• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK (Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK (Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

(Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group)

Bernd Anthonio1)

1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email : bernd1609@yahoo.com

Abstrak : Dalam melakukan proses perbaikan atau pemeliharaan sarana dan fasilitas yang ada di Terminal BBM Surabaya Group, bagian LJP menunjuk perusahaan pengadaan barang dan jasa (kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT. Pertamina (Persero) untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan sarfas yang dimaksud. Proses pemilihan tersebut memerlukan ketelitian dan keuletan yang sangat tinggi, mengingat banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor menjadi tidak optimal karena bersifat subjektif sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan hasil proyek yang tidak sesuai harapan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu metode yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu proyek. Maka digunakan metode PROMETHEE untuk membantu bagian LJP dalam memilih kontraktor proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor yang masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan.

Keyword : LJP, Kontraktor, Proyek, Promethee

PENDAHULUAN

Terminal BBM Surabaya Group (TBSG) merupakan salah satu bagian dari PT. Pertamina (Persero) yang memiliki tanggungjawab untuk mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK) di wilayah pemasaran Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara). Untuk menunjang proses pendistribusian tersebut agar berjalan dengan baik, maka bagian Layanan Jasa Pemeliharaan (LJP) dituntut untuk melakukan perencanaan yang tepat mengenai perbaikan atau pemeliharaan sarana dan fasilitas (sarfas) yang ada.

Dalam melakukan proses perbaikan atau pemeliharaan tersebut, bagian LJP menunjuk perusahaan pengadaan barang dan jasa (kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT. Pertamina (Persero) untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan yang dimaksud. Langkah awal yang dilakukan bagian LJP adalah membuat suatu Owner Estimate (OE) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang berisikan perincian biaya barang dan jasa suatu proyek yang akan dilaksanakan, nantinya OE/HPS tersebut akan menjadi salah satu acuan dalam menilai kewajaran harga yang ditawarkan sehingga dapat memilih kontraktor yang tepat.

(2)

Setelah itu bagian LJP akan mengundang sekurang-kurangnya 5 (lima) kontraktor untuk melakukan penawaran harga terhadap proyek yang akan dilaksanakan dan memilih satu kontraktor sebagai pemenang untuk melaksanakan proyek tersebut.

Pada kenyataannya proses pemilihan kontraktor masih bersifat manual yaitu dengan membanding-bandingkan kriteria kontraktor satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh dalam suatu proyek yang akan dikerjakan terdapat kontraktor yang memiliki penawaran harga yang cukup baik, namun pada proses pelaksanaannya sering mengalami keterlambatan waktu dan kualitas hasil pekerjaannya tidak sesuai harapan. Sedangkan kontraktor yang lain dapat mengerjakan proyek dengan tepat waktu dan kualitas hasil yang baik, namun penawaran harga yang diberikan tidak sesuai.

Proses pemilihan tersebut memerlukan ketelitian dan keuletan yang sangat tinggi dalam menentukan kontraktor yang dipilih, mengingat banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor menjadi tidak optimal karena bersifat subjektif. Sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan hasil proyek yang tidak sesuai harapan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu metode yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu proyek. Metode Preference Rangking Organization Method for Enrichment Evalution (PROMETHEE) adalah metode yang biasa digunakan dalam ketepatan pengambilan keputusan. Pada dasarnya metode PROMETHEE

memiliki kesamaan dengan metode Analytical Hirarchy Process (AHP), tetapi PROMETHEE lebih menekankan pada pola kesederhanaan perhitungan outranking kriteria inputan. Maka digunakan metode PROMETHEE untuk membantu bagian LJP dalam memilih kontraktor proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor yang masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan

LANDASAN TEORI

Multi Criteria Decision Making

Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) atau Multi Criteria Decision Making (MCDM) merupakan sebuah metode yang menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengevaluasi masalah pengambilan keputusan yang menggunakan berbagai ukuran atau kriteria (Wikipedia, 2007). MCDA digunakan secara luas untuk pemilihan, pengurutan atau perankingan alternatif dalam hubungannya dengan multikriteria (Lopez, 2005). Intuisi MCDA berhubungan erat dengan cara manusia membuat keputusan. Maka dari itu meskipun terdapat berbagai pendekatan dalam MCDA, metode dan teknik pada unsur dasar MCDA sangat sederhana yaitu terbatas atau tak terbatasnya aksi (alternatif, solusi, bagian dari aksi), setidaknya terdapat dua kriteria, dan dengan jelas setidaknya terdapat satu decision-maker (DM). Dengan diberikannya unsur dasar tersebut, MCDA adalah suatu kegiatan yang membantu membuat keputusan, sebagian besar dalam kaitannya dengan pemilihan, ranking, atau pengurutan aksi (Figueira, -). Beberapa metode yang termasuk dalam Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) antara lain: Analytical Hierarchy Process (AHP),

(3)

Multi-Attribute Global Inference Quality (MAGIQ), Goal Programming, Electre (Outranking), Promethee (Outranking), Data Envelopment Analysis, The Evendential Reasoning Approach, Dominance-based Rough Set Approach (DRSA).

Promethee

Menurut Suryadi dan Ramdhani (1998:147) Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (Promethee) adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunanaan nilai dalam hubungan outranking.(Brans et. Al.,1986). Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria, yaitu: Kriteria Biasa, Kriteria Quasi, Kriteria dengan Preferensi Linier, Kriteria Level, Kriteria Preferensi Linier dan Area yang Tidak Berbeda, dan Kriteria Gausiian. Penjelasan masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Biasa (Usual Criterion) H(d) = 0 jika d = 0

H(d) = 1 jika d ≠ 0

Dimana d = selisih nilai kriteria {d= f(A) – f(B)} Pada kasus ini, tidak ada beda (sama penting) antara A dan B jika dan hanya jika f(A) = f(B) : apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki nilai yang lebih baik.

Gambar 1. Usual criterion b. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)

H(d) = 0 jika –q ≤ d ≤ q H(d) = 1 jika d < -q atau d > q

Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.

Gambar 2. Quasi criterion c. Kiteria Preferensi Linier

H(d) = d/p jika –p ≤ d ≤ p H(d) = 1 jika d < -p atau d > p

Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.

(4)

d. Kriteria level (level citerion) H(d) = 0 jika |d| ≤ q H(d) = 0,5 jika q < |d| ≤ p H(d) = 1 jika p < |d|

Jika |d| berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5).

Gambar 4. level citerion

e. Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda

H(d) = 0 jika |d| ≤ q

H(d) = (|d| – q)/ (p-q) jika q < |d| ≤ p H(d) = 1 jika p < |d|

Peningkatan preferensi secara linier tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antar dua kecenderungan q dan p.

Gambar 5. Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda

f. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion) H(d) = 1- exp {-d2/ 2 2 }

Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai , dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistik.

Gambar 6. Gaussian Criterion

Promethee Ranking

Setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan leaving flow, dengan persamaan : F+(a) = 1 1 -n

Â

ŒA √ x (a,x) Dimana

(a,x) menunjukkan preferensi bahwa alternatif a lebih baik daripada alternatif x.

Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah sejauh dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.

b

P(a,b) a

Gambar 7. Leaving Flow

Secara simetris dapat ditentukan entering flow dengan persamaan F+(a) = 1 1 -n C

Â

ŒA √(x,a)

Entering flow diukur berdasarkan karakter outranked dari a. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.

(5)

Prose Pemilihan Kontraktor Proyek Menggunakan Metode PROMETHEE - Data Alternatif Kontraktor Proyek - Data Kriteria Pilihan - Data Pembobotan Nilai Kriteria Prioritas Alternatif Kontraktor Proyek Yang Dipilih INPUT OUTPUT b P(a,b) a

Gambar 8. Entering Flow

Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan persamaan:

F(a) = F+(a) -F-(a)

Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk masing-masing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk memperkaya penyelesaian masalah.

1. Promethee I

Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan:

a P+b jika F+(a) > F+(b) a P-b jika F-(a) < F-(b) a I+b jika F+(a) = F+(b) a I-b jika F-(a) = F-(b)

Promethee I menampilkan partial preorder (PI, II, RI) dengan mempertimbangkan interseksi dari dua preorder :

aPI B (a outrank b) jika aP+b dan aP-b atau a P+b dan a I-b atau a I+b dan a P-b a IIb (a tidak ada beda b) jika aI+b dan a I-b a RIb (a dan b incomparable)

jika pasangan lain

Partial preorder diajukan kepada pembuat keputusan, untuk membantu pengambilan keputusan masalah yang dihadapinya. Dengan menggunakan metode Promethee I masih menyisakan bentuk incomparable, atau dengan kata lain hanya memberikan solusi partial preorder (sebagian).

