• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekayasa dan Kebidanan (Engineering and Obstetric)

Selama empat dekade terakhir, peningkatan pada perbaikan pelayanan obstetri (obstetric) dilakukan dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Berbagai bidang yang berkontribusi untuk perbaikan berasal dari multidisplin ilmu dan riset antara lain : bidang patologi, farmakologi, genetika, ahli kebidanan dan teknik biomedik. Teknik biomedik ini diartikan sebagai bidang yang dihubungkan dengan aplikasi pada bidang biologi dan medis.

Pada kebidanan, konsep mekanik merupakan bagian terpenting yang tidak dapat diabaikan. Menurut Bell, proses persalinan pada prinsipnya ditekankan pada pergerakan janin yang terjadi saat kala II. Pengetahuan tentang proses ini sangat penting untuk mengenali ketidaknormalan posisi janin dan oleh karenanya diperlukan untuk mengeluarkan janin dari jalan lahir jika dibutuhkan. Mekanika persalinan meskipun merupakan konsep yang luas, termasuk antara kala I dan II dan berfokus pada teori konsep mekanik daripada persoalan tentang praktek yang menjadi tujuan utama pada kelahiran bayi[3]. Berikut ini adalah konsep mekanik persalinan yang perlu dipikirkan, antara lain :

1. properti mekanik terdiri dari komponen – komponen tulang (kepala, panggul) 2. properti mekanik jaringan lunak seperti uterus, leher rahim (serviks), vagina, dan 3. interaksi antara kepala janin dengan jaringan lunak dan pelvis ibu[14].

2.2 Sistem, Simulasi dan Pemodelan

Teknik menggunakan komputer untuk meniru, atau simulasi, operasi berbagai fasilitas dalam dunia nyata atau prosesnya, disebut dengan sistem dan untuk mempelajari secara ilmiah kita sering membuat serangkaian asumsi tentang bagaimana cara kerjanya. Asumsi ini biasanya berasal dari matematika atau

(2)

7

hubungan logikanya, sebagai pengganti model yang digunakan untuk memperoleh pemahaman yang berhubungan dengan cara kerja sistem.

Hubungan dalam pembuatan model cukup sedehana, dimungkinkan dengan metode matematika untuk memperoleh informasi pada masalah yang akan dibahas, ini disebut dengan solusi analitik. Meskipun, sebagian besar sistem dunia nyata sangat kompleks untuk diikuti sebagai model nyata sehingga dapat dievaluasi secara analitiknya. Pada simulasi digunakan komputer untuk mengevaluasi model secara numerik dari data terakumulasi digunakan untuk memperkirakan karakteristik sesungguhnya dari model[13].

Spesifikasi sistem, secara teori dibedakan menjadi struktur sistem dan behavior. Digambarkan sebagai black box (lihat gambar 2.1) behavior eksternal dari sistem dihubungkan dengan ditentukannya antara awal waktu input dan akhir waktu output.

Behavior sistem input/output terdiri dari rekaman data (bagian waktu input

berpasangan dengan bagian waktu output) yang terakumulasi dari sistem nyata atau model. Struktur sistem internal termasuk state dan mekanisme state transisi sebaik

state output yang dipetakan. Pengetahuan struktur sistem dapat diambil kesimpulan

(analisis, simulasi) sebagai behavior. Biasanya perintah lain (mendapatkan struktur dari behavior) yang tidak menggantikan, menemukan representasi yang valid dari pengamatan behavior adalah salah satu pokok yang diperhatikan pada pembuatan model dan simulasi[13].

Gambar 2.1 Konsep dasar sistem[21]

Sistem dapat dikategorikan menjadi dua : diskrit dan kontinyu. Sistem diskrit adalah salah satu dari variabel state berubah serta merta pada waktu tertentu. Contoh : bank. Sedangkan sistem kontinyu adalah salah satu dari variabel akan berubah secara

Sistem

Input Output

(3)

8

kontinyu terhadap waktu. Contoh : kapal terbang, bergerak di udara. Sangat sedikit sistem yang merupakan diskrit atau kontinyu secara keseluruhan. Tergantung dominasi dari sistem itu, sehingga dapat dikatakan diskrit atau kontinyu[21].

Ada beberapa poin pada siklus suatu sistem, yang akan dipelajari didalamnya berkaitan dengan hubungan antara berbagai komponen, atau untuk memprediksi

performance didalam kondisi yang baru. Dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Alur mempelajari sistem[13]

Sistem

Eksperimen dengan sistem aktual

Eksperimen dengan sistem model

Model Fisik Model Matematika

(4)

9

2.3 Framework Pemodelan dan Simulasi

Gambar 2.3 Entitas dasar pemodelan dan simulasi [21]

Adapun penjelasan dari entitas dasar pemodelan dan simulasi dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Entitas dasar dari modeling dan simulasi serta level spesifikasinya[21]

Entitas Dasar Definisi Level spesifikasi

hubungan sistem

Source system Sumber data riil atau

buatan

Diketahui pada level 0

Behavior database Akumulasi kumpulan

data

Diobservasi pada level 1

Experimental frame Menentukan kondisi

dalam sistem berdasar pengamatan atau percobaan

Dibuat pada level 3 dan 4

Model Instruksi untuk

men-generate data

Dibuat pada level 3 dan 4

Simulator Alat komputasi untuk

men-generate perilaku model

Dibuat pada level 4

2.3.1 Elemen dasar game dan Skenario Adapun kunci dasar elemen game adalah[18] :

1. player : adalah seseorang yang sedang berpartisipasi dalam game,

Frame eksperimen Source system Model Simulator Behavior database Modeling Relation Simulator Relation

(5)

10 2. rules : aturan main dalam game,

3. tujuan : harapan dari player yang akan dicapai selama permainan (game), 4. lawan atau gaya yang bertentangan yang menghambat player mencapai tujuan,

dan

5. representasi game adalah dunia nyata

Rules dari pemodelan ini dibuat dalam bentuk skenario yang menggambarkan cara

kerja sistem. Dalam biomodeling ini dirancang dengan menggunakan suatu skenario yang menggambarkan suatu sistem kerja dari biomodeling proses persalinan normal dan pemantaunnya saat kala I dan II. Jadi pemodelan yang dibangun berdasarkan skenario (scenario based modeling). Skenario adalah deskripsi cerita (narasi) secara informal (Carrol, 2009)[16]. Hal ini menggambarkan tentang aktivitas manusia atau tugas dalam sebuah cerita yang dieksplorasi melalui konteks diskusi, kebutuhan, dan persyaratan.

2.3.2 Biomodeling Sistem Fisiologis

Pemodelan matematika dari sistem fisiologis dan simulasi komputer pada suatu model, seperti pemodelan yang ada pada pemodelan medis atau biomodeling. Sistem disini diartikan sebagai kumpulan elemen yang saling terhubung satu sama lain yang memiliki fungsi dan saling terkoordinasi. Pada jantung manusia, bagian otot, saraf, dan darah dapat disebut dengan bagian sistem, meskipun jantung dapat disebut dengan sub sistem yang tergolong pada sistem sirkulatori, yang bersirkulasi sebagai sub sistem pada tubuh secara keseluruhan, yang mana juga berisi sub sistem lainnya seperti sistem pernafasan (respiratory system) dan sistem perkemihan (urinary

system)[17].

