• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI

(Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

100904084 Abstrak

Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi komunikasi guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi yang di gunakan oleh Guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini dan kemandirian yang berkembang pada anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Strategi Komunikasi, Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura, Anak Usia Dini, Kemandirian Anak Usia Dini dan Upaya dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis, sementara informasi diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap lima guru di sekolah alam bukit hijau Medan beserta lima orang tua siswa. Informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa strategi komunikasi yang di gunakan guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini adalah dengan menggunakan pendekatan personal dan juga penggunaan komunikasi verbal serta komunikasi nonverbal secara seimbang. Hasil penelitian juga menemukan berbagai kemandirian yang terbentuk pada anak usia dini di sekolah alam bukit hijau Medan. Kemandirian tersebut berupa memimpin doa, memakai pakaian sendiri, memakai sepatu sendiri, makan sendiri, mempersiapkan tas sekolah sendiri, buang air besar sendiri dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Anak usia dini, Kemandirian, Studi Kasus. PENDAHULUAN

Perkembangan anak anak usia dini berlangsung secara berkesinambungan, yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik pada tahap selanjutnya. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa disekelilingnya untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.

Untuk mempermudah anak dalam mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya diperlukan peran guru sebagai fasilitator. Untuk itu, seorang guru harus peka terhadap kebutuhan ingin tahu dari anak usia dini ini dan harus dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Anak memerlukan pengenalan terhadap

(2)

2

lingkungan di sekitarnya, yang menjadi pengalaman positif untuk mengembangkan minat belajar anak usia dini.

Sekolah Alam Bukit Hijau merupakan sebuah sekolah yang berbasis lingkungan, dimana mengembangkan program-program untuk mengaktualisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah. Di sekolah alam bukit hijau, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli lingkungan hidup melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Belajar dengan suasana alam yang menyenangkan melalui penggunaan strategi, metode, materi dan media alam yang menarik serta mudah diikuti oleh anak menjadi pendukung terbentuknya interaksi yang intesif antara guru dengan anak maupun antara sesama anak.

Dalam proses belajar dan bermain, mereka dituntun untuk berinteraksi dengan sesama, dengan alam serta dengan Tuhan sebagai pencipta. Berbagai program belajar dan permainan dirancang untuk mengembangkan kemandirian mereka. Dalam proses berkomunikasi dengan para anak, guru tentunya menetapkan strategi yang digunakan agar mampu merangsang anak melalui pesan yang akan disampaikan. Di sekolah ini, para guru menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal dalam setiap proses pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti strategi komunikasi guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan.

Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan diatas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi komunikasi Guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan?”

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Strategi komunikasi yang di gunakan oleh Guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan.

2. Untuk mengetahui bentuk kemandirian yang berkembang pada anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan

KAJIAN PUSTAKA Strategi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Ilmu Komunikasi” (2006: 32) menyatakan bahwa : “Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen

(communications management) untuk mencapai suatu tujuan.

Strategi komunikasi dapat dilakukan berdasarkan sifat komunikasi itu sendiri, yaitu :

1. Komunikasi Verbal

(3)

3 Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura

Teori pembelajaran sosial Albert Bandura merupakan proses kognitif yang terjadi ketika seseorang mengamati sosok model, mengamati, mempelajari kepingan perilaku dan secara mental menyatukan kepingan-kepingan tersebut ke dalam sebuah pola perilaku baru yang kompleks (Papalia, 2010:48).

Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009:7). Batasan pengertian anak usia dini yaitu 0-6 tahun. Usia dini pada anak kadang disebut sebagai usia emas atau golden age. Kemandirian Anak Usia Dini

Menurut Bacharuddin (2008:75) kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Kemandirian pada anak-anak terwujud ketika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil berbagai keputusan; dari memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, memilih teman bermain, sampai hal-hal yang relatif lebih rumit dan menyertakan konsekuensi - konsekuensi tertentu yang lebih serius.

METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi yang digunakan oleh Guru dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan.

Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini merujuk kepada informan yang akan dimintai informasi berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1. Guru sebagai pengajar di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan 2. Orangtua siswa Sekolah Alam Bukit Hijau Medan

Unit Analisis

Menurut Spardly (Sugiono, 2007:68), unit analisis dalam penelitian ini meliputi :

1. Tempat dimana penelitian ini berlangsung. Tempat dari penelitian ini adalah Sekolah Alam Bukit Hijau yang terletak di Jalan Bunga Gayong, Kelurahan Ladang Bambu Medan

2. Pelaku adalah orang yang sesuai dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, pelaku adalah Guru di Sekolah Alam Bukit Hijau Medan, yang merupakan pendidik bagi anak.

3. Kegiatan adalah aktivitas pelaku berkaitan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini ialah setiap kegiatan atau interaksi antara Guru dan

(4)

4

anak dalam proses belajar dan mengembangkan kemandirian anak usia dini.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1.Data Primer

Kriyantono (2006 : 43) menjelaskan data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu :

a. Wawancara Mendalam b. b. Observasi

2. Data Sekunder

Data Sekunder didapat dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

Teknik Analisis Data

Methew B. Milles dan Michael Huberman membagi tiga alur dalam proses analisis data kualitatif yaitu :

1. Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan – catatan di lapangan,

2. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamatan tindakan 3. Penarikan kesimpulan, kesimpulan tergantung pada besarnya kumpulan

catatan lapangan. (Patilima,2005). HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi(Effendi 2006: 32).

Kemampuan guru membuat perencanaan komunikasi yang baik dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar. Dalam mengajar, guru menyampaikan pelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk komunikasi dengan anak didiknya. Strategi komunikasi yang dipersiapkan oleh guru mengacu pada konsep belajar yang di terapkan oleh sekolah. Di sekolah alam bukit hijau,

(5)

5

konsep sekolah mengacu kepada kegiatan belajar berbasis lingkungan. Sekolah tetap mengikuti kurikulum yang telah di tentukan namun mengaplikasikannya dengan konsep belajar di alam.

Dari kelima informan guru, peneliti melakukan pembahasan yang dikaitkan dengan tujuan peneliti dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahu strategi komunikasi yang digunakan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini. Sedangkan melalui kelima informan orang tua, peneliti ingin mengetahui kemandirian yang berkembang pada anak mereka setelah melakukan kegiatan belajar di sekolah alam bukit hijau.

Berdasarkan hasil analisis, peneliti mengetahui bahwa strategi yang digunakan oleh guru adalah selain melakukan pendekatan personal kepada setiap anak didik mereka di sekolah, juga menyeimbangkan penggunaan bahasa verbal dan nonverbal dalam kegiatan belajar. Peneliti juga melihat bahwa konsep belajar sekolah, suasana lingungan sekolah, dan kondisi alam yang tersedia di sekolah sangat membantu guru dalam menjalankan strategi komunikasi yang efektif. Selain itu, kondisi kelas dengan jumlah siswa yang hanya sedikit membuat tingkat keberhasilan guru dalam menguasai karakter anak didiknya menjadi tinggi. Selain itu peneliti melihat para guru dalam mengajar tidak hanya dilator belakangi untuk bekerja tetapi juga sebagai pelayan terhadap masyarakat melalui mengajar anak usia dini. Dari pengamatan peneliti, peneliti melihat bahwa dalam mengajar anak usia dini memiliki kesulitan karena harus mengenal dan memahami karakter setiap anak.

Strategi komunikasi dapat dilakukan melalui sifat komunikasi itu sendiri, yaitu melalui penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal menggunakan kata-kata ataupun tulisan. Sedangkan komunikasi nonverbal menggunakan semua isyarat yang bukan merupakan kata-kata. Secara umum kelima guru menggunakan kedua secara seimbang dalam kegiatan belajar. Dari kelima guru, ibu Eva dan ibu Endang dalam mengajar menggunakan alat peraga sebagai alat bantu anak untuk memahami apa yang ia katakan. Tidak semua anak didik mereka dapat memahami komunikasi yang lakukan oleh guru. Maka dibutuhkan alat peraga untuk memberikan contoh visual bagi anak mengenai pelajaran yang sedang dipelajari.

Ibu Dewi, ibu Hesty dan ibu Mutiara melakukan kegiatan mengajar dengan mengkombinasikan keduanya agar anak didiknya tidak jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar dikelas. Kombinasi tersebut adalah komunikasi verbal dan nonverbal yang berupa guru yang mengajar melalui berbicara, bernyanyi, menari dan menggunakan berbagai media yang ada di sekolah. Mereka juga membuat suasana belajar yang tidak kaku dengan cara menggunakan bahasa sehari-hari dalam berkomunikasi dengan anak didik baik dalam kegiatan belajar maupun tidak. Kegiatan belajar yang di isi dengan memberikan penjelasan atau komunikasi searah dari guru ke siswa berpotensi besar terciptannya rasa bosan siswa dalam belajar. Ketiga informan tersebut menyajikan kegiatan belajar yang mereka lakukan dengan menggunakan berbagai sarana. Dalam strategi belajar sambil bermain yang diterapkan, anak mendapat pelajaran secara tidak mereka sadari melalui permainan yang mereka lakukan. Selain belajar di kelas, para guru juga membawa anak didik belajar ke lingkungan sekolah agar anak tidak jenuh

(6)

6

dengan suasana yang lebih menarik. Misalnya dalam belajar matematika, mereka bisa menghitung jumlah buah cokelat yang ada di kebun sekolah.

