KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR
Oleh
ERLY NIM. 070 500 076
PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur yang dilaksanakan dari tanggal 10 Maret - 10 Mei 2010.
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Jamaluddin, SP, M.Si. NIP. 19720612 200112 1003
Dosen Penguji,
Rusli Anwar, SP, M.Si. Nip. 197011012005 0110003
Mengesahkan, Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 18880 1 003
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Karangjuang Hijau Lestari Sehingga laporon ini dapat diselesaikan.
Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu didalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga ya ng telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama melaksanakan kegiatan PKL di PT Karangjuang Hijau Lestari
2. Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3. Ir Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan.
4. Jamaluddin, SP, M.Si selaku dosen pembimbing. 5. Rusli Anwar, SP, M.Si. Selaku dosen penguji
6. Seluruh staf dosen dan teknisi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu dalam proses belajar mengajar maupun diluar jam perkuliahan.
7. Bapak Hotri Pulungan, selaku General Manager PT. Karangjuang Hijau Lestari Kec. Sebuku.
8. Bapak Hulman Butar-Butar selaku Deputi General Manager Tirta Madu Sawit Jaya (TMSJ) 1 dan Plasma serta pembimbing lapangan yang memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama pelaksanaan PKL .
9. Rekan-rekan mahasiswa atas kerjasamanya yang telah mendukung dalam pembuatan laporan ini.
Semoga apa yang diberikan kepada penulis baik doa maupun dukungan moral dapat dibalas oleh Tuhan Yang Esa. Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.
Erly
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang... 1
B. Tujuan ... 2
C. Hasil yang diharapkan... 2
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... .. 3
A. Tinjauan umum perusahaan ... 3
B. Manajemen Kebun ... 3
C. Lokasi dan waktu kegiatan PKL ... 4
III. HASIL PRAKTEK... .. 5
A. Pembibitan... 5
1. Perawatan Wedding Atas di Pre Nursery ... 5
2. Penyiraman Bibit di Main Nursery ... 6
B. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TBM) ... 7
1. Pemupukan... 7 2. Pemeliharaan Piringan... 9 3. Pengendalian Hama ... 11 4. Penyisipan ... 12 C. Panen... 14 D. Pengolahan Hasil ... 16
1. Penerimaan dan Penimbangan TBS di Pabrik ... 16
2. Stasiun Loading Ramp ... 17
3. Stasiun sterilizer (Perebusan) ... 19
4. Proses Penebahan... 21
5. Proses Pressing... 22
6. Proses Klarifikasi ... 24
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... .. 29 A. Kesimpulan... 29 B. Saran... 30 DAFTAR PUSTAKA ... 31 LAMPIRAN ... 32
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Peta lokasi PT. Karangjuang Hijau Lestari... 33
2. Struktur organisasi PT. Karangjuang Hijau Lestari ... 34
3. Pemupukan... 35
4. Pengendalian Hama ... 35
5. Penyisipan ... 36
6. Panen... 36
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa Sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae dan berasal dari Afrika Barat. Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati.
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit. Sistem agribisnis kelapa sawit merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian (agroindustri hulu), pertanian, industri hilir, dan pemasaran yang dengan cepat merangkaikan seluruh subsistem untuk mencapai skala ekonomi.
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dalam hal ini program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan merupakan suatu lembaga pendidikan yang berhubungan dengan perkebunan yang di harapkan mampu menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan memiliki keahlian di bidang perkebunan. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanama n Perkebunan membagi kurikulum sebesar 40% untuk teori atau perkuliahan dan 60% untuk praktek. pada semester akhir melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) diperusahaan-perusahaan, PKL yang telah kami lakukan selama dua bulan sangat banyak bermanfaat bagi mahasiswa. Untuk itu mahasiswa dituntut membuat Laporan Praktek Lapang. Isi laporan kegiatan ini adalah cakupan semua kegitan yang di lakukan di lapangan. Oleh mahasiswa dan
merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh mahasiswa agar dinyatakan lulus.
B. Tujuan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan agar Mahasiswa :
1. Mengetahui proses kegiatan budidaya kelapa sawit yang diikuti selama PKL di perusahaan perkebunan.
2. Mengetahui tata cara penggunaan alat dan bahan yang digunakan di lapangan.
3. Memahami prinsip kerja kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.
C. Hasil Yang Diharapkan
1. Agar mahasiswa dapat mahir/ahli dalam proses kegiatan budidaya yang ada di perkebunan khususnya kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. 2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu budidaya yang di lakukan selama
berada dipoliteknik pertanian dengan praktek kegiatan yang ada perusahaan perkebunan.
