• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANAMAN OBAT HERBA BERAKAR RIMPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANAMAN OBAT HERBA BERAKAR RIMPANG"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

TANAMAN OBAT HERBA

BERAKAR RIMPANG

Oleh:

Tim TPC

Southeast Asian Food And Agricultural Science and Technology (SEAFAST)

Center

Research and Community Service Institution

BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY

(2)

DISCLAIMER

This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Bogor Agricultural University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.

(3)

Kata Pengantar

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki kekayaan alam

yang cukup melimpah. Salah satu diantaranya adalah tanaman herba

dengan jenis dan manfaat yang beragam. Bagian tanaman herba yang

dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, buah, batang, dan akar

(rimpang).

Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai berbagai jenis

tanaman herba yang memiliki rimpang dengan khasiat yang dimilikinya.

Keberadaannya sebenarnya sudah cukup dikenal oleh masyarakat

Indonesia, bahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam

kehidupan sehari-hari. Sebut saja, jahe, kunyit, kencur, lengkuas dan

lainnya. Namun demikian, ternyata herba rimpang juga banyak yang

belum populer. Padahal memiliki potensi kegunaan dan manfaat yang

sangat besar. Contohnya adalah temu hitam, temu putih, temu mangga,

dan bangle.

Penelitian seputar tanaman herba rimpang pun sudah cukup

banyak. Dan tidak sedikit yang membuktikan akan khasiatnya. Oleh

sebab itu, SEAFAST Center IPB bekerja sama dengan Universitas Udayana

dan Universitas Sam Ratulangi dan didukung oleh Texas A&M University

dengan pendanaan dari USAID melalui Tropical Plant Curriculum Project

menerbitkan buku yang membahas tanaman herba rimpang tersebut.

Pembahasan mencakup jenis dan penelitian seputar tanaman herba

berakar rimpang, terutama menyangkut khasiat bagi kesehatan dan

(4)

buku ini dapat menjadi bahan referensi bagi pengembangan tanaman

herba rimpang Indonesia dan masyarakat umum yang ingin mengenal

tanaman obat.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada USAID yang telah

mendukung penerbitan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Bogor, September 2012

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar,i

Tanaman Obat Herba Berakar Rimpang, 1

JAHE (Zingiber officinale Rosc.), 2

1. Jahe putih besar (Jahe gajah), 3

2. Jahe putih kecil (Jahe emprit), 3

3. Jahe merah (Jahe sunti), 4

KUNYIT (Curcuma domestica Val. ), 4

LENGKUAS (Alppinia galanga ( L. ) Wild ), 5

1. Lengkuas Putih (Alppinia galanga ( L. ) Wild ), 5

2. Lengkuas Merah (Alppinia purpurata), 6

LEMPUYANG (Zingiber sp.), 11

1. Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Smith), 11

2. Lempuyang emprit (Zingiber amerians BL.), 12

3. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), 12

KENCUR (Kaempferia galanga Linn), 14

TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria Rosce), 16

TEMU HITAM ( Curcuma aeruginosa Roxb. ), 18

TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb.), 20

TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val), 22

BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.), 23

TEMU KUNCI (Boesenbergia panduratum (Roxb) Schult), 25

Pustaka, 27

(6)

Tanaman Obat Herba Berakar Rimpang

Rimpang atau temu-temuan termasuk dalam famili Zingiberaceae, yaitu bagian tanaman seperti umbi akar yang berada di bawah tanah. Budidayanya cukup mudah dengan stek rimpangnya yang memiliki minimal 1 mata tunas. Adalah termasuk tanaman herba dengan umur antara 6 bulan sampai 1 tahun. Dapat ditanam di pekarangan rumah sehingga dapat dengan mudah menggunakannya jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Ada beberapa rimpang yang sudah dikenal masyarakat karena biasa digunakan untuk bumbu masak dan jamu tradisional, ada pula yang masih awam dikenal masyarakat seperti temu putih, temu hitam, dan temu mangga.

Tanaman berakar rimpang memiliki senyawa aktif, flavonoid, saponin, dan minyak atsiri yang dapat digunakan untuk obat. Misalnya rimpang jahe, lengkuas berasa pedas karena kandungan oleoresinnya yang berkhasiat untuk menghangatkan badan, menjaga stamina, dan mengobati batuk. Rimpang kunyit, temulawak, dan rimpang yang berwarna kuning lainnya mengandung senyawa kurkumin berfungsi untuk daya tahan tubuh dan antioksidan. Ternyata ada beberapa khasiat dari rimpang-rimpangan antara lain berhubungan dengan pencernaan seperti, mual, muntah, diare, kurang nafsu makan, dan cacingan; berhubungan dengan kewanitaan yaitu pasca melahirkan, meningkatkan produksi ASI, nyeri haid, dan haid tidak lancar; obat demam, batuk, masuk angin, menjaga stamina, sariawan, daya tahan tubuh, antioksidan, antikanker, dan penyakit kulit (obat luar). Penggunaannya sebagian besar dengan cara minum ekstrak rimpang-rimpangan.

(7)

JAHE (Zingiber officinale Rosc.)

Sumber : http://noenkcahyana.blogspot.com Sumber : http://flashprojectman.blogspot.com

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah dengan berbagai sebutan, misalnya jahe dikenal dengan nama halia di Aceh, bening (Gayo), pege (Batak), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda, Sintang, Dayak), jae (Jawa), lahja, cipakan (Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), lai (Kalimantan), leak jerenang (Dayak Kendayan, Melayu Kalbar), pese (Bugis), dan lali (Papua) (Acmad et al, 2009; Muhlisah, 2011). Jahe merupakan tanaman obat herba berakar rimpang yang sudah tidak asing dikenal masyarakat untuk obat tradisional dan bumbu masak, karena memiliki aroma yang khas dan rasanya yang hangat pedas. Tingkat kepedasan jahe dipengaruhi senyawa utama yang terkandung didalamnya yaitu oleoresin (gingerol, shogaol). Senyawa aktif yang terkandung antara lain gingerol, shogaol, zingerone, 6-gingesulfonic acid, 1-dehydrogingerdione, gingerglycolipids (A,B,C). Sedangkan minyak atsiri jahe terdiri dari zingiberene, B-bisabolene, zingiberenol, ar-kurkumene dan beberapa aldehid. Selain itu juga mengandung karbohidrat, mineral, vitamin A, niacin, beberapa asam lemak dan asam amino

(8)

(Indartiyah et al, 2012). Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi 3 jenis yaitu jahe putih besar (jahe gajah), jahe putih kecil (Jahe emprit), dan jahe merah (Jahe sunti).

1. Jahe putih besar (Jahe gajah)

Jahe gajah atau jahe badak, rimpangnya berukuran besar, bagian luar coklat kekuningan, bagian dalam putih kekuningan. Jahe gajah banyak dibutuhkan terutama industri makanan, seperti permen, sirup dan minuman instan. Tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih. Jika panen dilakukan belum cukup tua, maka tingkat kepedasannya masih rendah.

(9)

Jahe emprit rimpangnya berukuran lebih kecil daripada jahe gajah, bagian luar coklat kekuningan, bagian dalam putih kekuningan. Jahe emprit biasa digunakan untuk masak dan obat keluarga. Karena memiliki minyak atsiri dan oleoresin lebih tinggi dibandingkan jahe gajah, dan rasanya lebih pedas.

3. Jahe merah (Jahe sunti)

Sumber : http://www.harianjogja.com

Jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum), dikenal dengan nama lain di daerah, seperti halia udang di Aceh, dan jahe sunti di Jawa. Jahe merah rimpangnya berukuran sedang atau lebih kecil dari jahe emprit, bagian luar merah, bagian dalam jingga muda hingga merah. Jahe merah memiliki tingkat kepedasan tertinggi daripada jenis jahe lainnya. Sehingga paling banyak digunakan untuk pengobatan. Dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering.

