• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teori a. Teori Pesinyalan (Signalling theory)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. Landasan Teori a. Teori Pesinyalan (Signalling theory)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5

A. Landasan Teori

a. Teori Pesinyalan (Signalling theory)

Menurut Brigham dan Hauston (2014:148), Signaling Theory adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan untuk masa mendatang. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Signaling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetris informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan dating dari pihak luar.

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnyamenyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat

(2)

dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news).

Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh

(3)

investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

b. Kinerja keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012:2).

Sementara itu menurut IAI (2007), dikemukakan bahwa kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Pengertian kinerja keuangan suatu perusahaan menunjukkan kaitan yang cukup erat dengan penilaian mengenai sehat atau tidak sehatnya suatu perusahaan. Sehingga jika kinerjanya baik, maka baik pula tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan adalah sebuah usaha perusahaan dalam mengukur keberhasilan perusahaan dengan cara menghasilkan laba, sehingga perusahaan dapat mengukur prokpek , pertumbuhan dan potensi perkembangan baik untuk perusahaan dalam penggunaan sumberdaya yang ada. Sebuah perusahaan dikatakan sukses dan berhasil ketika perusahaan sudah bisa mencapai standar dan tujuan yang sudah di tetapkan.

(4)

c. Metode Economic Value Added

Menurut brigham dan housteon (2014) EVA menyajikan suatu ukuran yang baik mengenai sampai sejauh mana perusahaan telah memberikan tambahan pada nilai pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer berfokus pada EVA, hal ini akan dapat membantu memastikan bahwa manajer telah menjalankan operasi secara konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menentukan tujuan internal perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Suatu sistem pengukuran kinerja dalam perusahaan harus dapat membedakan aktivitas yang value added dari aktivitas yang non-value added. Pembagian ini diperlukan sehingga manajemen organisasi dapat berfokus untuk mengurangi biaya-biaya yang timbul akibat aktivitas yang tidak menambah nilai. Pengurangan biaya-biaya akibat aktivitas non-value add.

Pendekatan EVA yang dikembangkan oleh lembaga konsultan manajemen asal Amerika Serikat, Stren Steward Management Service pada pertengahan 1990 – an secara matematis, formula EVA bisa dituliskan sebagai berikut ini :

(5)

EVA = NOPAT – Capital charges

Capital Charges = WACC x Invested Capital WACC= [(D x rd)(1-tax)+(E x re)]

Keterangan:

NOPAT = Net Operating Profit After Taxes WACC = Weighted Average Cost of Capital D = Tingkat Modal

Rd = Cost of Debt

E = Tingkat Modal/Ekuitas Re = Cost of Equity

Tax = Tingkat Pajak

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi sebagai berikut: Jika EVA > 0, hal ini menunjukan adanya nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak ada nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.

Formula di atas menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh adalah nilai tambah yang bersih (net), yaitu nilai tambah yang dihasilkan dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Berbeda dengan pengukuran kinerja akuntansi yang tradisional (seperti ROE), EVA mencoba

(6)

mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham

d. Return On Asset

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelolah investasinya. Di samping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:201) Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Sudana (2011: 22) mengemukakan bahwa “Return On Assets (ROA) menunjukan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak”

(7)

Menurut Brigham dan Houston (2014), pengembalian atas total aktiva (ROA) dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva. Dirumuskan sebagai berikut:

Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2005:65).

e. Arus Kas

Arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang memiliki arti penting dalam penilaian harga saham perusahaan. Arus kas berisi aliran kas masuk dan kas keluar perusahaan selama periode tertentu. Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa mendatang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.

Arus kas sebagai salah satu komponen dalam laporan keuangan yang penting bagi para pengguna laporan keuangan diklasifikasikan menjadi tiga

komponen, yaitu : a. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi merupakan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

(8)

perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Beberapa contoh aktivitas operasi diantaranya :

1) Penerimaan kas dari pelanggan 2) Pembayaran kas kepada pemasok 3) Pembayaran kas kepada karyawan

b. Arus Kas Pendanaan

Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan mencakup transaksi dan peristiwa yang melibatkan pos-pos kewajiban sehingga mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Beberapa contoh arus kas pendanaan adalah

sebagai berikut :

1)Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menebus sahamnya 2)Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya 3)Pelunasan pinjaman

c. Arus kas investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Beberapa aktivitas investasi adalah sebagai berikut :

1) Pembayaran utang untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya

(9)

2) Penerimaan kas dari penjualan tanah,bangunan, aktiva jangka panjang dan aktiva tidak berwujud lainnya

f. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut jogiyanto (2000:107) return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan dimasa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula. Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. Return saham merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai dengan proporsi kepemilikannya.

(10)

Return saham terdiri dari capital gain (loss) dan dividend yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dimana pt merupakan closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung setelah pengumuman laporan keuangan, sedangkan pt-1 merupakan closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung mulai pengumuman laporan keuangan. Dividend yield merupakan presentasi penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.