2. Promethee II

Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran dari bentuk incomparable, Promethee II complete preorder (PII, III) disajikan dalam bentuk net flow disajikan berdasarkan pertimbangan persamaan :

a P IIb jika Φ (a) > Φ (b) a P IIb jika Φ (a) = Φ (b)

melalui complete preorder, informasi bagi pembuat keputusan lebih realistik.

1. PERANCANGAN SISTEM Model Pengembangan

Model Pengembangan dari sistem pendukung keputusan ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang menjelaskan bahwa data alternatif kontraktor proyek, data kriteria kontraktor, dan data nilai pembobotan kriteria akan diproses menggunakan metode PROMETHEE untuk menghasilkan urutan prioritas alternatif kontraktor proyek yang terbaik.

Gambar 9. Model Pengembangan

SPK

Pemilihan Kontraktor Proyek

(6)

Data Flow Diagram

Context diagram pemilihan kontraktor proyek menggambarkan proses aliran data yang terjadi dalam sistem secara garis besar. Context diagram penilaian kinerja karyawan terdapat 3 external entity, yaitu bagian LJP, Kontraktor, Operation Head. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.8

Data Kontraktor Pilihan

Dokumen Penawaran

Laporan Owner Estimate Data Proyek

Data Hasil Promethee

Data Kriteria

Laporan Kontraktor Pilihan Data Kontraktor Data Jasa Data Material 0 SPK Pemilihan Kontraktor Proyek + LJP Kontraktor Operation Head

Gambar 10. DFD Level Context

SPK Pemilihan

Kontraktor Proyek

Entity Realiontship Diagram

Entity Relation Diagram adalah proses yang menjelaskan hubungan antar entity dan relasinya. Entity Relation Diagram memiliki 2 model yaitu Conceptual Data Model (CDM) yang menjelaskan suatu hubungan antar entity secara konseptual dan Physical Data Model (PDM) yang menggambarkan hubungan antar entity secara fisik.

1. Model data konseptual (Conseptual Data Model)

Model data konseptual adalah rancangan dalam bentuk diagram sebelum pembuatan database secara detail. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. CDM (Conceptual Data Model) SPK Pemilihan Kontraktor Proyek 2. Model data phisik (Physical Data Model)

Model data phisik adalah hasil generate dari model data konseptual. Model data phisik pada sistem ini mempresentasikan rancangan fisik basis data yang disimpan. Model data phisik ini menghasilkan table-tabel yang nantinya dipakai dalam implementasi sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 12. PDM (Physical Data Model) SPK Pemilihan Kontraktor Proyek

memil iki proyek

memil iki perangkingan promethee

me mil iki kri teri a

me mil iki j as a memil iki ma terial

memil iki penawaran

memil iki pekerjaan

memp unyai penawaran memil iki OE

memil iki detail s ub memil iki s ub pekerjaan

Master Material ID_Material Nama_Material Merk Satuan_Material Harga_Material Master Jasa ID_Jasa Nama Jasa Satuan_Jasa Harga_Jasa Master Kontraktor ID_Kontraktor Nama_Kontraktor Alamat Nama_Pimpinan ID_Bidang NPWP Masa Berlaku SKT Status Master Kriteria ID_Kriteria Nama_Kriteria Model Tipe Preferensi Kaidah Dasar Master Proyek ID_Proyek Nama Proyek Tanggal_Mulai Tanggal_Selesai Lokasi Kota Master OwnerEstimate ID_OwnerEstimate Tanggal_OE Total Promethee ID_Promethee Leaving_Flow Rangking_LF Entering_Flow Rangking_EF Net_Flow Rangking_NF Penawaran ID_Penawaran Tanggal_Penawaran Harga_Penawaran Pekerjaan ID_Pekerjaan Nama Pekerjaan Sub Pekerjaan ID_SPekerjaan Nama_SPekerjaan Detail Sub Pekerjaan ID_DSPekerjaan Nama_DSPekerjaan

ID_KONT RAKT OR = ID_KONT RAKT OR

ID_PROMET HEE = ID_PROMET HE EID_PROYEK = ID_PROYEK

ID_PROMET HEE = ID_PROMET HEE ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJ AAN

ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJ AAN

ID_KONT RAKT OR = ID_K ONT RAKT OR

ID_PROYEK = ID_PROYEK

ID_PROYEK = ID_PROYEK

ID_OWNEREST IMAT E = ID_OWNEREST IMAT EID_PROYEK = ID_PROYEK

ID_SPEKERJAAN = ID_SPEKERJAANID_PEKERJAA N = ID_PEKERJ AAN

MASTER_MATERIAL ID_MATERIAL varchar(20) ID_PEKERJAAN varchar(20) NAMA_MATERIAL varchar(100) MERK varchar(50) SATUAN_MATERIAL varchar(50) HARGA_MATERIAL integer MASTER_JASA ID_JASA varchar(20) ID_PEKERJAAN varchar(20) NAMA_JASA varchar(50) SATUAN_JASA varchar(50) HARGA_JASA integer MASTER_KONTRAKTOR ID_KONTRAKTOR integer NAMA_KONTRAKTOR varchar(50) ALAMAT varchar(100) NAMA_PIMPINAN varchar(50) ID_BIDANG varchar(20) NPWP varchar(20) MASA_BERLAKU_SKT date STATUS char(10) MASTER_KRITERIA ID_KRITERIA varchar(20) ID_PROMETHEE varchar(20) NAMA_KRITERIA varchar(50) MODEL varchar(50) TIPE_PREFERENSI varchar(50) KAIDAH_DASAR varchar(20) MASTER_PROYEK ID_PROYEK varchar(20) ID_OWNERESTIMATE varchar(20) ID_PROMETHEE varchar(20) ID_KONTRAKTOR integer NAMA_PROYEK varchar(100) TANGGAL_MULAI date TANGGAL_SELESAI date LOKASI varchar(50) KOTA varchar(20) MASTER_OWNERESTIMATE ID_OWNERESTIMATE varchar(20) ID_PROYEK varchar(20) TANGGAL_OE date TOTAL integer PROMETHEE ID_PROMETHEE varchar(20) ID_PROYEK varchar(20) LEAVING_FLOW varchar(50) RANGKING_LF varchar(50) ENTERING_FLOW varchar(50) RANGKING_EF varchar(50) NET_FLOW varchar(50) RANGKING_NF varchar(50) PENAWARAN ID_PENAWARAN varchar(20) ID_PROYEK varchar(20) ID_KONTRAKTOR integer TANGGAL_PENAWARAN date HARGA_PENAWARAN integer PEKERJAAN ID_PEKERJAAN varchar(20) ID_PROYEK varchar(20) NAMA_PEKERJAAN varchar(100) SUB_PEKERJAAN ID_SPEKERJAAN varchar(20) ID_PEKERJAAN varchar(20) NAMA_SPEKERJAAN varchar(20) DETAIL_SUB_PEKERJAAN ID_DSPEKERJAAN varchar(20) ID_SPEKERJAAN varchar(20) NAMA_DSPEKERJAAN varchar(20)

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Promethee

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan proses pemilihan kontraktor proyek menggunakan Metode Promethee. Misalnya pada Proyek Realokasi Tangki Timbun No. 50 Produk Kerosene menjadi Produk Pertamax di TBBM Surabaya Group - Tanjung Perak terdapat lima kontraktor yang sesuai dengan bidang proyek yang akan dikerjakan yaitu CV. Rahma Istana Sejahtera, PT. Hendah Karya, CV. Sinar Raya, CV. Dwi Tunggal, dan PT. Putera Domas Perkasa.

Adapun kriteria yang digunakan pada penentuan alternatif kontraktor proyek adalah sebagai berikut :

1.

Kriteria Penawaran Harga

Data nilai kualitatif untuk kriteria penawaran harga didapat dari nilai harga proyek yang ditawarkan kontraktor, dimana pada kriteria ini tidak memiliki nilai pembobotan sehingga data dapat langsung dimasukkan tanpa memberikan bobot.

2.

Kriteria Kualitas

Data nilai kualitatif untuk kriteria kualitas pada Tabel 3.1 didapatkan dari hasil evaluasi rekanan yang telah ada, hasil evaluasi rekanan tersebut mengenai kualitas hasil pekerjaan proyek dimana kualitas dikatakan baik apabila hasil pekerjaan dilapangan sesuai dengan kontrak awal pekerjaan dan sebaliknya. Nilai bobot untuk setiap jenis kualitas didapat dari membagi nilai kualitas dengan total nilai kriteria kualitas.

Tabel 1 Nilai Kualitatif Kualitas

Kualitas Nilai Bobot

Baik Sekali 10 0,3846

Baik 8 0,3076

Cukup 6 0,2307

Kurang 2 0,0769

3.

Kriteria Pengalaman Perusahaan

Data nilai kualitatif untuk kriteria pengalaman perusahaan didapat dari jangka waktu perusahaan berkecimpung dalam bidang proyek tersebut, dimana pada kriteria ini tidak memiliki nilai pembobotan sehingga data dapat langsung dimasukkan tanpa memberikan bobot.

4.

Kriteria Keselamatan Kerja

Data nilai kualitatif untuk kriteria keselamatan kerja pada Tabel 3.2 didapatkan dari hasil penilaian mengenai prosedur keselamatan kerja, dimana hasil penilaian dikatakan tinggi apabila prosedur keselamatan dalam bekerja telah sesuai dengan prosedur yang berlaku di PT. Pertamina TBBM Surabaya Group dan sebaliknya. Nilai bobot untuk setiap keselamatan kerja didapat dari membagi nilai keselamatan kerja dengan total nilai kriteria keselamatan kerja.

Tabel 2. Nilai Kualitatif Keselamatan Kerja

Kualitas Nilai Bobot

Tinggi 10 0,5

Menengah 7 0,35

Rendah 3 0,15

5.

Kriteria Ketepatan Waktu

Data nilai kualitatif untuk kriteria ketepatan waktu pada Tabel 3.2 didapat berdasarkan dari kemampuan kontraktor proyek untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan batas

(8)

waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Nilai bobot untuk setiap ketepatan waktu didapat dari membagi nilai ketepatan waktu dengan total nilai kriteria ketepatan waktu.

Tabel 3. Nilai Kualitatif Ketepatan Waktu

Kualitas Nilai Bobot

Tepat Waktu 10 0,6667

Tidak Tepat Waktu 5 0,3333

Berikut adalah tabel penilaian alternatif kontraktor proyek dan merupakan data awal dari perhitungan metode Promethee.

Tabel 4. Penilaian Awal Kontraktor

Tabel 5. Nilai Kualitatif Untuk Masing-Masing Alternatif

Form proses yang terlihat pada Gambar 13 dibawah merupakan form yang menunjukan nilai awal kriteria untuk tiap alternatif kontraktor dan hasil nilai treshold yang didapat dari data awal tersebut.

Gambar 13. Form Proses Perhitungan

Hasil Perhitungan Promethee

Form hasil promethee yang terlihat pada Gambar 14. dibawah merupakan form yang menunjukan index preferensi dari tiap alternatif dan hasil dari pemilihan kontraktor tersebut

(9)

Laporan Hasil Perhitungan Promethee

Form laporan hasil promethee yang terlihat pada Gambar 15 dibawah merupakan form hasil dari pemilihan kontraktor proyek menggunakan metode Promethee yang ditampilkan dalam urutan rangking

Gambar 15. Form Laporan Hasil Promethee

KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis, perancangan sistem dan pembuatan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kontraktor Proyek menggunakan Metode Promethee pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group ini serta dilakukan evaluasi hasil penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kontraktor Proyek menggunakan Metode Promethee mampu menghasilkan alternatif kontraktor proyek terbaik yang dapat dipilih PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group.

2. Perhitungan dan pembobotan menggunakan

metode promethee mampu

diimplementasikan dengan baik pada Sistem

Pendukung Keputusan Pemilihan Kontraktor Proyek di PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group sehingga masalah penentuan kontraktor proyek dapat terpecahkan dan terselesaikan.

3. Dari beberapa hasil uji coba sistem yang telah dilakukan, aplikasi ini memberikan alternatif kontraktor yg terbaik sesuai dengan pemilihan manual yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group tanpa memerlukan waktu yang terlalu lama dalam menentukan pemenangnya.

SARAN

Adapun beberapa saran dapat disampaikan untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat antara lain :

1. Jenis kriteria yang digunakan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan beberapa kriteria agar pemilihan kontraktor proyek menjadi lebih kompleks.

2. Mengembangkan sistem terintegrasi dengan bagian/user terkait dalam proses penilaian kinerja dari kriteria kontraktor yang telah ditentukan sehingga alternatif kotraktor pilihan dapat lebih maksimal.

3. Aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi berbasis web sehingga proses pengadaan barang/jasa dapat ditenderkan langsung oleh semua kontraktor yang terdaftar di PT. Pertamina (Persero) khususnya di Terminal BBM Surabaya Group.

(10)

Daftar Pustaka

Directorate, General Affairs. 2010. Pedoman

Pengadaan Barang / Jasa No.

A-001/I00020/2010-S0 Rev. 1. Jakarta :

PT. Pertamina (Persero).

Herman, M, 2006. A Multi-Criterion

Decision

Making

Approach

to

Problem

Solving.

URL

:

www.poms.ucl.ac.be/etudes/notes/Pro

metheeShape.ppt diakses tanggal 12

Oktober 2011.

Jean Pierre Brans, Bertrand Marechal, How

to Decide with Promethee. URL :

www.visualdecision.com/Pdf/How%

20to%20use%20PROMETHEE.pdf.

diakses tanggal 12 Oktober 2011.

Kendall dan Kendall. 2003. Analisis dan

Perancangan Sistem Edisi Kelima,

Jakarta : PT. Prenhallindo.

Kurniasari, Diah. 2009. Sistem Pendukung

Keputusan

Pemilihan

Kontraktor

Menggunakan

Metode

Delphi.

Sekolah

Tinggi

Manajemen

Informatika dan Teknik Komputer.

Surabaya.

Sadewi, Chatarina Dian. 2009. Rancang

Bangun Sistem Pendukung Keputusan

Pemilihan Pemenang Tender Proyek

Listrik Pada PT. PLN (Persero).

Sekolah

Tinggi

Manajemen

Informatika dan Teknik Komputer.

Surabaya.

Suharli, Suryanto. 2005.

Membangun

Aplikasi Berbasis Windows dengan

Visual Basic .Net. Jakarta : Elex

Media Komputindo.

Suryadi, Kadarsah, DR. IR. Dan M. Ali

Ramdhani, IR. MT. 1998. Sitem

Pendukung

Keputusan

:

Suatu

Wacana Struktural Idealisasi dan

Implementasi Konsep Pengambilan

Keputusan. Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya.

Turban, Efraim & Jay E. Aronson. 2001.

Decision

Support

Systems

and

Intelligent Systems; 7th edition. New

Jersey: Prentice Hall.

Winarko, Edi. 2006. Perancangan Database

dengan

Power

Designer

6.32.

Surabaya : Prestasi Pustaka.

Yogiyanto, HM. 1995. Analisa dan Desain

Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Offset.

2003, Keppres 80 Tahun. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah. Jakarta : CV. Catur Utama.

Gambar

Gambar 4. level citerion
Gambar 12. PDM (Physical Data Model) SPK  Pemilihan Kontraktor Proyek
Tabel 1 Nilai Kualitatif Kualitas Kualitas Nilai Bobot
Gambar 13. Form Proses Perhitungan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun terdapat kajian yang mengatakan bahawa anak-anak dan pelajar yang berhadapan dengan perceraian ibu bapa mempunyai masalah emosi seperti tertekan, marah dan sedih

Faktor yang berpengaruh dominan terhadap customer satisfaction di Ipo Korean Café and Restaurant Surabaya adalah service quality karena mempunyai nilai

Matakuliah ini memfokuskan pada dua hal: Pertama, membentuk skemata mahasiswa tentang konsep- konsep dan teori-teori sosiologi yang berkaitan dengan objek formal dan

Karakter yang baik untuk membeda- kan antar spesies dan marga Calamus yaitu dengan melihat bentuk anak da- un, jumlah tulang anak daun, bentuk tepi anak daun, pola

Akan tetapi, apabila permasalahannya adalah mencari kunci kamar yang hilang, maka dia tidak bisa memecahkan permasalahan (mengambil laptop) tersebut sebelum kunci

Bukti peningkatan prestasi belajar siswa dari kegiatan pembelajaran dapat dijabarkan pada hasil kegiatan siklus 4 berdasarkan pada observasi yang dilakukan pada siklus sebelumnya

58 Persentase (%) Tutor Paket B Lulus Pelatihan Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik yang Kontekstual Berbasis Tik 59 Persentase (%) MTs/PPS Wustha/ Paket B Di Pesantren