliau bagikan kepada fakir miskin dan orang yang meminta-minta.

Ayub bin Wail Ar-Rasibi pernah menyaksikan kejadian menakjubkan tentang beliau. Suatu hari Ibnu Umar mendapat kiriman harta senilai 4.000 dirham (sekitar Rp 680 juta) dan satu baju yang ada bulunya.

Keesokan harinya, Ayub bin Wail ini melihat Ibnu Umar di pasar membeli pakan kudanya dengan utang. Ayub pun keheranan. Karena baru kemarin Ibnu Umar baru mendapat uang 4.000 dirham, tapi untuk membeli pakan kuda saja pakai utang. Karena penasaran, Ayub kemudian datang menemui keluarga Ibnu Umar, ingin tahu, apa gerangan yang terjadi.

Cerita keluarganya, “Uang itu belum sempat menginap semalam, namun sudah dibagikan

semuanya kepada fakir miskin. Lalu beliau mengambil baju yang ada bulunya, beliau pakai keluar rumah, dan ketika pulang, baju itu sudah tidak ada. Ketika kami tanyakan, beliau sudah berikan baju itu kepada fakir miskin.”

Adakah sekarang di bulan mulia yang baru beberapa hari ini tergerak secara masif di antara kita menikmatinya dengan menjadikan tangan kita tangan berbagi, tangan Abdullah bin Umar. Insya Allah, semoga.(*)

“Ramadhan juga bulan yang jika

mengerjakan perbuatan-perbuatan baik

di dalamnya seperti puasa dan shalat

tarawih, akan menghapuskan dosa-dosa

(18)

16

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Solusi Islam

Assalammualiakum Wr. Wb.

Ustad Abdurrahman Navis yang saya hormati. Puji syukur, Alhamdulillah, kepada Allah SWT yang masih memberikan kesempatan kita semua untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Pada puasa hari-hari pertama, banyak teman kuliah saya yang menjalankan puasa tanpa makan sahur, dikarenakan bangun kesiangan.

Yang saya ingin tanyakan adalah :

1. Bagaimana hukum orang berpuasa tanpa melaksanakan sahur?

2. Apakah Imsyak merupakan batas akhir untuk melaksanakan sahur?

Demikian, atas jawaban dan bimbingan Ustad Abdurrahman Navis, saya sampaikan terima kasih. Anwari, Mojokerto

Hukum Puasa

Tanpa Sahur

Jawaban:

Waalaikumussalam warahmatullahi wabar-katuh. Pak Anwari yang saya hormati. Baiklah kami jawab pertanyaan Anda,

1. Puasa tanpa makan sahur itu tetap sah, karena hukum makan sahur itu sunnah tidak wajib. Hal ini sesuai penjelasan berikut ini. Sahur merupakan sunnah yang muakkad bagi yang berpuasa dengan dasar: Perintah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk itu sebagaimana hadits yang terdahulu dan juga sabda beliau, “Bersahurlah karena dalam sahur terdapat berkah.”

Larangan beliau dari meninggalkannya sebagaimana hadits Abu Sa’id yang berbunyi: “Sahur adalah makanan berkah, maka jangan

16

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan

walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air,

karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang

bersahur.

KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI

(19)

17

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Solusi Islam

kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur.” Oleh karena

itu, al-Haidz Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary

(3/139) menukilkan ijmak atas kesunahannya. Dengan demikian jelaslah, orang yang tidak sahur baik untuk puasa wajib

ramad-han ataupun puasa-puasa sunnah tidak membuat tidak sahnya puasa. Hanya saja kehilangan keutamaan dan keberkahan makan sahur.

Pak Anwari. Jadi kalau temanmu ada yang puasa tapi tidak sahur, teruskan puasanya, tidak usah dbatalkan, tapi harus niat di malam hari karena niat itu yang wajib.

2. Imsak itu bukan akhir makan, tapi persiapan agar tidak kelewatan, karena batas puasa itu sejak terbitnya fajar sampai Maghrib. . Batas Akhir Makan Sahur dan Waktu

Mulai Bershaum, Bid’ahnya Imsyak.

