• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) | Informasi Sekolah Buku 1 5 PKB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) | Informasi Sekolah Buku 1 5 PKB"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

  • Sekolah: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
  • Mata Pelajaran: Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
  • Topik: Perencanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
  • Tipe: panduan
  • Tahun: 2015
  • Kota: Jakarta

I. Pendahuluan

Pendahuluan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru berfokus pada pentingnya pengembangan profesionalisme dalam sistem pendidikan. Program ini menjadi prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, dengan dukungan USAID PRIORITAS. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan guru yang terencana dan berkelanjutan. Dalam penyusunan rencana PKB, informasi mengenai jumlah guru yang perlu dilatih, dana yang tersedia, dan sumber daya lainnya sangat krusial untuk mencapai hasil yang optimal.

1.1. Latar Belakang

Latar belakang program PKB mencakup kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan berkelanjutan bagi guru. PKB diharapkan dapat mendukung pengembangan profesionalisme guru yang sejalan dengan kebijakan nasional. Dalam konteks ini, USAID PRIORITAS berperan dalam membantu penerapan program melalui perencanaan pelatihan yang berbasis gugus dan pengembangan sekolah secara menyeluruh, yang terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

1.2. Dasar Kebijakan

Dasar kebijakan untuk program PKB telah mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah dan diakui dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Kebijakan ini menekankan pentingnya profesionalisme guru melalui penguatan sistem uji kompetensi, penilaian kinerja yang transparan, dan peningkatan kualifikasi akademik. Kebijakan ini diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam perencanaan daerah untuk memastikan implementasi yang efektif.

1.3. Tujuan

Tujuan utama panduan ini adalah untuk membantu pelaksana di lapangan dalam menyusun TOR pada setiap tahap kegiatan perencanaan strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru. Dengan adanya panduan ini, diharapkan proses perencanaan dapat dilakukan secara sistematis dan terarah, sehingga hasil yang dicapai dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang berkualitas.

1.4. Pendekatan dan Tahapan Kegiatan

Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan PKB mengikuti praktik baik yang telah terbukti efektif. Tahapan kegiatan meliputi pengumpulan data kebutuhan pelatihan, analisis potensi pendanaan, dan penyusunan rencana strategis. Pendekatan ini bertujuan untuk memfasilitasi dinas pendidikan dalam memenuhi kebutuhan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan.

II. Workshop 1: Rapat Review dan Persiapan

Workshop ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru. Dalam workshop ini, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan guru, praktik baik dalam perencanaan, serta ketersediaan data yang relevan. Hasil dari workshop ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan profesi guru secara sistematis dan berkelanjutan.

2.1. Pelaksanaan Workshop

Pelaksanaan workshop melibatkan dinas pendidikan kabupaten/kota untuk membahas perencanaan pelatihan guru yang lebih efektif. Dalam workshop ini, diharapkan dapat teridentifikasi kebutuhan nyata dalam meningkatkan mutu pembelajaran, serta penganggaran yang memperhatikan potensi dana yang tersedia. Hal ini penting agar perencanaan tidak hanya bersifat rutinitas, tetapi menjadi kebutuhan mendesak dalam peningkatan mutu pendidikan.

2.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, praktik baik, dan ketersediaan data pelatihan yang dapat digunakan dalam perencanaan. Dengan demikian, diharapkan kabupaten/kota dapat menyusun rencana pengembangan yang lebih terarah dan efektif.

2.3. Output

Output dari workshop ini adalah terbentuknya pemahaman bersama dalam pengembangan profesi guru yang terencana secara sistematis. Selain itu, kabupaten/kota diharapkan siap untuk melaksanakan penyusunan perencanaan dan mengimplementasikan pengembangan keprofesian bagi guru, serta memiliki data yang cukup untuk mendukung perencanaan tersebut.

2.4. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan dalam workshop ini mencakup pengantar tentang perencanaan strategis, pendekatan metodologi yang digunakan, serta presentasi dari setiap kabupaten/kota mengenai kebutuhan pelatihan dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Selain itu, terdapat analisis potensi pendanaan dan praktik baik dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan yang akan menjadi acuan dalam perencanaan.

III. Workshop 2: Analisis Pendanaan dan Kebutuhan Perencanaan Strategis PKB

Workshop ini bertujuan untuk merumuskan rencana strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan yang berbasis kebutuhan dan terintegrasi ke dalam perencanaan daerah. Dalam workshop ini, penting untuk mengidentifikasi sumber pembiayaan selain dari APBD, serta merumuskan strategi pelatihan yang efisien untuk mencakup semua guru.

3.1. Workshop Analisis Pendanaan

Analisis pendanaan sangat penting untuk memastikan bahwa semua guru dapat mengikuti pelatihan. Dalam workshop ini, peserta akan membahas potensi sumber pendanaan yang dapat digunakan, termasuk BOS dan tunjangan sertifikasi guru. Dengan demikian, diharapkan dapat ditemukan solusi yang inovatif untuk menjangkau lebih banyak guru di daerah terpencil.

3.2. Tujuan

Tujuan dari workshop ini adalah untuk merumuskan rencana strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terintegrasi dalam perencanaan daerah. Selain itu, workshop ini juga bertujuan untuk menemukan formulasi harga satuan yang efisien dan mengidentifikasi potensi pembiayaan pelatihan dari berbagai sumber yang ada.

