• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selain ketiga pendapat di atas, Sutarno (2006 : 35) mengemukakan pendapatnya bahwa:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Selain ketiga pendapat di atas, Sutarno (2006 : 35) mengemukakan pendapatnya bahwa:"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu jenis perpustakaan yang sangat mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan informasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menyelenggarakan pengadaan bahan perpustakaan, serta sebagai unsur pendukung dalam melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Sebagaimana dinyatakan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 01) bahwa “perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat”.

Sedangkan menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009 : 79) Mendefenisikan perpustakaan perguruan tinggi yaitu:

A library or library system established, administered, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty, and staff. Defenisi ini menyatakan bahwa

perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaanatausistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.

Pendapat Reitz tersebut hampir sama dengan pendapat Siregar (2004 : 108), yang menyatakan bahwa:

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.

Selain ketiga pendapat di atas, Sutarno (2006 : 35) mengemukakan pendapatnya bahwa:

(2)

Perpustakaan perguruan tinggi yang mencakup universitas, sekolah tinggi, institute, akademi, yang berada di lingkungan kampus, pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi tersebut, selain itu yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan fakultas, perpustakaan jurusan, dan perpustakaan program pascasarjana.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa perustakaan perguruan tinggi adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pengguna. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian integral suatu perguruan tinggi, yang terintegrasi dengan berbagai perpustakaan dalam perguruan tinggi tersebut, baik perpustakaan fakultas, departemen/jurusan maupun lembaga lain dibawah naungan perguruan tinggi itu sendiri.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sesuai dengan tujuan perguruan tinggi tempatnya bernaung, yaitu sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya. Selain itu perpustakaan perguruan tinggi harus memilih, mengumpulkan, dan mengolah bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 04) “Tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah membantu Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam menjalankan program pengajaran”.

Sedangkan Yuven (2010 : 03) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut:

1. Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran maka perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Dalam menunjang penelitian maka kegiatan perpustakaan perguruan tinggi adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baik intern institusi atau ekstern di luar institusi.

(3)

3. Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka perpustakaan perguruan tinggi melakukan kegiatan dengan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.

Selain pendapat diatas, dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 47) dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Mengadakan buku, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi.

2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika.

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka. 5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani

kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna pustaka.

6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai penyedia jasa pelayanan informasi meliputi pengumpulan, pengolahan, pelestarian sehingga dapat dimanfaatkan pengguna sebagai wujud dukungan, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan serta mendukung kinerja dalam menyelenggarakan pendidikan di perguruan tinggi.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Fungsi utama perguruan tinggi adalah untuk melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan baik.Dalam usaha melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, maka perpustakaan berfungsi sebagai penyedia informasi guna memenuhi kebutuhan pengguna.Menurut Hermawan dan Zen (2006 : 33), “Perpustakaan

(4)

perguruan tinggi berfungsi sebagai sarana yang akan menunjang proses perkuliahan dan penelitian di perguruan tinggi tersebut”.

Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 03), dinyatakan bahwa perpustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Edukasi: Perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh karena itu perpustakaan harus mampu mendukung pencapaian tujuan menyediakan bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi: Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset: Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Fungsi Rekreasi: Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi: Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni civitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit: Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi: Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Yuven (2010 : 01), yang menyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu:

1. Studying Center, artinya bahwa perpustakaan merupakan pusat belajar maksudnya dapat dipakai untuk menunjang belajar (mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan dalam jenjang pendidikan).

2. Learning Center, artinya berfungsi sebagai pusat pembelajaran (tidak hanya belajar) maksudnya bahwa keberadaan perpustakaan di fungsikan sebagai tempat untuk mendukung proses belajar dan mengajar.

3. Research Center, hal ini dimaksudkan bahwa perpustakaan dapat dipergunakan sebagai pusat informasi untuk mendapatkan bahan atau data atau nformasi untuk menunjang dalam melakukan penelitian.

(5)

4. Information Resources Center, maksudnya bahwa melalui perpustakaan segala macam dan jenis informasi dapat diperoleh karena fungsinya sebagai pusat sumber informasi.