3. Mahasiswa dapat menggunakan semua alat dan bahan yang ada dalam kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) merupakan perusahaan, yang bergerak dalam bidang usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang didirikan pada tahun 1998 yang terletak di Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Timur. Pengembangan perusahaan memiliki dua pola yaitu: pola inti dan pola plasma. KHL Group juga memiliki anak cabang yaitu: PT. Bulungan Hijau Permai Group (BHP), PT. Tirta Madu Sawit Jaya I Group (TMSJ I) PT. Tirta Madu Sawit Jaya II Group (TMSJ II) PT. Bumi Simanggaris Indah Group (BSI). Untuk perkebunan KHL Group luas areal yang diusahak adalah 50.000 Ha.
B. Manajemen Kebun. PT KHL.
1. General Manager.
Merupakan pemimpin tertinggi di kebun dan di pabrik yang bertugas merencanakan, mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan kegiatan operasional perusahaan.
2. Deputy General Manager.
Bertugas membantu tugas-tugas General Manager dalam melaksanakan kegiatan operasional dalam mencapai target produksi TBS dan CPO sesuai yang ditetapkan oleh manajemen.
3. Kerani General Manager.
Bertugas membantu Manager dalam pengarsipan surat-surat dan penyimpanan data yang masuk dan keluar dari kebun.
4. Field Manager.
Bertugas memimpin segala kegiatan operasional dalam bidang tanaman dan non tanaman di rayon me lalui penggunaan faktor- faktor produksi, sehingga potensi tanaman dapat dimanfaatkan untuk mencapai kualitas dan kuantitas serta mengendalikan biaya yang berpedoman kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.
5. Kerani Field Manager
Bertugas membantu Field Manager dalam penyusunan dan pelaporan setiap hasil pekerjaan dari afdeling serta administrasi lapangan.
6. Asisten
Bertugas sebagai pimpinan di areal afdeling untuk merencanakan, mengorganisir serta mengendalikan sumber daya yang ada agar tercapai mutu pekerjaan yang baik untuk mencapai item pekerjaan yang telah ditargetkan oleh perusahaan.
7. Mandor
Bertugas mengawasi kegiatan kerja yang ada dalam afdeling agar mencapain kualitas dan target yang ditetapkan perusahaan.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Lokasi PKL adalah di PT. Karangjuang Hijau Lestari, Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Timur selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 10 Maret 2010 -10 Mei 2010.
II. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pembibitan
Ilmu pembibitan itu terdiri dari pembibitan awal (Pre Nursery) dan pembibitan utama (Main Nursery).
1. Pengendalian gulma di Pre Nursery (PN)
a. Tujuan
Untuk membersihkan gulma yang tumbuh pada polybag yang dapat menghambat pertumbuhan akibat persaingan unsur hara maupun sinar matahari antara bibit dengan gulma.
b. Dasar Teori
Menurut (Sastrosayono, 2007), persemaian dapat dilakukan dikantong plastik, keranjang bambu, atau bakul. Di wadah tersebut yang paling sering dipakai adalah kantong plastik hitam (polybag) dengan garis tengah 15 cm dan tinggi 16 cm. Tanah yang mengandung kotoran dimasukkan kedalam polybag secukupnya.
Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan:
1. Menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari.
2. Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian-bagian gulma.
3. Secara umum kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani karena adanya penambahan kegiatan di pertanaman.
c. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk weading/ mencabut gulma pada (PN) yaitu: kantong plastik, bangku duduk dari papan.
d. Prosedur Kerja
1. Mencabut gulma yang ada dalam babybag/polybag kecil. 2. Mengumpulkan gulma dalam kantong plastik
3. Membuang gulma keluar dari areal pembibitan atau bedengan
e. Hasil Ya ng Dicapai
Target yang harus dicapai tenaga kerja dalam 1 HK adalah 1000 tanaman. Dari hasil kerja yang dilakukan oleh 1 mahasiswa diperoleh prestasi 200 tanaman.