Pemodelan matematika dari sistem fisiologis menghasilkan persamaan-persamaan, seperti persamaan differensial, yang digunakan untuk menggambarkan aspek dinamik sistem. Komputer dan analisis numerik perangkat lunak cocok untuk simulasi seperti sekumpulan persamaan diferensial yang esensial untuk dipelajari pada model yang paling sederhana. Meskipun pemodelan fisiologis sekarang sudah banyak dibandingkan dengan saat pertama kali komputer digunakan untuk mensimulasikan model, seperti aktivitas yang masih dianggap belum pasti karena

(6)

11

model sering memiliki beberapa keterbatasan termasuk kompleksitasnya dan biaya. Ilmu pengetahuan tentang matematika dan fisiologis diperlukan untuk memodelkan beberapa biosistem yang penting yang harus disediakan, tetapi komputer diperlukan berikutnya, yang sangat besar dan mahal serta perangkat lunak diperlukan jika secara umum belum tersedia. Sekarang komputer desktop dan workstations yang handal dengan level language tinggi dibuat relatif murah dan mudah untuk mensimulasikan sistem tanpa penyederhanaan menjadi tidak realistis[17].

2.3.3 Azas Biomodeling

Biomodeling memiliki tiga azas yang digunakan yaitu :

1. riset (research), hal ini dapat membantu dalam verifikasi hipotesis dan membantu menggambarkan pengujian-pengujian yang lebih dominan dari sistem yang sedang dipelajari,

2. pengajaran dan pelatihan (teaching and training), seperti dalam pendidikan kesehatan digunakan model Dickinson‟s, seperti MacMan, MacPuf, dan

MacPee[6][7][8],

3. aplikasi klinis, model dapat dihubungkan dengan diagnosa atau membantu penentuan aturan obat. Aplikasi klinis yang lain adalah pada desain

prosthesis/tiruan, seperti tungkai/lengan tiruan, alat bantu dengar, sistem infus

insulin otomatis[17].

Kita dapat fokus pada tiga hal diatas, dan ada kemungkinan memodelkan beberapa poin atau keseluruhan. Meskipun, tujuan utama desain model sangat penting dan dapat diusahakan untuk membuat cara mengindikasikan bagaimana model dibuat sesuai dengan keperluan studi tanpa mengabaikan bagian esensi/pokok atau menambah kompleksitas yang masih dapat ditangani.

Pemodelan sistem fisiologi fokus pada beberapa jenis transport, seperti dibawah ini[17].

1. Transport momentum, pada persamaan gelombang menggambarkan aliran darah, kita perhatikan momentum, viskositas darah, dan elastisitas dari pembuluh darah yang menentukan tekanan dan aliran dari sistem.

(7)

12

2. Transport massa, darah membawa berbagai substansi yang penting, seperti oksigen, karbon dioksida, dan substansi yang berkaitan dengan farmasi. Penyebaran substansi ini masuk atau keluar dari jaringan sangat penting untuk dimodelkan.

3. Transport energi, darah dalam pembuluh balik, seperti udara saat kita bernafas, membawa energi panas. Panas ini dapat disebarkan ke jaringan secara langsung, meskipun dengan cara yang berbeda dengan penyebaran massa yang diterima diatas. Juga, perubahan bentuk energi, seperti transport, yang terjadi pada jaringan otot.

4. Transport informasi, informasi dibawa secara langsung oleh tubuh melalui serabut saraf, sejumlah pesan yang ditransmisikan dalam sistem komunikasi. Hormon juga membawa informasi, pergerakannya kebanyakan dipengaruhi oleh aliran darah[17].

2.4 Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran fetus dan plasenta dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas miometrium ( frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah ("show") dari vagina[4][5][14][28].Lebih dari 80% proses persalinan berjalan normal, 15-20% terjadi komplikasi persalinan. UNICEF dan WHO menyatakan bahwa hanya 5% -10% saja yang membutuhkan seksio sesarea[15].