Allah SWT berirman, “Makan dan

minumlah kalian sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu wak-tu fajar.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Al-Imam Al-Bukhari membawakan bab khusus untuk ayat ini dalam rangka menerangkan batas akhir dibolehkannya makan sahur dan dimulainya ash-shaum. Kemudian beliau menyebutkan hadits Adi bin Hatim radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ketika turunnya ayat saya mencari tali hitam dan tali putih, saya letakkan di bawah bantal, kemudian saya mengamatinya di malam hari dan tidak nampak. Keesokan harinya saya menghadap Rasulullah SAW dan saya ceritakan kepadanya, kemudian beliau berkata, “Yang dimaksud dengannya adalah gelapnya malam dan terangnya siang.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah SAW menafsirkan maksud ‘benang putih’ dan ‘benang hitam’ dengan kegelapan malam dan cahaya siang, tidak seperti yang disangka oleh Adi bin Hatim dan beberapa sahabat lainya.

Pak Anwari. Semoga kita semua dapat rah-mat Allah. Aamiin.(*)

“Makan dan minumlah kalian sampai jelas bagi kalian benang

pu-tih dari benang hitam, yaitu waktu fajar.”

(20)

Smart Parenting

Mengenalkan

Makna Lebaran

Pada Anak

M

engenalkan makna Lebaran pada anak bisa dengan banyak cara. Contohnya saja, mengajarkan anak berpuasa sejak dini, umumnya usia prasekolah, dapat menjadi cara bagi orang tua untuk menjelaskan makna Idul Fitri. Akan tetapi, tujuan latihan puasa yang utama adalah membiasakan anak agar mampu berpuasa pada usia akil balig.

Bila tidak dilatih, puasa akan menjadi hal berat bagi anak sehingga menjadi masalah buat orang tua di kemudian hari. Bahwa haus dan lapar saat berpuasa adalah hal yang konkret bagi anak. Misalnya, jika tidak makan maka perut lapar.

Pada saat inilah, orang tua bisa mengajarkan pada anak bahwa lapar itu tidak enak dan ada anak-anak yang tidak punya uang untuk makan, sehingga mereka kelaparan. Jadi, kita yang memiliki cukup uang sebaiknya membantu mereka dengan berbagi. Bisa berupa uang atau memberikan makanan.

Anak usia sekolah lain lagi. Anda bisa mengaitkan latihan puasa dengan zakat dan Idul Fitri. Misal, mengajak anak ke masjid untuk membayar zakat sembari menjelaskan bahwa zakat dapat membantu orang-orang yang kurang mampu untuk dapat hidup lebih baik dan bisa merayakan lebaran dengan layak. Maka, pemahaman lebaran merupakan momen berbagi akan lebih dipahami oleh anak usia sekolah.

Saling Memaafkan

Selain itu, makna lebaran juga bisa dilakukan lewat konsep saling memaafkan. Caranya, selesai salat Idul Fitri, seluruh anggota keluarga berkumpul dan saling bermaafan. Orang tua bisa menjelaskan kepada anak yang lebih besar bahwa setelah berpuasa sebulan penuh dan kembali

(21)

19

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Smart Parenting

sesama agar ibadah puasa kita semakin sempurna. Sementara itu, bila anak masih kecil, Anda bisa mengatakan, “Kita sudah berpuasa sebulan penuh. Nah, supaya ibadah kita lengkap sekarang saatnya bermaaf-maafan. Siapa tahu Adek pernah nakal sama Kakak atau Kakak suka iseng sama Adek. Jadi seperti halnya kertas, sekarang kertas kita sudah putih lagi karena bermaaf-maafan. Besok kertasnya harus diisi dengan coretan-coretan yang bagus, ya, seperti Kakak suka menolong Adek atau Adek membantu Ibu.”

