• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Deskripsi objek penelitian adalah putusan Pengadilan Pajak terhadap sengketa pengkreditan Pajak Masukan yang terkait dengan penyerahan barang yang bersifat strategis bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan sawit tahun Pajak 2009. Penulis meneliti putusan Pengadilan Pajak atas sengketa pengkreditan Pajak Masukan untuk 2 perusahaan yang memiliki kesamaan karakteristik usaha tetapi mendapatkan putusan Pengadilan Pajak yang berbeda.

Pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan koreksi atas Pajak Masukan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Penyerahan Yang Terutang Pajak dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak dengan alasan bahwa produk Tandan Buah Segar (TBS) merupakan barang hasil pertanian yang atas penyerahannya tidak terutang PPN atau dibebaskan dari pengenaan PPN sesuai dengan Pasal 16B UU PPN dan Pasal 2 Peratutan Pemerintah Nomor 31 tahun 2007.

Ketentuan Pasal 2 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 575/KMK.04/2000 menyebutkan bahwa bagi Pengusaha Kena Pajak yang:

a. Melakukan kegiatan usaha yang terpadu (integrated) yang terdiri dari unit atau kegiatan yang menghasilkan barang yang atas penyerahannya tidak terutang

(2)

Pajak Pertambahan Nilai dan unit atau kegiatan yang menghasilkan barang yang atas penyerahannya terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau

b. Melakukan kegiatan usaha yang atas penyerahannya terdapat penyerahan yang tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai dan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau

c. Melakukan kegiatan yang menghasilkan atau memperdagangkan barang dan usaha jasa yang atas penyerahannya terutang Pajak Pertambahan Nilai dan yang tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau

d. Melakukan kegiatan usaha yang atas penyerahannya sebagian terutang Pajak Pertambahan Nilai dan sebagian lainnya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

maka Pajak Masukan yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang:

1) nyata-nyata digunakan untuk unit atau kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat dikreditkan;

2) digunakan baik untuk unit atau kegiatan yang atas penyerahan hasil dari unit atau kegiatan tersebut tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, maupun untuk unit kegiatan yang atas penyerahan hasil dari unit atau kegiatan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai, dapat dikreditkan sebanding dengan jumlah peredaran yang terutang Pajak Pertambahan Nilai terhadap peredaran seluruhnya;

(3)

3) nyata-nyata digunakan untuk unit kegiatan yang atas penyerahan hasil dari unit atau kegiatan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai, dapat dikreditkan.

Dasar koreksi DJP berdasarkan KMK Nomor 575/KMK.04/2000 menghasilkan 2 keputusan Pengadilan Pajak yang berbeda, dimana pada putusan Pengadian Pajak Nomor Put-49XXX/PP/M.V/16/2013 yang diucapkan tanggal 9 Desember 2013, hakim Pengadilan Pajak berpendapat untuk mengabulkan seluruhnya permohonan Banding yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Namun pada putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-50XXX/PP/M.VIIIB/16/2014 yang diucapkan tanggal 12 Februari 2014, hakim Pengadilan Pajak berpendapat untuk menolak permohonan Banding Wajib Pajak.

A. Sejarah Perusahaan

Putusan Pengadilan Pajak yang saya teliti adalah putusan Pengadilan Pajak atas 2 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tergabung di dalam 1 group. Kedua perusahaan ini meempunyai perkebunan di daerah Sumatera, Indonesia, dan sebagian besar dari tanaman kelapa sawit ini sedang memasuki masa paling produktif dari 25 tahun usia produktifnya.

Kedua perusahaan telah mengembangkan sebuah strategi terpadu yang ditujukan untuk memproduksi dan mengolah produk kelapa sawit, dengan memanfaatkan seluruh keunggulan dari berbagai macam kondisi alam di Indonesia yang membuat Indonesia menjadi salah satu daerah penghasil minyak sawit paling ideal di dunia. Tanaman tropis ini tumbuh subur di sekitar 10 derajat Lintang Utara dan Selatan dari garis katulistiwa - yang membagi Sumatra menjadi

(4)

dua bagian. Kondisi iklim yang mendukung antara 2 lintang ini dilengkapi dengan tanah subur dan ketersediaan tenaga kerja yang berlimpah.

Visi dari perusahaan adalah menjadi salah satu bisnis kelapa sawit terbesar di dunia, paling menguntungkan, dengan pengelolaan terbaik dan berkesinambungan, supplier yang diutamakan oleh pelanggannya dan perusahaan yang dibanggakan oleh karyawannya.