5. Preservation of Knowledge center, bahwa fungsi perpustakaan juga sebagai pusat pelestari ilmu pengetahuan sebagai hasil karya dan tulisan bangsa yang disimpan baik sebagai koleksi deposit

Sehubungan dengan uraian di atas, Mahmudin (2006 : 02) menyatakan bahwa:

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen dan staf maupun pengguna dari luar. Baik koleksi buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai penyedia informasi untuk mendukung pengajaran dan penelitian untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan civitas akademika perguruan tinggi tempatnya bernaung.Namun lebih rincinya fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai fungsi pendidikan, penelitian, relevansi antara pendidikan dan penelitian, dan fungsi pengabdian masyarakat terhadap bahan pustaka (koleksi buku teks).

2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Untuk mencapai tujuan dan fungsinya, perpustakaan perguruan tinggi haruslah melaksanakan tugasnya dengan baik.Secara struktural, tugas suatu perpustakaan perguruan tinggi telah tercantum dalam struktur atau bagan organisasi.Syahrial-Pamuntjak (2002 : 2) menyatakan bahwa “tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan ilmu dan informasi yang terkandung dalam bahan pustaka”.

Selain itu menurut Sutarno (2005 : 61) tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Tugas menghimpun informasi: adalah kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap

(6)

baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan perguruan tinggi tersebut.

2. Tugas mengelola: meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelususr, ditemukan kembali, dan diakses oleh pemakai.

3. Tugas pemberdayaan dan memberikan layanan secara optimal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat dan sekitarnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan, mengolah dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya untuk mendukung proses pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, selain itu tugas perpustakaan perguruan tinggi yaitu memutakhirkan bahan pustaka baik tercetak maupun tidak tercetak demi mendukung dan mengembangkan kualitas program kegiatan perguruan tinggi.

2.2 Koleksi Perpustakaan

Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai.Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program yang diatur perguruan tinggi penaungnya.

“Koleksi Perpustakaanadalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan “(Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan).

Koleksi perpustakaan merupakan faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sutarno (2006:113) bahwa “Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan”.Selain itu Siregar(2002 : 03) menyatakan bahwa “koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

(7)

Sedangkan menurut Darmono(2001:60) “Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)”.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan dan berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.Adapun bahan perpustakaan terdiri dari bermacam-macam jenis mulai dari yang tercetak sampai terekam serta sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan tersebut.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi koleksi

Tujuan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Tujuan penyediaan koleksi tidak sama untuk semua jenis perpustakaan, tergantung kepada jenis dan tujuan perpustakan tersebut.

Menurut Siregar (2002:3) perpustakaan perguruan tinggi menyediakan koleksi dengan tujuan:

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan sivitas akademika perguruan tinggi induknya.

2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi penaungnya.

3. Memiliki koleksi bahan dokumen yang lampau dan yang mutakhir dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi tersebut. 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta

pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya.

5. Memiliki bahan pustaka/informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung.

Selain itu dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004:40) dinyatakan fungsi koleksi perpustakaan antara lain:

1. Fungsi pendidikan, untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dan relevan.

(8)

2. Fungsi penelitian, untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi referensi, fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.

4. Fungsi umum Perpustakaan Perguruan Tinggi menetapkan pusat informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika perguruan tinggi dimana perpustakaan berada.Selain itu koleksi perpustakaan perguruan tinggi harus sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika (pengguna perpustakaan), serta dapat mendukung tercapainya tujuan dan terlaksananya fungsi perpustakaan.

2.2.2 Jenis Koleksi

Bahan perpustakaan (library materials) biasa dikenal dengan istilah bahan pustaka.Sedangkan kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan disebut dengan istilah koleksi perpustakaan.Semua istilah tersebut pada dasarnya ditujukan untuk suatu karya hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam berbagai bentuk media.

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan serta semakin banyak pula berbagai jenis bahan pustaka yang tersedia.Hal ini menuntut perpustakaan untuk dapat mengembangkan koleksinya sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Menurut Bafadal (2008 : 27) “koleksi perpustakaan ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya”. Selain itu menurutMassofa yang di

(9)

kutip Hasibuan (2008: 18) menyatakan bahwa “ada beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3) bentuk mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik”.