Dari data WHO 1999, terdapat 180-200 juta kehamilan setiap tahunnya dan 585 ribu kematian wanita hamil berkaitan dengan komplikasi. 24.8% terjadi perdarahan,14.9 % infeksi, 12,9 % eklampsia, 6,9 % distosia saat persalinan, 112,9 % aborsi yang tidak aman, 27 % berkaitan dengan sebab lain. Sedangkan sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsia, partus lama dan komplikasi

abortus. Perdarahan adalah sebab utama yang sebagian besar disebabkan perdarahan

pasca persalinan. Hal ini menunjukan adanya manajemen persalinan kala III yang kurang adekuat[23].

(8)

13

Pada konferensi internasional tahun 1999 di Kairo disepakati 80 % dari persalianan akan ditangani oleh tenaga terlatih pada tahun 2005. Hal ini pada negara-negara Asia akan dicapai pada tahun 2015. Di Indonesia pada tahun 1997 hanya 36% saja yang persalinan ditangani oleh tenaga terlatih, didapat peningkatan yaitu pada tahun 1999 menjadi 56 %[10].

2.4.1 Anatomi dan Fisiologi persalinan

Dalam proses persalinan kita perlu mengetahui bagian organ-organ (anatomi) serta fungsi kerja dari organ (fisiologi) dari proses persalinan. Sehingga, berdasarkan

anatomi dan fisiologi itu dapat digambarkan ke dalam sistem persalinan itu sendiri.

Selain itu proses yang terjadi dan istilah-istilahnya juga perlu kita ketahui untuk menerjemahkan ke dalam sistem persalinan normal yang akan dimodelkan. Uterus, adalah suatu tempat dimana janin berkembang biak dari saat awal pembuahan sampai terjadi janin yang matang (at term) selanjutnya janin siap dikeluarkan melalui suatu proses persalinan.

Gambar 2.4 Janin dan bagian–bagian lingkungan hidupnya[20]

Fetus, adalah janin itu sendiri yang berkembang dari embrio hasil pembuahan

(fertilisasi) yang hidup didalam rahim ibu. Plasenta, adalah tempat/gudang makanan dan udara yang dibutuhkan janin unt uk terus berkembang. Chorion, adalah lapisan

(9)

14

luar dari selaput ketuban. Maternal Sirculation blood, adalah sirkulasi pembuluh darah ibu. Umbilical cord, adalah tali pusar yang menghubungkan ibu dan janin.

Amnion, adalah lapisan bagian dalam dari selaput ketuban. Amniotic fluid, adalah

cairan ketuban yang merupakan tempat hidup janin.

2.4.2 Tahapan dalam Persalinan

Proses persalinan dibagi dalam tiga tahap berdasarkan pertimbangan klinis[14] : 1. kala I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi

yang cukup sehingga menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks, 2. kala II : kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi,

3. kala III : segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan selaput ketuban, dan

4. kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum

2.4.3 Proses Persalinan

Persalinan dimulai dengan kala I sejak onset persalinan sampai serviks mencapai pembukaaan lengkap, Friedman (1978) dalam teorinya tentang persalinan, menyatakan :

" Gambaran klinis kontraksi uterus, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya tidak dapat diandalkan sebagai ukuran untuk menilai kemajuan persalinan dan bukan petunjuk kenormalannya, kecuali dilatasi serviks dan penurunan janin yang dapat menjadi ukuran kemajuan persalinan"[9][23][14].

(10)

15

Kala pertama persalinan dapat dibedakan berdasarkan dua fase dilatasi serviks; fase laten dan fase aktif. Fase laten sejak awal persalinan dengan kontraksi uterus teratur hingga mencapai pembukaan serviks 4 cm. [9][3]. Fase aktif dibagi lebih lanjut sebagai fase akselerasi, fase kelandaian maksimum (steady), dan fase deselerasi. Lamanya fase laten lebih variabel dan mudah mengalami perubahan-perubahan yang sensitif akibat faktor-faktor luar dan sedasi (pemanjangan fase laten ) dan perangsangan miometrium (pemendekan masa laten) lamanya fase laten hanya mempunyai hubungan yang sedikit dengan perjalanan persalinan berikutnya. Sedangkan karakteristik fase akselerasi biasanya dapat meramalkan hasil akhir suatu persalinan tertentu. Friedman (1978) menganggap kelandaian maksimum sebagai " ukuran yang baik untuk keseluruhan efisiensi mesin". Sedangkan sifat fase deselerasi lebih mencerminkan hubungan feto-pelvik. Lengkapnya dilatasi serviks pada fase aktif persalinan diakhiri dengan retraksi serviks disekeliling presentasi janin. Setelah dilatasi serviks lengkap, stadium kedua persalianan dimulai: Hanya penurunan presentasi janin yang tinggal untuk menilai kemajuan persalinan[9][14][23].