Cara lain yang bisa dicoba adalah ajak anak berkunjung ke tetangga sekitar untuk bermaaf-maafan. Lalu, saat mudik ke kampung halaman, ajak anak bersilaturahim sekaligus bermaafan kepada orang tua atau saudara yang dituakan. Melalui kebiasaan ini, orang tua mengajarkan bahwa mudik di saat Lebaran bukan sekadar ritual tahunan. Jika kebetulan tidak bisa mudik, kita masih bisa bermaaf-maafan melalui telepon.

Manfaat Silaturahmi

Silaturahmi pada hari lebaran berbeda dengan bertamu di hari biasa. Adanya kedalaman makna menjadi pembeda, yaitu saling bermaaf-maafan. Berpuasa dan membayar zakat mensucikan diri serta berkaitan erat dengan hubungan manusia dan Allah SWT. Sedangkan, bermaaf-maafan di Hari Idul Fitri lebih kepada hubungan manusia dengan manusia.

Saat silaturahmi, bukan hal mustahil si anak malah bermain handphone. Peran orang tua sebagai contoh buat anak adalah hal yang sangat penting, harus dilakukan sejak dini, secara terus-menerus, serta konsisten.

Menahan Nafsu

Makanan yang berlimpah saat Lebaran kadang membuat lupa diri. Tak hanya anak kecil, orang dewasa juga bisa kalap ketika melihat makanan khas Lebaran. Sekali lagi, di sinilah pentingnya orang tua memberikan contoh kepada anak. Jika orang tua mencontohkan makan secukupnya, maka otomatis anak pun demikian. Jadi, sediakanlah makanan secukupnya saat Lebaran.

Demikian pula perihal baju dan sepatu baru. Boleh-boleh saja membelikan baju ataupun sepatu baru pada anak. Namun, jangan sampai berbelanja mengganggu ibadah. “Misalnya, berkeliling mall sampai anak tidak kuat puasa karena capek.

Selain itu gunakan momen ini untuk mengajak anak menyumbangkan baju yang sudah tidak dipakai untuk orang yang membutuhkan. Hal ini, membuat anak belajar untuk memberi dan mengajarkan anak agar tidak berlebihan saat membeli baju karena ada anak-anak yang tidak seberuntung mereka.

Belajar Memutuskan

Tak bisa dipungkiri, cara mengenalkan makna

Lebaran pada anak juga tak jarang melalui pembagian angpau dari keluarga besar, terutama untuk anak yang masih kecil. Pada awal anak belajar berpuasa, pemberian reward cukup efektif. Ia memang akan mengasosiasikan mendapatkan hadiah jika sanggup berpuasa.

Ibaratnya, bila satu hari puasa saja dapat hadiah, apalagi sebulan penuh.

Nah, seiring pertambahan usia, anak akan merasakan bahwa mampu berpuasa penuh adalah pencapaian yang membuat ia puas dan bangga. Terlebih lagi jika disertai pujian dari orang tua. Maka, seiring waktu, hadiah tidak lagi menjadi sesuatu yang anak harapkan. Melainkan, rasa puas dan bangga.

Pada tahap ini, reward bisa dihentikan secara perlahan. Awalnya, diberi angpau sejumlah hari anak berhasil puasa penuh, tetapi sekarang dihitung secara global saja misal Rp 50.000. Selain itu, anak juga sudah bisa diarahkan untuk menabung sebagian uangnya.

Pilihan semacam ini akan mengajarkan anak untuk memutuskan sendiri keinginannya dan memperlihatkan bahwa orang tua menghargai uang tersebut adalah miliknya dan bersikap demokratis.

Dan yang terakhir, bahwa puasa Ramadan adalah pengalaman yang bermakna buat anak.

Puasa juga melibatkan isik seperti menahan lapar,

(22)

YAYASAN YATIM MANDIRI

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

YAYASAN YATIM MANDIRI

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

YAYASAN YATIM MANDIRI

LAPORAN PERUBAHAN DANA

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

Telah diaudit oleh KAP ERFAN & RAKHMAWAN DAN Rekan dengan opini “laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Yayasan Yatim Mandiri

tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”.

Laporan Keuangan Yayasan Yatim Mandiri Tahun 2016

(23)

YAYASAN YATIM MANDIRI

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

YAYASAN YATIM MANDIRI

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

YAYASAN YATIM MANDIRI

LAPORAN PERUBAHAN DANA

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015

Telah diaudit oleh KAP ERFAN & RAKHMAWAN DAN Rekan dengan opini “laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Yayasan Yatim Mandiri

tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”.

Laporan Keuangan Yayasan Yatim Mandiri Tahun 2016

Dikeluarkan di Surabaya, 07 Maret 2017 KAP Erfan & Rakhmawan

(24)

Dapur

Cara membuat:

• Sangrai tepung diamkan hingga dingin. Sambil menunggu tumbuk (blander) kacang hingga halus.

• Mix telur, mentega, gula halus dengan spen tinggi sampai tercampur. Masukkan garam dan kacang halus aduk rata dengan spatula. • Masukkan tepung yang sudah dingin, vanili,

baking powder dan susu bubuk aduk rata • Setelah adonan kalis dan mudah dibentuk,

mulai lah kita membentuk bulat” letakkan di loyang (bentuk bisa sesuai selera)

• Setelah di bentuk semua masukkan loyang ke oven. Panggang kurang lebih 15 menit / sampai matang.

• Setelah matang keluarkan dari oven dan langsung gulungkan ke gula halus (gulung-kan pada saat panas sehingga gula menem-pel dengan sempurna)

• Kue putri salju siap dinikmati

Bahan-bahan

• 400 g Tepung cakra sangrai • 150 g gula halus

• 2 butir telur • 250 g mentega

• 150 g kacang sangrai 1/2 sdt Garam • 1/4 sdt vanili

• 1 sdt Baking powder

• 30 g Susu Bubuk secukupnya

Kue

(25)

23

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Muslimah

B

olehnya wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa di Bulan Ramadhan hanya ditetapkan berdasarkan ijma’ para ulama. Kondisi wanita hamil yang disebut Al-Quran seperti “wahnan ‘ala wahnin” (lemah yang bertambah-tam-bah) membuat para ulama membolehkan mereka untuk membatalkan puasa. Apalagi kondisinya bisa membahayakan bayi atau ibu hamil.

Hukum Puasa

Wanita Hamil

dan Menyusui

Konsekuensinya, karena tidak ditemui adanya nash dari Al-Quran maupun hadis-hadis Nabi SAW yang secara sharih (jelas) membolehkan wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa, hal ini berdampak pula pada cara mengqadha puasa yang mereka ting-galkan. Bagaimana cara menggantinya?

Dalam hal mengqadha puasa Ramadhan ini, ulama berbeda pendapat. Para ulama ada yang mewajibkan

qadha saja tanpa perlu membayar idyah. Pendapat

kedua, ulama berpendapat hanya membayarkan

idyah saja tanpa perlu mengqadha puasa. Ketiga, ada

pula ulama yang mewajibkan qadha dan ditambah

idyah sekaligus.

Pendapat pertama, ulama yang mengatakan hanya

perlu mengqadha saja tanpa idyah mengqiyaskan

hukumnya kepada orang sakit. Sebab, kondisi wanita hamil dan menyusui yang lemah mirip sekali dengan orang yang sakit. Sedangkan qadha bagi orang yang sakit adalah mengganti puasanya di hari lain di luar Ramadhan.

Ulama yang memakai pendapat ini adalah mazhab

Hanai dari Abu Hanifah, Abu Ubaid, dan Abu Tsaur. Para ulama ini berdalil dengan irman Allah SWT,

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184).

Pendapat kedua, mengatakan qadha bagi wanita

hamil dan menyusui hanya idyah saja. Pendapat ini

dipakai di kalangan ulama seperti; Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Mereka mengqiyaskan kondisi wani-ta hamil dan menyusui dengan orang-orang yang lanjut usia, atau kalangan mereka yang tidak sang-gup melaksanakan puasa. Ulama ini berdalil dengan

irman Allah SWT, “Dan wajib bagi orang-orang yang

berat menjalankannya ( jika mereka tidak berpuasa) membayar idyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184).

