• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KHUSUS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan Tema BAB III

TINJAUAN KHUSUS

III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema

Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan permasalahan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema :

- Padat

- Fisik kumuh

- Jorok Kenyaman Pencitraaan Keteraturan

- Semerawut

- Tawuran warga Pengguna Kondisi fisik

- Pengangguran - Tidak Teratur - Tidak Fungsional - Kemacetan

- Kaki Lima PERILAKU

Hasil studi di lapangan permasalahan yang akan tercipta meliputi lingkup permasalahan area tapak dari kegiatan yang terjadi dengan membatasi dalam pembahasannya. Tema dalam perancangan Pasar Rumput adalah Prilaku, agar mencegah kegagalan dalam perancangan bangunan dengan memahai prilaku yang akan diwujudkan nyata dalam sajian secara arsitektural. Sehingga secara operasional obyek perancangan dapat difungsikan secara optimal.

III.2. Pengertian Tema

Arsitektur Perilaku (Behavior Architecture) adalah arsitektur yang dalam perancangannya selalu menyertakan pertimbangan – pertimbangan perilaku dalam perancangan. Arsitektur muncul sekitar tahun 1950. Pertimbangan-pertimbangan ini pada awalnya dibutuhkan untuk perancangan obyek-obyek Arsitektur tertentu 1

1

(2)

1. Menurut Y.B.Mangun Wijaya Dalam buku (washtu citra)

Arsitektur berwawasan perilaku adalah arsitektur yang manusiawi, yang mampu memahami dan mewadahi perilaku-perilaku yang ditangkap dari berbagai macam perilaku, baik itu dari perilaku pencipta, pemakai, pengamat juga perilaku alam sekitarnya. Disebut pula arsitektur adalah penciptaan suasana, perkawinan guna dan cipta. Guna merujuk pada manfaat yang ditimbulkan dari hasil rancangan. Manfaat diperoleh dari pengaturan fisik bangunan yang sesuai dengan fungsinya. Namun begitu guna tidak hanya berarti manfaat saja, tetapi juga mengahsilkan suatu daya yang menyebabkan kualitas hidup kita semakin meningkat.

2. Menurut Garry.T.More dalam buku (Inteoduction to Architecture) Prilaku diartikan sebagai suatu fungsi tuntunan – tuntunan organisme dalam lingkungan sosio-fisik luar. Pengkajian menurut Garry.T.More dikaitkan dengan lingkungan sekitar yang lebih dikenal sebagai pengkajian lingkungan – perilaku.

III.3. Prinsip Arsitektur Perilaku III.3.1. Menurut Donna P. Duerk

dalam bukunya yang berjudul Architectural Programming dijelaskan bahwa :

“…that people and their behavior are part of a whole system that includes place and environment, sunch that behavior and environment cannot be empirically separated. That is to say, human behavior always happen in a place and they cannot be fully evaluated without considering the environmental influence.”

(…bahwa manusia dan perilakunya adalah bagian dari system yang menempati tempat dan lingkungan tidak dapat dipisahkan secara empiris. Karena itu perilaku manusia selalu terjadi pada suatu tempat dan dapat dievaluasi secara keseluruhan tanpa pertimbangan factor-faktor lingkungan)

(3)

III.3.2. Menurut Jonce Marcella Laurens

Manusia mempunyai keunikan tersendiri, keunikan yang dimiliki setiap individu akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, keunikan lingkungan juga mempengaruhi perilakunya. Karena lingkungan bukan hanya menjadi wadah bagi manusia untuk ber aktivitas, tetapi juga menjadi bagian integral dari pola perilaku manusia.

Proses dan pola perilaku manusia pada ruang publik di kelompokkan menjadi dua bagian proses individual dan proses sosial, yaitu sebagai berikut :

1. Proses Individual

Dalam hal ini proses psikologis manusia tidak terlepas dari proses individu meliputi beberapa hal :

a.Persepsi Lingkungan, yaitu proses bagaimana manusia menerima informasi mengenai lingkungan sekitarnya dan bagaimana informasi mengenai ruang fisik tersebut di organisasikan kedalam pikiran manusia.

b.Kognisi Spasial, yaitu keragaman proses berpikir selanjutnya, mengorganisasikan, menyimpan dan mengingat kembali informasi mengenai lokasi, jarak dan tatanannya.

c. Perilaku Spasial, menunjukan hasil yang termanifestasikan dalam tindakan respon seseorang, termasuk deskripsi dan preferensi personal, respon emosional, ataupun evaluasi kecenderungan perilaku yang muncul dalam interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya.

Proses Individual mengacu pada skema pendekatan perilaku yang menggambarkan hubungan antara lingkungan dan perilaku individu

1). Perilaku Manusia dan Lingkungan

Perilaku manusia akan mempengaruhi dan membentuk setting fisik lingkungannya Rapoport, A, 1986, Pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a) Environmemntal Determinism, menyatakan bahwa lingkungan menentukan tingkah laku masyarakat di tempat tersebut.