Karakter anak usia dini yang beragam mempengaruhi strategi komunikasi yang akan digunakan oleh guru dalam mengajar. Perbedaan pada setiap anak membutuhkan strategi yang tepat agar keberhasilan dari komunikasi yang dijalin guru dengan anak dapat berhasil ke semua anak secara menyeluruh. Walaupun pasti tidak akan bisa diterima sama oleh semua anak karena perbedaan kemampuan yang mereka miliki masing-masing.

Kelima guru menggunakan pendekatan secara personal terhadap anak didik mereka dalam kegiaan belajar. Pendekatan diri dari guru ke anak bertujuan untuk memahami keinginan dan kebutuhan anak dalam belajar. Dengan demikian, gruru dapat menyesuaikannya dalam menentukan bentuk strategi komunikasi yang akan di jalankan dalam kegiatan belajar.

Peneliti melakukan wawancara dengan orang tua anak usia dini di sekolah alam bukit hijau untuk mengetahui keberhasilan dari strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru terhadap perkembangan kemandirian anak usia dini tersebut. Dari wawancara dengan orang tua anak, peneliti mengetahui bahwa strategi komunikasi guru efektif dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini. keamndirian yang didapat oleh anak derasal dari proses belajar dan kegiatan belajar yang mereka dapat dari sekolah.

Albert Bandura memberikan asumsinya mengenai pembelajaran terhadap anak. Menurutnya individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada dilingkunganya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang ditiru disebut perilaku model atau perilaku contoh. Terdapat hubungan yang erat antara pelajar dan lingkunganya. Pembelajaran terjadi akibat keterkaitan tiga pihak, yaitu lingkungan, perilaku dan faktor-faktor pribadi. Hasil pembelajaran berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

Dikaitkan dengan kelima informan orang tua anak, kelima informan orang tua melihat perkembangan anak mereka setelah sekolah adalah berbagai perubahan yang positif. Anak dinilai mampu meniru apa yang mereka dapatkan dari proses belajar di sekolah. Mereka juga melihat keberhasilan melakukan peniruan tersebut mengembangkan sikap mandiri pada diri anak. Perkembangan kemandirian pada anak tentunya tidak sepenuhnya sama diantara semua anak. kembali lagi dipengaruhi oleh kemampuan dasar anak untuk menangkap apa apa yang diajarkan oleh guru mereka di sekolah.

Kelima guru memiliki pandangan yang sama mengenai konsep belajar yang diterapkan oleh sekolah. Mereka menilai konsep belajar yang berbasis lingkungan dan menekankan kepada belajar sambil bermain efektif untuk diberikan kepada anak usia dini. Karena hal itu juga kelima orang tua tersebut memilih sekolah alam bukit hijau untuk anak mereka memasuki pendidikan pertama di sekolah.

Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual atau mandiri, tanpa bantuan dan pertolongan dari orang lain. Kemandirian identik dengan kedewasaan, melakukan sesuatu tidak harus ditentukan atau diarahkan sepenuhnya oleh orang lain. Kemandirian

(7)

7

anak sangat diperlukan dalam rangka membekali mereka untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Dengan kemandirian ini seorang anak akan mampu untuk menentukan pilihan yang ia anggap benar, selain itu ia juga berani memutuskan pilihannya dan bertanggung jawab atas resiko dan konsekuensi yang diakibatkan dari pilihannya tersebut.

Melalui analisis yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan bahwa kemandirian anak usia dini mengalami perkembangan setelah sekolah di sekolah alam bukit hijau. Pak Roy yang merupakan orang tua dari Eiban melihat perkembangan kemandirian pada diri Eiban. Eiban sudah bisa melakukan beberapa kegiatan secara mandiri. Diantaranya adalah sudah dapat makan sendiri, memakai pakaian sendiri dan membuang air besar sendiri tanpa harus dibantu oleh orang tua lagi. Ibu Merry melihat juga perkembangan kemandirian pada diri Rika anaknya. Rika mampu mengaplikasikan pelajaran yang ia dapat dari guru di sekolah dalam kegiatannya sehari-hari. Menurut orang tuanya, ia akan membuang sampah pada tempatnya karena hal itu ditekankan oleh gurunya di sekolah. Ibu Linda melihat perubahan yang semakin baik pada emosional Ritz anaknya setelah mengikuti kegiatan belajar disekolah. Ia juga melihat perkembangan kemandirian anaknya dalam belajar di rumah dan mengajak adiknya untuk belajar bersama. Ibu Erika melihat perubahan yang terjadi pada Josh anaknya sebagai hasil dari komunikasi yang efektif yang dilakukan oleh gurunya di sekolah. Informan orang tua berikutnya yaitu ibu Jerni juga melihat perkembangan terhadap anaknya Kio. perkembangan yang terjadi pada anaknya yaitu dalam hal memakai sepatu, mandi dan makan sudah dapat ia lakukan secara mandiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru yaitu dengan menggunakan pendekatan personal, pengenalan terhadap karakter setiap anak usia dini dan penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal mampu mengembangkan kemandirian anak usia dini di sekolah alam bukit hijau Medan. Walaupun kemandirian yang di dapat oleh anak berbeda satu sama lain, namun perkembangan kemandirian tersebut sangat baik bagi mereka di usia dini sebagai modal dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Strategi komunikasi yang digunakan selain pendekatan personal, juga melalui penggunaan komunikasi verbal dan noverbal secara seimbang dan dikombinasikan dalam kegiatan belajar anak usia dini di sekolah alam bukit hijau. Sebelum menentukan strategi yang akan digunakan, guru harus terlebih dahulu mengenali dan memahami karakter dari setiap anak didiknya sehingga guru dapat menentukan perencanaan berdsarkan apa

(8)

8

yang disukai dan dibutuhkan anak usia dini di sekolah alam bukit hijau Medan.

2. Strategi komunikasi yang digunakan oleh guru berhasil mengembangkan kemandirian anak usia dini di sekolah alam bukit hijau Medan.

Kemandirian yang di dapat anak usia dini berupa berbagai kegiatan yang sekarang bisa mereka kerjakan sendiri tanpa bantuan orang tua.

3. Bentuk kemandirian yang telah berkembang pada anak usia dini tersebut adalah anak dapat berdoa dan memimpin doa, memakai pakaian sendiri, memakai sepatu sendiri, makan sendiri, mempersiapkan tas sekolah sendiri, buang air besar sendiri dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Selain itu, anak uga dapat mengaplikasikan apa yang ia peroleh dari sekolah dalam bentuk mengambil keputusan seperti membuang sampah pada tempatnya dan memiliki rasa berbagi terhadap sesama teman.

Saran

Beberapa saran yang ingin disampaikan penulis adalah:

1. Saran kaitan akademis, peneliti mendapati banyak hal yang masih dapat dikaji mengenai strategi komunikasi, sehingga kiranya penelitian ini mendorong pihak akademis untuk bisa membantu mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi melakukan penelitian serupa sehingga bisa menambah kekurangan-kekurangan yang masih didapati dalam penelitian ini atau bahkan memperluas kajian penelitian ini.

2. Saran kaitan teoritis, peneliti mendapati sekolah alam bukit hijau memiliki konsep belajar yang unik dengan menggunakan alam sebagai sarana belajar anak. Kiranya konsep belajar yang tidak formal seperti ini dapat dikembangkan di Kota Medan.

3. Saran kaitan praktis, peneliti juga mendorong setiap guru untuk

memberikan edukasi yang benar dan tepat terhadap anak terutama anak usia dini sebagai modal dasar dalam menjalani jenjang pendidikan.

(9)

9

DAFTAR REFERENSI

Bacharuddin, Mustafa. 2008. Dari Literasi Dini Ke Literasi Teknologi. Bandung : Yayasan CREST.

Effendy, Onong Uchana. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Papalia, Diane E., et. al., 2010. Human Development (Psikologi Perkembangan), (A.K. Anwar, Penerjemah) Jakarta : Kencana.

Patilima, Hamid. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks

Referensi

Dokumen terkait

Suatu hasil perumusan habitus, modal dan ranah yang menghasilkan suatu praktik sosial inilah yang akhirnya menentukan apakah anggota outsider ini bisa mendapatkan

Wacana ideologi narasi Kitab Ester pada peredaksian pertama bertujuan menjadi media propaganda bagi integrasi serta kohesi masyarakat Yahudi sekaligus sebagai counter

Sardiman (1990:75) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dan memberikan

Dari kisah Babad Tahan Jawa itu, maka kita dapat melihat bahwa telah menyebabkan terjadinya pertentangan antara kerajaan Islam di pesisir dengan sikap ortodoksnya , dengan kerajaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) gambaran tingkat penyesuaian diri siswa sebelum diberi pendekatan perilaku kognitif berada pada kategori “rendah dan sedang” setelah

Berkaitan dengan peranan theaflavin dalam ekstrak teh hitam terhadap penurunan ekspresi PPARγ pada kultur preadiposit ini perlu penelitian lanjut untuk mengungkap mekanisme

Akar permasalahan pembelajaran tersebut me- liputi: (1) belum adanya model dan manajemen pembelajaran yang disepakati antara kedua belah pihak, (2) belum siapnya

Perlakuan jarak tanam 30 x 50 cm dengan frekuensi pembumbunan yang dilakuan sebanyak 3 kali (J12) menunjukkan perlakuan yang paling efektif dibandingakan dengan