Gambar 2.6 Kala II ekspulsi janin[28]

Janin dengan presentasi oksiput, ditemukan hampir sekitar 95% dari seluruh kehamilan. Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadang kala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina. Pada banyak kasus vertex memasuki pelvis dengan sutura sagitalis pada diameter transversal pelvis. 40% persalinan left occiput transverse (LOT) dan 20% posisi right occiput transverse (ROT). Posisi occiput anterior (LOA dan ROA) kepala dapat memasuki pelvis dengan berputar 45 derajat ke anterior dari posisi melintang. Pada 20% persalinan janin memasuki pelvis dengan posisi occiput

posterior. Dari bukti penelitian radiologik hal ini dikaitkan dengan panggul depan

(11)

16

Karena bentuk dinding panggul yang tidak teratur dan dimensi kepala janin matur yang relatif besar, jelas bahwa tidak semua diameter kepala janin dapat memasuki dasar panggul. Penyusupan (moulase) adalah suatu proses adaptasi atau akomodasi bagian-bagian kepala yang bersangkutan terhadap segmen panggul untuk menyelesaikan persalinan. Perubahan posisi pada presentasi ini merupakan proses persalinan. Gerakan pada persalinan adalah engagement, penurunan, fleksi, rotasi internal, ekstensi, rotasi eksternal, dan ekspulsi[6][9][23]. Proses persalinan normal

dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Gerakan-gerakan utama dalam persalinan[15]

(1) Engagement, mekanisme yang dipakai diameter biparietal, diameter melintang terbesar kepala janin dalam presentasi oksiput melewati pintu atas panggul disebut sebagai engagement. Kepala janin biasanya memasuki pintu atas panggul dalam posisi diameter lintang atau salah satu dari diameter oblik Pada multipara atau beberapa nullipara fenomena ini dapat terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

(2) Penurunan, pada nullipara hal ini dapat terjadi sebelum onset persalinan dan penurunan selanjutnya tidak terjadi sampai mulanya kala II persalinan. Penurunan terjadi disebabkan satu atau lebih dari empat kekuatan, yaitu : tekanan cairan

(12)

17

otot-otot abdomen, dan ekstensi badan janin[14]. Feinstein dkk,2001 menyatakan dalam hasil penelitiannya berdasarkan univariat analisis, faktor yang menghambat penurunan kepala yaitu nuliparitas, epidural analgesia, hidramnion, hipertensi, bayi lebih dari 4 kg, ketuban pecah dini, persalinan yang di induksi. Didapat cara persalinan pada distosia kala II ini dengan sesarea 20,6 %, ekstraksi vakum 74 % dan

forcep 5,4 %[14].

(3) Fleksi, segera setelah penurunan kepala menemukan tahanan pada dasar panggul, dinding panggul dan serviks, fleksi kepala terjadi. Dimana diameter

subocciput bregmatika menggantikan diameter occipitofrontalis yang lebih besar.

