• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU (STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

214

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM

MEMPREDIKSI JUMLAH SISWA BARU

(STUDI KASUS: SMK PEMDA LUBUK PAKAM)

Kurniagara

Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa jumlah calon siswa dengan menggunakan metode penghalusan eksponensial (exponential smoothing) untuk peramalan (forecasting) jumlah calon siswa baru. Tujuan dari penelitian ini dalakukan untuk mengetahui dan menganalisis penggunaan metode penghalusan eksponensial (exponential smoothing) untuk peramalan (forecasting) jumlah calon mahasiswa baru pada jurusan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2006. Pengambilan data dalam penelitian ini dalakukan dengan observasi. Data yang diambil adalah laporan calon siswa baru mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Setelah itu dilakukan analisis data untuk menetukan model penghalusan eksponensial (exponential smoothing) yang sesuai untuk peramalan (forecasting) jumlah calon siswa baru dari data yang tersedia. Untuk menentukan model yang sesuai untuk peramalan (forecasting) dari data yang tersedia dihitung setiap metode smoothing serta dicari metode yang memberi kesalahan peramalan (forecasting) yang paling kecil. Kemudian setelah dilakukan analisis data, untuk peramalan (forecasting) jumlah calon mahasiswa baru dipilih metode single exponential smoothing dengan alpha = 0,9.

Kata Kunci: prediksi siswa SMK Pemda Lubuk Pakam , Exponential Smoothing I. PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berupaya menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan keterampilannya agar dapat terjun dalam dunia kerja maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa sekolah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam pengemban- gan diri dan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa sekolah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan siswa dalam memenuhi lapangan kerja, menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan normatif.

SMK pemda lubuk pakam merupakan salah satu SMK yang berada di daerah lubuk pakam kab. Deli serdang. Kemajuan suatu sekolah dipengaruhi oleh besar kecilnya kualitas kelulusan. Dilihat dari jumlah calon siswa baru di SMK Pemda mempunyai peminat yang besar dari dalam atau luar daerah dikarenakan setiap tahunnya SMK Pemda melakukan pengenalan sekolah ke sekolah menengah pertama diluar maupun didalam daerah. Peramalan jumlah calon siswa baru merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan di smk pemda lubuk pakam. Bagi pihak smk peramalan ini berfungsi untuk menentukan prioritas berapa jumlah siswa yang akan diterima.

Didasari pada kebutuhan smk pemda untuk meramalkan jumlah calon siswa baru, maka sangatlah penting untuk merancang sebuah sistem. Sistem yang

akan dibangun dapat menghasilkan jumlah prediksi dengan memanfaatkan perhitungan dari metode

Exponential Smoothing. Dari metode dicari seberapa

besar kesalahan. Metode peramalan terbaik adalah metode yang mempunyai nilai kesalahan yang paling kecil.

Metode exponential smoothing merupakan pengembangan dari metode moving averages. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. Dua metode dalam exponential smoothing diantaranya single exponential smoothing dan

double exponential smoothing(Supriana, Uci, 2010).

II. TEORITIS A. Peramalan

Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi moderen mengetahui keadaan yang akan datang tidak saja penting untuk melihat yang baik atau buruk tetapi juga bertujuan untuk melakukan persiapan peramalan(Yamit, Zulian , 2003).Peramalan adalah prediksi, proyeksi atau estimasi tingkat kejadian yang tidak pasti dimasa yang akan datang. Ketepatan secara mutlak dalam memprediksi peristiwa dan tingkat kegiatan yang akan datang adalah tidak mungkin dicapai, oleh karena itu ketika perusahaan tidak dapat melihat kejadian yang akan datang secara pasti, diperlukan waktu dan tenaga yang besar agar mereka dapat memiliki kekuatan untuk menarik kesimpulan terhadap kejadian yang akan datang.