Beberapa khasiat jahe yang telah terbukti berdasarkan Kemenkes (2008), antara lain untuk mengatasi mual dan muntah (akibat mabuk kendaraan, mual pagi hari pada wanita hamil), diare, perut kembung, demam, batuk berdahak, flu, pegal

(10)

linu, tidak nafsu makan, kaki kesemutan, keracunan makanan, kolik, rematik, sakit pinggang, nyeri haid, dan keseleo.

Contoh penggunaan untuk pengobatan

 Untuk mengatasi mual dan muntah (akibat mabuk kendaraan, mual pagi hari pada wanita hamil), diare, perut kembung, demam, batuk berdahak, flu, pegal linu, tidak nafsu makan, kaki kesemutan, dan keracunan makanan. Dengan cara minum secangkir air rebusan rimpang jahe 3-10 gram. Secangkir air jahe ini memberi efek menyegarkan berbau aromatik, hangat, pedas, dan lebih nikmat bila diminum selagi hangat, uapnya dapat meringankan gejala hidung tersumbat karena flu. Di Jawa terkenal minuman jahe seperti wedang ronde, bandrek, wedang jahe, dengan tambahan rempah lain, air jeruk nipis, susu, atau madu.

 Kolik, rematik, sakit pinggang, nyeri haid, dan keseleo. Jahe dapat digunakan pula untuk obat luar yaitu dengan cara rimpang jahe 2 jari ditumbuk sampai halus tambah air secukupnya sehingga menjadi adonan, tempelkan ditempat yang sakit.

(11)

KUNYIT (Curcuma domestica Val. )

Sumber : http://flashprojectman.blogspot.com

Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Dikenal dengan nama lain di beberapa daerah, seperti kunyet di Aceh, kuning (Gayo), hunik (Batak, Timor), kunyir, jinten (Lampung), koneng, koneng temen, konyek, temu kuning (Sunda), kunir bentis, kunir (Jawa, Sulawesi Utara), konyet, temo koneng (Madura), kuneh (Flores), kuminu, unin (Ambon), guraci (Ternate), dan rame (Papua) (Achmad et al, 2009). Kunyit merupakan rimpang berwarna merah jingga kekuningan, rasanya agak pahit, sedikit pedas, baunya khas aromatik. Umumnya digunakan untuk bumbu masak, penguat rasa, pewarna kuning makanan, dan jamu tradisional contohnya kunyit asem. Senyawa yang terkandung dalam kunyit yaitu kurkumin, tumeron, zingiberin, berfungsi sebagai antioksidan penangkal radikal bebas, antitumor, antikanker, antiserangga, antijamur, dan antibakteri (Acmad et al, 2009; Indartiyah et al, 2012). Minyak atsiri (3-5%) terdiri dari alpha dan beta tumerone yang menyebabkan bau yang khas. Selain itu mengandung arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tannin, dammar, dan beberapa mineral.

Beberapa khasiat kunyit yang telah terbukti berdasarkan Kemenkes (2008), antara lain demam, pilek dengan hidung tersumbat, rematik, diare, disentri,

(12)

hiperlipidema, nyeri dada, asma, dyspepsia, rasa baal dibahu, terlambat haid karena darah tidak lancar, haid tidak teratur, sakit perut sehabis melahirkan, radang (seperti radang hidung, telinga, gusi, rahim, usus buntu, tonsillitis, hepatitis, lekore), jaundice, choleithiasis, dan hipertensi.

Contoh penggunaan untuk obat

 Untuk wanita dengan haid yang banyak. Rimpang kunyit kering sebanyak 1-6 gram atau rimpang segar sebanyak 4-20 gram direbus atau bisa juga di jus. Kemudian diminum.

 Diare. Dengan cara rebus kunyit 1 buah sedang, daun jambu biji (pilih nomor 4 dari pucuk sebanyak 10 lembar, jahe 1 jari dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas, disaring. Untuk dewasa minum 1/3 gelas, anak-anak (diatas 1 tahun) berikan sesuai usianya (antara 1 sampai dengan 5 sdm) (Indartiyah et al, 2012).

 Untuk obat luar, caranya rimpang tua dipanggang lalu diparut. Tambahkan minyak kelapa secukupnya. Ramuan tadi atau air perasannya dioleskan pada tempat yang sakit. Bisa untuk luka bisul, borok atau koreng, bengkak karena gigitan serangga atau terkena ulat bulu (Muhlisah, 2011).

(13)

LENGKUAS (Alppinia galanga ( L. ) Wild )

Lengkuas (Alppinia galanga (L.) Wild) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini dikenal dengan beberapa sebutan, seperti langkuwas (Melayu), langkueh (Minang), laja (Sunda), laos (Jawa), aliku (Bugis), halawas (Batak), dan lengkueueh (Aceh) (Muhlisah, 2011). Lengkuas mengandung champor, galangol, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, dan kristal kuning. Minyak atsiri lengkuas terdiri dari galangol, galangil, alpinen, kamfer, dan metil sinamat. Berdasarkan warna rimpangnya, lengkuas terbagi menjadi dua jenis, yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah (Alppinia purpurata).

1. Lengkuas Putih (Alppinia galanga ( L. ) Wild )

Lengkuas putih biasa digunakan untuk bumbu masak. Berkhasiat pula untuk menghangatkan badan, meningkatkan nafsu makan, dan menambah gairah seks.

(14)

2. Lengkuas Merah (Alppinia purpurata)

Lengkuas merah umum digunakan untuk pengobatan. Rasanya hangat dan pedas, bersifat antibakteri, ekspektoran, afrodisiak, antijamur, anti kembung.

Beberapa khasiat lengkuas yang telah terbukti berdasarkan Kemenkes (2008), antara lain melancarkan haid, pegal linu (rheumatism), masuk angin, diare, tidak nafsu makan, demam, kejang panas, menghilangkan bau mulut dan bau badan, sariawan, sakit tenggorokan, batuk, menghilangkan dahak pada bronkhitis, radang paru, abses paru, sakit telinga, dan beberapa penyakit kulit.

Contoh penggunaan untuk obat

 Melancarkan haid, pegal linu (rheumatism), masuk angin, diare, tidak nafsu makan, demam, kejang panas, menghilangkan bau mulut dan bau badan, sariawan, sakit tenggorokan, batuk, menghilangkan dahak pada bronkhitis,

(15)

 Gangguan pencernaan (sakit perut, nyeri lambung). Caranya rebus irisan lengkuas (1 jari) dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Minum 2 kali sehari.

 Untuk obat luar; seperti panu, kurap, eksim, koreng, jerawat, ruam kulit, bisul, luka dan ketombe. Caranya lengkuas digiling, tambahkan minyak kelapa secukupnya, oleskan pada bagian yang sakit.

(16)

LEMPUYANG (Zingiber sp.)

Lempuyang (Zingiber sp.) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Nama lain di beberapa daerah, misal Sunda disebut lampuyang, lapoyang di Madura, lempuyang (Jawa). Senyawa kimia yang terkandung dalam lempuyang antara lain kurkumin, sineol, dipenten, limonen, kariofilen, diasetilafzen (mempunyai efek sitotoksik), dan zat zerumbon (zat antikejang). Selain itu mengandung flavonoid dan saponin.

Berdasarkan bentuk, ukuran, dan aroma rimpangnya, lempuyang terbagi menjadi 3 jenis yaitu : lempuyang gajah, lempuyang emprit, dan lempuyang wangi.

1. Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Smith)

Lempuyang gajah, dengan sebutan lain lempuyang kebo, lempuyang kapur, lempuyang badak (Jawa), dan lapoyang paek (Madura). Rimpangnya besar berwarna kuning berasa pahit, umumnya digunakan untuk penambah nafsu makan. Bersifat hangat, pedas, tajam, berkhasiat untuk antiradang dan stomachica.

(17)

2. Lempuyang emprit (Zingiber amerians BL.)

Lempuyang emprit rimpangnya kecil, berasa pahit dan warnanya kuning. Biasa digunakan untuk penambah nafsu makan. Lempuyang emprit berkhasiat untuk stomachica.

3.

Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.)

Lempuyang wangi berwarna kuning pucat, rasa tidak pahit, dan berbau harum. Sering digunakan untuk bahan jamu pelangsing. Bersifat aromatik dan berkhasiat untuk antikejang dan analgesik.

Beberapa khasiat lempuyang yang telah terbukti, antara lain mengobati kaki bengkak setelah melahirkan, ambeien, kolik, menambah nafsu makan, anemia, dan cacingan (Indartiyah et al, 2012).

Contoh penggunaan untuk obat

 Kaki bengkak setelah melahirkan. Lempuyang dan cabe jawa dicuci bersih, kemudian dilumatkan, beri air dan peras dengan kain. Minum air perasannya.

 Ambeien. Dengan cara parutan lempuyang beri 2 sendok makan air matang dan sedikit garam, lalu peras. Minum air perasannya 2 kali sehari masing-masing 1 sendok makan.

 Kolik karena kedinginan. Bahan yang digunakan antara lain lempuyang, kunyit 1/2 jari, temu kunci 3 rimpang, kayu ules sepotong, adas 5 biji, ketumbar 11 butir, lada 11 butir, daun poko segar 20 helai. Cara membuat : semua bahan

(18)

dibersihkan, dibakar, rebus dengan 2 gelas air hingga setengah gelas, dan saring. Minum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas sesudah makan.

 Penambah nafsu makan. Lempuyang 3 jari dicuci dan parut, tambahkan air 3 sendok teh. Minum air parutan 3 kali sehari masing-masing 1 sendok teh sebelum makan.

 Anemia. Lempuyang dimemarkan, dan rebus dengan 3 gelas air hingga 2 gelas. Dapat pula ditambahkan gula aren. Minum 2 kali sehari masing-masing setengah gelas.

 Cacingan. Lempuyang 2 jari dan bawang merah 2 buah dilumatkan. Kemudian tambah 1/2 gelas air dan peras. Minum 2 kali sehari masing-masing 2 sendok makan.

(19)

KENCUR (Kaempferia galanga Linn)

Sumber : http://ariendahard.wordpress.com

Kencur (Kaempferia galanga Linn) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki beberapa sebutan di berbagai daerah, antara lain cikur di Sunda, ceuko (Aceh), kencor (Madura), cekuh (Bali), kencur, sukung (Minahasa), asauli, sauleh, soul, umpa atau cangkol (Ambon), cekir (Sumba), kaciwer (Batak), cakue (Minang), sikor (Kalimantan), cakuru (Makasar), dan ukap (Papua) (Muhlisah 2011; Indartiyah et al, 2012). Kencur dikenal masyarakat untuk bumbu masak dan jamu tradisional contohnya jamu beras kencur yang biasa diminum untuk daya tahan tubuh serta menghilangkan masuk angin dan kelelahan. Tanaman kencur berbeda dengan famili Zingiberaceae lainnya, yaitu daunnya merapat ke permukaan tanah dengan jumlah yang banyak, batangnya pendek, aroma rimpangnya khas, bagian luarnya berwarna coklat mengkilat, bagian dalmnya putih. Minyak atsiri yang terkandung dalam kencur antara lain borneol, metil-p-cumaric acid, cinnamicacid etil ester, pentadecane, cinamic aldehide, dan kampen. Selain itu mengandung alkaloid, mineral, flavonoid, pati, dan gum (Muhlisah, 2011).

Beberapa khasiat kencur yang telah terbukti yaitu, antiinflamasi dari kandungan terpenoid (bisabolol, chamazulene), dan antispasmodik (flavonoid, epigenin) (Indartiyah et al, 2012).

(20)

Contoh penggunaan untuk obat

 Batuk. Kencur dibersihkan, diparut, diperas, dan disaring. Tambahkan sedikit madu beberapa tetes air jeruk nipis. Minum 3 kali sehari.

 Keseleo. Oleskan atau gosokkan dengan kencur dan beras sudah direndam, yang sudah diblender dengan air secukupnya.

 Muntah-muntah. Kencur 1,5 jari cuci bersih, dan dikunyah dengan sedikit garam sampai halus dan telan. Kemudian minum air hangat.

(21)

TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria Rosce)

Temu putih (Curcuma zedoaria (Berg) Rosce) termasuk dalam famili

Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki nama daerah sama yaitu temu putih, tak

umum orang kenal karena tidak digunakan untuk bumbu masak. Temu putih

rasanya sangat pahit, pedas, berbau aromatik. Bentuk rimpangnya panjang seperti jari, bagian luar putih kecoklatan, bagian dalam putih kekuningan. Senyawa kimia yang terkandung dalam temu putih adalah zingiberin, sineol, kurkumin, kampen, borneol, kampor, resin, kurkuminoid dan kurdion yang berkhasiat anti kanker.

Beberapa khasiat temu putih yang telah terbukti antara lain untuk nyeri haid, tidak datang haid, membersihkan darah setelah melahirkan, memulihkan gangguan pencernaan, mulas (kolik) karena masuk angin, rasa penuh di dada dan perut, luka memar, sakit gigi, dan radang tenggorokan (www.tanaman-obat.com).

Contoh penggunaan untuk obat

 Untuk obat yang diminum, caranya rebus 3-10 g temu putih kering.

 Pelega perut. Temu putih 100 gram dicuci, diparut, peras dan saring. Air perasannya diminum.

(22)

 Membersihkan darah setelah melahirkan. Temu putih secukupnya, dicuci, diperas dan saring. Dan minum.

(23)

TEMU HITAM ( Curcuma aeruginosa Roxb. )

Sumber : http://sahabatppl.blogspot.com Sumber : http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id

Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) termasuk dalam famili

Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki beberapa sebutan di beberapa daerah, seperti

temu erang, temu itam di Melayu, koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temu ereng (Madura), tamu leteng (Makasar), dan temu lotong (Bugis) (www.iptek.net.id; Muhlisah, 2011). Temu hitam merupakan tanaman obat berakar rimpang, bila rimpangnya dibelah terdapat lingtampak lingkaran biru kehitaman dibagian luarnya. Temu hitam rasanya pahit, tajam, bersifat dingin dan beraroma khas. Senyawa aktif yang terkandung dalam temu hitam antara lain pati, damar, lemak, mineral, tanin, kurkumol, kurkumenol, kurkumin, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, g-elemene, linderazulene, demethyoxykurkumin, dan bisdemethyoxykurkumin (Indartiyah et al, 2012). Beberapa khasiat temu hitam yaitu penambah nafsu makan, membersihkan setelah melahirkan, batuk berdahak, sesak nafas, dan penyakit kulit (kudis, ruam, borok dan lainnya).

(24)

Contoh penggunaan untuk obat

 Penyakit kulit (kudis, ruam, borok). Temu hitam sebesar jari tumbuk, campur minyak kelapa, tempelkan dibagian yang sakit. Rimpang sebesar jari telunjuk rebus dengan segelas air hingga mendidih, saring, minum selagi hangat.

 Penambah nafsu makan. Rimpang diparut, diperas, airnya diminum.

 Membersihkan darah setelah melahirkan. Minum air seduhan temu hitam, dari rimpang yang dibersihkan, dihaluskan diseduh air panas setengah cangkir, aduk dan disaring.

 Batuk berdahak, sesak nafas. Temu hitam 25 gram dicuci, diiris tipis, direbus dengan 2 gelas hingga mendidih 20 menit. Setelah dingin saring, dan minum untuk pagi dan sore.

(25)

TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) termasuk dalam famili Zingiberacea. Dikenal dengan nama lain temu lobak di Madura, koneng tegel (Jawa), temo besar (Melayu), tommo (Bali), tommon (Sulawesi Selatan), karbanga (Ternate), dan temu besar, temu raya, koneng gede (Sunda) (Achmad et al, 2009). Temulawak merupakan tanaman obat rimpang yang paling sering digunakan untuk obat. Ukuran rimpangnya paling besar, bagian luar berwarna kecoklatan, bagian dalam merah jingga kekuningan, beraroma tajam, rasanya pahit. Rimpang temulawak mengandung pati, kurkumin, kamfer, glukosida, phellandrene, turmerol, myrcene, xanthorrihizol, trisiklik, dan germakron.

Beberapa khasiat temulawak berdasarkan Kemenkes (2008), antara lain mengobati bau badan yang tidak sedap, penurunan kolesterol, liver, sakit kuning, hepatitis, perut kembung, tidak nafsu makan akibat kekurangan cairan empedu, demam, pegal linu, rematik, memulihkan kesehatan setelah melahirkan, sembelit, darah tinggi, batu empedu, haid tidak lancar, wasir, produksi ASI sedikit, dan menjaga stamina.

(26)

Contoh penggunaan untuk obat

 Penurun kolesterol. Dengan cara rimpang dicuci bersih, dikupas dan blender dengan sedikit air. Kemudian airnya disaring, minum 1 gelas setiap hari. Umumnya 2-3 minggu kolesterol mulai mendekati angka normal.

 Liver dan menjaga stamina. Temulawak dibersihkan, diiris tipis, dan rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Disaring dan minum setiap hari 1 gelas.

(27)

TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val)

Sumber : http://ichaaliska.wordpress.com Sumber : http://www.herbaltama.com

Temu mangga (Curcuma mangga Val) termasuk dalam famili Zingiberaceae. tanaman temu mangga memiliki beberapa nama daerah, antara lain koneng joho, koneng lalap, koneng pare di Sunda, kunir putih, temu bayangan, temo poh (Jawa), temu pao (Madura), temu mangga, temu putih (Melayu). Rimpang temu mangga berukuran sedang, bagian luar kuning kecoklatan, bagian dalam kuning. Di daerah Jawa Barat, biasa dikonsumsi sebagai lalapan. Beraroma khas seperti mangga. Senyawa aktif yang terkandung di dalam temu mangga antara lain flavonoid, saponin, kurkuminoid, tanin, kurkumin, amilum, gula, damar, protein toksis sejenis Ribosome in Activating protein yang dapat menghambat sel kanker berkembang biak. Beberapa khasiat temu mangga yaitu penambah nafsu makan, anti kanker, dan pengecil rahim (Indartiyah et al, 2012).

Contoh penggunaan sebagai obat

 Penambah nafsu makan. Temu mangga 25 gram dicuci, ditumbuk halus, tambahkan 2 gelas air matang dan saring. Minum 2 kali sehari.

 Pencegah kanker, pengecil rahim. Rimpang 100 g dicuci, diparut, diperas, saring. Minum sekaligus.

(28)

BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.)

Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini dikenal dengan beberapa, yaitu pangle di Jawa Barat, bengle (Jawa), pandhiyang (Madura), mungle, bengle, bungle, banglai, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), dan banggele (Bali). Bangle merupakan rimpang yang berasa agak pahit, agak pedas, berbau khas aromatik, bentuknya dari agak bundar sampai tidak beraturan, bagian dalamnya berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Senyawa aktif yang terkandung dalam rimpang bangle yaitu sineol, pinen, damar, pati, tanin (www.iptek.net.id). Beberapa khasiat bangle antara lain penurun panas, peluruh kentut, peluruh dahak, pembersih darah, pencahar, dan obat cacing.

Contoh penggunaan untuk obat

 Demam, masuk angin. Rimpang bangle 15 gram, dicuci, diparut, diseduh air panas setengah cangkir, diperas dan saring. Minum dengan tambahan 2 sendok makan madu. Lakukan 2 kali sehari.

(29)

wangi masing-masing 1/2 jari tangan. Dicuci, diiris tipis, direbus dengan 1 gelas air hingga tersisa setengah gelas. Disaring, lalu diminum setelah dingin.

 Cacingan. Bahan-bahannya : 3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar, 5 lembar daun sirih. Dicuci bersih semua bahan, diiris dan ditumbuk halus, tambahkan setengah cangkir air matang. diaduk, disaring, dan minum. Atau direbus dengan 3 gelas air hingga 1 gelas. Disaring dan minum.

(30)

TEMU KUNCI (Boesenbergia panduratum (Roxb) Schult)

Sumber : http://argobel.wordpress.com Sumber : http://argobel.wordpress.com

Temu kunci (Boesenbergia panduratum (Roxb) Schult) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini dikenal dengan beberapa sebutan di berbagai daerah, misalnya kunci di Jawa, temo kunce (Madura), temu konci (Bali), dumu kunci (Bima), tampute (Ternate), dan tamu konci (Makasar), dan tumbu konci (Ambon) (Muhlisah, 2011). Temu kunci biasa digunakan untuk bumbu sayur bayam dan berkhasiat obat. Rimpangnya berbentuk seperti jari memanjang dan bergerombol, beraroma khas, tidak pahit, dan tidak pedas. Senyawa aktif yang terkandung didalamnya antara lain sineol, kamfen, d-borneol, d-pinen-seskuiterpen, zingiberene, kurkumin, zedoarin, dan pati. Beberapa khasiat temu kunci yaitu peluruh dahak untuk menanggulangi batuk, penambah nafsu makan, sariawan, dan pemacu produksi ASI (Indartiyah et

al, 2012).

`

Contoh penggunaan untuk obat

 Peluruh kentut. Rimpang temu kunci 3 jari, dibuat seperti jus, dan diminum.

 Pemacu produksi ASI. Rimpang dicuci, diiris tipis, direbus dengan 1 gelas air hingga tersisa 1 mendidih 45 menit, ditambah 1/2 sendok teh garam, disaring dan diminum (www.iptek.net.id).

(31)

Pustaka

Achmad, Sjamsul Arifin., et al. 2009. Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-Tanaman Obat Indonesia. Penerbit ITB. Bandung

Indartiyah, Ndarie., et al. 2012. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat. Direktoral Jenderal Holtikultural. Kementerian Pertanian RI. Jakarta

Muhlisah, Fauziah. 2011. Tanaman Obat Keluarga. Penebar Swadaya. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan RI No 121/Menkes/SK/11/2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal. Jakarta

www.iptek.net.id www.tanaman-obat.com http://noenkcahyana.blogspot.com http://flashprojectman.blogspot.com http://www.harianjogja.com http://flashprojectman.blogspot.com http://ariendahard.wordpress.com http://sahabatppl.blogspot.com http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id http://ichaaliska.wordpress.com http://www.herbaltama.com http://argobel.wordpress.com

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan Kemampuan Berhitung Anak Pada Siklus III BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB (Berkembang Sangat Baik) pada Kondisi Awal yaitu : Anak dapat mengenali angka

Perkembangan diperngaruhi oleh faktor kematangan dan belajar apabila anak sudah menunjukkan masa peka ( kematangan ) untuk berhitung maka orang tua dan Guru di TK harus tanggap

Dibandingkan dengan kajian yang terdahulu, peratus penyingkiran Mn meningkat dengan kepekatan Mn yang meningkat yang mana biojisim bagi cengkeram ketam menyingkirkan Mn sebanyak

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dalam hubungan sistem pengendalian intern dan kualitas laporan keuangan pemerintah

Karena itu, kita bisa menduga bahwa dengan masih berkembangnya prejudice, prasangka, stereotip , sementara model pen- dekatan dari pemerintah sendiri masih tetap dengan cara

Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Apabila kebutuhan eliminasi tidak terpenuhi, maka akan terjadi masalah pada tubuh manusia. Salah satu yang muncul

Tabel 3.2 Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis Tenaga dan Provinsi Tahun 2018. Tabel 3.3 Kecukupan Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, dan Bidan di

Prof Tien prihatin melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang lebih cenderung membeli produk pangan dengan brand luar atau produk impor.. Tantangan bagi Indonesia saat