(4) Rotasi internal, pemutaran kepala yang menggerakan oksiput dari posisi asalnya ke anterior menuju simpisis pubis, atau kurang sering ke posterior menuju sacrum, selalu dihubungkan dengan turunnya bagian presentasi dan biasanya tidak terjadi sampai kepala mencapai spina (engaged). Calkin (1979) penelitian pada 5000 persalinan menentukan kapan terjadi rotasi internal. Disimpulkan bahwa 2/3 rotasi internal lengkap pada saat kepala mencapai dasar panggul. Seperempatnya terjadi segera setelah kepala mencapai dasar panggul. Sejumlah 5% tidak terjadi rotasi ke

anterior. Rotasi sebelum mencapai dasar panggul lebih sering terjadi pada multipara

dari pada nullipara.

(5) Ekstensi, setelah rotasi internall, kepala yang fleksi penuh mencapai vulva, kepala menekan lorong panggul, ada dua kekuatan yang bekerja, berasal dari uterus bekerja lebih posterior dan tahanan lantai panggul yang bekerja anterior. Gaya resultannya mengarah ke muara vulva. Terjadi ekstensi, yang membawa dasar

oksiput menempel pada margo inferior simpisis. Karena pintu keluar vulva mengarah

keatas dan kedepan, ekstensi harus terjadi sebelum kepala dapat melewatinya. (6) Rotasi Eksternal, kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi, bila

oksiput awalnya mengarah ke kiri maka berotasi kearah tuberusitas ischium kiri.

Begitu pula sebaliknya. Diikuti dengan lengkapnya rotasi luar keposisi lintang. Suatu gerakan yang sesuai dengan rotasi badan janin, yang bekerja membawa diameter

biakromial berhimpit dengan antero posterior pintu bawah panggul.

(7) Ekspulsi, segera setelah rotasi eksternal bahu depan terlihat di bawah simpisis dan perineum menjadi teregang olah bahu belakang, setelah lahirnya kedua bahu tersebut sisa badan lainya didorong keluar.

(13)

18

2.4.4 Biomodeling Proses Persalinan Normal

Persalinan normal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu[27]. Proses persalinan normal dapat dilihat pada Gambar 2.7. Persalinan normal belakang kepala meliputi 97% dari semua persalinan dan mempunyai tingkat resiko rendah. Proses kelahiran kepala dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Proses kelahiran kepala[15]

Setelah kepala lahir, proses berikutnya adalah kelahiran bahu depan dan belakang, badan, dan diikuti anggota badan secara keseluruhan. Mekanisme pada saat kontraksi, kontraksi otot-otot miometrium menyebabkan segmen atas rahim menarik bagian segmen bawah rahim sehingga terjadi dilatasi dan penipisan serviks. Seperti terlihat dalam Gambar 2.9.

(A) (B)

(C)

Gambar 2.9 Segmen bawah rahim pada saat (A) permulaan persalinan (B) pembukaan lengkap, (C) distosia[15]

(14)

19

Pada saat akan dimulai fase pengeluaran bayi dan selama pengeluaran dengan penurunan (descent), gaya dorong berasal dari kontraksi uterus yang memiliki transmisi sangat kuat sehingga mengenai cairan amnion yang mengelilingi fetus. Proses ini dianggap sebagai pergerakan hidrolik (hydraulic actuator) [1] (lihat gaya F1 dari gambar 2.10). Adanya tekanan pada sebagian besar fetus tegak lurus dengan sumbu dari uterus (rahim). Selanjutnya, proses ini terjadi pada abdomen dengan luas area ~85cm2. Berarti, kontraksi memberikan kontribusi tekanan sebesar 5 cmHg tiap periode [19]

Gambar 2.10 Aplikasi gaya (kiri) dan kemajuan persalinan (kanan)[1]

Konsep sudut putaran menjadi hal yang sangat penting dalam pergerakan dan perubahan posisi bayi. Dalam mekanisme kelahiran kepala terjadi rotasi. Dalam implementasi pemrograman, satuan sudut diubah menjadi satuan sudut radian. Besar sudut berada dalam rentang –pi radian sampai dengan pi radian.

0

Pi/2

Pi

-Pi/2

Gambar 2.11 Konsep dasar sudut dalam satuan radian

( ) - … (2.1)

(15)

20

Sudut ini penting untuk mengetahui besarnya sudut rotasi saat kelahiran kepala. Hal ini dipengaruhi oleh gaya dan energi waktu mengejan. Ketika kepala sudah terjadi

crowning didaerah vulva, yang pada awalnya posisi bayi tengkurap ada kemungkinan

terjadi rotasi dengan sudut bervariasi (lihat Gambar 2.12)

Gambar 2.12 Berbagai kemungkinan rotasi kepala[15]

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan normal dikenal dengan 3P, antara lain.

1. Power, kekuatan his/kontraksi, kekuatan mengejan. 2. Passage, jalan lahir tulang, jalan lahir jaringan lunak. 3. Passenger, janin, plasenta, dan selaput ketuban.

terdapat faktor lain yang ikut menentukan kelangsungan persalinan yaitu : 4. Faktor psikologis parturien :

Penerimaan parturien atas kehamilannya, penerimaan parturien terhadap jalannya perawatan antenatal, petunjuk dan persiapannya untuk menghadapi persalinan, kemampuannya untuk bekerjasama dengan pemimpin/penolong persalinannya, adaptasi parturien terhadap rasa nyeri persalinan,

5. Penolong persalinan : Pengalamannya dalam memimpin persalinan, kesabaran dan pengertiannya dalam menghadapi parturien, terutama terhadap primipara (baru pertama kali menghadapi persalinan).

(16)

21

Tabel 2.2 Diagnosis kala dan fase persalinan[9]

Gejala dan Tanda Kala Fase

 Serviks belum dilatasi Persalinan palsu/tidak

dalam persalinan

 Serviks dilatasi < 4 cm Satu Laten

 Serviks dilatasi 4-9 cm

 Rata-rata dilatasi 1 cm/jam atau lebih

 Janin mulai menuruni jalan lahir Satu Aktif

 Serviks dilatasi penuh (10 cm)  Penurunan janin berlanjut

 Belum ada keinginan mengejan Dua Awal (non ekspulsif)

 Serviks dilatasi penuh(10 cm)  Bagian janin menuruni dasar panggul

 Ibu ada dorongan kuat untuk mengejan Dua Akhir (Ekspulsif)

2.5 Pemantauan Partograf

Pada tabel dibawah ini menguraikan frekuensi minimal penilaian dan intervensi. Jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau gejala komplikasi atau perubahan kondisi, penilaian harus dilakukan lebih sering[9].

Tabel 2.3 Frekuensi minimal penilaian dan intervensi persalinan normal[9]

Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Dilatasi serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

Penurunan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

*Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan suatu persalinan[9]. Partograf WHO dibuat untuk menyederhanakan dan mempermudah penggunaanya. Adapun dalam partograf WHO berisi tentang hal-hal sebagai berikut, informasi pasien, denyut jantung janin, keadaan selaput ketuban, dan lain-lain. Adapun pemeriksaan yang dilakukan dengan pemantauan partograf antara lain.

(17)

22

1. Palpasi abdomen, dengan palpasi abdomen, dapat dinilai penurunan kepala dari palpasi kepala janin diatas simpisis pubis, kepala diatas simpisis pubis teraba adalah 5/5, kepala masuk dibawah simpisis pubis adalah teraba 0/5.

2. Pemeriksaan dalam (vaginal examination), pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali selama kala I persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Dan berikan tanda yang sesuai pada partograf. Dalam setiap pemeriksaan dalam, yang dapat dinilai adalah : warna cairan ketuban, dilatasi serviks, dan penurunan kepala (dapat juga dinilai dari palpasi abdomen).

3. Penyusupan (moulase) adalah perubahan bentuk kepala dalam usaha menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yaitu dengan bergesernya tulang tengkorak. Hal ini disebabkan pada tulang tengkorak terdapat sutura[28].

