i
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT DENGAN
CASTELLATED BEAM
(Studi Perencanaann)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik
Disusun Oleh :
IRVAN ANDRIANNUR
201510340311136
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi Yang Berjudul “Perencanaan Ulang Struktur Atas
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan Menggunakan Struktur Komposit Dengan Castellated Beam” karena dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik strata satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang.
Laporan ini berisi mengenai perencanaan yang membahas struktur atas dengan menggunakan sistem struktur komposit yang dirancang di gedung rumah sakit Muhammadiyah Lamongan. Perencanaan ini menggunakan
Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. Rofikatul Karimah, MT. sebagai pembimbing utama dan Ir. Yunan Rusdianto, MT. sebagai pembimbing kedua atas segala kesabaran, nasihat, arahan, dan bimbingannya kepada penulis. Penulisan laporan ini dapat dikatakan jauh dari kesempurnaan, sehingga segala kritik dan saran yang akan disampaikan sangat berguna bagi penulis untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Malang,…….Juli 2020
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah member ikan nikmat serta hidayahnya, tak lupa shalawat serta salam padajunjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga skripsi dengan judul “Perencanaan Ulang Struktur Atas Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
Menggunakan Struktur Komposit Dengan Castellated Beam” dapat
diselesaikan. Dan sebaik baiknya skripsi adalah yang selesai. Dengan ini penulis persembahkan skripsi kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya yaitu bapak Mohammad Herli dan ibu Isromiyah, kepada saudara yaitu paman, tante, dan para sepupu yang selalu peduli dan membantu saya ketika kesulitan, serta terimakasih dukungan dan doanya selama ini.
2. Terima kasih buat teman-teman dekat saya yaitu saudara Ovan, Khaidir, Wahyu, Ikhsan, Gugum, Yudi, Irwansyah, Ikbal, Ulum, Husein, Ragil, Fajar, Kiki Fathur, Imam, Mahendra, Anota, Ginanjar, Eri, Arfian, Ansar, Akhlis, Khalis, Ego Serta teman-teman di grup line “Sahabat Kampret” dan teman teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas kebaikannya selama ini baik di perkuliahan atau diluar perkuliahan.
3. Kepada teman-teman komunitas Tapai Ubi, Bubuhan Kece, Sahabat Kin, Jamaah Futsal yang selalu menjadi tempat buat bercerita dan bermain selama ini, serta menjadi tempat berbagi tawa, lucu dan hiburan.
4. Kepada teman teman majelis yaitu Pejuang Al-Ghazali, Majelis Tasbih Nusantara, dan Majelis Rsulullah Malang, yang telah memberikan kebaikan -kebaikan spiritualitas, serta berproses menjadi pribadi yang lebih baik dihadapan tuhan.
5. Kepada teman – teman Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Bulungan (IPMKB), dan Ikatan Pelajar Mahasiswa provinsi Kalimantan Utara (IPMKU), yang telah membantu saya selama di malang sebagai pengganti keluarga di tempat perantauan.
vi
6. Terima kasih teman – teman kost Dinasti Kalimaya yang selalu menjadi teman kumpul di kost ketika gabut, teman teman bermain game online serta hal lainnya.
7. Kepada teman -teman Sipil C 2015 dan Sipil UMM 2015, dan para kaka tingkat dan adik tingkat yang selalu membimbing baik dalam kuliah maupun diluar kuliah terimakasih atas bantuan perjuangannya selama perkuliahan baik berupa praktikum, tugas besar, maupun tugas kuliah, maupun perlombaan selama di kuliah di Kampus Putih.
8. Kepada senior dan teman-teman LSO Surya Team dan UKM Forum Diskusi Ilmiah yang telah memberikan pengalaman diluar dunia akademis diluar perkuliahan baik dalam bentuk perlombaan, organisasi dan segala hal perjuangan yang sangat bermanfaat bagi saya kedepannya.
Mungkin masih banyak elemen-elemen yang belum saya sebutkan selama berkuliah di Kota Malang, maupun teman-teman sekolah dan bermain saya dari TK hingga SMA yang membentuk sebagian kepribadian saya hingga saat ini. semua jasa dan kebaikan kalian selalu saya ingat dan semoga kebaikan kalian dibalas berlipat ganda oleh ALLAH SWT.
Malang,…….Juli 2020
vii
RE-DESIGN UPPER STRUCTURE HOSPITAL OF MUHAMMADIYAH LAMONGAN USING COMPOSITE STRUCTURE WITH CASTELLATED BEAM
Irvan Andriannur1, Rofikatul Karimah2, Yunan Rusdianto3
1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakuiltas teknik, Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat korespondensi: Jalan Raya Tlogomas No. 246, Malang Email: [email protected]
ABSTRACT
Composite Structure being alternative for Upper Structure planing Hospital of Muhammadiyah Lamongan Building, where the combinations of both materials both steel and concrete will complement each other, specifically steel able retaining tensile strength and concrete able retaining force of press. Which turn up because forces by dead load, live load, and earthquake load on building structure, whereas castellated beam be used because had supremacy that is weight more low, and the power inertia moment more high. On the planning of this structure used steel planning structure guidelines that are sourced from SNI-1729-2015, building weight sourced from 1727-2013, then concrete planning sourced from SNI-2847-2013. This structure planning be used the LRFD method is a method used for structural design based on the durability of the plastic strength method (Ultimate). The analysis software used STAAD Pro v8i. as for the dimensions which the sub beams use a profile of CB 375 x 250 x 9 x 14, main beam use profiles are of CB 300 x 200 x 8 x 12, CB 375 x 250 x 9 x 14, and CB 450 x 300 x 10 x 15, and column use profiles are of WF WF 350 x 350 x 12 x 19 lined with concrete 500 x 500 mm and WF 400 x 400 x 13 x 21 lined with concrete 550 x 550 mm. for value of displacement which happened on building cause earthquake load that is 124,398 mm for main direction or weak axis of building, dan 21,282 mm for non-main direction or strong axis of building.
viii
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR
KOMPOSIT DENGAN CASTELLATED BEAM Irvan Andriannur1, Rofikatul Karimah2, Yunan Rusdianto3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakuiltas teknik, Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat korespondensi: Jalan Raya Tlogomas No. 246, Malang Email: [email protected]
ABSTRAK
Struktur Komposit merupakan alternatif bagi perencanaan struktur atas pada bangunan Gedung Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, dimana kombinasi antara kedua material baik berupa baja dan beton akan saling melengkapi, yaitu baja mampu menahan gaya tarik dan beton mampu menahan gaya tekan yang ditimbulkan akibat gaya-gaya yang diakibatkan oleh beban mati, berat hidup, beban gempa pada struktur bangunan, sedangkan balok kastela digunakan karena memiliki keunggulan karena beban lebih ringan, dan kekuatan inersia yang lebih tinggi. Pada perencanaan struktur ini digunakan pedoman perencanaan Struktur baja yang bersumber dari SNI-1729-2015, pembebanan bangunan berdasarkan SNI-1727-2013, kemudian perencanaan beton didasarkan pada SNI-2847-2013. Perencanaan struktur ini digunakan Metode LRFD digunakan untuk desain struktural berdasarkan kekuatan metode plastis (Ultimate). Analisa software digunakan STAAD Pro v8i. adapun dimensi yang didapatkan, yaitu balok anak menggunakan Profil CB 375 x 250 x 9 x 14, balok induk menggunakan Profil CB 300 x 200 x 8 x 12, CB 375 x 250 x 9 x 14, dan CB 450 x 300 x 10 x 15, dan Kolom menggunakan Profil WF 350 x 350 x 12 x 19 dilapisi beton 500 x 500 mm dan WF 400 x 400 x 13 x 21 dilapisi beton 550 x 550 mm. Untuk Nilai lendutan yang terjadi pada Gedung akibat beban gempa yaitu 101,104 mm pada arah utama atau sumbu lemah bangunan, dan 30,133 mm pada arah non-utama atau sumbu kuat bangunan gedung.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xxv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxxiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Batasan Masalah... 3 1.4. Tujuan Studi ... 4 1.5. Manfaat Studi ... 4
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Pembebanan Struktur ... 5
2.1.1. LRFD (Load and Resistance Factor Design) ... 6
2.1.2. Beban Mati (D) ... 7
2.1.3. Beban Hidup (L) ... 8
2.1.4. Beban Angin (W) ... 9
2.1.5. Beban Gempa (E) ... 11
2.1.5.1 Menentukan Percepatan Respons Spektral MCE dari Peta Gempa ... 13
x
2.1.5.3 Koefisien-Koefisien Situs dan Parameter-Parameter Respons Spektra Percepatan Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan
Risiko Tertarget (MCER) ... 14
2.1.5.4 Parameter Percepatan Spektral Desain ... 15
2.1.5.5 Spektrum Respons Desain ... 16
2.1.5.6 Kategori Desain Seismik ... 17
2.1.5.7 Kombinasi Sistem Perangkai dalam Arah yang Berbeda ... 17
2.1.5.8 Perioda Fundamental Pendekatan ... 18
2.1.5.9 Geser Dasar Seismik ... 19
2.1.5.10 Perhitungan Koefisien Respons Seismik. ... 19
2.1.5.11 Distribusi Vertikal Gaya Gempa ... 20
2.1.5.12 Beban Kombinasi Terfaktor ... 21
2.2 Struktur Komposit ... 21
2.3 Dek Baja Gelombang ... 23
2.4 Sistem Struktur Komposit Balok dan Pelat lantai ... 26
2.4.1 Perencanaan Lentur Balok Komposit ... 30
2.4.2 Lebar Efektif Balok Komposit ... 31
2.4.3 Gaya Geser Balok Komposit ... 32
2.4.4 Penampang Plastis Balok Komposit ... 32
2.4.5 Penampang Elastis Balok Komposit ... 37
2.5 Castellated Beam ... 40
2.6 Kolom ... 44
2.6.1 Kolom Komposit ... 45
2.6.2 Rangka Tidak Bergoyang dan Bergoyang ... 46
2.6.3 Bentuk Penampang Terhadap Tekuk ... 47
2.6.4 Kekuatan Tekan Nominal Pada Kolom... 50
2.6.5 Kekuatan Lentur Nominal ... 51
2.6.6 Kekuatan Tekan ... 52
2.6.7 Kekuatan Lentur ... 53
2.6.8 Dasar Perencanaan Batang Portal (Balok-Kolom) ... 54
xi
2.7.1 Kuat minimum sambungan ... 55
2.7.2 Las ... 55
2.7.3 Baut Mutu Tinggi ... 56
2.7.3.1 Persyaratan Spasi Baut ... 57
2.7.3.2 Tipe sambungan dan kekuatan baut... 58
2.7.3.3 Sambungan Baut Tipe Geser ... 60
2.7.3.4 Sambungan Baut Tipe Tarik ... 62
BAB III METODE PERENCANAAN ... 65
3.1 Lokasi Perencanaan ... 65 3.2 Data Perencanaan ... 65 3.3 Data Bahan ... 66 3.4 Data Pembebanan ... 66 3.4.1 Beban Mati ... 66 3.4.2 Beban Hidup ... 67 3.5 Gambar Rencana ... 68 3.6 Metodologi Perencanaan ... 71 3.6.1 Kerangka Perencanaan ... 71 3.6.2 Diagram Alir ... 72
BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR ... 73
4.1 Perencanaan Pelat... 73
4.1.1 Pelat Atap ... 74
4.1.1.1 Pendimensian Pelat Lantai ... 74
4.1.1.2 Pembebanan Pelat Atap ... 74
4.1.1.3 Perhitungan Pelat Atap Area 1 ... 75
4.1.1.4 Perhitungan Pelat Atap Area 2 ... 79
4.1.2 Pelat Lantai... 85
4.1.2.1 Pendimensian Pelat Lantai ... 85
4.1.2.2 Pembebanan Pelat Lantai ... 85
4.1.2.3 Perhitungan Pelat Lantai Area 1 ... 86
4.1.2.4 Perhitungan Pelat Lantai Area 2 ... 90
xii
4.2.1 Perencanaan Balok Anak Atap... 96
4.2.1.1 Perhitungan Balok Anak Atap Pra-Komposit ... 97
4.2.1.2 Perhitungan Balok Anak Atap Post-Komposit ... 102
4.2.2 Perencanaan Balok Anak Lantai ... 108
4.2.2.1 Perhitungan Balok Anak Lantai Pra-Komposit ... 109
4.2.2.2 Perhitungan Balok Anak Lantai Post-Komposit ... 114
4.2.3 Perencanaan Sambungan Balok Anak Atap dan Balok Induk Melintang ... 122
4.2.3.1 Perhitungan Pelat Penyambung Atas (Flens Tarik) ... 122
4.2.3.2 Perhitungan Pelat Penyambung Bawah (Flens Tekan)... 124
4.2.3.3 Sambungan Geser Antara Web Balok Anak dan Web Balok Induk ... 124
4.2.4 Perencanaan Sambungan Balok Anak Lantai dan Balok Induk Melintang ... 126
4.2.4.1 Perhitungan Pelat Penyambung Atas (Flens Tarik) ... 127
4.2.4.2 Perhitungan Pelat Penyambung Bawah (Flens Tekan)... 128
4.2.4.3 Sambungan Geser Antara Web Balok Anak dan Web Balok Induk ... 128
4.3 Perencanaan Pembebanan ... 131
4.3.1 Pembebanan Merata Ekuivalen Pada Balok Induk ... 131
4.3.1.1 Perhitungan Perataan Beban Ekuivalen ... 131
