• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENTLE BIRTH VOLUME 2 NO.2 JUL-DES 2019 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GENTLE BIRTH VOLUME 2 NO.2 JUL-DES 2019 ISSN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TIDAK MEMBERIKAN IMUNISASI MR DI DESA SUKADAMAI BARAT KECAMATAN PULO BANDRING 2018

USTI FINA HASANAH HASIBUAN, SST, M.KES

ABSTRAK

Pada tahun 2000 ,menurut WHO terdapat 535.000 anak meninggal karena meales. Sedangkan pada tahun 2008, lebih dari 110.000 terdapat bayi yang lahir dengan Congenital Rubella Syndrom (CRS), dan angka tertinggi di temukan di Asia Tenggara (85%) dan afrika (38%) (WHO,2012)

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif maupun pasif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.

Penelitian ini bersifat analitik uji square dengan polulasi ibu di desa sukadamai barat kecamatan pulo bandring yang berjumlah 40 orang dan sampel yang diambil secara accidental sampling sebanyak 20 orang.

Dari hasil penelitian di peroleh ibu yang berpengetahuan baik Mayoritas 11 (55%) yang memberikan imunisasi dan minoritas tidak memberikan 1 (5%), pengetahuan kurang mayoritas 8 (40%) yang memberikan dan minoritas tidak memberikan 0 (0%), dan ibu berpendidikan rendah mayoritas 8 (40%) yang memberikan imunisasi dan minoritas yang tidak memberikan 0 (0%), pendidikan tinggi mayoritas 11 (55%) yang memberikan, dan minoritas yang tidak memberikan 1 (5%). Dan ibu bekerja mayoritas yang memberikan imunisasi 11 (55%),minoritas yang tidak memberikan 1 (5%),dan ibu yang tidak bekerja memberikan imunisasi 0 (0%),minoritas yang tidak memberikan 0 (0%). Hasil uji square didapat ada hubungan antara, pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan dengan pemberian imunisasi MR di peroleh nilai p – Value = 00,00

Kata Kunci : Faktor- faktor + mempengaruhi ibu +imunisasi MR

PENDAHULUAN

Pada tahun 2000, menurut WHO terdapat 535.000 anak meninggal karena meales. Sedangkan pada tahun 2008, leboh dari 110.000 terdapat bayi yang lahir dengan Congenital Rubella Syndrom (CRS), dan angka tertinggi di temukan di Asia Tenggara (85%) dan Afrika (38%) (WHO,2012).

Pada tahun 2015 di Indonesia terdapat 8.158 kasus campak dan jumalah kasus meninggal sebanyak 1 yaitu provinsi jambi. Penyakit Rubella di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan pencegahan secara efektif.Dari tahun 2010 sampai 2015, terdapat 23.164

kasus penyakit campak dan 30.463 kasus penyakit (Kemenkes RI,2016).

Penyakit campak dan Rubella dapat memberikan dampak buruk tehadap kesehatan anak Indonesia, sehingga pemerintah melaksanakan kampanye vaksinasi MR (MMR VIS-Indonesia,2012), vaksin MR (Measles Rubella) memberikan manfaat seperti dapat melidungi anak dari kecacatan dan kematian akibat komplikasi pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian, kebutaaan dan penyakit jantung bawaan. Terdapat 83 kasus pasti CRS pada tahun 2015-2016 diantaranya 77 % menderita kelainan jantung 67,5% menderita katarak dan 47 % menderita ketulian (Ditjen P2P,2016).

Dengan diperpanjangnya program imunisasi MR , Dinas Kesehatan Provinsi

(2)

Sumatera Utara pun menargetkan pencapaian 95 persen dari target sasaran. “ Total sasaran 4,291,857 anak. Sementara yang diimunisasi masih 1,826,567 anak atau 42,6 persen. Untuk vaksin MR yang dipakai sejauh ini 165,047.Berdasarkan kelompok usia 9 bulan sampai 6 tahun, 26 persen dengan jumlah sasaran 1,580,905 dan diimumisasi 424,457. Usia 7 tahun sampai 12 tahun, 56% dengan jumlah sasaran 1,807,301 dan diimunisasi 1,015,425. Sementara usia 13 tahun sampai di atas 15 tahun, 42,8% dengan jumlah sasaran 903,651 dan diimunisasi 368,649. Daerah yang paling tinggi capaian imunisasi

MR yakni Kabupaten Samosir 97,9 persen dengan jumlah sasaran 41,897 anak dan diimunisasi 41,037 anak. Kemudian Kabupaten Toba Samosir 95,5 persen dengan jumlah sasaran 58,355 anak dan diimumisasi 55,755 anak. Setelah itu adalah Kabupaten Humbahas 90,9 persen dengan jumlah sasaran 67,167 anak dan diimunisasi 61,023 anak.

Menurut penelitian Lailan Najah Ibu berperan penting dalam pemberian imunisasi anak. Pemberian imunisasi MR (Measles, Rubella) banyak tidak dilakukan oleh karena beberapa faktor diantaranya Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Sikap, Penghasilan, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas tinggi Kesehatan. Disini Pengetahuan sangat berperan penting dalam pemberian imunisasi anjuran dan mempengaruhi sikap mereka dalam pengambilan keputusan pemberian Imunisasi tambahan,akan tetapi dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu menjadikan imunisasi ini dianggap tidak penting. Pengetahuan merupakan Pemahaman ibu

tentang imunisasi MR (Measles, Rubella) yang meliputi: definisi, tujuan, manfaat, cara pemberian imunisasi, kontraindikasi, efek samping ,jadwal pemberian imunisasi MR.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di sukadamai barat kecamatan pulo bandring kepada 10 ibu yang memiliki balita usia 12 sampai 60 bulan di dapatkan hasil 6 orang ibu tidak memberikan imunisasi MR .

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini “apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR di Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Tahun 2018”?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR di Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Tahun 2018. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang Imunisasi MR di Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring tahun 2018.

b. Untuk megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR berdasarkan agama di Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Tahun 2018.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR berdasarkan pendidikan di

(3)

Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Tahun 2018.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR berdasarkan pekerjaan di Desa Sukadamai Kecamatan Pulo Bandring Tahun 2018.

Manfaat Penelitian Bagi penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar khususnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu yang tidak memberikan imunisasi MR

Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pengetahuan dan masukan serta bantuan dalam memberikan promosi kesehatan pada ibu yang membawa anaknya ke posyandu.

Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman tentang imunisasi MR.

Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan imunisasi MR

METODE PENELITIAN

Variabel Dependen Varibel Independen

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu fenomena yang ada di masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan Imunisasi MR di Desa Sukadamai Barat Tahun 2018.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Damai Kecamatan Pulo Bandring yang terdiri dari 11 Dusun

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus-november 2018

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut. Populasi dalam penelitian ini ibu-ibu yang tidak memberikan imunisasi MR pada anaknya yaitu sebanyak 40 orang.

Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yaitu sebanyak 20 orang ibu mejadi reponden dalam

Pengetahuan

Pendidikan

Pekerjaan

Pemberian

Immunisasi

MR

(4)

penelitian ini. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan accidental sampling yang artinya pengambilan sampel secara accidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai konteks penelitian.

HASIL PENELITIAN Pengetahuan

Tabel 2

Distribusi Frekuensi yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan Imunisasi MR di

Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Tahun 2018 Kategori F Persentase (%) Baik 12 60 Kurang 8 40 Jumlah 20 100 Pekerjaan Tabel 3

Distribusi frekuensi yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR di desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo

Bandring Tahun 2018 Kategori F Persentase(%) bekerja 12 60 Tidak Bekerja 8 40 JUMLAH 20 100 Pendidikan Tabel 4

Distribusi frekuensi yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi MR di desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo

Bandring Tahun 2018 Kategogi F Persentase(%) Rendah (SD, SMP) 8 40 Tinggi (SMA,PT) 12 60 Jumlah 20 100

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan pekerjaan Dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan Imunisasi MR Di Desa Sukadamai Barat Tahun 2018 Tabel 5 Pengeta huan Imunisasi MR JUML AH TOTA L p- VAL UE Diberi kan Tidak Diberi kan F % F % F % 0.00 Baik 11 5 5 1 5 1 2 60 Kurang 0 0 8 40 8 40 Jumlah 11 5 5 9 45 2 0 10 0 pendidi kan F % F % F % 0,00 Rendah 0 0 8 40 8 40 Tinggi 11 5 5 1 5 1 2 60 Jumlah 11 5 5 9 45 2 0 10 0

(5)

Pekerjaa n F % F % F % 0,00 Bekerja 11 5 5 1 5 1 2 60 Tidak bekerja 0 0 8 40 8 40 Jumlah 11 5 5 9 45 2 0 10 0 Pembahasan a. Pengetahuan

Dari tabel diatas menunjukan hasil analisis antar pengetahuan ibu dengan imunisasi MR di desa Sukadamai Barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang mayoritas berpengetahuan baik dengan memberikan imunisasi sebanyak 11 (55%) dan minoritas tidak memberikan imunisasi sebanyak 1 (5%). Sedangkan mayoritas berpengetahuan kurang dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 8 (40%) dan minoritas yang memberikan imunisasi sebanyak 0 (0%).

Pendidikan

Dari tabel diatas menunjukan hasil analisis antar pendidikan ibu dengan imunisasi MR di desa Sukadamai Barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang mayoritas berpendidikan rendah dengan tidak memberikan imunisasi sebanyak 8 (40%) dan minoritas tidak memberikan imunisasi sebanyak 0 (0%). Sedangkan mayoritas berpendidikan tinggi dengan memberikan imunisasi MR sebanyak 11 (55%) dan minoritas yang tidak memberikan imunisasi sebanyak 1 (5%). pekerjaan

Dari tabel diatas menunjukan hasil analisis antar pekerjaan ibu dengan imunisasi MR di desa Sukadamai Barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang mayoritas berkerja dengan memberikan imunisasi sebanyak11 (55%) dan minoritas tidak memberikan imunisasi nsebanyak 1 (5%). Sedangkan mayoritas tidak bekerja dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 0 (0%) dan minoritas yang memberikan imunisasi sebanyak 0 (0 %).

Kesimpulan

a. Pengetahuan

Hasil analisis antara pengetahuan ibu dengan imunisasi MR di desa sukadamai barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang berpengetahuan baik dengan memberikan imunisasi sebanyak 11 (55%) dan berpengetahuan kurang dengan memberikan imunisasi MR sebanyak 0 (0%). Sedangkan ibu berpengetahuan baik dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 1 (5%), dan ibu berpengetahuan kurang dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 8 (40%).

Hasil uji chi square diperoleh nilai p- value = 0,00 maka Ha diterima Ho di tolak yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi MR.

b. Pendidikan

Hasil analisis antara pendidikan ibu dengan imunisasi MR di desa sukadamai barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang berpendidikan

(6)

rendah dengan memberikan imunisasi sebanyak 0 (0%) dan berpendidikan tinggi dengan memberikan imunisasi MR sebanyak 11 (55%). Sedangkan ibu berpendidikan rendah dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 8 (40%), dan ibu berpendidikan tinggi dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 1 (5%).

Hasil uji chi square diperoleh nilai p- value = 0,00 maka Ha diterima Ho di tolak yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pemberian imunisasi MR.

c. Pekerjaan

Hasil analisis antara pekerjaan ibu dengan imunisasi MR di desa sukadamai barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang berkerja dengan memberikan imunisasi sebanyak 11 (55%) dan tidak berkerja dengan memberikan imunisasi MR sebanyak 0 (0%). Sedangkan ibu berkerja dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 1 (55%), dan ibu tidak bekerja dengan tidak memberikan imunisasi MR sebanyak 8 (40%).

Hasil uji chi square diperoleh nilai p- value = 0,00 maka Ha diterima Ho di tolak yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan imunisasi MR.

Saran Bagi Ibu

Dihimbau kepada ibu untuk lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi MR.

Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi pelayanan kesehatan pada ibu di harapkan lebih aktif melakukan pendidikan kesehatan tentang imunisasi MR

Bagi Peneliti

Diharapkan mengembangkan dan menggali lebih dalam tentang penelitian imunisasi MR

DAFTAR PUSTAKA

Aziz .2011.Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data.Jakarta : salemba Medika

Hanum Marimbi. 2017. Tumbuh kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar padaBalita. Yogyakarta : Nuha Medika

Soekidjo.2017. Metode Penelitian kesehatan.Jakarta : PT RINEKA CIPTA

Sri Rezeky. 2017 .pedoman imunisasi Indonesia.: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Juliana,2017.KTI Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT,Kisaran : KTI

Winda,2018. KTI Pengetahuan ibu post partum terhadap metode KB, Kisaran : KTI

Susianti,2016. Gambaran Tingkat

(7)

lengkap. Diakses tanggal 25 mei 2018. Http ://Repository. Uin-alaudin.ac.id/7684 1 /% 2520 Susianti pdf

Sumut.2018. pencapaian imunisasi MR di sumut. Diakses tanggal 22 april 2018. Http ://Sumut pos.com/2018/10/04/pencapaian imunisasi MR di sumut-baru465 %

Eprint.Bab 1 pendahuluan Latar Belakang Campak. Diakses tanggal 23 april 2018. Http ://Eprint. Ums.AC.id/58354/4b/bab 1 pdf

Eprint.Bab 1 pendahuluan Latar Belakang Campak. Diakses tanggal 23 april 2018. Http ://Eprint. Ums.AC.id/58317/4b/bab 1 pdf

Lailani,2017. Tingkat Pengetahuan ibu tetntang imunisasi Tambahan imunisasi MR.diakses pada tanggal 23 april 2018. Https://digilib.

Unisayogya.ac.id/4022/1/naska%20 publikasi lailani pdf

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan madrasah ini menjadi pelita tanah air di tengah gelapnya akses pendidikan bagi kaum pribumi pada masa pemerintahan kolonial. Misbahul Wathan merupakan wujud

Tokoh cerita (Character), menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2007: 165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca

Berdasarkan tabel 2 data dari 26 partisipan ibu nifas dengan seksio sesarea yang melahirkan di Rumah Sakit Sariningsih Bandung menunjukan bahwa sebagian besar ibu

Terkait dengan upaya peningkatan pengetahuan kader mengenai kesehatan gigi dan mulut balita, perlu dikaji lebih lanjut pengaruh pelatihan dengan metode collaborative

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan peraturan

Supriharti (2007) menjelaskan bahwa ada dua gambaran kromosom set dari suatu spesies yaitu: (a) Karyogram, merupakan fotomikrograf kromosom dari gambaran tunggal

 Perilaku Manajemen yang semakin profesional Pemilihan tools HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control) digunakan untuk mengidentifikasi risiko

SMA Negeri 01 Kudus sebagai upaya untuk mendukung proses manajemen pembelajaran yang telah dijalankan pada Program Sistem Kredit Semester (SKS) mata pelajaran Pendidikan