B. Review Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi refrensi dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Alexander dan Destriana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham” dengan objek perusahaan manufaktur indonesia 2008-2011. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel Ecconomic Value Added, arus kas operasi, Residual Income,dan Earnings berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel operating lavarage,deviden yield dan market value added tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham.

2. Putri (2015) dalam penelitian tentang “Pengaruh Kinarja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate & Property Yang Terdaftar Dslam Bursa Efek Indonesia Priode 2009-2012” dengan kinerja keuangan yang diukur

(11)

melalui ROI, EVA dan Operating Laverage mendapatkan hasil bahwa ROI, EVA, dan Operating Laverage berpengaruh signifikan terhadap return saham. 3. Wibowo (2015) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh kinerja keuangan

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan variabel CR, DER, ROA dan ROE memberikan hasil Variabel CR, dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4. Bisara dan amanah ( 2015) dalam penelitian yang berjudul “ pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham” menggunakan objek perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013. Dalam peneitian ini, variabel yang diteliti meliputi CR, ROA, DER, dan TATO, dengan hasil penelitian Current Ratio dan Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Total Asset Turn Over dan Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

5. Trisnawati dan Wahidahwati (2013) dalam penelitian tentang “Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi, dan Pendanaan Serta Laba Bersih Terhadap Return Saham” dengan objek penelitian perusahaan go public pada sektor manufaktur. Hasil dari penelitian variabel arus kas operasi, investasi, pendanaan dan laba bersih secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.

(12)

C. Kerangka Pemikiran &Pengembangan Hipotesis

Kerangka pemikiran :

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah:

1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return saham

Economic Value Added (EVA) adalah ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah perusahaan (Hanafi,2012). EVA merupakan indikator keberhasilan dari manajemen mengelola sumber dana yang ada di perusahaan yang juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dari harga saham. Dengan meningkatnya EVA suatu perusahaan berarti mencerminkan kinerja perusahaan semakin baik yang akan mendorong volume beli terhadap saham perusahaan tersebut naik yang akan berdampak pada kenaikan harga saham

Suatu perusahaan dapat dikatakan meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modal. Bila EVA semakin tinggi maka harga saham akan semakin tinggi. Hal ini

Arus Kas H3 EVA H1

(13)

disebabkan karena perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga nilai sahamnya menjadi ikut naik. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan sementara bahwa EVA dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Hipotesis EVA berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang dilalukan Alexander dan Destriana (2013) dan putri (2015) yang menyatakan bahwa Ecconomic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap return saham dan penelitian

H1: Economic value added berpengaruh terhadap return saham

2. Pengaruh Return on asset (ROA) terhadap return saham

Meningkatnya roa berarti di sisi lain juga meningkatkan nilai pendapatan bersih yang berarti meningkatkan nilai penjualan. Perusahaan yang penjualannya meningkat akan mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Hal ini akan disukai oleh para investor. Investor yang rasional tentu saja akan memilih investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham yang akan diterima investor. Hipotesis ROA berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang dilakukan Bisara dan Amanah (2015) serta penelitian Wibowo (2015) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham.

(14)

H2: Return on asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham. 3. Pengaruh arus kas terhadap return saham

Arus kas operasi menunjukkan kinerja perusahaan serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menetukan apakah dari kegiatan utamanya, perusahaan mampu menghasilakan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pendanaan dari luar perusahaan. Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar nilai return sahamyang dihasilkan. Oleh karena itu, peningkatan arus kas dari aktivitas operasi akan memberikan sinyal positif bagi para investor maupun kreditor mengenai kinerja perusahaan di masa mendatang yang pada akhirnya akan mempengaruhi return saham. Hipotesis arus kas berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang dilakukan Alexander dan destrina (2013) serta penelitian yang dilakukan Trisnawati dan Wahidahwati (2013) menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Referensi

Dokumen terkait

Program studi/ Fakultas : Keperawatan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan tugas akhir dengan judul: Hipertermi pada

memisahkan fungsi manajemen konstruksi pada proyek yang akan dikelola oleh.. sebuah entitas tersendiri untuk menjalankan fungsi manajemen

Dalam teori sinyal, upaya penyampaian informasi mengenai kinerja yang sudah dilakukan perusahaan dengan baik menjadi sinyal bagi keputusan investor untuk menanamkan

Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa secara analisis statistik paket teknologi pemupukan organik yang diteliti berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap tinggi

Adalah mahasiswa Program Studi Diploma IV Kebidanan (STIKes) U’budiyah Banda Aceh, yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk

•• Suatu Suatu metode metode untuk untuk menyelesaikan menyelesaikan persamaan persamaan linier. linier simultan simultan dari dari

Pembelajaran berpusat pada anak dan dilaksanakan secara interaktif inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas kemandirian, sesuai dengan tahap