• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tahapan Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan suatu permasalahan dengan menerapkan suatu metode ilmiah. Tujuan dari semua kegiatan ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui (Ridha, 2017).

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian ini dijabarkan pada gambar berikut.

Sumber: Data Olahan Penulis

Gambar III.1 Tahapan Penelitian

Identifikasi

Masalah

Perumusan

Hipotesis

Studi Literatur

Studi Lapangan

(Kuesioner)

Pengolahan

Data

Analisis Data

dengan

Metode AHP

Implementasi

Kesimpulan

dan Saran

(2)

Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang ada pada gambar di atas. 1. Identifikasi Masalah

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian. Tahap ini dibangun berdasarkan rumusan masalah yang didasari atas latar belakang permasalahan. Masalah yang ditemukan adalah bagaimana menganalisa rekomendasi GOR bulu tangkis menggunakan metode Analitic Hierarcy Process.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yakni mempelajari sumber referensi dan hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan landasan teori mengenai permasalahan yang diteliti. Teori merupakan landasan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur yang ada kaitannya dengan topik permasalahan baik berupa textbook, paper, jurnal nasional maupun internet browsing. 3. Pengisian Kuesioner

Tahap ini merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner dalam bentuk pertanyaan yang diajukan kepada responden. Kuesioner merupakan salah satu alat yang penting dalam pengambilan atau pengumpulan data. Cara membuat kuesioner dapat dibagi dua, yaitu dari sisi format pertanyaan dan model jawaban. Dalam pembuatan kuesioner ini harus berupa pertanyaan yang terstruktur dengan baik dan

(3)

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Kuesioner yang disebar berbentuk

softcopy menggunakan aplikasi Google Form yang ditujukan kepada

responden terkait. Pengumpulan data primer berdasarkan data kuesioner yang telah diisi oleh responden akan memberikan bobot penilaian berdasarkan data masing-masing responden sesuai kriteria yang sudah ditentukan.

4. Pengolahan Data dengan Metode AHP

Ada beberapa langkah dalam melakukan pengolahan data menggunakan metode Analytic Hierarchy Process, yaitu pertama adalah mencari nilai dari masing-masing kriteria yang telah ditentukan, lalu melakukan pembuatan matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison), kemudian melakukan pengisian pada matriks perbandingan berpasangan yang berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diisi, kemudian buat normalisasi matriks perbandingan berpasangan, dan yang terakhir adalah lakukan pengecekan konsistensi logis (logical consistency).

5. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Analitic Hierarcy

Process (AHP) yang dilakukan secara kuantitatif yaitu metode komputasi

yang bersifat deskriptif dan lebih banyak melakukan analisa. Tahap analisis data dengan menggunakan metode AHP akan diperoleh suatu analisa yang merupakan hasil pengolahan data berdasarkan teori dan hasil penelitian yang sudah ada.

6. Implementasi

Setelah dilakukan analisis data dengan metode AHP, penulis kemuudian mengimplementasikan hasil analisis pada sebuah aplikasi perangkat lunak

(4)

7. Kesimpulan dan Saran

Tahap akhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis data dari permasalahan yang ada dan memeriksa apakah sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini serta memberikan saran-saran sebagai ulasan perbaikan terhadap penelitian ini.

3.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang dapat digunakan untuk memeriksa, mengumpulkan dan menyelidiki suatu masalah atau dapat mengolah, mengumpulkan, menganalisa dan menyajikan data secara sistematis dan objektif dengan tujuan memecahkan suatu permasalahan atau menguji suatu hipotesis (Narti, Yani, & Setiyadi, 2020).

Karena dengan adanya instrumen, mutu suatu penelitian dapat diketahui. Jika instrumen yang dibuat mempunyai kriteria yang baik, maka mutu penelitiannya juga baik, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat dipahami karena instrumen berfungsi untuk mengungkapkan suatu fakta menjadi suatu data (Arifin, 2017).

Usaha untuk mendapatkan data primer dalam sebuah penelitian, salah satunya dapat menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner disini dalam artian penulis melakukan pengambilan data dari para responden dengan cara menyebarkan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Kuesioner diberikan kepada responden untuk diisi sesuai keadaan yang sebenarnya dengan arahan peneliti. Penggunaan kuesioner sebagai instrumen dalam proses penelitian diharapkan dapat membantu dalam pemecahan masalah yang dicari.

(5)

Setelah diperoleh data yang cukup berdasarkan hasil pengambilan data dari kuesioner, data kemudian dianalisa menggunakan aplikasi perangkat lunak Expert

Choice. Expert Choice adalah alat bantu untuk menentukan prioritas sebuah

keputusan multi kriteria berdasarkan metode Proses Hirarki Analitik (Analytic

Hierarchy Process) yang mempunyai kemampuan untuk mentukan peran dari setiap

alternatif yang ada dan menyimpan beberapa skenario (Ningsih, 2016).

3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode yang bertujuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari subyek penelitian dimana data sudah dikumpulkan dan disajikan oleh pihak lain (Suhana, Rachmat, & Kadir, 2020).

Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan cara studi lapangan (pengumpulan data primer). Instrumen dalam pengumpulan data primer ini adalah kuesioner berdasarkan metode survei. Kuesioner disebarkan kepada responden yang telah paham akan GOR bulu tangkis yang ada di Sukabumi. Responden pada penelitian ini adalah para ahli yang mempunyai pengalaman atau expertice di bidang olahraga bulu tangkis.

Terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi untuk pelaku olahraga bulu tangkis yang dipilih sebagai reponden, yaitu:

1. Gemar dan memiliki cukup pengalaman dan keahlian dalam olahraga bulu tangkis berdasarkan pertimbangan penulis.

(6)

2. Pernah dan sering menyewa setidaknya lebih dari satu lapang GOR bulu tangkis yang ada di Sukabumi.

Data primer yang diperoleh dari survei ini berupa data kuantitatif yang nantinya akan diolah untuk menghasilkan gambaran hubungan antara penerapan sistem metode AHP terhadap pemilihan rekomendasi GOR bulu tangkis. Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dengan mempelajari sumber penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian kali ini. Baik bersumber dari jurnal-jurnal nasional yang terakreditasi maupun dari dokumen teknis lainnya.

3.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dalam suatu penelitian. Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Narti, Yani, & Setiyadi, 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh GOR bulu tangkis yang ada di Sukabumi. Mengingat populasi penelitian ini sangat luas sehingga jumlah populasi tidak diketahui secara pasti, maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling atau cara sengaja yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

3.4. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian penting dalam metodologi penelitian ilmiah, dikarenakan dengan melakukan analisis, data tersebut dapat memiliki arti dan makna yang akan bermanfaat dalam suatu pemecahan masalah. Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Metode Analytic Hierarchy Process

(7)

(Proses Hirarki Analitik) merupakan metode pengambilan keputusan yang komprehensif yang memperhitungkan hal-hal kualitatif dan kuantitatif sekaligus.

Dalam pemilihan rekomendasi GOR bulu tangkis berdasarkan metode AHP, terdapat beberapa tahapan yang harus dipahami dan dianalisa, diantaranya:

1. Menyusun Struktur Hierarki (Decomposition)

Mendefinisikan permasalahan dengan cara memecah permasalahan yang utuh menjadi unsur-unsur dan digambarkan dalam bentuk hirarki seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Sumber: Data Olahan Penulis

Gambar III.2 Struktur Hierarki AHP 2. Menentukan Prioritas Elemen (Comparative Judgment)

Pertama, tentukan elemen dengan membuat perbandingan berpasangan (pairwise comparison), yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan berpasangan kemudian diisi dengan bilangan untuk membuat penilaian tentang kepentingan relatif

(8)

dua elemen dan dituliskan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan. Sebagai dasar dalam penggunaan metode AHP harus mengacu pada skala fundamental AHP yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.

Tabel III.1

Skala Penilaian Perbadingan Berpasangan (Pairwise Comparison) Intensitas

Kepentingan

Keterangan

1 Kedua elemen sama penting

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain

7 Elemen yang satu jelas lebih mutlak penting dari elemen yang lain

9 Elemen yang satu lebih mutlak penting dari elemen yang lain 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang saling

berdekatan

Kebalikan Bila aktivitas i mendapatkan satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibandingkan dengan i

Sumber: (Putri & Mahendra, 2019) 3. Sintesis (Synthesis of Priority)

Dari matriks perbandingan berpasangan, selanjutnya dibuat eigen vector untuk mendapatkan prioritas lokal (local priority). Pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk mendapatkan keseluruhan prioritas atau global priority. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini yaitu:

a. Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks.

b. Membagi setiap nilai pada kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

(9)

c. Menjumlahkan nilai dari setiap baris dan dibagi dengan jumlah elemen untuk memperoleh nilai rata-rata.

4. Mengukur Konsistensi (Consistency)

Dalam pengambilan keputusan, mengetahui seberapa baik konsistensi merupakan hal yang penting dikarenakan penelitian tidak menginginkan pengambilan keputusan berdasarkan konsistensi yang rendah. Untuk itu hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini yaitu:

a. Lakukan perkalian di setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.

b. Jumlahkan setiap baris yang ada.

c. Bagikan hasil penjumlahan baris dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

d. Jumlahkan hasil pembagian dengan banyaknya elemen yang ada, hasil inilah yang disebut dengan nilai eigen ( ).

5. Menghitung Consistency Index (Indeks Konsistensi) Rumus untuk menghitung Indeks Konsistensi yaitu:

CI =

Dimana n adalah banyaknya elemen (jumlah kriteria). 6. Menghitung Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)

Rumus untuk menghitung Rasio Konsistensi yaitu:

CR =

Dimana IR adalah Indeks Random Konsistensi. Untuk nilai IR sendiri dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(10)

Tabel III.2

Nilai Index Consistency Random (Random Konsistensi Indeks) Ukuran Matriks Nilai IR

1, 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59

Sumber: (Putri & Mahendra, 2019) 7. Memeriksa Konsistensi Hirarki

Jika nilai Rasio Konsistensi lebih dari 10% atau 0.1, maka penilaian data

judgment harus diperbaiki. Namun jika nilai Rasio Konsistensi kurang dari

atau sama dengan 0,1 atau 10%, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar (konsisten).

Gambar

Gambar III.1  Tahapan Penelitian
Gambar III.2  Struktur Hierarki AHP  2.  Menentukan Prioritas Elemen (Comparative Judgment)
Tabel III.1
Tabel III.2

Referensi

Dokumen terkait

pada benih padi, meliputi modifikasi media tumbuh cendawan sebagai media standar untuk pengukuran panjang gelombang metabolit cendawan dan aplikasi laser-induced

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Seluruh pasien anak dengan diagnosis SSD yang rawat inap di bangsal Jempiring, Pudak dan PICU RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Januari 2012- Desember 2013 dan memenuhi

Dengan adanya Multi E-Commerce yang dibangun menggunakan Framework Codeigniter ini dapat membantu pengrajin atau penjual kerajinan gerabah untuk memperluas pemasaran

• diperbolehkan penggunaan kawasan hutan lindung untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan dengan syarat untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis

BENER MERIAH ACEH 772 10111605 SMP NEGERI TERPADU SEUMAYOEN NUSANTARA KAB. BENER

Meski kedua pembelajaran dengan media yang berbeda mendapatkan respon yang tinggi dari siswa, tetapi ada perbedaan pada skor presentasenya, yaitu lebih besar