82 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang penelitian pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kemiskinan. Jadi besarnya jumlah penduduk menjadi salah satu penyebab timbulnya kemiskinan, yang mana apabila jumlah penduduk bertambah maka kemiskinan juga akan semakin meningkat.
2. Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kemiskinan. Signifikansi pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan menandakan adanya keterkaitan pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan yang terjadi di Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi yang semakin besar membuat kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan jumlah penduduk miskin berkurang.
3. Variabel pendidikan mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. Artinya pendidikan juga mempunyai keterkaitan dengan kemiskinan yang terjadi. Pendidikan merupakan jembatan
83
dalam mengatasi kemiskinan. Dalam hal ini pendidikan menjadi suatu kunci kualitas dari sumber daya masyarakat dalam meningkatkan produktivitas sebagai upaya memperoleh penghasilan yang lebih untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan atau kehidupan yang layak agar tidak termasuk dalam kategori penduduk miskin yang berpengaruh juga pada peningkatan pendapatan per kapita suatu daerah khususnya Provinsi Jawa Tengah.
4. Variabel pengangguran mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. Pengangguran menjadi salah satu penyebab kemiskinan dengan adanya konsekuensi mereka yang tidak bekerja atau menganggur tidak mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang dapat digolongkan sebagai masyarakat golongan miskin. Tingginya kelompok angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan dapat berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat dan prospek ekonomi suatu daerah khususnya Jawa Tengah dalam jangka panjang.
B. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas dari hasil analisis data yang dilakukan, maka dapat disarankan berbagai hal sebagai berikut:
1. Pencanangan pemerintah tentang program KB dalam menekan angka pertumbuhan penduduk harus gencar dilaksanakan. Seperti program KB yang ada sekarang di Jawa Tengah yaitu melalui Badan Kependudukan dan
84
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang turut didukung oleh perusahaan swasta dalam pelaksanaannya dengan cara menyediakan fasilitas program KB gratis bagi karyawannya pada PT. Sari Tembakau Harum di Kendal. Berbagai penyuluhan agar kesadaran masyarakat tentang pentingnya kecukupan kebutuhan hidup yang berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat perlu diadakan. Tidak hanya itu, kesadaran masyarakat akan kepadatan penduduk yang berdampak pada lingkungan sekitar dapat mempengaruhi kesehatan maupun kualitas hidupnya juga perlu dibina dengan pengertian dari pemerintah akan program migrasi agar persebaran penduduk merata apalagi Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang tergolong padat penduduk. Migrasi penduduk yang dilakukan seperti pada halnya dalam meningkatkan taraf hidup penduduk angkatan kerja yang berada di Jawa Tengah dengan bermigrasi ke wilayah yang mempunyai gaji UMR yang lebih tinggi misalnya ke Jakarta dengan UMR karyawan yang lebih tinggi daripada UMR karyawan di daerah Jawa Tengah.
2. Diharapkan pemerintah tanggap dengan permasalahan kemiskinan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya mengingat bagaimanapun kemiskinan menjadi tanggung jawab negara. Baik perhatian dari pemerintah pusat yang dapat juga bekerja sama membangun visi dan misi peningkatan ekonomi daerah dalam regulasi-regulasi maupun peraturan pemerintah tentang perusahaan swasta yang mampu mensejahterkan karyawannya. Pihak swasta yang menanam investasi pada suatu daerah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
85
pemerataan distribusinya. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusinya maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh sehingga mengurangi jumlah penduduk yang miskin. Adanya investasi yang ditanam para investor dapat menjadi faktor pemicu bagi ekonomi lokal seperti yang terjadi di daerah Rembang Provinsi Jawa Tengah. Dibangunnya PLTU pada tahun 2007 dan pelabuhan pada tahun 2008 di kecamatan Sluke menjadikan daya tarik investasi tersendiri bagi calon investor untuk berinvestasi di Kabupaten Rembang. Hal ini dapat dilihat dengan adanya realisasi investasi swasta (perusahaan besar PMA/PMDN) yang terus meningkat dari tahun ke tahun sejak terbangunnya PLTU dan pelabuhan, meskipun dengan adanya PLTU di Kabupaten Rembang tidak secara otomatis hanya untuk memasok kebutuhan listrik di wilayah Rembang karena terhubung dengan jaringan listrik se-Jawa Bali dan pelabuhan Rembang yang saat ini statusnya masih sebagai pelabuhan pengumpan tidak menggoyahkan calon investor untuk berinvestasi. Seiring dengan meningkatnya realisasi investasi swasta tersebut, memicu tumbuhnya investasi mesayarakat (UMKM) di Kabupaten Rembang, yang secara fisik dapat terlihat dengan maraknya usaha kos-kosan, laundry, katering, warung-warung dan tempat hiburan yang tentunya kemunculan UMKM ini atas pengaruh dari realisasi investasi swasta di Kabupaten Rembang.
3. Diharapkan pemerintah mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kemampuan masyarakat
86
mengingat pentingnya peran sumber daya manusia dalam penurunan angka kemiskinan. Sarana dan prasarana penunjang pendidikan pun patutnya lebih diperhatikan seperti sekolah yang lebih layak di daerah pedesaan maupun kualitas tenaga pengajarnya. Selain pendidikan formal, pemerintah perlu juga meninjau pemanfaatan kemampuan masyarakat dalam menghasilkan pendapatan dengan dukungan bantuan modal maupun program program usaha mikro bagi masyarakat yang mempunyai kemampuan berkreasi diluar pendidikan formal yang ditempuh. Beberapa program nyata yang dapat diberikan pemerintah antara lain penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional serta bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola lembaga keungan mikro (LKM) / Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
4. Pihak swasta yang menanam modal di daerah Jawa Tengah baik dalam sektor pariwisata maupun sektor industri lainnya dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Jawa Tengah dengan adanya pembukaan lapangan pekerjaan baru. Kesediaan perusahaan swasta yang berperan dalam peningkatan produktivitas masyarakat daerah harus dibarengi dengan pemikiran kesejahteraan karyawannya, dengan begitu masyarakat yang bekerja di perusahaan swasta tersebut dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan terhindar dari masalah kemiskinan. Kesejahteraan karyawan yang perlu diperhatikan perusahaan swasta harus sesuai dengan regulasi pemerintah tentang standar upah yang sudah diberlakukan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Restu Ratri. 2015. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Indonesia Tahun 2004-2012. Skripsi dipublikasi.
Badan Pusat Statistik. 2004. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: BPS Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik. 2008. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: BPS Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik. 2012. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: BPS Provinsi Jawa Tengah.
Candra, Riandoko dan Saskia. 2012. Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Terhadap Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2010. Skripsi dipublikasi.
Durrotul Mahsunah. 2010. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah. Naskah dipublikasi. Fadillah, Sukiman dan Dewi, 2016. Analisis Pengaruh Pendapatan Per Kapita,
Tingkat Pengangguran, IPM dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013. Naskah dipublikasi.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indarti dan Sugiartana, 2012. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomu, Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Di Kota Semarang Periode 2005-2009. Fokus Ekonomi Volume 7 No. 2.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Edisi I. Yogyakarta: BPFE.
Kuncoro, Mudrajat. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, Sri. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2011. Naskah dipublikasi.
88
Maraga. Prima. 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB Per Kapita, dan Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi dipublikasi.
NAPS. 1999. Unemployment And Poverty. Poverty Brieving No.7 Unemployment And Poverty. Poverty Agency.
Pantjar Simatupang Dan Saktyanu K. Dermoredjo. 2003. Produksi Domestik Bruto, Harga Dan Kemiskinan, Media Ekonomi Dan Keuangan Indonesia. Hal. 191 – 324, Vol. 51.
Rizani, dkk. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Pada Belanja Daerah Pemerintah Kota Di Provinsi Kalimantan Selatan. JEPMA Vol.10, No.1.
Salmirawati, Rini. 2008. Karakteristik Rumah Tangga Miskin menurut Tingkat Kemiskinan di Kota Padang Panjang. Tesis Universitas Andalas.
Saputra, Wisnu Adhi. 2011. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Skripsi dipublikasi.
Septajaya, Feby. 2014. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB dan Jumlah Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kota Bengkulu. Skripsi dipublikasi. Siregar, Hermanto dan Dwi Wahyunarti. 2010. Dampak Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. Naskah dipublikasi.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Modern. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suparno. 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengurangan Kemiskinan: Studi Pro Poor Growth Policy Di Indonesia. Tesis. S2 IE-IPB. Bogor.
Suryawati, C. 2005. Memahami kemiskinan secara multidimensional. http://www.jmpk-online.net.
Tambunan, Tulus H. 2003. Perekonomian Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Todaro, Michael P. 1997. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Edisi Ke Enam, Alih Bahasa: Drs. Haris Munandar, M.A. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
89
Widyasworo, Radhitya. 2014. Analisis Pengaruh Pendidikan, Kesehatan dan Angkatan Kerja Wanita Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Gresik 2008-2012. Skripsi dipublikasi.
Wijayanto Ravi Dwi. 2010. Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten / Kota Jawa Tengah Tahun 2005 – 2008. Skripsi dipublikasi.
Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
World Bank. 2004. Make Service Work For People. Washington DC: World Bank. World Bank. 2005. A Better Investment Climate For Everyone. Washington DC:
World Bank.
Yacoub, Yarlina. 2012. Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Naskah dipublikasi.
Yustika, Ahmad Erani. 2006. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori Dan Strategi. Malang: Bayumedia.
Sumber Internet:
http://www.bps.go.id diakses pada tanggal 9 September 2016 http://www.bappenas.go.id diakses pada tanggal 9 September 2016 http://www.djpk.depkeu.go.id diakses pada tanggal 9 September 2016 http://www.wikipedia.com diakses pada tanggal 9 September 2016