B. Lingkup Bidang Usaha

Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) semula berasal dari Afrika yang tumbuh secara liar/alam. Varitas yang dikembangkan biakkan kemudian yang tumbuh sekarang ini di perkebunan-perkebunan tropis di Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika. Buah kelapa sawit berbentuk seperti telor yang berbeda panjangnya antara 2 cm s/d 5 cm dan beberapa beratnya antara 3 gram s/d 30 gram. Masing-masing buah secara normal terdiri dari satu inti tunggal (kernel) yang dikelilingi oleh pericarp. Pericarp itu terdiri tiga lapisan yakni endocarp keras, mesocarp yang berbentuk serabut yang mengandung minyak dan kulit luar yang tipis dan kilat yang dinamakan exocarp. Pohon kelapa sawit senantiasa menghasilkan tandan buah yang mengandung salah satu dari tigas jenis buah yang berbeda yang dengan mudah dapat dikenal dari bentuknya yang berbeda. Bentuk ini dikenal masing-masing sebagai dura, tenera dan pisifera. Biji dari buah bentuk dura memiliki kulit/ cangkang yang relatif tebal (antara 2 s/d 8 mm). Persentase mesocarp-nya terhadap buah umumnya rendah hingga 33 s/d 55%.

(5)

Biji dari buah berbentuk tenera umumnya memiliki cangkang yang tipis dari dura. Ketebalan cangkang berkisar 0.5 s/d 4 mm. Persentase mesocarp terhadap buah umumnya sedang hingga tinggi (60 s/d 96%). Buah berbentuk pisifera tidak memiliki inti (kernel) atau cangkang. Buah ini sepenuhnya dari material mesocarp berdaging yang mengandung minyak. Buah individu pada setiap tandan (apapun jenisnya) tidak ada yang persis sama bentuknya. Buah bagian dalam adalah lebih rata, lebih kecil dan kurang pigment-nya jika dibandingkan dengan buah bagian luar. Biasanya terdapat sebagian buah parthenocarpic yakni buah yang tumbuh seperti kurang dipupuk. Buah ini biasanya selain rendemen minyak kurang, tidak mengandung endosperm dan embrio dan bagian pusat dari buah biasanya padu. Berat dari suatu tandan buah yang matang berbeda satu sama lainnya dan tergantung pada usia dan jenis sawit serta kondisi pertumbuhannya. Buah muda yang berusia 2 s/d 3 tahun ada yang beratnya hanya 5 kg pertandan, sedangkan buah dewasa malah ada yang mencapai seberat 80 kg per tandan, namun rata-rata dibawah 40 kg pertandan.

Proses Kematangan Buah

Buah membutuhkan waktu sekitar 20-21 minggu hingga masak. Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, dimulai dari bunga mengalami penyerbukan. Normalnya pada minggu ke 13 atau 14, inti/kernel telah terbentuk sempurna. Cangkang berwarna gelap. Pembentukan sel minyak terjadi setelah minggu ke-15 atau 16 dn kandungan minyak maksimum terjadi pada minggu 20 atau ke-21 tergatung kondisi cuacanya. Pembentukan buah dekat hubungannya dengan

(6)

perubahan warna. Buah yang sangat muda mempunyai mesocarp berwarna keputihan, yang akan menjadi kehijauan karena kandungan klorofil (zat hijau daun) yang tinggi. Sepanjang proses ini carotene juga mengalami pembentukan. Kandungan carotene membuat mesocarp berwarna oranye menjadi kemerahan.

Kulit terluar buah (exocarp) turut mengalami periode perubahan warna. Buah muda normalnya berwarna ungu kehitaman, dalam beberapa peristiwa berwarna hijau muda keputihan dan buah masih dikelilingi kelopak. Umumnya seluruh buah berada dalam satu tandan yang juga berwarna putih kehijauan. Sesuai dengan kematangan buah, perubahan warna dari ungu kehitaman ke merah oranye gelap hingga seluruhnya berwarna merah oranye terang. Zat kimiawi yang berperan dalam perubahan warna kulit ini adalah anthocyanin Formasi minyak dimulai dari lapisan sekitar inti hingga menuju lapisan atas buah. Dalam buah yang masak daging buah seluruhnya mengandung minyak.

