1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mensejahterakan kehidupan suatu negara, maka dari itu salah satu tujuan suatu negara adalah mencerdaskan kader-kader suatu bangsa. Kecerdasan seseorang biasanya sudah menjadi bawaan lahir namun harus tetap di asah dengan adanya pendidikan. Sedangkan pendidikan menurut (Nugraha, 2020) yaitu proses perkembangan yang di hasilkan dari hubungan antara individu dengan individu dan juga dengan lingkungan disekitar yang di alaminya sejak lahir sampai seumur hidupnya. Komponen dalam pembelajaran diantaranya kurikulum, guru, siswa, materi, metode, alat dan lain-lain. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dan siswa merupakan komponen yang tidak terpisahkan, pada saat pandemi ini pembelajaran berjalan secara daring maka dari itu guru harus lebih kreatif dalam mengajar sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan guru mudah dalam menyampaikan materi begitupun siswa akan lebih mudah dalam menerimanya.
Kurikulum merupakan salah satu dari komponen dalam pembelajaran yang menjadi acuan umum untuk mengetahui tercapainya tujuan yang telah di tentukan, di Indonesia pendidikan di dasarkan pada Kurikulum 2013. Kurikulum menurut (Alhamuddin, 2019) berpendapat bahwa rencana yang dijadikan panduan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kurikulum 2013 menekankan bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa (Student
Center), jadi guru hanya sebagai fasilitator dan siswa akan mengelola pengetahuan yang dimilikinya sehingga siswa berfikir kritis selama proses pembelajaran dan menjadikan siswa menjadi aktif. Pada Kurikulum 2013 menuntut guru harus kreatif dalam pembelajaran, dan pada Kurikulum 2013 juga sudah menyediakan buku guru dan buku siswa sebagai pedoman, dan menuntut guru harus mengembangkan sistem pembelajaran dan kreatif seperti guru di haruskan untuk menggunakan media yang bervariasi dalam pembelajaran, tetapi pada kenyataanya di lapangan implementasi Kurikulum 2013 di rasa masih kurang, seperti di SDN Banyubang, guru sudah konsisten menggunakan Kurikulum 2013 namun guru terkadang kesusahan mengembangan media yang bisa mengandung beberapa mata pelajaran seperti PPKn, IPS, B.indonesia dan lain-lain. Dalam hal ini kreatifitas Guru sangat dibutuhkan seperti mengembangkan media yang bisa mencangkup beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema.
Materi pada kurikulum 2013 memiliki hubungan satu sama yang lainya sehingga menimbulkan keterkaitan dan disusun menjadi suatu tema yang memuat mata pelajaran B Indonesia, IPS, IPA, PPKn, SBdP, dan PJOK. Dan juga pada kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan scientific. Pendekatan scientific adalah suatu proses pembelajaran yang berjalan sesuai aturan-aturan yang berisi tentang aktivitas yang meliputi lima M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Sedangkan menurut (Lestari, 2020) pendekatan scientific memiliki tujuan agar siswa bisa memahami, mengenal materi yang dipelajari menggunakan pendekatan ilmiah, dinyatakan bahwa pengetahuan berasal dari berbagai arah dari mana saja dan
dimana saja, dan tidak hanya berasal dari guru. Jadi dengan adanya pendekatan scientific ini diharapkan agar siswa mempunyai kemauan untuk mencari pengetahuan dari berbagai sumber misalnya dari lingkungan sekitar Siswa, dan mampu menyampaikan pendapatnya sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan Guru hanya sebagai fasilitator.
Komponen pembelajaran antara lain yaitu kesiapan guru dan siswa, adanya media, kurikulum dan lain-lain. Media memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran, media merupakan komponen yang sangat penting karena dengan menggunakan media saat proses pembelajaran akan memunculkan minat dan ketertarikan siswa untuk belajar. Pada saat mengajar guru harus menguasai materi yang akan disampaikan sehingga penyampaian materi kepada Siswa akan diterima dengan baik dan juga salah satu cara agar siswa mudah dalam memahami materi yaitu dengan mengaitkanya dengan lingkungan disekitar siswa (Kontekstual).
Keberhasilan guru saat mengajar dan menyampaikan materi bisa terlihat pada kelancaran komunikasi guru dengan siswa, ketidak lancaran komunikasi guru dan siswa akan mejadikan pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa tidak bisa di serap dengan baik dan tidak memahamkan siswa. Dan jika guru dalam menyampaikan materi menggunakan media yang tepat pasti proses penyampaian materi akan mudah di terima siswa dengan baik. Contohnya pada pembelajaran tematik di sekolah dasar yang mencangkup beberapa mata pelajaran seperti, B indonesia, SBdP dan lain-lain, yang di sesuaikan dengan tema akan lebih mudah jika dalam proses pembelajaran guru membantu siswa untuk memahamkan materi dengan menggunakan media
seperti video scribe karena pada video ini akan menampilkan teks, gambar dan audio secara bersamaan, karena seseorang ketika belajar akan lebih mudah jika animasi dan suara di tampikan secara bersamaan dari pada hanya menampilkan animasi dan teks saja sehingga pesan dari guru kepada siswa akan lebih mudah tersampaikan sehingga menjadikan komunikasi terjalin dengan lancar.
Alasanya karena media merupakan salah satu komponen yang bisa membantu proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan, dan juga media akan menjadikan proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan menumbuhkan minat siswa. Dan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran semata mata bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Sedangkan menurut (Jalinus, 2016) Pengaruh media dalam pembelajaran sangat besar terhadap alat-alat indra, dalam memahami isi pembelajaran dengan menggunakan media mejamin siswa akan lebih mudah dalam memahami materi dengan baik. Menurut (Prastowo, 2019) dengan adanya media akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Bagi siswa proses belajar akan lebih mudah di fahami, dan bagi guru akan menjadi medium untuk menyampaikan pesan kepada siswa, mampu mengelola kelas, dan meningkatkan minat dan motivasi Siswa untuk belajar. Pada suatu daerah pasti memiliki kearifan lokal masing-masing, kearifan lokal semakin hari semakin tidak terlihat, kearifan lokal merupakan hal yang penting untuk diterapkan di Sekolah Dasar karena kearifan lokal di sekolah dasar akan memberikan pembekalan pada siswa agar mencintai lingkunganya yang memiliki berbagai keberagaman dilingkungan tempat tinggalnya.
Penelitian awal yang dilakukan pada hari sabtu, tanggal 29 Agustus 2020 di SDN Banyubang hasil wawancara yang didapatkan bahwa pada Pandemi Covid ini pembelajaran yang berjalan di SDN Banyubang di lakukan secara Daring menggunakan aplikasi WhatsApp dan juga melakukan pembelajaran tatap muka atau (Luring) namun pembelajaran hanya berlangsung selama 3 jam dalam sehari. Itu menjadikan singkatnya waktu belajar dan akan mempersingkat siswa untuk memahami suatu materi, pada kelas IV SD pada materi tersebut guru hanya menggunakan media gambar saat mengajar Siswa. Karakteristik siswa kelas IV SD juga bisa di bilang masih labil karena kelas IV adalah perpindahan dari kelas bawah ke kelas atas, analisis kebutuhan dari siswa mengatakan bahwa siswa sedikit kesulitan dengan pembelajaran daring saat ini karena faktor sedikitnya waktu guru dalam menjelaskan, dan guru selalu memberikan tugas tanpa penjelasan yang panjang seperti pada saat pembelajaran tatap muka, dan juga guru hanya menggunakan media gambar yang menjadikan siswa sedikit bosan, dan membutuhkan media yang menyenangkan dan tidak membosankan. Kemudian analisis kebutuhan dari guru saat mengajar sedikit kesulitan dalam menggunakan media karena pembelajaran daring tersebut, guru juga kurang dalam mengaitkan materi dengan kearifan lokal yang ada di lingkungan siswa dan hanya berpacu pada buku tema, yang menjadikan siswa kurang memahami keunikan yang dimiliki daerah tempat tinggalnya, guru wali kelas 4 menyarankan dengan menggunakan media video merupakan solusi yang cocok untuk memecahkan masalah tersebut, jadi pembelajaran pada siswa kelas IV SD membutuhkan media dalam memahamkan siswa sebagai perantara menyampaikan materi yang
mengaitkanya dengan kearifan lokal yang ada di daerah tempat tinggal siswa dan bisa menarik perhatian siswa.
Siswa belajar dengan mendengarkan saja hasilnya akan berbeda dengan belajar dengan melihat sekaligus mendengarkan. Dengan media berupa video siswa bisa mendengarkan sekaligus melihat tayangan memahami materi yang ada di video. Melihat dari masalah tersebut peneliti memanfaatkan minat yang suka menonton tersebut menjadi bermanfaat dalam proses belajar mengajar.
Semakin kongkrit suatu media yang digunakan dalam pembelajaran akan semakin efektif pula hasil yang diperoleh siswa. Akan tetapi menimbulkan boros waktu, menurut (Prastowo, 2019) pada pembelajaran Tematik di butuhkan media pembelajaran yang multimedia serta multisensori misalnya seperti video. Jadi peneliti mengembangkan sebuah media video pembelajaran dalam proses belajar mengajar, dilihat dari fungsinya media memiliki peranan sebagai alat bantu mengajar yang turut mengembangkan daya fikir siswa. Salah satunya dengan menggunakan media "Video Scribe berbasis Kearifan Lokal". Jadi peneliti mengembangan media berupa video Scribe yang akan mengimbangi singkatnya waktu belajar Siswa, jadi video scribe ini akan melengkapi kekurangan dan singkatnya waktu belajar tersebut.
Alasan peneliti memilih media video scribe karena video scribe ini berisikan animasi, gambar, suara, teks, musik dan video scribe tersebut akan memudahkan dalam penyampaian suatu materi. Media audio visual ini akan menjadikan siswa termotivasi dalam belajar dan lebih mudah dalam memahami materi. berdasarkan hal ini pada pembelajaran tematik menggunakan media
video scribe akan menumbuhkan kemauan dan minat siswa untuk memahami kearifan lokal didaerahnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana Pengembangan media “Video Pembelajaran melalui Video Scribe berbasis Kearifan Lokal untuk Siswa kelas IV SDN Banyubang” ?
C. Tujuan Penelitian & Pengembangan
Tujuan penelitian merupakan harapan yang ingin dicapai oleh setelah penelitian dilaksanakan, berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah :
Untuk mengetahui pengembangan media” Video Pembelajaran melalui Video Scribe berbasis Kearifan Lokal untuk Siswa kelas IV SDN Banyubang”.
D. Spesifikasi Produk yang diharapkan
1. Konten
Media video Scribe ini menanyangkan tentang pembelajaran Tematik Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Subtema 2 Keunikan Tempat Tinggalku untuk kelas IV Sekolah Dasar, video ini menjelaskan tentang teks fiksi dan mengamati tentang tarian khas daerah tempat tinggal siswa, Berikut ini adalah
kompetensi dasar yang akan dicapai sesuai dengan Permendikbud No. 37 Tahun 2018.
Tabel 1.1 Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar B.Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.
SBdP
3.3 Mengetahui gerak tari kreasi daerah. 4.3 Meragakan gerak tari kreasi daerah PPKN
1.3 Mensyukuri keberagaman umat beragama di masyarakat, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhineka Tunggal Ika
2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhineka Tunggal Ika
3.3 Menjelaskan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari 4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
2. Konstruk
Gambar 1.1 Tampilan Utama Produk
Media video scribe ini berbentuk media audio visual. Video scribe ini merupakan video yang dikembangkan pada tahun 2012 oleh sparkol yaitu salah satu perusahaan yang ada di inggris. Video ini dinamakan media audio visual
karena menampilkan gambar seperti orang yang sedang menulis dan suara yang bisa didengar, materi dalam media ini sesuai karakteristik dan kebutuhan siswa agar siswa lebih semangat dan memahami materi yang ada, media ini bisa ditayangkan melalui LCD, labtop, dan juga smartphone dan bisa di dwonload dengan mudah.
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Pentingnya penelitian dan pengembangan yaitu untuk memudahkan siswa memahami pembelajaran tematik berbasis kearifan lokal yang ada di daerah tempat tinggalnya. Dan juga untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan media video scribe karena kesukaan masyarakat indonesia adalah menonton jadi saya memanfaatkan kegemaranan menonton tersebut dengan media video jadi siswa akan tertarik untuk memahami materi dengan menonton.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
Pengembangan media ini berdasarkan beberapa asumsi dan keterbatasan sebagai berikut :
1. Asumsi dari penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan media video scribe ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
a) Siswa kelas IV Sekolah Dasar sudah bisa mengoperasikan smarphone untuk menonton video scribe tersebut.
b) Siswa kelas IV Sekolah Dasar sudah memahami materi tentang teks fiksi, seni tari dan kearifan lokal.
2. Keterbatasan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan media ini memiliki berbagai keterbatasan sebagai berikut :
a) Pengembangan media video scribe ini hanya sampai pada uji coba produk yang dilakukan pada Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Subtema 2 Keunikan Tempat Tinggalku pada kelas IV Sekolah Dasar.
G. Definisi Operasional
Terdapat beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian yang perlu memaparkan penjelasan sehingga tidak menimbulkann kesalahan dalam pemahaman yang berbeda, dan kesalahan penafsiran, sekaligus memberikan batasan yang jelas terhadap maksud dari istilah-istilah tersebut yaitu :
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan suatu pesan berupa materi dari pengirimm ke penerima yang berfungsi agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang didapatkan dari media pembelajaran tersebut.
2. Sparkol Video Scribe
Video scribe merupakan salah satu media yang mencangkup beberapa jenis media seperti teks, gambar, suara dan animasi yang bisa dipilih sesuai keinginan pembuat, video scribe memiliki whiteboard animation yaitu suatu animasi yang terlihat seperti orang sedang menggambar atau menulis di papan tulis. Video scribe ini bisa di dwonload sesuai keinginan.
3. Kearifan lokal
Kearifan lokal adalah suatu potensi yang dimiliki oleh suatu daerah yang yang menjadi ciri-ciri pada derah tersebut yang terkandung nilai-nilai arif dan bijaksana yang di turunkan secara turun temurun, contohnya seperti tarian pada suatu daerah di Lamongan yaitu tari boranan, tari boranan merupakan tarian yang berasal dari Lamongan yang menggambarkan kehidupan penjual nasi boran yang menjajakan daganganya dan berkomunikasi dengan pembeli, tarian ini merupakan tarian tradisional yang menjadi ciri khas dari Kota Lamongan. Kearifan lokal selanjutnya yaitu legenda, di Lamongan juga terdapat legenda yaitu legenda tanjung kodok, legenda tersebut menceritakan asal usul batu yang menyerupai kodok yang sekarang tempat tersebut dijadikan tempat wisata yaitu WBL.