4.3.1.2 Perhitungan Beban Yang Bekerja Pada Balok ... 133
4.3.2 Beban Bekerja Pada Balok ... 133
4.3.2.1 Beban Merata ... 134
4.3.2.2 Beban Terpusat ... 134
4.4 Analisa Gaya Gempa (Berdasarkan SNI 1726:2012) ... 135
4.4.1 Menentukan Data Desain Beban Gempa ... 135
4.4.1.1 Kategori Resiko Bangunan ... 135
4.4.1.2 Menentukan Faktor Keutamaan Gempa (Ie) ... 136
4.4.1.3 Menentukan Klasifikasi Situs ... 137
xiii
4.4.1.5 Menentukan Koefisien Situs (Fa, Fv) ... 138
4.4.1.6 Menentukan Parameter Percepatan Spektral Desain (SDS, SD1) ... 139
4.4.1.7 Menentukan Kategori Desain Seismik ... 139
4.4.1.8 Menentukan Periode Fundamental (Ta) ... 140
4.4.1.9 Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem (R, Cd, 0) ... 142
4.4.2 Perhitungan Berat Struktur Bangunan ... 144
4.4.3 Perhitungan Desain Gaya Gempa ... 148
4.4.3.1 Menghitung Koefisien Respon Seismik ... 148
4.4.3.2 Gaya Dasar Seismik... 148
4.4.3.3 Distribusi Vertikal Gaya Gempa ... 148
4.4.4 Kontrol Stabilitas Bangunan ... 150
4.4.4.1 Drift Rasio ... 150
4.4.4.2 Perhitungan Titik Pusat Massa dan Kekakuan ... 153
4.4.4.3 Perencanaan Dilatasi ... 154
4.5 Perencanaan Balok Induk ... 155
4.5.1 Balok Induk Atap Memanjang Area 1 ... 155
4.5.1.1 Perhitungan Balok Induk Atap Memanjang Pra-Komposit ... 155
4.5.1.2 Perhitungan Balok Induk Atap Memanjang Post-Komposit ... 158
4.5.2 Balok Induk Atap Melintang Area 1 ... 164
4.5.2.1 Perhitungan Balok Induk Atap Melintang Pra-Komposit ... 164
4.5.2.2 Perhitungan Balok Induk Atap Melintang Post-Komposit ... 167
4.5.3 Balok Induk Atap Memanjang Area 2 ... 173
4.5.3.1 Perhitungan Balok Induk Atap Memanjang Pra-Komposit ... 173
4.5.3.2 Perhitungan Balok Induk Atap Memanjang Post-Komposit ... 176
4.5.4 Balok Induk Atap Melintang Area 2 ... 182
4.5.4.1 Perhitungan Balok Induk Atap Melintang Pra-Komposit ... 182
4.5.4.2 Perhitungan Balok Induk Atap Melintang Post-Komposit ... 185
4.5.5 Balok Induk Lantai Memanjang Area 1 ... 193
4.5.5.1 Perhitungan Balok Induk Lantai Memanjang Pra-Komposit ... 193
4.5.5.2 Perhitungan Balok Induk Lantai Melintang Post-Komposit ... 196
xiv
4.5.6.1 Perhitungan Balok Lantai Atap Melintang Pra-Komposit ... 202
4.5.6.2 Perhitungan Balok Induk Lantai Melintang Post-Komposit ... 205
4.5.7 Balok Induk Lantai Memanjang Area 2 ... 211
4.5.7.1 Perhitungan Balok Induk Lantai Memanjang Pra-Komposit ... 211
4.5.7.2 Perhitungan Balok Induk Lantai Memanjang Post-Komposit ... 214
4.5.8 Balok Induk Lantai Melintang Area 2 ... 220
4.5.8.1 Perhitungan Balok Induk Lantai Melintang Pra-Komposit ... 220
4.5.8.2 Perhitungan Balok Induk Lantai Melintang Post-Komposit ... 223
4.6 Perencanaan Kolom ... 231
4.6.1 Perencanaan Kolom Area 1 ... 231
4.6.1.1 Perencanaan Dimensi Penampang Pada Kolom ... 232
4.6.1.2 Perhitungan Kekuatan Pada Kolom ... 236
4.6.2 Perencanaan Kolom Area 2 ... 239
4.6.2.1 Perencanaan Dimensi Penampang Pada Kolom ... 240
4.6.2.2 Perhitungan Kekuatan Pada Kolom ... 245
4.7 Perencanaan Sambungan Portal ... 249
4.7.1 Sambungan Balok Induk Memanjang Dengan Kolom (Area 1) ... 249
4.7.1.1 Konfigurasi Pelat Sambung ... 250
4.7.1.2 Sambungan Profil T dengan Kolom ... 250
4.7.1.3 Luasan Baut Yang Diperlukan ... 251
4.7.1.4 Cek Kapasitas Momen Rencana ... 251
4.7.1.5 Perhitungan Tebal Pelat Ujung Minimum Berdasarkan Lentur dan Geser ... 252
4.7.1.6 Sambungan Las Pada Pelat Ujung ... 252
4.7.1.7 Perhitungan Kebutuhan Pengaku ... 253
4.7.1.8 Perhitungan Kapasitas Sambungan Geser ... 255
4.7.2 Sambungan Balok Induk Melintang Dengan Kolom (Area 1)... 256
4.7.2.1 Konfigurasi Pelat Sambung ... 257
4.7.2.2 Sambungan Profil T dengan Kolom ... 257
4.7.2.3 Luasan Baut Yang Diperlukan ... 258
xv
4.7.2.5 Perhitungan Tebal Pelat Ujung Minimum Berdasarkan Lentur dan
Geser ... 258
4.7.2.6 Sambungan Las Pada Pelat Ujung ... 259
4.7.2.7 Perhitungan Kebutuhan Pengaku ... 260
4.7.2.8 Perhitungan Kapasitas Sambungan Geser ... 262
4.7.3 Sambungan Balok Induk Memanjang Dengan Kolom (Area 2) ... 263
4.7.3.1 Konfigurasi Pelat Sambung ... 264
4.7.3.2 Sambungan Profil T dengan Kolom ... 264
4.7.3.3 Luasan Baut Yang Diperlukan ... 265
4.7.3.4 Cek Kapasitas Momen Rencana ... 265
4.7.3.5 Perhitungan Tebal Pelat Ujung Minimum Berdasarkan Lentur dan Geser ... 266
4.7.3.6 Sambungan Las Pada Pelat Ujung ... 266
4.7.3.7 Perhitungan Kebutuhan Pengaku ... 267
4.7.3.8 Perhitungan Kapasitas Sambungan Geser ... 269
4.7.4 Sambungan Balok Induk Melintang Dengan Kolom (Area 2)... 270
4.7.4.1 Konfigurasi Pelat Sambung ... 271
4.7.4.2 Sambungan Profil T dengan Kolom ... 271
4.7.4.3 Luasan Baut Yang Diperlukan ... 272
4.7.4.4 Cek Kapasitas Momen Rencana ... 272
4.7.4.5 Perhitungan Tebal Pelat Ujung Minimum Berdasarkan Lentur dan Geser ... 273
4.7.4.6 Sambungan Las Pada Pelat Ujung ... 273
4.7.4.7 Perhitungan Kebutuhan Pengaku ... 274
4.7.4.8 Perhitungan Kapasitas Sambungan Geser ... 276
4.7.5 Sambungan Kolom-Kolom Area 1... 278
4.7.5.1 Perhitungan Penyambungan Flens ... 278
4.7.5.2 Perhitungan Sambungan Pada Badan Kolom ... 279
4.7.5.3 Perhitungan Jarak Antar Baut ... 279
4.7.6 Sambungan Kolom-Kolom Area 2... 280
xvi
4.7.6.2 Perhitungan Sambungan Pada Badan Kolom ... 281
4.7.6.3 Perhitungan Jarak Antar Baut ... 281
4.7.7 Sambungan Kolom Dengan Pondasi Area 1 ... 282
4.7.7.1 Perencanaan Base Plate ... 282
4.7.7.2 Perencanaan Angkur ... 283
4.7.7.3 Perhitungan Kuat Angkur ... 284
4.7.7.4 Sambungan Las Pada Base Plate ... 286
4.7.8 Sambungan Kolom Dengan Pondasi Area 2 ... 287
4.7.8.1 Perencanaan Base Plate ... 288
4.7.8.2 Perencanaan Angkur ... 289
4.7.8.3 Perhitungan Kuat Angkur ... 290
4.7.8.4 Sambungan Las Pada Base Plate ... 292
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 294
5.1 Kesimpulan ... 294
5.2 Saran ... 296
DAFTAR PUSTAKA ... 297 LAMPIRAN ...
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 kategori resiko pada bangunan dan struktur lainnya untuk beban
banjir, angin, salju, gempa dan es ... 5
Tabel 2.2 beban mati bahan bangunan dan komponen Gedung... 8
Tabel 2.3 beban hidup terdistribusi merata minimum, lo dan beban terpusat minimum ... 9
Tabel 2.4 faktor arah angin, kd ... 11
Tabel 2.5 kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa ... 11
Tabel 2.6 kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa (lanjutan)... 12
Tabel 2.7 faktor keutamaan gempa ... 13
Tabel 2.8 klasifikasi situs ... 14
Tabel 2.9 koefisien situs Fa ... 15
Tabel 2.10 koefisien situs Fv ... 15
Tabel 2.11 kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda pendek ... 17
Tabel 2.12 kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda 1 detik ... 17
Tabel 2.13 faktor R, 0, dan Cd untuk sistem penahan gaya gempa ... 18
Tabel 2.14 tabel nilai parameter perioda pendekatan Ct dan X ... 19
Tabel 2.15 kombinasi beban untuk metode ultimit ... 21
Tabel 2.16 luas penampang tulangan baja per meter panjang pelat ... 24
Tabel 2.17 tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung ... 25
Tabel 2.18 lendutan izin maksimum yang dihitung ... 26
Tabel 2.19 kondisi menentukan rg dan rp ... 27
Tabel 2.20 rasio terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial ... 48
xviii
Tabel 2.21 rasio terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang
menahan tekan aksial (lanjutan) ... 49
Tabel 2.22 rasio terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan lentur ... 49
Tabel 2.23 rasio terhadap lebar elemen tekan komponen struktur yang menahan lentur (lanjutan) ... 50
Tabel 2.24 batasan rasio lebar terhadap ketebalan untuk elemen baja tekan dalam komponen struktur komposit yang menahan aksial tekan ... 53
Tabel 2.25 batasan rasio lebar terhadap ketebalan untuk elemen baja tekan dalam komponen struktur komposit yang menahan lentur tekan ... 54
Tabel 2.26 tinggi las minimum ... 55
Tabel 2.27 standarisasi diameter lubang baut ... 57
Tabel 2.28 kuat nominal baut dan batang berulir ... 59
Tabel 3.1 data material perencanaan ... 66
Tabel 3.2 beban mati yang bekerja ... 66
Tabel 3.3 beban hidup yang bekerja ... 67
Tabel 4.1 rekapitulasi perhitungan pembebanan pada pelat atap ... 74
Tabel 4.2 momen pada pelat atap melintang (arah y area 1) ... 75
Tabel 4.3 momen pada pelat atap melintang (arah y area 1, lanjutan) ... 75
Tabel 4.4 rekapitulasi hmin pelat atap area 1 ... 78
Tabel 4.5 lendutan pada pelat atap melintang (arah y area 1) ... 78
Tabel 4.6 lendutan pada pelat atap melintang (arah y area1, lanjutan) ... 79
Tabel 4.7 rekapitulasi ijin pelat atap area 1 ... 79
Tabel 4.8 momen pada pelat atap melintang (arah y area 2) ... 79
Tabel 4.9 momen pada pelat atap melintang (arah y area 2, lanjutan) ... 80
Tabel 4.10 momen pada pelat atap melintang (arah y area 2, lanjutan) ... 80
Tabel 4.11 rekapitulasi hmin pelat atap area 2 ... 82
Tabel 4.12 lendutan pada pelat atap melintang (arah y area 2) ... 83
xix
Tabel 4.14 lendutan pada pelat atap melintang (arah y area 2, lanjutan) ... 83
Tabel 4.15 rekapitulasi ijin pelat atap area 2 ... 83
Tabel 4.16 rekapitulasi perhitungan pelat atap ... 84
Tabel 4.17 rekapitulasi perhitungan pembebanan pada pelat lantai ... 85
Tabel 4.18 momen pada pelat atap melintang (arah y area 1) ... 86
Tabel 4.19 momen pada pelat lantai melintang (arah y area 1, lanjutan) ... 87
Tabel 4.20 rekapitulasi hmin pelat lantai area 1 ... 89
Tabel 4.21 lendutan pada pelat lantai melintang (arah y area 1) ... 90
Tabel 4.22 lendutan pada pelat lantai melintang (arah y area 1, lanjutan)... 90
Tabel 4.23 rekapitulasi ijin pelat lantai area 1 ... 90
Tabel 4.24 momen pada pelat lantai melintang (arah y area 2) ... 91
Tabel 4.25 momen pada pelat lantai melintang (arah y area 2, lanjutan) ... 91
Tabel 4.26 momen pada pelat lantai melintang (arah y area 2, lanjutan) ... 91
Tabel 4.27 rekapitulasi hmin pelat lantai area 2 ... 94
Tabel 4.28 lendutan pada pelat lantai melintang (arah y area 2) ... 94
Tabel 4.29 lendutan pada pelat lantai melintang (arah y area 2, lanjutan)... 94
Tabel 4.30 lendutan pada pelat lantai melintang (arah y area 2, lanjutan)... 94
Tabel 4.31 rekapitulasi ijin pelat lantai area 2 ... 95
Tabel 4.32 rekapitulasi perhitungan pelat lantai ... 95
Tabel 4.33 rekapitulasi pembebanan balok anak memanjang atap (pra- komposit) ... 97
Tabel 4.34 momen dan gaya geser pada balok anak memanjang atap (pra -komposit) ... 98
Tabel 4.35 momen dan gaya geser pada balok anak memanjang atap (pra-komposit, lanjutan) ... 98
Tabel 4.36 rekapitulasi pembebanan balok anak memanjang atap (post- komposit) ... 102
Tabel 4.37 momen dan gaya geser, pada balok anak memanjang atap (post-komposit) ... 103
Tabel 4.38 momen dan gaya geser, pada balok anak memanjang atap (post-komposit, lanjutan) ... 103
xx
Tabel 4.39 perhitungan properti elastis penampang balok anak
memanjang atap ... 108
Tabel 4.40 rekapitulasi pembebanan balok anak memanjang lantai (pra komposit) ... 109
Tabel 4.41 momen dan gaya geser pada balok anak memanjang lantai (pra komposit) ... 110
Tabel 4.42 momen dan gaya geser pada balok anak memanjang lantai (pra-komposit, lanjutan) ... 110
Tabel 4.43 rekapitulasi pembebanan balok anak memanjang lantai (post komposit) ... 114
Tabel 4.44 momen, gaya geser, dan lendutan pada balok anak memanjang lantai (post komposit) ... 115
Tabel 4.45 momen, gaya geser, dan lendutan pada balok anak memanjang lantai (post-komposit, lanjutan) ... 115
Tabel 4.46 perhitungan properti elastis penampang balok anak memanjang lantai ... 120
Tabel 4.47 rekapitulasi perhitungan balok anak memanjang ... 120
Tabel 4.48 data material sambungan ... 122
Tabel 4.49 data material sambungan ... 127
Tabel 4.50 rekapitulasi q ekuivalen pada perataan beban trapesium dan segitiga ... 132
Tabel 4.51 rekapitulasi beban yang bekerja pada balok ... 133
Tabel 4.52 rekapitulasi beban merata maksimum pada balok induk ... 134
Tabel 4.53 rekapitulasi beban merata maksimum pada balok induk ... 134
Tabel 4.54 kategori resiko bangunan gedung dan non-gedung untuk beban gempa ... 135
Tabel 4.55 faktor keutamaan gempa ... 136
Tabel 4.56 klasifikasi situs ... 137
Tabel 4.57 koefisien situs, Fa ... 138
xxi
Tabel 4.59 kategori desain gempa berdasarkan parameter respons
percepatan pada periode pendek ... 139
Tabel 4.60 kategori desain gempa berdasarkan parameter respons percepatan pada periode 1 detik ... 140
Tabel 4.61 nilai parameter periode pendekatan ct dan x ... 141
Tabel 4.62 perhitungan respon spektrum desain ... 141
Tabel 4.63 menentukan sistem dan paremeter struktur (R, 0, Cd) ... 142
Tabel 4.64 rekapitulasi data desain beban gempa ... 143
Tabel 4.65 rekapitulasi berat struktural lantai 1 ... 144
Tabel 4.66 rekapitulasi berat struktural lantai 2,3, dan 4 ... 145
Tabel 4.67 rekapitulasi berat struktural lantai 5 ... 146
Tabel 4.68 rekapitulasi berat struktural lantai 6 ... 146
Tabel 4.69 rekapitulasi berat struktural per-lantai ... 147
Tabel 4.70 perhitungan distribusi gaya gempa ... 149
Tabel 4.71 beban gempa terdistribusi ... 149
Tabel 4.72 displacement maksimum staad pro ... 150
Tabel 4.73 simpangan ijin antar lantai, a ... 151
Tabel 4.74 rekapitulasi simpangan antar lantai arah non utama (sumbu kuat) ... 152
Tabel 4.75 rekapitulasi simpangan antar lantai arah utama (sumbu lemah) ... 152
Tabel 4.76 rekapitulasi perhitungan titik pusat massa dan kekakuan tiap lantai ... 153
Tabel 4.77 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum pada balok memanjang atap area 1 ... 155
Tabel 4.78 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum pada balok memanjang atap area 1 (lanjutan) ... 155
Tabel 4.79 perhitungan properti elastis penampang balok induk memanjang atap area 1 ... 163
Tabel 4.80 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum pada balok melintang atap area 1 ... 164
xxii
Tabel 4.81 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok memanjang atap area 1 (lanjutan) ... 164 Tabel 4.82 perhitungan properti elastis penampang balok induk melintang
atap area 1 ... 172 Tabel 4.83 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok melintang atap area 2 ... 173 Tabel 4.84 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok memanjang atap area 2 (lanjutan) ... 173 Tabel 4.85 perhitungan properti elastis penampang balok induk
memanjang atap area 2 ... 181 Tabel 4.86 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok melintang atap area 2 ... 182 Tabel 4.87 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok memanjang atap area 2 (lanjutan) ... 182 Tabel 4.88 perhitungan properti elastis penampang balok induk melintang
atap area 2 ... 190 Tabel 4.89 rekapitulasi perhitungan balok induk atap ... 191 Tabel 4.90 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok melintang atap area 1 ... 193 Tabel 4.91 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok memanjang atap area 1 (lanjutan) ... 193 Tabel 4.92 perhitungan properti elastis penampang balok induk memanjang
lantai area 1 ... 201 Tabel 4.93 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok melintang atap area 1 ... 202 Tabel 4.94 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok melintang atap area 1 (lanjutan) ... 202 Tabel 4.95 perhitungan properti elastis penampang balok induk melintang
lantai area 1 ... 210 Tabel 4.96 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
xxiii
Tabel 4.97 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum
pada balok memanjang lantai area 2 (lanjutan)... 211
Tabel 4.98 perhitungan properti elastis penampang balok induk memanjang lantai area 2 ... 219
Tabel 4.99 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum pada balok melintang lantai area 2 ... 220
Tabel 4.100 rekapitulasi nilai momen maksimum dan geser maksimum pada balok melintang lantai area 2 (lanjutan) ... 220
Tabel 4.101 perhitungan properti elastis penampang balok induk lantai melintang area 2 ... 228
Tabel 4.102 rekapitulasi perhitungan balok induk lantai ... 229
Tabel 4.103 rekapitulasi gaya aksial maksimum dan momen maksimum pada kolom (area 1) ... 231
Tabel 4.104 rekapitulasi gaya aksial maksimum dan momen maksimum pada kolom area 1 (lanjutan) ... 231
Tabel 4.105 rekapitulasi gaya aksial maksimumdan momen maksimum pada kolom area 2 ... 239
Tabel 4.106 rekapitulasi gaya aksial maksimumdan momen maksimum pada kolom area 2 (lanjutan) ... 240
Tabel 4.107 rekapitulasi perhitungan kolom ... 248
Tabel 4.108 data material sambungan balok induk memanjang dan kolom (area 1) ... 250
Tabel 4.109 data material sambungan balok induk melintang dan kolom (area 1) ... 257
Tabel 4.110 data material sambungan balok induk memanjang dan kolom (area 2) ... 264
Tabel 4.111 data material sambungan balok induk melintang dan kolom (area 2) ... 271
Tabel 4.112 data material sambungan kolom area 1 ... 278
Tabel 4.113 data material sambungan kolom area 2 ... 280
xxiv
Tabel 4.115 data material base plate (area 1) ... 282
Tabel 4.116 data angkur (area 1)... 283
Tabel 4.117 gaya-gaya maksimum pada kolom area 2 ... 287
Tabel 4.118 data material base plate (area 2) ... 288
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ss Gempa Maksimum yang dipertimbangkan risiko tertarget /
(MCER), Kelas Situs SB ... 13
