• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Areal Pembibitan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan. Waktu penelitian selama 6 bulan, dari bulan Januari – Juni 2019.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial. Faktor pertama adalah Perlakuan penyiraman dengan sistem tetes dan faktor kedua adalah aplikasi Mikoriza.

Faktor I, Perlakuan Penyiraman dengan menggunakan sistem tetes, dengan volume air 500 ml/bibit dan terdiri atas empat taraf perlakuan yaitu : T0 : Penyiraman standart

T1 : 1 hari sekali pada pagi hari

T2 : 2 kali sehari pada pagi dan sore hari T3 : 2 hari sekali pada pagi hari

Faktor II, Pemberian Mikoriza yaitu Gabungan (Gigaspora, Glomus, dan Aculuspora) dengan tiga taraf perlakuan yaitu :

M0 : Dosis 0 gr/polibag M1 : Dosis 20 gr/polibag M2 : Dosis 40 gr/polibag

(2)

22

Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan

PK T0 T1 T2 T3

M0 T0M0 T1M0 T2M0 T3M0

M1 T0M1 T1M1 T2M1 T3M1

M2 T0M2 T1M2 T2M2 T3M2

Perlakuan standar : Untuk seluruh bibit kelapa sawit yang dipelihara dengan dosis pupuk standart PPKS yaitu 1 x/ 2 minggu.

Dari kombinasi perlakuan Faktor I dan Faktor II di dapatkan bahan tanam yang digunakan, yaitu :

Bibit yang dibutuhkan : 4 x 3 = 12 bibit Jumlah Ulangan : 4 x Ulangan

Jumlah Bibit : 12 x 4 = 48 bibit

Analisa sidik ragam dengan mempergunakan model linier sebagai berikut : ( )

Keterangan :

Yijk : Hasil pengamatan ulangan i, kombinasi penyiraman sistem tetes ke-j, dan aplikasi mikoriza ke-k

: Nilai tengah umum

: Pengaruh ulangan/blok ke-i

: Pengaruh kombinasi penyiraman sistem tetes ke-j : Pengaruh aplikasi mikoriza

( ) : Pengaruh interaksi kombinasi penyiraman sistem tetes ke-j dan aplikasi mikoriza ke-k

(3)

23

: Galat percobaan pada ulangan ke-i kombinasi penyiraman sistem tetes ke-j dan aplikasi mikoriza ke-k

3.3 Bahan dan Peralatan 3.3.1 Bahan

Adapun bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari bibit kelapa sawit berumur 3 bulan yang diperoleh asal PPKS dengan varietas D x P Marihat. Inokulum Mikoriza yang terdiri dari genus Mikoriza Gabungan (Gigaspora, Glomus, dan Aculuspora) yang diambil dari laboratorium Biologi Tanah Universitas Sumatera Utara dan bahan – bahan pendukung lainnya. 3.3.2 Peralatan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Polybag

2. Ember 3. Cangkol

4. Botol infus untuk tempat menampung air 5. Selang infus untuk mengalirkan air ke akar

6. Timbangan untuk menimbang tanah dalam polybag 7. Gelas ukur untuk mengukur dosis air

8. Mistar untuk mengukur tinggi tanaman 9. Meteran kain untuk mengukur lilit batang 10. Dan alat pendukung lainnya

3.4 Tahapan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan tahapan – tahapan sebagai berikut : 3.4.1 Persiapan Areal

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan persiapan areal ini antara lain adalah menetapkan areal yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian dan

(4)

24

membersihkan areal tersebut. Selain itu, meratakan tanah sehingga polybag dapat disusun rapi dan tidak miring. Dan membuat plot tanaman beserta pembuatan gantungan infus dengan menggunakan bambu.

3.4.2 Pembuatan Alat Penampung Air Sisa Penyiraman Bibit

Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah baskom plastik berdiameter 30 cm dan tinggi 15 cm, selang plastik berukuran panjang 25 cm dan diameter 8 mm, botol plastik air mineral, solder, dan lem. Baskom dilubangi pada ketinggian 3 cm dari dasar baskom, kemudian masukkan selang plastik, selanjutnya lubangi tutup botol air mineral dengan solder, selanjutnya ujung selang yang lainnya dimasukkan ke dalam tutup yang telah dilubangi sehingga selang terhubung antara baskom dengan botol plastik air mineral. Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah agar pada saat penyiraman bibit, air sisa dari penyiraman tertampung dalam botol plastik air mineral tersebut, sehingga unsur hara serta bahan – bahan lain yang dibutuhkan tanaman tidak terbuang sia – sia.

3.4.3 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah mineral lapisan atas (Top Soil) sekitar 5 kg/polibag. Dan menggunakan tanah dan pasir dengan perbandingan 3 : 1. 3.4.4 Pengisian Polybag

Sebelum dilakukan pengisian polibag, terlebih dahulu dilakukan pengayakan tanah, kemudian tanah dimasukkan kedalam polybag hitam yang berukuran 40 x 50 cm selanjutnya dipadatkan dan disiram.

3.4.5 Pemindahan Pembibitan Awal ke Pembibitan Utama

Sebelumnya dilakukan pembuatan lubang tanam yang dapat dibantu dangan alat khusus seperti sekop kecil, dan bor tanah. Kedalaman lubang tanam disesuaikan

(5)

25

dengan ukuran polybag kecil. Bibit dimasukkan kedalam lubang tanam, namun sebelum ditanam dasar lubang tanam diaplikasikan pupuk dasar, yaitu Rock Phosphate sebanyak 10 gram/bibit.

3.4.6 Perlakuan Penyiraman Sistem Tetes

Setelah bibit dipindahkan ke main nursery maka langkah selanjutnya adalah pembuatan penyiraman dengan sistem tetes yang menggunakan botol infus dan selang infus. Dan botol infus yang digunakan dapat menampung 500 ml air yang dilakukan untuk 1 kali penyiraman setiap harinya.

3.4.7 Aplikasi Mikoriza

Aplikasi mikoriza dilakukan setelah bibit dipindahkan ke main nursery. Rentang waktu untuk pengaplikasian Mikoriza setelah dipindahkan ke main nursery yaitu 3 (tiga) hari. Pengaplikasian Mikoriza ditabur disekitar perakaran tanaman. Dan aplikasi mikoriza dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat transplanting bibit dan pada 3 bulan setelah tanam (ditabur disekitaran akar, dengan menggali tanah sedikit).

3.4.8 Pemeliharaan Bibit

Setelah bibit di transplanting, selanjutnya dilakukan kegiatan pemeliharaan bibit yang meliputi beberapa pekerjaan, yaitu :

a. Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut rumput – rumput yang tumbuh di dalam polibag, sekaligus menggemburkan tanah. Rotasi penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma yang tumbuh dipolibag.

b. Pemupukan

Pupuk yang diberikan berupa pupuk NPK (15.15.6.4) sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh Buku Pintar Mandor (BPM). Pupuk RP diberikan sebagai pupuk

(6)

26

dasar yang diaplikasikan pada saat transplanting ke MN sebanyak 10 gr/bibit. Dan pengaplikasian pupuk rutin dengan rotasi 1x/2 minggu.

c. Penyiraman

Penyiraman yang diberikan disesuaikan dengan perlakuan yang telah ditentukan dan dengan volume airnya adalah 500 ml/polybag.

3.4.9 Kalibrasi a. Sistem Tetes

Botol infus yang dipakai dapat menampung 500 mL air yang dilakukan untuk 1 kali penyiraman setiap harinya. Bibit disiram pagi hari 08.00 WIB. Adapun lamanya penyiraman telah di kalibrasi dengan cara perhitungan dibawah ini : 1 ml : 20 tetes/menit

Waktu yang dibutuhkan (jam) = 500 ml : 60 menit = 8.3 jam b. Sistem Sebar

Penyiraman sebar dilakukan juga dengan jumlah air yang sama yaitu mencapai 500 ml, bibit juga disiram dua hari sekali, dilakukan dengan menggunakan gelas ukur atau gelas takar dengan ukuran 500 ml.

3.5 Pengamatan

Pengamatan pertama dilakukan pada saat bibit belum diberikan perlakuan apapun. Tujuannya adalah untuk mengetahui titik awal kondisi bibit. Dan pengamatan selanjutnya dilakukan dengan interval waktu 2 minggu sampai dengan waktu penelitian tugas akhir selesai. Beberapa hal yang perlu diamati adalah :

(7)

27 3.5.1 Tinggi Bibit (cm)

Pengukuran tinggi bibit dilakukan dengan menggunakan mistar dan dihitung mulai dari pangkal batang sampai ke ujung daun tertinggi.

3.5.2 Lingkar Batang (cm)

Lingkar batang diukur dengan menggunakan alat pengukur (meteran kain), pada ketinggian 2 cm dari permukaan tanah.

3.5.3 Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung semua daun yang telah membuka sempurna dan masih segar. Selain itu, juga dihitung daun yang telah pecah lidi. 3.5.4 Berat Kering Tajuk Tanaman (gram)

Perhitungan berat basah, dilakukan terlebih dahulu tajuk yang telah dibongkar dari polibag ditimbang beratnya. Sedangkan berat kering adalah tajuk yang telah digunakan pada berat basah dikeringkan pada oven dengan suhu 80˚C dan kemudian bagian – bagian yang dioven tadi ditimbang kembali dan pelaksanaan keduanya di akhir penelitian.

3.5.5 Berat Basah dan Berat Kering Akar Tanaman (gram)

Perhitungan berat basah, dilakukan terlebih dahulu akar yang telah dibongkar dari polibag ditimbang beratnya. Sedangkan berat kering adalah akar yang telah digunakan pada berat basah dikeringkan pada oven dengan suhu 80˚C dan kemudian bagian – bagian yang dioven tadi ditimbang kembali dan pelaksanaan keduanya di akhir penelitian.

3.5.6 Derajat Infeksi Mikoriza

Pemeriksaan derajat infeksi mikoriza akan dilakukan pada akhir penelitian melalui analisa laboratorium di Fakultas Biologi tanah USU.

(8)

28 3.6 Bagan Alur Penelitian

Persiapan Areal

Pembuatan Alat Penampung Air

Persiapan Media Tanam

Pengisian Polybag

Penanaman / Pemindahan Bibit

Perlakuan Penyiraman Sistem Tetes

Aplikasi Mikoriza

Pemeliharaan Bibit

Pengamatan

Pengolahan Data dan Uji Statistik

Laporan Penelitian

(9)

29 3.7 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pengajuan Judul dan Penyusunan

Proposal Penelitian

2 Persiapan Areal dan Pesiapan Media Tanam 3 Penanaman Bibit 4 Aplikasi Perlakuan 5 Pemeliharaan Rutin 6 Pengamatan 7 Analisa di Laboratorium 8 Analisa Data 9 Penyusunan Laporan 10 Seminar

Gambar

Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 100 - Teknologi Dirgantara telah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan Badan Informasi Geospasial (BIG)

dengan sensitiviti diplomasi yang lebih sihat.Hubungan baik antara aktor negara dapat menjelaskan yang bantuan demokrasi disalurkan dalam konteks hubungan dan

Dalam situasi atmosfir konfrontasi untuk mempertahankan Becak BSA, lahirlah organisasi BOM’S (BSA Owner Motorcycle’ Siantar), yang menentang keras upaya penghapusan Becak BSA

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa: elemen-elemen brand equity terdiri dari brand awareness, brand association, brand perceived quality dan brand loyalty secara

Tingginya nilai penurunan fosfat pada reaktor biofilter bermedia proses anaerob-aerob (T2) dibandingkan dengan nilai penurunan reaktor tanpa media proses

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dikemukan kesimpulan sebagai berikut. Konsep keadilan

Oleh karena itu, tidak wajib zakat atas perhiasan (yang terbuat dari emas atau perak) tersebut, dan tidak berlaku pula riba (dalam pertukaran atau jualbeli)

(1998) menyatakan bahwa untuk bisa dikatakan kompeten secara emosional, seseorang harus mengembangkan beberapa keterampilan yang berhubungan dengan konteks sosial, yaitu (1)