Standard Kematangan Buah Sawit

Buah sawit yang telah dipanen oleh pihak Estate dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan menggunakan truk. Buah sawit yang sampai di PKS akan disortasi dengan kriteria kematangan buah. Adapun contoh kriteria kematangan yaitu:

1. Buah immature : Buah immature digolongkan sebagai buah yang masih hitam dan keras. Buah immature ditandai dengan tidak adanya berondolan yang lepas dan mengandung sangat sedikit minyak. Buah ini disebut buah immature.

(7)

2. Buah mentah (unripe bunch) : Buah mentah adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas.

3. Buah mengkal (underripe bunch) : Buah mengkal dengan kurang dari 25 berondolan yang lepas.

4. Buah masak (normal ripe) :Buah masak dengan lebih dari 25 berondolan yang lepas dari janjangan.

5. Buah lewat masak (over ripe) : Buah yang lewat masak dengan berondolan lepas lebih dari 50% tetapi masih tertinggal 10%.

6. Buah busuk (rotten bunch) : Buah busuk dengan sebagian janjangan atau seluruhnya telah lembek/ menghitam warnanya, busuk dan atau berjamur. Buah lewat masak dan buah busuk (termasuk juga berondolan) mempengaruhi kualitas minyak dan kehilangan minyak dalam proses. Kadar ALB minyak akan naik dan nilai Bleachability minyak akan turun karena buah lewat masak dan buah busuk berisi berondolan memar dan teroksidasi.

7. Janjangan kosong (empty bunch) : Janjangan kosong dengan lebih dari 90% berondolan yang lepas.

8. Tangkai janjangan (long stalk) : Tangkai janjangan yang panjangnya lebih dari 2.5 cm adalah Janjangan Panjang. Tangkai janjangan tidak mengandung minyak. Tangkai ini hanya menambah berat pada waktu penimbangan buah sawit tetapi menyerap minyak pada saat proses sterilisasi dan threshing. Tangkai ini sangat tidak diharapkan dan panjang dari tangkai harus sependek mungkin. Suatu praktek yang baik adalah dengan memotong tangkai dan membuat bentuk V pada ujung bawah tangkai.

(8)

Panen Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan 30 bulan setelah penanaman, tergantung dari varietas kelapa sawit yang ditanam. Hasil panen akan meningkat tajam sampai tahun kedelapan, kemudian selama lima tahun selanjutnya tidak ada peningkatan hasil panen secara signifikan. Pada tahun kelima belas, hasil panen akan berangsur-angsur menurun. Pada tahun ke-25, kelapa sawit memasuki masa "replanting" (penanaman kembali). Saat ini beberapa kebun kami di Sumatra Utara sedang melakukan penanaman kembali sesuai dengan kebijakan tanpa membakar kami yang ketat (dengan peralatan mekanis).

Didukung oleh R&D yang kuat dan pengelolaan kebun yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, telah menghasilkan produk berkualitas dengan menggunakan minyak kelapa sawit lestari sebagai bahan baku yang memiliki kualitas tinggi.

Kelapa sawit mewakili lebih dari 30% dari total produksi global sayuran dan minyak buah, bahkan minyak sawit diproduksi dengan kurang dari 7% dari total lahan yang ditanami untuk produksi minyak nabati. Produktivitas yang lebih tinggi per satuan luas. Kelapa sawit menghasilkan 8 hingga 10 kali produksi dari saingannya, kacang kedelai dan 5 kali produksi dari rapeseed. Tidak ada proses kimia yang digunakan. Produksi CPO (Crude Palm Oil) dilakukan secara mekanik dan tidak memerlukan proses kimia. Tidak membebani lingkungan. Kelapa sawit mempunyai usia ekonomi paling lama dibandingkan dengan saingannya. Kelapa sawit tumbuh selama 25 tahun dan melestarikan tanah (memberikan naungan yang efektif bagi tanah, mencegah erosi) dan mengurangi gangguan tanah. Zero waste management, seluruh limbah minyak sawit dapat didaur ulang sebagai sumber

(9)

energi dan pupuk alami; yang digunakan secara langsung sebagai aplikasi lahan di kebun. Biaya murah. Dibandingkan dengan minyak lainnya, minyak kelapa sawit lebih murah untuk diproduksi.

Minyak sawit premium ini dijual kepada pelanggan di China, India, dan pasar internasional lainnya yang memproduksi variasi produk kelapa sawit yang diaplikasikan dalam berbagai produk makanan. Kelapa sawit merupakan produk yang sangat serbaguna, dengan berbagai manfaat mulai dari pengolahan makanan, untuk memasak sampai dengan kosmetik, perlengkapan mandi, pelumas dan biodiesel.

C. Sumber Daya

Perusahaan berkomitmen untuk menjadi pemberi kerja terbaik bagi karyawan kami dengan menjamin kesejahteraan dan menyediakan kesempatan bagi mereka untuk maju dan berkembang. Fokus kami adalah untuk menciptakan karyawan profesional yang dapat memenuhi komponen 4C: Competent (berkompeten), Character (berkarakter), Commitment (berkomitmen) dan Complementary (berdedikasi) kepada tim.

Perusahaan telah mengembangkan seperangkat strategi untuk mengembangkan sumber daya manusianya:

1. Sistem perekrutan yang sistematis untuk memilih kandidat-kandidat potensial dari seluruh Indonesia.

2. Sistem pengembangan karyawan yang terorganisir dan konsisten yang dimulai dari awal karir. Sistem ini ditujukan untuk meningkatkan

(10)

kompetensi karyawan, di antaranya adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

3. Mengembangkan suatu sistem penghargaan terhadap karyawan yang didasarkan atas kinerja (Performance Based Management). Sebuah sistem kesejahteraan dan kompensasi yang kompetitif juga dikembangkan untuk menyediakan perlindungan bagi karyawannya berdasarkan pada standar perusahaan dan peraturan lokal.

4. Hubungan industrial, yang memprioritaskan pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan harmonis. Program ini akan mendukung pencapaian produktifitas, kualitas kerja dan efisiensi yang tinggi.

Perusahaan juga menjamin pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dengan berkomitmen pada:

1. Tidak ada diskriminasi dalam manajemen pengembangan sumber daya manusia. Melaksanakan persamaan hak berdasarkan agama, ras, kepercayaan, asal, jenis kelamin dan bebas dari segala macam paksaan. 2. Seluruh komponen dari sumber daya manusia harus diperlakukan secara

adil dan jujur, saat karyawan didorong untuk lebih berkembang sesuai dengan potensi, kemampuan, keahlian, dan kecakapan mereka.

3. Meningkatkan kualitas komunikasi secara terus menerus untuk menjamin keterbukaan informasi (dalam batas-batas tertentu yang diperbolehkan) berdasarkan sebuah sistem komunikasi yang dilaksanakan secara baik dan waktu yang tepat.

(11)

4. Kode etik dan peraturan bagi karyawan dikembangkan berdasarkan kepercayaan antara manajemen dan karyawan yang dilakukan secara konsisten dan terbuka.

D. Proses Bisnis

Kedua perusahaan merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan keduanya tidak memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit sendiri sehingga hasil panen Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan akan diolah lebih lanjut menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) di pabrik minyak kelapa sawit milik perusahaan lain. TBS yang dihasilkan dikirimkan ke pabrik minyak kelapa sawit perusahaan lain untuk dititip olah menjadi CPO dan PK, dan atas jasa transaksi titip olah itu dikenakan pemotongan PPh 23 dan atas jasa tersebut juga terutang PPN.

Kedua perusahaan ini tidak memiliki pabrik sehingga kedua perusahaan ini tidak memiliki tangki penyimpanan CPO sehingga pada saat TBS milik mereka telah diolah menjadi CPO, pihak customer akan mengambil langsung CPO milik kedua perusahaan tersebut di pabrik tempat mereka melakukan jasa titip olah.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tempurung kelapa sawit dari limbah pabrik pengolahan minyak sawit yang terdapat di Malingping Banten Selatan, dan serbuk

Cara melakukan navigasi di tingkat Kecamatan adalah dengan cara melakukan Klik pada Tobol bertanda (+) Desa yang akan di pilih untuk bisa menampilkan seluruh desa pada

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat penulis simpulkan pengertian efektivitas yaitu keberhasilan suatu aktivitas atau kegiatan dalam mencapai tujuan (sasaran) yang

dengan pendapat wajar dengan pengecualian atas penyesuaian bersih terhadap beberapa akun dalam laporan keuangan yang berhubungan dengan periode sebelum tahun 2010, namun dibebankan

Nomor 133b/KMK.04/2000 tanggal 28 April 2000 tentang Pelunasan Bea Meterai Dengan Menggunakan Cara Lain dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-122c/PJ/2000 tanggal 1

bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 9 ayat (6) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 38 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu menetapkan Peraturan

Ketentuan Lampiran IV Nomor VI huruf B Nomor 8 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tarif Layanan Kesehatan Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah