• Tidak ada hasil yang ditemukan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian yang terkait dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data (Singarimbun, 1989). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu menganalisa data secara verifikatif dengan menggunakan angka-angka.

3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan dengam sengaja (purposive), berdasarkan pertimbangan bahwa Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang ada di Jawa Barat dan sebagai tempat penjualan ternak kerbau terbanyak.

3.2.2. Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel konsumen dengan menggunakan metode Systematic Sampling atau teknik pengambilan sampel sistematik. Pengambilan sampel sistematik digunakan untuk mengambil sampel

(2)

dari objek penelitian yang tersusun secara vertikal, yang tersusun secara horizontal dan yang bergerak pada suatu arah tertentu (Paturochman, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang melakukan pembelian ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. Menurut Parel (1973) jika anggota populasi (N) relatif sedang, maka tentukan persentase sampel (n) yang cukup besar, misalnya 10% atau 20%. Berdasarkan ketentuan persentase tersebut, persentase sampel yang dipilih sebanyak 20%, sehingga didapatkan jumlah sampel untuk konsumen pembeli ternak kerbau sebanyak 31 orang. Menurut Singarimbun dan Efendi (1989) sampel yang jumlahnya lebih besar atau sama dengan (≥) 30, maka hasilnya akan mendekati kurva distribusi normal.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2017, pada Tanggal 4, 11, 18, 25 Bulan September 2017 dan Tanggal 2, 9, 16, 23, 30 Bulan Oktober 2017 didapatkan bahwa jumlah konsumen yang membeli ternak kerbau sebanyak 160 orang, rata-rata konsumen per hari pasar berjumlah 17,7 ≈ 18 orang.

Pengambilan systematic sampling dilakukan dengan cara menyusun rangka sampling yang akan dibuat dan menetapkan interval sampling (k). Pada sampling ini hanya menentukan nomor sampel urutan pertama, kemudian urutan selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan meloncat sebesar kelipatan angka N/n. Maka rumusnya sebagai berikut:

(3)

k = N/n Keterangan :

k : Interval sampling N : besar populasi n : besar sampel

Interval sampling yang diperoleh dari hasil pembagian nilai besar populasi (160) dan besar sampel (31) adalah 5.

k = N/n = 160/31 = 5

Maka proyeksi konsumen yang dijadikan sebagai responden adalah 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, 56, 61, 66, 71, 76, 81, 86, 91, 96, 101, 106, 111, 121, 126, 131, 136, 141, 146, 151, dan 156.

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. Teknik pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara dengan konsumen melalui daftar pertanyaan yang telah dibuat menjadi kuesioner, hal ini sesuai dengan pendapat Paturochman (2012) bahwa pengambilan data menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang dijadikan sampel. Sedangkan data sekunder di dapatkan dari Buku , Jurnal, Dinas Peternakan, Badan Pusat Statistik dan lembaga yang terkait dengan

(4)

penelitian di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng yang digunakan sebagai studi literatur.

3.2.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang penulis tempuh adalah sebagai berikut.

1. Observasi, yaitu penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.

2. Interview atau wawancara adalah metode penelitian yang dilakukan

dengan mengadakan tanya jawab secara lisan dari bagian perusahaan dan anak kandang mengenai besar pendapatan dan tingkat efiensi usaha.

3. Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur, dokumentasi yang terkait dengan objek dan sasaran yang diteliti.

3.3. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah suatu definisi yang diberikan untuk suatu variabel dengan cara memberikan arti pada variabel tersebut. Variabel adalah dimensi tertentu dari objek yang memiliki variasi nilai (Paturochman, 2012). Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis yaitu preferensi konsumen yang dapat diartikan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi.

1. Atribut ternak kerbau merupakan karakteristik atau ciri yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ternak kerbau di Pasar Hewan

(5)

Ingon-Ingon Ciwareng. Atribut ternak kerbau yang diamati dalam penelitian ini adalah :

a. Harga Ternak adalah nilai ternak yang dinyatakan oleh uang dengan satuan rupiah (Rp/ekor).

b. Bobot Badan Ternak yaitu satuan berat tubuh kerbau yang dihitung berdasarkan satuan berat kilogram (Kg/ekor).

c. Jenis Kelamin yang diperjualbelikan adalah kerbau jantan dan betina. d. Tinggi pundak diukur dengan cara observasi (cm).

e. Panjang Badan diukur dengan cara observasi (cm).

f. Umur Ternak adalah umur kerbau hidup yang dijual yang dihitung berdasarkan satuan waktu (bulan/tahun).

g. Asal Kerbau adalah lokasi pemeliharaan ternak sebelum dijual.

h. Warna Kulit Kerbau adalah warna kulit yang terlihat pada kerbau seperti warna hitam, coklat dan keabu-abuan (Cockrill, 1974).

i. Bentuk Tanduk adalah salah satu kriteria konsumen dalam memilih kerbau dapat dilihat dari ukuran tanduk dan bentuk tanduk. Kerbau rawa atau kerbau lumpur memiliki tanduk melengkung keatas, lurus kesamping dan melengkung kebawah.

j. Kesehatan Ternak adalah kondisi tubuh kerbau sehat atau tidak yang dapat dilihat dari fisiknya seperti tidak berpenyakit, mata bersinar dan bulu halus.

k. Lokasi Pembelian adalah jarak antara rumah konsumen dengan pasar hewan (km).

l. Ketersediaan Lahan Parkir merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk menampung kendaraan yang akan mengangkut ternak

(6)

yang telah dibeli konsumen biasanya menggunakan mobil bak terbuka (pick up).

m. Kemudahan Transportasi Pengangkutan Ternak adalah ketersediaan adanya transportasi angkut ternak di pasar hewan.

n. Kemudahan Pembayaran yaitu cara pembayaran yang dilakukan oleh konsumen ke penjual ternak (tunai/cicil).

2. Preferensi Konsumen

Preferensi Konsumen adalah sikap seseorang suka atau tidak yang menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan nilai terhadap apa yang dibeli atau yang ditawarkan, sehingga orang yang menginginkan barang atau jasa telah mempunyai sikap perilaku pembelian (Marwan, 1990). Preferensi digunakan untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk.

3. Sikap Konsumen

Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Mowen dan Minor (1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (costumer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara keyakinan, sikap dan prilaku. Keyakinan, sikap, dan prilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki keyakinan terhadap atribut suatu produk.

(7)

3.4. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan model analisis, yaitu pengujian nilai preferensi konsumen terhadap ternak kerbau dengan menggunakan Metode Cochran Q Test, uji preferensi dan dengan menggunakan Metode Multiatribut Fishbein dimana metode ini digunakan untuk mengetahui atribut ternak kerbau yang paling dipertimbangkan oleh konsumen.

3.4.1. Analisis Cochran Q Test

Untuk mengetahui atribut yang valid, maka dilakukanlah tes Cochran dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

k = jumlah atribut yang diuji

Ci = Ri =

Keputusan :

- Tolak Ho dan terima Ha, jika Qhit > Qtab - Terima Ho dan tolak Ha, jika Qhit < Qtab Hipotesis, yaitu :

Ho : Kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh responden

(8)

Ha : Kemungkinan semua atribut yang diuji tidak dipertimbangkan oleh seluruh responden

Metode Cochran Q Test diawali dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertutup melalui kuesioner dengan pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak” (Sugiyono, 2009).

3.5.2. Uji Preferensi

Pada penelitian ini preferensi konsumen terhadap pembelian ternak kerbau dapat diketahui dengan menggunakan skala Semantic Differential. Semantic Differential digunakan untuk dua tujuan: (1) untuk mengukur secara objektif sifat-sifat semantik dari kata atau konsep dalam ruang semantik tiga dimensional dan (2) sebagai skala sikap yang memusatkan perhatian pada aspek afektif atau dimensi evaluatif (Isaac dan Michael, 1984). Skala Semantic Differential, yaitu : SS= Sangat Suka (5), S= Suka (4), CS= Cukup Suka (3), TS= Tidak Suka (2), STS= Sangat Tidak Suka (1). Besar rentang skala dapat diketahui dengan cara, yaitu (Simamora, 2002):

RS = (m-n)/b Keterangan :

RS : Rentang skala

m : Skor tertinggi yang mungkin terjadi n : Skor terrendah yang mungkin terjadi

(9)

Skala interval untuk responden diperoleh dari hasil pengurangan nilai preferensi yang tertinggi yang mungkin muncul (45) dan nilai terrendah (9) kemudian dibagi dengan skala interval yg dibentuk (5).

RS = (m-n)/b = (45-9)/5 = 7,20

Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rentang Skala Uji Preferensi untuk Responden

Sikap Rentang Skala

Sangat Tidak Suka 9,00 - 16,20

Tidak Suka 16,21 - 23,40

Cukup Suka 23,41 - 30,60

Suka 30,61 - 37,80

Sangat Suka 37,81 - 45,00

Skala interval untuk atribut diperoleh dari hasil pengurangan nilai preferensi yang tertinggi yang mungkin muncul (155) dan nilai terrendah (31) kemudian dibagi dengan skala interval yg dibentuk (5).

RS = (m-n)/b = (155-31)/5 = 24,8

(10)

Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rentang Skala Uji Preferensi untuk Atribut

Sikap Rentang Skala

Sangat Tidak Suka 31,00 - 55,80

Tidak Suka 55,81 - 80,60

Cukup Suka 80,61 - 105,40

Suka 105,41 - 130,20

Sangat Suka 130,21 - 155,00

3.5.3. Analisis Multiatribut Fishbein

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif dengan metode Fishbein dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

Ao : Sikap konsumen terhadap komoditi

bi : Tingkat keyakinan konsumen terhadap atribut sebelum membeli ternak kerbau

ei : Evaluasi konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh ternak kerbau n : Jumlah aribut i yang ada pada sampel

Pada model ini, notasi bi mempunyai pengertian yaitu untuk mengukur tentang kekuatan keyakinan konsumen bahwa perilaku konsumen terhadap ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng mempunyai atribut i yang terdiri dari i. Sedangkan ei adalah evaluasi atau intesitas perasaan konsumen mengenai

(11)

atribut i tersebut yang mempunyai fungsi sebagai nilai bobot dari atribut i pada keyakinan konsumen untuk perilaku konsumen terhadap ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng yang diteliti, sehingga nilainya akan sama sebagai dasar perhitungan sikap konsumen pada ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng yang diteliti tersebut.

Mengurutkan indeks sikap konsumen dari nilai yang tertinggi hingga terendah adalah cara untuk menentukan atribut yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen. Indeks sikap konsumen (Ao) yang tertinggi terhadap suatu atribut menunjukkan bahwa atribut tersebut merupakan atribut yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen.

Untuk menentukan penilaian kepercayaan terhadap atribut ternak kerbau (bi) dan evaluasi (ei) maka cara yang digunakan adalah dengan menentukan standar penilaian (scoring) dengan menggunakan skala Semantik Diferensial, yaitu: SB(5)= Sangat Baik, B(4)= Baik, CB(3)= Cukup Baik, TB(2)= Tidak Baik, STB(1)= Sangat Tidak Baik. Besar rentang skala dapat dapat diketahui dengan cara, yaitu (Simamora, 2002) :

RS = (m-n)/b Keterangan :

RS : Rentang skala

m : Skor tertinggi yang mungkin terjadi n : Skor terrendah yang mungkin terjadi

(12)

Skala interval responden diperoleh dari hasil pengurangan nilai bi dan ei yang tertinggi yang mungkin muncul (225) dan nilai terrendah (9) kemudian dibagi dengan skala interval yg dibentuk (5).

RS = (m-n)/b = (225-9)/5 = 43,20

Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rentang Skala Multiatribut Fishbein untuk Responden

Sikap Rentang Skala

Sangat Tidak Baik 9,00 - 52,20

Tidak Baik 52,21 - 95,40

Cukup Baik 95,41 - 138,60

Baik 138,61 - 181,80

Sangat Baik 181,81 - 225,00

Skala interval atribut diperoleh dari hasil pengurangan nilai bi dan ei yang tertinggi yang mungkin muncul (775) dan nilai terrendah (31) kemudian dibagi dengan skala interval yg dibentuk (5).

RS = (m-n)/b = (775-31)/5 = 148,80

(13)

Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Rentang Skala Multiatribut Fishbein untuk Atribut

Sikap Rentang Skala

Sangat Tidak Baik 31,00 - 179,80

Tidak Baik 179,81 - 328,60

Cukup Baik 328,61 - 477,40

Baik 477,41 - 626,20

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan operasional meliputi: (1) Penyuluhan dan koordinasi pada anggota dan pengurus subak jatiluwih; (2) Penguatan kelembagaan subak dalam penerapan pertanian padi

tersebut diketahui bahwa hanya profesionalisme dan kompleksitas secara parsial berpengaruh terhadap audit judgment auditor internal pada Satuan Pengawas Internal

ICZM (Integrated Coastal Zone Management) merupakan suatu pendekatan yang komprehensif yang dikenal dalam pengelolaan wilayah pesisir, berupa kebijakan yang terdiri

 Mata kuliah ini membahas aspek yang berkenaan dengan nilai kependidikan dan pendidikan jasmani termasuk dasar falsafahnya, aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, kebugaran

Tujuan kreatif dari perancangan desain kemasan Loenpia Nyonya Giok ini adalah menciptakan kemasan baru yang sesuai dengan sifat produk, praktis, dapat melindungi,

Hotel Surabaya termasuk salah satu bangunan konservasi golongan A di kawasan pusat kota Bandung yang telah menjadi bagian dari Hotel Carrcadin, sebuah hotel baru

Pada penelitian ini beberapa sifat yang memiliki keragaman tinggi berdasar nilai variasi genetik yang besar (GVC &gt; 14,5%) terdapat pada jumlah dan berat daun,

 Peserta bersifat perseorangan terdiri dari putra (Qari) dan Putri (Qari’ah).  Materinya adalah maqra’ yang ditentukan langsung oleh Dewan Juri pada saat Peserta naik