3.3. Output

Output dari workshop ini adalah draft rencana strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terintegrasi dalam perencanaan daerah. Dengan adanya draft ini, diharapkan kabupaten/kota dapat melaksanakan pelatihan secara lebih terarah dan efektif, serta memenuhi kebutuhan pengembangan keprofesian guru secara menyeluruh.

3.4. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan dalam workshop ini mencakup analisis dokumen perencanaan daerah, penentuan sasaran dan prioritas pelatihan, serta penetapan strategi dan kebijakan pelatihan. Selain itu, peserta juga akan merumuskan program pelatihan berdasarkan praktik baik yang telah ada, serta strategi pendanaan yang sesuai dengan sumber dan harga satuan yang telah ditentukan.

IV. Workshop 3: Perencanaan Strategis PKB

Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan sistem perencanaan yang terintegrasi baik secara horizontal maupun vertikal. Dalam workshop ini, dinas pendidikan kabupaten/kota diharapkan dapat berkolaborasi dengan LPMP, LPTK, dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan.

4.1. Workshop Penyusunan Rencana Strategis

Penyusunan rencana strategis PKB melibatkan semua pihak terkait dalam sistem pendidikan. Dalam workshop ini, peserta akan mempresentasikan draft rencana strategis masing-masing kabupaten/kota, serta mendiskusikan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan pengembangan keprofesian yang telah ditetapkan.

4.2. Tujuan

Tujuan dari workshop ini adalah untuk memastikan bahwa semua kabupaten/kota memiliki rencana strategis yang terintegrasi dengan sumber perencanaan lainnya. Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan dapat tercipta sinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan.

4.3. Output

Output dari workshop ini adalah draft perencanaan strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terintegrasi. Draft ini akan menjadi acuan bagi kabupaten/kota dalam melaksanakan program pelatihan guru yang lebih efektif dan efisien, serta dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang berkualitas.

4.4. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan dalam workshop ini mencakup paparan draft perencanaan dari masing-masing kabupaten/kota, diskusi kelompok, dan belanja gagasan antar kelompok. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan masukan untuk memperbaiki draft perencanaan yang telah disusun, sehingga dapat menghasilkan rencana yang lebih baik.

V. Konsultasi Publik

Konsultasi publik merupakan langkah penting dalam melibatkan pemangku kepentingan dalam perumusan rencana strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan. Dalam konsultasi ini, diharapkan adanya masukan dari berbagai pihak yang dapat memperkaya rencana implementasi yang akan dijalankan di tingkat KKG dan MGMP.

5.1. Tujuan

Tujuan dari konsultasi publik adalah untuk mensosialisasikan rencana implementasi pengembangan keprofesian berkelanjutan kepada masyarakat dan mendapatkan masukan yang konstruktif. Melalui keterlibatan pemangku kepentingan, diharapkan dapat mengurangi resistensi terhadap kebijakan dan meningkatkan dukungan terhadap program yang direncanakan.

5.2. Output

Output dari konsultasi publik adalah komitmen bersama untuk mengimplementasikan rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan.

5.3. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan dalam konsultasi publik mencakup paparan hasil penyusunan rencana implementasi, tanggapan dari pemerintah daerah, serta diskusi mengenai rencana implementasi yang berbasis KKG dan MGMP. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi forum untuk berdialog dan mendapatkan masukan yang bermanfaat.

Referensi Dokumen

  • Renstra Dikpora Kota Cimahi
  • Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang
  • RPJMN 2015-2019 (Kepres No 2 Tahun 2015)
  • Panduan Penyusunan Renstra SKPD (Permendagri No 54 Tahun 2010)
  • Buku I: Pengembangan Keprofesian

Gambar

Tabel 1. Jumlah sekolah, gugus, guru kelas, guru PAI, guru PJOK
tabel seperti berikut:
Tabel 5. Jumlah guru mapel utama yang telah menerima Pelatihan Pembelajaran                                             dan jumlah sekolah yang telah menerima Pelatihan MBS
Tabel 2. Tingkat berlakunya harga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ledok 07 Salatiga” sebagai persyaratan akhir yang diperlukan pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Komunikasi dalam proyek konstruksi diperlukan tidak saja untuk kebutuhan interaksi, kolaborasi dan kooperasi antar anggota tim proyek namun lebih jauh lagi

a) Menjadi pedoman bagi evaluator untuk melalui setiap tahap dari proses evaluasi. b) Membantu evaluator untuk memutuskan jenis informasi yang diperlukan baik oleh evaluator itu

Larutan campuran yang akan dipisahkan ditempatkan pada kertas berupa noda. Noda tersebut dibiarkan untuk berkembang membentuk suatu bulatan. Bagian dari kertas yang

penelitian menunjukkan bahwa; 1) Perencanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan kebutuhan guru. Pengembangan keprofesian

3. Tim Penilai adalah tim yang bertugas untuk menilai dan menyeleksi substansi proposal yang masuk sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan membantu

Nilai SKP yang diperoleh bidan pada setiap kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bidan diperlukan untuk re-registrasi (Perpanjangan STR)..

sesuai dengan prasyarat yang ditetapkan. 4) Menugaskan/mengijinkan guru sebagai calon Instruktur Kab./Kota, guru inti dan guru untuk mengikuti pembekalan Instruktur