• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 2013 menurut data Badan Pusat Statistik Nasional yang mencapai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 2013 menurut data Badan Pusat Statistik Nasional yang mencapai"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun ini, Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang cukup baik, hal ini ditandai dengan besaran nilai pendapatan per kapita Indonesia tahun 2013 menurut data Badan Pusat Statistik Nasional yang mencapai Rp. 36.5 juta.

Perkembangan ekonomi ini, memberikan pengaruh positif pada tingkat konsumsi penduduk Indonesia. Salah satu indikatornya adalah Indeks Tendensi Konsumen (ITK), ITK merupakan nilai indeks yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional maupun Provinsi yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen per triwulan dalam hal konsumsi komoditi makanan dan bukan makanan. Menurut data Badan Pusat Statistik Nasional, ITK Indonesia pada Triwulan 1-2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Triwulan sebelumnya (Triwulan IV-2013) dari 109,64 point menjadi 110,03 point dan diperkirakan pada Triwulan berikutnya (Triwulan II-2014) ITK Indonesia akan meningkat sebesar 112,39 point.

Dengan keadaan ekonomi yang semakin membaik tentu akan memunculkan berbagai macam peluang usaha bisnis yang dapat dilakukan misalnya seperti usaha bisnis di bidang kuliner makanan yang mudah ditemui

(2)

dimanapun baik di kota besar maupun di kota kecil. Usaha bisnis kuliner ini banyak dilakukan oleh pebisnis selain karna faktor permintaan yang selalu ada, faktor keuntungan yang ditawarkan dari bisnis kuliner cukup menguntungkan walau di sisi lain faktor kerugian juga bisa terjadi apabila terjadi kesalahan pengelolaan bisnis.

Dalam lingkup kuliner Indonesia, kuliner Indonesia di beberapa daerah yang disajikan banyak dipengaruhi atau merupakan hasil pencampuran dengan kuliner - kuliner Tiongkok, Eropa, India, dan Timur Tengah seperti misalnya daerah Indonesia Timur yang dipengaruhi oleh budaya Spanyol atau contoh lainnya makanan Bakso yang merupakan makanan asli dari Tiongkok.

Namun jika dilihat lebih dalam lagi, Indonesia masih memiliki kuliner asli yang memang merupakan hasil dari buatan orang Indonesia yang diwariskan secara turun temurun yang sangat dipengaruhi oleh kultur budaya daerah setempat, sehingga masakan yang terdapat di suatu provinsi dapat berbeda antara daerah satu daerah lainnya. Seperti misalnya di provinsi Jawa Timur, di provinsi ini terdapat berbagai macam jenis kuliner baik kuliner berupa makanan berat, kudapan, minuman, snack dan buah.

Berdasarkan informasi dari portal pemerintah provinsi Jawa Timur, Jawa Timur sendiri merupakan provinsi yang terletak di ujung timur pulau Jawa dan merupakan salah satu provinsi yang memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia baik pada masa kerajaan yang ditandai dengan berdirinya kerajaan – kerajaan di wilayah Jawa Timur pada abad ke X seperti kerajaan Medang (937 - 1017), Kahuripan (1019 – 1049), Daha – Janggala (1080 – 1222), Singasari (1222

(3)

– 1292) dan Majapahit (1293 – 1527). Dan keberadaan Jawa Timur sendiri tidak bisa dilepaskan dari jasa seorang Mpu Sendok (929 – 947) yang meletakkan dasar awal pemerintahan Jawa Timur. Dan pada masa kemerdekaan pun, provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang termasuk dalam 8 provinsi awal yang dibentuk oleh pemerintah pada saat itu dan menunjuk R.M.T Soerjo yang menjabat kepala Residen Bojonegoro menjadi Gubernur pertama provinsi Jawa Timur dan seiring perkembangan maka pemerintah provinsi Jawa Timur dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007 menetapkan hari pelantikan R.M.T Soerjo pada 12 Oktober 1945 sebagai hari jadi provinsi Jawa Timur dan kota Surabaya sebagai ibukota provinsi (Pemprov Jawa Timur, 2014).

Secara geografis, provinsi Jawa Timur terletak pada 111,00 – 114,40 Bujur Timur dan 7,120 – 8,480 Lintang Selatan dengan luas wilayah mencapai 48.256 km2 dan terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 9 Kota (BPS Jawa Timur) dimana sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Selat Bali, sebelah selatan dengan Samudra Hindia dan sebelah barat dengan provinsi Jawa Tengah. Selain itu, provinsi Jawa Timur juga mencakup beberapa pulau – pulau di sekitar wilayah provinsi Jawa Timur seperti Pulau Madura, Pulau Sapudi, Pulau Masalembo Pulau Kangean, Pulau Bawean (Britannica Online Encyclopedia, 2014).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Timur, provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

(4)

1. Dataran Tinggi (> 100 mdpl): meliputi Kabupaten Magetan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, Kota Blitar, Kota Malang dan Kota Batu.

2. Dataran Sedang (45 - 100 mdpl): meliputi Kabupaten Tulungagung, Kediri, Lumajang, Jember, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Ngawi, Bangkalan, Kota Kediri, dan Kota Madiun

3. Dataran Rendah (rata – rata 45 mdpl): meliputi 15 Kabupaten dan 4 Kota

Sedangkan menurut penelitian Ayu Sutarto (2004) dalam segi kultur budaya, masyarakat Jawa Timur terbagi menjadi 10 kultur budaya yaitu:

1. Budaya Arek: budaya Arek dikenal dengan sifat nya yang memiliki semangat juang yang tinggi, terbuka, dan mudah beradaptasi, selain itu budaya Arek dapat dikatakan sebagai budaya ciri khas Jawa Timur. Budaya ini meliputi daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Malang.

2. Budaya Mataraman: budaya yang dipengaruhi oleh budaya kerajaan Mataram sehingga budaya mataraman Jawa Timur sedikit banyak memiliki kesamaan dengan budaya di wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Wilayah budaya Mataraman meliputi daerah Ngawi, Madiun, Pacitan, Magetan, Trenggalek, Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Tuban.

3. Budaya Panaragan: budaya Panaragan adalah kultur budaya dimana masyarakat masih sangat menghormati tokoh – tokoh setempat seperti Warok, dan Ulama. Budaya Panaragan meliputi daerah Ponorogo.

(5)

4. Budaya Samin: budaya samin di wilayah Jawa Timur adalah hasil dari persebaran budaya Samin yang berpusat di Blora, Jawa Tengah dan kultur budaya Samin di Jawa Timur hanya sedikit dan terdapat di daerah Bojonegoro.

5. Budaya Madura: walau pulau Madura berada dekat dengan pulau Jawa, namun budaya warga Madura berbeda dengan budaya masyarakat yang ada di Jawa Timur, masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang ulet dan tangguh karena kondisi tanah mereka yang kurang subur sehingga mereka harus mencari cara lain untuk bertahan hidup.

6. Budaya Pandalungan: budaya Pandalungan adalah kultur budaya yang lekat dengan masyarakat Jawa Timur yang bermukim di daerah sekitar tapal kuda yaitu Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, dan Bondowoso. Keunikan dari budaya Pandalungan adalah dari segi bahasa dimana mereka menggunakan bahasa Jawa namun dengan dialek Madura. 7. Budaya Osing: budaya Osing adalah budaya yang cukup khas di Jawa

Timur dan budaya ini hanya terdapat di daerah Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali. Masyarakat Osing dikenal sebagai masyarakat yang pandai bertani dan berbakat dalam bidang kesenian.

8. Budaya Tengger: budaya Tengger adalah budaya yang hanya dimiliki oleh Suku Tengger yang bermukim di daerah Tengger Bromo dan Probolinggo. Masyarakat suku Tengger dapat dikenali dari cara – cara ritual ibadah mereka yang masih menganut nilai – nilai kerajaan Majapahit dan Animisme, Hindu.

(6)

9. Budaya Madura Kangean: budaya Madura Kangean ini sedikit berbeda dengan budaya Madura pada umumnya, sebab masyrakat Madura Kangean memiliki adat dan istiadat tersendiri dan corak kepribadian yang unik. Misalnya mereka masih melakukan ritual – ritual magis yang memberikan peranan penting dalam kehidupan mereka sehari – hari sementara di sisi lain masyarakat Kangean adalah pemeluk agama Islam yang taat.

10. Budaya Madura Bawean: budaya Madura Bawean memiliki corak budaya yang berbeda dengan dua corak budaya Madura dan Madura Bawean, perbedaan ini terletak pada segi bahasa dimana masyarakat Bawean menggunakan bahasa campuran antara Melayu, Inggris dan Jawa.

Gambar 1.1: Peta Provinsi Jawa Timur

(7)

Dengan beragamnya jenis kebudayaan yang ada di provinsi Jawa Timur, maka faktor budaya ini akan memberikan pengaruh pada berbagai macam hal yang berkaitan dengan perilaku konsumen (consumer behavior) masyarakat Jawa Timur. Karena perilaku konsumen sendiri adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seorang individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli mengunakan dan membuang barang, jasa, idea atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kultur budaya, social dan faktor pribadi (Kottler & Keller 2012).

Sebagai contoh besarnya pengaruh kultur kebudayaan ini, dapat dilihat dari adanya variasi sajian kuliner tradisional di Jawa Timur untuk satu jenis masakan. Seperti misalnya makanan Soto, meskipun sama – sama berada di wilayah Jawa Timur namun Soto yang disajikan di beberapa kota di wilayah Jawa Timur dapat berbeda satu dengan yang lain. Seperti di kota Surabaya dan Kediri, sajian Soto di kedua kota ini memiliki perbedaan dalam hal variasi isi sajian Soto dan kuah Soto. Soto di kota Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Soto Ambengan disajikan dengan kuah kuning kental, bubuk kelapa parut sangrai (koya) dan bawang putih goreng, sedangkan Soto Kediri disajikan dengan kuah kuning yang dicampur santan dilengkapi dengan sate telur dan perkedel. Dan apabila diihubungkan dengan 10 kultur budaya yang ada di Jawa Timur, maka akan terlihat adanya hubungan antara kultur budaya setempat dengan makanan yang disajikan yang membuat satu jenis masakan yang sama menjadi berbeda antara satu kota dengan kota lainnya. Surabaya dengan kultur budaya Arek nya yang memang merupakan ciri khas kultur budaya Jawa Timur dan Kediri dengan

(8)

kultur budaya Mataraman yang dipengaruhi oleh kultur budaya Yogyakarta dan Surakarta.

Berdasarkan data dari berbagai sumber diketahui bahwa variasi makanan yang ada di provinsi Jawa Timur secara keseluruhan mencapai -/+ 147 jenis masakan yang dapat di kategorikan menjadi: a. Makanan Berat, b. Kudapan c. Minuman d. Buah – Buahan, dan e. Snack.

Tabel 1.1: Jenis - Jenis Makanan Jawa Timur

(Sumber: Berbagai Sumber)

Kategori Makanan

a. Makanan Berat

Rawon, Lontong Balap, Bebek Goreng, Pecel Surabaya, Tahu Lontong, Lontong Cecek, Kupang Lontong, Oseng – Oseng, Sate Ayam Ponorogo, Nasi Pecel, Soto Lamongan, Tahu Campur, Lodeh Kikil, Soto Kediri, Rujak Soto, Nasi Tempong, Pecel Pithik, Sayur Kesrut, Sego Kuning, Sego Kucing, Jangan Pakis, Koyong Lemuru, Pelasan, Urap – Urap, Bothok, Orok – Orok, Pecel Madiun, Sate Kelinci, Rujak Lontong, Rujak Sayur, Rujak Petis, Pare, Jangan Kelor, Gado – Gado, Sego Gobyos, Bakso Malang, Bakwan Malang, Nasi Mawut, Cwie Mie Malang, Nasi Krawu, Nasi Blawu, Nasi Boranan, Nasi Becek, Gulai Madura, Sate Madura, Nase Serpang, Ja’pe Ayam, Tahu Tek

b. Kudapan

Semanggi, Kue Cucur, Juadah, Klepon, Sate Kerang, Weci, Menjese, Onde – Onde, Sambel Tumpang, Tahu Kuning, Gethuk Pisang, Kucur, Jongkong Ijo, Nogo Sari, Bikang, Lempog, Lemper, Bungkuk, Lemet, Lanun, Lupis, Blendung, Jemblem, Sawot, Pukis, Rujak Cemplong, Sambel Ijo, Bata Anget, Pottre Nyellem, Nom Aer, Putu Lanang, Tahu Wa, Tempe Penyet, Tape, Ledre, Suwar Suwir, Lepet Jagung, Bongko Teh Kocok, Pokak Syarifah, Wedang

(9)

c. Minuman Sekojo, Angsle, STMJ, Es Mocca, Es Duren, Teh Jahe Keningar,

d. Buah – Buahan Rujak Legi, Rujak Kecut, Rujak Gobet,

e. Snack

Kerupuk Rambak, Stick Tahu, Keripik Bekicot, Kerupuk Puli, Brem, Keripik Kentang, Keripik Singkong, Keripik Tempe, Dollar, Karak

.

Dan dengan banyaknya variasi makanan ini, bagi orang yang berasal dari Jawa Timur dan pergi merantau ke tempat lain, ada saat – saat dimana mereka merindukan makanan khas kampung halaman mereka atau dalam hal ini makanan asli Jawa Timur namun kerinduan atau keinginan untuk menikmati makanan – makanan khas Jawa Timur tersebut baru akan bisa terpenuhi salah satunya adalah pada saat moment hari raya Idul Fitri dimana para perantau daerah pulang ke daerahnya. Tercatat berdasarkan data prediksi Kementrian Perhubungan Darat dan Departemen Perhubungan DKI Jakarta terdapat setidaknya +/-1.034.332 juta pemudik dari Jakarta yang menuju Jawa Timur (belum termasuk dengan moda transportasi pesawat udara) pada tahun ini. (Kementerian Perhubungan Darat, 2014)

Dan biasanya salah satu hal yang dilakukan oleh orang – orang yang pulang ke kampung halaman selain berkumpul dengan keluarga adalah membeli kuliner – kuliner tradisional Jawa Timur yang jarang atau bahkan tidak ditemui di Jakarta sekedar untuk mengobati rasa rindu akan makanan Jawa Timur. Sebagai contoh, penjual makanan di Jakarta yang meng khususkan diri untuk menjual makanan asli Jawa Timur hanya ada di beberapa tempat di wilayah Jakarta misalnya seperti Depot Surabaya yang ada di daerah Cideng Jakarta Pusat.

(10)

Sedangkan berdasarkan data sensus 10 tahun Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional pada tahun 2010, jumlah komposisi suku Jawa (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur) yang bermukim di wilayah Jakarta mencapai 3.453.453 juta jiwa dan dengan asumsi 50% berasal dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan 50% sisanya berasal dari Jawa Timur maka dapat diperkirakan bahwa penduduk Jakarta yang berasal dari Jawa Timur berjumlah 1.726.727 juta jiwa.

1.2 Objektif

Business Model Creation yang akan dilakukan adalah membuat atau memulai usaha bisnis dalam bidang kuliner tradisional Indonesia, yang akan mengambil tema masakan – masakan tradisional Jawa Timur sebagai inti dari produk yang akan dibuat dalam bisnis ini. Pemilihan masakan – masakan tradisional Jawa Timur sebagai inti dari bisnis yang akan dilakukan karena masakan tradisional Jawa Timur merupakan usaha bisnis kuliner yang dirintis oleh ibu penulis dan telah mampu bertahan sampai saat dengan saat ini masuk tahun ke 14. Namun usaha bisnis kuliner yang dijalankan oleh ibu penulis ini belum dikelola secara professional karena keterbatasan tenaga dan keuangan, sehingga hal ini mendorong penulis untuk mengangkat usaha bisnis kuliner Jawa Timur sebagai tema dari usaha bisnis yang akan dijalankan dan dikelola secara professional.

Nama “Warung Bu Tommy” dipilih sebagai nama dagang dari usaha bisnis kuliner masakan – masakan tradisional Jawa Timur ini, karena selain lebih

(11)

mudah diingat, makanan yang akan menjadi produk andalan dalam bisnis kuliner ini adalah makanan – makanan unggulan Jawa Timur yang sulit untuk di dapatkan di Jakarta dan nama Bu Tommy dipilih karena Bu Tommy adalah ibu dari penulis sekaligus juru masak yang akan membuat bahan – bahan racikan masakan – masakan yang akan dijual.

Dalam konsep bisnis yang akan dipilih, penulis akan menjalankan konsep bisnis semi restaurant di salah satu daerah kuliner di Jakarta Barat dan dalam rencana jangka panjang, kami akan membuka cabang di tempat lain dengan tetap menjaga cita rasa masakan – masakan tradisional yang dibuat oleh “Warung Bu Tommy”.

1.3 Tujuan Dan Manfaat

Tujuan

Dalam Business Model Creation ini, tujuan dari konsep bisnis kuliner masakan – masakan tradisional Jawa Timur dapat dibagi ke dalam 3 motif tujuan, yaitu:

1. Ekonomi: setiap orang yang menjalankan bisnis tentu menjadikan ekonomi sebagai salah satu dasar alasan tujuan dijalankannya suatu bisnis, begitu juga dengan “Warung Bu Tommy” yang menjadikan motif ekonomi sebagai salah satu tujuannya. Selain itu tentu juga untuk membantu perekonomian kalangan menengah kebawah yang nantinya akan diperkerjakan sebagai pelayan di “Warung Bu Tommy”.

(12)

2. Menjadikan Masakan Tradisional Jawa Timur Terkenal: meskipun Jawa Timur memiliki berbagai jenis varian masakan tradisional, namun masakan – masakan tradisional tersebut belum se-terkenal masakan – masakan seperti masakan padang yang sudah dikenal banyak orang, sehingga hal ini menjadi salah satu alasan tujuan didirikannya “Warung Bu Tommy” dan kami ingin agar nantinya masakan – masakan tradisional Jawa Timur dapat dikenal dengan baik oleh masyarakat umum dan tidak hanya dikenal oleh masyarakat Jawa Timur saja.

3. Mengobati Rasa Rindu Masakan Kampung Halaman: faktor rasa rindu masakan kampung halaman, kami jadikan sebagai tujuan terakhir dari pendirian usaha bisnis kuliner tradisional masakan – masakan Jawa Timur karena di wilayah DKI Jakarta ini ada banyak masyarakat yang berdomisili dan bekerja disini namun mereka berasal dari Jawa Timur dan terkadang ada saat – saat dimana mereka merindukan masakan – masakan Jawa Timur.

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh oleh pihak – pihak terkait dari pembuatan Business Model Creation ini adalah sebagai berikut:

1. Pihak Penulis: bagi pihak penulis, manfaat dari pembuatan Business Model Creation ini adalah sebagai salah satu prasyarat untuk kelulusan dari Program Magister Manajemen jurusan Young-Professional

(13)

Creative Marketing, Binus Business School Jakarta. Selain itu juga untuk sarana atau wadah mengaplikasikan ilmu – ilmu mata kuliah yang selama ini diperoleh dan juga untuk mengasah daya ketrampilan analisa soft skill bisnis serta persiapan bagi penulis jika suatu hari ingin menjadi seorang entrepreneur.

2. Pihak Investor: suatu bisnis yang baik dapat dinilai dari laporan keuangan tahunan, dan apabila laporan keuangan yang dimiliki bisnis tersebut baik, maka secara otomatis akan menarik para pemilik dana untuk berinvestasi pada bisnis ini.

3. Pihak Akademis: bagi pihak akademis, manfaat yang akan diperoleh dari pembuatan Business Model Creation ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pendukung dan contoh pembuatan Business Model Creation mahasiswa lain yang mungkin memiliki tema konsep yang sama.

4. Pihak Lain: bagi pihak lain yang mungkin tidak terkait secara langsung dengan Business Model Creation ini, manfaat yang akan diperolehnya adalah sebagai bahan referensi permodelan bisnis kuliner masakan – masakan tradisional Indonesia.

(14)

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan menjadi batasan dari Business Model Creation ini terdiri atas:

1. Area Wilayah: area wilayah yang akan menjadi fokus dalam pembuatan Business Model Creation ini adalah area wilayah DKI Jakarta dan wilayah Tanjung Duren Jakarta Barat secara khusus. 2. Jenis Masakan: jenis masakan yang akan dijual adalah ragam kuliner

tradisional yang berasal dari Jawa Timur dengan gaya atau versi masakan kota Malang.

3. Perencanaan: seluruh aspek analisa bisnis yang terdapat dalam Business Model Creation ini mulai dari branding, supply, produksi, pemasaran, operasional, dan keuangan hanya baru sebatas perencanaan dan dapat berubah sewaktu – waktu dengan sendirinya

(15)

Gambar

Gambar 1.1: Peta Provinsi Jawa Timur
Tabel 1.1: Jenis - Jenis Makanan Jawa Timur  (Sumber: Berbagai Sumber)

Referensi

Dokumen terkait

Hak Milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, hanya dapat dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan

Partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pariwisata di desa wisata Ketenger masih tidak terkoordinir dan tidak merata di tiga dusun. Sebagian besar warga masih

Setiap proses dan strategi promosi melalui media sosial ini mulai diadopsi oleh berbagai perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang memberikan layanan serba digital yang menyasar

Setiap kejadian kerugian melibatkan sesi statistik harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Kerugian Sementara ( LKS ) atau Bordero kepada Reasuradur dengan

Manfaat dari perancangan ini adalah memberikan Logo yang dapat mencerminkan kualitas Excelsior, menarik pelanggan dan memberikan citra yang positif bagi pelanggan

2 Dari hal ini kita bisa melihat perputaran ekonomi yang terjadi karena pendapatan penduduk pada satu daerah atau keluarnya uang penduduk pada daerah tersebut

1) Strategi lapangan secara umum, termasuk penelusuran wilayah kerja secara bersama-sama. 2) Pengecekan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas. 3) Penyusunan

Pemilikan tanah pertanian pada umumnya terjadi secara turun temurun dalam arti dimiliki oleh seseorang oleh karena memperoleh dari warisan orang tuanya, akan