(4)

b) Enviromental Posibilism, menyatakan bahwa lingkungan fisik dapat memberikan kesempatan atau hambatan terhadap tingkah laku masyarakat. c) Enviromental probabilism, menyatakan bahwa lingkungan memberikan pilihan-pilihan yang berbeda bagi tingkah laku masyarakat.

Pendekatan Perilaku, menekankan pada keterkaitan yang ekletik antara ruang dengan manusia dan masyarakat yang memanfaatkan ruang atau menghuni ruang tersebut. Dengan kata lain pendekatan ini melihat aspek norma, kultur, masyarakat yang berbeda akan menghasilkan konsep dan wujud ruang yang berbeda (Rapoport. A, 1969 ),adanya interaksi antara manusia dan ruang, maka pendekatannya cenderung menggunakan setting dari pada ruang. Istilah seting lebih memberikan penekanan pada unsur-unsur kegiatan manusia yang mengandung empat hal yaitu : Pelaku, Macam kegiatan, tempat dan waktu berlangsungnya kegiatan. Menurut Rapoport pula, kegiatan dapat terdiri dari sub-sub kegiatan yang saling berhubungan sehingga terbentuk sistem kegiatan. 2). Setting Perilaku ( Behaviour Setting )

Behaviour setting merupakan interaksi antara suatu kegiatan dengan tempat yang lebih spesifik. Behaviour setting mengandung unsur-unsur sekelompok orang yang melakukan kegiatan, tempat dimana kegiatan tersebut dilakukan dan waktu spesifik saat kegiatan dilakukan.

Setting perilaku terdiri dari 2 macam yaitu :

a) System of setting ( sistem tempat atau ruang), sebagai rangkaian unsur-unsur fisik atau spasial yang mempunyai hubungan tertentu dan terkait hingga dapat dipakai untuk suatu kegiatan tertentu.

b) System of activity ( sistem kegiatan), sebagai suatu rangkaian perilaku yang secara sengaja dilakukan oleh satu atau beberapa orang.

Dari pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa unsur ruang atau beberapa kegiatan, terdapat suatu struktur atau rangkaian yang menjadikan suatu kegiatan dan pelakunya mempunyai makna.

2. Proses Sosial

Manusia mempunyai kepribadian individual, tetapi manusia juga merupakan makhluk sosial hidup dalam masyarakat dalam suatu kolektivitas. Dalam

(5)

memenuhi kebutuhan sosialnya manusia berperilaku sosial dalam lingkungannya dapat diamati pada , Fenomena perilaku-lingkungan, kelompok pemakai, dan tempat berlangsungnya kegiatan.

Pada proses sosial, perilaku interpersonal manusia meliputi hal-hal sebagai berikut :

a.Ruang Personal ( Personal Space ) berupa domain kecil sejauh jangkauan manusia.

b.Teritorialitas yaitu kecenderungan untuk menguasai daerah yang lebih luas bagi seseorang.

c.Kesesakan dan Kepadatan yaitu keadaan apabila ruang fisik yang tersedia terbatas.

d.Privasi sebagai usaha optimal pemenuhan kebutuhan sosial manusia.

Dalam proses sosial, perilaku interpersonal yang sangat berpengaruh pada perubahan ruang publik adalah teritorialitas.

Konsep teritori dalam studi arsitektur lingkungan dan perilaku yaitu adanya tuntutan manusia atas suatu area untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional dan kultural. Berkaitan dengan kebutuhan emosional ini maka konsep teritori berkaitan dengan ruang privat dan ruang publik. Ruang privat ( personal space) dapat menimbulkan crowding ( kesesakkan ) apabila seseorang atau kelompok sudah tidak mampu mempertahankan personal spacenya.

III.4. Kesimpulan

Dalam perancangan pasar dan pusat perbelanjaan, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :

1. Fleksibilitas

Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk

(6)

dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang c. Ketinggian ruang

d. Tata letak kios, los dan counter 2. Kenyamanan

Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran. a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal

b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan 3. Sirkulasi

Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.

III.5. Penerapan Arsitektur Perilaku

 Mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan

Bangunan mencerminkan aktivitas fungsi didalamnya sebagai pasar. pedagang kaki-5 menjadi image lingkungan sebagai daya tarik lingkungan yang mempengaruhi rancangan dengan memaksa memberikan wadah untuk dapat dipertahankan tetapi lebih tertata agar rancangan dalam operasionalnya dapat optimal.

Menyediakan wadah yang memiliki kenyaman thermal (rasa teduh) serta memenuhi tuntutan dan keinginan untuk bisa bersosialisasi dengan ruang terbuka serta terlihat dari akses yang ada di sekitar tapak. Dengan tujuan memberikan persepsi di lokasi tapak dan mengarahkan kebiasaan atau budaya prilaku yang dilakukan agar lebih baik dan disiplin tanpa

(7)

merasakan adanya pengalaman perbedaaan dalam ruang yang diciptakan secara fisiologis dan psikologis terhadap pengguna.

III.6. Kaitan Tema Arsitektur Perilaku Dengan Judul

Dari unsur, warna, ruang, bentuk, dan semua faktor pendukung bangunan akan dieratkan kaitannya dengan tema yang diambil yaitu Arsitektur Prilaku. Alasan memilih tema Arsitektur Prilaku pada pembangunan kembali Pasar Rumput adalah untuk membangun keterkaitan antara pasar dengan lingkungan sehingga di harapkan pasar yang akan di buat berfungsi secara optimal dalam operasional serta turut meningkatkan perekonomian dan berdampak positif dalam lingkungan tersebut.

Penerapan ditekankan pada beberapa aspek penggunaan yaitu peletakan hubungan ruang – ruang disesuaikan dengan perilaku kegiatan serta waktu pengguna dan sirkulasi pada tapak menjadi modal sebagai pasar yang mudah dijangkau pastinya akan meberikan rasa ketertarikan sebagai pengujung pasar. lingkungan sekitar tapak akan sangat mempengaruhi, memberikan dapak positif adanya ketertarikan dan kenyamanan dalam pasar dengan kenyamanan sirkulasi dan ruang yang menaggapi perilaku pengguna.

III.7. Studi Banding Tema GPO, Melbourne 2

Bangunan ini merupakan sebuah kantor pos tua, singkatan dari General Post Office (GPO). Bangunan ini menjadi salah satu arsitektur

2 Laylawaty.http://laylawaty.blogspot.com/2012/01 Jam Buka: Senin-Kamis,Sabtu : 10:00–18:00 Jum’at :10:00–20:00 Minggu:11:00–17:00

(8)

paling terkenal di Australia. GPO yang berdiri mulai digunakan menjadi mal pada 1907-1993. Pada 2004 diubah menjadi pusat perbelanjaan. Terdapat 50 toko dalam tiga lantai.

Bagaimana sebuah pengalaman yang dirasakan arsitek menyadari akan imaji persepsi dari bangunan yang di tangkap nantinya dapat berfungsi kembali sebuah kebutuhan masyarakat yang ada saat itu dengan merubah fungsi itu sendiri, bangunan berpotensi menjadi pusat perbelanjaan karena memiliki sirkulasi dan hubungan antar ruang mempengaruhi akan kebiasaan mall pada umumnya. Massa bangunan berbentuk persegi panjang, waktu dalam operasionalnya tidak diubah dan letak hall dikelilingi koridor dan kemudian kios-kios.

Dalam hal ini wawasan akan perilaku menanggapi bagaimana sebuah karya arsitektur dan pengguna dapat saling terkait dan saling membutuhkan. Tidak membangun baru dan meletakan diatas tapak karena petimbangan bagaiamana pengguna di dalamnya melakukan kegiatan dengan keunikan ruang-ruang yang ada. Sudah sangat menjadi daya tarik akan sebuah pusat perbelanjaan dengan menjadi mall tidak seperti biasanya massa bangunan berkonsep modern.

Gambar

Diagram  3.1.Latar Belakang Pemilihan Tema  BAB III

Referensi

Dokumen terkait

Alasan lain yang dapat diajukan adalah bahwa telah terjadi keabnormalan pada fungsi hati, akan tetapi tidak terdeteksi melalui pengukuran enzim hati (SGOT, SGPT

Menurut Hasan (2002: 66) “Yang dimaksud dengan aroma adalah bau-bau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran yang digunakan sebagai bahan pewangi makanan

Alternatif penjelasan yang kedua adalah bahwa kreditor sangat berkepentingan dengan praktik governance dari debiturnya dan memiliki kekuasaan yang lebih besar

Pada lintasan pertama, hasil data ditampilkan dalam bentuk pola pencitraan konduktivitas dalam komponen anomali medan magnetik yang ditampilkan dalam bentuk degradasi

Sehingga dari pola yang dihasilkan terdapat kesesuaian dengan proses model yang dibutuhkan karena untuk mendapatkan sebuah proses model urutan menjadi atribut itemset yang

Berdasarkan hasil yang didapat maka ditarik kesimpulan bahwa kondisi lingkungan perairan dan parameter kualitas air di Teluk Talengen berkategori sesuai untuk budi daya rumput

Pengaruh deterjen terhadap lingkungan dapat diketahui dengan menganalisis kadar surfaktan anion atau deterjen pada sampel beberapa limbah dengan metode MBAS

Berada dalam kondisi terapung di laut saat angin betiup kencang dan pada saat pasang air laut, biasanya digunakan untuk menyebut orang yang tidak berada pada