(2)

215 B. Metode Exponential Smoothing

Metode exponential smoothing merupakan pengembangan dari metode moving averages. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. Dua metode dalam exponential smoothing diantaranya single exponential smoothing dan

double exponential smoothing(Supriana, Uci, 2010)

1. Single Exponential Smoothing

Metode ini adalah pengembangan dari metode

moving average (MA) menggunakan rumus

sebagai berikut:

Ft+1 = X1 + X2+...+XT

T

Keterangan :

Ft+1 : Ramalan untuk periode ke t + 1

XT : Nilai riil periode ke t

T : Jangka waktu rata – rata bergerak

Metode moving average memang mudah menghitungnya akan tetapi metode ini memberikan bobot yang sama pada setiap data . Untuk mengatasi hal ini maka digunakan metode single exponential

smoothing. Pada metode single exponential smoothing

bobot yang diberikan pada data yang ada adalah sebesar α untuk data yang terbaru, α(1-α) untuk data yang lama, α(1-α)2 untuk data yang lebih lama, dan seterusnya. Besarnya α adalah antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti data terbaru lebih diperhatikan. Secara matematis besarnya Peramalan adalah:

Ft+1 = α Xt + (1 – α) Ft Ft+1 : Ramalan untuk periode ke t+1 Xt : Nilai riil periode ke t

Ft : Ramalan untuk periode ke t

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peramalan pada periode yang akan datang adalah ramalan sebelumnya ditambah α (alpha) dikalikan dengan kesalahan ramalan periode sebelumnya. Dalam melakukan peramalan dengan menggunakan metode

single exponential smoothing (SES), besarnya α

(alpha) ditentukan secara trial dan error sampai ditemukan α (alpha) yang menghasilkan forecast

error terkecil. Metode ini lebih cocok digunakan

untuk meramal data-data yang fluktuatif secara random (tidak teratur)(Supriana, Uci, 2010).

2. Double Exponential Smoothing

Pada metode ini proses penentuan

ramalan dimulai dengan menentukan besarnya alpha secara trial dan error. Sedangkan

tahap-tahap dalam menentukan ramalan adalah sebagai berikut.

a. Menentukan Smoothing pertama (S‟t) S‟t = α Xt + (1- α) S‟t-1, b. Menentukan Smoothing kedua (S‟‟t)

S”t = α S‟t + (1- α) S‟‟t-1, c. Menentukan besarnya konstanta (αt)

αt = S‟t + (S‟t – S‟‟t) d. Menentukan besarnya slope (bt)

Bt = α (S’t – S”t) 1 - α

e. Menentukan besarnya forecast (Ft+m) Ft+m = αt + btm,

Dimana m adalah jumlah periode kemuka yang diramalkan.

Metode double exponential smoothing ini biasanya lebih tepat untuk meramalkan data yang mengalami trend kenaikan(Supriana, Uci, 2010)

III. ANALISA dan PEMBAHASAN

Jumlah siswa dalam sekolah merupakan sesuatu hal yang sangat penting terutama sekolah swasta. Banyak keputusan yang dapat dilakukan bergantung pada jumlah siswa yang dimiliki diantaranya rasio jumlah guru dan siswa, gedung untuk proses belajar mengajar serta fasilitas-fasilitas lain didalam sekolah tersebut. SMK Pemda Lubuk Pakam merupakan salah satu sekolah swasta di kabupaten deli serdang yang jumlah siswa meningkat setiap tahunnya, di sekolah smk tersebut belum ada suatu aplikasi prediksi, maka dari itu untuk menunjang kinerja smk tersebut untuk pengambilan keputusan yang dalam keputusan tersebut salah satu faktornya adalah jumlah siswa.

Dalam pengumpulan data diambil berdasarkan data siswa yang mendaftar 6 tahun terakhir dimulai tahun ajaran 2011 sampai tahun ajaran 2016 di SMK Pemda Lubuk Pakam. Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel 1. Penerimaan Siswa/i Baru SMK Pemd Lubuk Pakam

Tahun Ajaran Penerimaan siswa/i 2011 459 2012 499 2013 486 2014 300 2015 482 2016 466

Sumber : Smk Pemda Lubuk Pakam Analisis Metode Peramalan

(3)

216 Langkah pertama dan penting dalam memilih metode

suatu deret berkala yang tepat yaitu dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Metode yang akan digunakan dalam memprediksi siswa baru di SMK Pemda adalah metode peramalan kuantitatif yaitu Metode Forecasting

Exponential Smoothing. Metode peramalan

Exponential Smoothing ini digunakan karena melihat

pola gerakan yang di tunjukan pada sejumlah data sampel, dimana terlihat pola gerakan yang menunjukan pola fluktuatif (random) secara tidak teratur. Metode

Forecasting Single Exponential Smoothing lebih

cocok digunakan untuk meramalkan data dengan pola fluktuatif tersebut.