2. Perawatan di Main Nursery (Penyiraman)
a. Tujuan
1. Untuk menjaga kelembaban pada media. 2. Memudahkan pergerakan akar.
3. Mempermudahkan penyerapan unsur hara. 4. Untuk mendinginkan tubuh tanaman.
5. Menjaga ketersediaan air yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
b. Dasar Teori
Menurut Setyamidjaja (2006), penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Kebutuhan air untuk penyiraman kurang
lebih 2 liter/polybag/hari. Perlu adanya pemindahan dan pengangkutan bibit sangat penting dilaksanakan agar pertumbuhan bibit lebih cepat dan optimal
c. Alat dan Bahan
Alat: mesin pompa hoyu, dan bahan air, solar dan oli.
d. Prosedur Kerja
1. Mesin dicek solar dan olinya 2. Kemudian di hidupkan
3. Secara bergantian kran-kran dibuka menurut plot yang akan disiram. 4. Tanaman disiram selama 15 menit.
e. Hasil Yang Dicapai
Target yang harus dicapai tenaga kerja dalam 1 HK adalah 1000 tanaman. Dari hasil kerja yang dilakukan oleh 1 mahasiswa diperoleh prestasi 600 tanaman.
B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
1. Pemupukan
Persiapan yang utama dalam proses pemupukan yaitu kebutuhan tenaga kerja serta berapa kebutuhan pupuk yang diperlukan
Prinsip pelaksanaan teknis pemupukan perlu menunjukkan intruksi contoh untuk dilihat para karyawan agar jenis pekerjaan tersebut benar-benar dilaksanakan dengan benar-benar.
a. Tujuan
2. Meningkatkan kesuburan tanah.
3. Meningkatkan produksi dan kualitas tanaman.
4. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.
b. Dasar Teori
Pemupukan sangat penting untuk perkebunan kelapa sawit karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah.
Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara yang dibutuhkan dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk (organik dan/anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya. (Pahan
2006).
c. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu: mangkok takaran pupuk, tas gendong dari karung, jounder. Dan bahan yaitu: Pupuk NPK Mg. 15-15-6-4
d. Prosedur Kerja
1. Mengecerkan pupuk masuk ke setiap blok agar mudah untuk pengambilan masuk ke dalam teresan
2. Masing- masing karyawan menyiapkan tas gendong dan mangkok takaran untuk pupuk.
3. Setiap tanaman kelapa sawit diberi pupuk dengan dosis 1,2 kg/pokok dengan dua mangkok takaran, dan ditabur melingkar
pada tanaman kelapa sawit dengan jarak 0,5 m dari batang bawah tanaman.
e. Hasil Yang Dicapai
Target yang harus dicapai oleh tenaga kerja dalam 1 HK adalah 165 tanaman. Dari hasil kerja yang di lakukan oleh 1 mahasiswa diperoleh prestasi 110 tanaman.
2. Pemeliharaan Piringan
Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama sehingga kehadirannya tidak dikehendaki karena dapat menghambat pertumbuhan dan produksi serta dapat mengganggu kegiatan lainnya. Umumnya gulma mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya.
a. Tujuan
1. Mengurangi kompetisi unsur hara. 2. Memudahkan pemupukan.
3. Memudahkan pengendalian hama. 4. Memudahkan pengutipan berondolan.
b. Dasar teori
Pengendalian gulma secara kimia di lapangan untuk semprot piringan tanaman < 12 bulan menggunakan jenis herbisida kontak, untuk tanaman yang > 12 bulan menggunakan herbisida sistemik, pada jalan rintis dan gawangan menggunakan herbisida kontak atau
sistemik sesuai dengan jenis gulma yang menjadi sasaran.(Anonim,
2008).
c. Alat dan bahan
Alat yang digunaka parang, cangkul, sprayer 15 L, Jounder.
Bahan yang digunakan air (75 L/ha), herbisida Bionasa (dosis 250 cc/ha) Metafuron (dosis 25 gram/ha).
d. Prosedur Kerja
1) Dengan cara manual
a) Kacangan dan Gulma yang merambat ke dalam piringan kelapa sawit ditarik keluar dari piringan.
b) Semua jenis gulma yang berada dalam piringan kelapa sawit dibabat dengan menggunakan parang atau cangkul.
2) Dengan cara kimia
a) Pengisian air ke dalam sprayer 15 L kemudian dilanjutkan dengan pengisian herbisida bionasa dan metafuron yang sudah dicampur kemudian diaduk sampai rata.
b) Penyemprotan dilakukan secara perlahan pada piringan, jalan dan teresan pada piringan disesuai dengan lebar tajuk secara merata dan jangan mengenai pelepah serta daun kelapa sawit.
e. Hasil Yang Dicapai
Target yang harus dicapai oleh tenaga kerja dalam 1 HK adalah 4 kep. Satu kep digunakan untuk 20 pohon. Dari hasil kerja yang dilakukan oleh 1 mahasiswa diperoleh prestasi 3 kep ( 60 pohon).
3. Pengendalian Hama
Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit di PT.KHL yaitu tikus (rats).
a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk membasmi hama tikus agar produksi dan pertumb uhannya menjadi maksimal.
b. Dasar teori
Pengendalian hama tikus di TBM mengunakan rodentisida dengan 1:1 butir umpan setiap pohon dan diletakkan dekat dengan pangkal batang pada sisi yang sama agar mudah diamati pengulangan ganti umpan setiap 3 kali sekali dan diberi tanda lidi dengan warna berbeda setiap ulangan supayah mudah diamati (Rizsa, 2007)
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan sarung tangan dan plastik. Bahan yang digunakan yaitu Klerat.
d. Prosedur kerja
1. Menentukan blok yang akan ditabur
2. Menentukan kebutuhan klerat yang akan digunakan
3. Sistem penaburannya dilakukan antar gawangan dan tergantung tingkat serangannya.
4. Klerat ditaburkan dengan jarak sekitar 5-10 cm dari pokok kelapa sawit dengan dosis yang sama pada setiap pokoknya.
5. Penaburan dilakukan dengan arah yang sama pada setiap pokok tanaman.
e. Hasil Yang Dicapai
Penaburan klerat bisa diselesaikan dalam satu hari kerja dengan luas 6,5 Ha/Hk. Sedangkan hasil saya dapat dalam kegiatan penaburan klerat yaitu 2 Ha/Hk.
4. Penyisipan Kelapa Sawit
a. Tujuan
Penyisipan kelapa sawit bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru.
b. Dasar Teori
Menurut (Setyamidjaja, 2007). Pembuatan lubang tanam harus sedikit lebih besar dari pada ukuran polybag yaitu 60 x 60 x 60 x 50 cm. Pada waktu pengalian lubang tanah lapisan atas dipisah diletakan disebelah kanan lubang dan tanah lapisan bawah diletakkan disebalah kiri lubang. Sebaiknya lubang dibuat bersama dengan waktu penanaman kerena akan lebih terjamin kualitasnya.
c. Alat dan Bahan
Alat: Cangkul, parang, jounder.
Bahan: Pupuk NPK 15-15-6-4 dosis yang digunakan 0,5 gram, bibit kelapa sawit yang berumur 12 bulan.
d. Prosedur Kerja
1. Pelaksanaan dilakukan dengan pengeceran bibit ke setiap titik tanam yang telah di tancapkan, dengan jarak tanam 9,21 m
2. Sebelum membuat lubang tanam seluruh sampah, akar-akar atau tunggul yang ada dipermukaan tanah dimana lubang tanam dibuat dibersihkan.
3. Membuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x40cm dan tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil
4. Menaburkan pupuk NPK Mg 15-15-6-4 kedalam lubang yang telah siap dengan dosis pupuk 0,5 kg/lobang tanam
5. Tanah yang ditimbun terlebih dahulu yaitu top soil kemudian sub soil, dan pada pinggiran tanah ditekan-tekan serta di injak- injak agar tanaman tersebut kokoh dari guncangan angin.
6. Kayu pancang yang digunakan sebagai titik tanam di tancapkan kembali disamping tanaman agar mudah untuk Streaking.
e. Hasil Yang Dicapai
Prestasi yang tergantung dari banyaknya tanaman yang mati di areal penanaman.
C. Panen
Kegiatan panen merupakan salah satu aktivitas untuk mendapatkan semua hasil tanaman yang masa panennya harus diolah untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih optimal. Karakteristik dan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi maka harus dipahami dan diusahakan berada pada
level yang optimal dan dipahami teknik pemanenan TBS yang matang sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat dicapai.
a. Tujuan
Panen bertujuan untuk mendapatkan hasil minyak per hektar yang tinggi dengan mutu yang diterima ole h pasar. Pohon matang panen adalah pohon yang mempunyai minimal 1 tandan buah matang panen dengan berat lebih dari 3 kg. semua buah yang matang panen wajib dikirim ke pabrik saat kualitas optimum agar mencapai hasil yang tinggi dan asam lemak bebas rendah (ALB)
b. Dasar Teori
Panen merupakan kegiatan berurut yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondolan, pemotongan dan penyusunan tandan dan brondolan ke tempat penumpukan hasil(TPH) untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, kriteria matang panen, presentase matang panen dan presentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin . (Risza, 2007).
c. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk proses kegiatan panen yaitu: Pisau egrek, karung goni, kapak, tojok, gancu, dodos.
d. Prosedur kerja
1. Seha ri sebelum pelaksanaan panen angka kerapatan panen harus dihitung terlebih dahulu oleh asisten atau mandor panen pada ancak yang akan
dipanen agar diketahui berapa berapa kebutuhan tenaga kerja dan transportasi yang dibutuhkan berapa sehingga pencapaiannya lebih efisien.
2. Buah dipanen sesuai dengan kriteria buah matang
3. Mengutip semua brondolan yang tercecer kedalam karung
4. Setelah penurunan buah selesai, kemudian TBS diangkut ke TPH dengan menggunakan alat angkut gerobak sorong/angkong
5. Menyusun TBS secara teratur diTPH dengan 5 atau 10 TBS pebaris untuk memudahkn perhitungan.
e. Hasil yang dicapai
Target yang ha rus dicapai oleh tenaga kerja dalam 1 HK adalah 3 Ha. Dari hasil kerja yang dilakukan oleh 1 mahasiswa diperoleh 1 Ha.
D. Pengolahan Hasil
1. Penerimaan dan Penimbangan TBS dipabrik
a. Tujuan
1) Untuk mengetahui seluruh TBS yang diterima di pabrik. 2) Untuk mengetahui berapa ton / jumlah hasil CPO dan kernel. 3) Untuk mengetahui jumlah CPO dan kernel yang akan dikirim
keluar pabrik.
b. Dasar Teori
Sebelum diolah dalam pabrik kelapa sawit (PKS), tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun
penerimaan buah untuk di timbang dan di tampung sementara di penampungan buah. (Anonim, 2006)
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Jembatan timbang, dump truk, slip timbangan 2) Bahan : TBS
d. Prosedur Kerja
1) Pastikan permukaan Platform bersih, agar hasil penimbangan yang diperoleh adalah berat kelapa sawit murni.
2) Pastikan posisi truk dijembatan timbang telah sesuai.
3) Supir dan awak truk lainnya harus turun dan menjauh dari areal jembatan timbang.
4) Petugas jembatan timbang meminta Surat Pengantar Buah (SPB) dari sup ir dan memasukan data kekomputer.
5) Supir dan awak truk lainnya dapat kembali kedalam truk dan mulai membongkar muatan truk berupa buah kelapa sawit diareal penumpukan buah atau di stasiun Loading Ramp.
6) Supir truk diharapkan mengambil Tiket Timbangan pada petugas jembatan timbang sebelum keluar dari areal pabrik.
e. Hasil Yang Dicapai
Dengan adanya penimbangan dapat di ketahui jumlah TBS yang diterma pabrik sebelum di lakukan pengolahan
2. Stasiun Loading Ramp
a. Tujuan
1) Menerima TBS dari kebun.
2) Menyiapkan lori untuk pengisian buah
3) Untuk mengetahui kapasitas jumlah TBS yang masuk kedalam pabrik sebelum dilakukan sortasi.
4) Sebagai tempat penampungan TBS dan kontinuitas untuk pengolahan bisa terjaga.
b. Dasar Teori
TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di loading ramp dengan menuang langsung dari truk
(Pahan, 2006)
c. Alat dan bahan :
1) Alat :
a) Pintu Hidrolic, transfer carriage, capstan, lori, rel, sekop, sapu, tojok, gancu.
2) Bahan: TBS.
d. Prosedur Kerja
1) Pastikan sejumlah lori kosong sudah tersedia dan siap menerima TBS dari Hopper Loading Ramp.
2) Pengaturan dump truck TBS masuk ke pelataran Loading Ramp yang teratur sehingga arus kendaraan lancar.
3) Pastikan dump truck berada pada tempat (pintu-pintu) yang kosong di Loading Ramp.
4) Pengisian Lori harus dimulai dari pintu penerimaan No.1. 5) Lori harus diisi seoptimal mungkin (sesuai kapasitas lori)
6) Setelah pengisian, pastikan TBS di isi merata dan berondolan dari lantai harus dikembalikan (dinaikan) ke Lori.
7) Lori harus dikirimkan ke bagian belakang rebusan secepat mungkin.
8) Penyediaan lori buah yang cukup harus dipastikan dalam operasi di penerimaan.
9) Semua ceceran brondolan di lantai bawah Loading Ramp harus disekop dan dimasukan ke lori.
10) Bagian bawah Loading Ramp harus selalu dibersihkan dari sampah dan kotoran lainnya.
e. Hasil yang diharapkan
Diperoleh TBS yang siap untuk direbus (tahap sterilizer.
3. Stasiun Sterilizer/Perebusan
a. Tujuan
1) Menghentikan aktifitas Enzim Lifase yang terdapat dalam buah. 2) Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan.
4) Mengurangi kadar air buah, hal ini menyebabkan mengalami dehidrasi sehingga saat diolah kernel mudah lepas dari cangkangnya.
b. Dasar Teori
Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 135 c dan tekanan 2,0-2,8 kg/ cm2 selama 80-90 menit ( pahan, 2006).
Alat dan Bahan
1) Alat : Lori, alat penarik (Capstan), jaringan rail (railtrack),
Transfer Carriage System, Sterelizer.
2) Bahan : Buah sawit yang telah dimasak, Steam (uap).
d. Prosedur Kerja
1) TBS berada pada posisnya didalam perebusan 2) Tutup pintu rebusan dan kunci dengan kuat 3) Tutup valve pengaman, valve penbuangan uap
4) Buka pipa Inlet perlahan-lahan dan untuk daerasi buka Exhause/
kondensat selama + 5 menit
5) Puncak pertama dicapai dengan membuka pipa Inlet selama tidak lebih dari 15 menit (tekanan mencapai 2 kg/cm2) selanjutnya puncak pertama diakhiri dengan menutup pipa inlet dan membuka pipa Exhause hingga tekanan 0 kg/cm2. Kondensat / pipa Daerasi baru dibuka setelah tekanan menunjukan 1,5-1,7 kg/cm2.
6) Ulangi prosedur yang sama untuk puncak kedua dengan waktu tidak lebih dari 15 menit untuk mencapai tekanan 2,8 kg/cm2
7) Prosedur yang sama dilakukan untuk puncak ketiga, pada kondisi ini disebut sebagai masa pemasakan dengan waktu penahanan perebusan adalah 40-50 menit dengan tekanan 2,8 kg/cm2
8) Setelah waktu pemasakan selesai maka uap yang berada dalam rebusan dibuang dengan cara, mula-mula dibuka kran pipa
Kondensat kemudian setelah tekanan menjadi 2,5 kg/cm2 maka pipa Exhause dibuka.
9) Safety Bleed Valve baru dibuka jika tekanan menunjukan 0 kg/cm2
terbaca di Pressure Gauge
10) Bukalah pintu rebusan perlahan- lahan dan operator harus berdiri menjauhi arah terbukanya pintu rebusan
11) Tarik keluar TBS yang telah selesai direbus.
e. Hasil Yang Dicapai
Buah yang mudah dikupas dengan kadar air dan asam lemak yang rendah.
4. Proses Penebahan
a. Tujuan
Proses penebahan ini memiliki tujuan yaitu untuk melepas berondolan/buah dari tandannya dan memudahkan proses pelumatan dan pengepresan.
b. Dasar Teori
Buah dilepas dari tandanya menggunakan mesin pelepaas buah. Mesin pelepas buah berupa tromel yang memiliki garis 180 cm dan panjang 3-4 meter ( Sasatroyono, 2007).
c. Alat dan Bahan :
1) Alat : Tippler, thresher, Fruit Bunch Conveyor, Fruit Bellow Conveyor
2) Bahan : TBS yang telah terlepas dari tandan.
d. Prosedur Kerja :
1) Lori yang berisi buah sawit yang telah melalui proses perebusan dipindahkan ke Tippler menggunakan Transfer Carriage
2) Kemudian lori dituang untuk mengeluarkan isinya berupa buah sawit yang telah masak memasuki Auto Feader
3) Kemudian buah yang sudah berada didalam Auto Feader akan diangkat oleh Fruit Bunch Conveyor menuju Thresher
4) Setelah buah terpisah dengan tandannya, buah menuju Fruit
Bellow Conveyor, sedangkan tandan kosongnya menuju Horital Elevator untuk dibawa keluar pabrik.
e. Hasil Yang Dicapai
Diharapkan pada stasiun ini brondolan telah terlepas dari tandannya sehingga proses selanjutnya menjadi lebih mudah, selain itu juga proses penebahan harus berlangsung sempurna sehingga tidak ada lagi brondolan/buah yang masih melekat pada tandan.
5. Proses Pressing
a. Tujuan
1) Memisahkan antara daging buah dengan biji. 2) Memisahkan antara minyak dengan daging buah 3) Memudahkan proses ekstraksi minyak.
b. Dasar Teori
Alat pengempa (screww press) ialah alat yang di gunakan untuk memisahkan minyak kasar ( Crude Oil) dari dagi buah (Mesocarp) dan biji (Nut)cake breaker conveyor memiliki fungsi cepatan untuk alat pemecah cakeh yang menggumpal dari hasil press sehingga serat dan biji dapat dipisahkan cake breaker conveyor terdiri dari pedal pedal yang di ikatkan pada poros yang berputar dengan kecepatan 52 rpm. Kemiringan pedal diatur sehingga peecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna dan penguapan air dapat berlangsung dengan lancar. (Anonim, 2006)
c. Alat dan Bahan
1) Alat: Pelumat buah (Digister, alat pengempa (Screw Press), pemecahan ampas kempa (Cake Breaker Conveyor), Crude Oil
Gutter, Sand Trap Tank, Vibraating Screen
2) Bahan : Crude Oil, serat dan biji sawit.
d. Prosedur Kerja
1) Brondolan buah dari Threser dimasukkan didalam Digester daging
2) Buah akan dihancurkan dengan pisau berputar pada As nya. 3) Brondolan yang sudah masuk kedalam Digester kemudian
dilumatkan antara massa daging buah dan biji yang dilakukan oleh pisau yang terdapat didalam Digester.
4) Kemudian hasil pelumatan itu menuju mesin Press 5) Dari press ini akan keluar minyak dan ampas.
6) Ampas dan bijinya akan melalui Cake Braker Conveyor untuk dibawa menuju stasiun nut
7) Sedangkan minyak ke Crude Oil Gutter menuju Sand Trap Tank dan akhir nya menuju Vibraating Screen untuk proses selanjutnya.
e. Hasil Yang Dicapai
Hasil yang diperoleh adalah berupa Crude Oil (minyak kotor), biji sawit serta ampas hasil dari Press.
6. Proses Klarifikasi
a. Tujuan
Proses Klarifikasi memiliki tujuan untuk memurnikan minyak yang berasal dari stasiun pengempaan sehingga diperoleh minyak produksi.
b. Dasar Teori
Setyamidjaja (2006), minyak yang keluar dari mesin press
yang masih kasar ini kemudian dibawah ke tengki pemurnian atau tangki klarifikasi.
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Tangki Pemisah ( Clarifier Tank ), Tangki Minyak ( Oil
Tank ), Sludge Tank, Decanter, Oil Purifier, Vacuum Dryer, Storage Tank
2) Bahan : Crude Oil, Sludge.
d. Prosedur Kerja
1) Minyak hasil Press masuk ke Sand Trap Tank, tangki ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan cangkang halus setelah sebelumnya melalui tahap pengolahan Digester dan Screw Press. 2) Dari sand trap tank minyak dialirkan ke Vibrating Screen yaitu
saringan yang bergetar yang fungsinya untuk memisahkan antara
Crude Oil dengan kotoran-kotoran yang berupa ampas (fiber
halus).
3) Crude Oil masuk ke distribusi Oil Tank yang digunakan untuk mendistribusikan minyak ke Continius Oil Tank (Clarifier
Continius Tank). Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak
dengan Sludge dengan cara pengendapan.
4) Minyak kemudian dialirkan menuju Wet Oil Tank yang berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari tangki pemisah sebelum masuk ke Oil Purifier yang fungsinya untuk
memisahkan antara minyak dengan kotoran dengan cara
Centrifuge atau berputar, kecepatan putaran Oil Purifier ini
adalah 5000-6000 rpm yang artinya dalam 1 menit alat ini akan melakukan putaran sebanyak 5000-6000 kali.
5) Setelah proses pemurnian minyak tersebut dialirkan kedalam
Vacuum Dryer yang berfungsi untuk mengeringkan minyak
dengan cara menguapkan air dalam ruang hampa.
6) Minyak tersebut dialirkan menuju ke Storage Tank ialah tangki terakhir yang digunakan untuk menampung CPO sebelum di pasarkan.
7) Untuk Sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke
Sludge Tank yang berfungsi untuk menampung Sludge minyak
dan pasir dari Clarifier Tank.
8) Setelah itu Sludge tersebut masuk kedalam Sand Cyclone yang berfungsi untuk memisahkan Sludge yang masih mengandung minyak dengan pasir.
10) Setelah masuk ke Sand Cyclone, Sludge masuk ke Decanter dengan tujuan memurnikan minyak dengan diputar sehingga materi- materi yang berat akan terlempar ketepi Decanter. Sedangkan materi–materi yang ringan akan terkumpul ditengah merupakan Sludge yang masih mengandung minyak.
11) Sludge yang masih mengandung minyak inilah akan dilirkan kembali ketangki pemisah.
e. Hasil Yang Dicapai
Diperoleh hasil olahan dalam bentuk minyak sawit kasar
(Crude Palm Oil). Yang siap untuk dipasarkan
7. Proses Pengolahan Inti Sawit
a. Tujuan
Pengolahan inti buah sawit ialah untuk mempelajari proses pembuatan inti sawit serta untuk mendapatkan kernel dengan mutu baik.
b. Dasar Teori
(pahan, 2006), proses pemisahan biji-serabut dari ampas
pengempaan bertujuan terutama untuk memperoleh biji sebersih mungkin.
c. Alat dan Bahan
1) Alat : CBC ( Cake Braker Conveyor ), Fibre Cyclone Fan, Nut
Polishing Drum, Nut Gradding Drum dan Nut Hopper, Ripple Mill, Clybath, Nut Bin, dan Kernel Packing.
2) Bahan : Kernel Inti Sawit, air, kaolin (CaCO3)
d Prosedur Kerja
1) Minyak yang sudah dipress akan menuju tahap pengolahan selanjutnya untuk memperoleh kernel oleh Cake Braker
Conveyor menuju Nut Polishing Drum namun masih harus
melewati Fibre Cyclone Fan untuk memisahkan antara kernel dari fibernya
2) Setelah itu, kernel akan dibersihkan dari serabut yang masih melekat pada dinding kernel pada alat Nut Polishing Drum 3) Kemudian kernel yang sudah bersih akan menuju proses
selanjutnya yaitu Nut Gradding Drum
4) Setelah berada di Nut Gradding Drum kemudian kernel tersebut akan disortasi di Nut Hopper, sortasi ini bertujuan untuk memisahkan antara kernel yang berbiji kecil dengan kernel yang berbiji besar sebelum menuju Ripple Mill
5) Dialat Ripple Mill inilah kernel akan dipisahkan antara nut dengan cangkangnya
6) Setelah nut terpisah dari cangkangnya proses selanjutnya adalah pembersihan melalui Clybath Nut setelah akan menuju Nut Bin untuk di kemas.
e. Hasil Yang Dicapai
Diperoleh inti sawit walaupun tidak berbentuk minyak namun masih bisa dijadikan barang setengah jadi dan kemudian dijual kepada pabrik yang khusus mengolah inti sawit untuk dijadikan minyak sehingga tidak dibuang begitu saja
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan PKL di-PT. Karangjuang Hijau Lestari dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Rangkai kegiatan praktek kerja lapang budidaya tanaman kelapa sawit di PT. KHL adalah: pembibitan, pemeliharaan belum menghasilkan( TBM ), pemeliharaan tanaman meenghasilkan ( TM ), panen dan pengangkutan. 2. Secara keseluruhan penggunaan alat dan bahan di PT. KHL telah sesuai
dengan teknis penggunaan alat dan bahan secara umum. Kecuali pengisian tanah polybag kecil dan besar, pembuatan lubang tanam di lapangan, penanaman kelapa sawit di lapangan, pemupukan TBM, pengendalian hama tikus, pemeliharaan, dan pengangkutan.
3. Prinsif kerja praktek lapang budidaya kelapa sawit di PT. KHL adalah: memahami tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan, mengerti teori tantang yang dilaksanakan , memahami penggunaan alat dan bahan dan mengerti tentang prosedur kerja kegiatan yang dilaksanakan.
B. Saran
Semua kegiatan pemeliharaan Tanaman menghasilkan yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu adanya beberapa perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja, seperti:
1) Perlu adanya penambahan jumlah tenaga kerja seperti: tenaga kerja pembukaan piringan, tenaga kerja penyemprotan, tenaga kerja pembabat,
dan tenaga kerja pembukaan lahan untuk menunjang efektif dan efisien kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.
2) Perlu adanya penambahan alat-alat panen dikarenakan para pemane n masih menggunakan alat yang minim.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Draft Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses.
Anonim. 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri
Sukses.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Risza, S. 2007. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisius.
Yogyakarta
Sastrosayono. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia. Jakarta.
Setyamidjaja. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
Chief Executive Office Pes Control Direktur Plantation General Manager Ktu-Kpu Mill Manager Deputi General Manager
Mandor Kapam Feel Manage Feel Asisten Feel Askep Feel Asisten Mandor Manager Umum Kerani
Lampiran 5. Penyisipan