Gambar 2.2 Spektrum Respon Desain ... 17
Gambar 2.3 Macam – Macam Struktur Komposit ... 23
Gambar 2.4 perilaku pelat beton diatas profil baja balok ... 26
Gambar 2.5 pengaruh orientasi rusuk dek baja tegak lurus profil balok (AISC 2010) ... 28
Gambar 2.6 persyaratan pendetailan shear-stud dengan dek baja (AISC 2010) ... 28
Gambar 2.7 aliran geser shear-stud balok sederhana ... 29
Gambar 2.8 ketentuan pemasangan jarak antar shear-stud ... 30
Gambar 2.9 Lebar efektif balok komposit ... 31
Gambar 2.10 komponen – komponen balok komposit ... 33
Gambar 2.11 distribusi tegangan plastis – case A ... 34
Gambar 2.12 distribusi tegangan plastis – case B ... 36
Gambar 2.13 distribusi tegangan plastis – case C ... 36
Gambar 2.14 perilaku tegangan-regangan elastis penampang komposit ... 38
Gambar 2.15 konversi menjadi balok biasa ... 39
Gambar 2.16 bagian-bagian hexagonal castellated beams (patrick bardley 2007) ... 40
Gambar 2.17 castella beam (balok kastela)... 41
Gambar 2.18 profil asli WF dan Castellated. ... 42
Gambar 2.19 penampang asli Profil WF. ... 43
Gambar 2.20 penampang profil Castellated. ... 43
Gambar 2.21 Contoh sambungan Castellated Beam... 44
Gambar 2.22 profil baja berselubung beton dan profil baja king cross ... 45
Gambar 2.23 Profil baja berintikan beton ... 45
Gambar 2.24 faktor prediksi panjang efektif kolom, K ... 46
xxvi
Gambar 2.26 alignment chart rangka bergoyang ... 47
Gambar 2.27 jenis las ditinjau dari segi pemasangannya ... 55
Gambar 2.28 dimensi las sudut untuk perhitungan tegangan geser ... 56
Gambar 2.29 jarak dan spasi baut ... 57
Gambar 2.30 orientasi beban terhadap baut ... 58
Gambar 2.31 baut dengan gaya kombinasi ... 58
Gambar 2.32 sambungan tipe geser untuk batang tarik ... 59
Gambar 2.33 sambungan tipe geser untuk konsol ... 59
Gambar 2.34 mekanisme slip-kritis ... 60
Gambar 2.35 mekanisme tumpu ... 61
Gambar 2.36 kemungkinan keruntuhan blok geser pada profil I dan T... 62
Gambar 2.37 bentuk sambungan tipe T-stub ... 63
Gambar 2.38 mekanisme gaya internal yang menyebabkan efek prying... 63
Gambar 2.39 konfigurasi baut sambungan flush end plate ... 64
Gambar 3.1 layout lokasi perencanaan ... 65
Gambar 3.2 denah kolom dan balok lantai 5... 68
Gambar 3.3 portal arah memanjang ... 69
Gambar 3.4 portal arah melintang. ... 70
Gambar 4.1 spesifikasi union new floor deck w-1000 (pt. Union metal) ... 73
Gambar 4.2 denah kolom dan balok atap ... 74
Gambar 4.3 pembebanan pada pelat atap melintang (arah y area 1) ... 75
Gambar 4.4 momen pada pelat atap melintang (arah y area 1) ... 75
Gambar 4.5 diagram regangan dan tegangan akibat momen positif pada pelat atap ... 76
Gambar 4.6 potongan melintang daerah tumpuan pelat atap ... 77
Gambar 4.7 diagram regangan dan tegangan akibat momen negatif pada pelat atap ... 78
Gambar 4.8 lendutan pada pelat atap (arah y area 1) ... 78
Gambar 4.9 pembebanan pada pelat atap melintang (arah y area 2) ... 79
xxvii
Gambar 4.11 diagram regangan dan tegangan akibat momen positif pada
pelat atap ... 80
Gambar 4.12 potongan melintang daerah tumpuan pelat atap ... 81
Gambar 4.13 diagram regangan dan tegangan akibat momen negatif pada pelat atap ... 82
Gambar 4.14 lendutan pada pelat atap (arah y area 2) ... 83
Gambar 4.15 denah kolom dan balok lantai ... 85
Gambar 4.16 pembebanan pada pelat lantai melintang (arah y area 1) ... 86
Gambar 4.17 momen pada pelat lantai melintang (arah y area 1) ... 86
Gambar 4.18 diagram regangan dan tegangan akibat momen positif pada pelat lantai ... 87
Gambar 4.19 potongan melintang daerah tumpuan pelat lantai ... 88
Gambar 4.20 diagram regangan dan tegangan akibat momen negatif pada pelat lantai ... 89
Gambar 4.21 lendutan pada lantai atap (arah y area 1) ... 89
Gambar 4.22 pembebanan pada pelat lantai melintang (arah y area 2) ... 90
Gambar 4.23 momen pada pelat lantai melintang (arah y area 2) ... 90
Gambar 4.24 diagram regangan dan tegangan akibat momen positif pada pelat lantai ... 91
Gambar 4.25 potongan melintang daerah tumpuan pelat lantai ... 93
Gambar 4.26 diagram regangan dan tegangan akibat momen negatif pada pelat lantai ... 93
Gambar 4.27 lendutan pada pelat lantai (arah y area 2) ... 94
Gambar 4.28 distribusi beban pelat atap ke balok anak ... 96
Gambar 4.29 perataan beban trapesium pada balok anak ... 97
Gambar 4.30 luasan beban pada balok anak memanjang ... 97
Gambar 4.31 pembebanan balok anak memanjang pada atap (pra- komposit) ... 98
Gambar 4.32 momen balok anak memanjang pada atap (pra- komposit) ... 98
xxviii
Gambar 4.33 gaya geser balok anak memanjang pada atap (pra-
komposit) ... 98
Gambar 4.34 detail dimensi profil cb 375 x 250 x 9 x14 ... 99
Gambar 4.35 diagram distribusi regangan dan tegangan balok (pra- komposit) ... 100
Gambar 4.36 pembebanan balok anak memanjang pada atap (post- komposit) ... 102
Gambar 4.37 momen balok anak memanjang pada atap (post-komposit) ... 102
Gambar 4.38 gaya geser balok anak memanjang pada atap (post- komposit) ... 103
Gambar 4.39 diagram distribusi tegangan balok (post-komposit) ... 104
Gambar 4.40 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 105
Gambar 4.41 susunan stud pada balok anak atap memanjang ½ bentang. ... 107
Gambar 4.42 distribusi beban pelat atap ke balok anak ... 108
Gambar 4.43 perataan beban trapesium pada balok anak ... 109
Gambar 4.44 luasan beban balok anak memanjang ... 109
Gambar 4.45 pembebanan balok anak memanjang pada lantai (pra- komposit) ... 110
Gambar 4.46 momen balok anak memanjang pada lantai (pra- komposit) ... 110
Gambar 4.47 gaya geser balok anak memanjang pada lantai (pra- komposit) ... 110
Gambar 4.48 detail dimensi profil cb 375 x 250 x 9 x 14 ... 111
