• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN TIM KREATIF DALAM PRODUKSI PROGRAM STAND UP COMEDY INDONESIA DI KOMPAS TV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN TIM KREATIF DALAM PRODUKSI PROGRAM STAND UP COMEDY INDONESIA DI KOMPAS TV"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN TIM KREATIF DALAM PRODUKSI

PROGRAM STAND UP COMEDY INDONESIA

DI KOMPAS TV

Ayu Tri Andini, Indra Prawira, S.P, M.I.Kom

Kompas TV- PT. Gramedia Media Nusantara

Kompastv Building, Palmerah Selatan No.1 Jakarta 10270 Tel:021- 5365 4898/5365 4899 Fax:021- 5365 4907

ayutriandhini@gmail.com

Abstract

THE RESEARCH OBJECTIVE is to reveal how the performance of the creative team in the production process of a program. The research study is "Stand Up Comedy Indonesia" in Kompas TV. THE RESEARCH METHODOLOGY used is a qualitative approach. Data collection was conducted through in-depth interviews with three speakers and observation. The problem addressed by descriptive analysis methods. The data analysis technique used is open coding, axial and selective coding. THE ACHIEVED RESULTS describe the role of the creative team at the time of preproduction, production to post-production, as well as knowing their strenghts, weaknesses, opportunities and threats of the event program. THE PROGRAM CONCLUSION of "Stand Up Comedy Indonesia" is a talent search program concept for comic stand up comedy in Indonesia. The program has followed the provisions ofthe existing production process in every television station, which is the start of preproduction, production and post-production and program analysis is based on the . SWOT analysis ofthe results ofobservations during the study.

(2)

Abstrak

TUJUAN PENELITIAN ialah penelitian untuk mengungkap bagai mana kinerja tim kreatif dalam proses produksi suatu program. Di dalam penelitian ini acara yang diteliti adalah “Stand Up Comedy Indonesia” di Kompas TV.

METODELOGI PENELITIAN yang digunakan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dengan tiga narasumber danobservasi. Permasalahan dibahas dengan metode analisa deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah open coding, axial coding serta selective coding.

HASIL YANG DICAPAI menggambarkan peran tim kreatif pada saat pra produksi, produksi sampai pasca produksi, serta mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dari program acara tersebut

SIMPULAN program Stand Up Comedy Indonesia adalahsebuah program yang berkonsep pencarian bakat komika Stand Up Comedy di Indonesia. Program ini telah mengikuti ketentuan proses produksi yang ada di setiap stasiun televisi, yakni yang mana dimulai dari praproduksi, produksi dan pasca produksi dan analisis program ini didasari oleh analisis SWOT dari hasil observasi selama penelitian.

Kata Kunci :Peran, Tim Kreatif, Stand Up Comedy

PENDAHULUAN

Semakin banyaknya televisi yang hadir di Indonesia, semakin banyak pula jenis ragam tayangan program yang disajikan. Setiap televisi menciptakan tayangan-tayangan yang menarik baik berupa informasi berita, hiburan, acara musik, olahraga, dan lain sebagainya. Televisi sebagai media sarana hiburan ternyata juga dapat membawa pada hal-hal negatif maupun positif dari acara yang di tayangkan. Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film, bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara. Kenyataan di dalamnya telah diubah dengan sesuatu yang maya. Namun tidak sedikit pula pemerhati acara televisi yang sehat menemukan dampak positif dari tayangan televisi. Televisi sebagai sarana edukasi dan informasi mampu membuka wawasan berfikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat (Kuswandi, 1996:64).

Stand Up Comedy merebak bak jamur akhir-akhir ini di Indonesia. Sebuah jenis pertunjukan komedi yang mengetengahkan konsep penampilan tunggal oleh pemain yang dijuluki comic. Stand Up adalah suatu seni pertunjukkan yang dimaksudkan untuk langsung memancing tawa dari penonton. Tidak seperti theatrical comedy , dimana menciptakan comedy dari sebuah drama terstruktural dengan karakter-karakter dan situasi tertentu (Papana, 2012:5). Pertunjukan Stand up Comedy pada mulanya berkembang di eropa dan amerika pada abad ke-18 atau 19. Seiring berjalannya waktu komunitas-komunitas dan pertunjukan Stand up Comedy menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, dan menjadi sebuah fenomena. Awalnya

(3)

dipopulerkan oleh Dono, Kasino dan Indro. Kemudian diangkat oleh Taufik Savalas ke media televisi, namun sangat disayangkan stand-up comedy yang ada di Indonesia tidak berlangsung lebih lama karena kurangnya penerusnya sehingga stand-up comedy pun terkubur dari media televisi di Indonesia. Kehadiran stand-up comedy kembali nampak semenjak dibangunnya comedy cafe di kawasan Jakarta Selatan. Pertunjukkan Stand Up Comedy bukan hanya sebuah acara komedi yang sekedar membuat tertawa tapi juga terdapat informasi didalamnya. Sebuah pertunjukkan komedi yang dikemas secara kekinian, bukan lagi sekedar tentang kekerasaan dan mencemooh fisik, atau sekedar menyindir. Karena konsepnya menarik dan tentunya menghibur, pertunjukkan Stand Up Comedy menjadi sebuah acara yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.

Fenomena ini ternyata menarik salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yaitu Kompas TV. Karena Kompas TV bisa dibilang belum terlalu lama mengarungi dunia pertelevisian Indonesia, maka Kompas TV ingin memperkaya jenis programnya yang menarik dan bermanfaat. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com, Kompas TV muncul sebagai televisi yang selalu membahas tentang Indonesia dan menampilkan banyak program – program yang baru. Program Stand Up Comedy Indonesia ini sendiri sedang banyak diminati oleh masyarakat dan mendapatkan respon yang cukup tinggi dibandingkan program lainnya di Kompas TV, salah satunya dilihat dari jumlah penonton yang datang untuk menonton secara live dan jumlah follower account twitter @StandUpKompasTV yang berjumlah 217ribu lebih, dan juga program ini merupakan salah satu penyumbang rating Kompas TV. Maka dari itu program ini terus di kembangkan dan diproduksi oleh Kompas TV. Dikutip dari TribunNews.com, Kompas TV selaku promotor kebangkitan dunia stand up comedy di Indonesia yang berkonsep kompetisi kembali siap melahirkan komika-komika berbakat tanah air melalui program ini. Program ini sendiri juga mempunyai beberapa kegiatan diawali dari audisi atau pencarian bakat komika, kemudian ada karantina, dan yang terakhir adalah kompetisi.

Untuk mendapatkan apresiasi dari masyarakat, Kompas TV melakukan beberapa upaya agar program tersebut berbeda dari program serupa di stasiun tv lainnya. Produksi televisi adalah proses kreatif yang kompleks. dimana orang dan peralatan berinteraksi sedemikian rupa. Dan sudah menjadi sifat televisi, memerlukan sumber daya manusia yang kreatif untuk mengekspresikan suatu gagasan atau pesan dengan cara kerjasama tim kerabat kerja dan pengoperasian peralatan yang rumit untuk menghasilkan acara dalam memenuhi tuntutan khalayak. Maka dari itu kesuksesan program Stand Up Comedy Indonesia tentunya tidak lepas dari peran penting Tim Kreatif dalam proses produksinya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data – data, jadi ia juga bisa bersifat komperatif dan korelatif. Penelitian deskriptif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetik dan klinis.Penelitian survai biasanya termasuk dalam penelitian ini.Penelitian ini bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat dari populasi. Informan adalah orang dalam pada latar penelitian.Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

(4)

penelitian.Seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Kegunaan informan bagi peneliti ialah membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat terutaman bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi. Pemanfaatan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. Dalam penelitian ini, penulis memilih informan berdasarkan jabatan dan berperan penting dalam program “Stand Up Comedy”. Jumlah informan yang diambil peneliti adalah 3 orang yang berkaitan langsung dengan program, yaitu Produser, Tim

Kreatif, dan Production Assistant.

Metode deskriftif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sustem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Oleh Suharsimi Arikunto (2003:310), ditegaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya mengambarkan “apa adanya” tentang suatu variable,gejala, atau keadaan. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisntesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisntesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data premier adalah data yang diperorel dari sumberr data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subyek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara observasi. Dalam analisis ini data premiernya adalah isi komunikasi yang diteliti. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Isi dari data sekunder itu adalah seperti wawancara, observasi.

Selain data primer, terdapat pula data sekunder yang digunakan. Data sekunder adalah data yang diperroleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini dapat diperoleh dari data primer seperti peneliti terlebih dahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk – bentuk seperti table,grafik, diagram,gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain misalnya dokumentasi. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan metode, studi

literature. Studi literature digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku panduan,

internet untuk mendapatkan data yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini. Seperti hal-hal mengenai media, televisi, dokumenter, strategi dan sebagainya. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan.

Teknik yang digunakan penulis dalam pemeriksaan keabsahan data adalah trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau ssebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2009 :330). Denzin (1978) membedakan 4 macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto atau gambar, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah

(5)

selanjutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang penting. Langkah berikutnya adalah menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori ini dibuat sambil melakukan

coding.

HASIL DAN BAHASAN

Program Stand Up Comedy Indonesia adalah program talent search, dimana program ini mencari bakat stand up comedy di Indonesia. Ini adalah program pioneer sebagai satu-satunya program pencari bakat stand up comedy di Indonesia. Tim SUCI melakukan audisi untuk mendapatkan para Komika yang berbakat. Program ini diawali dengan melakukan audisi di beberapa kota di Indonesia yaitu Bandung, Jogja, Surabaya, Padang, Bali, Jakarta dan Medan. Di setiap shownya tim kreatif SUCI memberikan tema dan tantangan kepada setiap Komika agar tampil maksimal, dan setiap minggunya akan ada eliminasi sampai pada akhirnya akan terpilih satu Komika terfavorit. SUCI pertama kali muncul di Kompas TV adalah pada tahun 2011 berawal dari ide tim kreatif yang selalu mengadakan meeting rutin untuk membahas program-program baru, terinspirasi dari sebuah café yang yang pada hari tertentu menampilkan show Stand Up Comedy. Show SUCI live bertempat di Balai Kartini setiap hari Jumat dari mulai pukul 18.30 hingga selesai. Namun ditayangkan di Kompas TV setiap hari Kamis pukul 22.00.

Hasil penelitian dan pembahasan ini diperoleh dari wawancara mendalam yang dilakukan dengan tiga orang informan, observasi langsung di lapangan, serta data sekunder. Data tersebut kemudian diselaraskan dengan kerangka pemikiran yang menjadi pedoman untuk mengetahui peran tim kreatif dalam produksi program Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV ini. Di dalam suatu organisasi, khususnya di stasiun televisi, tim kreatif merupakan sekelompok individu yang mengeksplorasi ide kreatif mereka yang dapat dituangkan dan diproduksi secara bagus dan menarik. Peranan tim kreatif cukup besar dan penting dalam mengelola suatu informasi atau tayangan-tayangan dalam media elektronik agar dapat menarik untuk dinikmati oleh penontonnya, dan menghasilkan suatu program acara yang menarik (Mulyana, 2007: 310). Sehingga dalam penelitian ini informan adalah orang – orang dalam pada latar penelitian. Informan ini adalah bagian dari tim kreatif, mulai dari Producer (Dossy Irani), Head Creative (Orin), dan Production Assistant (Inyo). Mengapa peneliti memilih beberapa informan tersebut dikarenakan mereka saling berkaitan dan informan mempunyai pengalaman tentang latar penelitian.

Tahapan pra-produksi merupakan tahap yang dilakukan sebelum proses produksi dimulai, atau tahapan awal dimana segala bentuk perencanaan sebuah program televisi dirumuskan. Tahap pra produksi dalam program ini cukup penting karena akan berpengaruh kepada tahap selanjutnya. Dari pengamatan yang penulis lakukan, langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah penemuan ide. Program Stand Up Comedy sebetulnya sudah lama ada di luar negeri namun di Indonesia baru terkenal. Program Stand Up Comedy Indonesia ini adalah sebuah program bergenre comedy yang berbeda dengan comedy yang biasa ada di Indonesia. Kegiatan lain yang dilakukan dalam tahapan pra-produksi adalah briefing. Briefing biasanya dihadiri oleh orang-orang yang terlibat dalam proses produksi, misalnya executive producer, produser,

(6)

hadir biasanya membicarakan tentang perencanaan-perencaan serta masalah-masalah yang ditemui terkait program yang akan dijalankan atau yang sedang dijalankan.

Dalam produksinya, program “Stand Up Comedy Indonesia” telah mengikuti ketentuan proses produksi yang ada di setiap stasiun televisi, yakni yang mana dimulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada proses pra produksi program “Stand Up Comedy Indonesia”, tim produksi melakukan tahap proses pra produksi yang mana dimulai dengan menentukan ide dari tim produksi, dan menyempurnakan naskah, pemilihan tema, tema dari program ini biasanya di ambil dari news yang sedang hits atau event-event yang sedang berjalan, setelah ide dan tema sudah di setujui oleh EP, production assistant akan mengirimkan ide dan tema tersebut kepada para komik agar para komik bisa mempersiapkan bahan atau ide komedi yang akan dibawakan. Setelah itu para komik mengirimkan bahan atau ide komedi mereka melalui email ke tim produksi, lalu tim produksi akan mengatur jadwal untuk melakukan Open Mic dengan cara mengumpulkan semua komik yang telah dipilih, dan mereka harus membawakan bahan atau ide komedi mereka di depan tim produksi, dari situ tim produksi akan memilih komik-komik yang layak untuk di tampilkan. Terakhir tim produksi akan mempersiapkan semua keperluan untuk memulai proses produksi. Yang menjadi kekuatan adalah tim kreatif SUCI memiliki blue-print perencanaan untuk show SUCI setiap minggunya, al lainnya adalah penentuan tema yang up to

date. Namun yang menjadi kelemahannya adalah karena materi Stand Up Comedy berasal dari

pandangan atau perspektif para komika, lalu yang menjadi peluangnya adalah dengan adanya perubahan-perubahan rencana, maka tim kreatif SUCI akan terdorong untuk bekerja sama demi menemukan ide-ide yang lebih menarik lagi. Sedangkan yang menjadi ancaman bagi mereka adalah ide-ide atau materi yang kurang terjaga akan sangat mudah bocor.

Pada tahapan produksi, tim “Stand Up Comedy Indonesia” selalu melakukan evaluasi atau meeting sebelum dan sesudah proses produksi, dan pada tahap produksi, yang sangat menentukan dari proses produksi ini adalah para komik dan penonton. Banyak hal-hal yang terjadi dari proses produksi ini, salah satunya spontanitas dari komik yang membuat penonton tidak dapat menahan tawa yang berlebihan dan membuat suasana menjadi sangat ramai oleh tawaan. Kekuatannya adalah pada proses shooting, mereka menggabungkan beberapa yaitu semua tim inti, otomatis semua tim akan bekerja sama dan berkomunikasi secara lebih luas. Hal lain yang menjadi kekuatan yaitu proses screening-bit. Sedangkan kelemahannya adalah masalah teknis yang terjadi di studio maupun lapangan. Ancaman dalam tahap ini adalah karena dalam proses produksi ini yang bekerja adalah the whole team, banyaknya orang yang bekerja menjadi salah satu penyebab utama terjadinya miss communication atau kesalahpahaman.

Pada tahapan pasca produksi, pengemasan yang diinginkan adalah banyaknya gimmick – gimmick yang dilakukan oleh para komik, dan sangat disayangkan pada proses ini banyak scene-scene yang harus di buang dikarenakan durasi yang berlebih dari bahan komedi si komik. Lalu adanya proses Screening-Bit agar tayangan ini menjadi TV-Friendly. Pada tahap ini, seluruh anggota tim akan mengadakan evaluasi, berikut juga bersama para komikanya. Setelah ini tim kreatif langsung memberikan tema kepada komika. Inilah kekuatan dari tim kreatif SUCI dalam tahap pasca produksi. Kelemahannya adalah karena harus melalui banyak proses dalam pengeditan. Namun yang menjadi peluang adalah, proses yang panjang tersebut dapat menghasilkan sebuah tayangan yang TV-Friendly. Ancaman yang ditakutkan oleh tim kreatif SUCI adalah tim kreatif SUCI khawatir program ini lama kelamaan menjadi membosankan, seperti program-program komedi sebelumnya.

(7)

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, simpulan yang didapat adalah :

- “Stand Up Comedy Indonesia” merupakan sebuah program comedy show yang berkonsep pencarian bakat.

Program ini berisikan tentang lawakan-lawakan dari para komik.

- Tidak hanya memberikan sekedar lawakan, program “Stand Up Comedy Indonesia” ini juga turut

mengangkat kembali program comedy show yang sudah lama ada, dan memunculkan komik-komik baru yang ada di Indonesia. Uniknya, program ini mengadakan karantina yang disebut Universitas Stand Up Comedy, yang didalamnya terdapat kelas-kelas dan mentor untuk memperkaya ilmu para komika peserta Stand Up Comedy Indonesia.

- Dalam produksinya, program “Stand Up Comedy Indonesia” telah mengikuti ketentuan proses produksi yang ada di setiap stasiun televisi, yakni yang mana dimulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis akan memberikan beberapa masukan, diantaranya :

- Memperkaya kreatif untuk mendapatkan ide-ide dan tema yang menarik.

- Menambahkan jam tayang.

REFERENSI BUKU

Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bauer, E. M. (2009). Top Executives' Work Relationship and Work-Family Balance. Weisbaden:

Gabler.

Berger, Arthur. (2000). Media & Communication Research. London: Sage Publication. Black, J. (1998). Introduction To Mass Communication. UK: William C Brown Pub.

Bogdan, Robert dan Sari Biklen. (1981). Qualitative Research for Education: An Introduction to

Theory and Methods, second edition. New York: A Wlley Interscience Publication.

Bogdan, Robert dan Steven Taylor. (1984) Introducing to Qualitative Methods:

Phenomenological. New York: A Wlley Interscience Publication.

Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Changara, Hafied. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.

Djumhur, I dan Muh. Surya. (1985). Manajemen Modern. ACI. Surabaya

Effendi, O.U. (2004).Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi Penelitian Sastra-Epistemologi, Model, Teori, dan

Aplikasi, Edisi Revisi. Yogyakarta: CAPS.

Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Kuswandi, Wawan (1996). Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Lincoln, Yvonna dan Egon Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Texas, SAGE Publications. Mabruri, Anton. (2010). Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Jakarta: Grasindo.

(8)

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morrisan, M. A. (2008). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi .

Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Morissan, M. A. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morrisan, M. A. (2011). Manajemen Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi Edisi

Revisi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Muda, Deddy Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (9th Edition ed.). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo.

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Papana, Ramon. (2012). Kitab Suci, Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy. Jakarta:

Mediakita.

Patton, Michael Quinn. (1987). Qualitative Education Methods. Beverly Hills: Sage Publication.

Poerwandari, E. (1998). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka. Rangkuti, F. (2009). Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soenarto, R. M. (2007). Programa Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharyadi dan Purwanto, S. K. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka. Suprapto, Tommy. (2011). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:

MedPress.

Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Jakarta: Pinus Book Publisher. Wiryanto. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

JURNAL

Lockyer, Sharon (2011). ‘It’s About Expecting the Unexpected’: Live Stand Up Comedy from the

Audience. Brunel University.

Rosenbaum, John (2001). Practical Creativity : Lateral Thinking Techniques Applied to

Television Production Education. Roy H. Park School of Communications, Itacha

College, New York USA.

Candra, N.K.A. Produksi Program Televisi : Sebuah Proses Kreatif Menuju Industri Kreatif. ISI Surakarta.

SKRIPSI

Purnama Sari, Julian (2013). Peran Tim Kreatif Program Ngulik di Trans TV. Binus University. Sutandi, Reinaldo (2013). Analisis Proses Produksi Program Stand Up Comedy di Metro TV.

Binus University.

(9)

Ayu Tri Andini lahir di Jakarta, 18 Mei 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus

University dalam bidang Marketing Communication, penjurusan Broadcasting pada tahun 2014. Saat ini penulis sedang bekerja sebagai freelancer di program Sport Kompas TV.

Referensi

Dokumen terkait

Perairan laut NKRI yang memiliki Dokumen RTRLN *) *) *) BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Program Penyelenggaraa n Informasi Geospasial Pemetaan Tata Ruang dan Atlas

DFO CTRL - DIVISIONAL FOREST OFFICER (FOREST) CHITRAL FOREST DIVISION (JUNIOR CLERK (OFFICE OF. THE

Keyakinan komponen tentang merek adalah karakteristik (atribut) yang dianggap berasal atau memiliki merek tersebut. Aspek kognitif adalah komponen yang menunjukkan

Pada Tabel 15 terlihat bahwa karakteristik petani yang berhubungan nyata dan positif dengan persepsi petani terhadap varietas padi dari aspek keunggulan teknis

NTP-Padi terhadap biaya produksi dan barang modal juga menunjukan penurunan (koefisien regressi -0,22), yang mengindikasikan bahwa dalam periode tahun 2006-2008 laju peningkatan

Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan pada imbal hasil obligasi pemerintah di Bursa Efek Indonesia, karena semakin tingginya tingkat suku bunga maka penerbit

Sedatif dan hipnotik adalah senyawa yang dapat menekan sistem saraf pusat sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas (Siswandono dan Soekarjo, 2000).. Pada dosis

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan