D. BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH
A. PENGERTIAN
1. BANGUNAN GEDUNG
Yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan. baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha ,kegiatan sosial,budaya,maupun kegiatan khusus.
2. BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik Negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBD ,dan/atau perolehan lainnya yang sah, antara lain seperti: gedung kantor,gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, rumah Negara, dan lain-lain.
B. KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG NEGARA BERDASARKAN TINGKAT KOMPLEKSITAS MELIPUTI :
1. BANGUNAN SEDERHANA
Klasifikasi bangunan sederhana adalah bangunan gedung Negara dengan karakter sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana. masa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi bangunan sederhana ,antara lain:
gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau bangunan gedung kantor dengan jumlah lantai s.d 2 lantai dengan luas sampai dengan 500 m2;
bangunan rumah dinas tipe C , D, dan E yang bertingkat; gedung pelayanan kesehatan, puskesmas;
gedung pendidikan tingkat dasar dan /atau lanjutan dengan jumlah s.d 2 lantai.
2. BANGUNAN TIDAK SEDERHANA
Klasifikasi bangunan tidak sederhana adalah bangunan gedung Negara dengan karakter tidak sederhana serta memiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak sederhana. masa penjamin kegagalan bangunannya adalah selama paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi bangunan Tidak Sederhana,antara lain:
Gedung kantor yang belum ada disain prototipenya, atau gedung kantor dengan luas di atas dari 500 m2, atau gedung kantor bertingkat lebih dari 2 lantai;
Bangunan rumah dinas tipe A dan B; atau rumah dinas C, d, dan E yang bertingkat lebih dari 2 lantai,rumah Negara yang berbentuk rumah susun;
Gedung Rumah Sakit Klas A , B , C, dan D;
Gedung pendidikan tinggi universitas/akademi; atau gedung pendidikan dasar/lanjutan bertingkat lebih dari 2 lantai.
3. BANGUNAN KHUSUS
Klasifikasi bangunan khusus adalah bangunan gedung negara yang memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan sederhana serta memiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak sederhana.
istana negara dan rumah jabatan presiden dan wakil presiden; wisma Negara;
gedung instalasi nuklir;
gedung instalasi pertahanan,bangunan POLRI dengan penggunaan persyaratan khusus;
gedung laboratorium;
gedung terminal udara/laut/darat; stasiun kereta api;
stadion olah raga; rumah tahanan;
gudang benda berbahaya;
gedung bersifat monumental;dan
gedung perwakilan negara R.I di luar negeri. 4. TIPE BANGUNAN RUMAH NEGARA
Untuk bangunan rumah Negara, disamping klasifikasinya berdasarkan klasifikasi bangunan gedung Negara tersebut diatas, juga digolongkan berdasarkan tipe yang didasarkan pada tingkat jabatan penghuninya dan golongan kepangkatannya.
No. Tipe Untuk keperluan Pejabat/Golongan
1 2 3
1. Khusus 1) Menteri,Kepala Lembaga Pemerintah non-Departemen,Kepala Lembaga Tinggi/Tertinggi Negara; 2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1). 2. A 1) Sekjen,Dirjen,Irjen,Kepala Badan,Deputi;
2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1)
3. B 1) Direktur,KepalaBiro,Inspektur,KepalaDinas,Kaknwil,Asisten Deputi;
2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1); 3) Pegawai negeri sipil yang golongannya IV/d s.d IV/e. 4. C 1) Kepala Sub Direktorat ,Kepala Bagian,Kepala Bidang; 2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1); 3) Pegawai negeri sipil yang golongannya IV/a s.d IV/c. 5. D 1) Kepala Seksi ,Kepala Sub Bagian,Kepala Sub Bidang; 2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1); 3) Pegawai negeri sipil yang golongannya III/a s.d III/d. 6. E 1) Kepala Sub Seksi;
2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1); 3) Pegawai negeri sipil yang golongannya II/d kebawah.
Untuk jabatan tertentu program ruang dan luasan rumah negara dapat disesuaikan mengacu pada pada tuntutan operasional jabatan.
TABEL -1
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA
SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS
A
3. Ketinggian langit-langit minimum 2,80 m minimum 2,80 m sesuai fungsi 4. Koefisien Dasar Bangunan
5. Koefisien Lantai Bangunan 6. Koefisien dasar Hijau 7. garis sempadan
10. Kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan
parkir aksesbilitas drainase
pembuangan sampah
pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah,khususnya untuk limbah berbahaya
Berdasarkan pertimbangan keselama tan ,kesehatan,dan kenyamanan,serta ketentuan dalam Peraturan Daerah (PERDA) setempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/Kota,atau Rencana Tata bangunan dan Lingkungsn untuk lokasi yang bersangkutan
Dihitung berdasarkan kebutuhan sesuai fungsi bangunan dan SNI/ketentuan yang berlaku
Menggunakan bahan dinding batu bata/batako (1/2 batu),besi baja,kayu dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
9. Pagar halaman
minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung tersedia sarana aksesbilitas bagi penyandang cacat
tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku tersedia tempat pembuangan sampah sementara
8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi &kaidah
arsitektur sederhana sesuai fungsi &kaidah arsitektur sederhana
sesuai fungsi &kaidah arsitektur sederhana
KETERANGAN
maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri Pekerjaan Umum
2. Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
KLASIFIKASI URAIAN
No
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
minimal 3 m,untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan,kesehatan, dan kenyamanan
SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS
B
bata,batako diplester dan dicat,kaca,partisi kayu lapis
4.Bbahan penutup plafond kayu lapis di cat gipsum,kayu lapis di cat gipsum,kayu lapis di cat
5. Bahan penutup atap genteng,asbes,seng, sirap genteng keramik,aluminium gelombang dicat genteng keramik,aluminium gelombang dicat
C
1. Pondasi
3. Balok 4. Kolom
5. Rangka Atap kayu klas kuat II, baja
bata,batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca,partisi gipsum
bata,batako diplester dicat/dilapis keramik,kaca,partisi gipsum
Khusus untuk daerah gempa,harus direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa
PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
batu belah, kayu,beton bertulang K-200 batu belah, kayu,beton bertulang K-225 atau lebih batu belah, kayu,beton bertulang K-225 atau lebih
2. Strktur lantai khusus untuk bangunan gedung bertingkat
beton bertulang K-200,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas
kuat II beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas kuat II beton bertulang K-200,baja,kayu klas
kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas kuat II
6. bahan kosen dan daun pintu kayu dicat/aluminium Kayu dipelitur,anodized aluminium Kayu dipelitur,anodized aluminium
KETERANGAN URAIAN
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
marmer lokal,keramik,vinil,kayu marmer lokal,keramik,vinil,kayu
Keramik, vinil, Tegel PC Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat /produksi dalam negeri, terma suk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrikasi komponen. Apabila bahan ter sebut sulit diperoleh atau harga nya tidak sesuai,dapat diganti dengan bahan lain yang sedera jat tanpa mengurangi persyarat an fungsi dan mutu dgn menge sahan instansi teknis setempat 1. Bahan penutup atap
2. Bahan dinding luar bata,batako dan di cat kaca, bata,batako diplester dicat/dilapis keramik,kaca,panil beton ringan bata,batako diplester dicat/dilapis keramik,kaca,panil beton ringan 3. Bahan dinding dalam
beton bertulang K-200,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas kuat II
kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat beton bertulang K-225 atau lebih, baja,kayu klas kuat II
genteng min 30 ,sirap min 22,5, seng min
15 derajat kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat
kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat 6. Kemiringan
TABEL -3
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA
No
SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS
D
1. Air bersih PAM,sumur pantek PAM,sumur pantek PAM,sumur pantek 2. Saluran air hujan talang,saluran lingkungan talang,saluran lingkungan talang,saluran lingkungan 3. Pembuangan air kotor bak penampung bak penampung bak penampung 4. Pembuangan kotoran bak penampung bak penampung bak penampung 5. Bak septictank dan resapan berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan
7, Sumberdaya listrik *)
8. Penerangan 100-215 lux/m2,dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan/fungsi ruang serta SNI penerangan alam & buatan
9. Tata udara dihitung sesuai SNI y g berlaku
10. Saran transportasi vertikal*) tidak diperlukan 11. Aksesbilitas peny andang cacat *)
12. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan 13. Penangkal petir penangkal petir lokal penangkal petir lokal penangkal petir lokal
E
2. Tanda petunjuk arah 3. Pintu
4. Koridor/selasar lebar min = 1,80 m lebar min = 1,80 m lebar min = 1,80 m
PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA-SARANA DALAM BANGUNAN
KETERANGAN
PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga penyelamatan (khusus bangunan bertingkat)
lebar minimal=1,20 m,dan bukan tangga putar
lebar minimal=1,20 m,dan bukan tangga putar
lebar minimal=1,20 m,dan bukan tangga putar
6. sarana pengamanan terhadap bahaya kebakaran *)
Mengikuti ketentuan dalam Kep.Meneg PU No 10 /KPTS//2000 dan Kep.Meneg.PU no 11/KPTS/2000 ,serta SNI yang berlaku
PLN,Generator (penggunaan daya listrik harus memperhatikan prinsip hemat energi) 6-10% bukaan atau dengan tata udara
buatan (AC)*)
6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC)*)
6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC)*)
KLASIFIKASI URAIAN
jarak antar tangga maks 45 m (bila menggunakan sprinkel jarak bisa 1,5 kali) Jelas,dasar putih huruf hijau
Lebar min = 0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar
Untuk bangunan diatas 4 lantai dapat menggunakan lift sesuai SNI sesuai ketentuan dalam Per.Men.PU No.30/KPTS/2006,minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana