UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Kode Dokumen RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Mata Kuliah (MK) Kode Rumpun MK Bobot (SKS): Semester Tgl Penyusunan
Blok Neurologi 20C01130105 Mata Kuliah Wajib 5 SKS 5 13-7-2020
OTORISASI
Pengembang RPS Koordinator RMK Ketua Prodi
Dr. dr. Jumriani Tamasse, Sp.S & dr. Citra Rosyidah, SpS, M.Kes
Dr. dr. Jumraini Tammasse, SpS(K) Dr. dr. Sitti Rafiah, MKes
Capaian Pembelajaran
(CP)
CPL PRODI yang dibebankan pada MK
Sikap
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius (S1)
2. Berwawasan kebangsaan dan menjalankan profesi dengan menjunjung tinggi keyakinan beragama, moralitas, etika profesi, disiplin, hukum, dan norma-norma sosial (S2)
3. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya dengan semangat kemandirian, kejuangan, kewirausahaan, dan berjiwa humanis (S3)
Pengetahuan 1. Mampu menerapkan Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, Ilmu Kedokteran Klinik, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat / Kedokteran Pencegahan / Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif (P1)
Keterampilan Umum
1. Mampu memimpin dan bekerjasama dalam mengembangkan jaringan kerja dengan profesi lain untuk menyelesaikan masalah pekerjaan di bidang kesehatan (KU1)
2. Mampu melakukan pengelolaan data dan informasi dalam mengambil keputusan independen secara ilmiah, untuk keperluan evaluasi, pengembangan kebijakan nasional, dan peningkatan mutu sumber daya (KU2)
3. Mampu bekerja serta bertanggung jawab di bidang keahliannya untuk meningkatkan kapasitas diri sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik profesinya (KU3)
Keterampilan Khusus
1. Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik kedokteran (KK2)
2. Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri dan orang lain (KK3)
3. Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer (KK4)
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
Setelah menyelesaikan seluruh program perkuliahan mahasiswa memiliki dasar pengetahuan dan kemampuan menganalisis kondisi klinis neurologi dan melakukan penatalaksanaan sesuai dengan kompetensinya
No Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub CPMK) Topik Kuliah
1. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tahap-tahap aksi potensial
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai syarat-syarat terjadinya aksi potensial
3. Mahasiswa dapat penjelaskan mengenai jenis-jenis propagadasi dan hal-hal yang yang mempengaruhinya
4. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai jenis-jenis sinaps pada neuron
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang cara kerja neurotransmitter
6. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang jenis-jenis reseptor neurotransmitter
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tiga jenis neurotransmitter berdasarkan cara kerjanya
8. Mahasiswa dapat penjelaskan mengenai cara penonaktifan neurotransmitter
Aksi potensial pada sistem saraf Neurotransmitter
9. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai agonis dan antagonis neurotransmitter
10. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengaruh kadar CO2 terhadap aliran darah otak
11. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengaruh kadar O2 terhadap aliran darah otak
12. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang peranan zat-zat yang dihasilkan oleh astrosit terhadap aliran darah otak
13. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh sistem saraf simpatis terhadap aliran darah otak
14. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai autoregulasi otak dalam merespon perubahan tekanan darah sistemik
2.
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan sistem saraf pusat dan susunan saraf perifer/tepi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa istilah SSP dan SST 3. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis stimulus eksteroseptif,
interoseptif, dan proprioseptif
4. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi diagnosis klinis, diagnosis topis, dan diagnosa etiologis
5. Mahasiswa dapat menjelaskan dasar-dasar nervous pathway 6. Mahasiswa dapat menjelaskan tractus/fasciculus ascendens dan
descendens
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tractus sensoris yang disadari dan tidakdisadari
8. Mahasiswa dapat menjelaskan asal, tujuan, penyilangan, perubahan nama dan peran masing-masing tractus/fasciculus 9. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur yang terkait sistem
pyramidalis dan extrapyramidalis
10. Mahasiswa dapat menjelaskan peran sistem pyramidalis dan extrapyramidalis dalam motorik
3. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan anamnesis yang sistematis pada penyakit neurologi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan fungsi kortikal luhur
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan nervus kranialis
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan motoric
6. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan sensorik
7. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemeriksaan susunan saraf otonom
Anamnesis penyakit neurologi Pemeriksaan fisis neurologi
4
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis pemeriksaan penunjang neurologi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan tujuan dilakukannya tiap pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang neurologi
5
1. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis dalam neurologi (diagnosis klinis, diagnosis topis dan diagnosis etiologis)
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda klinis suatu lesi beradasarkan lokalisasi/topis
Diagnosis topis neurologis
6. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dasar-dasar pemeriksaan radiologi foto polos kepala serta kelainan-kelainan
yang ditemukan pada penyakit neurologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dasar-dasar pemeriksaan radiologi foto tulang belakang serta kelainan-kelainan yang ditemukan pada penyakit neurologi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar pemeriksaan radiologi CT Scan pada penyakit neurologi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar pemeriksaan radiologi MRI pada penyakit neurologi.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar pemeriksaan radiologi Angiografi/intervensi radiologi pada penyakit neurologi.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar pemeriksaan radiologi myelografi pada penyakit neurologi.
7.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran patologi anatomi pada degenerasi neuron
2. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran patologi anatomi pada abnormalitas kongenital
3. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran patologi anatomi pada stroke
4. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran patologi anatomi pada infeksi otak
5. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran patologi anatomi pada tumor sistem saraf pusat
6. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran patologi anatomi pada penyakit degeneratif sistem saraf pusat
8.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan gross examination pada cairan serebrospinal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan mikroskopik pada cairan serebrospinal
3. Mahasiswa mampu menjelaskan analisis kimiawi pada cairan serebrospinal
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan mikrobiologik pada cairan serebrospinal
Patologi Anatomi pada penyakit neurologi
9. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan spina bifida dan fenilketonuria 2. Mahasiswa mampu menjelaskan hidrosefalus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Duchenne muscular dystrophy 4. Mahasiswa mampu menjelaskan mikrosefalus
5. Mahasiswa mampu menjelaskan neural tube defects
Penyakit Kongenital dan Genetik dalam neurologi
10. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan patomekanisme nyeri neuropatik dan penatalaksanannya sehingga mengenali dan menjelaskan gambaran klinik kasus-kasus ginekologi bukan gawat darurat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Nyeri Pasca Stroke 3. Mahasiswa mamapu menjelaskan epidemologi Nyeri Pasca
Stroke
4. Mahasiswa mampu mengenal faktor-faktor risiko pemicu Nyeri Pasca Stroke Mahasiswa mampu mengenal gejala-gejala klinis dari Nyeri Pasca Stroke
5. Mahasiswa mampu menentukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis Nyeri Pasca Stroke
6. Mahasiswa mampu memberi penatalaksanaan awal.
7. Mahasiswa mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien Nyeri Pasca Stroke selanjutnya
Nyeri
11. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis, komplikasi, dan edukasi pada Bell’s palsy
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan melakukan rujukan ke spesialis neurologi untuk penyakit sindrom Horner.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan melakukan rujukan ke spesialis neurologi untuk penyakit lesi batang otak.
12. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis, komplikasi, edukasi, dan perujukan ke spesialis neurologi pada epilepsi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan awal, edukasi, dan perujukan ke spesialis neurologi pada kejang lainnya
Epilepsi dan kejang lainnya
13. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada tension headache
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada migren
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada arteritis kranial
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada neuralgia trigeminal
5. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi,
etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada cluster headache
14. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada BPPV
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada penyakit Meniere
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada vertigo sentral
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada neuritis vestibularis
Gangguan vestibuler
15. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada hematoma epidural
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada hematoma subdural
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada trauma medulla spinalis
Trauma Sistem Saraf Pusat
16. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan bagian-bagian fungsi kognitif luhur (FKL)
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai afasia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai amnesia pasca trauma
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai mild cognitive impairment
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tes-tes FKL
17. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tumor primer sistem saraf pusat
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tumor sekunder sistem saraf pusat
Tumor
18. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan penataksanaan gizi pada penyakit akut neurologi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan penataksanaan gizi pada penyakit kronik neurologi
Penatalaksanaan gizi pada penyakit neurologi
19. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, dan penegakan diagnosis dari hidrosefalus pada pasien dewasa 2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi,
etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, dan penegakan diagnosis dari peningkatan tekanan intrakranial lainnya
Peningkatan tekanan intrakranial
20. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada ensefalitis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada meningitis
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada neuroaids
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada sitomegalovirus
5. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada toksoplasmosis
21. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi dari multiple sclerosis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada gangguan pergerakan lainnya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada parkinson
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada gangguan pergerakan lainnya
Gangguan pergerakan
22. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada multipel sklerosis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada Guillian Barre Syndrome (GBS)
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi,
Penyakit demielinasi, miasthenia gravis, dan neurofibromatosis
etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada miasthenia gravis
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada neurofibrimatosis
23. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada Amiotropik Lateral Sklerosis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada complete spinal transaction
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada sindrom kauda equina
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada neurogenic bladder
5. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada siringomielia
6. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada mielopati
7. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan
diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada dorsal root syndrome
8. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada acute medullary syndrome
9. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada sindrom radicular
10. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada herniasi nukleus pulposus (HNP)
24. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada Caisson’s disease
Penyakit dekompresi (Caisson disease)
25. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada kejang demam
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada cerebral palsy
Gangguan neurologi pada pediatri
26. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi insomnia 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi insomnia
berdasarkan etiologi, derajat berat dan waktunya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan gejala-gejala klinik dari insomnia.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan rujukan yang tepat pada pasien insomnia
5. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan awal penderita insomnia.
27. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada carpal tunnel syndrome
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada cubital tunnel syndrome
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada guyon’s canal syndrome
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada peroneal palsy
5. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada tarsal tunnel syndrome
Neuropatineuropati, pleksopati, dan sindrom jebakan
28. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dasar-dasar stroke 2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi,
etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada stroke iskemik
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada perdarahan intraserebral
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi,
etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada perdarahan subarachnoid
29. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan indikasi tindakan operasi pada kasus neurologi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis tindakan operasi pada kasus neurologi
3. Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi operasi pada kasus neurologi
4. Mahasiswa dapat menjelaskan perawatan post operasi pada kasus neurologi
Penatalaksanaan bedah pada penyakit neurologi
30. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja obat-obat yang digunakan dalam bidang neurologi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda terjadinya efek samping obat.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dosis dan indikasi yang tepat pada tatalaksana penyakit saraf
Farmakologi obat-obatan neurologi
31. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit-penyakit neurologi yang memerlukan rehabilitasi medik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan rehabilitasi medik pada penyakit neurologi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis rehabilitasi medik pada penyakit neurologi
Dasar-dasar rehabilitasi medik pada penyakit neurologi
32. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai insidens dan epidemiologi penyakit-penyakit neurologi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan disability adjusted life years pada penyakit-penyakit neurologi
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan pada penyakit-penyakit neurologi
Epidemiologi penyakit neurologi Deskripsi
Singkat MK Bahan
Kajian/Materi Pembelajaran
Blok Neurologi mempelajari tentang berbagai keadaan yang terkait dengan sistem neurologi dan gangguan fungsinya. Durasi pertemuan selama 5 (lima) minggu dengan metode pembelajaran pertemuan tatap muka dalam bentuk kuliah, Problem Based Learning (PBL), Team Based Learning (TBL), serta praktikum (yang terdiri dari praktikum patologi klinik dan patologi anatomi).
Pustaka Utama :
1. Neurologi Klinis Dasar. Marjono M & Sidharta P. Dian Rakyat. 2015 2. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Sidharta P. Dian Rakyat. 2015 3. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik. 2014
Pendukung :
1. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology. Baehr M, Frotscher M.Thieme. 2016
2. Adams and Victor’s Principles in Neurology. Ropper AH, Samuels M, Klein J. Mc Graw Hill education. 2015
Catatan :
1. Capaian Pembelajaran Lulusan PRODI (CPL-PRODI) adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap lulusan PRODI yang merupakan internalisasi dari sikap, penguasaan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan jenjang prodinya yang diperoleh melalui proses pembelajaran.
2. CPL yang dibebankan pada mata kuliah adalah beberapa capaian pembelajaran lulusan program studi (CPL-PRODI) yang
digunakan untuk pembentukan/pengembangan sebuah mata kuliah yang terdiri dari aspek sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus dan pengetahuan.
3. CP Mata kuliah (CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPL yang dibebankan pada mata kuliah, dan bersifat spesifik terhadap bahan kajian atau materi pembelajaran mata kuliah tersebut.
4. Sub-CP Mata kuliah (Sub-CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPMK yang dapat diukur atau diamati dan merupakan kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran, dan bersifat spesifik terhadap materi
pembelajaran mata kuliah tersebut.
5. Indikator penilaian kemampuan dalam proses maupun hasil belajar mahasiswa adalah pernyataan spesifik dan terukur yang mengidentifikasi kemampuan atau kinerja hasil belajar mahasiswa yang disertai bukti-bukti.
6. Kreteria Penilaian adalah patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur ketercapaian pembelajaran dalam penilaian berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kreteria penilaian merupakan pedoman bagi penilai agar penilaian konsisten dan tidak bias. Kreteria dapat berupa kuantitatif ataupun kualitatif.
7. Bentuk penilaian: tes dan non-tes.
8. Bentuk pembelajaran: Kuliah, Responsi, Tutorial, Seminar atau yang setara, Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik Lapangan, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara.
9. Metode Pembelajaran: Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Discovery Learning, Self-Directed Learning, Cooperative Learning, Collaborative Learning, Contextual Learning, Project Based Learning, dan metode lainnya yg setara.
10. Materi Pembelajaran adalah rincian atau uraian dari bahan kajian yg dapat disajikan dalam bentuk beberapa pokok dan sub-pokok bahasan.
11. Bobot penilaian adalah prosentasi penilaian terhadap setiap pencapaian sub-CPMK yang besarnya proposional dengan tingkat kesulitan pencapaian sub-CPMK tsb., dan totalnya 100%.