• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Kimia

“Membuat Larutan Na

2

S

2

O

3

( Natriumthiosulfat)”

disusun oleh:

Natasya Octavia Indrawan

( 20 )

Kelas:

XI IPA 1

SMA MARDI YUANA BOGOR

Jl Siliwangi No. 50 Sukasari

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan rahmatNya Laporan Praktikum ini dapat terselesaikan .

Laporaan Praktikum ini merupakan salah satu tugas dari Mata Pelajaran Kimia yang berjudul “Membuat Larutan Na2 S2 O3(Natriumthiosulfat) “ yang telah disusun

berdasarkan untuk memenuhi atau melengkapi nilai dari mata pelajaran kimia.

Kemudian kepada semua pihak yang telah berjasa meluangkan waktu . tenaga dan pikiran untuk membantu menyelesaikan makalah ini , tak lupa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya , di antaranya :

1. Ignatius Heri Widiantoro , selaku guru kimia yang membantu penyusunan Laporan Praktikum ini .

2. Teman – teman yang telah membantu dalam bentuk argumentasi atau masukan dalam menyempurnakan Laporan Praktikum penulis.

Penyusun berharap kepada semua pihak agar memberikan berbagai saran dan kritik , demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang .

Bogor , 25 Mei 2012

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

I.

Tujuan...1

II.

Dasar Teori...1

III.

Alat dan Bahan...4

IV.

Cara Kerja...4

V.

Alur Proses...5

VI.

Analisis Perhitungan...6

VII. Kesimpulan...6

VIII. Pembahasan...6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

Membuat Larutan Na

2

S

2

O

3

(Natriumthiosulfat)

I.

TUJUAN :

1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari padatan dan cairan 2. Membuat larutan dengan cara yang tepat dan benar

3. Menggunakan peralatan dengan tepat dan benar II.

DASAR TEORI

Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai. Senyawa merupakan zat yang terdiri dari dua atau lebih unsur dan untuk masing-masing senyawa individu selalu ada dalam proporsi massa yang sama. Unsur dan senyawa yang dianggap sebagai zat murni karena komposisinya selalu tetap. Sebaliknya, campuran komposisinya dapat berubah-ubah

Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Satu tipe campuran yang paling sering dijumpai adalah larutan. Lautan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap sejumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solven adalah medium dalam mana solven terlarut.

Umumnya larutan terdiri dari zat terlarut (silut) dan zat pelarut (solven). Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut konsentrasi.

Satuan konsentrasi dari larutan dapat berupa: % w/w = persen berat/berat = gram zat terlarut 100 gram larutan

%w/v = persen berat/voume = gram zat terlarut 100 ml larutan

%v/v = persen volume/voloume = ml zat terlarut 100 ml larutan

M = molaritas = mol zat terlarut Liter larutan

(5)

N = normalitas = ekivalen zat terlarut Liter larutan

M = molalitas = mol zat terlarut Kg pelarut

Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dan pengenceran, Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan komponen pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut dalam suatu larutan disebut konsentrasi atau kepekaan. Kita kenal beberapa satuan konsentrasi yang umum antara lain : a. Persen

Persen adalah hubungan yang menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dalam setiap seratus bagian larutan. Satuan persen terdiri atas beberapa macam yaitu : Persen berat per volume (V/V)

b. Molar

Molar atau molaritas adalah sistem konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.

M = Mol/liter M = mmol/ml M = gr/Mr x 1000/ml c. Normal (N)

Normal atau normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang terkandung dalam setiap liter larutan.

N = grek/liter BE = BM/ev grek = gr/BE x 1/ltr N = gr x ev/BM x vol

d. Molal (m)

Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam setiap kilogram pelarutnya.

m = mol zat terlarut/kg pelarut m = gr/BM x 1000/p e. Fraksi mol (X)

Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol larutan. X = mol zat terlarut/mol larutan X = n1/n1 + n2

(6)

f. Part per million (ppm)

Parts per million (ppm) merupakan satuan konsentrasi yang sangat encer atau disebut juga bagian persejuta.

ppm = mol zat terlarut/106 mg air atau ppm = mol zat terlarut/liter larutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila tekanan diperbesar.

Zat-zat kimia yang dipakai untuk membuat larutan harus memenuhi syarat, antara lain :

• Zat yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti. • Zat yang digunakan harus mempunyai berat ekuivalen yang pasti.

• Zat yang digunakan mudah di keringkan.

• Stabil dimana larutan baku primer dapat dipakai untuk menentukan kadar larutan yang tidak diketahui.

Larutan dapat dibuat dari zat asalnya yaitu : a. Padatan

Jumlah zat terlarut (solut) yang dibutuhksn = M x V x BM M= molaritas larutan, mol/liter

V= volume larutan, liter BM= berat molekul zat, gr/mol b. Cairan

Jika larutan yang dibuat dari zat asalnya cairan,umumnya senyawa asam, basa,organic,maka volume zat yang dibutuhkan ditentukan dari persamaan: V1 . M1 = V2 . M2 atau V1 . N1 = V2 . N2 Di mana : V1 = volume awal M1 = molaritas awal N1 = normalitas awal V2 = volume akhir M2 = molaritas akhir N2 = normalitas akhir 3

(7)

Molaritas awal didapat dari: Untuk % v/v : M = %x ρ x 1000 BM Untuk %w/v : M = % x 1000 BM

III.

Alat dan Bahan

Neraca Timbang Bubuk Na2 S2 O3 (Natriumthiosulfat)

Gelas Kimia Aquades

Labu Ukur

Batang pengaduk kaca Spatula Corong Pipet Botol Semprot Kertas saring Kertas biasa Tissue

IV.

Cara Kerja

1) Siapkan Alat dan bahan.

2) Menghitung massa bubuk Na2 S2 O3: Diketahui: 0,01 M

V = 250 ml

(Ar = O = 16 , S = 32 , Na = 23 , H = 1) Ditanya : massa Na2 S2 O3...?

Jawab : Mr Na2 S2 O3 = Na = 32 x 2 = 46 S = 32 x 2 = 64 O = 16 x 3 = 48 --- + 158 Mr 5 H2O = H = 1 x 2 = 2 O = 16 x 1 = 16 --- + 18 x 5 = 90 Mr total = 158 + 90 = 248 4

(8)

M = gr x 1000 M V gr = M . Mr . V 1000 = 0,01 x 248 x 250 1000 = 0,62 gr. 3) Netralkan neraca.

4) Timbanglah gelas kimia. 5) Isilah dengan larutan.

6) Isilah gelas kimia dengan 50 ml aquades. 7) Aduklah sampai larut.

8) Pindahkanlah ke labu ukur, ganjal corong dengan kertas. 9) Tuanglah dengan melalui batang pengaduk.

10) Jika sudah tertuang, bilas minimal 3 x.

11) Lalu, isilah dengan aquades sampai 1 cm dibawah tanda garis tera.

12) Pada bagian atas tanda, harus dikeringkan dengan kertas saring yang dipilin, ketika mengeringkan jangan sampai lewat garis tanda tera.

13) Isilah pipet dengan aquades (usahakanlah agar pipet tidak mengenai dinding labu ukur).

14) Tutuplah labu ukur dan kocoklah minimal 10 x.

15) Pindahkanlah larutan ketabung reaksi yang kosong dan beri label

V.

Alur Proses

(9)

VI.

Analisis Perhitungan

Berat gelas kimia = 90,44

0,62 --- + 91,06

Berat gelas kimia + bubuk pada saat praktikum 91,08

90,44 --- + 0,64 gram

Hasil Praktikum ditemukan:

M = gr x 1000 Mr V = 0,64 x 1000 248 250 = 0,002 x 4 = 0,008 M VII. Kesimpulan

Dalam praktikum ini, diketahui bahwa Molaritas dari bubuk Natriumthiosulfat yakni sebesar 0,008 M .

VIII. Pembahasan

Pada praktikum ini, kami melakukan praktik membuat larutan Natriumthiosulfat. Zat – zat kimia yang kami gunakan sebagai terlarut yakni bubuk Natriumthiosulfat dan zat pelarutnya adalah Aquades.Berdasarkan dasar teori yang penulis temukan zat-zat yang digunakan dalam praktikum ini telah memenuhi syarat2 sebagai zat-zat yang dapat dipakai dalam membuat sebuah larutan, yakni zat tersebut murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.Zat Natriumthiosulfat mempunyai berat ekuivalen yang pasti . Larutan baku primer dapat dipakai untuk menentukan kadar larutan yang tidak diketahui serta larutan yang dihasilkan mudah dikeringkan.

Larutan yang dapat digunakan untuk penelitian yakni larutan padat dan cair, dalam praktikum ini, larutan yang dihasilkan berbentuk larutan cair.

(10)

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan Na2S2O3 (Natriumthiosulfat) dalam 5 H20 (Aquades) maka semakin besar pula konsentrasinya, sebaliknya apabila semakin kecil konsentrasi larutan Na2S2O3

(Natriumthiosulfat) dalam 5 H20 (Aquades) maka tetapan kesetimbangan akan semakin kecil.Dan dalam praktikum ini, diketahui hasil perhitungan secara teoritis dan hasil praktik, Molaritas (M) memiliki hasil yang tidak berbeda jauh dengan hasil perhitungan teoritis.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Kitti,Sura.2010.Kimia Itu Asyik untuk SMA XI.Tangerang:PT.Kandel. http://fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-pembuatan-larutan.html http://serbamurni.blogspot.com/2012/03/contoh-pembahasan-laporan.html http://princesugeng06biologi.blogspot.com/2010/10/cara-membuat-larutan.html http://dearininta.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-kimia-judul-praktikum.html

(12)
(13)
(14)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data yang dapat dilihat pada tabel hasil uji korelasi product moment di atas, menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan pada 53 subjek dengan

Ada hubungan antara pengalaman yang menyebabkan mahasiswa lebih bersemangat mengikuti PKK, penilaian mahasiswa mengenai jumlah manekin PKK, penilaian mahasiswa

Untuk mengetahui apakah pengajaran yang kita laksanakan dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah kita tetapkan atau belum, guru perlu melalukan assessment berupa pemberian

DTL / 0072 / Asset3PEP DANY MIFTAKHUR RAKHMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG TEKNIK ELEKTRO DTL / 0073 / Asset3PEP ABDUL NAJIB NATA WIJANA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TEKNIK

4) Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan kompetensinya, dilaksanakan melalui kegiatan workshop/pelatihan/bimbingan teknis di bidang Industri Kelapa Sawit

(Pada saat masa paceklik, biasanya keluarga saya menggadaikan atau menjual perabotan rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apabila hal itu tidak juga

Dari hasil pengujian hipotesis yang keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok latihan double leg speed hop

Data dalam penelitian ini adalah frasa nomina yang mencakup: bentuk pola frasa nomina, bentuk-bentuk kesepadanan terjemahan, strategi penerjemahan yang digunakan untuk