• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH BURUNG BAYAN-BAYANAN (Psittacidae) DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH BURUNG BAYAN-BAYANAN (Psittacidae) DI INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH BURUNG

BAYAN-BAYANAN (Psittacidae) DI INDONESIA

SKRIPSI

IVA IRMA KHUMALA DEWI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(2)

RINGKASAN

IVA IRMA KHUMALA DEWI. D14104043. 2008. Karakteristik Ukuran dan Bentuk Tubuh Burung Bayan-bayanan (Psittacidae) di Indonesia. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Rini Herlina Mulyono, MSi. Pembimbing Anggota : Dr. Dewi Malia Prawiradilaga

Burung bayan-bayanan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Beberapa jenis burung bayan-bayanan bahkan endemik hanya dapat ditemukan di Indonesia. Burung bayan-bayanan memiliki keragaman fenotipik yang divisualkan melalui karakteristik morfologi tubuh pada ukuran-ukuran linier tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfometrik tubuh burung bayan-bayanan dengan menentukan penciri ukuran dan bentuk tubuh. Karakteristik morfometrik dari ukuran-ukuran linear tubuh pada tiap marga burung bayan-bayanan selanjutnya digunakan untuk menduga sifat keserupaan ukuran linier tubuh melalui jarak minimum D2 Mahalanobis.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ornitologi Bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI Cibinong. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 234 spesimen burung bayan-bayanan yang terdiri atas 128 spesimen jantan dan 106 spesimen betina, spesimen berasal dari populasi yang berbeda berdasarkan tahun catatan spesimen. Jumlah tersebut terdiri atas 11 spesimen Cacatua alba, 12 spesimen Cacatua sulphurea occidentalis, 27 spesimen Eos bornea cyanonothus, 15 spesimen Eos squamata obiensis, 13 spesimen Psittacula alexandri alexandri, 13 spesimen Psittacula alexandri dammermani, 16 spesimen Psittacula longicauda longicauda, 11 spesimen Loriculus stigmatus stigmatus, 17 spesimen Loriculus galgulus, 22 spesimen Charmosyna placentis intensior, 20 spesimen Eclectus roratus roratus, 13 spesimen Alisterus amboinensis buruensis, 24 spesimen Trichoglossus haematodus haematodus, dan 20 spesimen Trichoglossus ornatus. Peubah yang diukur pada penelitian terdiri atas panjang tarsus, lingkar tarsus, panjang jari ketiga dan panjang sayap. Ukuran-ukuran linier tubuh yang diamati dibedakan berdasarkan pengelompokan marga dengan uji statistik T2-Hotteling.

Hasil uji statistik T2-Hotteling menunjukkan bahwa ukuran-ukuran linier tubuh marga burung bayan-bayanan sangat berbeda (P<0,01). Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk menentukan penciri ukuran dan bentuk tubuh pada marga burung bayan-bayanan yang diamati. Hasil perhitungan Analisis Komponen Utama berdasarkan pengelompokan marga menunjukkan bahwa penciri ukuran pada seluruh marga burung bayan-bayanan yang diamati adalah panjang sayap. Vektor Eigen ukuran marga Cacatua sebesar 0,964 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +0,999; vektor Eigen ukuran marga Eos sebesar 0,993 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +1,000; vektor Eigen ukuran marga Psittacula sebesar 0,997 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +1,000; vektor Eigen ukuran marga Loriculus sebesar 0,983 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +1,000; vektor Eigen ukuran marga Charmosyna sebesar 0,997 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +1,000; vektor Eigen ukuran marga

(3)