Gambar 4.49 diagram distribusi regangan dan tegangan balok (pra- komposit) ... 112
Gambar 4.50 pembebanan balok anak memanjang pada lantai (post- komposit) ... 114
Gambar 4.51 momen balok anak memanjang pada lantai (post-komposit) ... 114
Gambar 4.52 gaya geser balok anak memanjang pada lantai (post- komposit) ... 115
xxix
Gambar 4.54 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 117
Gambar 4.55 susunan stud pada balok anak lantai memanjang ½ bentang. ... 119
Gambar 4.56 keyplan sambungan balok anak atap memanjang dan balok induk melintang ... 122
Gambar 4.57 tampak samping sambungan balok anak atap memanjang dan balok induk melintang ... 125
Gambar 4.58 tampak atas sambungan balok anak atap memanjang dan balok induk melintang ... 126
Gambar 4.59 keyplan sambungan balok anak lantai memanjang dan balok induk melintang ... 126
Gambar 4.60 tampak samping sambungan balok anak lantai memanjang dan balok induk melintang ... 130
Gambar 4.61 tampak atas sambungan balok anak lantai memanjang dan balok induk melintang ... 130
Gambar 4.62 luasan beban trapesium tipe a... 131
Gambar 4.63 luasan beban segitiga tipe a ... 132
Gambar 4.64 nilai Ss dan S1 puskim ... 138
Gambar 4.65 spektrum respon desain ... 142
Gambar 4.66 distribusi beban gempa ... 148
Gambar 4.67 portal bangunan gedung dan input staad pro ... 150
Gambar 4.68 displacement staad pro ... 150
Gambar 4.69 perencanaan dilatasi ... 154
Gambar 4.70 detail dimensi profil CB 300 x 200 x 8 x12 ... 155
Gambar 4.71 diagram tegangan balok pra-komposit ... 157
Gambar 4.72 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 159
Gambar 4.73 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 160
Gambar 4.74 susunan stud pada balok induk atap memanjang ½ bentang (area 1) ... 162
Gambar 4.75 detail dimensi profil CB 300 x 200 x 8 x12 ... 164
Gambar 4.76 diagram distribusi tegangan balok pra-komposit ... 166
xxx
Gambar 4.78 distribusi tegangan akibat momen negative ... 169
Gambar 4.79 susunan stud pada balok induk atap melintang ½ bentang (area 1). ... 171
Gambar 4.80 detail dimensi profil CB 375 x 250 x 9 x 14 ... 173
Gambar 4.81 diagram distribusi tegangan balok pra-komposit ... 175
Gambar 4.82 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 177
Gambar 4.83 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 178
Gambar 4.84 susunan stud pada balok induk atap memanjang ½ bentang (area 2). ... 180
Gambar 4.85 detail dimensi profil CB 450 x 300 x 10 x 15 ... 182
Gambar 4.86 diagram distribusi tegangan balok pra-komposit ... 184
Gambar 4.87 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 186
Gambar 4.88 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 187
Gambar 4.89 susunan stud pada balok induk atap melintang ½ bentang (area 2). ... 189
Gambar 4.90 detail dimensi profil CB 300 x 200 x 8 x12 ... 193
Gambar 4.91 diagram tegangan balok pra-komposit ... 195
Gambar 4.92 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 197
Gambar 4.93 distribusi tegangan akibat momen negative ... 198
Gambar 4.94 susunan stud pada balok induk lantai memanjang ½ bentang (area 1) ... 200
Gambar 4.95 detail dimensi profil CB 300 x 200 x 8 x12 ... 202
Gambar 4.96 diagram distribusi tegangan balok pra-komposit ... 204
Gambar 4.97 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 206
Gambar 4.98 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 207
Gambar 4.99 susunan stud pada balok induk lantai melintang ½ bentang (area 2) ... 209
Gambar 4.100 detail dimensi profil cb 375 x 250 x 9 x 14 ... 211
Gambar 4.101 diagram distribusi tegangan balok pra-komposit ... 213
Gambar 4.102 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 215
xxxi
Gambar 4.104 susunan stud pada balok induk lantai memanjang ½
bentang (area2). ... 218
Gambar 4.105 detail dimensi profil CB 450 x 300 x 10 x 15 ... 220
Gambar 4.106 diagram distribusi regangan dan tegangan balok pra- komposit ... 222
Gambar 4.107 diagram distribusi tegangan balok post-komposit ... 224
Gambar 4.108 distribusi tegangan akibat momen negatif ... 225
Gambar 4.109 susunan stud pada balok induk lantai melintang ½ bentang (area 2). ... 227
Gambar 4.110 gaya aksial pada portal ... 231
Gambar 4.111 grafik nomogram arah memanjang kolom area 1... 232
Gambar 4.112 grafik nomogram arah melintang kolom area 1 ... 233
Gambar 4.113 detail tulangan utama dan sengkang untuk kolom komposit area 1 ... 235
Gambar 4.114 grafik nomogram arah memanjang kolom area 2... 241
Gambar 4.115 grafik nomogram arah melintang kolom area 2 ... 242
Gambar 4.116 detail tulangan utama dan sengkang untuk kolom komposit area 2 ... 244
Gambar 4.117 konfigurasi pelat sambung balok induk memanjang – kolom (area 1) ... 250
Gambar 4.118 sambungan balok induk memanjang dengan kolom (area 1) ... 256
Gambar 4.119 konfigurasi pelat sambung balok induk melintang- kolom (area 1) ... 257
Gambar 4.120 sambungan balok induk melintang dengan kolom (area 1)... 263
Gambar 4.121 konfigurasi pelat sambung balok induk memanjang dengan kolom (area 2) ... 264
Gambar 4.122 sambungan balok induk memanjang dengan kolom (area 2) ... 270
Gambar 4.123 konfigurasi pelat sambung balok induk melintang dengan kolom (area 2) ... 271
xxxii
Gambar 4.124 sambungan balok induk melintang dengan kolom (area 2)... 277
Gambar 4.125 sambungan kolom dengan kolom (area 1) ... 279
Gambar 4.126 sambungan kolom dengan kolom (area 2) ... 281
Gambar 4.127 rencana base plate area 1 ... 283
Gambar 4.128 base plate dan angkur area 1 ... 287
Gambar 4.129 rencana base plate area 2 ... 288
xxxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1, Tabel 1 Rekapitulasi Perataan Beban Pra-Komposit Pada Balok Lantai 1.