4. Presentasi dan posisi, penggambaran presentasi bagian, secara umum adalah presentasi vertex dari kepala janin. Jika vertex tidak teraba, lakukan manajemen

malpresentasi, jika vertex teraba, gunakan landmarks tulang kepala janin untuk

menilai posisi kepala janin yang berhubungan dengan pelvis ibu.

Gambar 2.12 landmarks dari tulang kepala janin[25]

5. Dukungan (support) dalam persalinan, dukungan dapat membantu dalam kelancaran suatu proses persalinan. Dukungan dapat berasal dari keluarga (suami, orang tua, saudara) dan penolong persalinan (bidan, dokter). Dukungan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam menghadapi persalinan[28].

2.6 Desain Interaksi

Sedangkan pengujian model yang dilakukan berdasarkan pengujian fungsional berdasar skenario oleh peneliti dan pengujian prototype untuk mendapatkan feedback yang cepat berdasarkan paradigm pengujian “Quick and Dirty” melaui penilaian

(18)

23

kuesioner oleh user setelah memainkan simulasi model persalinan. Tujuan interaksi desain adalah bagian dari proses memahami kebutuhan user. Hal ini terbagi menjadi dua, yaitu : usability dan user experience. Usability lebih menitikberatkan pada kriteria penggunaannya (contoh : efisiensi). Secara umum usability bertujuan memastikan interaksi produk mudah dipelajari, efektif digunakan, dan menyenangkan dari berbagai perspektif user. Termasuk pula mengoptimalkan interaksi manusia dengan interaksi produk yang dapat membantu mereka dalam aktivitas kerja, sekolah, dan kehidupan sehari-hari. Secara spesifik terbagi menjadi : efektif digunakan (effectiveness), efisien digunakan (efficiency), aman digunakan (safe to use), memiliki utilitas yang baik (have good utility), mudah dipelajari (easy

to learn), mudah diingat penggunaannya (memorability). Adapun desain interaksi

dalam mencapai tujuan untuk user experience, meliputi : kepuasan (satisfying), menyenangkan (enjoyable), menggembirakan fun), menghibur (entertaining), dapat membantu (helpful), memotivasi (motivating), kesenangan estetik (aesthetically

pleasing), mendukung dan merangsang kreatifitas (supportive and creativity),

Gambar

Gambar 2.1 Konsep dasar sistem [21]
Gambar 2.2 Alur mempelajari sistem [13]
Gambar 2.3 Entitas dasar pemodelan dan simulasi  [21]
Gambar 2.4 Janin dan bagian–bagian lingkungan hidupnya [20]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, peneliti membuat judul “ Pembangunan Aplikasi Penjualan Online pada Toko Jam Tangan AMPM Watch” penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan website yang

5.2.3.20.03 Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Laboratorium Kimia 5.2.3.20.04 Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Laboratorium Pertanian 5.2.3.20.05 Belanja Modal Pengadaan

penelitian pada 228 anak pasien asma menggunakan internet multimedia interaktif dalam program KIE meningkatkan pengetahuan tentang asma dan men- gurangi gejala asma..

Kakiay (2003, p1) mengemukakan definisi simulasi sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh

Ketika seorang anak sekolah berada pada suatu keadaan lingkungan yang tidak mendukung dan atau menyenangkan dan memiliki konsep diri rendah maka sangat rentan

Penambahan ekstrak tauge dalam media eksplan manggis hanya dapat menginduksi kalus, karena jumlah auksin yang rendah untuk menginduksi kalus pada tumbuhan tingkat tinggi

Berdasarkan hasil uji lanjutan dengan uji rentang Newman-Keuls, pada pengamatan jumlah geliat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek yang signifikan atau ada

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2014 melalui 5 sub kegiatan yaitu sub Kegiatan: (1) Perakitan varietas, (2) Perakitan Teknologi peningkatan