Sedangkan pendapat ketiga, wanita hamil dan menyusui yang meninggalkan puasa Ramadhan wajib

mengqadha sekaligus membayar idyah. Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Syai’i dan Imam Ahmad bin

Hanbal. Menurut dia, kondisi wanita hamil dan meny-usui serupa dengan orang sakit dan juga orang yang

terbebani dalam melakukan puasa. Jadi, Imam Syai’i

menggabungkan dua pendapat di atas. Apabila mer-eka tidak berpuasa di bulan Ramadhan, maka mermer-eka

harus membayar qadha dan idyah juga.

Lantas, manakah pendapat yang paling kuat? Ulama Indonesia banyak yang mengambil pendapat ketiga sebagai langkah ihtiyath (kehati-hatian). Bagi mereka yang punya kelapangan waktu dan harta tentu lebih baik bagi mereka untuk menjalankan pendapat yang ketiga. Disamping membayarkan

idyah untuk membantu fakir miskin, mereka bisa pula

berpuasa dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT. Wallahu’alam.(*)

Dan wajib bagi orang-orang yang

be-rat menjalankannya (jika mereka tidak

berpuasa) membayar idyah, (yaitu)

memberi makan seorang miskin.

(QS. Al-Baqarah: 184).

(26)

Dapur

Fenomena

Keberkahan Waktu

Sahur

W

aktu adalah ibarat pisau atau pedang yang sangat tajam. Jika Anda tidak bisa menggunakannya dengan baik dan tepat, bisa jadi pisau atau pedang itu akan melukai diri Anda sendiri. Itulah salah satu nasihat bijak dari Ali bin Abi Thalib tentang urgensi waktu dalam kehidupan umat manusia.

Karena pentingnya masalah waktu ini, sehingga Allah SWT pun sering bersumpah di dalam Al-Quran dengan mempergunakan kata-kata waktu. Misalnya “Demi masa.” (QS. Al-Ashr: 1), “Demi waktu dhuha.” (QS. Adl-Dluha: 1), “Demi waktu malam.” (QS. Al-Lail: 1), dan “Demi waktu fajar.” (QS. Al-Fajr: 1).

Di antara waktu yang mendapatkan perhatian Al-Quran dan as-sunnah adalah waktu sahur. “Orang-orang yang sabar, “Orang-“Orang-orang yang jujur, “Orang- orang-orang yang tunduk dan patuh (pada ketentuan Allah dan RasulNya), orang-orang yang menginfakkan sebagian hartanya, dan orang-orang yang memohon ampun kepada Allah pada waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).

Maksudnya, orang-orang yang memiliki kebiasaan atau perilaku tersebut adalah orang-orang yang akan mendapatkan keselamatan dan kesuksesan dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat nanti, salah satunya adalah dengan selalu beristighfar.

Mereka itulah orang-orang yang punya kesadaran tauhid yang tinggi kepadaNya, kesadaran yang menempatkannya pada posisi merendahkan diri dan selalu merasa banyak dosa di hadapanNya. Dengan istighfar ini, orang tersebut

ingin membersihkan hati, pikiran, dan perilakunya dari perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Apalagi dilakukannya pada waktu sahur, suatu waktu yang tidak banyak orang yang mampu bermunajat dan beristighfar kepadaNya.

Dalam sebuah hadis Qudsi digambarkan bahwa pada waktu sahur tersebut, Allah dengan para

malaikatNya turun ke langit dunia sambil berirman,

“Adakah di antara hambaKu yang memohon ampun, pasti akan Kuampuni. Adakah di antara hambaKu yang memohon pertolongan, pasti akan Kuberikan pertolongan kepadanya.”

Salah satu amaliyah di dalam bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW (sunnah muakadah) adalah makan pada waktu sahur. “Makan sahurlah kamu sekalian, karena di dalamnya terdapat keberkahan.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

Makna keberkahan ini bukan hanya terbatas semata-mata pada makan dan minumnya, tetapi juga pada aktivitas ibadah lainnya yang dilakukan pada waktu sahur tersebut, seperti shalat tahajjud, bermunajat kepada Allah SWT, dan membaca Al-Quran.

Jika bangun pada waktu sahur ini dilakukan satu bulan terus-menerus, diharapkan akan menjadi suatu kebiasaan sekaligus kebutuhan bagi orang-orang yang beriman. Waktu sahur adalah waktu emas (golden time) yang sangat berharga yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin karena di dalamnya terdapat berbagai macam keberuntungan, keindahan, dan kenikmatan. Orang akan khusyu dalam bermunajat kepada Allah SWT, akan khusyu pula dalam beribadah kepada Allah SWT, dan khusyuk pula dalam berzikir kepada Allah SWT.

(27)

25

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

Solusi Sehat

Assalammualaikum Wr. Wb

Mudik telah menjadi budaya sebelum hari lebaran. Tak heran segala jenis angkutan transportasi selalu penuh. Disaat situasi seperti itu, biasanya keluhan-keluhan mabuk perjalanan bermunculan. Apalagi jika bersama anak-anak, yang kebanyakan akan mengalami mabuk perjalanan.

Yang ingin saya tanyakan :

1. Adakah tips dalam mengatasi mabuk perjalanan? 2. Bolehkah memberikan obat tidur kepada

anak-anak agar mereka tidak mabuk dalam perjalanan?

Demikian pertanyaan yang saya sampaikan, atas jawaban dan penjelasannya, saya mengucapkan terima kasih.

Suci, Malang

Jawaban:

Wa’alaikumussalaam Wr. Wb.

Mabuk perjalanan (darat, laut, atau udara) dalam istilah medis disebut motion sickness. Terjadi karena ketidakcocokan antara apa yang dilihat oleh mata dengan telinga yang melibatkan pusat keseimbangan tubuh, ketika Anda berada dalam suatu pergerakan.

Hasilnya, Anda akan mengalami mual, wajah pucat, keluar keringat dingin, dan muntah. Anak-anak terutama balita dan anak prasekolah paling rentan terhadap mabuk. Biasanya akan menjadi lebih besar setelah usia lima tahun.

Untuk mencegah mabuk perjalanan, sebelum berangkat sebaiknya:

Tips Mengatasi

Mabuk Perjalanan Saat Mudik

1. Menghindari makanan berat hingga 2 jam sebelum bepergian.

2. Jangan mencoba untuk membaca atau main game saat bepergian. Lebih baik Anda melihat pemandangan di luar jendela pada obyek yang jauh atau pejamkan mata Anda.

3. Di dalam mobil atau bus, pilih posisi duduk di mana Anda dapat melihat pemandangan di luar. Dan bila perlu, bukalah kaca jendela agar mendapatkan udara segar. Mengendarai mobil sendiri jauh lebih baik.

4. Jika Anda naik kapal, pastikan untuk

mendapatkan kabin di dalam, dekat permukaan air, di mana ada kurang gerak. Ketika di dek, melihat ke depan ke arah cakrawala yang stabil. 5. Jika melakukan perjalanan udara, duduklah di

kursi sebelah sekat (dinding) atas sayap, itu akan membuat turbulensi kurang terlihat.

6. Santai mendengarkan musik.

Jika segala cara telah dilakukan, namun belum ada perubahan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapat resep obat yang dapat mencegah mabuk perjalanan. Biasanya dokter akan meresepkan obat: 1. Hyoscine atau scopolamine.

2. Antihistamine (chlorpheniramine, dimenhydrinate, diphenhydramine).

3. Antidopaminergics (metoclopramide).

Demikian semoga bermanfaat. Salam sehat.(*)

Oleh:

dr. Irmayanti Soeratmi

(28)

No.

Jenis Harta

Nishob

Jumlah Zakat

Keterangan

Setelah Berumur 1

Tahun

2

Perniagaan

Harta

85 gr Emas

2,5 %

Setelah 1 Th

Nishob-nya: Jumlah Barang

yg Ada + Laba 1 Th

4

Hasil Tanaman

5 Wasq Senilai

653 Kg Beras

5 % Jika dengan irigasi 10 % Jika Tanpa Irigasi

Setiap Panen

Setiap Mendapatkan

5

Tambang Harta

Karun

85 gr Emas

Tanpa Nishob

2,5 %

20 %

Setelah 1 Th

Nishob-nya: Jumlah Barang

yg Ada + Laba 1 Th

6

Profesi:

1. Qiyas Ke Emas

2. Qiyas Ke

Tana-man dan Emas

3. Qiyas Ke

Tana-man

Setelah 1 Tahun Setiap Mendapatkan Setelah 1 Tahun Setiap

Mendapatkan Setiap Mendapatkan

7

Saham

85 gr Emas

2,5 %

Harga Saham +

Keuntungan

(29)

27

Yatim Mandiri/Edisi Juni 2017

ZAKAT HARTA YANG TELAH TERSIMPAN SATU TAHUN

A

ZAKAT PROFESI

ZAKAT HARTA USAHA (PERDAGANGAN/BISNIS LAINNYA)

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

PERHITUNGAN NISHAB

S

Uang Tunai,Tabungan,Deposito,atau Sejenisnya

Rp.

Saham atau Surat Berharga Lainnya

Rp.

Real Estate (tidak termasuk rumah tinggal yang dipakai sekarang)

Rp.

Emas,Perak,Permata atau Sejenisnya

Rp.

Mobil (lebih dari keperluan pekerjaan anggota keluarga)

Rp.

Jumlah Harta Simpanan (A+B+C+E)

Rp.

Hutang Pribadi yang Jatuh Tempo Dalam Tahun Ini

Rp.

Harta Simpanan Kena Zakat (F-G)

Rp.

Pendapatan/Gaji Perbulan (setelah potong pajak) selama setahun

Rp.

Bonus/Pendapatan lain-lain Selama Setahun

Rp.

Jumlah Pendapatan per Tahun (J+K)

Rp.

Jumlah Zakat Profesi yang Wajib Dibayarkan Pertahun

Rp.

Nilai Kekayaan Perusahaan

(termasuk uang tunai,simpanan dibank,real estate, alat produksi, investori, barang jadi, dll)

Rp.

Utang Perusahaan Jatuh Tempo

Rp.

Komposisi Kepemilikan (dalam persen)

Rp.

Jumlah Bersih Harta Usaha (P% * [N-O])

Rp.

Jumlah Atas Harta Zakat Usaha yang Wajib Dibayar Pertahun (2,5% * Q)

Rp.

Harta Emas Murni Saat Ini pergram Besarnya Nishab (S * 85 gr Emas)

Rp.

Jumlah Zakat Atas Simpanan Yang Wajib Dibayar Pertahun (2,5% * H)

Rp.

(30)

Pintu Rezeki

WAWAN KRISTANTO

Gambar

Tabel Perhitungan

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lain juga diungkapkan oleh tokoh agama di Linggoasri yang mengatakan bahwa pada awalnya batu lingga ini disebut batu wurungan karena hanya dianggap batu biasa, akan

Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap warga penghuni areal Waduk

Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi dengan Minat Pasien Menebus Kembali Resep Obat di Instalasi Farmasi RSUD

PENERAPAN MODEL KWL (KNOW, WANT, LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penggarap (anggota KTN) proyek perhutanan sosial ini bertem- pat Linggal di dua dukuh dalam desa yang berbeda yaitu Dukuh Penaunan Desa Kebon Gede dan Dukuh Semiliran

Anak yang menyukai matematika akan belajar matematika dengan baik dan sungguh-sungguh, sementara anak yang tidak menyukai matematika akan belajar dengan kurang

Perbedaan nilai yang lain disebabkan karena kelas eksperimen lebif reflektif, produktif, fokus, dan sistematis dalam menyelesaikan tugas, hal ini sesuai dengan teori yang

Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi tidak berjalan dengan baik perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban incest yaitu