Lampiran 2, Tabel 2 Rekapitulasi Perataan Beban Pra-Komposit Pada Balok Lantai 2,3, dan 4.
Lampiran 3, Tabel 3 Rekapitulasi Perataan Beban Pra-Komposit Pada Balok Lantai 5.
Lampiran 4, Tabel 4 Rekapitulasi Perataan Beban Pra-Komposit Pada Balok Lantai 6.
Lampiran 5, Tabel 5 Rekapitulasi Perataan Beban Post-Komposit Pada Balok Lantai 1.
Lampiran 6, Tabel 6 Rekapitulasi Perataan Beban Post-Komposit Pada Balok Lantai 2,3, dan 4.
Lampiran 7, Tabel 7 Rekapitulasi Perataan Beban Post-Komposit Pada Balok Lantai 5.
Lampiran 8, Tabel 8 Rekapitulasi Perataan Beban Post-Komposit Pada Balok Lantai 6.
Lampiran 9, Tabel 9 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Memanjang Area 1.
Lampiran 10, Tabel 10 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Melintang Area 1.
Lampiran 11, Tabel 11 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Memanjang Area 2.
Lampiran 12, Tabel 12 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Melintang Area 2.
Lampiran 13, Tabel 13 Rekapitulasi Nilai Tekan Aksial, Momen Dan Geser Pada Kolom Area 1.
Lampiran 14, Tabel 14 Rekapitulasi Nilai Tekan Aksial, Momen Dan Geser Pada Kolom Area 1 (Lanjutan).
Lampiran 15, Tabel 15 Rekapitulasi Nilai Tekan Aksial, Momen Dan Geser Pada Kolom Area 2.
xxxiv
Lampiran 16, Tabel 16 Rekapitulasi Nilai Tekan Aksial, Momen Dan Geser Pada Kolom Area 2 (Lanjutan).
Lampiran 17, Tabel 17 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Memanjang Area 1 Per-Portal Grid F.
Lampiran 18, Tabel 18 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Memanjang Area 1 Per-Portal Grid 8.
Lampiran 19, Tabel 19 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Memanjang Area 2 Per-Portal Grid F.
Lampiran 20, Tabel 20 Rekapitulasi Nilai Momen Dan Geser Pada Balok Memanjang Area 1 Per-Portal Grid 2.
Lampiran 21, Gambar 1 Perencanaan Penulangan Pelat Lantai 1. Lampiran 22, Gambar 2 Perencanaan Penulangan Pelat Lantai 2,3, & 4. Lampiran 23, Gambar 3 Perencanaan Penulangan Pelat Lantai 5. Lampiran 24, Gambar 4 Perencanaan Balok Lantai 1.
Lampiran 25, Gambar 5 Perencanaan Balok Lantai 2,3, & 4. Lampiran 26, Gambar 6 Perencanaan Balok Lantai 5.
Lampiran 27, Gambar 7 Detail PenampangKomposit & Shear Stud Balok Anak. Lampiran 28, Gambar 8 Detail Penampang Komposit & Shear Stud Balok Induk
Atap.
Lampiran 29, Gambar 9 Detail Penampang Komposit & Shear Stud Balok Induk Lantai.
Lampiran 30, Gambar 10 Perencanaan Kolom Lantai 1. Lampiran 31, Gambar 11 Perencanaan Kolom Lantai 2,3&4. Lampiran 32, Gambar 12 Perencanaan Kolom Lantai 5. Lampiran 33, Gambar 13 Detail Portal Grid F-F. Lampiran 34, Gambar 14 Detail Portal Grid 2-2 & 7-7.
Lampiran 35, Gambar 15 Perencanaan Sambungan (Grid F-F). Lampiran 36, Gambar 16 Perencanaan Sambungan (Grid 2-2 & 7-7). Lampiran 37, Gambar 17 Detail Sambungan Balok Anak Dan Balok Induk. Lampiran 38, Gambar 18 Detail Sambungan Balok Induk Dengan Kolom Area 1. Lampiran 39, Gambar 19 Detail Sambungan BalokInduk Dengan Kolom Area 2.
xxxv
Lampiran 40, Gambar 20 Detail Sambungan Kolom Dengan Kolom. Lampiran 41, Gambar 21 Detail Sambungan Kolom Dengan Pondasi.
297
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. (2012). SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). SNI 1727-2013 Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. (2015). SNI 1729-2015 Spesifikasi Untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Departemen Pekerjaan Umum. (2002). SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum.
Setiawan, Agus. (2013). Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD Edisi
Kedua (Berdasarkan SNI 03-1729-2002). Jakarta : Erlangga.
Dewobroto, Wiryanto. (2016). Struktur Baja Perilaku, Analisis & Desain – AISC
2010 Edisi Kedua. Tanggerang: Lumina Press.
Blodgett, W. Omer, (1982). Open-web expanded beams and Girders (castellated).,
Design of welded structures, The James F. Lincoln Arc Welding Foundation.
Sevak Demirdjian, (1999). Stability of Castellated Beam Webs, Department of Civil
Engineering and Applied Material, McGill University, Montreal, Canada.
Salmon, G., Charles dan Johnson, E. (1991) Struktur Baja Desain dan Perilaku
Jilid 1 Edisi Ke-2. Diterjemahkan oleh, Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga.
ASCE Task Committee on Design Criteria for Composite Structure in Steel and Concrete. (1992). Proposed Specification for Structural Steel Beam with Web
Opening Journal of Structural Engineering. 118 (2).
Murray, T.M., W. Lee Shoemaker, Emmet A. Sumner, and Patrick N.Toney. (2003)
“AISC/MBMA Steel Design Guide No.16 – Flush and Extended Multiple Row Moment End Plate Connections”. NASCC Proceeding, Baltimore, MD.
298
Murray, T.M., and Sumner, E.A. (2003) “Extended End Plate Moment Connections
Seismic and Wind Application 2nd edition”. Steel Design Guide Series – 4,