Ada dua klasifikasi metode dalam metode pemulusan (smoothing) diantaranya Moving Average atau Exponential Smoothing. Metode exponential

smoothing merupakan pengembangan dari metode moving averages. Pada kedua metode ini peramalan

dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data terbaru, dimana setiap data diberi bobot. Akan tetapi kekurangan pada metode Moving Average adalah bobot diberikan sama pada setiap datanya, sedangkan kelebihan pada metode Exponential Smoothing adalah data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar, sehingga data terbaru lebih diperhatikan nilainya. Bobot yang terdapat pada metode Single Exponential Smoothing adalah nilai bobot (α) alpha. Bobot ini berfungsi untuk melakukan penghalusan terhadap nilai peramalan. Besaran α (alpha) ditentukan secara acak (trial and

error) sampai ditemukan α (alpha) yang menghasilkan forecast error terkecil. Besarnya α adalah antara 0 dan

1.

Metode MSE (Mean Square Error) digunakan sebagai metode untuk mengukur kesalahan peramalan (forecast error). Mean Squared Error (MSE) adalah metode alternatif untuk mengevaluasi teknik peramalan masing-masing kesalahan. Metode MSE merupakan indikator yang berguna dan memberikan nilai absolut sabagai kebalikan dari informasi relatif dalam metode MAPE. Data yang akan dianalisis hanya diambil beberapa tipe sebagai sample untuk penerapan metode Forecasting Single Exponential Smoothing . Analisis Metode Forecasting Single Exponential Smoothing

Metode Single Exponential Smoothing ini akan diterapkan pada perhitungan dalam menentukan persediaan unit mobil untuk periode bulanan kedepan. Berikut rumus untuk Metode Forecasting Single

Exponential Smoothing :

St+1 = α Xt + (1 – α) St St+1 : Ramalan untuk periode ke t+1 Xt : Nilai riil periode ke t

St : Ramalan untuk periode ke t

α : bobot yang menunjukan konstanta penghalus

Single Exponential Smoothing

Dalam melakukan peramalan dengan metode

single exponential smoothing, besarnya alpha (α) yang

diterapkan adalah 0.1, 0.5, dan 0.9. Dengan tujuan untuk meramalkan α yang menghasilkan forecast error terkecil.

Dengan menentukan α (alpha) sebesar 0.1, perhatikan ramalan adalah sebagai berikut :

Tahun 2011: belum bisa ditentukan

Tahun 2012 : ditentukan besarnya jumlah calon siswa baru tahun 2011 yaitu sebesar 459.

Tahun 2013 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.1 x 499) + (1 – 0.1) 459 = 49,9 + 413,1 = 463 Tahun 2014 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.1 x 486) + (1 – 0.1) 499 = 48,6 + 449,1 = 497,7 Tahun 2015 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.1 x 300) + (1 – 0.1) 486 = 30 + 437,4 = 467,4 Tahun 2016 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.1 x 482) + (1 – 0.1) 300 = 48,2 + 270 = 318,2 Tahun 2017 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.1 x 466) + (1 – 0.1) 482 = 46,6 +433,8 = 480,4

Menghitung kesalahan / error dengan mengunakan

mean absolute error (MAE)

Tahun 2011: belum bisa ditentukan Tahun 2012 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹| 𝑛 = 499-459/5 = 8 Tahun 2013 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 486-463/5 = 4,6 Tahun 2014 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹| 𝑛 = 300-497,7/5 = -39,54

(4)

217 Tahun 2015 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 482-467,4/5 = 2,92 Tahun 2016 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹| 𝑛 = 466-218,2,2/5 = 49,56

Bila α ditentukan sebesar 0.5, perhitungan ramalan adalah sebagai berikut.

Tahun 2011: belum bisa ditentukan

Tahun 2012 : ditentukan besarnya jumlah calon mahasiswa baru tahun 2011 yaitu sebesar 459. Tahun 2013 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.5 x 499) + (1 – 0.5) 459 = 249,5 + 229,5 = 479 Tahun 2014 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.5 x 486) + (1 – 0.5) 499 = 243 + 249,5 = 492,5 Tahun 2015 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.5 x 300) + (1 – 0.5) 486 = 150 + 243 = 393 Tahun 2016 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.5 x 482) + (1 – 0.5) 300 = 241 + 243 = 391

Menghitung kesalahan / error dengan mengunakan

mean absolute error (MAE)

Tahun 2011: belum bisa ditentukan Tahun 2012 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹| 𝑛 = 499-459/5 = 8 Tahun 2013 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 486-479/5 = 1,4 Tahun 2014 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 300- 492,5/5 = -38,5 Tahun 2015 : MAE = ∑ |_𝑡−𝐹| 𝑛 = 482-393/5 = 17,8 Tahun 2016 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 466-391/5 = 15

Bila α ditentukan sebesar 0.9 perhitungan ramalan adalah sebagai berikut.

Tahun 2011: belum bisa ditentukan

Tahun 2012 : ditentukan besarnya jumlah calon mahasiswa baru tahun 2011 yaitu sebesar 459. Tahun 2013 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.9 x 499) + (1 – 0.9) 459 = 449,1 + 45,9 = 495 Tahun 2014 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.9 x 486) + (1 – 0.9) 499 = 437,4 + 49,9 = 487,3 Tahun 2015 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.9 x300) + (1 – 0.9)486 = 270 + 48,6 = 318,6 Tahun 2016 : S t+1 = αXt + (1 – α)St = (0.9 x482) + (1 – 0.9)300 = 433,8 + 30 = 463,8

Menghitung kesalahan / error dengan mengunakan

mean absolute error (MAE)

Tahun 2011: belum bisa ditentukan Tahun 2012 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 499-459/5 = 8 Tahun 2013 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹| 𝑛 = 486-495/5 = -1,8 Tahun 2014 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹| 𝑛 = 300- 487,3/5 = -37,46 Tahun 2015 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 482-318,6/5 = 163,4 Tahun 2016 : MAE = ∑ |𝑋𝑡−𝐹|𝑛 = 466-463,8/5 = 0,44

(5)

218 Perhitungan selengkapnya pada tabel berikut ini

Tabel 2. Forecasting Dengan alpha = 0.1 Dan Hitungan Eror Tahun Ajaran Calon siswa/i Baru Forecast Alpha = 0,1 MAE MSE 2011 459 - - - 2012 499 459 8 16 2013 486 463 4.6 9,2 2014 300 497,7 -39,54 -79,08 2015 482 467,4 2,92 5,84 2016 466 318,2 49,56 99,12 Jumlah Eror 25,54 33,08

Tabel 3. Forecasting Dengan alpha = 0.5 Dan Hitungan Eror Tahun Ajaran Calon siswa/i Baru Forecast Alpha = 0,5 MAE MSE 2011 459 - - - 2012 499 459 8 16 2013 486 479 1,4 2,8 2014 300 492,5 -38,5 -77 2015 482 393 17,8 35,6 2016 466 391 15 30 Jumlah Eror 2,7 7,4

Tabel 4. Forecasting Dengan alpha = 0.9 Dan Hitungan Eror Tahun Ajaran Calon siswa/i Baru Forecast Alpha = 0,9 MAE MSE 2011 459 - -

Tabel 5. Forecasting Dengan alpha = 0.9 Dan Hitungan Eror Lanjutan

Tahun Ajaran Calon siswa/i Baru Forecast Alpha = 0,9 MAE MSE 2012 499 459 8 16 2013 486 495 -1,8 -3,6 2014 300 487,3 37,46 74,92 2015 482 318,6 163,4 326,8 2016 466 463,8 0,44 0,88 Jumlah Eror 207,5 415

Double Exponential Smoothing

Pada metode ini proses peramalan dengan ketentukan alpha sebesar 0.1, 0.5, dan 0.95. Besarnya

forecast untuk alpha 0.1 maka perhitungannya sebagai

berikut : Tahun 2011

𝑆𝑡𝐼: ditentukan jumlah calon mahasiswa baru tahun

pertama, yaitu sebesar 459

𝑆𝑡𝐼𝐼: : ditentukan jumlah calon mahasiswa baru tahun

pertama, yaitu sebesar 459 a

t : belum bisa ditentukan b

t : belum bisa ditentukan S

t+m : forecast tahun kedua (S2012) ditentukan jumlah calon siswa baru tahun pertama yaitu sebesar 459 Tahun 2012 𝑆𝑡𝐼𝐼 = α𝑆𝑡𝐼 + (1-α) 𝑆𝑡+1𝐼𝐼 = 0,1 X 459 + (1 – 0,1)499 = 49,5 + 449,1 = 498,6 At = 2 𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼 = (2x459) - 499 = 413 Bt = 1−𝛼𝛼 (𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼) = 0,1 1−0,1 (459 – 498,6) = -4,3956

forecast tahun 2013 (m = 1 tahun)

S t+m = at + bt(m) = 491,4 – (-4,3956) S t+m = 495,7956 Tahun 2013 𝑆𝑡𝐼𝐼 = α𝑆𝑡𝐼 + (1-α) 𝑆𝑡+1𝐼𝐼 = 0,1 X 495 + (1 – 0,1)486 = 49,5 + 437,4 = 522,9 At = 2 𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼 = (2x495) – 522,9 = 467,1 Bt = 1−𝛼𝛼 (𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼) = 0,1 1−0,1 (495 – 522,9) = -3,0996

forecast tahun 2014 (m = 1 tahun)

S t+m = at + bt(m) = 467,1– (-3,0996) S t+m = 464,0004 Tahun 2014 𝑆𝑡𝐼𝐼 = α𝑆𝑡𝐼 + (1-α) 𝑆𝑡+1𝐼𝐼 = 0,1 X 487,3 + (1 – 0,1)300 = 48,73 + 270 = 318,73 At = 2 𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼 = (2x487,3) – 318,73 = 655,87

(6)

219 Bt = 𝛼 1−𝛼 (𝑆𝑡 𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼) = 1−0,10,1 (487,3 – 318,73) = 18,728

forecast tahun 2015 (m = 1 tahun)

S t+m = at + bt(m) = 655,87– 18,728 S t+m = 637,142 Tahun 2015 𝑆𝑡𝐼𝐼 = α𝑆 𝑡𝐼 + (1-α) 𝑆𝑡+1𝐼𝐼 = 0,1 X 467,4 + (1 – 0,1)482 = 46,74 + 433,8 = 480,54 At = 2 𝑆𝑡𝐼 - 𝑆𝑡𝐼𝐼 = (2x467,4) – 480,54 = 454,26 Bt = 𝛼 1−𝛼 (𝑆𝑡 𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼) = 1−0,10,1 (467,4– 480,54) = -1,4598

forecast tahun 2016 (m = 1 tahun)

S t+m = at + bt(m) = 454,26-(-1,4598) S t+m = 455,7198 Tahun 2016 𝑆𝑡𝐼𝐼 = α𝑆 𝑡𝐼 + (1-α) 𝑆𝑡+1𝐼𝐼 = 0,1 X 318,2 + (1 – 0,1)466 = 31,82 + 419,4 = 451,22 At = 2 𝑆𝑡𝐼 - 𝑆𝑡𝐼𝐼 = (2x318,2) – 451,22 = 185,18 Bt = 1−𝛼𝛼 (𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼) = 1−0,10,1 (318,2– 451,22) = -14,7785

forecast tahun 2017 (m = 1 tahun)

S t+m = at + bt(m) = 185,18-(-14,7785) S t+m = 199,9585 Tahun 2017 𝑆𝑡𝐼𝐼 = α𝑆𝑡𝐼 + (1-α) 𝑆𝑡+1𝐼𝐼 = 0,1 X 467,4 + (1 – 0,1)482 = 46,74 + 433,8 = 480,54 At = 2 𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼 = (2x467,4) – 480,54 = 454,26 Bt = 1−𝛼𝛼 (𝑆𝑡𝐼 - 𝑆 𝑡𝐼𝐼) = 0,1 1−0,1 (467,4– 480,54) = -1,4598 IV. IMPLEMENTASI

Form Menu Utama

Gambar 1. Form Menu Utama Form Data Pendaftaran

Form Data Pendaftaran adalah sebuah form yang dirancang untuk menampilkan data Pendaftaran pada tahun tertentu serta data peramalan penjualan sekolah pada tahun berikutnya.

Gambar 2. Hasil Form Data Pendaftaran Pengujian Form Proses Peramalan

Form Proses Peramalan adalah sebuah form yang dirancang untuk menampilkan data hasil peramalan penjualan serta melakukan proses peramalan penjualan pada periode berikutnya, serta jumlah siswa minimal yang harus disediakan perusahaan menggunakan metode exponential smoothing. Sebelum melakukan proses peramalan maka pengguna terlebih dahulu melakukan pemilihan input tahun masuk, tahun peramalan serta nilai alpha (α).

Gambar 3. Hasil Pengujian Data Proses Form Hasil Pengujian Data Proses Peramalan

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang penulis peroleh berdasarkan hasil perancangan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

(7)

220 1. Perusahaan dalam menentukan metode peramalan

jumlah siswa baru paling cocok diterapkan pada periode berikutnya dengan melakukan perbandingan peramalan untuk beberapa nilai alpha (α) sehingga dapat diperoleh nilai error paling kecil pada nilai α berapa, dalam hal ini menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD). 2. Laporan jumlah siswa baru dalam satu periode

diperlukan untuk melakukan peramalan jumlah siswa baru pada periode berikutnya. Data siswa baru ini nantinya akan di analisa dengan Metode

Exponential Smoothing untuk menghasilkan

peramalan jumlah siswa baru pada periode berikutnya.

3. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan peramalan jumlah siswa baru sekaligus untuk setiap tahun ajaran baru sesuai dengan laporan data siswa baru aktual sekolah sehingga bisa menghemat waktu dalam proses peramalan serta hasil yang cukup akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jogiyanto H.M.2004 Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi

2. Kristien Margi, Sofian Pendawa, 2015. Seminar SNATIF ke 2 Tahun 2015, Jakarta.

3. Putu H. Arjana, Tri Puji Rahayu,Yakub, Hariyanto. 2012. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012). Yogyakarta

4. Edy Irwansyah

5. Windu Gatta, Grace Gatta. 2013. Sukses Membangun Aplikasi Penjualan dengan Java. Jakarta. PT Elex Media Komputindo 6. F.X.Wisnu Yudo Untoro. 2010. Algoritma Pemograman

dengan Bahasa Java. Yogyakarta, GRAHA ILMU

7. Wahana Komputer, 2008, Visual Basic.Net 2008. Semarang, Andi

Gambar

Tabel 1. Penerimaan Siswa/i Baru SMK Pemd Lubuk  Pakam
Tabel 2. Forecasting Dengan alpha = 0.1 Dan  Hitungan Eror  Tahun  Ajaran  Calon  siswa/i  Baru  Forecast Alpha =  0,1  MAE  MSE  2011  459  -  -  -  2012  499  459  8  16  2013  486  463  4.6  9,2  2014  300  497,7  -39,54  -79,08  2015  482  467,4  2,92
Gambar 2. Hasil Form Data Pendaftaran  Pengujian Form Proses Peramalan

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 3.13 dijelaskan dalam sistem informasi peramalan penjualan dengan menggunakan metode exponential smoothing terdapat empat proses utama, yaitu proses penambahan data

Setelah terdapat sekumpulan data time series bahan baku tertentu selama beberapa periode, konstanta- konstanta peramalan, panjang musiman , maka proses peramalan metode

Dengan melakukan pengujian pola data yang terkandung pada Data penjualan PT Central Proteina Prima, Tbk untuk peramalan penjualan 1 musim (dua belas bulan)

Pada penelitian ini, dirancang suatu model ataupun teknik peramalan dengan data yang dimiliki, dengan data selama 13 bulan atau 52 minggu untuk menentukan hasil

Pada penelitian ini untuk melakukan peramalan produksi akan dilakukan dengan menerapkan metode peramalan exponential smoothing berbasis web dengan menggunakan

Provinsi Nusa Abstrak Tujuan studi ini adalah untuk meramalkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan melakukan perbandingan metode peramalan untuk menentukan metode terbaik

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari perancangan dan pengembangan sistem peramalan hingga proses akhir, dapat disimpulkan bahwa sistem peramalan menggunakan metode single exponential

Proses analisa peramalan dilakukan berdasarkan data penjualan untuk 1 tahun, kemudian diperoleh hasil penelitian pakan produk Royal feed adalah 417 Kg untuk periode januari 2023,