Eclectus sebesar 0,968 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +0,997; vektor Eigen ukuran Alisterus sebesar 0,999 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +1,000 dan vektor Eigen ukuran Trichoglossus sebesar 0,990 dengan korelasi antara panjang sayap dengan skor ukuran sebesar +0,998. Penciri bentuk marga Cacatua, Loriculus, Eclectus, dan Trichoglossus adalah panjang jari ketiga. Vektor Eigen bentuk marga Cacatua sebesar 0,774 dengan korelasi antara panjang jari ketiga dengan skor bentuk sebesar +0,480; vektor Eigen bentuk Loriculus sebesar 0,878 dengan korelasi antara panjang jari ketiga dengan skor bentuk sebesar +0,778, vektor Eigen bentuk Eclectus sebesar 0,888 dengan korelasi antara panjang jari ketiga dengan skor bentuk sebesar +0,887 dan vektor Eigen bentuk Trichoglossus sebesar 0,927 dengan korelasi antara panjang jari ketiga dengan skor bentuk sebesar +0,908. Penciri bentuk marga Eos, Psittacula dan Charmosyna adalah lingkar tarsus dengan vektor Eigen bentuk masing-masing sebesar 0,893; 0,871; dan 0,787. Korelasi antara lingkar tarsus dengan skor bentuk pada marga Eos sebesar +0,885. Korelasi antara lingkar tarsus dengan skor bentuk pada marga Psittacula sebesar +0,883. Korelasi antara lingkar tarsus dengan skor bentuk pada marga Charmosyna sebesar +0,887. Penciri bentuk marga Alisterus adalah panjang tarsus dengan vektor Eigen bentuk sebesar 0,946 dan korelasi antara panjang tarsus dengan skor bentuk sebesar +0,964. Perbedaan penciri bentuk berkaitan dengan kebiasaan dan adaptasi burung bayan-bayanan untuk mempertahankan hidup di alam. Berdasarkan diagram kerumunan diperlihatkan bahwa skor ukuran terbesar ditemukan pada marga Cacatua, sedangkan skor ukuran terkecil ditemukan pada marga Loriculus. Pendugaan keserupaan sifat ukuran linier tubuh melalui perhitungan jarak minimum D2 Mahalanobis menunjukkan bahwa burung bayan-bayanan yang memiliki ukuran tubuh sedang sampai dengan besar membentuk satu kelompok dan yang berukuran kecil membentuk kelompok tersendiri. Kelompok berukuran sedang hingga besar terdiri atas marga Eos, Psittacula, Trichoglossus, Alisterus, Cacatua dan Eclectus. Kelompok berukuran kecil terdiri atas marga Loriculus dan Charmosyna. Selanjutnya pengelompokan yang lebih spesifik terjadi pada kelompok A berdasarkan keserupaan sifat ukuran linier tubuh. Semakin kecil nilai minimum D Mahalanobis maka semakin dekat dendogram jarak minimum D Mahalanobis yang ditunjukkan dan semakin tinggi pula keserupaan sifat ukuran linier tubuh.

Kata-kata kunci: burung bayan-bayanan, ukuran, bentuk, jarak minimum D2 Mahalanobis

(4)

ABSTRACT

Characteristic Size and Shape of Parrots (Psittacidae) in Indonesia Dewi, I. I. K., R. H. Mulyono and D. M. Prawiradilaga

Parrots are one of genetic resources of Indonesia’s asset. Recently, population of parrots decreased drastically and some species have become endangered even to extinction. On the other hand, information about quantitative characteristic of body skeleton measurements among parrots are still lacking. This experiment was conducted to determine the size and shape body score of parrots using Principal Component Analysis. Specific traits of parrots can be identified by morphometric that determine the Eigen of the size and shape. The measurement consisted of tarsus length, tarsus circumference, third digit length and wing length. This research was held in Ornithology Laboratorium, Division of Zoology Research Center for Biology-LIPI Cibinong. A total of 234 specimen of parrots consisted of 128 specimen males and 106 specimen females were measured. There were differences in body skeleton among genus of parrots (P<0,01). The results based on each genus of parrot had the same Eigen value of their size. The Eigen value of the size for all genus parrot being examined was wing length. The Eigen vectors of the size of genus Cacatua was 0,964; Eos was 0,993; Psittacula was 0,997; Loriculus was 0,983; Charmosyna was 0,997; Eclectus was 0,968; Alisterus was 0,999; and Trichoglossus was 0,990. The Eigen value of shape for genus Cacatua, Loriculus, Eclectus and Trichoglossus was third digit length. The Eigen vectors of the shape of genus Cacatua was 0,774; Loriculus was 0,878; Eclectus was 0,888 and Trichoglossus was 0,927. The Eigen value of shape for genus Eos, Psittacula dan Charmosyna was tarsus circumference. The Eigen vectors of the shape of genus Eos was 0,893; Psittacula was 0,871; and Charmosyna was 0,787. The Eigen value of shape for genus Alisterus was tarsus length with Eigen vectors was 0,946. The shape of observed parrots was different caused by the differences of their habitat and adaptive modifications to variety of environments and natural habitat. Based on this research, genus Cacatua had the highest size score and genus Loriculus had the lowest size score. The Minimum D Mahalonobis distance showed the classification of parrots into two group, group A which was medium to large sized parrots consisted of genus Eos, Psittacula, Trichoglossus, Alisterus, Cacatua and Eclectus, group B which was small sized parrots consisted of genus Loriculus and Charmosyna. This classification was based on the similarity of the size body skeleton.

(5)

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH BURUNG

BAYAN-BAYANAN (Psittacidae) DI INDONESIA

IVA IRMA KHUMALA DEWI D14104043

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(6)

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH BURUNG

BAYAN-BAYANAN (Psittacidae) DI INDONESIA

Oleh

IVA IRMA KHUMALA DEWI D14104043

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 20 Juni 2008

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Rini Herlina Mulyono, M.Si. Dr. Dewi Malia Prawiradilaga

NIP. 131 760 850 NIP. 320 002 438

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir. Luki Abdullah, M.Sc.Agr. NIP. 131 955 531

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23 April 1986 di Batu, Jawa Timur. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak M. Rifai Arifiandy dan Ibu Rinawati.

Pendidikan dasar penulis diselesaikan pada tahun 1998 di SDN Sisir 5 Batu, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP Negeri 1 Batu dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2004 di SMU Negeri 1 Batu. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004. Selama mengikuti pendidikan, penulis pernah aktif di Departemen Informasi dan Komunikasi HIMAPROTER tahun 2004-2005 dan Departemen Pendidikan BEM KM IPB tahun 2005-2006.

(8)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bismillahirrahmannirrahim, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian dan skripsi dengan judul Karakteristik Ukuran dan Bentuk Tubuh Burung Bayan-bayanan (Psittacidae) di Indonesia sebagai salah satu syarat kelulusan memperoleh gelar Sarjana Peternakan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi besar junjungan, Rasullullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Burung bayan-bayanan merupakan salah satu sumber keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Saat ini jenis burung bayan-bayanan telah menjadi komoditi penting perdagangan baik dalam maupun luar negeri. Permintaan yang cukup tinggi menyebabkan burung bayan-bayanan diburu terus-menerus dari alam, sehingga mengakibatkan penurunan populasi di alam. Penurunan populasi tersebut dapat dicegah dengan suatu usaha penangkaran. Identifikasi morfometrik diperlukan sebagai informasi tambahan usaha tersebut. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai karakteristik ukuran dan bentuk tubuh burung bayan-bayanan di Indonesia, sehingga aplikasinya dapat digunakan dalam suatu upaya penentuan program konservasi, penangkaran dan pemanfaatan secara lestari.

Penulis menyadari sepenuhnya banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan pembaca umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat dinantikan sebagai upaya koreksi dan kemajuan selanjutnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat, Amien. Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Bogor, Juli 2008

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i

ABSTRACT... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 Burung Bayan-bayanan... 3 Karakteristik... 7

Habitat dan Penyebaran ... 9

Status Burung Bayan-bayanan... 9

Morfometrik... 9

Tulang Tarsus ... 11

Tulang Digit ... 11

Tulang Sayap ... 12

Analisis Komponen Utama ... 13

METODE ... 15

Lokasi dan Waktu ... 15

Materi... 15

Prosedur ... 15

Panjang Tarsus... 16

Lingkar Tarsus ... 16

Panjang Jari Ketiga ... 16

Panjang Sayap... 16

Analisis Data... 20

T2-Hotteling ... 20

Analisis Komponen Utama ... 20

Jarak Minimum D2 Mahalanobis ... 21

Penyajian Dendogram... 22

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

(10)

Ukuran dan Bentuk Tubuh Burung Bayan-bayanan Berdasarkan

Marga ... 29

Dendogram (Diagram Pohon) Ukuran-ukuran Linier Tubuh pada Marga Burung Bayan-bayanan yang Diamati ... 42

KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

Kesimpulan ... 47

Saran ... 47

UCAPAN TERIMA KASIH ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 52

Referensi

Dokumen terkait

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI), sebagaimana diatur dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 1, menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan

Uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen (tingkat suku bunga dan PDRB) berpengaruh terhadap varaibel dependen (simpanan

Pada sistem yang diusulkan, untuk menampilkan objek struktur rangka manusia 3 dimensi di layar monitor user mengarahkan marker pada kamera kemudian kamera mendeteksi

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.. Kami

Aplikasi Kehadiran dan Penggajian Karyawan Berbasis Web dan SMS Gateway (Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Al-Imarat Bandung), pada aplikasi ini dapat menghitung seluruh

Dinyatakan selanjutnya bahwa yang dimaksud dengan Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar

Al-ra’yu yang menjadi sumber hukum menurut Mah}mud Syaltu&gt;t adalah al- ra’yu yang digunakan tehadap masalah yang tida dikemukakan oleh nas}s}. Dengan urutan-urutan

Akan tetapi dalam penerapannya di lapangan IPA masih diajarkan secara terpisah-pisah dan jarang dikaitkan antara konsep pada mata pelajaran satu dengan konsep pada mata pelajaran