Sehubungan dengan pendapat di atas, Kohar (2003:47) mengelompokkan koleksi karya cetak dan karya dalam bentuk elektronik sebagai berikut :

1. Koleksi buku teks

Di perpustakaan perguruan tinggi, buku teks biasa dikenal dengan buku ajar.Koleksi buku teks pada umumnya berisi bahan–bahan berupa buku wajib, buku anjuran, dan buku umum lainnya yang diperlukan didalam kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.

2. Koleksi referensi

Koleksi referensi yang kuat merupakan modal bagi perpustakaan.Buku– buku atau bahan referensi berisi berbagai informasi yang luas dan penting yang tidak tersedia didalam buku teks dan bahan yang lainnya.Koleksi referensi merupakan alat pustakawan untuk memberikan informasi yang spesifik kepada para pemakai perpustakaan.Komponen koleksi referensi diantaranya adalah ensiklopedia, kamus, buku tahunan, bahan biografi, bahan statistik, peraturan perundang–undangan dan sebagainya.

3. Koleksi laporan penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil kegiatan penelitian yang sambung menyambung secara kumulatif.Untuk perpustakaan mempunyai tugas mendokumentasikannya kedalam bentuk koleksi laporan penelitian.Laporan penelitian umumnya tidak diterbitkan secara komersil dan menjadi salah satu jenis literatur kelabu (gray literature).Oleh karena itu setiap perpustakaan dapat memperolehnya melalui hadiah dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi. 4. Koleksi terbitan pemerintah

Lembaga pemerintah adalah lembaga penerbit yang paling besar disamping lembaga penerbit komersial.Berbagai jenis laporan, dokumen, peraturan perundang–undangan dan terbitan berseri yang diterbitkan pemerintah dapat menjadi bagian penting dari sekumpulan koleksi terbitan pemerintah diperpustakaan.Suatu perpustakaan dapat membangun koleksi terbitan pemerintah melalui hadiah atau pembelian dari berbagai departemen dan badan khusus di pemerintahan pusat atau pemerintahan daerah.Pada umumnya perpustakaan sulit memperoleh informasi tentang publikasi baru dari lembaga yang bersangkutan.Namun demikian, perpustakaan harus giat dan konsisten mencari keterangan dari edaran harian atau majalah yang memuat daftar anggota yang terdaftar di dalam daftar pengiriman (mailing list) bahan terbitan dari berbagai lembaga pemerintah.

(10)

5. Koleksi jurnal

Koleksi jurnal dapat dibangun dan dikembangkan melalui langganan atau hadiah.Suatu perpustakaan harus hati–hati di dalam mengembangkan koleksi jurnal, sekali suatu jurnal ditetapkan menjadi koleksi perpustakaan, maka harus berkesinambungan dilanggan dari tahun ke tahun berikutnya.Untuk itu kehadiran koleksi jurnal di perpustakaan harus dipertimbangkan atas dasar kebutuhan masyarakat pemakai disaat sekarang dan mendatang.

6. Koleksi bahan pandang dengar

Suatu perpustakaan dapat membangun koleksi bahan pandang dengar secara tersendiri terpisah dari koleksi bahan lainnya. Bahan–bahan berbentuk mikrofilm, mikrofis, CD-ROM, VCD, kaset video, film dan sejenisnya dikumpulkan menjadi satu kelompok dalam susunan koleksi perpustakaan. Koleksi ini umumnya dikembangkan untuk tujuan pelestarian dan penghematan ruang penyimpanan.

7. Koleksi khusus lainnya

Setiap perpustakaan bisa menentukan kebijakannya masing–masing untuk mengembangkan berbagai jenis koleksi khusus yang diperlukannya, misalnya koleksi peta, koleksi disertasi, koleksi surat kabar, koleksi bahan cadangan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan, maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau koleksi perpustakaan yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan lembaga atau badan dimana perpustakaan itu bernaung.

2.3 Koleksi Buku (Teks)

Dalam ilmu perpustakaan, buku dikenali sebagai monograf. Istilah ini sering digunakan untuk membedakan dengan terbitan berseri (serial) seperti majalah, jurnal, dan surat kabar. Menurut Hasugian (2009:67) “buku adalah kumpulan lembaran berupa halaman yang memuat tulisan cetakan, kadang-kadang diberi gambar”

Selanjutnya Hasugian (2009:67) menyatakan bahwa:

Buku adalah susunan atau kumpulan/gabungan kertas-kertas dalam ukuran tertentu yang salah satu fungsinya sebagai bentuk penyimpanan data, informasi, pengetahuan dan sebagainya bahkan sejarah dari suatu bangsa,

(11)

serta sebagai sumber referensi yang dibutuhkan banyak kalangan maupun tingkatan masyarakat.

Di dalam perpustakaan koleksi buku dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: koleksi buku fiksi dan koleksi buku non fiksi. Adapun koleksi buku non fiksi biasa dikenal dengan buku teks dan buku referensi.

Tarigan (2010:13) menyatakan bahwa:

Buku teks merupakan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa buku teks merupakan bagian utama dari sistem pendidikan yang dapat menambah ilmu pengetahuan.Selain itu buku teks merupakan sekumpulan tulisan yang disusun secara sistematis oleh para pakar untuk memenuhi indikator sebagai pegangan dalam pembelajaran.

2.3.1 Fungsi Buku Teks

Buku teks merupakan sarana penting bagi penyediaan dan pemenuhan prasarana perkembangan bahan dan program dalam kurikulum pendidikan, prasarana pemelancar tugas akademik tenaga pengajar dan prasarana pemelancar pencapaian tujuan pembelajaran.Funsgsi dan peranan buku teks menurut Green dan Petty yang dikutip oleh Tarigan (2010:15 ) adalah:

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan dimana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

(12)

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.

4. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut.

5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

Buku teks memiliki manfaat yang besar dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan.Menurut Sunarko yang di kutip Banowati (2011 : 15) manfaat buku teks antara lain:

1. Meningkatkan perhatian dan motivasi belajar 2. Memberikan variasi dalam belajar

3. Memberikan struktur yang memudahkan belajar 4. Menyajikan inti informasi belajar

5. Memberikan contoh-contoh yang lebih kongkret 6. Merangsang berpikir analisis

7. Memberikan situasi belajar yang tanpa tekanan

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa disamping sebagai sumber belajar, buku teks juga berperan sebagai alat evaluasi dan pengajaran yang sesuai dan tepat guna.Berdasarkan hal tersebut fungsi buku teks yaitu mencerminkan suatu sudut pandang, serta berperan penting dalam pembelajaran.Dengan buku teks, program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur.

2.4 Pemanfaatan Koleksi

Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat diperpustakaan dan jasa informasi yang tersedia.Pemanfaatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005:711) adalah “proses, cara, dan perbuatan”. Dimana pemanfaatan berasal dari kata guna, faedah.Adapun memanfaatkan berarti membuat

(13)

sesuatu menjadi berguna. Jadi pemanfaatan adalah proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan.

Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi (out library use)

Menurut Zulkarnaen (2007 :45), cara memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan secara umum dikategorikan sebagai berikut:

1. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi kemeja sirkulasi.

2. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan.

3. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku berbeda.

4. Memperbanyak (menggunakan jasa foto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat ada beberapa cara pemanfaatan koleksi buku yang biasa dilakukan pengguna. Cara-cara yang ditempuh oleh pengguna tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diantaranya: waktu, kenyamanan, dan materi.

Sedangkan menurut Handoko yang dikutip oleh Prawati (2002: 03) “dari segi pengguna, pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal”. Kedua faktor tersebut akan dibahas pada uraian selanjutnya.

(14)

2.4.1 Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri individu, bagaimana usaha seorang individu mencari obyek-obyek yang dapat memberikan jawaban sesuai kebutuhannya. Yang termasuk faktor internal antara lain:

a. Kebutuhan

Adapun yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar dan sumber refrensi bagi mahasiswa. Menurut Yusuf(2010 : 24) dalam bukunya Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information retrieval)bahwa:

kebutuhan informasi merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam struktur kognisi seseorang yang dirasakan ada kekosongan informasi atau pengetahuan sebagai akibat tugas atau sekadar ingin tahu. Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, setiap orang dalam kehidupannya akan memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkannya.

Selain itu, menurut Guha yang dikutip oleh Syaffril (2004: 18) identifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan:

1. Current need approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir.

2. Every day need approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari.

3. Exhaustive need approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh.

4. Catching-up need approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi singkat secara cepat. Pemenuhan kebutuhan informasi inilah yang mendorong seseorang berinteraksi atau berkomunikasi dengan berbagai sumber informasi untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini menyebabkan pemanfaatan informasi tidak akan lepas dari kebutuhan akan informasi dan penemuan informasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam pemenuhan informasi yang mendorong seseorang berinteraksi atau berkomunikasi dengan berbagai sumber informasi untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan

(15)

kebutuhannya. Hal ini yang menyebabkan pemanfaatan informasi tidak akan lepas dari kebutuhan akan informasi dan penemuan informasi.

b. Motif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849), “Motif adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Sedangkan menurut Effendy (2006:27) “motif adalah tujuan yang mendorong seseorang menentukan pilihannya dan keinginannya”.

Dalam dunia perpustakaan motif atau alasan mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Menurut Ernawati (2007: 07) “jika ditelusuri lebih dalam, motif timbul bukan hanya dari kebutuhan yang ada, tetapi ditentukan pula adanya faktor harapan akan dapat dipenuhinya suatu kebutuhan”.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa motif adalah sesuatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang sehingga menyebabkan ia berbuat sesuatu.

c. Minat

Minat disini merupakan kecenderungan hati yang besar terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan. Menurut Winkel (2004:212), minat diartikan sebagai “kecenderungan subyek yang menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Sedangkan menurut Hurlock (1997:14), “minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih”.

Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian minat, maka dapat diketaui bahwa minat adalah jika mahasiswa merasakan bahwa memanfaatkan koleksi adalah sesuatu yang menguntungkan, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dan merasa senang untuk mempelajarinya.Rasa ketertarikan tersebut

(16)

bukan karena paksaan tapi kesadaran yang tinggi karena keinginan yang kuat untuk mencapai tujuannya.Mahasiswa merasa berminat, hal ini kemudian mendatangkan kepuasan.Bila kepuasan berkurang maka minat juga menjadi berkurang.

2.4.2 Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Yang termasuk faktor eksternal tersebut yaitu:

a. Ketersediaan koleksi

Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun dapat dikatakan bahwa perpustakaan dikatakan berhasil bila dimanfaatkan oleh penggunanya.Salah satu aspek penting untuk membuat perpustakan dimanfaatkan yaitu ketersediaan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Oleh karena itu tugas utama setiap perpustakaan adalah melakukan kegiatan pengadaan untuk menambah ketersediaan koleksi.

Ketersediaan koleksi merupakan hal yang sangat penting dalam pemanfaatan koleksi. Suatu perpustakaan yang menyediakan koleksi dengan lengkap biasanya memiliki pengguna yang cukup sering memanfaatkan koleksi perpustakaan tersebut (Muntasir, 2005:11).

Sedangkan Sutarno (2007 :26) menyatakan bahwa “tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang akan dilayaninya, sehingga pengguna senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan tersebut”.

Dalam buku Standar Nasional Perpustakaan (2011 : 13) dinyatakan bahwa, “jumlah buku wajib dihitung menggunakan rumus: 1 program studi X (144 sks dibagi 2 sksper mata kuliah) X 2 judul permata kuliah = 144 judul buku wajib per program studi, dan Judul buku pengembangan = 2 X jumlah buku wajib”.

(17)

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa koleksi (buku) dipilih berdasarkan kerja sama dengan sivitas akademika, agar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa serta sesuai dengan minatnya.

b. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna

Salah satu komponen penting perpustakaan adalah pustakawan.Komponen ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan (jasa) kepada pengguna perpustakaan. Menurut Suherman (2009:13) kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari seorang pustakawan adalah “kemampuan untuk mengelola emosi yang berhubungan dengan orang lain, baik individu atau kelompok, sehingga dapat terjalin suatu interaksi sosial dan komunikasi yang baik dan efektif”.

Seorang pustakawan diharapkan dalam melakukan aktifitasnya selalu mengedepankan kebutuhan penggunanya.

Purwono (2005:17) menyimpulkan:

Peranan pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan informasi, bimbingan, dan bekerjasama dengan pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa seorang pustakawan diharapkan mampu memahami berbagai macam persoalan berhubungan dengan pengguna terutama mahasiswa, agar yang datang ke perpustakaan merasa nyaman.Pustakawan diharapkan cepat tanggap dalam merespon pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, serta dapat memberikan penelusuran informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.Selain itu pustakawan harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, mempunyai kemampuan teknis mengenai perpustakaan, dan mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang saat ini berkembang.Dengan kemampuan tersebut maka pustakawan diharapkan mampu memberikan pelayanan prima kepada penggunanya.

(18)

c. Ketersediaan fasilitas pencarian temu kembali informasi

Istilah temu kembali informasi pertama kali diperkenalkan tahun 1952, dan mulai populer diteliti sejak tahun 1961.Saat itu didasari bahwa sistem temu kembali informasi memiliki peran khusus dalam kegiatan perpustakaan.Zaenab (2002:41) menjelaskan bahwa “temu kembali sebagai suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah-istilah pencarian untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan”.

Sedangkan Rowley yang dikutip Hasugian (2006 :05), menyatakan :

suatu sistem temu kembali informasi dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu menunjukkan ketepatan (precision) yang tinggi sekalipun perolehannya rendah. Kondisi ideal dari keefektifan suatu sistem temu kembali informasi adalah apabila rasio recall dan precision sama besarnya (1:1).

Selanjutnya Hasugian (2006 :06) menjelaskan bahwa:

Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan dengan query, sedangkan ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan dengan kebutuhan pengguna.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya sistem temu kembali informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu (1) kumpulan dokumen, (2) kebutuhan informasi pengguna, (3) proses pencocokan (matching). Aktivitas temu kembali informasi tidak hanya terbatas pada bagaiman cara menyimpan buku, tetapi juga meliputi pemahaman tentang penempatan informasi yang telah dikatalog dan diindeks agar mudah ditemukan kembali.

Menurut Lasa (2005:317) “Pemanfaatan koleksi seperti banyaknya peminjam dan jumlah yang dipinjam biasanya digunakan sebagai salah satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan”.

Berdasarkan pendapat dari berbagai sumber mengenai pemanfaataan koleksi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat

(19)

diketahui melalui jumlah pengguna yang meminjam koleksi diperpustakaan tersebut berbanding lurus dengan koleksi yang dipinjam.Selain itu pemanfaatan koleksi dapat dilihat dari pengguna dalam memanfaatkan informasi yang terdapat pada koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.Jadi ketersediaan koleksi pada perpustakaan harus mempunyai nilai relevansinya yaitu suatu nilai yang diberlakukan pada koleksi perpustakaan untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna perpustakaan yang membutuhkan.

2.5 Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan untuk melayani penggunanya.Yaitu suatu kegiatan untuk memberikan pelayanan dan bantuan kepada pemakai agar memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 53), “pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pengguna. Melalui pelayanan perpustakaan, pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memanfaatkan berbagai perkakas penelusuran yang tersedia”.

Sedangkan Darmono (2001 : 134) menyatakan bahwa: “layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang memiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

Sehubungan dengan pendapat di atas, Moenir (2000: 410) menyatakan perwujudan pelayanan yang didambakan adalah:

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang dibuat-buat.

2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu atau sindiran yang mengarah kepada permintaan sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas maupun kesejahteraan.

3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang bulu.

(20)

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pengguna. Selain itu pelayanan perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar dapat melaksanakan pelayanan dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi hendaknya mempunyai koleksi yang cukup bervariasi dari jenis maupun dari isinya. Selain itu di harapkan dari pelayanan adalah adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang dibuat - dibuat dan mendapatkan pelayanan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang bulu.

2.5.1 Jenis Pelayanan Perpustakaan

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk melayani mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi.Untuk mewujudkan visi perpustakaan tersebut, disediakan beberapa jasa/layanan di dalam perpustakaan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 71) dinyatakan bahwa “jenis layanan perpustakaan yang ditawarkan yaitu layanan sirkulasi, layanan referensi dan layanan multimedia”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar.

2.5.1.1 Layanan Sirkulasi (Peminjaman)

Layanan sirkulasi di perpustakaan merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan pengguna perpustakaan. Menurut Darmono (2007:141) “Layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.

(21)

Pendapat Darmono tersebut hampir sama dengan pendapat Rahayuningsih (2007:95) yang menyatakan bahwa “layanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi”.

Selanjutnya Rahayuningsih (2007 : 97) menyimpulkan mengenai penyelenggaraan layanan sirkulasi yang bertujuan untuk:

1. Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.

2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam/dinantikan pada waktu pengembalian.

3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga.

4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.

5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.

Selain itu Darmono (2007:174) menyatakan bahwa “Layanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah suatu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku”. Pernyataan Darmono tersebut hampir sama dengan Sutarno (2006:93) yang menyatakan bahwa “pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya”.

Dari pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa pelayanan sirkulasi adalah kegiatan yang disediakan perpustakaan untuk melayani pengguna yang akan meminjam dan mengembalikan bahan pustaka. Dengan adanya layanan sirkulasi diharapkan pengguna dapat memanfaatkan koleksi bahan pustaka dengan maksimal.Pelayanan sirkulasi ditujukan untuk memungkinkan pengguna menggunakan bahan pustaka secara tepat guna, mengetahui bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa yang meminjam bahan pustaka, menjamin

(22)

kembalinya bahan pustaka yang dipinjam, mendapatkan data-data kuantitatif kegiatan pelayanan sirkulasi.

2.5.1.2 Layanan Refrensi (Jasa Rujukan)

Layanan rujukan adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek. “Pelayanan rujukan merupakan proses komunikasi antar personal yang terjadi di perpustakaan, proses komunikasi ini berlangsung antara pustakawan dan penggunanya” (Yusuf 2008 :457).

Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa:

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi - koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat.Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat.

Layanan referensi merupakan layanan rujukan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 86), dinyatakan fungsi pelayanan referensi adalah :

1. Fungsi Informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan–pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan dan sesegera mungkin menyampaikan informasi yang harus diketahui pengguna.

2. Fungsi Bimbingan

Memberi bimbingan kepada pengguna untuk mencari atau menemukan bahan pustaka dalam kelompok referensi yang tepat sesuai dengan bidang masing–masing dan bagaimana cara menggunakannya.

3. Fungsi Pengarahan

Memberikan pengarahan dan bantuan mengenai cara–cara menggunakan sumber–sumber bibliografi dan layanan referensi serta cara memanfaatkan sarana perpustakaan.

4. Fungsi Pemilihan/Penilaian

Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara memilih dan menilai bahan pustaka dalam kelompok referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna secara maksimal.

(23)

Pelayanan referensi merupakan suatu layanan tersendiri yang bersifat langsung maupun tidak langsung.tujuan pelayanan referensi menurut Rahayuningsih (2007:104) antara lain:

1. Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat. 2. Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih

luas.

3. Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan, memakai koleksi referensi. Memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara menemukan serta cara menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi. Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Metafora je preneseno zna č enje koje se proteže kroz cijelu reklamu i na taj na č in prenosi samu poruku. prosinca 2012.) Metafori č ko zna č enje ove reklame poruke bilo bi to

Keselamatan pasien rumah sakit adalah sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pelayanan kesehatan pasien lebih aman dan diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang

a. Semakin berkembangnya media massa sekarang ini mempengaruhi cepatnya informasi sampai pada pengamatnya. Informasi yang beredar dengan sangat cepat terkadang

02 Perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya perkara 11293 perkara 03 Perkara yang diselesaikan melalui sidang diluar gedung pengadilan 25489 perkara 04 Jam

Sebagian besar analisis yang tampil dalam edisi Jurnal Yudisial ini memang berada dalam ranah hukum publik, seperti kasus pidana terkait hak beragama dan berkeyakinan bagi

Dari uraian yang telah dijabarkan dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam perspektif legal reform, LGBT dipandang sebagai suatu kenyataan/realitas sosial yang

Dalam kaitannya dengan Kota Ramah HAM, pemenuhan pelayanan dasar bagi masyarakat menjadi suatu keharusan. Dengan kata lain, Kota Ramah HAM adalah salah satu wujud pelaksanaan

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi