• Tidak ada hasil yang ditemukan

guru dalam dinamika implementasi kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "guru dalam dinamika implementasi kurikulum"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Undang-Undang Republik Lrdoncsia

N.mtx

19 Taiiun 2002 tentangl{ak Cipta Lingkup Hak Cipta

Pasal 2:

I

-

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Perrcipta atau Pemegang Hak Cipta untuk InengunrLr,kan atau

Iremperbanyak ciptaannya" yatlg tirnbtrl secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengu-rangi pernbatasan menurlrt peral ura n perundang-undangan yan g berlaku.

Ketentuan Pidana Pasal J2:

l.

Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (l ) dan (2) dipidana dengan pidana penjara ma-sing-masing paling singkat 1 (satu) bulan danl atav denda paling sedikit Rp I .000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lamaT (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(3)

PROSEDING

Seminar

lkatan

Alumni

(lKA)

Universitas

Negeri Yogyakarta

GURU

DALAM

DINAMIKA

(4)

PROSEDING

Seminar lkalan Alumni (lKA) Universitas Negeri Yogyakarta

,.

GU RU DALAM D INAMIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM''

Cetakan l, Juni 2015

Tim Penyusun

Drs. Sardiman AM, M.Pd., Dr. Suharno, Gunadi, M.Pd., Supardi, M.Pd., Ariani, S.Pd.T.

Penyunling

Drs. Sardiman AM, M.Pd., Gunadi, M.Pd., Sudarmaji, M.Pd.

Tala Letak & Desain Sampul Ariani, S.Pd.T

tsBN 978-602-97978-8-6

diterbitkan oleh IKAUNY Press

Alamat

Graha Alumni Kantor IKA UNY Kampus UNY Karangmalang, Yogyakarta

Telp/Faks: (027 4\ 552060 e-mail: ikaunypress_uny@gmail.com

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KdT) xiv + 308 hlm; 215,9 x279,4 x 17 mm

(5)

:::::::::::i :

w*ffir;

ii

0nrt.0r

Edi

Pada tal.rirn 2013 pen-ierintah melakukan kebijakan penerapan Iiudkulun.r tahr:n 2(113 rane bersifat terbatas. Pada talrurr ?01-{, per-riedntah melanjutkan kebijakan tersebut clcnqan mclicraplian pelalisanaan I{rrrikrrlrrnr rahrrn 2{)13 sccara nasional. Berbagai pendapat pro dan kontra bern'rtrnclrlan scjak kurikultim

tersebut dir-ancang dan drirnplernentasikan. Pendapat kontra memrliki latar bclal<ang bclmacan-tnacafir. Sebagian pendapat kontla menvatakan bahwa kulikulum 2013 tidak lebih baik dalr kurikulum sebelumnva (tahun 2006), sementara sebagian menvatakan bahwa kurikulum

tahul

2013 sangat bagus dalam ide dan konsepnl'a, tetapi kurang matang dalam persiapan pelaksanaannya.

Pada akhn' tahun 2014, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan

untuk

kcmbali menerapkan

secara terbatas

Iiurikulum

tahun 2013, dan melaksanakan kurikulum 200(r bagi scliolah \-ang baru melak-sanakan

kulikulum

1 semester. N{asyarakat dan pelaku pendidikan kembali diiradapkan pada pendapat

pro dan kontra terhadap keputusan tersebut. Pelaksanaan dua kunkulum clalan-r satu pcriode merupakan sejarah baru dalam dunia pendidikan

di

Indonesia.

Guru

merupakan lir-ri tcrcicpan dalam pelaksanaan

kurikulum. sehingga rnenjadi sosok vang paling terpengaruh dari kebijakan kuril<ulur.r-r.

Dalam r-nenvikapi kebiiakan

kulikulum

tersebut, para guru iuga mernrliki pcndapat berbeda beda.

Baniak para guru vang lnerasa

l{urikulum

tahun 2013 lebih cocok, tctepr

blninli

pnla para guru ),ang

merasa iebih mudalr menerapkan

I{urikulum

tahun 2006. Pelbedaan

ini

tentu clapar dirnaklumi karena para guru juga merrrihki persepsi penilaian yang berbeda-beda.

Terlepas dari berbagai pendapat pro dan kotra dalam kebijakan kurikulur-n pada saat ini, r,ang jelas

guru

memfiki

peral

penting dalam implementasi kurikulum. Secara akademik,

guru

disiapkan untuk
(6)

saltg. Dengan denrikian malia clapat ditcq:r-slirn bahrva kualitas pelaksanaan kurikulum sangat ditentukan ketnampuan dan penguasaan guru.

'l-uhsan dalam prosiding

ini

n-rctupakrn

sa.gasalr clari bcrbagai unsul dalam pclaksanaan pendidikan. Pada bagian arval merupal<an makalal-r

\lcntcli

l)cncliclikan dan liebudat'aan 111 ,\nies Rasr-id

Baswedan,

:

Ph.D., memaparkan kebijakan pclali-*arraan liuriliulum di sekolah; pakar pendidikan l)rof. Sulanto,

Ph.D,

r memaparkan tentang tantangan profcsionalisr-nc guru dalam dinamrka kurikulum; Iictua PGRI Pusat Dr.

Sugito, N{.Si., memapar-kan probler-r'ratrka profesionalisrne

guru

dalam penerapalr kurikulurrr 2006

dan

I

2013; serta I{epala L[uharztmadilto/t l)odrrlirtp.f tltool,\gr.rs Yulianto, S.Pd. mcmaparkan pengalaman terbaik tentang pendidikan karakter dan ekstral<rrrikulcr di sekolah.

Selanjutnya pada bagian kedua, l<ctjqe, dan keempat merupakan liunrpulan makalah pendamping

t'ang telah drpaparkan dalanr kegiatan scsi par:alel pada Scr-ninar Nasional pada hari Sabtu tangg a124

Aprtt

1

2015. Makalah pendamping terdu'i dari .{ sr,rb te tna vakni C'anr da/am Dinanika } nplerne nttt.r:i Knrikuhtm,

Tan-

l

kulttr. Makalah pendamping r,ang disaiikan dalarn prosicling

ini

merupakan hasil rei-isi atas masukan

dari

i Para peserta dalam sesi paralel. N{alialal-r t-ncrupakan hasil penelitian dan pemi}dtan para

kontribuior

dari
(7)

'

Dat

,a#'i *=i

SAMBUTAN KETUA IKA UNY

-

V

SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR

-

viii PENGANTAR EDIT0R

-

ix

DAFTAR

ISI

-

xi

PTAztgICARA

KEYNOTE SPEAKEB

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

-

2

PEMAKALAH UTAMA

T

TANTANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUMI

-

24

I

PROBLEMATIKA PROFESIONAL GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN

KURIKULUM

2006

-

68

I

PENERAPAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP MBS

YOGYAKARTA

-

74

I],qcIAN

I

GABU DALAM DINAMIKA IMPLEMENTAEI KUBIKULUM

1.

KESIAPAN GURU SMK DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM

2013

-

82
(8)

2.

MEMBANGUN GURU PROFESIONAL YANG ADAPTIF DAN SINERGIS DALAM DINAMIKA KURIKULUM SEKOLAH

-

94

3.

GURU PENDIDIKAN VOKASIONAL DALAM DINAMIKA KURIKULUM

2013

-

106

4.

KESIAPAN GURU IPS SMP KABUPATEN SLEMAN DALAM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KURIKULUM

2013

-

118

5.

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU IV]ELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

-

126

6.

MEMAKNAI HAKIKAT PROFESIONALISME GURU

-

132

BnC

IAN

II

TANTANGAN PBOFESIONALISME GUBU DALAM IMPLEMENTASI KUBIKIILIJM

7.

PERJALANAN GURU DAHULU DAN SEKARANG

-

140

B,

PERAN MGMP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR DAN BELAJAR GURU

-

154

9.

MENINGKATKAN PROFESIONALISME CALON GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MELALUI KEMITRAAN

-

162

10.

IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA PENDIDIKAN KEJURUAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMK

-

172

11.

PERAN GURU BAHASA DALAM PENGAJARAN HUMANISTIK: PRINSIB IMPLIKASI, DAN

APLIKASI

-

182

12.

REORIENTASI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

-

192

BAGIAN

I

I I

P BO B LE MATI KA P B O F ES I O IiALI S Tfr E G U B U I} A LAM I M PL E M ENTASI KU N KU LIJ

M

2006 ATAU 2013

.13.

PENGEMBANGAN IMODEL PEMBELAJARAN BIDANG TEKNIK LAS ABAD 21 UNTUK PENDIDIKAN KEJURUAN

-

204

14.

DISCOVERY KOMPETENSI PADA PROSES PEIV]BELAJARAN SISWA DALAM RANGKA SPESIFIKASI KOMPETENSI PADA KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR

-

216

15.

PENGEMBANGAN MODUL

ELEKTRONIK PERMAINAN BOLA BESAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENJASORKES SISWA

sMP KELAS

Vil

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(SMp)

-

230

16.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK BERBASIS KURIKULUM 2013

-

24A

17.

PENGEMBANGAN MODUL MESIN CNC TU3A KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

_

252
(9)

18.

PENGEMBANGAN ORIENTASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MENYONGSONG ERA ASEAN ECONOM|C C0MMUN|TY (AEC) 2015

- 262

1

Bnc

rnx

lV

PENGALAMAN TEBBAIK DALAM PEMBINAAN KANAKTEN SBWA MELALIJI KEGIATAN EKSTBAKUBIKULER

19.

KEGIATAN EKSTRAKURIKUKER SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN SOFT SKILL DAN

PEMBINAAN KARAKTER MAHASISWA

-

272

20.

IMPLEMENTASI EKSTRAKURIKULER I\IIARCHING BAND DAN BOLA VOLI UNTUK PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR

-

286

21.

PERANAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

-

294

KoNTnIBUToR

MnTRLRH

K0NTRIBUT0R MAKALAH: PROSEDING SEMINAR NASIONAL IKATAN ALUMNI (lKA) UNIVERSTTAS NEGERI YOGYAKARTA2Ol5

-

305
(10)

PROSEDING SEMINAR NASIONAL

-

GURU .DALAM.D+N*MII(A: IMPLEMENTAS] KURIKULUM

PE.RAN

GU

RU

BAHASftDA.LAM

PENGAJARAN

HUMAN

ISTI K:

PR|NS|B

tMPllffi$l

DAN

APL| KAS|

(11)

Peran

Guru

Bahasa

dalam

Pengajaran

Humanistil<:

Prinsip,

lmplil<asi,

dan

Aplikasi

Nuning Cotur Sri Wilujeng

Abstral<

pengajaran humanistik lahir dari pendekatan humanistik yang diawali oleh pemikirian

Roger, Erickson, dan Maslow pada tahun l-970-an. Pendekatan ini lahir sebagai reaksi terha-dap konsep pengajaran yang secara implisit menyatakan bahwa guru adalah pemilik ilmu dan murid adalah objek.. Pendekatan ini telah membawa perubahan fokus, dalam hal ini pen-gajaran dan pembelajaran bahasa, jika dibandingkan dengan pendekatan sebelumnya,

mis-rtny.

p"nO"katan behavioristik dan mentalistik. Sebagai akibat dari perubahan pendekatan

ini adalah munculnya aliran baru dalam pengajaran, yaitu pengajaran humanistik' Dampak munculnya aliran baru ini secara signifikan telah mengubah banyak aspek dalam paradigm pengajaran bahasa. Perubahan tersebut terutama dapat terjadi dalam peran pengajar (guru)

di

kelas dan relasinya dengan pembelajar. Makalah ini akan membahas tentang L) prinsip pokok pengajaran humanistik, 2) implikasi pengajaran humanistik, dan 3) aplikasi pengajaran humanistik. Akhirnya, akan dirumuskan peran ideal pengajar bahasa dan tanggung jawab pen-gajar agar dapat benar-benar mengikutsertakan pembelajar bahasa dalam proses pengajaran'

Kata kunci: pendekatan humanistik, pengaiaron humanistik, implikasi, aplikasi

Pendahuluan

perkembalgan dan l<crnajuan dalam bidang komurukasi:;'sangat berpengaruh dalam

pengajaran baSasl

tli

nt'srrr-rregnra

\^ng

lelaLif

sudah tnalu. l)c'rrgltulr rctsebut iuga mempengatuiri ncg:rn berlicr.r-rbang sepcrti Indonesia.walaupun sediHt tertrnggal.

N'Iis-alnya,sampar akhrr abad kc-19 tlunia pengaiaran bahasa masih didonrinasi oleh N{etode Gramatika-Terjen-rahan' \:anq r-nerupakan metode tradisional. N{etode pcngaiaran bahasa

ini mampu berrahan karena clapat digunakan untuk kelas dengan iulnlah murid )'ang ban-yak. I(eadaan

ini

lrremang cocok dengan kondisi sekolah-sekolah

di

Indonesia, tedebih lagi metode Gramatika-1'criemahan

ini

juga tidak menuntut Pemanfaatan teknologi 1'ang canggih.

pada tahun 197}-anmturcul prinsip-prinsip pandangan hun-ranistik 1'ang mempunyai

karakteristik membaur, personal. afektif, fasilitatif, psikologis, furur:istik, dan pengajaran

(12)

tidal< lain adalah si pen-rbelajar. I_cbih lanjut \X/ang (2005) lnenvarakan bahs.a

jika

ses-corang trdak terpenuhi kc.br,rtuhan clasarnva sccara fisik dan psikologis, sescorang rcrse bnt sangat ntungkin al<an qagal fokus dalam bt

lrirr-

lrrir:rse. f

Irl

uri

srnqrt

rrrt'rrcltriir.rrrg

nrcndapat J,ci (2007) baht'a clalar.n pendeka

tan

hunranistik nral<a peneajaran hurnan

rstrli

ini

bcrdasar dan member-i pcnekanan clalam pclttilt{rnya

ch

pernbelaiar. dcngarr lttcnentpatkan prkiran. iclc, pcrasaan, clar-r cnrosi pcnrbeiajar cir garis terdcpan clalam

l)r'll,qt'nrlrrrtgnil

rullrI

rrYUtusil.

Iiaraktcristik

pengajaran

hur-nanis_

tili

\':lng

mer-nbedal<t

n

dcrigan

pcngalr_ r-an-pcngajaran scbelurnnr-a adalah bahrva

pcrrrajalan hunranisuk

1)

nemperhatikan

l.rubungan sosial

dan

suasana intelcl<tual vanq urclinclungi per-nbclaiar clari

kcmung-liinan

tcrjadinva tckanan,

2)

rncnghindarr

hukuman

fisili,

dan

3)

n-renshinclari sifat

tnercndahkan

murid

(r\loni,

2007).

pcnga-jaral

humanistik

mclihat

bahr.va scorang sisu'a rnerupakan pr-ibadi r-ang uruk dan ti-dak selalu sarna dengan sisura lainnya.

Iieb-hinckaan sisr.va akan muncul dalam

imaiina-si kreatif, pikilan kr-itis, dan kepckaan moral,

lang irarus dijunjung nnggi clalam

pengaja-l-an ]rumanistlk

lni.

l)engan kata lain,

pen-gajalan humanistik

lrcnelrpatkan

marta

l)2rt nlanusia di atas ranah ekonomi, agar.t-ra,

kerr,argatregaaan,

dan

lorrna

mast.arakat. (-onrbs rncialr-ri Ster-ick (1990) rrcnanrbah-kan bahs'a pengajaran humanistik

iri

sarrgat

mcmpcrhatikan pengembangan

diri

siss,a

scbagai

mdividu,

rasa kcberterimaan baik

tcrhadap

diri

sendin

mfluplrn

orenq lain, menghargai perbedaan, sehingga

pcrnbela-ial

semakin dtpedakukan secara manusiarvi (dalarn ist"ilah lain sering din1,212li^n pcnga jaran 1,ang lebih,,memanusiakan marrusia).

'fujuan

akhir-

pengajaran

humanis-trk

adalah pendidikan nrantrsia scuruhnr.a (N{aples, 1979).

Lcbih

ianjur i\laplcs nren-gatakan

bahl'a

keaclaan

licrilia

pcngajar:an

humanistik ini scle sai clapar rlibar:erl{r1r sel) agaitnana seorang prsierr

\.rn{

\L.lrll)rrh

drn

terapi psikologis. PerJr-r clipcrlrrtrl<an belrrr.e

bcberapa ahli

ahli

c1alanr pcngejaran lrtr_

manistik

ini

melupakan rhli-ahL psrkol,,si

(Sumardi, 1992).

N{engingat bebcrapr l<rr.ekrcnsrili pcn-gajaran humanistik dan

titili

bcrar pcnga jaran serta tujuannr-a, r-naka ,*angat jclaslal-r

bahwa durua pendidrkan clan pcnsrjaran

rnengalami perubahan. I)er-ubahan tcr:-*cbut

meJiputi pelan guru dan murici. 1-rcnitikbcr atan kcbutuhan pada pcr-nbciajrr, dar.r

n-rocli-fikast daiam ranah pedauogil<.

Pembahasan

Prinsip Pengajaran Humanistik

Pengajaran hunranistik

lahir dari

fi

losofi

humanistik

).ang

rnlurcul

sebager

reaksi behar.'iodsme dan mentalismc

(r\r

nold,

1998).

Alder

pada

tahun 192] rlal

Nfaslow

pada

1943

lah

I'ang

n-rengarvali

pendekatan humanistik. (iage clan lJerliner

mclaiui

Aloni

(2007) mcngaralian bahr,,,a

psikologi humanistik dapat

dikelon-rpok

kan ke dalam

3

prinsip dasar, r-airu 1) nr

lai dfui indir.idu, 2) pe-,-asrarr sarnr

pcnring-nt'a

dengan fakta, dan

3)

pcngernbangan

clili,

sosial, moral merupaliarr

pilar

pokok pengembangan akadelnil<. Pcnjabarannlrt adalah sebagai ber-ikut. Prinsip pcrtama, ni-lai sisrva terietak pada martabat dan hal<nla r,ang khas sebagai manusia seutuhnla

clcn-gan keleluasaan

untuk

mensaktuaiisasil<an dir-i. Sedangkan prinsip kedua reaksi guru

pcngajar terhadap perasaan

dan

aspir.asi

sisrva dilakukan dengan cara lnenghargar perasaan dan aspirasi

murid

tersebut seb_
(13)

i

I

r

I

l

aqei srsi afclisr dalar-r-r pcrnbclajanlr. I\ct1sa, 1'rcnucn'iberrqrrr lionscp berpikir posrtif dan

niclrghxrgrii cli-,i sencliri I'rrch alil-rir-nll al<an

lrra rrp Ll r-r-rc r-r j e ci rlia n sis rrra b c-t-l.ic mb a ng s cb

aqri pribacli r

rns

e

tektif

blrli

sccar:a cm()si,

clarr sosrllnlr.

l,cbrh lanjut

.\t'nolcl(i998)

1rc1rln1

brhl<arr behrr-a per.nbcrilrt

pcrirltiln

tcr'-hlclap cm()si pcn'rbchjer

tidlli

scrtrr urcrta

lr-lcngcslrlplr.glian

folius

pct-r-rbclrjeran,

vang dahr.n hel rrri rclalal-i 1'rcnecmbangalt

lioq1ritjf. Scr.r'rcntara

itu

afcksi tctap l'rerus

clibcril<an plrcia liolrscntrxsi

lioglritif

lang

tclah acla i-rntuli lrrclrq()l)tjmalkan pcr-nbcla

jalan bahasa. Flal

ini

san-ra sckrlj ticlali bc

r-a r ti b a h rva h r-r r-n a ni s il< t-r-i c rt u L u n li a 1'r -s t a l.l d a r

pcrlict-nblnualr

kognitii

n'rclair"rkar-r

licpc-liaan gnru tcrhadap aspcli efclisr chn

tlcnja-dilian afcksi tersebut lrrcnglurtr,urelian

pcrr-uajar (guru) allar'rrrcnsoleh isr-r efcl<si dalanr

p ernb ela j a ran. - \ fcksi rni s a n.qa t b cr'p c nqe

luh

dalam mcllciptalialr sr-rasana moral clt c'lalan-r kelcirnpok (sosral).

Lebih lanjut

Nloskorv-itz

melalui

Stci'icli

(199(D tnenambahkan

bahrva clalan proses pembelajaran bahasa, khususnr,a anali mucla alian tncngclisplor-asi dfui n-rcrclia dalam largka pcnerit-naan tcrh-adap

dli

sendi.-.i. Scpcru tciah dilienrr-rkekat-t sebelumnr-a bal-rrr'a

inti

dan 1reneajzr-,--ar.r hu n-ranistik ini adalah pcrkcmbanqan

plibldt

si

p cr-nb ela j ar, p encrirr-raa n tcrh a clap clrli s c n cli

ri, dan juga pene.-.in-raan tcrl.raclap oranq lein, rnct-r-rahatri perbcdaan, schingga lltclttbuat pcrnbelajar lebih n-rarrusiat,i. l)r,ur hal r

lng

mcniadi kekhaasan hunranistik aclahh rricksi rian aktualisasi

diri.

Pengain-t-irn hlrr.:-r:rrristik

menitikberatkan

pcmbclalaran

\'111rg di

dasarkan cara pandang

sisl'a

dalern nrcra sal<an dilin)Ia sebagai

si

pcfibclalar. Ipilah r-ang dimaksuclkan dengan pct-r'rbertttrkan

rn:rnusilt ser.rtuhni'e

tallfx

In('ngr'::rrrr1-rirrg-lian rasa/

afeksi.

Hal

kedua

lanq

r.ncnj:rcli

pokok pengajaran humanistik adaieh t.r-rcr.t

gal<tualisasrkan perbedaau masir.rg nrasinu rndividu penrbelajar.

Sejajar dengan pcndapat j\losli,ru.itz.

NIedgr.es (198(, menlatakalr

bahur rlrlarl

dangan pendekatan psikolo$s-hun'rrrri-.tili

clan komunikatif, pcrlbelajar

bahlsr

lrrcnr

palian se()rang rndir-idu

rang

llcllplur\

:li

martabat prrbadr,

integritas pribedr.

rhn

lion-rplcksitas

ide, pikiran,

licbutnhen cl,rrr

rasa. Hal-hal inilah t-ang ha.-us n-rcnjaclt 1'rcr'

iratian bagi pengajar. Dalam hal pcrrrrajerrrr darr pembelalann bahasa asing, t-nllir r.nrrL

tabat, integritas,

dan

kon-iplelisirls hrr-lrs

drpc,hatiakn secara khusus olcl-r gnlLr. Sc

n-lentara lUr-ers (1 983) tnenratnlian

brhtrr

seseorang r-ang bclajar dalam pcng:ijltt'rin

humanitik akan bcrsikap tetbr,rkr tcrhetlel-r

ide-ide baru, terbuka dan tcldoronq untuli mencoba hal-ha1 baru.. Qlel-r sebab itrr, qrr

rulah yang tedebih dulu liarus irenar Jrcnar

humanis.

Brumfit

(1984)

mcllrpcrteses hr-rbungan interpersonal dan mer-nbaurnln

ranah

kogrirtrf

dengan

afektit,

schinsga

pernbelajar

humanis adalah siss'a

\-ang

mempunt'ai kriteria rasa kepekaan, cn-rpari.

kasih savang, bersikap

adil,

dar-r

lain

scb-againva.

Penjelasan lebih mendetil tentane pcr.t

sajaran humanistik dikemukakan olch NIos

korvitz dalam Johnson

&

.fohrrsorr (199S)

sebagai

belkut.

1.

'Iujr"ran Lrtama pcndidrkan aclahh tnr-nyediakan pembelajaran dan linskunqrrn

lal]g

lrlempermudah sisur'.r

untuli

rrrclr capai potensi dir-i sernalisimal tnr-rngliin

2.

Pertunrbuhan dan perkembangan -\crte

perkembangan kognisi pembclajar:

mc1-u-pakan tanggung jarvab sekoiah (lernbaga pendidikan). Oleh karena itu penuajaran

rvajib

mempedratrkan

2

aspck ut2una,
(14)

6.

.).

1.

laitu

aspek

kognitif

atau inrelekmal dan aspek afektrf atau erlosional.

1)embclalaran

tidak

mengesampingkan

LI1]SUI IASA

1)e rr-rbclajaran

akan ditemukan

scndiri

olch pcnrbelajar

\lanusia

lncmpunyai hasrat dan keinei nan r-rntuk al<tuaLsasi dir-i

NIcr.r-illurtr-ai hubungan pertemanan \-ang

sclrat dcngalr teman sehelas akan

mer'n-bcrikan

suasana t,ang

kondusif

dalan'r

bclaiar

13clajal n'remahami

diri

sendtd sejatiu,a

t"ncrupakan

faktor

)'ang

member-ikan

lnoti\rasi dalam belajar

NIcnir-rgliatnr-a

rasa

kebanggaan du-i

(dalam arti positit) juga merupakan mo-tir-asi dalam belajar

S.

Nirshra (2000) juga menl.itu pendapat NIoslios-itz lang men\ratakan bahwa penga-jar-an

afcktif

mcrupakan pengajaran efektif.

Pcngajaran

afcktif

iru meningkatkan lieter-ampilan drd dan menjaga hubungan dengan telr-ran, gulu, dan hngkungan sosial;

menun-julikan kepedulian dan dukungan terhadap

telnan;

r-ncnerima perbedaan,

dll.

Nilar-nilar

afektif

ini

mempermudah munculnl,a pcrnairar-nan antarsesama, keaslian, dukun,

qa1r, dan kemandilian.

l)an

bcrbasai pendapat yang telal-r

dr-jalrarkan dalan-r paragraph-paragraf

di

atas,

dalrat clisrn'rpulkan bahrva pengajaran

hu-r-nanistrk

ini

rnemberi perhatian khusus ter-hadap afcksi dan ernosi sisrva.

Afeksi

dan er.nosi

ini,

akan bertemu dengan kemarn-puan

koinitjf

dan bahasa akan berperan se

cara siqnifikan daiam pengajaran dan

pem-bclajaran bahasa. Pengajaran humanistik

lncnempatkan sisrva sebagai

kunci

sukses pr( )s('s l'teia jer rnengaiar.

I mplikasi Pengajaran Humanistil<

Saiah satr,r tr,r

juan

pendiclikan \.ans

tchh

clikcn-nr1<alian

olch

bcberapa

ahlr

atlllrl-r

rncndr>rong siss-a

pcrlbelajar

agar-bcrprliir

l<dtr-s. lhcherds (2005) lxenscnr-r

iirlien

pcnclapetrtla balrr,,,a

bcrprktr

knrrs

tclsclttrt scpcrti suetu tiltghat kcmampuar-r

r.r-rcr-r-ibaca konrpr-chcrrsif

atau

kctcrampi-hn

bcrcliskLrsi.

lictrka

per-r-rbelajar l-nalrpu

bcrtanla

dln

mcnqcr-altrasi

hal

vang die

dcngar/

simak.

IJal irri

lncngimplikasikar-r behu'a dalem belajar, siss'a akan nrengalanu pr()scs ketcrlibatan lang mendalam dan mc,

nlelunrl.r. (lr.r-,-u

laiib

rncrnberi perhatiar-r

cl<stra tcr:hedap sisrva

si

pemrkn- indrr.idu dalaln hal ploscs bcrpikir. Proses berpikn

dr

srni n-rcliputi

i)

analisis,

2)

infercnsi 3)

sintcsa,

dln

rl)

er-aluasi. Pcngajaran

lnem-bcrikan prioritas tcrlradap keadaan psikolo gis pembclajar agar dapat mencapai kondisr belaiar lang maksimal, sehingga kondisi

ini

rnarnpll mcrnp crkokoh sisrva untuk b erpikil

kr-itjs. Brorvn (2007) rnenarnbahkan bahrva slrasallz

\'ang

mendukung tersebut harus diciptakan karena hakikat pengajaran dan pcrnbelaiaran bahasa adalah memastikan si pcn-rbelajar untuk memahami

diri

sendni

dan man'rpu belkomumiiasi dengan orang

iain sccara terbuka jauh dari rasa tertekan.

(luru

bcrtindak scbagai fasilitaror, sehingga mcrnpurrt.ai tugas

untuk

menyiapkan

set-ting dan nrcr-rgcrnbau sisrva untuk

rnemban-gr.rn l<crjasama bcmakna dcngan siswa lain.

I)alam

hal

ini

aktifitas

di

l<elas dan mareri

clalan-r pen-rbclaiaran bahasa disusun tanpa

nelal-rilkan suasana kompetisi, rasa takut

akan keg..rg:rlan, atau bahkan hukuman.

In-tinl-a, suasana lielas dan materi harus dibuat

untuk

menciptakan

konteks

komunikasi n),ata ketika sisrva saling bekerja sama dan berproses nren jadi manusia.
(15)

lrroses humanistik, I{oqcr-*

dalarr

/'hang

c\

-\tkon

(2010) mengcrrtukakan rrdanr-a

Perrclcliatan

l-ang

berolcntasi

pada

pem-bchjrr:. Perrdekatan t'ang ber-orerltasi pada

pcrnbclajat akan mcnghasilkan

pcr-nbelaja-rxl'l \'ang berorentasi pada pcrl-rbela]lr lltrla. l)cn-rlrciajalan t'2rng berorerltasi pade pcm-bclejer al<att mcnqahomodasi nilai rcler-arlsi, prftjsipesi, ncgosiasi, dan cr-alursi drri pcrn bclajrr. (lr.rru r,ans menialankan'.rktifitas ke

lls

clcnqan n-Iclnusatkannva pada sis*-a pasti clipcngatnhi oich konstruktivi-.me t-ang

di-rrr-ali olcir J)iaget clan In}iclder (1969).

Pcm-bchjar ticlak setnuant-a homcrgen, dctlikiarl

pr-rla dcngan pcngalamatrnt'a dalal-t-i belaiar. l.'ctil<a pcmbclajar

ini

clatanq

kc

sekolah, tclltr-l l]]cr-cka lrremputllar kccakallan 1'2ng

bcrbcda-bcda

baik

icnis clan lingkatannva

(\'r-uotslir, 1 986). Pr-oses belaiar l-rurnanistik

adalah pcmbelajaran Yang dlperoleh dcngatr

rncnqalatni dan tedibat clalam aktifitas lielas. Scclangkan pembclaiaran iuga akan mudah

jilia

guru lxampu

menjadikan pembelaiar

aqar

betfokus dalam

tanggung jarvabnya

clalam proses belajar mengajar. Beril<ut inr pcrbcclaan kegiatan kelas vang belorentasi

I

Tabel 1. Perbedaan kegiatan kelas yang berorentasi pada sisrva clan kegiatan kelas vang berorentasi pada kurikulum

Berorentasi Siswa sGloreiltasi,,Ku rikultr'm

pada sisrva dan kegtatan kela's r-arlg bcLrllctt-tasi pada kurikulun-r (lil-rat tabel"l)'

Dalarn sisi

rclministt'asl pcncliclilirn.

Huo

(200(t

menel'ullal'rkatl

behs''.t

tu gas clari petnbuat kcptttusall aclelall r'ttltrtk

rrembenahi kelcmbagaall, suasall.l ()rq111l

isasi dan opetasiotr:rlnt-a, sehinqge r.r-rrsirlg

t'nasitlg orang akell tl-llttllPu lllLllc:ll1:1i rrll cang'.rlr r-ang telal, clitetapkanrlr e. I -ctl.rllrlg,r akan me-urberi kemtt d al-ratl dl n lictlt. I t t-tll tl l t.t

pada

guru

dan sisrva

untuk

nlctlllort-tlr'tla-sikan dan

menguunakan pc-rtctlsi lrcrcl<a

dengan

lcbih

bar-rr-ak mct-r-rbcil pcnilatan,

pengha...gaan, dan kepcrcat-aan. Sctrap pihak

):ang tcrlibat dalan-r Pr-oses pembclajaretl ha-.-.us berbagi rnisiatif, tanqgullg iarveb' clel-t \\,eNeltang. Oleh liarctla

ittt,

sistcn'r lic>hl'l

orasi saugat mutlali ditcraplian-

(,aith

cier-l

l)iab

(2008) mcngungkapkarr bahwa pct.r-r erolchan bahasa dapat dicapai iika tcrdapat interaksi di antara seiurrdair sisrva dall

nlr-iu-culnva faktor kontektual' Oleh scbab itu dia Icbih lan]ut tnengemukakan bahrva Pcngstr naan metode bclaiar irumanistik akan trre

ningkatkan motivasi sisrva datl ken-rampuan bersosialisasi

di

hclas. Secara srngkat dapat

dikatakan

bahwa

pcngaiaran hun-ranistik

membcrikal

pengaruh

positif

te-,-.haclap kornpcrensi belajer siss a.

Aplikasi Pengaiaran Humanistik dalam

Pengajaran Bahasa

Iicseimbangan

untuk

menr-c]aiarl<ar-r

unsur

kognitif

dan

afektif

dapat clirvuiud

kan

dalam

pengaiaran bahasa, misaltr\-a pemilihan

topik/

tema, tugas and alitifitas, pelr\rusunan materi pembelajaran, metode pengaiaran, penilaian, dan umpan balik.

1.

Materi

N{ateri belajar akan sangat mellYatu

dan

cfektrf

bagi siswa dalam proses be-la]ar. I)alam pengaiaran humanistrii, guru

Siswa sebagai Pusat Berdasa r konstru ktivisme Progresif

Model informatif

Guru sebagai pusat Berdasar standar Tradisional

Model pabrik (sama-masif)

Berdasar norma Berdasar kriteria

MencJalam Permukaan

Tematik integratrf

Orentasi pada proses Produk Sistem bloking (longitudinal)

Kolaborasi

Subjek tunggal

, Orentas! pada produk

: Jangka pendek

iP;s;i.;;

teipisah l(sendiri)

' Pengetahuan karena menghafal

Pengetahuan karena

[image:15.587.44.575.27.810.2]
(16)

IBB

tidak scharusnla hanla terpaku pacla buku

aiar

lang

telah

ditetapkan.

Guru

s-aiib mcngcrlbangl<an clan memoclifi kasi r.natcri

ajar vane disesuaikan dengan kcbutuhlr-r

srsrva (Flurtt, 2009). Sisrva cendcluns akan

t-ncnghgat hal-ha1 \-ang benar-bcnar- cla alarni, dan r-anq bcnar-benar cocok den-gan liepnbacliannr-a. Nlateri belajar bahasa ttdal< hanla bcrisi materi linguisuc (kcba-hasaan saja) mclainkan luga bensr hal-hal

lalrq

bcrhubungan dengan

kcl-riclupan

schari,hari, tclmasul< pengalanran belajar sissra. l)erubahan

dan

rnodrfikasi rnatcr.j berdasarkan pada kcbutul-ran sisla, ttnskat ker-nampr:an, dan karakteristih pcmbelajar.

Pcneajaran

hurnanistik

memungkinkan

sisu'a ncr.nilil-r materi vang mau dipelaja-rinr-a. FIal

ini

lang

teriihat sangat lrena,

kutkan bagi para guru, jika rnengaiar kelas

dcngan jurnlah murid lrang banlak.

Dalam

nrcngelrrbangkan matcri guru dapat mcmasukl<an musik, seni, dan un-juk gerak. Teknolog dan multi media juga

dianjurkan dipakai

selama

hal

tersebut membeli keuntungan dalanr proses belajar

sisura.

2.

Penugasan dan

Aktifitas

di

Kelas

lugas

dan aktrfitas harus dibuat

men-arili bagi sisu.a dan mempunr,ai hubungan

dcngan kchidupan rnereka. Pedu diingat

liembali

bahs'a sisrva

mungkin

memilih

rrratcrinla sendin. Senrentara kegratan di

kelas dapat dilakukan agar mengundang partisipasi sisrva, misainr,a bermain peran, simulasi, clcbat, dan sebagainl'a. Guru ber-tugas utrtuk lttend()tong sisura agar berbagi pengalan-ran dengan siswa

lain,

sehingga mereka dapat saling belajar. Hal

ini

akan mcndorong sisrva untuk belajar dan

prak-tik mengekpresikan bahasa.

3.

Penilaian

l)enga

jaran

hnr-nanistili

tidak

mcn

s\-zratl<2n aclan\l tcs frtrn-ral untuk mcngu,

liur

al<tifitrs clan 1-rcrf<rrma siss,a

di

l<elas.

Ilel

ini

clil<ar:cnalian harcna penilaian

tcr-hacllp siss,a munllliin al<an mcr"tgancafir at-n'rosfir bciajar sisu,a di kclas vang telah

kon-clusif

(J-ar:scn-lircclnan, 2000). Pcnilaian

chlrnr pcngaialan hun-ranistil< mcrupakan

l)r()scs bcrlicsinar.r-rlrtingan bagi pcrnbela_ jar:an sisrr-a. .\spck lain r-ang harus diingat dalarn pcnilaian hun'ranisdk adalah bahu,a

sisl'a

r-nul.rgl<in mclakukan peniiaian

ter-haclap clul scnclin (attlo-c t,tt/trttlior). Dalarrr

sctins pcndidrlian forrnal, penilaian akhir

atar.r lrjian akhir al<an dilakukan oleh guru r-nelalui ujian f<rrmal pula. Namun dalam

I<cqiatan licles schari-hari, rnurid dtdorong

unruli meialiulian pcnilaian du1

sendti

se-bauai ivujud tanggung jarvab belaiar

mer-cka.

4.

Umpan

Balik

(Tanggapan Siswa)

Sctiap aktifitas, rllgas, ataupun

pe_

nilaian harus

senandasa

diikuti

dengan urnpan balik. Unrpan balik

di

sini bukan

hanla berasal dar-i guru kepada siswa, na

mun

juga sisu'a kepada guru, dan murid

kepada sisrva.

Hal

rni akan menimbulkan kebiasaan

menilai

kritis

kepada

siswa.

Guru

clalam pcngajar-an hurnanistik selalu n-remberi ranirsapan posifit terhadap per_

forma sisrva.

(luru

akan selalu menyanjung

srsrva iika bcrbuat barli dan benar namun

juga

tidak

akan nren\-alahkan siswa ke_

tika mereka melakukan kesalahan. Dalam

pengajaran humanistik, kesalahan bukan merupakan kesalahan, namun merupakan kcluaran hesrl bclejar- sisu-a.

5.

Keleluasaan Pembelajar

Salah satu kunci dalam pengajaran hu-manistik adalah keleluasaan siswa. Mereka bebas memrlih materi belajar, jenis

(17)

fitls

clal

bahlian kelellasaan srss-a

untnk

hettla

bcrliutrl

prcla buku tcl<s saja, l.r'rakl

lnclal<ulian er,'aluasi diri. 'lugas gur-.u aclalal-i l<cgaglilrrrl llcrllllclela-t-.all

hutllnis

sallqet lter.r.rstrl.ra meniadrkan sisrva sebagai

pcn-r

clair:rt rlil-r'.tstilirrl.

belalar r''rtrg ltettatlggullg iarvab datt t.uell-clili.

6.

Relasi Guru-Siswa

(lulu

n-ictt-tpunr-ri Pcllxil \-xng

sllllqlt

r-itll

clelan-r pcrtgaiaratr httrnanistik karctla h'.u-ns tt-rct.ultaugtur hubr-rngall l-a1lg sc

hrt

clcrrgln sclt-tLltl sisrva

baik

di

clalaln

ln^Llpulr cli

lual

kclas.

Gulu

hlt-us

mtlrl'r

dan bcrsikap

kotipcratif

terhadap sisrv'.t,

lr-rcrrunjukl<art

penlaku

posrtif

terhadap

sisu'a, r'r-rcnurtiukkan

sikap

sirnpatr darl

cl-rrpati pacla sistva. FIal

ini

akan

n-ienga-jarkan rasa salinq menghormati

alltara guru-siss'a.

(luru

mempctmudah urus2n srsu':i clut.t t-rtenciptzrhan suasana belajar tanpa tchattau clan ancaman. Iicmudahan clan i'rubnngalt \ang sehat antaLa guru dan sisu'a ahan bcrpcttgaruh pada proses

bela-jar-. t-ncnuajar.

Simpulan

\1al<alal'i

inr

menjabarkan

tentang

pcngaiatan l-rut-r-ranistik,

impirkasi

penga

i';irur

hr.rnrerristik, clan

aplikashva

dalam peneaiaran bahasa. Pendekatan humanisuk mcr-uprkln luct()de pcngaiaran bahasa Vang

lllclrcmpxtkrrr hulrranismc sebagai eletlen

pokok dalarl llroses belajar mengajat. Sisrva

pcrtell,l

txlrra harus

dilihat

sebagai satu

pnbacli t'ettq tttr-th,

batu

kemudian pribadl irri bcleyar' -sc-\uatu (pcmbclaiar).

Scbagei kottsektiensinva,

guru

s'aiib men'rperhetiliart sisi afeksr dan emosi sisrva.

l)t

licias, sangat mungkin pertant'aan dan atau masaleh vans l-tluncul akan lebih

bersi-fat psikolouis darrpada linguistis. Guru

ha-rus

mctrrbcri tantangan beiaiar \-ang nvata

kcpacia sisrva. l3agi guru bahasa asing, jika

(lrrlu chplt

r-r-rcnQekspiorasi tl-rulsili.

scnr.

rllrr

Lrrtjuli

gclrli

ltt-ttltli

lllcllltllteP

lien

lnlltcri

rjrtr-. 1)ct-tggtltrrltl tl-rulti t-r-rc

c'lirr

rirn

rclittologi iuga dlanjr.rrkatl schllla

llcllqglutllllrt tcrst'lltit

lllcllglll-lttlllqkan datl

l|(

ttt(

llrllli

I't lrtttrtlt,rtt :isrrt.

Daftar

Pustaka

,\lrrnr.

N. 2(X)l

l''tlt,rrt,'itt.g ltrrttturtill''

Dor

ch-ccir t: Sirrirlucr

-\rnol11,

l.

1998.

'lirl'ards

more hutl-ratlistic I:rrslish tcachins.l'r1'1- 52 O),122-147 .

llrou'rr.

i).

2(X)1. l)r:lr-lsip pembelaiatan clat't

f ie rrga]rrrtt ltlhasa. Ialiarta: l)ers<>n

]:d-Llcllti()tl. 1 1lc.

Blr.rn'rfi t. ( .. 1 9S4. (-rtt.ttt-nunicative method

o1<rgr itr latrgr,tairc tcachitrg. 'Sfig v6/t:'r u.f

flrrttt,.l' (tit(l (tii//t"(/L). Cambridge: Cam-bridgc L-nir-crsitt' Ptess.

Chrrn-rslir',

N.

1957. .\.'1'ttltrttir -ttrttclure. 7-he i legtrc:

\loutorl'

Clah'crn,

ll

19;6. FIun-ranistic cducation: A mosaic ir-rst bcsr.ur: (-hapter 7

(pp.2t)1-.l'1) clrrlam

(i.

fan'rs ed.,

"1n iategntlit'r irftf,ttttrilt /tt futt'i.grt lau.qtu3e eduuliot: il:tc

tlt,tlltn.g,:

rtf

,rtt,ittttrtttit'aliou.

-fhe

r\Cf'FL

I;orcigrt

i-ltngrtagc

llducation

Series, vo1..S. 1.ir.1.1v1111:ood, 11,:

Natronal'Itxt-book ( -or-r-rltertr'.

Ghaith. (1.

c\

l)rab. I

l.

2t)08. Determinant

of

I -l;l - '.rchicr-eurcnt among Arab

co1-lcqc botrnd

lcltners.

Edacatiou bu-rittt-t-r

utrtl,rotie11: (.,ttlenporut1 A4iddh .E,a-rtern

l.r.rte.r, 1 ('l ), 21 8-286.

Hiiitt,

\rii 2009. l ir-rrnanism and open
(18)

tive. Valdosta, GA: Valdosta State Llm-\rersiqr. Retricr-ed

frorn

http://u,'lvv'.

edpsycilllsractivc. org/ topics /affsys

/

humed.html on

Aplil

17,2015.

Huo, C.

200(r.

Horv

to

applr. hunranistrc ps),cholog)'

to

cstablish

an

cffcctir.e emotional class clir-nate tn China.

-fz)za-{JS En(i.rh Trotltitt.g. 3 (i ), 56-58.

Johnson,

I{

&

Johnson,

H.

1998. }rncyclo-pedic dictionarv

of

apphccl linguisucs.

A

handbook.fbr /atryrtrgr ltatltinE. Oxford:

Blackwell Pubhshers.

Larseen-Freeman,

D.

2000. 'l'cthniclne.s and

pnnctpfu

in

lanpurtgc teatlin! (2"'t edition).

Oxford:

Orford

L nir-ersin' Press.

Lei, Q.

Q007).

[:I]I-

lcatltct'.r'.far/ot'.i and

-rtu-dents r/Jat/. Lt.\' (.hirta l-:duL'olion l\euew,

4(3).60-61

Maples,

M.

1979.

A

humanistic education: basic ingredients. Tlte hanuni.rlic

ecluca-tor, 17 (3), I t7-1 51 .

Nledgyes, P. 1986. Queries from a commu-nicative reacher. E,ng/ish Latgaage Teach-ing Journal, 40 (2), 107 -112.

Mishra, C. 2000. Humanistic approach to

education. .lournal ol

Nl

:L] -;1.5(2),

25-29.

Piaget, J.

&

Inhelder, B. 1969.-fhe pqtt'ha/ogy

of the child. Llnited State: Basic Book. Rivers,

\il

1983. Comrnunicatrtrg naturallv

in a second language. 'l'|trcry, and pruclice

in

language feacltin,t. (-ambridge:

Cam-bridge Unir.ersitr, Pres s.

Stevick,

E.

1990. ff umani.rru in /anpaage teach-iug.

A

mtical perryecilae. Oxford: Oxford

Universitv Press.

Sumardi,

M.

1992.Berbagai ltendekatan dalam

pengqlaran baltasa

dan

.sa-rtru.

lakata:

Sinar Harapan.

fl,gotskli

L.

1986. Thought and language, revised and expanded edition. N,Iassa chusetts: N{I'l'Press

Wang, G. 2005. Flumanistic approach and

affectir.e factors

in

foreign

language

teachirrg. .f i n o -( | S 71 nli.rh Ta a tlti ng, 2 (5 ), 1-5.

'Zhang,

L.

&

Atlun,

C.

2010.

Conceptual-izing

humanistic competence

in

the language classroom br-'ff P-A Chinese

case. I nlernationa/ []dacation S tudies, 3 (1),

121-121.

(19)

Gambar

Tabel 1. Perbedaan kegiatan kelas yang berorentasi padasisrva clan kegiatan kelas vang berorentasi pada kurikulum

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh peserta didik (Soedjadi, 2000:43). Pada pembelajaran

Database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan

Pada hakikatnya menurut Alma dalam Hurriyati (2008), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang merupakan aktivitas

aktor-faktor yang mempengaruhi p$ tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion $ (  dan ion &amp;$ - , mineral tanah, air hujan dan bahan induk,

Hal ini di dukung oleh pendapat Sutrisno Hadi yang menyatakan bahwa 61,6% berada pada kisaran 51% - 100% ini artinya menurut Sutrisno Hadi bentuk partisipasi

Pertanyaan penelitian merupakan tindakan awal yang sangat penting dalam merencanakan penelitian karena dari pertanyaan penelitian dapat disusun

Pengukuran waktu jam henti (stop watch) adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku yang pengamatannya langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu

Sistem kontrol merupakan rangkaian listrik yang berfungsi sebagai alat pengendali motor dengan sistem kerja semi otomatis, dengan artian operator hanya menekan